• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ALAT ANGKUT BELERANG YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE VALUE ENGINEERING BERDASARKAN STUDI ETNOGRAFI DI KAWAH IJEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN ALAT ANGKUT BELERANG YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE VALUE ENGINEERING BERDASARKAN STUDI ETNOGRAFI DI KAWAH IJEN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ALAT ANGKUT BELERANG YANG ERGONOMIS

MENGGUNAKAN METODE VALUE ENGINEERING BERDASARKAN STUDI

ETNOGRAFI DI KAWAH IJEN

Dyah Isyana Lastri, Yudha Andrian Saputra, Sritomo Wignjoesobroto.

Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: dyahisyana@yahoo.com ; msritomo@rad.net.id

ABSTRAK

Belerang adalah sumber daya alam mineral yang banyak digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. Indonesia sebagai negara dengan banyak gunung aktif sangat berpotensi untuk meningkatkan produksi hasil tambang tersebut. Lokasi eksplorasi utama belerang terletak di Gunung Kawah Ijen yang berada di dua kawasan Banyuwangi dan Situbondo. Kawah Ijen dijadikan sentra utama penghasil belerang dikarenakan dapat menghasilkan sekitar 14 ton dari kurang lebih 300 pekerja tiap harinya. Namun nilai tersebut hanyalah 20% dari potensi sebenarnya yang dapat dihasilkan oleh Kawah Ijen. Beberapa faktor kurangnya produktifitas hasil tambang belerang dikarenakan cara eksplorasi dan pengangkutan yang dilakukan masih secara tradisional. Selain dilihat dalam sudut pandang perekonominan dan industri secara makro. Faktor yang paling berperan dalam industri mineral belerang yaitu para penambang belerang. Resiko pekerjaan yang dihadapi sangat besar dalam hal fisik maupun mental. Resiko tersebut berasal dari cara kerja maupun dari lingkungan kerja. Oleh karena itu dilakukan identifikasi hazard terhadap lingkungan dan alat angkut yang digunakan oleh penambang belerang. Identifikasi Hazard mengenai kondisi area kerja akan dihasilkan sebuah rekomendasi penggunaan alat pelindung diri. Sedangkan mengenai identifikasi resiko pada alat angkut eksisting akan dilakukan perbandingan perhitungan beberapa parameter ergonomi sperti beban gaya, analisa postur tubuh berdasarkan metode OWAS, perhitungan keluhan berdasarkan Nordic Body Map, pengukuran denyut jantung, konsumsi energi, waktu istirahat yang dibutuhkan berdasarkan teori kemudian pengukuran jumlah waktu istirahat dan kecepatan pada kondisi riil. Dengan beberapa parameter tersebut akan dihasilkan rekomendasi perbaikan dengan perancangan produk baru yang dilakukan dengan menggunakan metode value engineering.

Dari hasil perhitungan setelah dilakukan uji coba prototype kepada beberapa para penambang belerang di Kawah Ijen, didapatkan hasil bahwa Perbaikan alat dilakukan dengan metode value engineering memiliki beberapa kriteria dengan bobot tertinggi yaitu keamanan penggunaan, kehandalan alat dan biaya pembuatan alat. Sedangkan hasil penilain perfomansi alternatif, didapatkan pilihan dengan nilai tertinggi pada alternative 8 yaitu dengan merancang desain terbaru menggunakan bahan material dari stainless steel. Kemudian berdasarkan pengolahan software WinOWAS didapatkan perbaikan dengan mpenurunan kategori dari 4 m enjadi 3 s etelah menggunakan alat rekomendasi yang menunjukkan adanya terjadi perbaikan. Kemudian berdasarkan wawancara terhadap keluhan berdasarkan Nordic Body Map diketahui bahwa terjadi perbaikan dengan pengurangan jumlah rasa sakit dengan rata-rata dari rata-rata keluhan sangat sakit menjadi cukup sakit saja setelah menggunakan alat rekomendasi. Berdasarkan perhitungan denyut jantung didapatkan penghematan energi setelah menggunakan alat hasil rekomendasi sebanyak 19% dan 24 % begitu pula pengurangan waktu istirahat. Berdasarkan observasi langsung didapatkan bahwa penggunaan alat hasil rekomendasi dapat mengurangi jumlah istirajhat yang semula 6 kali menjadi 4 k ali dalam jarak sejauh 1,8 km. dengan kecepatan masing masing menggunakan produk eksisting yaitu 0.8 km/jam menjadi 1.1 km/jam setelah mengguanakan produk hasil rekomendasi

KATA KUNCI : Identifikasi Hazard, Value engineering, Metode OWAS, Nordic Body Map, Denyut Jantung, Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat

