PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK DENGAN
METODE NETWORK CPM DALAM INSTALASI UNIT
AIR CONDITIONING
DISUSUN OLEH :
NAMA : AGUNG TRIADI UMBARA NIM : 41605110051
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, N a m a : Agung Triadi Umbara N I M : 41605110051
Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri
Judul Skripsi : Penerapan Manajemen proyek dengan metode network cpm dalam instalasi unit Air Conditioning.
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sangsi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
LEMBAR PENGESAHAN
Penerapan Manajemen Proyek dengan Metode Network CPM
Dalam Instalasi Unit Air Conditioning
Disusun Oleh :
Nama : Agung Triadi Umbara NIM : 41605110061
Jurusan : Teknik Industri
Pembimbing
(Ir. H. Muhammad Kholil, MT.)
Mengetahui
Koordinator TA / KaProdi
ABSTRAK
Penerapan manajemen proyek dengan metode network CPM dalam instalasi unit Air Conditioning
Suatu proyek yang dilaksanakan tanpa adanya perencanaan, penjadwalan dan pengkoordinasian yang matang sering kali menyebabkan keterlambatan waktu dari schedule yang telah ditentukan, yang tentu saja hal tersebut jelas akan menyebabkan melambungnya biaya proyek. Oleh karena hal tersebut pelaksana proyek perlu menerapkan fungsi manajemen proyek secara matang agar dalam pelaksanaan suatu proyek dapat mencapai sasaran jangka pendek yang telah menjadi tujuan dari pelaksanaan proyek tersebut. Dan untuk mewujudkannya diperlukan suatu metode yaitu menggunakan metode network CPM ( Critical path method ).
Dengan metode network CPM ini dapat diketahui kegiatan mana yang bersifat kritis sehingga diperlukan penanganan khusus agar dalam pelaksaannya tidak mengalami keterlambatan. Pada Tugas akhir ini penerapan manajemen proyek dengan metode network CPM akan diterapkan pada proses penginstalasian unit Air Conditioning , dimana hal tersebut diharapkan dapat tercapainya kurun waktu penyelesaian proyek yang telah ditentukan, dengan mutu dan kualitas yang dipersyaratkan.
Hasil penelitian untuk diagram network dalam penginstalasian tata udara akan diketahui logika ketergantungan antara elemen-elemen atau kegiatan-kegiatan yang mendukung proyek tersebut, yaitu kegiatan yang dimulai dengan aktifitas A sampai dengan kegiatan aktifitas AL, dimana waktu yang diperlukan untuk proyek tersebut selama 33 hari, dimana hal tersebut akan tertuang dalam suatu network diagram. Dan dengan adanya penjadwalan tersebut diharapkan pelaksanaan proyek dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan yaitu tercapainya tepat waktu, biaya dan mutu yang baik.
.
Kata kunci : CPM ( critical path method ), jalur kritis, network diagram dan gantt chart.
ABSTRACT
Application of project management method with CPM network in the installation of unit Air Conditioning
A project that was conducted without any planning, scheduling and the Coordinating cooked often cause delays in the time of the schedule has been
determined, which of course it will clearly cause increase cost of the project. Because it is implementing a project management function will need to implement the project in order to mature in the implementation of a project can achieve short-term targets that have been the goal of the implementation of the project. And for bring into reality needed a method that is using the network method CPM (Critical path
method). With this method the network CPM can be activities which are so critically needed special handling in order to carrying out of not experience delays. At the end of this task the implementation of project management with CPM network method is applied to the process on the installation of Air Conditioning unit, which it expected to reach a settlement within the specified project, with quality and quality required. Results of research for the network diagram in the installation procedure will be air logic dependencies between the elements or activities that support the project, the activities that begin with A to activities with the activities of AL, where the time needed for the project for 33 days, which it will be written in a network diagram. And with the scheduling of the project is expected to be done in accordance with the achievement of the expectedtime, cost and quality is good.
Keywords: CPM (critical path method), critical path, network diagram and gantt chart.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “ Penerapan Manajemen Proyek dengan Metode CPM dalam instalasi unit Air Conditioning” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata I Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan skripsi ini, yakni kepada :
1. Ibu dan Ayah penulis atas perhatian, kasih sayang, dan kesabaran mereka yang sangat berarti bagi penulis.
2. Bpk Ir.H.Muhammad Kholil, MT, selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, semangat serta ilmu yang tak ternilai harganya.
3. Istriku tercinta lya marlina dewi, yang telah memberikan doa, semangat dan pengertian yang luar biasa sehingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Bpk Sun Kusuma serta seluruh karyawan PT Wirakusuma Sejahtera yang telah memberikan pengertian dan dorongan semangat kepada penulis.
5. Pak wardi selaku estimator PT WIRA KUSUMA SEJAHTERA, yang telah banyak membantu dan meluangkan pikiran kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar di Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta atas pencerahan ilmu yang telah diberikan
7. Bpk Yana, Budiyanto, Azis Widodo, Yusman, Syahrul, dan seluruh teman-teman angkatan ke 7 PKSM jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana atas semangat dan kerjasama selama menjalani perkuliahan.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan mamfaat yang sebesar-besarnya, dan semoga kasih sayang Allah SWT senantiasa tercurah kepada kita semua. Amiiinn.
Jakarta, Maret 2009
DAFTAR ISI
Halaman Judul Halaman Pernyataan ... i Halaman Pengesahan ... ii Abstraksi ... iii Kata Pengantar ... vDaftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... x
Daftar Gambar ... xi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1.2 Rumusan masalah ... 1.3 Batasan masalah ... 1.4 Tujuan penelitan... 1.5 Metode penelitian... 1.6 Sistematikan penulisan... LANDASAN TEORI 1 2 2 3 3 4
2.1 Pengertian Manajemen Proyek... 2.2 Teknik Manajemen Proyek... 2.2.1 simbol dalam CPM... 2.2.2 Logika ketergantungan kegiatan diagram anak panah... 2.2.3 kegiatan Semu ( Dummy )...
7 9 11 12 13
BAB III
BAB IV
BAB V
2.2.4 Penentuan Waktu... 2.3 Metode Jalur Kritis... 2.4 Program PERT... 2.5 Pembuatan Peta Waktu...
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek penelitian... 3.2 Metode pengumpulan data... 3.3 Metode pengolahan data... 3.4 Analisa data... 3.5 Kerangka pemecahan masalah...
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data... 4.2 Pengolahan Data... 4.2.1 Pembentukan diagram network... 4.2.2 Perhitungan waktu masing-masing kegiatan... 4.2.2.1 Perhitungan maju... 4.2.2.2 Perhitungan mundur... 4.2.2.3 Perhitungan kelonggaran waktu...
ANALISA DATA
5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data... 16 22 23 24 26 26 28 30 31 32 39 40 42 42 46 50 51
BAB VI
5.2 Analisa diagram network... 5.3 Analisa Peta Waktu...
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan... 6.2 Saran... Daftar Pustaka Daftar Lampiran 53 55 57 58
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4-2 Tabel 4-3 Tabel 5-1 Tabel 5-2
Data Kegiatan Proyek Data Kelonggaran Waktu Data kegiatan Proyek Tabel Jalur Kritis
40 50 45 46
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2-1 Gambar 2-2 Gambar 2-3 Gambar 2-4 Gambar 2-5 Gambar 2-6 Gambar 2-7 Gambar 3-1 Gambar 3-2 Gambar 4-1 Gambar 5-1
Logika ketergantungan antara kegiatan A dan B Logika ketergantungan antara kegiatan C,D dan E Logika ketergantungan kegiatan P,Q dan R yang salah
Logika ketergantungan kegiatan P,Q dan R yang salah
Logika ketergantungan antar kegiatan K,L,M dan N yang salah
Logika ketergantungan antar kegiatan K,L,M dan N yang benar
Kegiatan semu dan kejadian semu pada awal network Logika ketergantungan koordinasi lapangan
Kerangka pemecahan masalah Network diagram proyek AC
Diagram network dengan durasi waktu
13 13 14 14 14 15 15 29 31 41 53
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ekonomi masyarakat kita dalam era globalisasi ini menjadikan maraknya pembangunan gedung – gedung bertingkat dengan dilengkapi unit Air conditioning seperti rumah tempat tinggal, sarana perkantoran, sarana olahraga, mall dan gedung – gedung sosial seperti rumah sakit dll, hal tersebut diatas menjadi tuntutan bagi para kontraktor dan konsultan untuk saling bersaing mendapatkan proyek tersebut, dengan mengandalkan kualitas, nilai jual dan tepat waktu.
