• Tidak ada hasil yang ditemukan

PESAN MORAL DALAM FILM ANIMASI NUSSA DAN RARA DI YOUTUBE EPISODE 1-15 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PESAN MORAL DALAM FILM ANIMASI NUSSA DAN RARA DI YOUTUBE EPISODE 1-15 SKRIPSI"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

1

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi

“Almamater Wartawan Surabaya” Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

DESY IIN AMALIANA

NPM : 16.01.0034

KEKHUSUSAN : JURNALISTIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S. Al Insyirah 5-6)

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Bapak dan ibu tercinta yang berdedikasi tinggi untuk mewujudkan impian saya dan Almamater

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skrispi ini dengan judul “Pesan Moral Film Animasi Nussa dan Rara di Youtube Episode 1-15” sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi ini dibuat oleh peneliti sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S-1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS). Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan dan doa sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, melalui ucapan sederhana ini, peneliti ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orang Tua Peneliti (bapak Djumadi dan ibu Sumarni), yang telah memberikan dukungan dan doa yang tak henti-hentinya di setiap langkah ini.

2. Keluarga besar, kakakku tercinta Anisa Romaneta, Zuhrotul badiah, serta sanak saudara yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan dan menantikan keberhasilan peneliti.

3. Teman-Temanku Syadza, Ratih, Rista, Yuniar, Nabila, Kinong, Kiki, Ayu, Ade, dan Femalda yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan saat peneliti dalam pengerjaan skripsi.

4. Teman-teman organisasi Surabaya Muda angkatan 2016

5. Seluruh angkatan 2016 terima kasih untuk yang saling mendukung semasa dalam pengerjaan skripsi.

(7)

6. Dr. Ismojo Herdono, Drs.,M.Med.Kom dan Dra. Puasini Aprilyantini, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan terbaik untuk peneliti. Terima kasih atas segalah arahan, masukan dan dukungan kepada peneliti selama penyusunan skripsi.

Masih banyak pihak-pihak lain yang telah memberikan manfaat serta inspirasi dalam hidup ini, terima kasih untuk semuanya, semoga kita dapat meraih ridho dari apa yang kita jalankan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Demi perbaikan selanjutnya, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.

Surabaya, 30 Maret 2020 Peneliti

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ……….. ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ………... iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ………... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……… v

ABSTRAK ………...………... vi

KATA PENGANTAR ………...…………..………...…... viii

DAFTAR ISI………..……….…….………….. x

DAFTAR GAMBAR………...……..………. xiv

DAFTAR TABEL………..……..…….……...… xv

BAB I PENDAHULUAN………..………..…... 1

1.1. Latar Belakang………..………... 1

1.2. Rumusan Masalah……….. 11

1.3. Tujuan & Manfaat……….…….………...………. 12

1.3.1. Tujuan Penelitian…………..………...……….……… 12

1.3.2. Manfaat Penelitian………..…………...………... 12

1.4. Kajian Pustaka………..…………..………... 12

1.4.1. Komunikasi……….………..… 12

1.4.2. Komunikasi Massa………….………... 13

1.4.3. Film Sebagai Media Komunikasi……….………. 14

1.4.4. Film Animasi………..…………..…………. 17

(9)

1.4.5.1. Pesan………..………...………... 19

1.4.5.2. Moral………..……….……… 20

1.4.5.3. Model Moral ………... 21

1.4.6. New Media…..……...……..………. 26

1.4.6.1. Youtube...………..………….. 27

1.4.7. Unit Analisis isi…….……..……….………. 28

1.5. Kerangka Berpikir…………..………..………... 31

1.6. Metodologi Penelitian………..………..……….... 32

1.6.1. Metode dan Jenis Penelitian..……….………….……….. 32

1.6.2. Populasi………...…………..………... 33

1.6.3. Sampel………..…..………... 33

1.6.4. Konsep Penelitian & Operasional Konsep.………..………... 34

1.6.4.1. Konsep Penelitian…………..………..……..……….…. 34

1.6.4.2. Operasional Konsep……..………..………... 35

1.6.5. Teknik Pengumpulan Data………...……...…….. 38

1.6.6. Teknik Analisis Data………...………….. 39

1.6.6.1. Uji Validitas………...……….. 39

1.6.6.2. Uji Reliabilitas………...…….. 39

1.6.6.3. Coder………...………...…. 40

1.6.6.4. Analisis dan Pembahasan……… 41

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN……… 43

2.1. Film Nussa dan Rara…………..………...………..….….. 43

2.2. Sinopsis Film Nussa dan Rara………..……….…. 45

(10)

2.4. Profil Pendukung Film……….……... 49

2.5. Urutan Scene Film……….………….... 50

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA……….……….. 60

3.1. Data Penelitian………...………..……….. 60

3.2. Analisis Data………...………..………...……….. 60

3.3. Uji Reliabilitas………...………..…..…..………….. 61

3.3.1. Variabel Pesan Moral Pro Sosial……….. 62

3.3.1.1. Tidak Mementingkan Diri Sendiri……… 62

3.3.1.2. Menolong………...………… 63 3.3.1.3. Kehangatan Bersama….……….….. 64 3.3.1.4. Empati...………... 65 3.3.1.5. Memuji………...………...…..66 3.3.1.6. Menasihati………...……..………... 67 3.3.1.7. Penyesalan………...………..…………... 68 3.3.1.8. Kesopanan………..………..……… 69

3.3.2. Variabel Pesan Anti Sosial……….……… 70

3.3.2.1. Ancaman………..………….... 70 3.3.2.2. Pemaksaan……….………... 71 3.3.2.3. Berperang………... 72 3.3.2.4. Berkelahi………..……….... 73 3.3.2.5. Menghina………..………...………… 74 3.3.2.6. Memaki………..………... 75 3.3.2.7. Pengkhianatan………..………...…………. 76 3.3.2.8. Ketidakpatuhan………..………..……… 77

(11)

3.3.2.9. Menyelinap………..………....…… 78

3.3.2.10. Marah…..………... 79

3.3.2.11. Berbohong….……….………. 80

3.4. Hasil dan Pembahasan……….... ...81

3.4.1. Analisis Isi Pesan Moral Film Nussa dan Rara….……… 81

3.4.1.1. Pesan Moral Pro Sosial………...…… 83

3.4.1.2. Pesan Moral Anti Sosial………...…….. 108

3.4.1.3. Interprestasi Data…………..……….. 115

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN………....………. 118

4.1. Simpulan………...………..……….… 118

4.2. Saran………...……..………...…… 120

DAFTAR PUSTAKA……… 121

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir…..……… 31 Gambar 2.1 Logo Pada Film Nussa dan Rara……….... 44 Gambar 3.1 Diagram Frekuensi Kemunculan Pesan Moral Pro Sosial...……….. 87 Gambar 3.2 Diagram Frekuensi Kemunculan Pesan Moral Anti sosial……….. 111

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil lembar koding Film Nussa dan Rara………. 82

Tabel 3.2 Hasil Koding Film Nussa dan Rara Coder 1 (Peneliti)….. ……… 84

Tabel 3.3 Sumber : Hasil Koding Film Nussa dan Rara Coder 2 (Pak Rizky)….. 85 Tabel 3.4 Sumber : Hasil Koding Film Nussa dan Rara Coder 3 (Hendra)…..…. 86

Tabel 3.5 Sumber : Hasil Koding Film Nussa dan Rara Coder 1 (Peneliti)….…. 108

Tabel 3.6 Sumber : Hasil Koding Film Nussa dan Rara Coder 2 (Pak Rizky)…. 109

(14)

