GAMBARAN
GAMBARAN
RADIOLOGIS
RADIOLOGIS
PNEUMONIA
PNEUMONIA
PADA FOTO
PADA FOTO
KONVENSIONAL
KONVENSIONAL
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Penyakit saluran napas
Penyakit saluran napas
penyebab angka
penyebab angka
kematian dan kecacatan yang tinggi di di seluruh
kematian dan kecacatan yang tinggi di di seluruh
dunia
dunia
Pneumonia
Pneumonia
bentuk
bentuk
infeksi saluran napas
infeksi saluran napas
bawah akut
bawah akut
di parenkim paru
di parenkim paru
dijumpai sekitar
dijumpai sekitar
15-20%
15-20%
Pneumonia nosokomial di ICU : PN di ruangan
Pneumonia nosokomial di ICU : PN di ruangan
umum
umum
42% : 13%
42% : 13%
Sebagian besar yaitu sejumlah
Sebagian besar yaitu sejumlah
47%
47%
terjadi pada
terjadi pada
pasien yang menggunakan
Anatomi Paru-paru
Anatomi Paru-paru
Pulmo dekstra dibagi menjadi 3 lobi, yaitu:
Pulmo dekstra dibagi menjadi 3 lobi, yaitu:
Lobus Superior
Lobus Superior
3 segmen: apikal, posterior, inferior
3 segmen: apikal, posterior, inferior
Lobus Medius
Lobus Medius
2 segmen: lateralis dan medialis
2 segmen: lateralis dan medialis
Lobus Inferior
Lobus Inferior
5 segmen: apikal, mediobasal, anterobasal,
5 segmen: apikal, mediobasal, anterobasal,
laterobasal, posterobasal
Pulmo sinistra dibagi menjadi 2 lobi, yaitu:
Pulmo sinistra dibagi menjadi 2 lobi, yaitu:
Lobus Superior
Lobus Superior
4 segmen: apikoposterior, anterior,
4 segmen: apikoposterior, anterior,
lingularis superior, lingularis inferior.
lingularis superior, lingularis inferior.
Lobus Inferior
Lobus Inferior
4 segmen: apikal, anteromediobasal,
4 segmen: apikal, anteromediobasal,
laterobasal, dan posterobasal
Anatomi Paru-paru
Anatomi Paru-paru
Anatomi
Definisi
Definisi
Pneumonia
Pneumonia
suatu
suatu
peradangan yang
peradangan yang
mengenai
mengenai
parenkim paru, distal dari bronkiolus
parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis
terminalis
yang mencakup
yang mencakup
bronkiolus
bronkiolus
respiratorius , dan alveoli
respiratorius , dan alveoli
serta menimbulkan
serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat
pertukaran gas setempat
Secara radiologik
Secara radiologik
suatu
suatu
proses bertambah
proses bertambah
padatnya jaringan/parenkim paru yang berjalan
padatnya jaringan/parenkim paru yang berjalan
cepat mengenai suatu /beberapa segmen atau
cepat mengenai suatu /beberapa segmen atau
lobus
Berbagai spesies
Berbagai spesies
bakteri, mikoplasma,
bakteri, mikoplasma,
klamidia, riketsia, virus, fungi dan parasit
klamidia, riketsia, virus, fungi dan parasit
dapat menyebabkan pneumonia.
Patogenesis
Patogenesis
Patogenesis pneumonia mencakup interaksi antara Patogenesis pneumonia mencakup interaksi antara mikroorganisme (MO) penyebab yang masuk melalui
mikroorganisme (MO) penyebab yang masuk melalui
berbagai jalan, dengan daya tahan tubuh manusia
berbagai jalan, dengan daya tahan tubuh manusia
Kuman mencapai alveoli melalui Kuman mencapai alveoli melalui inhalasi, aspirasi inhalasi, aspirasi kuman orofaring,
kuman orofaring,
penyebaran penyebaran hematogenhematogen dari focus infeksi lain, atau dari focus infeksi lain, atau penyebaran
penyebaran langsunglangsung dari lokasi infeksi. dari lokasi infeksi.