Dan untuk mencapai hal tersebut diatas untuk pengolahan suatu proyek diperlukan suatu perencanaan, penjadwalan, dan pengkoordinasian secara tepat, teliti, efektif dan efisien agar mendapatkan sebuah hasil yang berkualitas, rapih, tepat waktu dan memuaskan konsumen. Pelaksanaan instalasi unit Air
Conditioning yang tidak terencana dan terjadwal mengakibatkan pekerjaan lapangan menjadi tersendat sehingga tenaga dan waktu yang diperlukan menjadi lebih lama dan hal tersebut akan menjadiakan cost atau biaya yang tinggi. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah manajemen proyek yaitu dengan metode CPM (Crithical Path Method) / Metode jalur kritis.
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan atas latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu analisa masalah dalam pelaksanaan proyek instalasi unit Air Coonditioning yang meliputi pekerjaan :
1. Estimasi proyek
2. Pekerjaan pemasangan indoor dan outdoor unit 3. Pemasangan panel kontrol
4. Instalasi kabel kontrol dan kabel power 5. Instalasi pipa refrigerant dan drain 6. Instalasi ducting supply dan return 7. Testing running unit
Agar pekerjaan tersebut diatas dapat berjalan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, digunakan suatu analisa jaringan kerja dalam kegiatan instalasi unit Air Conditioning jenis Split Duct ( Air Cooled Condensor ) dengan metode CPM.
1.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Penjadwalan pelaksanaan proyek penginstalasian unit Air Conditioning dengan menggunakan metode CPM/Metode jalur
BAB I PENDAHULUAN
kritis agar tepat waktu dari mulai pekerjaan persiapan sampai dengan selesai.
2. Data proyek yang dibahas adalah waktu yang diperlukan untuk penyelesaian proyek tersebut.
3. Instalasi unit Air Conditioning yang digunakan berkapasitas 10 sampai 100 Pk yang biasa digunakan untuk untuk gedung – gedung mall atau perkantoran. Adapun merk yang biasa kami gunakan adalah ACSON dan FUJIAIRE.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui berapa lama perkiraan waktu penyelesaian proyek. 2. Untuk mengetahui kegiatan mana yang bersifat kritis dalam hubungannya
dengan penyelesaian.
1.5 Metode penelitian
Dalam melakukan penulisan tugas akhir ini, penulis melakukan metode gabungan dari beberapa cara pendekatan dengan cara melakukan penelitian – penelitian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1. Penelitian Lapangan
Dengan metode ini penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan yang berisikan pengumpulan data – data lapangan serta wawancara langsung dengan para pekerja dan pengawas proyek yang berhubungan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini.
2. Penelitian kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari literatur, buku – buku serta catatan kuliah yang ada, yang digunakan sebagai dasar dan landasan teori untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II : Landasan Teori
Pada bab ini membahas mengenai teori – teori yang mendukung dan digunakan untuk mengolah data yang ada.
BAB III : Metodologi Penelitian
Bab ini memberikan penjelasan tentang objek penelitian, metode yang
digunakan dalam pengumpulan data, metode pengolahan selanjutnya analisis data, analisis hasil dan kerangka pemecahan masalah.
BAB IV : Pengumpulan dan pengolahan data
Dalam bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai pengumpulan dan pengolahan data, dimana data proyek akan diuraikan dalam bentuk suatu tabel kegiatan, dan dalam pengolahan data berisi pembentukan diagram network, waktu terjadinya masing – masing kegiatan seperti waktu maju, waktu mundur dan perhitungan kelonggaran waktu.
BAB V : Analisa data
Pada bab ini akan memberikan suatu analisa diagram network dan analisa waktu masing – masing kegiatan sampai tercapainya suatu proyek, seperti analisa
BAB I PENDAHULUAN
waktu maju dan waktu mundur, analisa perhitungan kelonggaran waktu dan analisis the gantt chart.
BAB VI : Kesimpulan dan saran
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisa data serta saran – saran yang diberikan penulis berdasarkan penelitian dan pengolahan data.
Bab II Landasan Teori
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Proyek
Kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas.
Proyek adalah kegiatan dengan waktu dan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu hasil akhir yang telah ditentukan.
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Yang diamaksud dengan proses disini adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan yang sistematis dengan sumber daya yang terdiri dari tenaga, keahlian, peralatan, dana dan informasi.
Uraian diatas adalah merupakan identifikasi beberapa perilaku yang dominant dari kegiatan proyek yang merupakan keharusan cara pengelolaan yang berbeda dari pengelolaan suatu kegiatan dengan lingkungan dan suasana yang relative stabil seperti kegiatan operasi rutin, cara pengelolaan tersebut yang kemudian dinamakan manajemen proyek
Manajemen proyek merupakan suatu teknik yang digunakan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya
Bab II Landasan Teori
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Konsep manajemen proyek adalah merupakan buah pemikiran tentang manajemen yang ditujukan untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek.
Secara umum manajemen proyek mempunyai 3 tahap yaitu : 1. Perencanaan.
Tahap perencanaan meliputi identifikasi kegiatan, perkiraan waktu kegiatan dan hubungan logika tergantung antar kegiatan. Dalam Metode Jalur Kritis/ CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation Review And Tecnique) ini yang menghasilkan jaringan kerja.
2. Pembuatan skedul sumber daya yang diperlukan.
Sumber daya yang diperlukan terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya yang berbentuk material, seperti peralatan mesin dan uang untuk setiap kegiatan.
3. Pengawasan
Meliputi laporan perkembangan proyek yang berpengaruh terhadap jaringan kerja dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi selama proyek berlangsung.
Tahap perencanaan dimulai dengan menguraikan kegiatan-kegiatan yang dalam diagram jaringan kerja, kegiatan tersebut dinyatakan dengan anak panah. Adapun guna dari diagram anak panah tersebut untuk mempelajari jenis kegiatan yang berbeda secara rinci dan yang lebih penting lagi adalah untuk mengembangkan suatu jadwal proyek, adapun tujuan akhir dari tahap penjadwalan adalah membentuk urutan waktu yang dapat menunjukan waktu
Bab II Landasan Teori
mulai dan selesainya suatu kegiatan serta hubungan satu sama lainnya dalam proyek. Jadwal juga harus mampu menunjukan kegiatan-kegiatan yang kritis yang dalam hal ini perlu mendapat perhatian khusus kalau proyek harus selesai tepat pada waktunya.
2.2 Teknik Manajemen Proyek : Critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation and Review technicque (PERT)
Critical Path Method (CPM) dan project evaluation and review technique (PERT) dikembangkan oleh dua kelompok yang berbeda-beda secara simultan pada waktu yang bersaman (1956 – 1958). CPM pertama-tama dikembangkan oleh E.I du Pont de Nemours Company sebagai terapan untuk proyek kontruksi, kemudian dilanjutkan oleh Mauchly associates sementara di lain pihak PERT dikembangkan oleh U.S navy untuk jadwal penelitian dan pengembangan kegiatan program peluru kendali polaris.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada Critical Path Method (CPM) dan program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan proyek dan menguraikan semua aktivitas..
2. Membuat keteterkaitan antara masing –masing aktivitasnya. Prioritaskan aktivitas mana yang harus didahului dan mana yang harus mengikuti yang lain.
Bab II Landasan Teori
3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan semua aktivitas.
4. Membebankan estimasi waktu dan atau biaya ke masing-masing aktivitas.
5. Hitunglah jalur waktu paling panjang yang melalui jaringan itu, ini disebut dengan jalur kritis.
6. Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pegendalian proyek.
Kedua metode ini kita kenal dengan istilah network analysis atau teori jaringan kerja. Pada dasarnya kedua metoda analisis ini adalah sama. Perbedaannya terletak pada perkiraan waktu., Critical Path Method (CPM) memperkirakan waktu dengan cara pasti (deterministic) sementara Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan cara kemungkinan (probabilitas).
Critical Path Method (CPM) dan program Evaluation and Review Technique (PERT) sangatlah memiliki peranan penting, karena kedua metoda tersebut bisa menjawab segala pertanyaan yang akan timbul dari suatu proyek. Adapun pertanyaan-pertanyaaan itu adalah sebagai berikut :
1. Kapan keseluruhan proyek akan dapat diselesaikan.
2. Apakah aktivitas kritis atau tugas-tugas dalam proyek akan menunda keselurahan proyek.
3. Apakah aktivis non kritis yaitu pekerjaan-pekerjaan yang bisa berjalan terlambat tanpa menunda penyelesaian keseluruhan proyek.