ABSTRAK

PESAN MORAL DALAM FILM ANIMASI NUSSA DAN RARA DI

YOUTUBE EPISODE 1-15

Penelitian ini berjudul “Pesan Moral Dalam Film Animasi Nussa dan Rara di Youtube Episode 1-15” yang bertujuan untuk mengetahui pesan moral di dalam film Nussa dan Rara. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi kuantitatif deskriptif yaitu analisis untuk menggambarkan secara detail scene yang terdapat pada film “Nussa dan Rara” dengan indikator Pro Sosial dan Anti Sosial yang dikemukakan oleh Wisped dan Bandura, teori ini menyebutkan sub indikator Pro Sosial yaitu tidak mementingkan diri sendiri, menolong, kehangatan bekerjasama, empati, memuji, menasihati, penyesalan, kesopanan, dan sub indikator Anti Sosial yaitu ancaman, pemaksaan, berperang, berkelahi, menghina, memaki, penghianatan, ketidakpatuhan, menyelinap, marah dan berbohong. Dalam menganalisis data, peneliti bertindak langsung menjadi coder yang mengisi coding dengan bantuan 2 coder lain yang bertindak sebagai pembanding/hakim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pro Sosial lebih besar yaitu 93% dibandingkan Anti Sosial yaitu 7%. Dari semua sub indikator Pro Sosial yang memiliki poin terbanyak yaitu menasihati dari poin coder 1 100%, poin coder 2 100%, coder 3 87%, sedangkan sub indikator Anti Sosial yaitu marah dari poin coder 1 20%, poin coder 2 7%, coder 3 13%. Hasil yang dikemukakan bahwa Pro Sosial lebih dominan adalah menasihati sedangkan antisosial yang lebih dominan adalah marah. Dapat disimpulkan bahwa Film Nussa dan Rara memiliki kecenderungan lebih ke pro sosial.

(15)

ABSTRACT

MORAL MESSAGE IN ANIMATED FILM NUSSA AND RARA ON YOUTUBE EPISODE 1-15

The research is entiled “Moral Message In Animated Film Nussa and Rara on Youtube Episode 1-15” which aims to find out the moral message in the film Nussa and Rara. The research method used was descriptive quantitative content analysis, namely analysis to describe in detail the scenes contained in the film “Nussa and Rara” with the Pro Social indicators proposed by Wisped and Bandura, this theory states that the Pro Social sub-indicators are selfless, helpful, warm, cooperative, empathetic, praising, advising, regret, politeness, and the Anti Social sub-indicators, namely threats, coercion, war, fighting, insulting, cursing, betrayal, disobedience, sneaking, angry and lying. In analyzing the data, the researscher acts directly as a coder who filss in the coding with the help of 2 other coders who act as comparators/judges. The results showed that Pro Social was greater, namely 93% than Anti Social, which was 7%. Of all the Pro Social sub indicators that have the most points, namely advising from coder 1 points 100%, coder 2 point 100%, coder 3 87%, while the Anti Social sub-indicators is angry from coder 1 points 20%, coder 2 points 7%, coder 3 13%. The results suggest that Pro Social is more dominant is advising, whereas Anti Social is more dominant is angry. It can be concluded that Nussa and Rara films have a more Pro Social tendency.

(16)

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skrispi ini dengan judul “Pesan Moral Film Animasi Nussa dan Rara di Youtube Episode 1-15” sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi ini dibuat oleh peneliti sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S-1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS). Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan dan doa sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, melalui ucapan sederhana ini, peneliti ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada :

7. Kedua orangtua Peneliti (Bapak Djumadi dan Ibu Sumarni), yang telah memberikan dukungan dan doa yang tak henti-hentinya di setiap langkah ini.

8. Ketua Stikosa-AWS Surabaya Ibu Prida Ariani Ambar Astuti, S.Sos., M.Si., Ph.D.

9. Keluarga besar, kakakku tercinta Anisa Romaneta, Zuhrotul badiah, serta sanak saudara yang senantiasa mendoakan, memberi dukungan dan menantikan keberhasilan peneliti.

10. Teman-Temanku Syadza, Ratih, Rista, Yuniar, Nabila, Kinong, Kiki, Ayu, Ade, dan Femalda yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan saat peneliti dalam pengerjaan skripsi.

(17)

12. Seluruh angkatan 2016 terima kasih untuk yang saling mendukung semasa dalam pengerjaan skripsi.

13. Bapak Dr. Ismojo Herdono, Drs.,M.Med.Kom dan Ibu Dra. Puasini Aprilyantini, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan terbaik untuk peneliti. Terima kasih atas segalah arahan, masukan dan dukungan kepada peneliti selama penyusunan skripsi. Masih banyak pihak-pihak lain yang telah memberikan manfaat serta inspirasi dalam hidup ini, terima kasih untuk semuanya, semoga kita dapat meraih ridho dari apa yang kita jalankan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Demi perbaikan selanjutnya, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.

Surabaya, 30 Maret 2020 Peneliti

(18)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan, manusia tidak akan terlepas dari komunikasi. Karena komunikasi sangat penting untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi adalah proses penerimaan atau penyampaian berita atau informasi dari satu pihak ke pihak lain dalam usaha untuk mendapatkan saling pengertian.

Unsur yang sangat penting saat melakukan komunikasi yaitu pesan. Pesan merupakan kata yang sederhana serta gampang dimengerti oleh seseorang untuk berinteraksi dalam mencapai sebuah tujuan. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda1.

Pesan berfungsi sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain dengan mudah, pesan juga sebagai media perantara dalam memulai sebuah hubungan dengan orang yang tidak dikenal. Tidak hanya itu saja, pesan juga bisa disampaikan melalui nonverbal seperti: ekspresi, emosi perasaan, kontak mata, gerakan kepala, tatap muka dan lainnya.

(19)

Moral menyangkut tindakan atau tingkah laku atau ucapan yang mengandung unsur, orang yang baik sering disebut dengan bermoral. Sedangkan untuk orang yang tidak baik sering disebut dengan tidak bermoral. Secara sederhana menyamakan moral dengan kebaikan pada manusia. Pesan moral yaitu penyampaian contoh perilaku atau tindakan yang dianggap baik yang sesuai dengan aturan yang berlaku dimasyarakat. Film menurut McQuail merupakan media yang memiliki kelebihan selain informatif dan jangkauan yang luas, juga punya sisi seni dan hiburan.2 Film juga sering mempertunjukkan dan memindahkan sebuah cerita kehidupan seseorang sehingga seperti nyata. Film adalah hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi massa merupakan gabungan dari berbagai teknologi seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian baik seni rupa dan seni teater sastra dan arsitektur serta seni musik. Seringkali film ditonton oleh masyarakat sebagai media hiburan tetapi film sebenarnya berfungsi untuk memberikan tontonan yang informative, edukatif dan persuasif. Effendy menjelaskan bahwa fungsi utama dari film adalah memberikan tontonan yang edukatif agar memberikan dampak yang positif untuk generasi muda. Tidak hanya fungsi saja, film juga mempunyai jenis-jenis yaitu film cerita, film berita, film dokumenter dan film kartun.

Film kartun atau yang biasanya disebut film animasi tujuan diproduksi adalah untuk tontonan anak-anak. Sebuah gambar bergerak yang berasal dari objek yang telah disusun sehingga bergerak sesuai

(20)

dengan alur yang ditentukan disebut dengan film animasi. Objek yang dimaksud seperti gambar bangunan, manusia, tumbuhan, tulisan atau teks dan lain sebagainya.