PENDAHULUAN

Belerang merupakan salah satu bahan tambang yang cukup berguna di masyarakat. Hasil tambang belerang yang terdapat di Kawah Ijen sebagian besar akan disetor ke pabrik gula yang ada di kabupaten Banyuwangi dan belerang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan peledak. K arena proses sublimasi, belerang merupakan bahan tambang yang tidak terbatas. Namun dengan keadaan Indonesia yang telah kaya akan sumber daya alam belerang tersebut, masih saja dilakukan import dikarenakan masyarakat Indonesia sendiri kurang dapat mengeksplorasi lebih banyak belerang yang ada di Indonesia ini guna memenuhi permintaan belerang yang semakin meningkat tiap tahunnya. Kawah Ijen adalah gunung api yang menghasilkan belerang yang utama di Indonesia. Informasi dari pengelola Taman Nasional Alas Purwo, yang membawahi antara lain kawasan Kawah Ijen, bahwa sedikitnya 14 t on belerang setiap hari berhasil ditambang. Sedangkan analisa BPPTK, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyebutkan bahwa nilai tersebut hanya sekitar 20% d ari

potensi yang sesungguhnya yang disediakan oleh alam. Kendala utama penyebab minimnya hasil yang diperoleh adalah medan yang sulit dan teknologi [1].

Permasalahan utama yang terkait dalam bidang sosial dan ekonomi yang akan dikaji lebih dalam nantinya mengenai aktifitas penambang belerang yang menggantungkan seluruh mata pencahariannya kepada Kawah Ijen. Berbagai tulisan maupun liputan di televisi yang membahas mengenai kehidupan para penambang belerang di Kawah Ijen dan mengaku prihatin dan juga begitu kagum mengenai pekerjaan yang dilakukannya. Pekerjaan sehari-sehari penambang belerang lakukan adalah berjalan sekitar 8.5 km untuk mengangkut belerang seberat 70-100 kilogram dengan alat pengangkut sederhana yang hanya ditahan dengan 1 bahu saja hingga menuju lokasi pengumpulan belerang milik PT Candi Ngrimbi. Untuk tiap kilogram belerang yang dibawanya dibayar sebesar 800 r upiah. Jadi tiap bekerja akan mendapatkan sekitar 54 ribu rupiah. Harga yang didapatkan tidak setara dengan resiko yang harus dihadapi bagi seorang penambang.

(2)

Rumusan permasalahan yang akan dibahas yaitu mengenai pekerjaan sebagai seorang penambang belerang mempunyai resiko yang sangat tinggi namun tidak banyak para penambang belerang tidak sadar akan hal itu, oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi hazard agar mengetahui perlengkapan alat pelindung diri apa saja yang paling dibutuhkan. Disamping itu alat angkut yang digunakan perlu dilakukan perbaikan berdasarkan prinsip ENASE (efektif, nyaman, sehat dan efisien) menggunakan metode Value

engineering yang kemuadian akan dilakukan perbandingan

dengan berbagai atribut apakah Alat yang direkomendasikan lebih baik.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian dilakukan dengan mula-mula mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di Kawah Ijen berdasarkan observasi secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan. Kemudian dilakukan perumusan masalah yang akan coba diselesaikan dengan menentukan tujuan penelitian berdasarkan metode penilitian yang telah ditentukan. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari identifikasi hazard dan perancangan alat menggunakan metode value engineering. Pada bab identifikasi

hazard akan dilakukan identifikasi mengenai resiko dan hazard

apa saja yang dialami oleh penambang belerang selama bekerja. Pada bab perancangan dan pengembangan Alat menggunakan metode value engineering akan dilakukan beberapa tahap yaitu tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa, tahap pengembangan dan tahap. Bab selanjutnya yaitu Analisa dan Pembahasan yang akan dilakukan pembahasan mengenai efektifitas dari perancangan Alat perbaikan dengan membandingkannya dengan Alat eksisting mulai dari minimalisir resiko yang diakibatkan ketidak ergonomisan alat dan faktor-faktor lain yang mendukung bahwa Alat baru dapat memiliki nilai tambah. Disamping itu akan dilakukan pemberian rekomendasi alat-alat pelindung diri yang harus digunakan dalam bekerja untuk meminimalisir resiko yang diakibatkan dari lingkungan kerja. Bab terakhir adalah penarikan kesimpulan akhir dari proses-proses yang sudah dicapai sebelumnya. Hal ini terkait dengan kondisi sebelum dan setelah dilakukan penelitian terhadap objek mengenai rekomendasi-rekomendasi yang diberikan. Pada tahap akhir ini, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ada dan mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya

HASIL DAN DISKUSI Identifikasi Hazard

Pekerjaan yang dilakukan oleh para penambang belerang cenderung berbahaya, oleh karena itu memiliki berbagai macam resiko antara lain