Bab II Landasan Teori
4. Probabilitas apa yang akan membuat proyek itu diselesaikan pada tanggal tertentu.
5. Pada suatu tanggal tertentu, apakah proyek sesuai jadwal, dibelakang jadwal atau didepan jadwal.
6. Pada suatu tanggal yang telah ditentukan, apakah jumlah uang yang akan dibelanjakan itu sama, kurang dari atau lebih besar dari jumlah yang telah ditentukan.
7. Apakah ada sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan proyek tepat pada waktunya.
8. Jika proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih singkat, cara apa yang paling baik untuk menyelasaikan proyek tersebut dengan biaya yang sekecil mungkin.
2.2.1 Simbol Dalam CPM (Critical Path Method)
Dalam Metode jalur kritis/CPM (Critical Pat Method) waktu melaksanakn kegiatan dianggap sudah pasti dan untuk menentukan jalur kritis perlu dibuat diagram jaringan kerja dengan menggunakan simbol-simbol sebagai berikut :
a. Anak panah (arrow), menyatakan sebuah sebuah kegiatan atau aktivitas. Diatas anak panah ditulis simbol kegiatan, sedangkan dibawah anak panah ditulis waktu kegiatan. b. Lingkaran kecil (nodle), menyatakan sebuah kejadian
Bab II Landasan Teori
dimungkinkan terdapat lebih dari satu peristiwa, tapi diantara dua peristiwa hanya boleh ada satu kegiatan. c. Anak panah putus-putus menyatakan kegiatan semu atau
dummy. Dalam kegiatan jaringan kerja, kegiatan semu atau dummy boleh ada atau tidak, kegiatan ini dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat dua peristiwa.
2.2.2 Logika Ketergantunngan Kegiatan Diagram Anak Panah
Diagram anak panah mengambarkan keterkaitan antara kegiatan atau aktivitas proyek. Suatu anak panah biasanya dipergunakan untuk mewakili suatu kegiatan dengan ujungnya menunjukkan arah kemajuan proyek. Hubungan suatu kegiatan dengan kegiatan yang terjadi sebelumnya ditunjukkan oleh adanya kegiatan.
Yang dimaksud dengan kejadian ialah saat yang menggambarkan permulaan atau pengakhiran suatu kegiatan, sedangkan kegiatan merupakan elemen pekerjaan yang memerlukan waktu.
Logika ketergantungan kegiatan dinyatakan sebagai berikut :
1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Bab II Landasan Teori
A B
3 2
1
Gambar 2.1 Gambar logika ketergantungan antara kegiatan A dan kegiatan B
Kegiatan A bisa juga ditulis (1,2) dan kegiatan B (2,3)
2. Jika kegiatan C, D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai, maka: C D F E 1 4 3 3 2
Gambar 2.2 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan C, D dan E
2.2.3 Kegiatan Semu ( Dummy Activities )
Untuk menyusun suatu kegiatan yang bisa memenuhi ketentuan-ketentuan diatas maka kadang-kadang kegiatan semu (dummy activities). Kegiatan semu adalah bukan kegiatan yag dianggap sebagai kegiatan, hanya saja tanpa memerlukan waktu, biaya dan fasilitas. Adapun kegunaan daru kegiatan semu antara lain sebagai berikut :
1. Untuk menghindari terjadinya dua buah kejadian yang dihubugkan oleh lebih dari satu kegiatan (sejajar). Seperti pada gambar berikut :
Bab II Landasan Teori
P Q R
Gambar 2.3 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan P,Q dan R yang salah. Karena gambar diatas berarti bahwa kegiatan (31,32) itu adalah kegiatan P atau Q atau R. Untuk membedakan ketiga kegiatan itu, maka harus digunakan dummy sebagi berikut :
P P
Q atau Q
R R
Gambar 2.4 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan P,Q dan R yang benar
Kegiatan : P = (31,32) P = (32,34)
Q = (31,34) Q = (31,34)
R = (31,33) R = (33,34)
2. Untuk menunjukkan urutan-urutan kegiatan yang tepat. Seperti pada gambar berikut dibawah ini :
K M L N 31 32 32 33 34 32 33 31 2 5 4 6 3 34 31
Bab II Landasan Teori
Gambar 2.5 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan K,L,M dan N yang salah. Gambar diatas menunjukkan hubungan yang salah, sebab seolah-olah kegiatan N harus didahului kegiatan K dan kegiatan M harus didahului oleh kegiatan L, padahal tidak demikian. Untuk menghindari kesalahan ini dapat digunakan kegiatan semu.
K M
L N
Gambar 2.6 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan K,L,M dan N yang benar.
3. Untuk memenuhi ketentuan, dimana suatu network harus dimulai oleh satu kejadian dan diakhiri oleh satu kejadian, kadang-kadang harus ditambahkan satu kejadian semu pada awal suatu network, satu kejadian semu pada akhir network, dan kegiatan-kegiatan semu yang meghubungkan kejadian awal atau akhir dengan kejadian-kejadian didalam network, apabila network dimulai atau diakhiri oleh beberapa kejadian. Seperti gambar dibawah ini :
A B C 2 3 5 4 7 6 1 3 4 2
Bab II Landasan Teori
Dalam pelaksanaannya, simbol-simbol ini digunakan eengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :
a. Diantara dua kejadian yang sama, hanya ada boleh digambarkan satu anak panah.
b. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor. c. Aktivitas hanya mengalir dari kejadian bernomor rendah ke
kejadian bernomor tinggi.
d. Diagram hanya memiliki sebuah initial event dan sebuah terminal event.
2.2.4 Penentuan Waktu
Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram network utnuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian.
Dalam mengestimasi dan menganalisa waktu ini, akan didapatkan satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path). Disamping lintasan kritis ini terdapat lintasan-lintaan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini tidak mempunyai waktu untuk bisa terhambat, yang dinamakan float. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah netwiork, dan ini dipakai pada
Bab II Landasan Teori
waktu penggunaan network dalam praketk. Float ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float dan free float.
1. Notasi yang digunakan
Untuk memudahkan perhitungan penentuan waktu ini digunakan notasi-notasi sebagai berikut :
TE = saat tercepat terjadinya kejadian (earliest event occurance time) TL = saat paling lambat terjadinya kejadian (latest event occurance time) ES = saat tercepat dimulainya aktivitas (activity start time)
EF = saat aplig lambat diselesaikannya aktivitas (earliest activity start time) LS = saat paling lambat dimulainya aktivitas (latest activity start time) LF = saat paling lambat diselesaikannya aktivitas (latest activity finish time) T = waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas (activity duration time) S = total slack/ total float
SF = free slack/ free float
2. Asumsi dan Cara Perhitungan
Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga buah dasar yaitu :
a. Proyek hanya memiliki satu initial event dan terminal event. b. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke nol. c. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TE = TL.
Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri dari dua cara yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (back computation). Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak dari initial event
Bab II Landasan Teori
menuju terminal event. Sedangkan pada perhitungan mundur perhitungan bergerak dari terminal event menuju initial event. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur diperlukan lingkaran event yang terbagi atas tiga bagian yaitu :
a = ruang untuk nomor kejadian.
b = ruang untuk menunjukkan saat paling cepat terjadinya kejadian (TE), yang juga merupakan hasil perhitungan maju.
c = ruang untuk menunjukkan saat paling lambat terjadinya kejadian (TL), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur.
a b
c
3. Perhitungan Maju
Ada tiga langkah yang dilakukan pada perhitungan maju, yaitu :
a. Saat tercepat terjadinyan inial event ditentukan pada hari ke nol sehingga untuk initial event berlaku TE = 0. (asumsi ini tidak benar untuk proyek yang berhubungan dengan proyek-proyek lain).
b. Kalau initial event terjadi pada hari ke nol, maka : (i,j)
t ES (i,j) = TE (j) = 0
ES (i,j) = ES (i,j) + t(i,j) i 0
c
j
Bab II Landasan Teori
= TE (j) + t (i,j)
c. Event yang menggabungkan beberapa aktivitas (merge event). EF (i1,j)
EF (i2,j)
EF (i3,j)
Sebuah event hanya dapat terjadi jika aktivitas-aktivitas yang mendahuluinya telah diselesaikan. Maka saat paling cepat terjadinya sebuah event sama dengan nilai terbesar dari saaat tercepat untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas yang berakhir pada event tersebut.