Pada bagian saluran napas bawah, kuman menghadapi Pada bagian saluran napas bawah, kuman menghadapi daya tahan tubuh berupa
daya tahan tubuh berupa system pertahanan mukosilier, system pertahanan mukosilier, daya tahan selular makrofag alveolar, limfosit bronchial, daya tahan selular makrofag alveolar, limfosit bronchial, dan neutrofil. Juga daya tahan humoral IgA dan IgG dari dan neutrofil. Juga daya tahan humoral IgA dan IgG dari
sekresi bronchial. sekresi bronchial.
Terjadinya pneumonia tergantung dari:
Terjadinya pneumonia tergantung dari:
virulensi
virulensi
Mikro Organisme
Mikro Organisme
tingkat kemudahan
tingkat kemudahan
dan
dan
luasnya daerah paru
luasnya daerah paru
yang terkena serta
yang terkena serta
penurunan daya tahan tubuh.
penurunan daya tahan tubuh.
Faktor predisposisi antara lain :
Faktor predisposisi antara lain :
kebiasaan kebiasaan merokokmerokok, , pasca infeksi virus, pasca infeksi virus,
penyakit jantung kronik, penyakit jantung kronik, diabetes mellitus, diabetes mellitus,
keadaan imunodefisiensi, keadaan imunodefisiensi,
kelainan atau kelainan atau kelemahan struktur organ dadakelemahan struktur organ dada atau atau penurunan kesadaran. penurunan kesadaran.
tindakan invasive seperti infuse, intubasi, trakheostomi, tindakan invasive seperti infuse, intubasi, trakheostomi, atau pemasangan ventilator.
Penyebaran
Penyebaran
Aspirasi patogenAspirasi patogen
individu dengan individu dengan derajat kesadaran yang tergangguderajat kesadaran yang terganggu (misalnya
(misalnya alkoholik, penyalah guna obat, pasien setelah alkoholik, penyalah guna obat, pasien setelah kejang, stroke atau anestesi umum
kejang, stroke atau anestesi umum), ), disfungsi neurologik orofaringdisfungsi neurologik orofaring dan dan
gangguan menelan atau mekanisme impedimengangguan menelan atau mekanisme impedimen (misalnya
(misalnya pipa nasogastrik atau endotrakealpipa nasogastrik atau endotrakeal). ).
Adanya Adanya refleks batuk yang terganggurefleks batuk yang terganggu atau atau disfungsi disfungsi makrofag mukosiliaris atau alveolar
makrofag mukosiliaris atau alveolar akan meningkatkan akan meningkatkan risiko pneumonia.
risiko pneumonia.
Penyebaran hematogen ke seluruh
Penyebaran hematogen ke seluruh
paru
paru
,
,
infeksi
infeksi
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus
,
,
pada
pada
penyalahguna obat melalui
penyalahguna obat melalui
intravena
intravena
,
,
pasien
pasien
endokarditis bacterial
endokarditis bacterial
kanan atau
kanan atau
kiri,
kiri,
juga pada pasien dengan
juga pada pasien dengan
infeksi akibat
infeksi akibat
kateter intravena
Etiologi
Etiologi
tersering disebabkan oleh
tersering disebabkan oleh
bakteri.
bakteri.
infeksi melalui
infeksi melalui
droplet
droplet
sering
sering
disebabkan
disebabkan
Streptococcus pneumoniae
Streptococcus pneumoniae
,
,
melalui
melalui
selang infuse
selang infuse
oleh
oleh
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus
infeksi pada pemakaian
infeksi pada pemakaian
ventilator
ventilator
oleh
oleh
P.aeroginosa
Klasifikasi Berdasarkan Lingkungan dan Pejamu
Klasifikasi Berdasarkan Lingkungan dan Pejamu
Tipe Klinis
Tipe Klinis
Epidemiologi
Epidemiologi
Pneumonia Komunitas
Pneumonia Komunitas
Sporadis atau endemic;
Sporadis atau endemic;
muda atau orang tua
muda atau orang tua
Pneumonia Nosokomial
Pneumonia Nosokomial
Didahului perawatan di
Didahului perawatan di
RS
RS
Pneumonia Rekurens
Pneumonia Rekurens
Terdapat dasar penyakit
Terdapat dasar penyakit
paru kronik
paru kronik
Pneumonia Aspirasi
Pneumonia Aspirasi
Alkoholik, usia tua
Alkoholik, usia tua
Pneumonia pada
Pneumonia pada
gangguan imun
gangguan imun
Pada pasien
transplantasi, onkologi,
Pada pasien
transplantasi, onkologi,
AIDS
Klasifikasi Berdasar Etiologi
Klasifikasi Berdasar Etiologi
Bakterial
Bakterial
Nonbakterial
Nonbakterial
Streptococcus pneumoniae Streptococcus pneumoniae H. influenzae H. influenzae L.pneumophilia L.pneumophilia Klebsiella Klebsiella Pseudomonas Pseudomonas E.coli E.coli Mycoplasma Mycoplasma Chlamydia Chlamydia
Tuberkulosis
Tuberkulosis
Virus
Virus
Fungi
Fungi
Parasit
Parasit
Streptococcus pneumoniae
Streptococcus pneumoniae
penyebab
penyebab
yang
yang
paling sering
paling sering
dari pneumonia bakterial,
dari pneumonia bakterial,
Di antara semua pneumonia bakterial,
Di antara semua pneumonia bakterial,
patogenesis dari
patogenesis dari
pneumonia pneumokokus
pneumonia pneumokokus
paling banyak diselidiki.