• Suhu area pertambangan

Menurut bapak Tohari sebagai seorang teknisi area pertambangan menyatakan bahwa suhu di area pertambangan berkisar 35 -50 derajat celcius untuk kondisi tiap harinya dan dapat mencapai 90 de rajat celcius pada saat-saat tertentu. Kondisi tersebut tentu saja diluar ambang batas kewajaran suhu yang telah ditetapkan oleh Grandjean (1993) yaitu 30-40 derajat celcius. Pemaparan panas yang terus menerus akan mengakibatkan terjadinya kelelahan yang lebih cepat, Dehidrasi dan kulit menjadi merah akibat terbakar.

• Gas Belerang

Saat sebelum mendekati puncak kawah ijen sudah tercium bau asap belerang yang cukup menyengat. Kondisi demikian akan lebih parah ketika mencapai di lokasi

penambangan itu sendiri. Uap belerang yang dihirup terus menerus akan terakumulasi dan dapat menyebabkan kerusakan pada organ paru-paru. Untuk mengantisipasi hal tersebut para penambang belerang menggunakan pakaian mereka yang dibasahi dengan air kemudian digigit. Penggunaan masker dianggap akan mempersulit mereka untuk bernafas.

• Bongkahan belerang

Bongkahan belerang yang diambil dari lokasi pertambangan untuk diletakkan dikeranjang angkut mereka dapat mencapai 70-100 derajat celcius. Proses pengambilan dilakukan tanpa menggunakan alat pelindig seperti sekop bahkan sarung tangan. Hal tersebut akan mengakibatkan kulit terbakar dan belerang yang masih liquid tersebut dapat menyebabkan tangan menjadi gatal.

• Alat angkut hasil tambang

Alat angkut penambang belerang berbahan dasar dari bambu yang diletakkan di salah satu bahu secara bergantian.Bahan bambu yang keras menyebabkan timbulnya luka lecet dan perubahan bentuk bahu yang sebelumnya. Cara membawa demikian dinilai akan berbahaya bagi para penambang saat bekerja maupun dalam jangka panjang.

Pengukuran Berdasarkan Pendekatan Ergonomi a. Perhitungan Beban Gaya

Penguraian gaya yang terjadi saat menggunakan alat angkut eksisting adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Penguraian Gaya Pada Alat Eksisting

Pengukuran dilakukan pada kondisi ideal yaitu datar pada operator dengan berat bada 60 kg dan tinggi 170 cm. Berikut ini hasil perhitungan yang didapatkan.

∑Fy = 0

−FA cosα − FAB cos α+ FB = 0 FB= FA cos α + FAB cos α

= (mAx g) cos 10 + (58,4% x mA) cos 10 = 700 x 0,984 + 40,88 x 0,984

= 689,79 + 40.226 = 730.01592 N

b. Posisi Kerja Berdasarkan Metode OWAS

Terdapat dua posisi kerja dengan rincian sebagai berikut. 1. Mengangkat

Posisi badan membungkuk kesamping 1 posisi tangan berada di sejajar bahu

Berdiri dengan kedua lutut kaki sedikit di tekuk Beban yang di terima > 20kg

2. Membawa

Posisi badan membungkuk ke samping 1 posisi tangan berada di sejajar bahu Posisi kaki sedang berjalan

Beban yang di terima > 20kg

Sehingga ketika dimasukkan kedalan software WinOWAS akan didapatkan hasil berikut.

(3)

Gambar 2 Output Software WinOWAS Pada Penggunaan Alat Eksisting Berdasarkan hasil output diatas menunjukkan bahwa posisi tubuh saat menggunakan Alat eksisting terletak pada kategori 4 yaitu harus dilakukan perbaikan sekarang juga.

c. Nordic Body Map

Berdasarkan hasil wawancara kuisioner terhadap keluhan berdasarkan Nordic Body Map didapatkan 10 titik tubuh yang paling tinggi diderita antara lain.

Gambar 3. Rata-Rata Keluhan NBM Penggunaan Alat Eksisting

d. Pengukuran Denyut Jantung

Pengukuran denyut jantung dilakukan terhadap 3 operator dengan pengambilan sebanyak 3 kali aktifitas selama menggunakan alat eksisting sehingga didapatkan hasil berikut.

Tabel 1. Denyut Jantung Penggunaan Alat Eksisting

Selanjutnya dari hasil pengukuran denyut jantung akan dilakukan perhitungan konsumsi energi dan waktu istirahat seperti berikut.

Tabel 2. Konsumsi Energi Selama Penggunaan Alat Eksisting

Berdasarkan pengkategorian tingkat pekerjaan. Akttifitas pekerjaan sebagai penambang belerang termasuk dalam kategori pekerjaan Extremely heavy work.