TE (j) = max (EF (i1,j), EF (i2,j),..., ef (in,j))
4. Perhitungan Mundur
Seperti halnya pada perhitungan maju pada perhitungan mundur juga terdapat tiga langkah, yaitu :
a. Pada terminal event berlaku TL = TE
b. Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saat paling lambat untuk menyelesaikan aktivitas itu dikurangi dengan durasi aktivitas tersebut.
(i,j) t LS = LE – t LF (i,j) = TL, dimana TL = TE i TE j TL
Bab II Landasan Teori
Maka :
LS (i,j) = TL (j) – t (i,j)
c. Event yang mengeluarkan beberapa aktivitas (burst event) LS (i1,j)
LS (i2,j)
LS (i3,j)
Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang mendahuluinya telah terjadi. Oleh karena itu, saat paling lambat terjadinya sebuah event sama dengan nilai terkecil dari saat-saat paling lambat untuk memulai aktivitas-aktivitas yang berpangkal pada event tersebut.
TL(j) = min (LS(i,j),LS(i2,j),..., LS(in,j)
5. Perhitungan Kelonggaran Waktu
Setelah perhitungan maju dan perhitungan mundur selesai dilakukan kelonggaran waktu dari aktivitas(I,j), yang terdiri dari total float (S) dan free float (SF). Total float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan. Total float dapat dihitung dengan cara mencari selisih antar saat paling cepat dimulai aktivitas (LS-ES), atau mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas (LS-EF).
Bab II Landasan Teori
Jika akan menggunakan persamaan S = LS – ES, maka total float aktivitas (i,j) adalah :
S(i,j) = LS(i,j) – ES(i,j)
Dari perhitungan mundur kita tahu bahwa LS(i,j) = TL(,j) – t(i,j). Sedangkan dari perhitungan maju ES(i,j) = TE(i,j). Maka :
S(i,j) = TL(i,j) – t(i,j) – TE(i)
Jika akan menggunakan persamaan S = LF – EF, maka total float aktivitas (i,j) adalah :
S(i,j) = LF(i,j) – EF(i,j)
Dari perhitungan maju kita tahu bahwa EF(i,j) = TE(j) + t(i,j) Sedangkan dari perhitungan mundur LF(i,j) = TL(j), maka :
S(i,j) = TL(j) – TE(j) – t(i,j)
Dan yang dimaksud dengan free float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling tercepat terjadinya event lain pada network.
Free float aktivitas (i,j) dihitung dengan cara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event diujung aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas (i,j) tersebut.
SF(i,j) = TE(j) - EF(i,j)
Dari perhitungan maju didapat EF(i,j) = TE(j) + t(i,j), maka : SF(i,j) = TL(j) – TE(j) – t(i,j)
Bab II Landasan Teori
2.3 Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
Suatu lintasan adalah rangkaian dari sejumlah kegiatan yang dimulai dari kejadian awal dan berhenti pada kejadian akhir. Berdasarkan ketentuan ini maka definisi jalur kritis dapatlah ditetapkan sebagai berikut :
1. Suatu jalur dimana tiap kejadian pada jalur tersebut mempunyai waktu kejadian paling lambat, maka jalur tersebut jalur kritis.
2. Jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jalur kritis sama dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proyek.
3. Semua kegiatan yang terletak di jalur kritis disebut kegiatan kritis. ketentuan-ketentuan lainnya adalah :
1. Jalur kritis dapat juga melalui kegiatan dummy atau kegiatan semu. 2. Jalur kritis dapat terdiri dari beberapa jalur.
3. Waktu penyelesaian suatu kegiatan kritis tidak boleh melebihi waktu yang sudah ditentukan, karena keterlambatan dapat memperpanjang waktu penyelesaian seluruh proyek.
Metode Jalur kritis menggambarkan suatu proyek dalam bentuk network dengan komponen aktivitas-aktivitas. Agar metode ini dapat diterapkan maka suatu proyek harus memiliki ciri sebagai beikut :
1. Kegiatan suatu proyek harus ada waktu mulai dan waktu akhir.
2. Kegiatan dapat dimulai atau diakhiri dan dilaksanakan secara terpisah dalam suatu rangkaian tertentu.
Bab II Landasan Teori
3. Kegiatan dapat diatur menurut rangkaian tertentu.
Jalur kritis digunakan untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang sangat tinggi (kegiatan kritis). Dan jika kegiatan kritis ini mengalami keterlambatan maka akan memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan, oleh karena itu mempercepat waktu penyelesaian kegiatan kritis akan mempercepat penyelesaian proyek secara keseluruhan.
2.4 Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Metode yang digunakan untuk memntukan lama waktu pengejaan kegiatan adalah variable random atau disebut dengan evaluation and review technique (PERT). Waktu setiap kegiatan dihitung atas tiga dasar perkiraan, yaitu :
a = waktu optimis b = waktu spesimis
m = waktu paling mungkin
Perkiraan lama waktu kegiatan atau sama dengan istilah rata-rata dalam bahasa sehari-hari atau μ dalam bahasa matematika dapat dihitung dengan cara :
Mean = μ = a+2m+b 6
Dalam persamaan tersebut, setiap a dan b mempunyai bobot satu dan waktu normal memiliki bobot 4. Oleh karena itu total bobot adlah 6 (1+1+4) dan dibagi
Bab II Landasan Teori
dengan 6 sebagai rata-rata bobot. Sedangkan b-a sama dengan 6 standar deviasi. Berarti satu standar deviasi sama dengan b-a dibagi 6 atau :
1 standar deviasi = σ (b – a/6) Tujuan dari metode ini adalah :
1. Untuk menentukan probabilitas tercapainya batas waktu proyek.
2. Untuk menetapkan kegiatan dimana dari suatu proyek yang merupakan bottleneck menentukan waktu penyelesaian seluruh proyek sehingga dapat diketahui pada kegiatan mana kita harus bekerja keras agar jadwal dapt terpenuhi.
3. Untuk mengevaluasi akibat dari perubahan-perubahan program, program evaluation and review technique (PERT) juga dapat mengevaluasi akibat dari terjadinya penyimpangan pada jadwal proyek .
2.5 Pembuatan Peta Waktu
Sebagai langkah terakhir dari perhitungan network ini adalah membuat peta waktu yang merupakan jadwal pelaksanaan proyek. Peta ini harus dibuat dengan memperhatikan batasan-batasan dari sumber yang digunakan, karena tidak mungkin beberapa aktivitas dapat diselesaikan sekaligus mengingat terbatasnya tenaga kerja dan peralatan.
Dalam masalah ini kita menggunakan chart bar. Chart bar adalah sekumpulan diagram balok yang disusun dengan maksud mengindentifikasi unsur waktu dari urutan dalam perncanaan suatu proyek. Bila ditelusuri lebih baik dari
Bab II Landasan Teori
kebelakang bagan balok ini ternyata sudah dipakai sejak lama. Bagan balok ini ditemukan oleh H.L Gantt. Oleh sebab itu namanya dijadikan istilah untuk bagan balok dengan sebutan Gantt Chart.
Bab III Metode Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap proyek Bandara ADISUCIPTO Jogja, yang dirancang dengan luas area kurang lebih 900 meter persegi, adapun unit Air Conditioning yang akan dipasang adalah jenis AC Central Split Duct dengan kapasitas total unit yang diperlukan adalah 80 pk. Ruangan didesign menggunakan unit AC Split Duct kapasitas 10 Pk.
3.2 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, adapun data yang diambil adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian proyek.
Secara garis besar kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : − Estimasi unit AC, material dan upah pekerja
− Persiapan material yang menyangkut kegiatan dilapangan − Pemasangan unit AC
Bab III Metode Penelitian
− Penarikan instalasi pipa refrigerant, instalasi saluran udara (Ducting), saluran Drain dan instalasi kabel power
− Test running unit
2. Dokumentasi
Dokumentasi yang telah didapat dari proyek seperti gambar proyek, kondisi lapangan, dan kapasitas unit Air conditioning akan menjadi sebuah rencana anggaran biaya, analisa harga satuan pekerjaan, material, upah pekerja dan perlengkapan yang akan dibutuhkan selama proyek berlangsung. Dimana semua data diatas akan diolah oleh divisi estimator untuk selajutnya akan dikerjakan oleh devisi teknik.
3. Wawancara
Untuk memperkuat data dokumentasi yang telah didapat dari proyek maka wawancara adalah jalan yang terbaik untuk mengetahui kondisi lapangan dengan jelas. Dan wawancara dilakukan dengan proses Tanya jawab dengan bagian Project department, ME ataupun teknisi.