paling banyak diselidiki.
Pneumokokus
Pneumokokus
umumnya mencapai alveoli lewat
umumnya mencapai alveoli lewat
percikan mukus atau saliva
percikan mukus atau saliva
.
.
Lobus bagian bawah paru-paru paling sering
Lobus bagian bawah paru-paru paling sering
terkena sebab efek gravitasi
Setelah mencapai
Setelah mencapai alveolialveoli, pneumokok menimbulkan , pneumokok menimbulkan respon yang khas terdiri dari
respon yang khas terdiri dari 4 tahap yang berurutan4 tahap yang berurutan, , yaitu :
yaitu :
Kongesti (4 sampai 12 jam pertama)Kongesti (4 sampai 12 jam pertama) : : eksudat serosaeksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui
masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor.
yang berdilatasi dan bocor.
Hepatisasi merah (48 jam berikutnya)Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) : : paru-paru paru-paru tampak merah dan bergranula
tampak merah dan bergranula (hepatisasi = seperti (hepatisasi = seperti hepar) karena
hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin, dan sel-sel darah merah, fibrin, dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli.
leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli.
Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari)Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari) : paru-paru : paru-paru tampak kelabu karena
tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi
konsolidasi di daerah yang terserang. di daerah yang terserang.
Resolusi (7 sampai 11 hari)Resolusi (7 sampai 11 hari) : : eksudat mengalami lisis eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag
dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula.
Pneumonia Bentuk Khusus
Pneumonia Bentuk Khusus
I.
I. Pneumonia RekurensPneumonia Rekurens
bila dijumpai bila dijumpai 2 atau lebih episode infeksi2 atau lebih episode infeksi paru non TB paru non TB dengan
dengan jarak waktu lebih dari 1 bulanjarak waktu lebih dari 1 bulan, disertai , disertai adanya febris,
adanya febris, gambaran infiltrat parugambaran infiltrat paru dan umumnya dan umumnya disertai sputum purulen, leukositosis dan respons
disertai sputum purulen, leukositosis dan respons
terhadap antibiotik yang baik.
terhadap antibiotik yang baik.
II.
II. Pneumonia Pada Gangguan ImunPneumonia Pada Gangguan Imun
Pada pasien gangguan imun terdapat Pada pasien gangguan imun terdapat kekurangan kekurangan imunitas akibat proses penyakit dasarnya
imunitas akibat proses penyakit dasarnya atau oleh atau oleh terapi.
terapi.
III. Pneumonia Resolusi Lambat
III. Pneumonia Resolusi Lambat
bila bila pengurangan gambaran konsolidasi pada foto pengurangan gambaran konsolidasi pada foto dada
dada lebih kecil dari 50% dalam 2 minggulebih kecil dari 50% dalam 2 minggu dan dan berlangsung
Klasifikasi infeksi pneumonia akut berdasarkan Juhl, yaitu :
Klasifikasi infeksi pneumonia akut berdasarkan Juhl, yaitu :
Berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi : :
Pneumonia alveolar (lobar)Pneumonia alveolar (lobar)
Etiologi :
Etiologi : PneumococcusPneumococcus. Eksudat alveolar yang menghasilkan . Eksudat alveolar yang menghasilkan konsolidasi konsolidasi homogen perifer menyebar ke hillus
homogen perifer menyebar ke hillus dan cenderung menyeberangi garis dan cenderung menyeberangi garis segmental. Tidak terbatas pada 1 lobus.
segmental. Tidak terbatas pada 1 lobus.