Tabel 3. Perhitungan Waktu Istirahat

Aplikasi Value engineering

Perancangan alat menggunakan metode value

engineering terdiri dari 5 tahap yaitu

a. Tahap Informasi

Pada tahap informasi akan dilakukan pengumpulan informasi terhadap dimensi dan resiko yang ditimbulkan oleh Alat eksisting. Berikut ini adalah gambar alat angkut belerang eksisting.

Gambar 4. Alat Angkut Belerang Eksisting

b. Tahap Kreatif

Pada tahap kreatif ini dihasilkan 8 alternatif perbaikan alat angkut belerang sebagai berikut.

Tabel 4. Alternatif Perbaikan Alat Angkut Belerang

c. Tahap Analisa

Pada tahap analisa dilakukan pembobotan kriteria dengan membandingkan masing-masing kriteria menggunakan software EC2000.

Tabel 5. Pembobotan Kriteria

Kemudian dilakukan perhitungan perfomansi masing masing alternatif sehingga didapatkan hasil beikut.

Tabel 6. Perfomansi Masing-Masing Kriteria Terpilih

d. Tahap pengembangan

Pada tahap pengembangan dihasilkan desain Alat seperti berikut.

Gambar 5. Prototype Alat angkut Belerang Perbaikan

HR Aktifitas Nama Umur Normal Aktifitas 1 Aktifitas 2 Aktifitas 3 Rata-Rata

Suseono 32 77 184 181 187 184

Tohari 41 68 178 175 177 177

Jumianto 38 72 180 178 182 180

Operator HR

Ei Et KE

Normal Aktifitas kkal/me nit kkal/me nit kkal/me nit

Suseono 77 184 2.837 13.560 10.723

Tohari 68 173 2.428 12.481 10.053

Jumianto 72 176 2.600 12.965 10.365

HR Nama

No Nama Waktu Istirahat

(me nit) 1 Suseono 6.2051 2 Tohari 5.9077 3 Jumianto 6.0517 Kenyamanan pemakaian Keamanan Penggunaan Keandalan alat Kapasitas angkut alat Biaya pembuatan alat Berat material Kemudahan pembuatan alat Bobot 0.16 0.266 0.235 0.109 0.166 0.033 0.081 Desain Awal 2 3 5 8 10 6 6 5.509 I 4 3 5 8 10 6 6 5.829 II 3 4 2 8 9 5 5 4.950 III 9 2 6 10 6 7 5 6.104 IV 9 9 2 8 6 7 2 6.565 V 7 7 4 8 2 7 2 5.519 VI 7 7 3 8 6 2 5 6.026 VII 7 7 5 8 1 5 2 5.522 VIII 7 7 8 8 5 7 4 7.119 Kriteria Evaluasi Alternatif Modifikasi Score

(4)

Dan material dan rincian biaya yang diperlukan untuk pengembangan adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Kebutuhan Material dan Biaya Perancangan prototype

e. Tahap Presentasi

Pada tahap presentasi akan dilakukan perbandingan mengenai penggunaan Alat rekomendasi yang dijelaskan pada penjelasan berikutnya.

Perbandingan Penggunaan Alat Sebelum dan Sesudah Perbaikan

Perbandingan akan dilakukan berdasarkan perhitungan berikut ini.

a. Beban Gaya Penggunaan Alat Rekomendasi

Berikut ini adalah penguraian gaya penggunaan Alat rekomendasi.

Gambar 6. Penguraian Gaya Pada Penggunaan Alat Rekomendasi Sehingga didapatkan perhitungan berikut.

∑Fy = 0

−FA/2 − FAB+ FB = 0 FB= FA /2 cos α + FAB cos α

= (mAx g )/2 cos 40 + (58,4% x mA) cos 40 = 350 x 0,766 + 40,88 x 0,766

= 268.1 + 31.314 = 299.414 N

b. Posisi Kerja Menggunakan Metode OWAS saat

Penggunaan Alat Rekomendasi.

Terdapat 2 posisi yang akan dilakukan penilaian yaitu 1. Mengangkat

Posisi badan membungkuk kedepan Posisi tangan berada di dibawah bahu Posisi tubuh duduk

Beban yang di terima > 20kg

2. Membawa Posisi badan membungkuk ke depan Posisi tangan berada di bawah bahu

Posisi kaki sedang berjalan Beban yang di terima > 20kg

Sehingga didapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan posisi saat menggunakan Alat rekomendasi berikut.

Gambar 7. Hasil output Software WinOWAS pada penggunaan Alat Rekomendasi

C. Denyut Jantung Setelah Perbaikan

Setelah dilakukan uji coba Alat eksisting didapatkan hasil denyut nadi, perhitungan konsumsi energi dan waktu istirahat yang diperlukan seperti di bawah ini.