Industri kreatif di Indonesia semakin berkembang khususnya di bidang animasi, dan animasi berkembang sesuai kebutuhan. Munculnya animator – animator handal yang berasal dari Indonesia film animasi atau biasa di sebut film kartun ini mulai bermunculan. Tetapi dengan masih sedikitnya animasi yang diproduksimembuat banyak animator-animator Indonesia bekerja dengan negara lain. Meskipun beberapa yang mengemas bentuk industri tetapi yang memproduksi film animasi serial dan layar lebar tidak begitu banyak. Film animasi yang berkembang dan melahirkan animator – animator handal tidak membuat tayangan film animasi di televisi diproduksi oleh Indonesia, kebanyakan dari negara lain.

Melihat semakin banyaknya tayangan film animasi di stasiun televisi Indonesia membuat orangtua harus bijak dalam memilih tontonan yang cocok untuk sang anak. Dikarenakan yang diperlihatkan dalam film animasi yang disiarkan di televisi belum tentu cocok untuk anak-anak. Seringkali juga kita menyaksikan acara yang diperuntukkan untuk anak-anak salah satunya yaitu film animasi. Tidak jarang saat kita menonton tayangan film animasi sering menemukan film animasi yang yang kontennya untuk dewasa. Semakin canggih dan berkembangnya teknologi, film animasi yang awalnya untuk menghibur anak-anak tetapi tak jarang animator-animator pembuat film animasi membuat film animasi yang mengandung unsur kekerasan, adegan-adegan berbahaya dan SARA

(21)

(Suku, Agama, Ras, dan Atargolongan). Film animasi yang mengandung unsur kekerasan, dapat merusak jiwa serta mengganggu mental anak-anak dan membuat perilaku anak-anak menjadi tidak terkendali di zaman sekarang. Dari sebagian besar film yang ditayangkan di televisi Indonesia kebanyakan merupakan film animasi dari luar negeri. Itu bisa terjadi perbedaan nilai-nilai antara budaya Indonesia dengan budaya luar negeri. Sehingga, orangtua harus bisa mengawasi anak-anak dari tontonan yang tidak pantas.

Beberapa tayangan film animasi yang masuk dalam kategori tidak layak di tonton anak-anak dan mendapatkan teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Karena film animasi ini memiliki muatan-muatan yang mempunyai dampak buruk bagi perkembangan fisik dan mental anak yaitu pada film animasi3:

1. BIG MOVIE FAMILY: THE SPONGEBOB SQUAREPANTS MOVIE” DI STASIUN GTV bahwa program tayangan tersebut yang tayangkan oleh stasiun GTV pada tanggal 6 Agustus 2019 mulai pukul 11.14 WIB pada segmen “Rabbids Invasion” yang terdapat adegan seekor kelinci melakukan tindakan-tindakan kekerasan terhadap kelinci lain yakni, memukul wajah dengan papan, menjatuhkan bola bowling dari atas, sehingga mengenai kepala, melayangkan palu ke wajah, serta memukulkan pot kaktus menggunakan raket ke arah wajah dan pada 22 Agustus 2019 mulai pukul 15.02 WIB yang terdapat

3http://www.kpi.go.id/index.php/id/search?searchword=siaran%20program%20kartun&ordering=n

(22)

adegan melempar kue tart ke muka dan memukul menggunakan kayu. Berikut beberapa pelanggaran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI): - Bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran Pasal 14 Ayat (2), lembaga penyiaran wajib memperhatikan kepentingan anak dalam setiap aspek produksi siaran;

- Bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/KPI/03/2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran Pasal 21 Ayat (1), lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan penggolongan program siaran berdasarkan usia dan tingkat kedewasaan khalayak di setiap acara;

- Bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor: 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar Program Siaran Pasal 15 Ayat (1), program siaran wajib memperhatikan dan melindungi kepentingan anak-anak dan/atau remaja;

- Bahwa berdasarkan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor: 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar Program Siaran Pasal 37 Ayat (4) huruf a, program siaran klasifikasi R dilarang menampilkan muatan yang mendorong remaja belajar tentang perilaku yang tidak pantas dan/atau membenarkan perilaku yang tidak pantas tersebut sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari.

2. "Little Krisna" ANTV bahwa tayangan yang ditayangkan oleh stasiun ANTV pada tanggal 5 September 2014 pada pukul 11.46 WIB. Program Siaran tersebut secara eksplisit menayangkan adegan Krishna

(23)

menarik ekor kerbau dan memutar-mutar tubuh binatang tersebut hingga terpelanting ke tanah dari ketinggian. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan kepada anak-anak dan remaja, penggolongan program siaran serta pelarangan dan pembatasan adegan kekerasan. Program kartun dengan klasifikasi harus mengandung muatan, gaya pencitraaan dan tampilan sesuai dengan perkembangan jiwa anak-anak. Muatan Little Krisnayang sarat kekerasan fisik dan eksplisit serta disiarkan secara masif dikhawatirkan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan psikolog anak. KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan penayangan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 21 serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 36 ayat (1), (2) dan (4) huruf a dan d. Berdasarkan pelanggaran di atas KPI Pusat memutuskan menjatuhkan sanksi administratif Teguran Tertulis.

3. "Kartun Spesial Liburan: Barbie As Rapunzel” Indosiar yang ditayangkan pada tanggal 29 Desember 2015 pukul 09.43 WIB tidak memperhatikan ketentuan tentang norma kesopanan dan kesusilaan, perlindungan anak-anak dan remaja, larangan menampilkan adegan ciuman bibir, dan penggolongan program siaran sebagaimana telah diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012. Program tersebut menayangkan adegan ciuman bibir. KPI Pusat menilai muatan tersebut tidak memberikan perlindungan pada anak-anak dan remaja serta tidak memperhatikan

(24)

norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, KPI Pusat memutuskan untuk memberi peringatan agar saudara segera melakukan evaluasi internal serta tidak mengulangi kesalahan yang sama, baik pada program sejenis maupun program lainnya. Saudara wajib menjadikan P3 (Pedoman Perilaku Penyiaran) dan SPS (Standar Program Siaran) KPI Tahun 2012 sebagai acuan utama dalam penayangan sebuah program siaran.

4. "Sinchan" RCTI " yang ditayangkan oleh stasiun RCTI pada tanggal 31 Agustus 2014 pada pukul 07.40 WIB tidak memperhatikan ketentuan tentang perlindungan anak-anak dan remaja, norma kesopanan dan kesusilaan serta penggolongan program siaran yang telah diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS). Program tersebut menayangkan adegan Shinchan membuka celana dalam dan memperlihatkan pakaian dalam kepada teman-temannya. KPI menilai tayangan tersebut menampilkan perilaku yang tidak pantas serta dapat ditiru oleh anak-anak dan remaja. Program kartun dengan kategori R harus mengandung muatan, gaya pencitraan dan tampilan yang sesuai dengan perkembangan psikologis remaja. Muatan Sinchan menampilkan perilaku tidak pantas dan disiarkan secara masif dikhawatirkan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan psikologi remaja. Berdasarkan hal tersebut KPI Pusat memutuskan untuk memberikan peringatan agar meakukan evaluasi internal atas program ini serta memperhatikan perlindungan anak-anak dan remaja sehingga tidak lagi menayangkan adegan

(25)

seerupa yang dapat mendorong anak-anak dan remaja belajar tentang perilaku/hal-hal yang tidak pantas.

Film animasi tersebut masuk dalam kategori tidak layak tonton karena hasil pemantauan menurut Komisioner KPAI bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan para pemangku kepentingan, tayangan tersebut bermuatan negatif karena mengandung adegan kekerasan fisik, seperti memukul pada film Spongebob Squarepants, melempar benda sehingga mengenai kepala pada film Little Krisna, adegan ciuman bibir pada film Barbie As Rapunzel, membuka celana dalam dan memperlihatkan pakaian dalam kepada teman-temannya pada film Shinchan. Film animasi tersebut mengandung unsur-unsur yang negatif dan tidak pantas menjadi tontonan anak-anak.

