• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KECELAKAAN KERJA DI UNIT PRODUKSI PANEL LISTRIK KAPAL MAIN SWITCH BOARD STUDY KASUS DI ( PT. TEKNIK TADAKARA SUMBERKARYA )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KECELAKAAN KERJA DI UNIT PRODUKSI PANEL LISTRIK KAPAL MAIN SWITCH BOARD STUDY KASUS DI ( PT. TEKNIK TADAKARA SUMBERKARYA )"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 “ ANALISA KECELAKAAN KERJA DI UNIT PRODUKSI PANEL LISTRIK

KAPAL MAIN SWITCH BOARD STUDY KASUS DI ( PT. TEKNIK TADAKARA SUMBERKARYA ) “

EDO SAHRI ROMADHONI (411306192) Program Studi Teknik Industri

Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

edosahri99@gmail.com

ABSTRAK

PT. Teknik Tadakara Sumberkarya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang didirikan pada tahun 1990 Perusahaan ini merupakan salah satu produsen terkemuka dalam pembuatan papan hubung utama (switch board) untuk kelautan dan industri di Indonesia. Hasil analisa dari metode Diagram Tulang Ikan, Diagram Pareto maka dapat diketehui (sebab – akibat) kecelakaan kerja, data penyebab kecelakaan kerja, data akar penyebab kecelekaan kerja, solusi akar penyebab, serta persentase yang paling dominan berdasarkan diagram pareto. Dan kecelakaan kerja yang paling sering terjadi pada tahun 2016 terjadi 122 kali kecelakaan kerja dan pada tahun 2017 terjadi 100 kali kecelakaan kerja, dari perhitungan Safe – T – Score di dapat – 1.803279 angka tersebut berada diantara +2,00 dan -2,00 yang berarti tidak menunjukkan perubahan pada tahun 2016 sampai tahun 2017, berarti pada unit produksi panel listrik kapal belum terjadi pembenahan yan serius untuk menekan angka kecelakan pada tahun berikutnya, sehingga perlu diambil tindakan untuk menekan angka kecelakaan kerja pada tahun yang akan datang.

Kata Kunci : diagram tulang ikan, diagram pareto, frequency rate (FR), severity rate (SR), Safe – T – Score.

ABSTRACK

PT. Teknik Tadakara Sumberkarya Engineering is a company engaged in manufacturing which was established in 1990 this company is one of the leading manufacturers in the manufacture of Switch Board for marine and industrial in indonesia. The results of the analysis of fish bone diagram method, pareto diagram can be know (cause - effect) accident, the root of the problem solution, and the most dominant percentage based on the pareto diagram. And the most frequent accident in 2016 occurred 122 time the work accident in 2017 occurred 100 time the work accident, from the calculation of Safe – T – Score obtained -1.803279 figures between +2,00 and -2,00 which means no significant change in 2016 until 2017, means that in the electric ship panel production unit there has not been a serious correction to reduce

(2)

2 the number of accidents in the next year, so it is necessary to take action to suppress the rate of work accidents in the next year.

Keywords : fish bone diagram, pareto diagram, frequency rate (FR), severity rate (SR), Safe – T – Score.

I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu penegetahuan dan teknologi membawa perubahan dunia secara mendasar dan menyeluruh. Perubahan struktur ekonomi, politik, sertasosial budaya akan berlangsung terus dengan pola yang sukar untuk diramalkan. Adanya perubahan diatas tidak hanya terlepas dari globalisasi yang tidak terbatas pada pasaran produk dan jasa yang berskala global, tetapi juga karena perkembangan sistem produksi yang berwawasan global.

PT. Teknik Tadakara Sumberkarya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang didirikan pada tahun 1990 berdasarkan ide pembangunan panel listrik yang dibuat oleh industri lokal. Ide ini telah ditemukan sejak panel listrik banyak di impor dari seluruh dunia yang biayanya lebih mahal untuk menghasilkan produk industri. Perusahaan ini merupakan salah satu produsen terkemuka dalam pembuatan papan hubung utama (switchboard) untuk kelautan dan industri di Indonesia. Dengan reputasi yang baik dan berkualitas tinggi, yang disertifikasi oleh badan sertifikasi dari berbagai kelas di seluruh dunia Salah satu produk yang di tawarkan yaitu pembuatan panel listrik kapal.