Adapun data yang akan diperoleh adalah − Penempatan unit AC
− Jalur penarikan instalasi pipa refrigerant, saluran udara, drain dan kabel power
− Penentuan titik diffuser
Bab III Metode Penelitian
Semakin tepat dan akurat data atau kondisi lapangan yang didapat, akan mempercepat waktu pekerjaan dimana setiap kesulitan atau hambatan yang akan dihadapi harus selalu dikoordinasikan dengan pihak lapangan terutama Owner atau bagian ME (Mechanical Electrical).
3.3 Metode Pengolahan data
Langkah – langkah dalam pengolahan dan analisa data untuk proyek Bandara dengan kapasitas unit AC 80 Pk adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan jaringan kerja ( Network diagram ) proyek
Jaringan kerja dibuat berdasarkan data proyek yang telah didapat dilapangan untuk menyatakan logika ketergantungan antara kegiatan pekerjaan yang menyatakan susunan atau urutan peristiwa yang terjadi selama penyelenggaraan proyek berlangsung, sesuai dengan urutan dan aturan tertentu untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan, seperti dalam diagram dibawah ini dimulai dari suatu persiapan sampai dengan test running unit dimana seluruh kegiatan dilapangan harus selalu terkoordinasikan dengan baik.
Bab III Metode Penelitian Persiapan Koordinasi Instalasi ducting Instalasi pipa refrigerant,power, drain finishing Running test
Gambar 3.1 Gambar logika ketergantungan koordinasi lapangan
2. Penentuan waktu
Setelah membuat rangkaian kegiatan, langkah selanjutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas guna menegaskan kapan suatu kegiatan dimulai dan kapan akan berakhir, dan selanjutnya menganalisa seluruh kegiatan network untuk menentukan waktu terjadinya masing – masing kegiatan yaitu waktu maju dan waktu mundur.
3. Perhitungan waktu
Setelah penentuan waktu masing – masing kegiatan selesai maka kita dapat menentukan jalur kritis dan total float suatu proyek yang mana hal tersebut adalah sama dengan umur proyek, hal tersebut dapat kita analisa dan mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaaan yang sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
Bab III Metode Penelitian
Sementara total float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu aktifitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan, dihitung dengan mencari selisih antara saat paling cepat dimulai aktifitas atau dengan mencari selisih antara saat paling lambat dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas.
3.4 Analisa Data
Analisa data meliputi : 1. Analisis diagram network
2. Analisis waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek 3. Analisis kelonggaran waktu
Bab III Metode Penelitian
3.5 Kerangka Pemecahan Masalah
Gambar 3.2 Gambar kerangka pemecahan masalah
Survei awal 1. Menetapkan tujuan 2. Perencanaan 3. Identifikasi masalah 4. Perumusan Masalah Pengumpulan data
1. Data-data kegiatan proyek
2. Data waktu / durasi masing-masing kegiatan proyek
Analisa Data
1. Analisis Diagram Network
2. Analisis waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam pelaksaan proyek
3. Analisis kelonggaran waktu 4. Analisis peta waktu
Kesimpulan dan Saran
Selesai Pengolahan Data
1. Pembuatan jaringan kerja
2. Penentuan waktu dan biaya kegiatan 3. Perhitungan kelonggaran waktu
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan
data
Beberapa data yang diperlukan dalam penjadwalan ini adalah seluruh kegiatan pekerjaan beserta durasi waktu dalam penyelesaian proyek tersebut, yang kemudian seluruh data tersebut akan digunakan dalam Diagram jaringan kerja ( network diagram ), adapun data kegiatan proyek yang diambil adalah kegiatan secara garis besarnya saja.
Untuk meningkatkan akurasi perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek, maka data proses penginstalasian unit air conditioning secara garis besar dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Pekerjaan persiapan meliputi mencari data 2. pekerjaan saluran udara ( ducting )
3. pekerjaan instalasi pipa refrigerant 4. pekerjaan instalasi pipa drain
5. pekerjaan pemasangan unit ac ( indoor dan outdoor AC ) 6. pekerjaan electrikal
7. pengetesan unit 1. pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi : a.survey lapangan
survey lapangan dilakukan untuk dapat mengestimasi biaya dan material yang akan dibutuhkan dalam suatu proyek, seperti kondisi bangunan, berapa meter
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
persegi ruangan yang akan dikondisikan, berapa besar beban yang dihasilkan oleh ruangan tersebut ( jumlah orang yang ada, mesin komputer, lampu, beban jendela dll ), jalur untuk saluran udara dan pemipaan harus disesuaikan dengan kondisi plafon dan main hole yang ada. Pekerjaan survey lapangan ini hanya perlu dilakukan selama satu hari.
b.Design gambar instalasi
Setelah data dikumpulkan maka selanjutnya adalah mendesaign ruangan yang akan dikondisikan, dari desaign inilah akan diketahui estimasi material dan biaya yang akan diperlukan dalam suatu proyek. Adapun design gambar instalasi ini membutuhkan waktu 2 hari
c.persiapan alat kerja
setelah survey lapangan dan design selesai dilakukan selanjutnya dilakukan persiapan alat kerja baik untuk proses instalasi saluran udara atau instalasi jalur pipa refrigerant, misalnya mesin lock untuk ducting, gunting, martil, mesin las listrik dan las gas oksigen, bending pipa, flaring tool pipa, pressure gauge dll, pekerjaan persiapan alat ini membutuhkan waktu 2 hari.
d. pengadaan material ducting dan instalasi pipa
pengadaan material ini dapat dilaksanakan berbarengan dengan persiapan alat kerja, seperti pengadaan seng, glass wool, kertas allumunium foil, pipa
refrigerant, hermaflek, ductipe lengket, pembalut vinil, perak las dll, kegiatan ini dri mulai purchase order
sampai onsite dilapangan membutuhkan waktu 3 hari
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
2. pekerjaan saluran udara ( ducting)
a. layout dan pemotongan seng untuk ducting
pekerjaan ini membutuhkan waktu 1 hari, untuk kemudian setelah dilayout seng akan difabrikasi menjadi ducting
b. pembuatan ducting sesuai design yang dibuat.
Proses ini merupakan lanjutan dari layout dan pemotongan seng, dan membutuhkan waktu 3 hari
c. isolasi ducting dengan glass wool dan kertas alumunium foil
setelah ducting dipabrikasi, selanjutnya membungkus seng ducting dengan Glass woll kemudian dibalut dengan kertas allumunium foil.
e. pembuatan gantungan ducting
pekerjaan pembuatan gantungan ducting dapat dilakukan berbarengan dengan pembuatan ducting, hal ini hanya memerlukan waktu satu hari
f. pemasangan gantungan ducting
setelah selesai dibuat maka gantungan ducting langsung dipasang dilapangan dengan waktu yang diperlukan adalah 2 hari.
g. pemasangan ducting
setelah ducting selesai dubut dan gantungan ducting terpasang maka ducting yang telah dipabrikasi dapat dipasang, waktu untuk kegiatan ini 3 hari
h. pemasangan Flexible duct.
Setelah jalur utama atau main duct terpasang langkah selanjutnya memasang flexible duct untuk dikonek ke box grill, waktu yang diperlukan selama 2 hari i. pemasangan box diffuser
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
setelah flexible duct ditarik maka langkah selanjutnya adalah pemasangan box diffuser untuk kemudian dikonek dengan supply air grill atau return grill, hal ini memerlukan waktu selama 3 hari.
j. pemasangan grill SAG dan RAG
setelah semuanya rapih langkah selanjutnya adalah pemasangan Supply Air Grill dan Return Air grill, hal ini memerlukan waktu selama 3 hari
3. pekerjaan instalasi pipa refrigerant a. pembobokan jalur refrigerant
pekerjaan instalasi pipa refrigerant dapat dilaksanakan berbarengan dengan pekerjaan ducting, yaitu ketikan mulai pemotongan seng maka pekerjaan pembobokan jalur pipa refrigerant bisa mulai dilakukan, pekerjaan ini memerlukan waktu 4 hari.
b. isolasi pipa refrigerant
pemasangan isolasi pipa atau hermaflek dilakukan setelah proses pembobokan selesai, hal ini memerlukan waktu 3 hari.
c. penarikan dan penyambungan pipa refrigeran
setelah proses proses isolasi pipa dengan hermaflek selesai maka kegiatan selanjutnya adalah penarikan dan penyambungan ( pengelasan ) pipa refrigerant pada jalur yang telah disediakan pada point a, hal ini memerlukan waktu 5 hari. d. perapian dan pembalutan pipa dengan vinil
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
pipa refrigerant yang telah terpasang pada jalurnya perlu dilakukan proses perapihan dan kemudian dibalut dengan isolasi (ductape lengket ) dan finishing dengan vinil, kegiatan ini memerlukan waktu 3 hari
e. pengetesan kebocoran pada pipa instalasi dengan nitrogen
sebelum pipa refrigerant disambung ke unit ac perlu dilakukan pengetessan kebocoran yang terjadi saat proses penyambungan dengan pengelasan, hal ini sangat perlu dilakukan mengingat kebocaran merupakan masalah besar apabila unit sudah running dengan kondisi plafon yang sudah tertutup, pengetesan dilakukan selama 3 hari dengan tekanan berkisar 300-400 psi. Sehingga walaupun kebocoran sangat kecil akan diketahui karena tekanan akan turun. f. koneksi pipa refrigeran ke unit ac
setelah dirasa yakin tidak ada kebocoran dalam instalasi refrigerant maka langkah selanjutnya adalah koneksi pipa ke unit ac, hal ini memerlukan waktu selama 1 hari.