Banyaknya tayangan dan keluhan orangtua yang mengeluhkan tentang tayangan televisi yang kurang mendidik dan takut anak mereka mencontoh adegan-adegan yang ditayangkan maka film animasi Nussa dan Rara muncul untuk memberikan sebuah tayangan yang mendidik. Film animasi atau kartun edukasi yang mengusung tema nilai – nilai Islam di dalamnya. Film animasi Nussa dan Rara menceritakan tentang dua kakak beradik, Nussa sebagai kakak laki – laki dan Rara sebagai adik dari Nussa. Dalam film animasi ini karakter Nussa adalah seorang anak kecil yang menyandang disabilitas, tampak dari kaki kiri Nussa yang menggunakan kaki palsu sedangkan karakter Rara, anak kecil yang berusia lima tahun dengan perilaku yang sangat ceria sehingga membuat penontonnya akan merasa gemas saat melihatnya. Melalui instagram Nussa Edutainment

(26)

Series @nussaofficial, film animasi Nussa dan Rara mulai dipromosikan pada tanggal 8 November 2018. Film animasi yang diproduksi The Little Giantz berkolaborasi dengan @4stripe_productions. Melalui instagram resmi @nussaofficial tujuan dibuatnya animasi ini adalah karena seluruh orangtua di Indonesia yang cemas akan tayangan di televisi saat ini yang memberikan tayangan kurang mendidik dan kurang bermanfaat bagi anak – anak. Film Nussa dan Rara sendiri tayang di youtube channel Nussa Official dengan subscriber yang mencapai 2.288.159 dengan durasi kurang lebih tiga menit.

Youtube menurut Snelson adalah salah satu layanan berbagi video di internet yang paling populer. Youtube sebagai situs web sharing atau berbagi video yang memungkinkan para pengguna youtube mengunggah, mencari, menonton video klip atau film secara gratis. Youtube menjadi sebuah situs online provider yang dominan di dunia yang tidak membatasi durasi dalam menggunggah video. Keunggulan youtube sendiri adalah menawarkan layanan gratis untuk menikmati dan mengakses video-video yang masuk dalam sistemya4. Selain itu youtube saat ini banyak digunakan untuk wadah mencari uang dengan cara mereka membuat akun Youtube channel dan mereka membuat video sekreatif mungkin agar menarik banyak penonton agar melihat Youtube channelnya. Berbagai video yang telah di unggah pengguna Youtube seperti video edukasi, video klip music,

4 Pratiwi, Kusnindyah P.H. (2020) “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam

Pemanfaatan Youtube Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Ilmiah

Sekolah Dasar, No. 2. hlm.287.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/download/24238/15024 (di akses pada 24 agustus 2020 – 08:16)

(27)

tutorial, film layar lebar, sinetron, film pendek, vlog dan lainnya. Youtube saat ini sangat eksis dikalangan youtuber, mereka sering menyebut Youtube sebagai media sosial yang berupa video. Selama ini Youtube bermanfaat untuk penggunanya sebagai hiburan untuk menonton sebuah acara yang di inginkan. Selain itu Youtube saat ini bisa membawa sebuah perubahan besar pada gaya hidup seseorang. Namun Youtube juga mempunyai dampak negatif bagi penggunanya. Dampak negatif dari Youtube sendiri adalah biasanya pengguna menonton film dewasa, keasyikan menonton video, menonton video yang tidak mendidik.

Semakin canggihnya teknologi membuat anak–anak bisa mengakses teknologi dengan sangat mudah sehingga ada kalanya kita sebagai orangtua bisa membatasi penggunaan gadget pada anak – anak. Namun seringkali orangtua memberikan gadget tanpa adanya pengawasan sehingga seringkali sang anak menyalahgunakannya. Salah satunya yaitu mengakses video di Youtube. Youtube mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif saat anak–anak mengakses youtube yaitu youtube bisa digunakan sebagai media belajar karena saat ini anak kecil lebih suka belajar lewat sebuah ilustrasi gambar atau video. Namun jika orangtua lengah maka dampak negatif dari anak–anak saat mengakses youtube yaitu mereka bisa mengakses video dewasa dan menonton video yang tidak mendidik dengan mudah. Sehingga kita sebagai orangtua setidaknya membatasi dan menjauhkan gadget dari anak–anak. Tetapi terkadang orangtua jika sang anak menangis mereka akan menggunakan youtube sebagai penenang. Ada kalanya sebagai orangtua lebih memberi

(28)

pengawasan lebih kepada sang anak. Jika mereka ingin mengakses youtube setidaknya berikan video yang mengedukasi sang anak mulai dari dini dengan cara mengunduh video tersebut dan mematikan data sehingga anak – anak tidak bisa mengakses video yang lain.

Dari apa yang dipaparkan dalam penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pesan Moral Pada Film Animasi Nussa dan Rara di Youtube Episode 1–15 dengan menggunakan teori New Media dan Komunikasi Massa Laswell. Metode yang digunakan adalah analisis isi deskriptif kuantitatif yang berfokus pada isi pesan pada gambar scene dan dialog scene karakter pada “Film Animasi Nussa dan Rara”.

Alasan peneliti meneliti film animasi Nussa dan Rara karena film animasi ini menarik untuk diteliti isi pesan moralnya dan film Nussa dan Rara ini banyak menceritakan tentang perilaku-perilaku yang mendidik, selain itu film Nussa dan Rara mengandung pesan-pesan moral yang dilakukan pada karakter-karakter pada film tersebut, sehingga anak-anak sebagai penonton bisa belajar dan secara tidak langsung anak-anak bisa meniru pada setiap scene-scene tersebut. Peneliti mengambil episode 1-15 di youtube karena pada awal penelitian hanya ada episode 1-15 saja dan hanya tayang di youtube channel @nussa official.

1.2. Rumusan Masalah

Apa Saja Pesan Moral Dalam Film Animasi Nussa dan Rara di Youtube Episode 1-15?

(29)

1.3. Tujuan & Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Mengetahui pesan moral pada film animasi Nussa dan Rara di Youtube episode 1-15

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi serta menambah wawasan pengetahuan anak-anak lewat Film animasi Nussa dan Rara.

2. Manfaat Praktis

Pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi orangtua dalam memilih film animasi untuk anak mereka.

1.4. Kajian Pustaka

1.4.1. Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna5.

Komunikasi adalah proses penerimaan atau penyampaian berita atau informasi dari satu pihak ke pihak lain dalam usaha untuk mendapatkan saling pengertian. Menurut Handoko mengatakan bahwa

5 Effendy, Onong Uchana. (2009) Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung: Rosdakarya. hlm.9.

(30)

komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain, yang melibatkan lebih dari sekadar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus lokal dan sebagainya6.

1.4.2. Komunikasi Massa

Istilah komunikasi massa dicetuskan sebagaimana pula media massa (surat kabar, majalah, fonogram, film, dan radio) pada awal abad 20 ditambah dengan munculnya televisi pada pertengahan abad ke-207.

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen8.

Menurut Harold D. Laswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who says what in which channel to whom and with what effect?. Dari diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses. Cara penyampaian pesannya melalui simbol dimana

6 Ngalimun. (2016) Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktis Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

hlm.20.