Penelitian standar yang dilakukan berfokus pada proses produksi panel listrik kapal. Produksi panel listrik kapal yang di produksi antara lain Main Swith board,

Emergency Switch Board, Bridge Control Console, Engine Control Console, Distribution Board, dan panel lainnya. Berdasarkan pada laporan bulanan selama

bulan Juli,Agustus dan September 2017 panel yan banyak di produksi adalah panel

Main Switch Board dan Emergency Switch Board, karena permintaan tinggi.

Untuk panel Main Switch Board dan Emergency Switch Board ini. Konsumen menginginkan produk MSB dan ESB dengan kualitas yang baik. Untuk menghasilkan kualitas produk yang baik di perlukan proses produksi yang baik dan lancar. Akan tetapi dalam proses produksi masih terdapat kecelakaan kerja yang terjadi pada unit produksi PT. Teknik Tadakara Sumberkarya. Tabel 1.1 adalah data kecelakaan kerja di PT. Teknik Tadakara Sumberkarya. Dari data tersebut dapat di jabarkan bahwa, sering terjadi insiden kecelakaan kerja yang berakibat cacat sementara dan cacat fatal

(3)

3 B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang ada maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada PT. Teknik Tadakara Sumberkarya ?

2. Usaha apa yang dibutuhkan untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja di PT. Teknik Tadakara sumberkarya ?

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya,sebab kecelakaan harus di teliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif yang di tujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat di cegah dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali ( Dr. Suma’mur, 2009 ). Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan ( Dr. Suma’mur P.K,MSC,1981 : 5 ).

B. Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja

Pembagian jenis kecelakaan kerja terdapat dua permasalahan penting, yaitu : ( Dr. Suma’mur P.K,MSC, 1981 : 5 ).

1. Kecelakaan akibat langsung pekerjaan

Kecelakaan yang terjadi pada saat tenaga kerja atau perorangan melakukan pekerjaan tersebut. Misalnya : tenaga kerja melakukan proses pengelasan dan kemudian terjadi kecelakaan yaitu mata terpecik api las.

2. Kecelakaan terjadi pada saat pengerjaan sedang dilakukan

Kecelakaan terjadi pada saat tenaga kerja dalam perjalanan pulang atau berangkat ke tempat kerja.

C. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja Antara Lain : 1. 88% Kesalahan Manusia (human error)

2. 10% Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 3. 3. 2% Lain-Lain (force major)

(4)

4 D.Pencegahan Kecelakaan Kerja

Dengan melihat akibat-akibat kerugian yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja,maka kecelakaan itu harus dicegah.Pencegahan kecelakaan itu didasarkan atas pengetahuan tentang sebab-sebab kecelakaan yang terjadi. Kecelakaan-kecelakaan kerja dapat dicegah dengan :

Peraturan perundangan, Standarisasi, Pengawasa, Penelitian bersifat teknis, Riset medis, Penelitian psikologis, Penelitian secara statistik, Pendidikan, Latihan-latihan, Penggairahan, Asuransi, Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan.

E. Penerapan Sistem Manajemen

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pngembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamtan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisiensi dan produktif ( Permanaker No. per 05/Men/1996).

F. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk menghilangkan bahaya ditempat kerja, Sesuai dengan undang-undang No.1 Tahun 1970, Untuk usaha meminimalisasi kecelakaan yang disebabkan factor APD, tenaga kerja diwajibkan untuk memakai APD sesuai standart denagn keadaan saat waktu bekerja saat itu. Misalnya :

Alat pelindung kepala (head protection/safety helmet),Alat pelindung mata (eye

protection),Alat pelindung pernafasan (respirator),Alat pelindung terhadap

kebisingan (ear plug),Alat pelindung tangan (hand protection), Alat pelindung kaki (safety shoes), Katelpak, sarung tangan, pelindung muka (face shield).

G. Kesehatan Kerja

 Pembinaan tenaga kesehatan pada tingkat perusahaan dan ditingkatkan pengarahan-pengarahan tenaga kesehatan kedalam sector produksi.