4. pekerjaan instalasi pipa drain a. pembobokan jalur pipa drain
pekerjaan ini sama halnya dengan pekerjaan instalasi refrierant, oleh karenanya pelaksanaannya berbarengan dengan pekerjaan pemasangan pipa refrigerant, pekerjaan pembobokan ini memerlukan waktu 4 hari.
b. isolasi pipa pvc dengan hermaflex
isolasi dengan hermaflek berfungsi untuk menghindari kondensasi pada pipa, pekerjaan ini memerlukan waktu 2 hari.
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
penyambungan pipa pvc emrlukan waktu selama 2 hari. d.perapian dan pembalutan dengan vinil
waktu yang diperlukan untuk proses ini adalah 3 hari e. test kemiringan/grafitasi air
proses ini sangat penting dilakukan mengingat kemiringan air sangat diperlukan dalam pembuangan air hasil kondensasi pada indoor unit, apabila hal ini tidak dilakukan maka akan terjadi banjir pada indoor unit, kegiatan ini memerlukan waktu selama 1 hari.
f. test kebocoran pipa drain
test kebocoran pipa drain dilakukan selama 2 hari dengan media air. 5. pekerjaan pemasangan unit ac.
a. pembuatan dan pemasangan gantungan indoor
gantungan indoor dapat dibuat berbarengan dengan pembuatan gantungan ducting, setelah itu pemasangan dilakukan pada titik sesuai dengan design pada proses awal, hal ini memerlukan waktu selama 2 hari
b. pemasangan unit indoor ac
setelah gantungan indoor terpasangan maka indoor unit dapat dipasang, hal ini memerlukan waktu selama 2 hari.
c. pembuatan dudukan outdoor
sama halnya dengan pembuatan gantungan indoor, pembuatan dudukan outdoor memerlukan waktu selama 2 hari.
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
setelah dudukan untuk outdoor unit selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah pemasangan outdoor unit, hal ini memerlukan waktu selama 2 hari.
6. pekerjaan elektrikal a. penarikan kabel power
pekerjaan ini dapat dilakukan berbarengan dengan pada saat penarikan istalasi pipa refrigeran, waktu yang diperlukan adalah 3 hari
b. penarikan kabel kontrol
sama halnya dengan kabel power, penarikan dilakukan berbarengan dengan penarikan instalasi pipa karna kabel kontrol ini jalurnya sama dari indoor ke outdoor, adapun waktu yang diperlukan yaitu 2 hari
c. penarikan kabel thermostat
kabel thermostat ini ditari dari panel ac ke thermostat, dikerjakan selama 2 hari d.pemasangan panel ac
setelah kabel selesai ditari, berikutnya adalah pemasangan panel ac pada titik yang telah ditentukan dalam design, waktu yang diperlukan adalah 2 hari.
e. penarikan kabel ke panel ac
setelah panel terpasang dan kabel selesai ditarik, langkah selanjutnya adalah pengkonekan kabel ke panel ac, hal ini memerlukan waktu 2 hari
7. test commisioning unit
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
setelah semua selesai, pekerjaan test kebocoran dilakukan dari mulai indoor unit, outdoor unit dan instalasi semuanya dikonek dan ditekan dengan gas nitrogen dengan tekanan 350 psi, hal ini dilakukan selama 2 hari.
b. vakum dan isi ulang freon
setelah test kebocoran selesai, maka selanjutnya nitrogen dibuang sekalian dengan tahap flasing yaitu membersihkan instalasi pipa dari kerak-kerak bekas
pengelasan, kemudian unit divakum dan langsung diisi dengan refrigerant R-22. c. running unit ac
setelah semua selesai, dari mulai pekerjaan ducting, pipa refrigeran, saluran drain, penarikan kabel dan panel maka unit siap dirunning, proses ini dilakukan selama 3 hari.
d. pengukuran dan pengetesan ac
kegiatan berikutnya adalah mengadakan pengukuran yang kemudian disajikan dalam data test commisioning, dilakukan selama 2 hari.
4.2 Pengolahan data
Seluruh kegiatan dan durasi waktu untuk penyelesaian proyek didalam pengumpulan data diatas akan digunakan untuk pembuatan diagram network, dimana akan menggambarkan seluruh kegiatan proyek dari awal sampai selesai.
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.2.1 Pembentukan diagram network Tabel 4.2 Tabel Data Kegiatan proyek
no SIMBOL KEGIATAN DURASI
KEGIATAN PENDAHULU KEGIATAN/HARI
1 A survey lapangan - 1
2 B design gambar istalasi A 2 3 C persiapan alat kerja B 2 4 D pengadaan material ducting dan instalasi pipa B 3
5 E layout dan pemotongan seng untuk ducting D 1 6 F pembuatan ducting sesuai design yang dibuat E 3 7 G isolasi ducting dengan glass wool dan alumunium foil F 2 8 H pembuatan gantungan ducting E 1 9 I pemasangan gantungan ducting H 2 10 J pemasangan ducting dilokasi G,I 3 11 K pemasangan fleksible duct J 2 12 L pemasangan box diffuser J 3 13 M pemasangan grill SAG dan RAG K,L 3
14 N pembobokan jalur pipa refrigerant C 4 15 O isolasi pipa refrigerant N 3 16 P penarikan dan penyambungan pipa refrigerant O 5 17 Q perapian dan pembalutan pipa dengan vinil P 3 18 R pengetesan kebocoran pipa instalasi dengan N2 Q 3 19 S konneksi pipa refrigeran ke indoor dan outdoor AC R 1
20 T pembobokan jalur pipa drain D 4 21 U isolasi pipa pvc dengan hermaflek T 2 22 V penyambungan pipa dengan lem U 2 23 W perapian dan pembalutan pipa drain dengan vinil V 3 24 X test kemiringan/gravitasi air W 1 25 Y test kebocoran pipa drain X 2
26 Z pembuatan dan pemasangan gantungan indoor I 2 27 AA pemasangan unit indoor ac Z 2 28 AB pembuatan dudukan outdoor unit H 2 29 AC pemasangan unit outdoor ac AB 2
30 AD penarikan kabel power P 3 31 AE penarikan kabel kontrol P 2 32 AF penarikan kabel thermostat P 2 33 AG pemasangan panel ac P 2 34 AH penarikan kabel kepanel ac AD,AE,AF,AG 2
35 AI test kebocoran system refrigerasi M,S,Y,AA,AC,AH 2 36 AJ vakum dan isi ulang freon AI 2 37 AK running unit ac AJ 3 38 AL pengukuran dan pengetesan AC AK 2
URAIAN KEGIATAN
V. pekerjaan pemasangan unit ac
VI. Pekerjaan electical
VII. Test commisioning unit I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. Pekerjaan ducting