7 McQuail, Denis. (2011) Teori Komunikasi Massa Mcquail Jakarta: Salemba Humanika.

8 Mulyana, Deddy.(2008) Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(31)

simbol tersebut dapat berbentuk kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Dalam proses komunikasi terdapat unsurnya yaitu siapa (pelaku komunikasi yang mempunyai inisiatif untuk menyampaikan pesan), mengatakan apa (isi pesan yang disampaikan), melalui saluran apa (sarana mana yang digunakan untuk menyampaikan pesan), kepada siapa (pelaku komunikasi yang menerima pesan), dengan efek apa (hasil yang didapat dalam diri penerima). Apakah efeknya kognitif, (bertambahnya pengetahuan), afektif (berkaitan dengan afeksi/perasaan) dan konatif (berkaitan dengan perilaku)9.

1.4.3. Film Sebagai Media Komunikasi

Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk dari komunikasi, proses penyebaran melalui media massa, salah satunya film. Media film menjadi penyampaian pesan yang disampaikan pada khalayak luas sebagai suatu bentuk komunikasi massa.

Menurut William I. Gorden fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu10:

1. Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara laib lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk

9Moerdijati, Sri (2012) Pengantar Ilmu Komunikasi Sidoarjo: PT. Revka Petra Media. hlm.42-43.

10 Mulyana, Deddy (2008) Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(32)

hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan saying, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal.

3. Sebagai komunikasi ritual

Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulangtahun (nyanyi Happy Birthday dan pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin), siraman pernikahan (ijab-kabul, sungkem kepada orangtua, sawer dan sebagainya), ulang tahun perkawinan,

(33)

hingga upacara kematian. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Ritual-ritual lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran, (idul fitri) atau natal, juga adalah komunikasi ritual.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum : menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka seluruh tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui.

Perkembangan pada produksi film yang dianggap sebagai kerja kolaboratif, yaitu melibatkan sejumlah tenaga kreatif seperti sutradara, penulis skenario, penata kamera, penyunting, penata artistic dan pemeran. Unsur-unsur kreatif ini saling mendukung dan mengisi untuk membentuk totalitas.

Film sangat berbeda dengan seni sastra, seni rupa, seni suara, seni musik dan arsitektur yang muncul sebelumnya. seni film mengandalkan teknologi, baik sebagai bahan baku produksi maupun

(34)

dalam hal penyampaian terhadap penontonnya. Film merupakan penjelmaan terpadu antara berbagai unsur yakni: sastra, teater, seni rupa, dengan teknologi canggih dan modern serta sarana publikasi11.

1.4.4. Film Animasi

Film adalah serangkaian gambar-gambar yang diambil dari objek yang bergerak untuk memperlihatkan suatu peristiwa-peristiwa gerakan yang berlaku secara berkesinambungan sebagai media hiburan, pendidikan dan sebagai salah satu media informasi film secara otomatis akan membawa dampak, baik itu positif maupun dampak negatif kepada penontonnya 12.

Film menurut McQuail merupakan media yang memiliki kelebihan selain informatif dan jangkauan yang luas, juga punya sisi seni dan hiburan. Dalam komunikasi memahami film sebagai teks harus dibaca secara holistic agar mengetahui apa saja unsur yang membentuk film. Membaca teks dalam film membutuhkan kodifikasi yang jelas tentang apa saja elemen-elemen yang terdapat dalam film13.

Film adalah hasil proses kreatif para sineas yang memadukan berbagai unsur seperti gagasan, sistem nilai, pandangan hidup, keindahan, norma, tingkah laku manusia, dan kecanggihan teknologi. Dengan demikian film tidak bebas nilai karena didalamnya terdapat

11 Baksin, Askurifai. (2003) Membuat Film Indie Itu Gampang Bandung: Kataris. hlm.3. 12 Hasyan Shandy. (1980) Sensiklopedia Indonesia Jakarta:Ikhtisae Baru –Van House. hlm.107. 13 McQuail, D. (2011) Teori Komunikasi Massa McQuail Jakarta : Salemba Humanika. hlm.14.

(35)

pesan yang dikembangan sebagai karya kolektif, disini film menjadi alat pranata sosial14.

Film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya dengan atau tanpa suara yang dapat di pertunjukkan dan atau di tayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, eletronik, dan atau lainnya15.

Animasi berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang berarti jiwa , hidup, semangat sedangkan karakternya adalah orang, hewan maupun objek nyata lainnya yang dituangkan dalam bentuk 2D dan 3D. sehingga karakter animasi dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek yang seolah olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bisa berupa bentuk benda, tulisan, warna dan spesial efek16.

Jenis – Jenis Animasi17

1. Animasi Stop-motion (Stop Motion Animation)

Stop Motion Animation merupakan animasi yang dihasilkan dari pengambilan gambar berupa obyek (boneka atau yang lainnya) yang

14 Trianton, Teguh. (2013) Film Sebagai Media Belajar Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm.x. 15 Baksin, Askurifai. (2003) Membuat Film Indie Itu Gampang Bandung: Kataris. hlm.6. 16https://www.academia.edu/35932996/E_book_Animasi_pdf (di akses pada 24 Agustus 2020 -

07.30)

(36)

digerakkan setahap demi setahap. Dalam pengerjaannya teknik ini memiliki tingkat kesulitan dan memerlukan kesabaran yang tinggi. 2. Animasi Tradisional (Traditional Animation)

Tradisional animasi adalah tehnik animasi yang umum dikenal sampai saat ini. Dinamakan tehnik tradisional karena animasi inilah yang digunakan pada saaat animasi pertama kali dikembangkan. 3. Animasi Komputer (computer Graphics Animation)

Animasi ini secara keseluruhan dikerjakan dengan menggunakan komputer. Dari pembuatan karakter, mengatur gerakkan “pemain” dan kamera, pemberian suara, serta special effeknya semuanya di kerjakan menggunakan komputer.

1.4.5. Pesan dan Moral

1.4.5.1. Pesan

Effendy menjelaskan bahwa pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan menurut Onong Effendy, adalah suatu komponen dalam proses komunikasi berupa panduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambing bahasa/lambing-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain.

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media

(37)

komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda18.

1.4.5.2. Moral

Menurut Burhanuddin Salam, 2000 kata moral dari bahsa latin Mores. Mores berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Dengan demikian, moral bisa diartikan sebagai ajaran kesusilaan. Moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Moral juga berarti ajaran tentang baik-buruk perbuatan dan kelakuan. Dari asal katanya bisa ditarik kesimpulan bahwa moral mempunyai pengertian yang sama dengan kesusilaan, yang memuat ajaran tentang baik buruknya perbuatan. Jadi, perbuatan dinilai sebagai perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk19.

Sementara perbedaan antara moral dengan etika yaitu istilah etika berasal dari kata latin Ethic, sedangkan dalam bahasa Gerik Ethikos (a body of moral principles or values). Dengan demikian. Ethic berarti kebiasaan, habit, custom. Yang dimaksud dengan baik atau buruk dalam hal ini yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat atau tidak, meskipun kebiasaan masyarakat itu akan berubah sejalan dengan perkembangan masyarakat. Etika dengan sendirinya bisa diartikan sebagai ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia,

18 Cangara, Hafied. (2015) Pengantar ilmu komunikasi Depok : Raja Grafindo Persada. hlm.27. 19 Nurudin. (2007) Pengantar Komunikasi Massa Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. hlm.242.

(38)

mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat. Etika sering digunakan dengan kata moral, susila, budi pekerti, dan akhlak. Moral dan etika itu tumpang tindih pengertiannya. Moral membicarakan tentang perilaku baik dan buruk, sementara etika juga begitu20.

1.4.5.3.

Model Moral

Moral dibagi menjadi dua model yang bersifat teoritik yakni segala bentuk perbuatan yang mnegakibatkan dampak positif (baik) dan perilaku yang mengakibatkan dampak negatif (buruk) yang dalam hal ini sering kali disebut dengan pro sosial dan anti sosial (susanto, 2011), berikut penjelasannya :

Model Moral Pro sosial

Pro sosial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial sehingga pro sosial adalah tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa mempedulikan motif-motif si pelaku.