 Diadakan pendidikan dan pelatihan (traning) kepada karyawan tentang pentingnya kesehatan kerja dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

(5)

5 H. Penelitian Terdahulu

1. Analisa Keselamatan Dan kesehatan kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada CV. SUMBER PLSTIK Di Tulis OLeh Tony Subhiat, Tahun 2010 :

Berdasarkan evaluasi,dari hasil perhitungan tingkat severity atau keparahan kecelakaan,nilai diketahui pada tahun 2004 terjadi kecelakaan dengan tingkat paling tinggi dengan nilai produktivitas paling rendah yaitu tingkat keparahan 130,07 dan produktivitas 0,99688,tinggi rendahnya tingkat severity/keparahan akan mempengaruhi produktivits kerja karyawan, untuk menunjuk kan keadaan yang membaik atau memburuk bisa menggunakan metode Safe-T-score.

2. Analisa Penyebab Kecelakaan Kerja pada PT. Jamu Air Mancur Di Tulis Oleh Eka Swaputri, Tahun 2009 :

Berdasarkan hasil penilitian analisa penyebab kecelakaan kerja terjadi pada sampel usia diatas 50 tahun dengan masa kerja diatas 30 tahun, belum pernah mengikuti pelatihan K3, berdasarkan dari hasil penelitian bagi perusahaan maupun tenaga kerja diadakan pelaksanaan pelatihan K3 sebaiknya diadakan rutin atau teratur dengan mengikut sertakan seluruh elemen perusahaan, baik tenaga kerja laki-laki atau perempuan.

3. Evaluasi Penerapan K3 Proyek Upgrading Tangki Timbun 61 Dengan Pendekatan Fault Tree Analisis di PT. Pertamina (Persero) Di tulis oleh Fendi Arifianto :

Hasil pengukuran severity rate kecelakaan kerja selama proyek berlangsung mengalami penurunan dan kenaikan tingkat keparahan kerja dimana pada bulan November 2010 sebesar 2857,1. Pada bulan Desember 2010 dan Januari 2011tingkat keparahan menurun sebesar 921.7 3. Hasil pengukuran safe t score (STS) bulan Desember 2010 diketahui – 433.39 dan pada bulan Januari 2011 sebesar 377.96, keadaan yang membaik atau memburuk menggunakan metode Safe – T – Score.

(6)

6 III. METODE PENELITIAN

A. Analisa Kecelakaan Kerja

Perhitungan Angka Kecelakaan Total

 Menghitung angka frekuensi kecelakaan kerja (FR) FR = jumlah kecelakaan kerja yang terjadi x 1.000.000 Jam kerja orang

 Tingkat keparahan kecelakaan ( severity rate ( SR ) ).

Tingkat keparahan kecelakaan ( SR ) adalah jumlah total hilangnya hari kerja per. 1.000.000 jam manusia.

SR = jumlah hari yang hilang x 1.000.000 Jam kerja

 Safe – T – Score ( STS )

Digunakan untuk menunjukkan perubahan pada banyaknya angka kecelakaan. FR – FR

FR lalu STS =

1.000.000jam kerja orang ini Keterangan :

1. STS antara + 2.00 dan -2.00 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. 2. STS diatas + 2.00 menjukkan keadaan yang buruk.

3. STS dibawah -2.00 menunjukkan keadaan membaik.

B. Penyebab Kecelakaan Kerja  Diagram Pareto

1. Menentukan masalah-masalah yang akan dikumpulkan termasuk sumbu perhitungan dalam diagram,sumbu perhitungan tersebut berupa perhitungan dari suatu kejadian,seperti kecelakaan kerja menurut jenis luka.

2. Mendefinisikan dengan jelas masing – masing Klasifikasi yang akan digunakan sebagai sumbu kecelakaan.

(7)

7 Tabel 3.5 Data Jenis Kecelakaan Untuk diagram Pareto

Kode Huruf Jenis Luka Persentase Frekuensi kecelakaan Persentase komulatif A Tersengat Arus Listrik B Jari terpotong C Tangan terjepit D Tangan tersilet E Tergores insulock plat Sumber : diolah dari data

Membuat Diagram Pareto :

Gambar 3.1 Bentuk Umum Diagram Pareto

Dari diagram pareto diatas maka akan kita ketahui jenis kecelakaan yang paling banyak terjadi sehingga perusahaan bias menindak lanjut i secepatnya dan mengupayakaan pencegahannya.