Pneumonia lobular (bronkhopneumonia)Pneumonia lobular (bronkhopneumonia)
Etiologi :
Etiologi : StaphylococcusStaphylococcus yang berasal dari jalan napas, menyebar ke alveoli yang berasal dari jalan napas, menyebar ke alveoli
peribronkial.
peribronkial.Gambaran radiologis memiliki pola yang bervariasi termasuk Gambaran radiologis memiliki pola yang bervariasi termasuk konsolidasi konfluen, mirip pneumonia alveolar
konsolidasi konfluen, mirip pneumonia alveolar..
Pneumonia interstitialPneumonia interstitial
Etiologi :
Etiologi : virus dan mikoplasmavirus dan mikoplasma. Interstitial sering terkena, tetapi tertutupi . Interstitial sering terkena, tetapi tertutupi eksudat alveolar. Pola bervariasi tetapi bila terdapat konsolidasi alveolar eksudat alveolar. Pola bervariasi tetapi bila terdapat konsolidasi alveolar tidak sepadat pneumonia alveolar/lobular.
tidak sepadat pneumonia alveolar/lobular.
Campuran (mixed)Campuran (mixed)
Kombinasi pneumonia
Kombinasi pneumonia alveolar, lobular, dan interstitialalveolar, lobular, dan interstitial..
Penegakan Diagnosis
Penegakan Diagnosis
Diagnosis klinis pneumonia tergantung
Diagnosis klinis pneumonia tergantung
kepada penemuan kelainan fisik atau
kepada penemuan kelainan fisik atau
bukti
bukti
radiologis yang menunjukkan
radiologis yang menunjukkan
konsolidasi
konsolidasi
.
.
Diagnosis ini berdasarkan pada riwayat
Diagnosis ini berdasarkan pada riwayat
penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik
penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik
yang teliti dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Fisis
Awitan Awitan akutakut biasanya biasanya kuman patogen seperti kuman patogen seperti S. pneumoniae, S. pneumoniae,
Streptococcus spp
Streptococcus spp.,Staphylococcus.,Staphylococcus. .
Pneumonia virus Pneumonia virus mialgia, malaise, batuk kering, dan mialgia, malaise, batuk kering, dan nonproduktif.
nonproduktif.
Awitan lebih insidious dan ringan pada Awitan lebih insidious dan ringan pada orang tua/imunitas orang tua/imunitas menurun
menurun akibat kuman yang akibat kuman yang < patogen/oportunistik< patogen/oportunistik, misalnya : , misalnya :
Klebsiella
Klebsiella, , PseudomonasPseudomonas, , EnterobacteriaceaeEnterobacteriaceae, kuman anaerob, , kuman anaerob,
jamur
jamur..
Tanda-tanda fisis pada Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasiktipe pneumonia klasik demam, sesak demam, sesak napas, tanda-tanda konsolidasi paru (tanda perkusi paru yang
napas, tanda-tanda konsolidasi paru (tanda perkusi paru yang
pekak, ronki nyaring, suara pernapasan bronkial).
pekak, ronki nyaring, suara pernapasan bronkial).
Bentuk klasik pada PKomunitas primer Bentuk klasik pada PKomunitas primer Bronkhopneumonia, Bronkhopneumonia, pneumonia lobaris atau pleuropneumonia
pneumonia lobaris atau pleuropneumonia. .
Gejala atau bentuk yang tidak khas dijumpai pada PKomunitas Gejala atau bentuk yang tidak khas dijumpai pada PKomunitas sekunder atau PNosokomial.
sekunder atau PNosokomial.
Dapat diperoleh bentuk manifestasi lain infeksi paru, seperti Dapat diperoleh bentuk manifestasi lain infeksi paru, seperti efusi pleura, pneumotoraks/hidropneumotoraks.
efusi pleura, pneumotoraks/hidropneumotoraks.
Pada pasien Pada pasien PNosokomial atau dengan gangguan imunPNosokomial atau dengan gangguan imun dapat dapat dijumpai
dijumpai gangguan kesadaran oleh hipoksiagangguan kesadaran oleh hipoksia..
