• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARGET COSTING DRS. DEVIE., AK., EFC., CFP., AEPP., CMA., CBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TARGET COSTING DRS. DEVIE., AK., EFC., CFP., AEPP., CMA., CBA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

TARGET COSTING

(2)
(3)

ALAT STRATEGIS 

yang bernama 

Target 

Costing 

dapat mengurangi 

RESIKO 

KEGAGALAN 

dalam meluncurkan 

PRODUK 

BARU

.

ALAT STRATEGIS 

yang bernama 

Target 

Costing 

dapat digunakan dalam 

MENSINERGIKAN 

LABA

dan  

KEPUASAN 

PELANGGAN

(4)

Secara matematis target costing memiliki persamaan :

(5)

ILUSTRASI TARGET COSTING

• Seandainya pelaku bisnis ingin meluncurkan produk makanan  bernama sapu langit. Produk ini ditargetkan pada pasar di daerah‐ daerah pesisir pantai. Masyarakat di daerah pesisir pantai akan  membeli produk makanan sapu langit maksimal Rp. 1,500 per unit. • Investasi yang dibutuhkan sebesar Rp. 1,000,000,000. Return on  Investment (ROI) yang diinginkan 15%. Produk diperkirakan  berumur 3 tahun. Estimasi unit terjual yang terbagi dalam tiga  skenario :

buruk

normal

baik

target harga jual

      

1,000

      

1,000

      

1,000

target kuantitas yang terjual

     

200,000

     

250,000

     

300,000

(6)

ILUSTRASI TARGET COSTING

Target laba yang diinginkan sebesar ROI 15% x 

Investasi Rp. 1,000,000,000 = Rp. 150,000,000.

Target biaya sangat ditentukan oleh skenario unit 

terjual, sehingga ada tiga target biaya produk sapu 

langit, yaitu :

target harga jual per unit         1,500         1,500       1,500 target laba : laba yang diinginkan         150,000,000         150,000,000         150,000,000 rencana unit terjual       200,000       250,000       300,000 target laba per unit        750        600        500 target biaya        750        900         1,000

buruk normal baik SKENARIO

(7)

ILUSTRASI TARGET COSTING

• target biaya MEMBESAR jika pelaku bisnis berhasil menurunkan biaya  penggunaan dana sehingga ROI yang dibutuhkan hanya 12%, maka  target biaya tertinggi bukan Rp. 1,000 melainkan Rp. 1,100 pada  rencana unit terjual 300,000 unit. Target biaya Rp. 1,100 memberi  ruang gerak yang lebih luas bagi pelaku bisnis untuk meluncurkan produk sapu langit • Jadi Target Costing menuntut pelaku bisnis berhasil pada dua sisi yaitu  sisi investasi dan sisi pendanaan. Kemampuan mensinergikan kedua sisi akan memudahkan pelaku bisnis dalam meluncurkan produk baru.   target harga jual per unit       1,500       1,500        1,500 target laba : laba yang diinginkan         120,000,000         120,000,000         120,000,000 rencana unit terjual       200,000       250,000       300,000 target laba per unit        600        480        400 target biaya        900       1,020        1,100

buruk normal baik

(8)
(9)

TIGA TAHAP DALAM TARGET COSTING

TARGET BIAYA

TARGET LABA

YA

TIDAK

2. GUNAKAN  VALUE  ENGINERING PRODUKSI  AWAL PRODUKSI  LANJUTAN 3. KAIZEN  COSTING

TARGET 

HARGA JUAL

1. PENELITIAN PASAR

(10)
(11)

VALUE ENGINERING

Value engineering adalah suatu upaya untuk 

mengurangi biaya dengan melakukan analisa 

trade off antara manfaat/kegunaan produk 

dengan biaya produk. 

Value engineering dapat memastikan bahwa 

biaya produk sudah sesuai dengan manfaat 

yang diinginkan pelanggan

(12)

KAIZEN COSTING

waktu Rp. Price Biaya  produk 1  Biaya  produk 2 Produksi   Awal Produksi  Lanjutan HARGA STABIL  atau TURUN karena  tajamnya persaingan  bisnis Kaizen Cost untuk  menurunkan biaya  produksi Blocher and friend

GUNAKAN 

POLA 

PERBAIKAN 

TERUS 

MENERUS 

DALAM 

MENGURANGI 

BIAYA

(13)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT 

(QFD)

• Quality Function Deployment dapat digunakan untuk  mengimplementasikan value engineering pada suatu desain  produk atau desain jasa sehingga dapat mencapai target biaya • Quality Function Deployment akan memetakan semua  komponen produk atau komponen jasa berdasar kegunaan atau  manfaat yang diberikan kepada pelanggan • Perpaduan quality function deployment dengan target costing  akan memudahkan pelaku bisnis menurunkan biaya karena  mengurangi atau menghilangkan komponen produk yang  memberikan manfaat atau kegunaan yang tidak penting bagi  pelanggan • Value engineering memungkinkan produk hanya berisi  komponen yang memberikan manfaat atau kegunaan yang  penting di mata pelanggan