(8)

8 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DATA PEGAWAI PRODUKSI PT.TEKNIK TADAKARA SUMBERKARYA.  Data Tenaga Kerja Unit Produksi PT.Teknik Tadakara Sumberkarya tahun 2016

No. Keterangan Jumlah

1 Bagian produksi 1.1 divisi mekanik 22 1.2 divisi painting 13 1.3 divisi litrik 30 1.4 divisi QC/QA 5 TOTAL 70

 Data Tenaga Kerja Unit Produksi PT.Teknik Tadakara Sumberkarya tahun 2017

No. Keterangan Jumlah

1 Bagian produksi 1.1 divisi mekanik 28 1.2 divisi painting 15 1.3 divisi litrik 42 1.4 divisi QC/QA 5 TOTAL 90

B. DATA JAM KERJA KARYAWAN

Data Jam kerja di PT. Teknik Tadakara Sumberkarya pada umumnya adalah 8 jam termasuk istirahat makan siang dengan 1 shift kerja (pagi-sore) sebagai berikut : Hari Senin s/d Jum’at

Jam Kerja : 08.00 WIB s/d 16.00 WIB Istirahat : 12.00 WIB s/d 13.00 WIB

(9)

9 C. ANALISA KECELAKAAN KERJA

 PENGELOMPOKAN KECELAKAAN KERJA MENURUT BULAN

Kecelakaan kerja yang terjadi pada unit produksi PT. Teknik Tadakara Sumberkarya dikelompokan menurut bulan terjadinya kecelakaan kerja dari bulan September 2016 sampai dengan September 2017 dan juga persentase terjadinya kecelakaan selama periode tersebut dapat dilihat dalam table 4.3 dibawah ini :

Kecelakaan Kerja Menurut Bulan Kejadian Unit Produksi PT. Teknik Tadakara Sumberkarya

BULAN TAHUN 2016 TAHUN 2017

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Januari 1 5.88 3 16.66 Februari 2 11.76 2 11.11 Maret 1 5.88 1 5.55 April 1 5.88 1 5.55 Mei 2 11.76 2 11.11 Juni 1 5.88 - - Juli 1 5.88 1 5.55 Agustus 1 5.88 1 5.55 September 3 17.64 3 16.66 Oktober 1 5.88 1 5.55 November 2 11.76 2 11.11 Desember 1 5.88 1 5.55 JUMLAH 16 100 17 100

Sumber : Diolah Penulis

Bila dilihat dari table kecelakaan kerja menurut bulan di atas bulan Januari tahun 2016 mempunyai persentase 5.88 atau 1 kali kecelakaan kerja dan pada tahun berikutnya di bulan yang sama persentase kecelakaan kerja meningkat menjadi 16.66 atau terjadi kecelakaan kerja sebanyak 3 kali dalam 1 bulan

Kecelakaan kerja menurut jenis luka tahun 2016

NO JENIS LUKA FRE KUENSI PRESENTASE

MESIN NON MESIN

1 TERSENGAT ARUS

LISTRIK 0 3 17.64

2

TANGAN TERPOTONG 3 0 17.64

(10)

10

4 TANGAN TERSILET 0 4 23.52

5 TERGORES INSULOCK

PLAT 0 4 23.52

JUMLAH 6 11 100

Sumber : diolah penulis

Kecelakaaan kerja menurut jenis luka tahun 2017

NO JENIS LUKA FRE KUENSI PRESENTASE

MESIN NON MESIN

1 TERSENGAT ARUS LISTRIK 0 3 16.66 2 TANGAN TERPOTONG 5 0 27.77 3 TANGAN TERJEPIT 2 0 11.11 4 TANGAN TERSILET 0 4 22.22 5 TANGAN TERGORES INSULOCK PLAT 0 4 22.22 JUMLAH 7 11 100

Sumber : dioalah penulis

Pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 meskipun terjadi kecelakaan kerja berat atau ringan akan tetapi perlu di perbaiki lagi agar tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi.