Warna, konsistensi, dan jumlah sputum penting untuk
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Radiologis
Gambaran radiologi pada umumnya memperlihatkan :
Gambaran radiologi pada umumnya memperlihatkan :
Penambahan Penambahan densitas/bayangan radioopak densitas/bayangan radioopak inhomogen
inhomogen mengenai satu/beberapa mengenai satu/beberapa segmen/lobussegmen/lobus Perubahan volume (-), masih tampak Perubahan volume (-), masih tampak air air
bronchogram (+) bronchogram (+)
Kadang-kadang disertai Kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar hilluspembesaran kelenjar hillus Pada Pada stadium penyembuhanstadium penyembuhan, bayangan inhomogen , bayangan inhomogen
opak diganti
opak diganti garis-garis retikuler yang kemudian akan garis-garis retikuler yang kemudian akan menghilang.
Pneumonia Bakterial
Pneumonia Bakterial
Etiologi : Etiologi : Diplococcus pneumoniaeDiplococcus pneumoniae. .
Patofisiologi : organisme penyebab Patofisiologi : organisme penyebab tertelan bersama tertelan bersama droplet/saliva atau mukus
droplet/saliva atau mukus sehingga sehingga lobus inferior dan lobus inferior dan medius kanan paling sering
medius kanan paling sering terkena. terkena.
Gambaran radiologis
Gambaran radiologis (6-12 jam setelah onset) : (6-12 jam setelah onset) :
Konsolidasi lobarKonsolidasi lobar lobus inferior dan segmen posterior lobus superior lobus inferior dan segmen posterior lobus superior
(paling sering)
(paling sering)
Terbatas pada Terbatas pada satu lobus/segmentalsatu lobus/segmental secara keseluruhan. secara keseluruhan.
Konsolidasi alveoli, dimulai dari bagian periferKonsolidasi alveoli, dimulai dari bagian perifer, dan biasanya , dan biasanya
berbatasan dengan permukaan pleura viseralis/fissura interlobar.
berbatasan dengan permukaan pleura viseralis/fissura interlobar.
Air bronkogram (+).Air bronkogram (+).
Elevasi diafragmaElevasi diafragma ipsilateral, karena splinting ipsilateral, karena splinting (terpecah (terpecah), akibat ), akibat
infeksi pleura.
infeksi pleura.
Efusi pleura minimalEfusi pleura minimal di sinus costophrenicus di sinus costophrenicus (hal ini jarang terjadi bila (hal ini jarang terjadi bila
pemberian terapi secara cepat).
pemberian terapi secara cepat).
Pada Pada pasien emfisema, bleb radiolusen dikelilingi pasien emfisema, bleb radiolusen dikelilingi oleh daerah konsolidasi
oleh daerah konsolidasi, sehingga , sehingga mirip kavitasmirip kavitas.. Kadang distribusinya Kadang distribusinya patchypatchy/lobular/lobular, mirip , mirip
bronkopneumonia
bronkopneumonia ((patchy bronchopneumonic patchy bronchopneumonic pattern
pattern))
Selama Selama resolusi resolusi (selama kurang dari 8 minggu), (selama kurang dari 8 minggu), densitas menjadi
densitas menjadi > iregular dan > > iregular dan > patchypatchy. . Focal athelectasisFocal athelectasis sering timbul. sering timbul.
Pada anak-anak ditemukan Pada anak-anak ditemukan
Round pneumonia
Round pneumonia
, , yaitu lesi bulat berbatas tegas.yaitu lesi bulat berbatas tegas.
Komplikasi : Komplikasi : empyema, abses paru, resolusi lambat, empyema, abses paru, resolusi lambat, meningitis, endokarditis, artritis septik
meningitis, endokarditis, artritis septik.. Diagnosa banding : Diagnosa banding : atelektasisatelektasis
Gambar 4. Pneumococcal Pneumonia.
Gambar 4. Pneumococcal Pneumonia. Konsolidasi alveolarKonsolidasi alveolar yang luas pada lobus kanan bawah dengan air bronkogram
yang luas pada lobus kanan bawah dengan air bronkogram
(+) (dikutip dari
Gambar 5. Pneumococcal pneumonia. Konsolidasi pada
Gambar 5. Pneumococcal pneumonia. Konsolidasi pada
lobus atas kanan dan lingula (dikutip dari
lobus atas kanan dan lingula (dikutip dari Textbook of Textbook of Radiology and Imaging
Staphylococcal Pneumonia
Staphylococcal Pneumonia
Etiologi :
Etiologi : Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus..