Menurut Wispe mengatakan bahwa suatu perilaku yang memiliki konsekuensi sosial yang positif. Beberapa perilaku yang tercakup anatara lain21:

1. Tidak Mementingkan Diri Sendiri

Tidak mementingkan diri sendiri, lebih memperhatikan dan mengutamakan orang lain.

20 Nurudin. (2007) Pengantar Komunikasi Massa Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. hlm.242. 21 Mulyana, D. dan Idy S. I. (1997) Bercinta dengan televise Bandung : PR. Remaja Rosdakarya.

(39)

2. Menolong

Meringankan dan membantu beban (penderitaan, kesukaran dll) agar dapat menyelesaikan sesuatu.

3. Kehangatan Bekerjasama

Kegiatan yang dilakukan dengan beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama.

4. Empati

Keadaan yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran tertentu yang sama dengan orang atau kelompok lain. 5. Memuji

Memuji adalah melahirkan kekaguman dan penghargaan pada sesuatu yang telah dianggap baik, indah, gagah berani dll.

6. Menasihati

Ajaran yang baik, anjuran (petunjuk, peringatan, teguran, saran) yang baik.

7. Penyesalan

Memiliki perasaan tidak senang karena telah melakukan perbuatan yang kurang baik.

8. Kesopanan

Menghormati dan tertib menurut adat yang baik –kepada orangtua kita wajib berlaku sopan, beradab (tingkah laku, tutur kata, pakaian dsb) dan baik budi bahasanya.

(40)

Model Pesan Antisosial

Sikap dan perilaku antisosial adalah sesuatu yang tidak mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain secara umum disekitarnya. Antisosial mencerminkan sikap yang tidak bertanggungjawab serta kurangnya penyesalan mengenai kesalahan-kesalah yang telah dilakukan.

Bandura (1991) menjelaskan keterkaitan penalaran moral dengan perilaku melalui mekanisme psikologis penerjemahan standar moral kedalam tindakan.

Pengertian dari perilaku antisosial menurut Bandura adalah suatu perilaku yang tidak hanya mengakibatkan luka atau perusakan secara fisik, tetapi juga mencakup psikologis. Beberapa perilaku yang mencakup dalam pesan antisosial antara lain22 :

1. Ancaman

Memiliki maksud untuk melakukan sesuatu hal yang merugikan, menyulitkan, menyusahkan atau mencelakakan orang lain.

2. Pemaksaan

Menyuruh, memperlakukan dan meminta sesuatu dengan paksa.

22 Mulyana, D. dan Idy S. I. (1997) Bercinta dengan televise Bandung : PR. Remaja Rosdakarya.

(41)

3. Berperang

Bertempur atau berperang dengan menggunakan senjata. 4. Berkelahi

Pertengkaran yang dilakukan dengan adu mulut atau adu tenaga.

5. Menghina

Merendahkan orang lain, memburukkan nama baik, menyinggung perasaan, mengejek, melecehkan dan menyindir orang lain dengan secara tidak langsung.

6. Memaki

Mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, keji pada orang lain untuk menyatakan kemarahan atau kejengkelan.

7. Pengkhianatan

Perbuatan yang tidak setia dan perbuatan yang tidak sesuai janji.

8. Ketidakpatuhan

Tidak mentaati sesuai perintah, dan tidak disiplin. 9. Menyelinap

Menyembunyikan diri, menyelinap dan menghindar. 10. Marah

Sangat tidak senang karena dihina, diperlakukan dengan tidak pantas dan gusar.

11. Berbohong

(42)

Tahap – Tahap Perkembangan Moral

Menurut Erik-Son, menyatakan bahwa dasar-dasar perilaku moral pada anak terbagi dalam tiga tahapan usia, yaitu:23

1. Usia 0-2 tahun

Pada tahap ini, seorang anak sepenuhnya bergantung pada ibu atau figur ibu. Ketika si ibu memenuhi kebutuhan si anak, fisik maupun mental, tumbuhlah kepercayaan anak pada si ibu. Kepercayaan ini kemudian berkembang tidak saja pada ibunya, tapi meluas pada lingkungannya.

2. Usia 2-4 tahun

Pada tahap ini, anak sudah meyakini adanya hubungan erat dengan ibu atau figure pengganti ibu. Maka mulailah anak ingin mengembangkan dirinya sendiri. Mulai belajar untuk mandiri dalam batasan tertentu. Namun mungkin timbul konflik antara ingin menjadi dirinya sendiri dan kebergantungan pada orangtua.

3. Usia 4-6 tahun

Pada tahap ini anak sudah mempunyai kepercayaan diri dan sadar dengan eksistensi dirinya. Anak akan mulai berinisiatif untuk mengatasi konflik. Hal ini didukung

23 Ibung, Dian. (2009) Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak Jakarta: PT. Elex Media

(43)

dengan kekampuan fisik anak yang sudah berkembang lebih baik.

4. Usia 6-8 tahun

Pada tahap ini, anak mulai belajar banyak hal di sekolah (juga merupakan usia awal sekolah). Dari hasil pembelajarannya ini, anak mulai menyadari kesamaan atau perbedaan dirinya dengan teman-temannya, apakah hasil belajarnya sama dengan teman-temannya atau tidak.

1.4.6. New Media

New Media merupakan sebuah konsep yang telah dikembangkan oleh Pierre Levy (2001) yang mengemukakan bahwa New Media atau media baru merupakan gagasan mengenai perkembangan media di dalam teori New Media, yang terdapat dua pandangan, yang pertama yaitu pandangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat24.

24 Gunawan Wibisono, (2017) “Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda : Pengaruh Penggunaan

Media Sosial “Good News From Indonesia” Terhadap Perilaku Nasionalisme” Jurnal Studi

pemuda, Vol 6 No 2.

https://www.researchgate.net/publication/331260319_Media_Baru_dan_Nasionalisme_Anak_Mud a_Pengaruh_Penggunaan_Media_Sosial_'Good_News_From_Indonesia'_Terhadap_Perilaku_Nasi onalisme (di akses pada 4 Desember 2019 – 16:51)

(44)

New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif, dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik25.

1.4.6.1. Youtube

Youtube adalah salah satu layanan berbagai video di internet yang paling populer saat ini. Youtube sebuah situs web video sharing (berbagi video) yang memungkinkan para pengguna mengunggah, mencari video, menonton, diskusi atau tanya jawab dan berbagi klip video secara gratis26. Tidak hanya itu saja youtube juga mempunyai beberapa manfaat yaitu :27

 Mengakses Video Streaming

Mengakses video streaming, baik live maupun tidak, manfaat lain yang ditawarkan youtube adalah siaran yang ditayangkan di televisi lokal, nasional bahkan internasional bisa diakses melalui youtube

 Memasarkan Produk

Youtube menjadi sebuah media untuk memasarkan sebuah produk yang biasanya digunakan sebagian besar pengguna

25 Mondry. (2008) Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik Bogor: Ghalia Indonesia.hlm.23. 26 Pratiwi, Kusnindyah P.H. (2020) “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pemanfaatan

Youtube Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, No. 2.

hlm.284 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/download/24238/15024 (di akses pada tanggal 24 agustus 2020 – 08:16)

27 Faith Faiqah, Muh. Nadjib, Andi Subhan Amir, (2016) “Youtube Sebagai Sarana Komunikasi

Bagi Komunitas Makassarvidgram” Jurnal Komunikasi KAREBA, No.2. h.262-263 http://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/view/1905 (di akses pada tanggal 24 agustus 2020 – 08:16)

(45)

youtube untuk menguatkan dan memajukan bisnis yang tengah dikelola.