D. ANALISIS STATISTIK KECELAKAAN KERJA A. Frekuensi kecelakaan kerja pada tahun 2016

Asumsi :

1 hari = 8 jam kerja 1 tahun = 50 minggu 1 minggu = 5 hari

a. Jumlah kecelakaan kerja = 17 kejadian kecelakaan kerja b. Jumlah pegawai = 70 tenaga kerja

c. Jumlah jam kerja setahun = 70 x 8 x 5 x 50 = 140.000 kerja / orang d. Jumlah absen tenaga kerja = 107 hari e. Konversi jumlah absen tenaga kerja = 107 x 8

(11)

11 Total Man-hour = jumlah jam kerja 1 tahun – jumlah absen

= 140.000 - 856 = 139.144 jam kerja FR = 17 x 1.000.000

139.144

= 122.17 = 122 kali kecelakaan kerja B. Frekuensi kecelakaan kerja pada tahun 2017

Asumsi :

1 hari = 8 jam kerja 1 tahun = 50 minggu 1 minggu = 5 hari

a. Jumlah kecelakaan kerja = 18 kejadian kecelakaan kerja b. Jumlah pegawai = 90 tenaga kerja

c. Jumlah jam kerja setahun = 90 x 8 x 5 x 50 = 180.000 kerja / orang d. Jumlah absen tenaga kerja = 80 hari e. Konversi jumlah absen tenaga kerja = 80 x 8

= 640 jam

Total Man-hour = jumlah jam kerja 1 tahun – jumlah absen = 180.000 – 640

= 179.360 jam kerja FR = 18 x 1.000.000

179.360

= 100.35 = 100 kali kecelakaan kerja C. Keparahan kecelakaan kerja pada tahun 2016

Asumsi:

1 hari = 8 jam kerja 1 tahun = 50 minggu 1 minggu = 5 hari

a. Jumlah kecelakaan kerja = 17 kejadian kecelakaan kerja b. Jumlah pegawai = 70 tenaga kerja

c. Jumlah jam kerja setahun = 70 x 8 x 5 x 50

= 140.000 kerja / orang d. Jumlah absesn tenaga kerja = 107 hari

(12)

12 Total man – hour = jumlah jam kerja 1 tahun – jumlah absen

= 140.000 – 107 = 139.893 jam kerja SR = 107 x 1.000.000

139.893

= 764.87 = 765 jumlah hari yang hilang. D. Keparahan kecelakaan kerja pada tahun 2017

Asumsi:

1 hari = 8 jam kerja 1 tahun = 50 minggu 1 minggu = 5 hari

e. Jumlah kecelakaan kerja = 18 kejadian kecelakaan kerja f. Jumlah pegawai = 90 tenaga kerja

g. Jumlah jam kerja setahun = 90 x 8 x 5 x 50 = 180.000 kerja /orang h. Jumlah absesn tenaga kerja = 80

Total man – hour = jumlah jam kerja 1 tahun – jumlah absen = 180.000 – 80

= 179.920 jam kerja SR = 80 x 1.000.000

179.920

= 444,64 = 445 jumlah hari yang hilang. E. Analisa Safe-T-Score (STS)

Untuk FR kerangan :

1. STS antara + 2.00 dan – 2.00 tidak menunjukan perubahan yang berarti. 2. STS diatas + 2.00 menunjukan keadaan yang memburuk.

3. STS dibawah – 2.00 menunjukan keadaan yang membaik. Asumsi : ini = 103 Untuk FR lalu = 126 FR kini – FR lalu FR lalu STS =

1.000.000 jam kerja orang

(13)

13 100 – 122 122 STS = 1.000.000 STS = - 1.803279 Kesimpulan :

Dari perhitungan Safe-T-Score didapat hasil - 1.803279 maka dalam ketentuan yang berlaku :

1. STS antara + 2.00 dan – 2.00 tidak menunjukan perubahan yang berarti. 2. STS diatas + 2.00 menunjukan keadaan yang memburuk.

3. STS dibawah – 2.00 menunjukan keadaan yang membaik.

Menurut ketentuan yang ada angka tersebut berada diantara STS antara + 2.00 dan – 2.00 tidak menunjukan perubahan yang berarti pada tahun 2016 sampai 2017 keadaan kecelakaan kerja pada unit produksi PT. Teknik Tadakara Sumberkarya, belum terjadi pembenahan yang serius untuk menekan angka kecelakaan kerja pada tahun berikutnya.

E. Diagram Tulang Ikan ( Sebab – Akibat ) Kecelakaan Kerja

Berdasarkan diagram tulang ikan ( sebab – akibat ) dapat diketahui bahwa faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja, dari diagram.