Insidensi : pasien debil/bayi dalam tahun pertama atau Insidensi : pasien debil/bayi dalam tahun pertama atau pada orang tua.
pada orang tua.
Patofisiologi :Patofisiologi : 1.
1. Primer di paru (bronkhogenik)Primer di paru (bronkhogenik) 2.
2. Sekunder di paru, primer di tempat lain (hematogen)Sekunder di paru, primer di tempat lain (hematogen) Gejala klinis : onset mendadak dengan lesu berat. Gejala klinis : onset mendadak dengan lesu berat.
Sering superinfeksi dengan influenza.
Sering superinfeksi dengan influenza.
Gambaran radiologis :
Gambaran radiologis :
Cepat berubah dan tidak ada hubungan antara beratnya Cepat berubah dan tidak ada hubungan antara beratnya gejala dengan gambaran pada foto rontgen.
gejala dengan gambaran pada foto rontgen.
Biasanya bilateral, Biasanya bilateral, dapat difus kadang nodulardapat difus kadang nodular, tetapi , tetapi jarang lobar.
Anak-anak :
Anak-anak :
1.1. Daerah Daerah padat segmental dan lokal (difus).padat segmental dan lokal (difus).
2.2. Konsolidasi cepat menyebarKonsolidasi cepat menyebar, mengenai , mengenai seluruh seluruh
lobus (konfluen bronkopneumonia).lobus (konfluen bronkopneumonia).
3. 3. Bronkus tertutup eksudat, air bronkogram (-). Bronkus tertutup eksudat, air bronkogram (-). 4. 4. Efusi pleura.Efusi pleura.
5.5. Empyema.Empyema.
6.6. PneumothoraksPneumothoraks..
7.7. PneumatocelePneumatocele berdinding tipis dan cepat berubah berdinding tipis dan cepat berubah
ukuran, karena obstruksi check valve antara lumen ukuran, karena obstruksi check valve antara lumen
bronkus kecil, dan interstitium yang berbatasan.bronkus kecil, dan interstitium yang berbatasan. 8. 8. Abses.Abses.
Dewasa :
Dewasa :
Abses Abses terjadi lebih seringterjadi lebih sering daripada pada anak. daripada pada anak. Pneumothoraks dan pneumatocele jarang.Pneumothoraks dan pneumatocele jarang.
Efusi pleura dan empyema tidak sesering seperti pada Efusi pleura dan empyema tidak sesering seperti pada anak.
Gambar 6. Staphylococcal pneumonia dengan
Gambar 7. Staphylococcal pneumonia pada lobus superior kanan dengan pembentukkan
Gambar 7. Staphylococcal pneumonia pada lobus superior kanan dengan pembentukkan absesabses. (dikutip dari . (dikutip dari
Textbook of Radiology and Imaging
Streptococcal Pneumonia
Streptococcal Pneumonia
Etiologi :
Etiologi :
Streptococcus pyogenes
Streptococcus pyogenes
Insidensi : 1-5%.
Insidensi : 1-5%.
Gambaran Radiologi :
Gambaran Radiologi :
Lokasi : Lokasi : Segmen posterobasal lobus inferiorSegmen posterobasal lobus inferior.. Lebih Lebih difus dan tipenya interstitialdifus dan tipenya interstitial..
Dengan Dengan densitas yang lebih halus, menyebar densitas yang lebih halus, menyebar
dari hillus ke perifer dari hillus ke perifer..
Kombinasi Kombinasi infiltrat nodular, kaburinfiltrat nodular, kabur, berkembang , berkembang
cepat pada penderita akut, dan sesudah itu
cepat pada penderita akut, dan sesudah itu
pembentukan
pembentukan kavitas dibanyak tempatkavitas dibanyak tempat adalah adalah khas untuk Streptococcal pneumonia.
khas untuk Streptococcal pneumonia.
Konsolidasi Konsolidasi pathcy.pathcy.
Gambar 8. Streptococcal pneumonia bilateral dan
Gambar 8. Streptococcal pneumonia bilateral dan empyema disertai dengan efusi pleuraempyema disertai dengan efusi pleura ( dikutip dari ( dikutip dari Radiology on CD
Friedlander Pneumonia
Friedlander Pneumonia
Etiologi : Etiologi : Klebsiella pneumoniaeKlebsiella pneumoniae. .
