• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Kincir Angin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Program Kreativitas Mahasiswa Kincir Angin"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 1 PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ENERGI ALTERNATIF TURBIN ANGIN

ENERGI ALTERNATIF TURBIN ANGIN

BIDANG KEGIATAN: BIDANG KEGIATAN: PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

 – 

 – 

 PENGABDIAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKAT

Diusulkan oleh: Diusulkan oleh:

Azka

Azka Zulfah Zulfah Saffanah Saffanah 175060600111012175060600111012 Estyningtyas

Estyningtyas Prayagati Prayagati 175060600111036175060600111036 Michael

Michael Rico Rico Junior Junior 175060600111028175060600111028 Dhimas

Dhimas Auliayudi Auliayudi A.P A.P 175060601111006175060601111006

UNIVERSITAS BRAWIJAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MALANG 2017 2017

(2)

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ………...  1 DAFTAR ISI……… 2 BAB I PENDAHULUAN………..  3 1.1 Latar Belakang………. 3 1.2 Rumusan Masalah………  4 1.3 Tujuan Penelitian……….  4 1.4 Manfaat Penelitian………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………  5

2.1 Energi Angin………  5

2.2 Turbin Angin……… 5

BAB III METODE PENELITIAN………  8

(3)

3 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya terus meningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri yang

senantiasa meningkat. Sedangkan energi fosil yang selama

inimerupakan sumber energi utama ketersediaannya sangat terbatas dan terus menipis.Proses alam memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat kembali menyediakanenergi fosil ini.

Menurut Blueprint Pengelolaan Energi Nasional yang dikeluarkan oleh

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun 2005, cadangan minyak  bumi di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan akan habis dalam kurunwaktu 18 tahun dengan rasio cadangan/produksi pada tahun tersebut. Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun.

Banyak sumber daya alam terbarukan yang ada di Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal seperti energi angin, energi air, energi surya dan lainnya. Pemanfaatan energi terbarukan dapat mencegah terjadinya kenaikan jumlah karbon dioksida atau CO2 pada lapisan

atmosfer yang menyebabkan pemanasan

global. Pada sebuah surat kabar The Atjeh Post pada Rabu 1 Juni 2011,

”International Energy Agency (IEA) mengungkapkan bahwa kenaikan emisi karbondioksida

CO2 pada tahun 2010 sebesar 1.6 gigaton (Gt), saat diakumulasikan

kenaikan karbondioksida di tahun 2010 menjadi 30.6 Gt, Nicholas Stern dari London

School of Economics bahkan mengklaim, jika hal ini terus berlangsung pada 2100,

suhu Bumi akan naik 4 derajat Celcius”.

Angin di kawasan wilayah Indonesia mempunyai kecepatan dan arah yang selalu  berubah-ubah. Menurut Karwono (2008), pada turbin angin poros horisontal pemanfaatannya

harus diarahkan sesuai dengan arah angin yang paling tinggi kecepatannya.

Di Kabupaten Nganjuk sendiri memiliki Sumber Daya Alam yang berupa Angin yang cukup kencang dan bisa dimanfaatkan sebagai Sumber Energi Listrik dengan menggunakan Kincir Angin. Namun, di Kabupaten Nganjuk sendiri belum ada yang memanfaatkan energy tersebut secara maksimal.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana caranya memanfaatkan energi alternatif yang berupa angin di suatu desa Kabupaten Nganjuk dijadikan Energi Listrik menggunakan Kincir Angin yang berguna bagi masyarakat Nganjuk

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa maksimalkah energi listrik untuk masyarakat di suatu desa Kabupaten Nganjuk yang dihasilkan oleh Kincir Angin tersebut.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, bagi  para pembaca atau pihak –  pihak yang berkepentingan. Manfaat penelitian ini yaitu:

1. Untuk meningkatkan taraf perekonomian di suatu desa Kabupaten Nganjuk 2. Dapat sebagai pembuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar 

(5)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ketekanan udara yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara akibat

 pemanasan atmosfir yang tidak merata oleh sinar matahari. Karena bergerak

angin memiliki energi kinetik. Energi angin dapat dikonversi atau ditransfer ke dalam bentuk energi lain seperti listrik atau mekanik dengan menggunakan kincir atau turbin angin. Oleh karena itu, kincir atau turbin angin sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (Saiful, 2008).