Tabel 8. Denyut Nadi Setelah Menggunakan Alat Rekomendasi

Tabel 9. Konsumsi Energi Setelah Menggunakan Alat Rekomendasi

Tabel 10. Waktu Istirahat yang Dibuhkan saat Menggunakan Alat Rekomendasi

d. Perbandingan Kecepatan Saat Menggunakan Alat

Eksisting dan Alat Rekomendasi

Perbandingan kecepatan dilakukan kepada seorang operator bernama bapak Tohari mulai dari area pertambangan hingga menuju pondokan milik PT candi Ngrimbi yang jaraknya berkisar 1,8 km. Pencatanan waktu dilakukan ketika bapak Tohari memulai istirahat hingga mualai berjalan kembali, berikut selanjutnya yang dilakuakan untuk pengukuran waktu istirahat berikutnya. Perbandingan dilakukan dengan membawa beban yang sama pada alat rekomendasi maupun alat eksisting. Berikut ini waktu istirahat real yang dialakukan selama observasi langsung terhadap penambang belerang.

Tabel 11. Perbandingan Pengukuran Jumlah Waktu Istirahat

Tabel 12. Perbandingan Kecepatan Penggunaan Alat

Analisa dan Perbandingan Penggunaan Alat Eksisting dan Alat Rekomendasi

a. Analisa Beban Kerja

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan menggunakan persamaan fisika yaitu persamaan newton pada seorang operator dengan tinggi tubuh 170 cm dan berat badan 60 cm saat membawa beban seberat 70 kg. Diketahui bahwa beban kerja yang dihasilkan saat menggunakan alat eksisting dengan meletakkan beban di salah satu bahu pada sudut kemiringan 10 derajat yaitu sebesar 730.01592 N. Sedangkan beban kerja yang dihasilkan saat menggunakan palat

Kompone n Harga

Pipa Stainless Steel diameter besar 2 buah Rp 150,000 Pipa stainless steel diameter kecil 1 Rp 70,000 Elbow 8 buah Rp 88,000

Plat stainless steel

-Bantalan busa 1 m2 Rp 20,000

Ongkos Rp 300,000

Total Biaya Rp 628,000

HR Aktifitas Nama Umur Normal Aktifitas 1 Aktifitas 2 Aktifitas 3 Rata-Rata

Tohari 41 68 161 157 171 163

Jumianto 38 72 174 167 154 165

Operator HR

Ei Et KE

Normal Aktifitas kkal/menit kkal/menit kkal/menit Tohari 68 173 2.428 10.604 8.176 Jumianto 72 176 2.600 10.604 8.003

Nama HR

No Nama Waktu Istirahat (menit) 1 Tohari 4.757 2 Jumianto 4.618

Perbandingan Istirahat

ke- Alat Eksisting

Alat Rekomendasi 1 04:57 02:12 2 03:41 01:53 3 07:15 05:41 4 02:05 02:45 5 02:35 -6 03:17 -menit 20:33 12:31 detik 1233 751 Waktu Istirahat (menit) Total Waktu Istirahat

Perbandingan Satuan Alat Eksisting Alat

Rekomendasi

km 1.8 1.8

meter 1800 1800

jam 2 jam 32 menit 1 jam 43 menit

menit 152 103

detik 9120 6180

Waktu Istirahat detik 1233 751

Waktu Berjalan detik 7887 5429

Kecepatan m/s 0.2282 0.2913

Jarak

(5)

rekomendasi didapatkan nilai beban kerja sebesar 299.414 N. Pada penggunaan alat rekomendasi, beban benda dibagi 2 karena berat dari benda tersebut dibagi rata pada kedua buah bahu sehingga menghasilkan beban kerja yang lebih ringan. Sedangkan dengan memusatkan benda pada salah satu bahu akan menyebabkan beban kerja yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan dengan berat beban yang sesungguhnya.

b. Analisa Posisi Berdasarkan Metode OWAS

Berdasarkan penggunaan pengolahan data pada software WinOWAS mengalami perubahan kategori yang semula menjadi kategori 4 menurun menjadi kategori 3.Perubahan kategori yang semula 4 unt uk perlu dilakukan sekarang juga cukup mengalami perbaikan menjadi kategori 3 yaitu perbaikan segera dilakukan sesegera mungkin. Proses penghilangan resiko menjadi tidak mungkin dilakukan untuk para penambang belerang dikarenakan pekerjaan mereka yang cenderung sangat beresiko dan berbahaya karena beban yang diangkut melebihi berat tubuh mereka.