Insidensi : biasanya mengenai orang Insidensi : biasanya mengenai orang setengah baya atau orang tua, setengah baya atau orang tua,
dan orang debil.
dan orang debil.
Gejala Klinis : onset tiba-tiba, gejala klinis akan berjalan fatal dalam Gejala Klinis : onset tiba-tiba, gejala klinis akan berjalan fatal dalam
beberapa hari.
beberapa hari.
Gambaran radiologis : Gambaran radiologis :
DDiiawaliawali bronkopneumonia, daerah dengan kepadatan meningkat dan bronkopneumonia, daerah dengan kepadatan meningkat dan
patchy
patchy. Biasanya terjadi pada satu/kedua lobus, menyebar cepat . Biasanya terjadi pada satu/kedua lobus, menyebar cepat menjadi konfluen
menjadi konfluen. .
Dapat mengenai Dapat mengenai satu lobus secara keseluruhansatu lobus secara keseluruhan.. Konsolidasi lobar t.u Konsolidasi lobar t.u lobus superior kanan.lobus superior kanan.
Volume paru cenderung bertambah Volume paru cenderung bertambah fissura interlobar yang fissura interlobar yang
berbatasan menjadi konveks.
berbatasan menjadi konveks.
Destruksi jaringan ekstensif Destruksi jaringan ekstensif abses dinding tipisabses dinding tipis.. Sering Sering efusi pleuraefusi pleura. .
EmpyemaEmpyema..
Bila kronis, lebih patchy, Bila kronis, lebih patchy, kavitas lebih kecilkavitas lebih kecil, lesi mirip TBC., lesi mirip TBC. Bila Bila
sembuh dapat timbul
sembuh dapat timbul fibrosis, kontraksi lobus, dan volume paru fibrosis, kontraksi lobus, dan volume paru berkurang
berkurang..
Gambar 10. Friedlander Pneumonia dengan
Gambar 10. Friedlander Pneumonia dengan konsolidasi alveolus yang luaskonsolidasi alveolus yang luas pada lobus superior kanan (dikutip dari pada lobus superior kanan (dikutip dari Radiology on Radiology on CD
Haemophyllus influenzae
Haemophyllus influenzae
Pneumonia
Pneumonia
Etiologi : Etiologi : Haemophyllus influenzaeHaemophyllus influenzae
Gambaran radiologis : tidak memberikan gambaran yang Gambaran radiologis : tidak memberikan gambaran yang karakteristik
karakteristik
Tampak di daerah lapangan paru atas Tampak di daerah lapangan paru atas bayangan bayangan
pneumonia yang intensif pneumonia yang intensif
Bayangan infiltrasi ini dapat pula terlihat di Bayangan infiltrasi ini dapat pula terlihat di daerah daerah
perihiler dan daerah pararetrokardial perihiler dan daerah pararetrokardial
Bayangan infiltrasi ini dapat terlihat juga pada Bayangan infiltrasi ini dapat terlihat juga pada
bentuk pneumonia lainnya
Mycoplasma pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Etiologi :
Etiologi :
Mycoplasma pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Insidensi : Anak pada usia sekolah
Insidensi : Anak pada usia sekolah
.
.
Gambaran radiologis :
Gambaran radiologis :
Konsolidasi patchy/ konfluen lobar/.segmental dengan Konsolidasi patchy/ konfluen lobar/.segmental dengan
air bronkogram (+)
air bronkogram (+),, beberapa berhubungan dengan beberapa berhubungan dengan atelektasis.
atelektasis.
Pola retikulonodular difus bilateralPola retikulonodular difus bilateral, berhubungan , berhubungan
dengan garis-garis septa.
dengan garis-garis septa.
Efusi pleura jarang.Efusi pleura jarang.
Pneumonia
Pneumonia
V
V
irus
irus
Infeksi virus lebih banyak menyebabkan
Infeksi virus lebih banyak menyebabkan
eksudasi ke arah jaringan interstitial
eksudasi ke arah jaringan interstitial
Pada Pada stadium awal secara radiologis akan terlihat stadium awal secara radiologis akan terlihat
bayangan garis-garis kabur yang bertambah
bayangan garis-garis kabur yang bertambah seperti seperti pada gambaran
pada gambaran limfangitis karsinomatosa.limfangitis karsinomatosa.