Salah satu energi terbarukan yang berkembang pesat di dunia saat ini adalah energi angin. Energi angin merupakan energi terbarukan yang sangat fleksibel.Energi angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya pemompaan air untuk irigasi, pembangkit listrik, pengering atau pencacah hasil panen, aerasi tambakikan/udang, pendingin ikan pada

 perahu-perahu nelayan dan lain-lain. Selain

itu, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di mana-mana, baik di daerah landau maupun dataran tinggi, bahkan dapat di terapkan di laut, berbeda halnya dengan energi air (Daryanto, 2007).

2.2 Turbin Angin

Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomopdasi kebutuhan para petani dalam

melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin

terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.

Turbin angin dibagi menjadi dua kelompok utama berdasarkan arah sumbu: 1. Turbin Angin Horizontal Axis

Turbin angin sumbu horizontal merupakan turbin angin yang sumbu rotasi

rotornya paralel terhadap permukaan tanah. Turbin angin sumbu horizontal memiliki

 poros rotor utama dan generator listrik di puncak menara dan diarahkan

menuju dari arah datangnya angin untuk dapat memanfaatkan energi angin. Rotor

turbin angin kecil diarahkan menuju dari arah datangnya angin dengan pengaturan baling  –   baling angin sederhana sedangkan turbin angin besar umumnya menggunakan sensor angin dan

motor yang mengubah rotor turbin

mengarah padaangin. Berdasarkan prinsip aerodinamis, rotor turbin angin sumbu horizontal mengalami gaya lift dan gaya drag, namun gaya lift jauh lebih besar dari gaya drag sehingga rotor turbin ini lebih dikenal dengan rotor turbin tipe lift

(6)

Dilihat dari jumlah sudu, turbin angin sumbu horizontal terbagi menjadi: 1. Turbin angin satu sudu (single blade)

2. Turbin angin dua sudu (double blade) 3. Turbin angin tiga sudu (three blade) 4. Turbin angin banyak sudu (multi blade)

Berdasarkan letak rotor terhadap arah angin, turbin angin sumbu horizontal dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1) Upwind 2) Downwind

Turbin angin jenis upwind memiliki rotor yang menghadap arah datangnya angin sedangkan turbin angin jenis downwind memiliki rotor yang membelakangi/ menurut  jurusan arah angina.

Rotor pada turbin upwind terletak di depan turbin, posisinya mirip dengan pesawat terbang yang didorong baling –  baling. Untuk menjaga turbin tetap menghadap arah angin, diperlukan mekanisme yaw seperti ekor turbin. Keuntungannya,

naungan menara berkurang. Udara akan mulai menekuk di sekitar menara sebelum berlalu begitu

sehingga ada kehilangan daya dari gangguan yang terjadi, hanya tidak setingkat

dengan turbin downwind.

Turbin angin downwind memiliki rotor di sisi bagian belakang turbin. Bentuk nacelle I

desain untuk menyesuaikan dengan arah angin. Keunggulannya yaitu

sudurotor dapat lebih fleksibel karena tidak ada bahaya tabrakan dengan menara. Sudu

fleksibel memiliki keuntungan, biaya pembuatan sudu lebih murah dan mengurangi tegangan  pada tower selama keadaan angin dengan kecepatan tinggi karena melentur memberikan beban angin didistribusikan secara langsung ke sudu dari pada ke menara. Sudu yang fleksibel dapat  juga sebagai kekurangan dimana kelenturannya menyebabkan keletihan sudu. Dibelakang

menara merupakan masalah dengan mesin downwind karena menyebabkan turbulensi aliran dan meningkatkan kelelahan pada turbin.

2. Tubin Angin Vertikal Axis

Turbin angin sumbu vertikal merupakan turbin angin yang sumbu rotasi rotor tegak lurus

terhadap permukaan tanah. Jika dilihat dari efisiensi turbin,turbin

(7)

7 c) Konstruksi turbin sederhana

Turbin angin sumbu vertikal dapat didirikan dekat permukaan tanah, sehingga memungkinkan menempatkan komponen mekanik dan komponen elektronik yang mendukung  beroperasinya turbin. Jika dilihat dari prinsip aerodinamik rotor yang digunakan, turbin angin

sumbu vertikal dibagi menjadi dua bagian, yaitu: A) Turbin Angin Darrieus

Turbin Angin Darrieus pada umumnya dikenal sebagai turbin eggbeater .Turbin angin

Darrieus pertama kali ditemukan oleh Georges Darrieus pada tahun

1931. Turbin angin Darrieus merupakan turbin angin yang menggunakan prinsip aerodinamik dengan memanfaatkan gaya lift pada airfoil dalam mengekstrak energy angin.