 Mengakses video informatif

Youtube digunakan sebagai media referensi dalam penyusunan konten televisi. Tidak hanya itu saja youtube dapat digunakan juga sebagai media mencari informasi dengan cara mengakses video tentang berita.

1.4.7. Unit Analisis Isi

Unit analisis isi menurut Krippendorff (2007:97), mendefinisikan unit analisis sebagai apa yang diobservasi, dicatat dan dianggap sebagai data, memisahkan menurut batasan-batasannya dan mengidentifikasi untuk analisis berikutnya. Bagian dari isi ini dapat berupa kata, kalimat, foto, scene (potongan adegan), paragraf. Bagian-bagian ini harus terpisah dan dapat dibedakan dengan unit yang lain, and menjadi dasar kita sebagai peneliti untuk melakukan pencatatan. Lima unit pencatatan (recording unit) yang terdapat dalam unit analisis isi adalah 28:

Unit Fisik (Physical Units)

Unit Fisik adalah unit pencatatan yang didasarkan pada ukuran fisik dari suatu teks. Bentuk ukuran fisik ini sangat tergantung kepada jenis teks. Untuk televisi, ukuran fisik ini misalnya dapat berupa waktu (durasi). Sementara untuk

28 Eriyanto. (2011) Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi Dan

(46)

media cetak, ukuran fisik umumnya dipakai adalah luas/panjang berita.

Unit Sintakis (Syntactical Units)

Unit Sintaksis adalah unit analisis yang menggunakan elemen atau bagian bahasa dari suatu isi. Elemen bahasa ini sangat tergantung kepada jenis teks. Untuk bahasa tertulis (berita, iklan baris, novel, buku pelajaran, kitab suci), unit bahasa ini bisa berupa kata, ayat, kalimat, dan anak kalimat. Unit bahasagambar (film, sinetron televisi, film kartun, dan iklan televisi), bahasa ini bisa berupa potongan adegan (scene) dan sebagainya.

Unit Referensial (Referential Units)

Unit Referensial merupakan perluasan dari unit sintaksis. Pada unit sintaksis, yang dicatat dan dihitung adalah pemakaian dari kata atau kalimat. Masing-masing kata dilihat secara eksplisit. Kata yang berbeda, dihitung dan dicatat sebagai satuan yang berbeda. Sementara dalam unit referensial, kata-kata yang mirip sepadan, atau punya arti dan maksud yang sama dicatat sebagai satu kesatuan.

Unit Proposisional (Propotitional Units)

Unit Proposisional adalah unit analisis yang mengembangkan pernyataan (proposisi). Peneliti menghubungkan dan mempertautkan satu kalimat dan

(47)

kalimat lain dan menyimpulkan pernyataan (proposisi) yang terbentuk dari rangkaian antarkalimat ini.

Unit Tematik (Thematic Units)

Unit Tematik adalah unit analisis yang lebih melihat tema (topic) pembicaraan dari suatu teks. Unit tematik secara sederhana berbicara mengenai “teks berbicara tentang apa atau mengenai apa”. Ia tidak berhubungan dengan kata atau kalimat seperti halnya dalam unit analisis sintaksis, proposisional, dan referensial.

(48)

1.5. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada penelitian ini dituangkan pada gambar 1.1 Gambar 1.1

Film Animasi Nussa dan Rara

Pesan Moral

Analisis Isi Kuantitatif

Simpulan Pesan Moral Prososial

1. Tidak Mementingkan Diri Sendiri 2. Menolong 3. Kehangatan Bekerjasama 4. Empati 5. Memuji 6. Menasihati 7. Penyesalan 8. Kesopanan

Pesan Moral Antisosial 1. Ancaman 2. Pemaksaan 3. Berperang 4. Berkelahi 5. Menghina 6. Memaki 7. Pengkhianatan 8. Ketidakpatuhan 9. Menyelinap 10. Marah 11. Berbohong

(49)

1.6. Metodologi Penelitian

1.6.1. Metode dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi, yaitu metode yang digunakan untuk meriset atau menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif. Analisis isi kuantitatif lebih memfokuskan pada isi komunikasi yang tampak (tersurat/manifest/nyata)29.

Analisis isi, dibagi menjadi tiga yaitu analisis isi deskriptif, analisis isi eksplanatif, dan analisis prediktif. Pada penelitian pesan moral dalam film animasi Nussa dan Rara jika dilihat dari pendekatan yang digunakan adalah pendekatan metode analisis isi deskriptif kuantitatif. Analisis isi deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis isi ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji hubungan di antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik dari suatu pesan30.

Penelitian ini dimulai dari Oktober – Desember 2019 dengan objek penelitian adalah Film Animasi Nussa dan Rara di Youtube episode 1-15 dengan durasi per episode kurang lebih 3 menit.

29 Kriyantono, Rahmat. (2009) Teknik Praktis Riset Komunikasi Jakarta: Kencana Prenada Media

Group. hlm.60-61.

30 Eriyanto. (2011) Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi Dan Ilmu

(50)

1.6.2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya31.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh populasi sebagai sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah film animasi Nussa dan Rara episode 1-15 di youtube dengan alasan karena pada masa penelitian hanya ada episode 1-15 pada channel youtube dan film Nussa dan Rara belum di tayangkan di televisi pada masa penelitian.

1.6.3. Sampel

Menurut Sugiyono32 sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, kriteria gambar yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan yaitu video pada animasi Nussa dan Rara.

Peneliti secara sengaja memilih sampel atau periode tertentu atas dasar pertimbangan ilmiah. Pada penelitian ini, peneliti memilih mengambil dengan cara dokumentasi berupa video dengan cara mengunduh episode 1-15 di youtube. Teknik yang digunakan peneliti untuk menarik sampel dengan mengambil scene-scene dan dialog yang mengandung pesan moral edukasi.

31 Sugiyono. (2015) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta. hlm.80. 32 Sugiyono. (2011) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta. hlm.56.

(51)

1.6.4. Konsep Penelitian & Operasional Konsep

1.6.4.1. Konsep Penelitian

Konsep (concept), secara umum dapat di definisikan sebagai abstraksi atau representasi dari suatu objek atau gejala sosial. Konsep semacam gambaran singkat dari realitas sosial, dipakai untuk mewakili suatu realitas yang kompleks33.

Konsep pada penelitian ini berkaitan dengan konsep pesan moral. konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pesan moral prososial dan pesan moral antisosial. Pesan moral prososial menurut Wispe adalah suatu perilaku yang memiliki konsekuensi sosial yang positif sedangkan pesan moral antisosial menurut Bandura adalah suatu perilaku yang tidak hanya mengakibatkan luka atau perusakan secara fisik tetapi juga mencakup psikologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kuantitatif deskriptif.

Indikator yang digunakan sebagai pesan moral prososial dalam Film Animasi Nussa dan Rara episode 1-15 adalah tidak Mementingkan diri sendiri, Menolong, Kehangatan bekerjasama, Empati, Memuji, Menasihati, Penyesalan dan Kesopanan. Sedangkan antisosial adalah Ancaman, Pemaksaaan, Berperang, Berkelahi, Menghina, Memaki, Pengkhianatan, Ketidakpatuhan, Menyelinap, Marah dan Berbohong.

33 Eriyanto. (2011) Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi Dan Ilmu

(52)

1.6.4.2. Operasional Konsep

Berikut adalah konsep utama yang menajdi acuan dalam melihat suatu pesan moral:

Prososial

Menurut Wispe mengatakan bahwa suatu perilaku yang memiliki konsekuensi sosial yang positif. Beberapa perilaku yang tercakup yang menjadi acuan dalam melihat suatu pesan moral prososial Menurut Wispe anatara lain34 :

1. Tidak Mementingkan Diri Sendiri

Tidak mementingkan diri sendiri, lebih memperhatikan dan mengutamakan orang lain.