(14)

TAHAPAN PENERAPAN QFD

1. mengidentifikasi manfaat atau kegunaan yang 

penting bagi pelanggan, 

2. mengidentifikasi manfaat dari setiap komponen 

produk atau jasa bagi pelanggan,

3. menentukan biaya dan proporsi biaya dari 

setiap komponen produk, 

4. mempertemukan antara komponen produk 

yang memuaskan pelanggan

5. menghitung indeks kepentingan dari masing‐

masing komponen produk

(15)

ILUSTRASI QFD

• Restoran Mareta merupakan restoran masakan padang yang paling  diminati di Surabaya Barat.  Tingginya permintaan pasar, memicu  Mareta untuk membuka beberapa cabang di wilayah Surabaya.  Mareta merasa kuatir cabang yang akan dibuka tidak mendapat  tempat di hati masyarakat. Oleh karena itu, Mareta melakukan  penelitian pasar untuk mengetahui apa yang diharapkan pelanggan  dan posisi Restoran Mareta dalam persaingan.  • Berdasarkan hasil penelitian pasar ternyata mengejutkan Mareta  karena apa yang dipikirkan Mareta kurang tepat. Semula Mareta  yakin bahwa pelanggan lebih mementingkan rasa, porsi, dan harga  dibanding kenyamanan ketika makan di restoran • Hasil penelitian pasar menunjukkan suasana nyaman  120 40.0% layanan karyawan 90 30.0% menu makanan 60 20.0% kreasi acara 30 10.0% 300 100.0% penting     di mata  pelanggan

(16)

ILUSTRASI QFD

• Yang paling penting adalah suasana nyaman, layanan  karyawan, rasa makanan, dan kreasi acara. • Suasana nyaman ditunjukkan dengan fasilitas fisik restoran  seperti meja, kursi, lukisan, pemandangan, suhu udara,  tampilan menu, tampilan makanan, dan sebagainya. • Layanan karyawan meliputi kecepatan karyawan dalam  melayani, pengetahuan karyawan tentang produk,  karyawan memahami pelanggan (empati), dan karyawan  dapat dipercaya • Menu makanan diartikan sebagai pilihan menu, variasi  menu, rasa, porsi yang cukup, dan kandungan gizi.  • Ternyata pelanggan juga membutuhkan berbagai acara  yang menemani pelanggan ketika makan di restoran  tersebut

(17)

ILUSTRASI QFD

Setelah memahami hasil penelitian pasar, Mareta 

mencoba melihat komponen biaya yang berkaitan 

dengan manfaat yang diberikan kepada pelanggan. 

Empat komponen biaya terbesar yang berkaitan dengan 

manfaat yang diberikan kepada pelanggan. 

Restoran 

Mareta memiliki komponen biaya makanan terbesar 

sebesar 40%, biaya fasilitas 30%, biaya karyawan 

20%, dan biaya kreasi acara 10%

makanan       20,000 40.0% fasilitas       15,000 30.0% karyawan       10,000 20.0% kreasi          5,000 10.0% 50,000        100.0% biaya restoran

(18)

ILUSTRASI QFD

Mareta ingin mengetahui apakah komposisi biaya ini 

sesuai atau tidak sesuai dengan harapan pelanggan?

Mareta mencoba mengaitkan antara komponen 

biaya dengan manfaat yang diberikan kepada 

pelanggan

Berikut ini adalah manfaat yang diberikan oleh setiap 

komponen biaya yang terjadi di restoran Mareta:

suasana  nyaman  layanan  karyawan menu  makanan kreasi  acara makanan 20.0% 10.0% 80.0% 5.0% fasilitas 60.0% 15.0% 5.0% 10.0% karyawan 10.0% 60.0% 5.0% 10.0% kreasi 10.0% 15.0% 10.0% 75.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

(19)

ILUSTRASI QFD

Mareta ingin menghitung apakah komponen biaya 

yang dikeluarkan sudah sesuai atau belum sesuai 

dengan tingkat kepentingan pelanggan.

suasana  nyaman  layanan  karyawan menu  makanan kreasi  acara indeks  kepentingan tingkat kepentingan 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% makanan 15.0% 10.0% 80.0% 5.0% 25.5% fasilitas 70.0% 15.0% 5.0% 10.0% 34.5% karyawan 5.0% 60.0% 5.0% 10.0% 22.0% kreasi 10.0% 15.0% 10.0% 75.0% 18.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Indeks kepentingan makanan, fasilitas, karyawan, dan kreasi  dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut:  indeks kepentingan makanan  (40% x 15%) + (30% x 10%) + (20% x 80%) + (10% x 5%) = 25,5%