Karyawan APD Metode

Kurang Menghargai Keselamatan Diri

Tidak Menggunakan APD

Tidak Adanya Tata Cara Atau Panduan Pada Mesin

Kurangnya Pelatihan

Tidak Ada Tanda Bahaya Pada Mesin

Kurang Disiplin Dalam Melaksanakan

Suatu Pekerjaan Kurang Menjaga

Kebersihan Tempat Dan Mesin

Mesin Disiplin Lingkungan

Mengapa Terjadi Kecelakaan Kerja

(14)

14 DATA PENYEBAB KECELAKAAN KERJA TAHUN 2016

Bulan Bagian Jam

Kejadian Keterangan Penyebab

Jan’16 Operator mesin potong/cutting 13.15 Jari terpotong Kurang konsentrasi saat bekerja Feb’16 Operator listrik 10.45

15.10

Tangan tergores insulock plat Tangan tersilet

Sarung tangan kurang standart saat bekerja Tidak memakai sarung tangan saat bekerja Mar’16 Operator mesin bending 14.00 Tangan terjepit mesin bending Ketidak tahuan saat menjalankan mesin Apr’16 Operator listrik 11.30 Tersengat arus listrik Kondisi lingkungan sekitar basah saat bekerja Mei’16 Operator listrik 11.30

15.30

Tangan tergores insulock plat Tangaan tersilet

Sarung tangan kurang standart saat bekerja Tidak memakai sarung tangan saat bekerja Jun’16 Operator mesin bending 08.30 Tangan terjepit mesin bending Ketidak tahuan saat menjalankan mesin Jul’16 Operator mesin cutting 13.10 Jari terpotong Terlalu ceroboh saat bekerja Agst’16 Operator mesin bending 09.05 Tangan terjepit mesin bending Ketidak tahuan saat menjalankan mesin

Sept’16 Operator listrik

10.00 14.00 15.30

Tangan tergores insulock plat Tersengat arus listrik

Tangan tersilet

Sarung tangan kurang standart saat bekerja Ketidak tahuan saat bekerja Tidak memakai sarung tangan saat bekerja Okt’16 Operator mesin potong/cutting 11.20 Jari terpotong Kurang konsentrasi saat bekerja Nov’16 Operator listrik 11.00

13.30

Tangan tergores insulock plat Tangan tersilet

Sarung tangan kurang standart saat bekerja Tidak memakai sarung tangan saat bekerja Des’16 Operator listrik 13.20 Tersengat arus listrik Ketidak tahuan saat bekerja

Sumber : PT. Teknik Tadakara Sumberkarya

DATA PENYEBAB KECELAKAAN KERJA TAHUN 2017

Sumber : PT. Teknik Tadakara Sumberkarya

Bulan Bagian Jam

kejadian Keterangan Penyebab

Jan’17 Operator mesin potong/cutting

08.15 13.10 15.00

Jari terpotong Tersayat pisau cutting Mata terkena percikan cutting

Kurangnya konsentrasi saat bekerja Terlalu tergesa-gesa saat bekerja Tidak memakai kaca mata saat bekerja Feb’17 Operator listrik 10.45

11.15

Tangan tergores insulock plat Tangan tersilet

Sarung tangan kurang standart saat bekerja. tidak memakai sarung tangan saat bekerja Mar’17 Operator mesin bending 14.00 Tangan terjepit mesin bending Ketidak tahuan saat menjalan kan mesin Apr’17 Operator listrik 11.30 Tersengat arus litrik Kondisi lingkungan sekitar basah saat bekerja Mei’17 Operator listrik 11.00

15.00

Tangan tersilet Tangan tergores insulock plat

Tidak memakai sarung tangan saat bekerja Sarung tangan kurang standart saat bekerja

Jun’17 - - - -

Jul’17 Operator mesin cutting 13.10 Jari terpotong Terlalu ceroboh saat bekerja Agst’17 Operator mesin bending 09.05 Tangan terjepit mesin bending Ketidak tahuan saat menjalan kan mesin