2. Menolong

Meringankan dan membantu beban (penderitaan, kesukaran dll) agar dapat menyelesaikan sesuatu. 3. Kehangatan Bekerjasama

Kegiatan yang dilakukan dengan beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama.

4. Empati

Keadaan yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran tertentu yang sama dengan orang atau kelompok lain.

34 Mulyana, D. dan Idy S. I. (1997) Bercinta dengan televisi Bandung : PR. Remaja Rosdakarya.

(53)

5. Memuji

Memuji adalah melahirkan kekaguman dan penghargaan pada sesuatu yang telah dianggap baik, indah, gagah berani dll.

6. Menasihati

Ajaran yang baik, anjuran (petunjuk, peringatan, teguran, saran) yang baik.

7. Penyesalan

Memiliki perasaan tidak senang karena telah melakukan perbuatan yang kurang baik.

8. Kesopanan

Menghormati dan tertib menurut adat yang baik –kepada orangtua kita wajib berlaku sopan, beradab (tingkah laku, tutur kata, pakaian dsb) dan baik budi bahasanya.

Antisosial

Pengertian dari perilaku antisosial menurut Bandura adalah suatu perilaku yang tidak hanya mengakibatkan luka atau perusakan secara fisik, tetapi juga mencakup psikologis. Beberapa perilaku yang mencakup dalam pesan antisosial antara lain35:

1. Ancaman

35 Mulyana, D. dan Idy S. I. (1997) Bercinta dengan televisi Bandung : PR. Remaja Rosdakarya.

(54)

Memiliki maksud untuk melakukan sesuatu hal yang merugikan, menyulitkan, menyusahkan atau mencelakakan orang lain.

2. Pemaksaan

Menyuruh, memperlakukan dan meminta sesuatu dengan paksa.

3. Berperang

Bertempur atau berperang dengan menggunakan senjata. 4. Berkelahi

Pertengkaran yang dilakukan dengan adu mulut atau adu tenaga.

5. Menghina

Merendahkan orang lain, memburukkan nama baik, menyinggung perasaan, mengejek, melecehkan dan menyindir orang lain dengan secara tidak langsung. 6. Memaki

Mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, keji pada orang lain untuk menyatakan kemarahan atau kejengkelan.

7. Pengkhianatan

Perbuatan yang tidak setia dan perbuatan yang tidak sesuai janji.

8. Ketidakpatuhan

(55)

9. Menyelinap

Menyembunyikan diri, menyelinap dan menghindar. 10. Marah

Sangat tidak senang karena dihina, diperlakukan dengan tidak pantas dan gusar.

11. Berbohong

Menyatakan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kenyataan.

1.6.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting pada penelitian karena dengan melakukan kegiatan pengumpulan data maka peneliti akan memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Teknik pengumpulan data adalah cara – cara peneliti untuk mengumpulkan data. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan dua cara yaitu :

1. Dokumentasi

Pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan cara peneliti melakukan studi pustaka yaitu mengumpulkan berbagai materi yang berkaitan dengan judul penelitian dari berbagai sumber berupa dokumen, buku, situs internet dan video yang diunduh dari youtube.

(56)

2. Observasi

Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi tidak langsung yaitu

dengan cara menonton, mengamati, menganalisis, mencatat adegan-adegan pada Film Animasi Nussa dan Rara Episode 1-15.

1.6.7. Teknik Analisis Data

1.6.7.1. Uji Validitas

Analisis isi harus dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada perbedaan penafsiran antara satu coder dengan coder lain. Validitas melihat pada apakah alat ukur dapat dipercaya menghasilkan temuan yang sama, ketika dilakukan oleh orang berbeda36.

1.6.7.2. Uji Reliabilitas

Dalam analisis isi, peneliti menggunakan formula Holsti untuk mengukur reliabilitas antar coder. Menurut Eriyanto37 formula ini pertama kali diperkenalkan oleh Ole R. Holsti (1969). Berikut Formula Holsti :

Reliabilitas Antar – Coder = 2 M N 1 + N 2

M = Jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing coder)

N1 = Jumlah coding yang dibuat oleh coder 1

36 Eriyanto. (2011) Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi Dan Ilmu

– Ilmu Sosial Lainnya Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. hlm.282.

(57)

N2 = Jumlah coding yang dibuat oleh coder 2

Reliabilitas bergerak antara 0 hingga 1, dimana 0 berarti tidak ada satupun yang disetujui oleh para coder dan 1 berarti persetujuan sempurna di antara para coder. Dalam formula Holsti, angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,7 atau 70%38. Artinya, kalau hasil perhitungan menunjukkan angka reliabilitas diatas 0,7, berarti alat ukur yang digunakan reliabel.

1.6.7.3. Coder

1. Profil Bapak Moch Rizky Satrio Rudhyni,S.Des, M.Sn.

Bapak Moch Rizky yang akrab di dalam dunia instagram kerap dipanggil Mochtret adalah Photography Consultant sekaligus Dosen Fotografi di beberapa Universitas besar di Surabaya (Stikosa-AWS dan Universitas Airlangga). Beliau merupakan lulusan S1 Universitas Ciputra jurusan Desain Komuikasi Visual dengan konsentrasi Fotografi serta lulusan S2 di Institut Seni Indonesia Yogyakarta jurusan Pengkajian Seni Fotografi. Selain itu, beliau adalah lulusan Photography Summer College di Perth-Australia. Beliau memiliki pengalaman membuat banyak karya Fotografi serta beberapa Film Behind The Scene dan beberapa proyek personal dalam 5 tahun terakhir di beberapa kota di Indonesia, termasuk di luar

38 Eriyanto. (2011) Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi Dan Ilmu

Gambar

Tabel distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi variabel pesan pro sosial  Sumber : Hasil Koding Film Nussa dan Rara Coder 1 (Peneliti)
Tabel distribusi frekuensi variabel pesan pro sosial  Sumber : Hasil Koding Film Nussa dan Rara Coder 2
Tabel distribusi frekuensi variabel pesan pro sosial
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian, terdapat nilai toleransi agama dalam film Nussa dan Rara sebagaimana yang ditunjukkan pada epidose toleransi ini dimana saat Nussa dan Rara melihat

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pesan humanis yang terdapat pada animasi ini merupakan nilai humanis yang terkandung

Asrizan Hafidz Nasution yang berjudul; Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Kartun Animasi di Channel Youtube Riko The Series Episode 8-Episode 12.. Kami berpendapat

Berdasarkan hasil penelitian, keseluruhan film animasi Nussa dan Rara yang telah penulis teliti, terdapat tuturan yang mematuhi prinsip kesantunan yaitu sebanyak 34

Pada episode “Siapa Kita?” channel youtube Nussa Official terdapat nilai karakter rasa ingin tahu, dalam visualisasi dan dialog yang disampaikan Rara berusaha menggali

Dalam animasi Nussa Official telah dimasukkan pesan dakwah berupa ajaran-ajaran Islami dalam setiap cerita dan karakternya yang diperankan oleh Nussa dan Rara.8 Di dalam penelitian

Berdasarkan survei yang telah dilakukan peneliti, dapat dijelaskan beberapa keunggulan film animasi Nussa dan Rara antara lain: 1 memiliki bentuk visual yang menarik dan sesuai dengan

Pesan film Animasi Riko The Series Pada Episode 1-10 Season 2 Memiliki Pesan moral Deskripsi Bijaksana Riko sebagai tokoh utama mengakui atas kesalahannya dan berani meminta maaf