c. Analisa Data Nordic Body Map

Pada analisa data Nordic Body Map para penambang belerang dengan menggunakan produk eksisting didapatkan 10 bagian-baagian tubuh yang paling banyak mengalami sakit dari 28 titik tubuh yang berdasarkan Nordic Body Map. Berdasarkan wawancara 15 penambang belerang menunjukkan bahwa bagian-bagian tubuh tersebut antara lain leher atas, leher bawah, bahu kiri dan kanan, punggung, lengan atas kanan, pinggang lutut kiri dan kanan lalu terakhir pada pergelangan kaki kanan. Rata-rata operator menyatakan bahwa 10 titik tersebut mengalami kesakitan dengan kategori 3 – 4 yaitu sakit dan sangat sakit.Letak keluhan yang paling sering dialami dan tertinggi yaitu pada bagian bahu kanan yaitu sebesar 3.40. Hal tersebut dikarenakan material yang digunakan dan ditekankan pada punggung besifat keras, yang dimaksud adalah tidak adanya bantalan pada punggung sehingga tongkat bambu yang terkena bahu secara terus menerus selama membawa beban yang sangat berat yang berkisar 70-100 kilogram menyebabkan terjadinya gesekan pada kulit bahu yang menimbulkan terjadi lecet dan penebalan daging pada bahu.

Gambar 8. Perbandingan Rata-rata Keluhan NBM

Berdasarkan grafik perbandingan data keluhan sesudah dan sebelum menggunakan alat menggunakan Nordic Body

Map ditunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah keluhan dan

dan rasa sakit yang ditimbulkan setelah menggunakan alat. Rasa sakit pada bahu menjadi berkurang karena alat rekomendasi yang diberikan terdapat bantalan sehingga tidak menyebabkan gesekan yang besar pada bahu, selain itu bantalan lain juga diberikan pada bagian punggung karena nantinya 3 titik yaitu bahu kanan, bahu kiri dan punggung yang akan dijadikan tumpuan untuk menahan beban. Pengurangan keluhan yang signifikan tersebut menujukkan bahwa alat angkut belerang eksisiting cukup berhasil meskipun banyak para penambang yang cenderung lebih suka menggunakan alat lama karena menganggap hal tersebut sudah biasa dan sakit yang dialami oleh tubuh mereka merupakan resiko yang harus didapatkan.

d. Analisa Denyut Jantung

Pengukuran denyut jantung selama menggunakan produk eksisting dilakukan terhadap 3 penambang belerang yaitu bapak Suseono, Tohari dan Jumianto. Selanjutnya dilakukan uji coba penggunakan alat angkut rekomendasi kepada bapak Tohari dan Jumianto.Pengukuran denyut jantung ini digunakan untuk menentukan konsumsi energi dan waktu istirahat yang dibutuhkan ketika melakukan aktifitas. Terjadi perbaikan terhadap penggunnan alat rekomendasi dibandingkan dengan alat eksisting,misalkan pada bapak Tohari yang sebelum menggunakan alat rekomendasi memiliki denyut jantung 177 bpm, setelah menggunakan alat rekomendasi terjadi penurunan denyut jantung yaitu 163 b pm. Penurunan denyut jantung tersebut dapat menimbulkan penurunun kebutuhan akan konsumsi energi yang semula 10.0527 kkal/menit menurun menjadi 8.176 kkal/menit. Berdasarkan penurunan konsumsi energi tersebut dapat menyebabkan pula penurutan waktu istirahat yang dibutuhkan. Ketika aktifitas kerja dilakukan selama 10 menit akan dibutuhkan waktu istirahat sebanyak 5.9077 menit dengan menggunakan alat eksisting, sedangkan setelah menggunakan alat rekomendasi, waktu istirahat yang dibutuhkan untuk mengembalikan kondisi tubuh berkurang menjadi 4.7573 menit. Berdasarkan ketiga parameter yaitu denyut jantung, konsumsi energi dan waktu istirahat yang diperlukan saat mengunakan alat rekomendasi menunjukkan adanya perbaikan dengan adanya GAP yang cukup besar terdhadap penggunaan alat eksisting. Pengukuran konsumsi energi diperlukan untuk menghasilkan penggunaan energi yang lebih efektif dan efisien untuk meminimalisir resiko yang mungkin terjadi.Dengan adanya pengurangan konsumsi energi dan waktu istirahat yang dibutuhkan, penambang belerang dapat memanfaatkan energi dan waktu istirahat mereka menjadi lebih produktif seperti melakukan pertambangan lagi dalam sehari, setidaknya dapat meminimalisir resiko yang ditimbulkan akibat beban kerja yang ditekannka pada tubuh secara berlebihan.