Sept’17 Operator listrik

10.00 14.00 15.30

Tangan tergores insulock plat Tersengat arus listrik

Tangan tersilet

Sarung tangan kurang standart saat bekerja Ketidak tahuan saat bekerja Tidak memakai sarung tangan saat bekerja Okt’17 Operator mesin cutting 11.20 Jari terpotong Kurang konsentrasi saat bekerja Nov’17 Operator listrik 11.00

14.15

Tangan tergores insulock plat Tangan tersilet

Sarung tangan kurang standart saat bekerja Tidak memakai sarung tangan saat bekerja Des’17 Operator listrik 13.20 Tersengat arus listrik Ketidaktahuan saat kondisi bekerja

(15)

15  SOLUSI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

1. Kurang konsentrasi saat bekerja

 Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, pekerja dituntut untuk konsentrasi yang tinggi, karena mesin-mesin yang beroperasi, berputar, dan bergerak tidak

memiliki toleransi apabila pekerja salah dalam mengoperasikannya. 2. Ketidak tahuan saat menjalankan mesin

 Berilah pelindung terhadap mesin serta peralatan yang bisa membahayakan pekerja.

 Berilah sistem pengaman pada alat kerja atau instalasi untuk mencegah kecelakaan dalam pengoperasian alat misalnya tutup pengaman mesin, sistem interlock sistem alarm dan sebagainya.

3. Sarung tangan kurang standart saat bekerja

 Untuk tahun berikutnya perusahaan harus ditingkatkan alat pelindung diri yaitu sarung tangan yang sesuai standart internasional, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada mesin maupun non mesin.

4. Tidak memakai sarung tangan saat bekerja

 Karyawan yang melanggar atau tidak memakai alat pelindung diri agar dikasih peringatan atau sangsi sesuai peraturan yang ditetapkan perusahaan agar tidak terjadi kecelakaan kerja untuk tahun berikutnya.

5. Ketidak tahuan saat bekerja

 Berilah pelatihan kepada pekerja secara berkala tentang dasar-dasar ilmu listrik.  Supaya dilakukan pengecekan ulang pada waktu selesai pengetesan diworkshop

maupun di kapal supaya tidak ada tegangan liar.

 Supaya dilakukan cleaning ulang kembali pada waktu di workshop maupun dikapal.

 Supaya dilakukan pengecekan pada setiap panel dengan alat megger test untuk memastikan kondisi panel basah atau lembab.

(16)

16

Tangan tersilet Tangan tergores insulock plat

F. PEMBUATAN DIAGRAM PARETO JENIS DAN PENYEBAB DOMINAN KECELAKAAN KERJA

Pembuatan diagram pareto berdasarkan jenis kecelakaan kerja A. Diagram Pareto Menurut Jenis Luka

Jenis Luka

Berdasarkan diagram pareto diatas, kecelakaan kerja yang paling sering terjadi dan hampir samamulai dari tahun 2016 – 2017 adalah jenis kecelakaan kerja tangan tergores insulock plat sebesar 36.36% 8 kali terjadi, tangan tersilet sebesar 36.36% 8 kali terjadi dan tangan terpotong mesin potong/cutting sebesar 61.53% 8 kali terjadi, untuk tangan terjepit mesin bending memiliki jumlah persentase 38.46% dengan jumlah 5 kali kejadian dan yang terakhir yaitu tersengat arus listrik memiliki persentase 27.27% dengan jumlah 6 kali kejadian.Berdasarkan kecelakaan kerja diatas maka dapat diketahui bahwa kecelakaan kerja yang terjadi di akibatkan oleh kelalaian dalam melakukan tugas dengan benar dan tidak memakainya ADP (Alat Pelindung Diri) dapat dilihat pada diagram pareto dibawah ini.

8 5 8 8 6 100% 75% 50% 25% 0% 0 10 20 30 40 Tangan terpotong mesin potong/cutting Tangan terjepit mesin bending Tersengat arus listrik

(17)

17 B. SOLUSI MEMINIMALISASIKAN KECELAKAAN KERJA PADA UNIT

PRODUKSI PT. TEKNIK TADAKARA SUMBERKARYA

Apabila saat karyawan bekerja di workshop maupun di kapal wajib menggunakan alat pelindung diri ( APD ) yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan dan melihat tata cara mengoprasikan mesin maupun non mesin dengan benar sesuai dengan petunjuk penggunaan dan menempelkannya pada bagian mesin yang sering terjadi kecelakaan kerja. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, karyawan dituntut untuk konsentrasi yang tinggi, sehingga mesin-mesin yang beroperasi, berputar, dan bergerak tidak memiliki toleransi kepada karyawan yang ceroboh dan kurang konsentrasi. Disiplin dalam melakukan suatu pekerjaan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN  Kesimpulan