III.pekerjaan instalasi pipa refrigerant
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Setelah tabel data kegiatan proyek selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah membuat network diagram, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 4.2
B C E F G J K M AI AJ A K N I Q D H L S T O P W R Y Z V U X A B A A A C A H A D A G A F A E A L A
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.2.2 Perhitungan waktu terjadinya masing-masing kegiatan. 4.2.2.1 Perhitungan Maju
Dari tabel diatas didapat perhitungan maju sebagai berikut : 1.EF (0,1) = 0 + 1 TE(1) = 1 2. EF(1,2) = 1+2 TE(2) = 3 3.EF(2,3) = 3+2 TE(3) = 5 4.EF(2,4) = 3+3 TE(4) =6 5.EF (4,5) = 6+1 TE(5) = 7 6.EF (5,6) = 7 + 3 TE(6) = 10 7. EF(6,7) = 10+2 TE(7) = 12 8.EF(5,8) = 7+1 TE(8) = 8 9.EF(8,9) = 8+2 TE(9) =10 10.EF (7,10) = 12 + 3
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data TE(10) = 15 11.EF (10,11) = 15 + 2 TE(11) = 17 12. EF(10,12) = 15+3 TE(12) = 18 13.EF(11,12) = 11+3 EF(12,13) = 18+3 TE(13) = 21 14.EF(3,14) = 5+4 TE(14) = 9 15.EF (14,15) = 9 + 3 TE(15) = 12 16.EF (15,16) = 12 + 5 TE(16) = 17 17. EF(16,17) = 17+3 TE(17) = 20 18.EF(17,18) = 20+3 TE(18) = 23 19.EF(18,19) = 23+1 TE(19) =24 20.EF (4,20) = 6 + 4 TE(20) = 10 21.EF (20,21) = 10 + 2
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data TE(21) = 12 22. EF(21,22) = 12+2 TE(2) = 14 23.EF(22,23) = 14+3 TE(23) = 17 24.EF(23,24) = 17+1 TE(24) = 18 25.EF (24,25) = 18 + 2 TE(25) = 20 26.EF (9,26) = 10 + 2 TE(26) = 12 27. EF(26,27) = 12+2 TE(27) = 14 28.EF(8,28) = 8+2 TE(28) = 10 29.EF(28,29) = 10+2 TE(28) =12 30.EF (16,30) = 17 + 3 TE(30) = 20 31.EF(16,31) = 17+2 TE(31) =19 32.EF (16,32) = 17 + 2 TE(32) = 19
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data 33.EF (16,33) = 17 + 2 TE(33) = 19 34. EF(30,34) = 20+2 EF(31,34) = 19+2 EF(32,34) = 19+2 EF(33,34) = 19+2 TE(34) = 22 35. EF(13,35) = 21+2 EF(19,35) = 24+2 EF(25,35) = 20+2 EF(27,35) = 14+2 EF(29,35) = 12+2 EF(34,35) = 22+2 TE(35) = 26 36.EF(35,36) = 26+2 TE(36) =28 37.EF (36,37) = 28 + 3 TE(37) = 31 38.EF (37,38) = 31 + 2 TE(38) = 33
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.2.2.2 Perhitungan Mundur
Untuk perhitungan waktu mundur didapat hasil sebagai berikut :
1. Dari perhitungan maju diperoleh TE (38) = 33, dengan demikian TL (38) = 33 2. LS (37,38) = 33-2 TL (37) = 31 3. LS (36,37) = 31-3 TL (36) = 31 4. LS (35,36) = 28-2 TL (35) = 26 5. LS (34,35) = 26-2 TL (34) = 24 6. LS (33,34) = 24-2 TL (33) = 22 7. LS (32,34) = 24-2 TL (32) = 22 8. LS (31,34) = 24-2 TL (31) = 22 9. LS (30,34) = 24-2 TL (30) = 22 10. LS (35,29) = 26-2 TL (29) = 24
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data 11. LS (28,29) = 24-2 TL (28) = 22 12. LS (27,35) = 26-2 TL (27) = 24 13. LS (26,27) = 24-2 TL (26) = 22 14. LS (25,35) = 26-2 TL (25) = 24 15. LS (24,25) = 24-2 TL (24) = 22 16. LS (23,24) = 22-1 TL (23) = 21 17. LS (22,23) = 21-3 TL (22) = 18 18. LS (21,22) = 18-2 TL (21) = 16 19. LS (20,21) = 16-2 TL (20) = 14 20. LS (19,35) = 26-2 TL (19) = 24 21. LS (18,19) = 24-1 TL (18) = 23 22. LS (17,18) = 23-3
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data TL (17) = 20 23. LS (16,17) = 20-3 TL (16) = 17 24. LS (15,16) = 17-5 TL (15) = 12 25. LS (14,15) = 12-3 TL (14) = 9 26. LS (37,38) = 33-2 TL (13) = 31 27. LS (12,13) = 24-3 TL (12) = 21 28. LS (11-13) = 24-3 TL (11) = 21 29. LS (10-11) = 21-2 LS (10-12) = 21-3 TL (10) = 18 30. LS (9,10) = 18-3 LS (9,26) = 22-2 TL (9) = 15 31. LS (8,9) = 15-2 LS (8,28) = 22-2 TL (8) = 13 32. LS (7-10) = 18-3
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data TL (7) = 15 33. LS (6,7) = 15-2 TL (6) = 13 34. LS (5,6) = 13-3 LS (5,8) = 13-1 TL (5) = 10 35. LS (4,20) = 14-4 LS (4,5) = 10-1 TL (4) = 9 36. LS (3,14) = 9-4 TL (3) = 5 37. LS (2,3) = 5-2 TL (2) = 3 38. LS (1,2) = 3-2 TL (1) = 1 39. LS (0,1) = 1-1 TL (0) = 0
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.2.2.3 Perhitungan kelonggaran waktu
Setelah dilakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, maka berikutnya dilakukan perhitungan kelonggaran waktu dari aktifitas (i,j) yang terdiri atas total float dan free float.
Total float dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling lambat
dimulainya aktifitas dengan saat paling cepat dimulainya aktifitas ( LS-ES ), atau bisa juga dengan mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktifitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktifitas ( LF-EF ), dalam hal ini cukup dipilih salah satu saja. Dari perhitungan kelonggaran ini, terdapat suatu aktifitas yang tidak mempunyai kelonggaran (float) yang disebut aktifitas kritis dimana aktifitas kritis ini mempunyai : S = SF = 0
Dari perhitungan maju dan perhitungan mundur didapat slack sebagai berikut : Tabel 4.3 simbol kegiatan (I,j) P 12 12 Q 17 17 R 20 20 S 23 23 T 10 6 U 14 10 V 16 12 W 18 14 X 21 17 Y 22 18 Z 20 10 AA 22 12 10 AB 20 8 12 AC 22 10 12 AD 19 17 2 LS ES SLACK 0 0 0 0 4 4 4 4 4 4 10 simbol kegiatan (I,j) AE 20 17 3 AF 20 17 3 AG 20 17 3 AH 22 20 2 AI 24 24 0 AJ 26 26 0 AK 28 28 0 AL 31 31 0 LS ES SLACK simbol kegiatan (I,j) A 0 0 0 B 1 1 0 C 3 3 0 D 6 3 3 E 9 6 3 F 10 7 3 G 13 10 3 H 12 7 5 I 13 8 5 J 15 12 3 K 19 15 4 L 18 15 3 M 21 18 3 N 5 5 0 O 9 9 0 LS ES SLACK
Bab V Analisa Data
BAB V
ANALISA DATA
5.1. Analisa hasil pengolahan data
Pada bagian ini akan diimplementasikan data-data dari perencanaan proyek kedalam suatu bentuk network (jaringan kerja) berdasarkan hubungan keterkaitan antar aktifitas yang akan dilakukan. Analisa dengan metode network CPM akan dilakukan untuk mendapat analisa dari keseluruhan kegiatan sampai selesainya suatu proyek.