e. Analisa Kecepatan

Perhitungan kecepatan dilakukan dengan melakukan pengukuran yang dilakukan terhadap bapak tohari selam menggunakan alat eksisting dan alat rekomendasi.Jarak tempuh dan beban yang diangkut disamakan untuk mendapatkan hasil perbandingan yang valid.Pengukuran mulai dilakukan pada lokasi pertambangan, saat pak tohari mulai berjalan. Jalanan terjal dan menanjak dibentuk menyerupai tangga yang dibangun dengan menumpuk bebatuan. Saat menggunakan alat angkut eksisting, pak tohari membutuhkan 6 kali istirahat dari lokasi pertambangan menuju pondok bunder milik PT Candi ngrimbi yang berjarak sekitar 1,8 km dengan beban 70 kg. Sedangkan saat menggunakan alat angkut rekomendasi hanya dibutuhkan 4 kali istirahat dengan waktu istirahat yang lebih singkat. Disamping itu waktu yang dibutuhkan lebih cepat yaitu 1 jam 43 menit saat menggunkan alat angkut rekomendasi. Sedangkan saat menggunakan alat angkut eksisting dibutuhkan waktu yang lebih lama yaitu 2 jam 32 menit. Dengan waktu tempuh dikurangi total waktu istirahat tersebut didapatkan kecepatan jalan saat menggunakan alat eksisting yaitu 0.2282 m/s meningkat menjadi 0.2913 m/s. pengukuran kecepatan hanya dilakukan sekali pada 1 operator dikarenakan medan yang terjal dan kapasitas peneliti yang kurang cukup. Namun dengan selisih perbedaan kecepatan penggunaan alat tersebut menunjukkan bahwa penggunaan alat rekomendasi dapan lebih produktif dengan penggunaan waktu yang lebih efisien.

f. Penentuan Bobot Kriteria pada Software EC2000

Pembobotan kriteria dilakukan dengan membandingkan masing-masing kriteria satu dengan yang lainnya untuk

(6)

mendapatkan kriteria mana yang paling penting dalam perancangan produk.Berdasarkan pembobotan yang telah dilakukan didapatkan bobot tertinggi sebesar 0.266 pada kriteria kenyamanan alat. Nilai tersebut dimaksud bahwa alat yang dibuat nantinya dapat mengurangi resiko MSDS berdasarkan referensi yang ada dan memungkinkan untuk diimplementasikan.Selanjutnya bobot tertinggi kedua pada kriteria keandalan alat yaitu sebesar 0.235. Kriteria keandalan alat sangat perlu karena medan yang terjal mebutuhkan alat yang tahan banting, sedangkan untuk dapat menampung berat belerang diperlukan alat yang sangat kuat dan tidak mudah patah ataupun bengkok, disamping itu karena kadar asam yang tinggi di lokasi penambangan membutuhkan alat yang tidak mudah korosi. Pembobotan tertinggi ketiga yaitu bernilai 0.166 pada kriteria biaya pembuatan alat. Biaya pembuatan alat perlu diperhatikan karena terkait objek yang tidak memungkinkan mengeluarkan biaya lebih besar untuk membeli alat angkut.

g. Analisa Matrik Evaluasi dan Perfomansi Alternatif

Terpilih

Pada Matrik evaluasi dilakukan perbandingan masing-masing alternatif dengan kriteria yang telah ditentukan.Pada matrik evaluasi didapat alternatif 8 sebagai nilai tertinggi dengan rata-rata 6.571 pada kategori baik. Kemudian matrik evaluasi yang telah dibuat akan dilakuakn perhitungan perfomansi masing-masing alternatif dengan mengalikan dengan bobot masing-masing kriteria. Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai tertinggi pada alternatif 8 yaitu bernilai 7.119. setelah diketahui alternatif mana yang dipilih kemudian akan dilakuakn perencanaan alat dengan membuat desain alat angkut baru dengan material utama yang terbuat dari Stainless steel kemudian memberikan bantalan pada beberapat titik yang bersentuhan dengan tubuh seperti, bahu, pungung atas dan punggung bawah.

h. Analisa Perancangan Produk

Perancangan produk dimulai dengan menentukan hipotesa bahwa sebagai perbaikan dari metode yoke pack yaitu menggunakan metode backpack, oleh karena itu beban akan lebih dipusatkan kepada bagian punggung. Terdapat perbaikan terhadap pembuatan alat menggunakan satainless steel dengan desain awal autocad. Perubahan terjadi bada pengurangan jumlah batang pada bagian punggung dan bagian material akan berkurang menjadi 1 b atang saja guna menghemat biaya produksi dan juga menghasilkan produk yang lebih ringan. Dalam segi biaya produk yang direkomendasikan memang jauh lebih mahal dibandingkan dengan produk eksisting, namun dalam kriteria lain produk hasil rekomendasi jauh lebih unggul dalam hal kenyaman, kehandalan dan keamanan yang merupakan kriteria dengan bobot tertinggi.

i. Analisa Rekomendasi Penanganan Hazard

Berikut ini adalah rekomendasi alat pelindung diri yang sebaiknya digunakan para penambang belerang melakukan proses pertambangan.