Penyakit karena virus ini akan
Penyakit karena virus ini akan
lebih berat bila
lebih berat bila
bersama-sama dengan infeksi bakteri
bersama-sama dengan infeksi bakteri
.
.
Gambaran radiologis akan berubah sesuai
Gambaran radiologis akan berubah sesuai
beratnya penyakit.
Gambaran radiologis paru karena infeksi virus
Gambaran radiologis paru karena infeksi virus
dapat terlihat :
dapat terlihat :
NormalNormal
Gambaran pneumonia oleh karena virus Gambaran pneumonia oleh karena virus (tu.(tu. virus virus
A influenza)A influenza)
Gambaran pneumonia oleh karena bakteri Gambaran pneumonia oleh karena bakteri
superinfeksisuperinfeksi (tu. (tu. Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus dan dan
Diplococcus pneumoniaeDiplococcus pneumoniae))
Gambaran pneumonia oleh karena
Gambaran pneumonia oleh karena
infeksi virus
infeksi virus
primer
primer
:
:
sering disertai dengan sering disertai dengan pembesaran kelenjar, corakan pembesaran kelenjar, corakan
paru yang bertambah dan relatif melebar yang sering paru yang bertambah dan relatif melebar yang sering disertai bercak-bercak konsolidasi, edema ringan dan disertai bercak-bercak konsolidasi, edema ringan dan
garis-garis tajam linier garis-garis tajam linier..
V
V
irus
irus
lain
lain
yang dapat menyebabkan pneumonia:
yang dapat menyebabkan pneumonia:
Gambar 15. Pneumonia virus dengan gambaran
Pneumonia Aspirasi
Pneumonia Aspirasi
Pneumonia
Pneumonia
aspirasi dapat
aspirasi dapat
disebabkan:
disebabkan:
Inhalasi mukusInhalasi mukus atau atau bahan mukopurulenbahan mukopurulen dari dari
nasofaring
nasofaring
Inhalasi makanan dari faring atau esofagusInhalasi makanan dari faring atau esofagus Inhalasi gas yang merangsangInhalasi gas yang merangsang
Inhalasi minyak atau lemakInhalasi minyak atau lemak
Gambaran
Gambaran
Radiologis
Radiologis
:
:
TTampak ampak bayangan bayangan konsolidasi segmentalkonsolidasi segmental atau atau
bayangan berbercak di daerah lapangan paru bayangan berbercak di daerah lapangan paru bawah
bawah seperti halnya dengan bronkiektasis. seperti halnya dengan bronkiektasis.
Radiologis gambaran pneumonia aspirasi ini Radiologis gambaran pneumonia aspirasi ini
menyerupai gambaran pneumonia atipik primer menyerupai gambaran pneumonia atipik primer. .
Pneumonia karena radiasi
Pneumonia karena radiasi
Radiasi sinar pengion dosis besar , waktu singkat, kepada Radiasi sinar pengion dosis besar , waktu singkat, kepada daerah relatif kecil
daerah relatif kecil peradangan dan nekrosis jaringanperadangan dan nekrosis jaringan. . Radiologis berbeda dari pneumonia bakterial oleh karena Radiologis berbeda dari pneumonia bakterial oleh karena
konsolidasi
konsolidasi tampak lebih ringan tampak lebih ringan, ,
gambaran gambaran garis-garis tajam dan liniergaris-garis tajam dan linier sering menyertai sering menyertai bayangan konsolidasi
bayangan konsolidasi..
Pneumonia ini Pneumonia ini reversibel reversibel dan dapat pulih kembali. dan dapat pulih kembali.
Penyinaran yang berulang-ulang walaupun dalam dosis Penyinaran yang berulang-ulang walaupun dalam dosis kecil akan menyebabkan
kecil akan menyebabkan trombosis dari pembuluh darah trombosis dari pembuluh darah kecil
kecil yang dapat mengakibatkan yang dapat mengakibatkan fibrosis interstitial. fibrosis interstitial.
Jaringan Jaringan pleurapleura kerusakan dan menjadi tebalkerusakan dan menjadi tebal. . FibrosisFibrosis tampak kasar dengan pembentukan tampak kasar dengan pembentukan bleb. bleb.
Bila proses fibrosis cukup luas Bila proses fibrosis cukup luas atelektasisatelektasis atau atau infeksi infeksi sekunder oleh bakteri.