Turbin Darrieus memiliki torsi rotor yang rendah tetapi putarannya lebih tinggi dibanding dengan turbin angin Savonius sehingga lebih diutamakan untuk menghasilkan

energi listrik. Namun turbin ini membutuhkan energi awal untuk

mulai berputar. Rotor turbin angin Darrieus pada umumnya memiliki variasi sudu yaitu duaatau tiga sudu. Modifikasi rotor turbin angin Darrieus disebut dengan turbin angin.

Turbin angin Savonius pertama kali diperkenalkan oleh insinyur Finlandia Sigurd J. Savonius pada tahun 1922. Turbin angin sumbu vertikal yang terdiri dari dua sudu berbentuk setengah silinder atau elips yang dirangk ai sehingga membentuk „S‟, satu sisi setengah

silinder berbentuk cembung dan sisi lain berbentuk cekung yang dilalui angin.

Berdasarkan prinsip aerodinamis, rotor turbin ini memanfaatkan gaya hambat (drag) saat mengekstrak energi angin dari aliran angin yang melalui sudu turbin. Koefisien hambat  permukaan

cekung lebih besar daripada permukaan cembung. Oleh sebab itu, sisi permukaan cekung

setengah silinder yang dilalui angin akan memberikan gaya hambat yang

lebih besar daripada sisi lain sehingga rotor berputar. S etiap turbin angin yang memanfaatkan potensi angin dengan gaya hambat memiliki efisiensi yang terbatasi karena kecepatan sudu tidak dapat melebihi kecepatan angin yang melaluinya.

Dengan memanfaatkan gaya hambat, turbin angin Savonius

memiliki putaran dan daya yang rendah dibandingkan dengan turbin angin Darrieus. Meskipun demikian turbin Savonius tidak memerlukan energi awal memulai rotor

untuk berputar yang merupakan keunggulan turbin ini dibanding turbin Darrieus. Daya dan

 putaran yang dihasilkan turbin Savonius relatif rendah, sehingga pada

 penerapannya digunakan untuk keperluan yang membutuhkan daya kecil dan

sederhana seperti memompa air. Turbin ini kurang sesuai digunakan untuk pembangkit listrik dikarenakan tip speed ratio dan daya yang relatif rendah

(8)

B. Airfoil

Sudu-sudu rotor turbin seringkali berpenampang airfoil tetapi adakalanya sudu ini terbuat dari plat lengkung atau sudu layar yang merupakan penyederhanaan dari bentuk propeller.NACA

(National Advisory Committe for Aeronautics) merupakan standar dalam perancangan

suatu airfoil. Perancangan airfoil pada dasarnya bersifat khusus dan dibuat menurut selera serta sesuai dengan kebutuhan dari pesawat yang akan dibuat

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah tentang metodologi yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan, antara lain:

3.1 Anggaran Biaya

 No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Bahan-bahan terdiri dari turbin, batrai, Rp.

10.500.000,-2 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar,

laporan, dll Rp.

2.000.000,-Jumlah Rp.

12.500.000,-3.2 Jadwal Kegiatan

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fakultas MIPA Universitas Lambung

Mangkurat Banjarbaru.

2. Waktu

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Muchtadi dkk (1988), pati dengan kandungan amilosa tinggi, misalnya pati yang berasal dari umbi- umbian, cenderung menghasilkan flakes yang keras karena

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.Skripsi ini berjudul “Penerapan

Komposisi Bahan

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam. Koperasi bernaung di Dinas Koperasi dan UMKM daerah setempat

Dari pengalaman Rocha dalam Anderson (2004), tahap awal perkembangan klaster dimulai dengan adanya unit-unit usaha yang beraglomerasi akibat dari pemanfaatkan keuntungan

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan.Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan kinerja keuangan Bank BUMN

Pada akhirnya akan menjadi tantangan yang cukup besar bagi perusahaan sektor pertambangan di Indonesia, untuk senantiasa memperhatikan kepentingan shareholder dengan

Skrining resep, pelayanan informasi obat sebagian besar sudah banyak dilakukan oleh apoteker di rumah sakit di wilayah Karesidenan Banyumas sedangkan konseling