Gambar 9. Rekomendasi Alat Pelindung Diri

KESIMPULAN/ RINGKASAN

Beberapa simpulan yang dapat diambil dari penelitian tugas akhir yang telah dilakukan berikut antara lain:

1. Perbaikan alat dilakukan dengan metode value engineering memiliki beberapa kriteria dengan bobot te rtinggi yaitu keamanan penggunaan, kehandalan alat dan biaya pembuatan alat.

2. Dari hasil penilain perfomansi alternatif, didapatkan pilihan dengan nilai tertinggi pada alternatif 8 yaitu dengan merancang desain terbaru menggunakan bahan material dari stainless steel

3. Berdasarkan pengolahan software WinOWAS didapatkan perbaikan dengan mpenurunan kategori dari 4 m enjadi 3 setelah menggunakan alat rekomendasi yang menunjukkan adanya terjadi perbaikan.

4. Berdasarkan wawancara terhadap keluhan berdasarkan

Nordic Body Map diketahui bahwa terjadi perbaikan

dengan pengurangan jumlah rasa sakit dengan rata-rata dari rata-rata keluhan sangat sakit menjadi cukup sakit saja setelah menggunakan alat rekomendasi.

5. Berdasarkan perhitungan denyut jantung didapatkan penghematan energi setelah menggunakan alat hasil rekomendasi sebanyak 19% da n 24 % b egitu pula pengurangan waktu istirahat.

6. Berdasarkan observasi langsung didapatkan bahwa penggunaan alat hasil rekomendasi dapat mengurangi jumlah istirajhat yang semula 6 kali menjadi 4 kali dalam jarak sejauh 1,8 km. dengan kecepatan masing masing menggunakan produk eksisting yaitu 0.8 km/jam menjadi 1.1 km/jam setelah mengguanakan produk hasil rekomendasi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Europan Agency for Safety and Health at Work (2011),

What are Hazard Risk and Harm, Dilihat pada 11 April

2013

[2]Grandjean (1993). “Fitting the Task to the Man”, In Tarwaka, H. B. Solichul, & S. Lilik, Ergonomi untuk

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas,

Surakarta: UNIBA Press.

[3]Kelly, D .(2010), Ergonomics Definition, Costs and

Enforcement, Bethesda: National Electrical Contractors

Association.

[4]Tarwaka, Solichul HA, B., & Sudiajeng, L .(2004), Kelelahan Akibat Kerja, In Ergonomi Untuk

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas .pp.

107-112. Surakarta: UNIBA Press.

[5]Wignjosoebroto, S .(2007), Kesehatan dan Keselamatan

Kerja, In Handout Mata Kuliah K3 , p. 18.,Surabaya:

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan mengatur pembagian kewenangan dalam tugas pengawasan khususnya di bidang perbankan antara Otoritas Jasa Keuangan dengan Bank

mengenai nilai pengaruh dari investasi teknologi informasi yang dilakukan, khususnya pada bidang sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi informasi.. Memberikan saran

Kimia Bahan peledak 6-13 32 - Definisi Handak, Klasifikasi Bandak dan Bahan Pendorong Serta Rangkaian Peledak P b. Mekanika Teknik 1-5 10 - Analisa Stuktur,

Salah satunya adalah semangat do-it-yourself yang diwariskan oleh era 1970-an punk, desainer London seperti Tom Dixon dan Ron Arad terinspirasi untuk mengajar diri

merupakan program prioritas dalam percepatan informasi tentang desa, sehingga potensi desa, produk unggulan desa, dan progres pembangunan desa bisa dipromosikan dan

%HUGDVDUNDQ IHQRPHQD WHUVHEXW PHQXQMXNNDQ EDKZD SURVHV SHQGLGLNDQ SROLWLN VHFDUD LGHDO GDSDW PHPHQJDUXKL SHQJHWDKXDQ SROLWLN GDUL PDV\DUDNDW 2XWSXW GDUL SHQJHWDKXDQ LWX DNDQ WDPSDN

Q iamullail ialah satu amalan sunat yang bererti ‘bangun malam’ iaitu bangun dengan tujuan untuk beribadat kepada Allah SWT amalan qiamullail bukanlah satu perkara baru,

Berbekal pemahaman Kalian tentang karakteristik soal rutin dan soal non rutin yang dikaitkan dengan materi pelajaran matematika pada setiap jenjang kelas di