Adapun dari hasil pengolahan data didapat tabel sebagai beikut : Tabel 5.1 Analisa data kegiatan
NO SIMBOL DURASI SLACK CRITICAL
KEGIATAN HARI MULAI SELESAI MULAI SELESAI (LS-ES) PATH
(i,j) t(i,j) ES EF LS LF 1 A 1 0 1 0 1 0 YES 2 B 2 1 3 1 3 0 YES 3 C 2 3 5 3 5 0 YES 4 D 3 3 6 6 9 3 NO 5 E 1 6 7 9 10 3 NO 6 F 3 7 10 10 13 3 NO 7 G 2 10 12 13 15 3 NO 8 H 1 7 8 12 13 5 NO 9 I 2 8 10 13 15 5 NO 10 J 3 12 15 15 18 3 NO 11 K 2 15 17 19 21 4 NO 12 L 3 15 18 18 21 3 NO 13 M 3 18 21 21 24 3 NO 14 N 4 5 9 5 9 0 YES 15 O 3 9 12 9 12 0 YES 16 P 5 12 17 12 17 0 YES 17 Q 3 17 20 17 20 0 YES 18 R 3 20 23 20 23 0 YES 19 S 1 23 24 23 24 0 YES
Bab V Analisa Data
NO SIMBOL DURASI SLACK CRITICAL
KEGIATAN HARI MULAI SELESAI MULAI SELESAI (LS-ES) PATH
(i,j) t(i,j) ES EF LS LF 20 T 4 6 10 10 14 4 NO 21 U 2 10 12 14 16 4 NO 22 V 2 12 14 16 18 4 NO 23 W 3 14 17 18 21 4 NO 24 X 1 17 18 21 22 4 NO 25 Y 2 18 20 22 24 4 NO 26 Z 2 10 12 20 22 10 NO 27 AA 2 12 14 22 24 10 NO 28 AB 2 8 10 20 22 12 NO 29 AC 2 10 12 22 24 12 NO 30 AD 3 17 20 19 22 2 NO 31 AE 2 17 19 20 22 3 NO 32 AF 2 17 19 20 22 3 NO 33 AG 2 17 19 20 22 3 NO 34 AH 2 20 22 22 24 2 NO 35 AI 2 24 26 24 26 0 YES 36 AJ 2 26 28 26 28 0 YES 37 AK 3 28 31 28 31 0 YES 38 AL 2 31 33 31 33 0 YES
PALING CEPAT PALING LAMBAT
Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju keterminal event, maksudnya adalah menghitung saat paling cepat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya serta diselesaikannya aktifitas-aktifitas. Seperti pada aktifitas T waktu paling cepat kegiatan tersebut dimulai adalah pada hari ke-6 dan waktu paling cepat selesai pada hari ke-10 mengingat durasi waktu kegiatan T adalah 4 hari, begitu selanjutnya untuk aktifitas yang lainnya.
Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event ke initial event, tujuannya adalah menghitung saat paling lambat dimulainya dan
diselesaikannya aktifitas-aktifitas, seperti kegiatan T waktu paling lambat untuk selesai adalah di hari ke 14 dan paling lambat untuk dimulai pada hari ke 10, dengan durasi wakti kegiatan T adalah 4 hari.
Bab V Analisa Data
5.2 Analisa Diagram network
Bab V Analisa Data
Dari diagram network dapat diketahui seluruh aktifitas yang mendukung
pelaksanaan proyek tersebut, yaitu dimulai dengan aktifitas A sampai aktifitas AL serta logika ketergantungan satu sama lainnya dari masing-masing aktifitas. Dari diagram tersebut dapat diketahui pula bahwa waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek penginstalasian Air Conditioning memerlukan waktu selama 33 hari, adapun jalur kritis yang terjadi dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.2 Jalur kritis
No. critical path
1 A 2 B 3 C 4 N 5 O 6 P 7 Q 8 R 9 S 10 AI 11 AJ 12 AK 13 AL completion time 33
Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam jalur kritis adalah 1. survei lapangan ( simbol kegiatan A )
2. design gambar instalasi ( simbol kegiatan B ) 3. persiapan alat kerja ( simbol kegiatan C )
4. pembobokan jalur refrigerant ( simbol kegiatan N ) 5. isolasi pipa refrigeran ( simbol kegiatan O )
6. penarikan dan penyambungan pipa refrigerant ( simbol kegiatan P ) 7. perapian dan pembalutan pipa dengan vinil ( simbol kegiatan Q )
Bab V Analisa Data
9. koneksi pipa refrigeran ke indoor dan outdoor ( simbol kegiatan S ) 10. Test kebocoran system ( Simbol kegiatan AI )
11. vakum dan isi ulang Freon ( simbol kegiatan AJ ) 12. running test unit ( simbol kegiatan AK )
13. pengukuran dan pengetesan AC ( simbol kegiatan AL )
5.3 Analisa Peta Waktu
The gantt Chart untuk proyek penginstalasian Air Conditioning dapat dilihat pada gambar 5.3
Activity 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
critical path earliest time
critical path latest time
earliest time latest time ///// \ \ \ \ ////////////////// \ \ \ \ \ \ \ \ /////////// //// \ \ \ \ \ M O P Q R W S T U V J K L N A B C D E F G H I /////////////// \ \ \ \ \ \ \ \ //////////// \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ /////////////// \ \ \ \ \ \ \ \ ///////// \ \ \ \ \ /////////////// \ \ \ \ \ \ \ \ /////////////// \ \ \ \ \ \ \ \ /////////////////////// \ \ \ \ \ /////////////// \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ /////////// \ \ \ \ \ //////////
Bab V Analisa Data //// \ \ \ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 ////////// \ \ \ \ \ ////////// \ \ \ \ \ \ ////////// \ \ \ \ \ /////////////// \ \ \ \ \ \ \ \ ////////// \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ /////////// \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ /////////// \ \ \ \ \ ////////// //////////// /////////////// \ \ \ \ \ \ \ \ ////////// \ \ \ \ \
waktu dalam hari
W X Y Z AA AB AC AD AE AJ AK AL AF AG AH AI
gambar 5.3 the gantt chart
Gambar diatas merupakan acuan dalam pelaksanaan suatu kegiatan proyek terhadap waktu pelaksanaan proyek dimana :
1. critical path earliest time ditandai warna hitam 2. critical path latest time ditandai warna abu-abu 3. earlist time ditandai garis miring kanan
4. latest time ditandai garis miring kiri
Kegiatan A dimulai dengan waktu nol dan berakhir pada hari ke satu, berikutnya kegiatan B dapat dimulai setelah kegiatan A yaitu dimulai pada hari kedua dan berakhir pada hari ke tiga. Dan selanjutnya sampai kegiatan AL yang dimulai setelah kegiatan AK dimulai dari hari ke tiga puluh dua dan berakhir di hari ke tiga puluh tiga.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KesimpulanDari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Keberhasilan penyelenggaraan suatu proyek tidak hanya bergantung pada kemampuan para pelaksananya atau tersedianya perangkat yang lengkap dan berkualitas, tetapi unsur perencanaan, pengorganisasian memimpin dan mengendalikan memegang peranan yang sangat penting dalam suatu proyek 2. Ukuran keberhasilan suatu proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran proyek dapat dipenuhi yaitu waktu, biaya dan mutu, artinya proyek harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditetapkan dengan anggaran dan mutu sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan.
3. Untuk mencapai keberhasilan proyek dalam instalasi unit Air Conditioning pada proyek Bandara Adisucipto Jogja, penulis menggunakan metode CPM dimana dalam kegiatan peoyek dibutuhkan waktu selama 33 hari.
4. Dari perhitungan kegiatan proyek didapat aktifitas kritis dan jalur kritis yang tentunya harus mendapat perhatian khusus karena aktifias dan jalur tersebut yang menentukan waktu penyelesaian suatu proyek. Adapun lintasan kritis tersebut terjadi pada kegiatan A,B,C,N,O,P,Q,R,S,AI,AJ,AK dan AL, dimana pada network diagram digambarkan dengan anak panah yang tebal.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
6.2 Saran
1. Diperlukan suatu perencanaan, penjadwalan dan pengkoordinasian yang benar-benar matang agar pelaksanaan proyek tidak mengalami keterlambatan, dan dengan adanya suatu penjadwalan proyek diharapkan proyek dapat berjalan tepat pada waktunya.
2. CPM dapat dipandang sebagai metode yang tepat untuk diterapkan pada
proyek-proyek ME dan konstruksi, mengingat durasi waktunya dapat diperkirakan dengan tepat, dimana proyek-proyek tersebut bukan merupakan sesuatu yang benar-benar baru meskipun jenis dan jumlah aktifitasnya berbeda-beda. 3. CPM juga dapat terus diterapkan dalam tahap implementasi proyek untuk mengendalikan dan mengantarkan proyek pada keberhasilannya, beberapa
sofware seperti microsoft project dan winQSB dapat membantu pada perhitungan proyek.
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati,T. Akhmad, Operations Research, Model-model Pengambilan keputusan, PT Sinar Baru Algensindo Offset, Bandung, 2002.
Soeharto Iman, Manajemen Proyek dari konseptual sampai Operasional, penerbit Erlangga, Jakarta, 1995
Levin Richard I.,Kirkpatrick Charkes A., Perencanaan dan Pengendalian dengan PERT dan CPM, Balai Aksara, Jakarta,
Syafriandi, Aplikasi Microsoft Project 2000 untuk penjadwalan Kerja, Dinastinda, Jakarta, 2003.
Tampubolon, Manahan, Manajemen Operasional, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004.
Grant Eugene L., Ireson W. Grant, Leavenworth Richard S., Dasar-dasar Ekonomi Teknik, Bina Aksara, Jakarta, 1987.
Heizer jay, Render Barry, Operations Management and Principles of Operations Management, Prentice-Hall, inc.,2004.