Berdasarkan diagram tulang ikan (sebab – akibat) dapat diketahui faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja, (jari terpotong mesin potong/cutting - kurang konsentrasi saat bekerja), (tangan terjepit mesin - ketidak tahuan saat menjalankan mesin), (tangan tergores insulock plat - sarung tangan kurang standart saat bekerja), (tangan tersilet - tidak memakai sarung tangan saat bekerja), (tersengat arus listrik - ketidak tahuan saat bekerja).

Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui persentase yang paling dominan pada jari terpotong mesin potong/cutting 61,53% 8 kali terjadi, kelalaian kerja yang tidak benar sebesar 54,28% 19 kali terjadi.

S-T-S ( tahun January 2016 sampai dengan desember 2017 ) = -1,803279, angka -1,803279 berada pada posisi diantara +2,00 dan -2,00 berarti desember 2017 tidak menunjukkan perubahan dibanding January 2016.

 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian K3 tersebut didapat dari hasil yang cukup, namun masih sama tingkat kecelakaan kerja pada tahun sebelumnya maka PT. Teknik Tadakara Sumberkarya perlu meningkatkan kembali peraturan dan diadakannya penelitian lebih lanjut tentang K3.Untuk tahun kedepan nya PT. Teknik Tadakara Sumberkarya harus ditingkatkan alat pelindung diri (APD) yaitu sarung tangan yang sesuai standart internasioanal, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada mesin maupun non mesin.

(18)

18

DAFTAR PUSTAKA

Arifianto Fendi, (2012). Penelitian Terdahulu. Evaluasi Penerapan K3 Proyek Upgrading

Tangki Timbun 61Dengan Penedekatan Fault Tree Analisis.

Bennet N.B Silalahi MA, Rumondang B. Silalahi, (1995). Manajemen Keselamtan Dan

Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Permanaker No. Per 05/Men/1996, Penerapan Sistem Manajemen K3

Swaputri Eka, (2009). Penelitian Terdahulu. Analisa Penyebab Kecelakaan Kerja. Suma’mur, (1981). Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Massagung.

Suma’mur (2009), Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: Sagung Seto.

Subhiat Tony, (2010). Penelitian Terdahulu. Analisa Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan.

Tim Asa Mandiri, (2007). Himpunan Undang – Undang Ketenagakerjaan. Jakarta: Asa Mandiri Undang – Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

(19)

Gambar

Gambar 3.1 Bentuk Umum Diagram Pareto

Referensi

Dokumen terkait

Simulasi modal analysis dan harmonic response analysis yang sudah dilakukan, dengan hasil dan trend yang tidak jauh berbeda dengan hasil eksperimen bisa menjadi

Berdasarkan hal yang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan di Dusun Lantaboko Kecamatan Parangloe

Dari penelitian ini krim antiacne Formula 3 (konsentrasi ekstrak etanol bawang tiwai 4%) merupakan formula terbaik dengan potensi yang paling besar dengan

Demikian informasi ini saya sampaikan dengan jujur dan sebenarnya sesuai fakta yang ada pada diri kami, apabila ada fakta/keterangan yang tidak sesuai maka kami bersedia

Dalam hukum Islam, soal bersuci dan seluk beluknya termasuk bagian dari ilmu dan amalan yang penting, terutama karena diantara syarat-syarat salat telah ditetapkan

Kampanye ini sendiri nantinya berjudul “ Helping Hand for Orangutan”, selain bermaksud menyampaikan pesan akan pentingnya mencegah Orangutan dari kepunahan, kampanye ini

Kegiatan PPM ini akan melibatkan warga Dusun Gading, Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ibu-ibu yang tergabung dalam PKK (PKK Arimbi), sebagai

Hasil penelitian menunjukaan bahwa karakteristik kecelakaan berdasarkan angka kecelakaan paling banyak terjadi pada tahun 2016 (159 kecelakaan), tipe kendaraan yang paling