(20)

ILUSTRASI QFD

biaya  restoran indeks  kepentingan makanan 40.0% 25.5% fasilitas 30.0% 34.5% karyawan 20.0% 22.0% kreasi 10.0% 18.0% 100.0% 100.0%

Perbandingan antara indeks kepentingan 

dengan komponen biaya

(21)

ILUSTRASI QFD

• Mareta harus mengurangi  komponen biaya makanan 40%  karena tingkat kepentingan pelanggan hanya 25,5% • komponen biaya fasilitas perlu ditingkatkan karena hanya 30%,  sedangkan  pelanggan menginginkan 34,5%.  • Biaya yang berkaitan dengan karyawan harus ditingkatkan dari  20% menjadi 22%.  • Mareta juga harus menambah berbagai acara agar menggeser  angka biaya 10% menjadi 18%.  • Ketidaksamaan antara komponen biaya dan indeks kepentingan  akan membahayakan keberlangsungan perusahaan karena  perusahaan membelanjakan biaya yang belum tentu  memuaskan pelanggan. Jika angka komponen biaya sama  dengan indeks kepentingan akan mengurangi resiko kegagalan  pembukaan cabang baru restoran di Surabaya.

(22)

THEORY OF CONSTRAINT

Kaizen costing digunakan untuk menurunkan 

biaya produksi. Peningkatan biaya bisa terjadi jika 

proses produk tidak berjalan lancar atau tidak 

terjadi keseimbangan antar proses sehingga 

menimbulkan waktu tunggu dan memperlambat 

waktu untuk menghasilkan produk. 

Theory of Constraint membantu pelaku bisnis 

dalam mempercepat waktu menghasilkan 

produk. Kecepatan (speed) sangat menentukan 

keberlangsung perusahaan.

(23)

ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT

• Bakker Industries menjual tiga produk (611,613, dan 615) yang  diproduksi pada empat departement. Jam kerja dan Jam mesin  digunakan empat departemen dalam menghasilkan 3 produk  tersebut. Bakker memiliki full‐time dan part‐time pekerja dan  tidak menghadapai masalah sehubungan dengan mendapatkan  dan mempertahankan pekerja.  Karena tersedia part‐time  pekerja, maka Bakker mempertimbangkan biaya tenaga kerja  bersifat variabel.  • Bakker merencanakan skedul produksi pada beberapa bulan  yang akan datang. Beberapa mesin diperbaiki. Jam mesin yang  tersedia untuk masing‐masing departemen dalam waktu 6  bulan CMA ADAPTED

dep.1 dep.2 dep.3 dep.4 kapasitas mesin normal  3500 3500 3000 3500 kapasitas mesin yang diperbaiki  500 400 300 200 kapasitas mesin  3000 3100 2700 3300

(24)

ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT

CMA ADAPTED • Kapasitas mesin yang siap digunakan adalah kapasitas mesin  normal setelah dikurangi dengan kapasitas mesin yang  diperbaiki, sehingga kapasitas mesin departemen 1 sebesar  3,000 jam mesin, departemen 2 sebesar 3,100 jam mesin,  departemen 3 sebesar 2,700 jam mesin, dan departemen 4  sebesar 3,300 jam mesin.   • Rincian jam kerja dan jam mesin yang dikonsumsi di tiap  departemen untuk menghasilkan satu unit produk 611, 612,  613 :

produk jam kerja dan jam mesin dep.1 dep.2 dep.3 dep.4

jam kerja 2 3 3 1 jam mesin 2 1 2 2 jam kerja 1 2 0 2 jam mesin 1 1 0 2 jam kerja 2 2 1 1 jam mesin 2 2 1 1 611 612 613

(25)

Estimasi unit terjual dalam enam bulan ke depan 

yang direncanakan oleh departemen penjualan 

adalah unit terjual tertinggi adalah produk 613 

yaitu sebesar 1,000 unit dan unit terjual terendah 

sebesar 400 unit adalah produk 612

produk penjualan bulanan 611       500 612       400 613        1,000

esti masi  permi ntaan departemen  penjual an dal m 6 bul an ke depan

ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT

(26)

Perhitungan jam kerja tidak diperlukan karena cukup 

tersedia tenaga kerja part time, sehingga 

permasalahan hanya pada penggunaan jam mesin. 

Berikur ini adalah rincian jam mesin yang dibutuhkan 

masing‐masing produk di empat departmen.

produk dep.1 dep.2 dep.3 dep.4 611         1,000        500       1,000        1,000 612       400        400       ‐       800 613         2,000        2,000       1,000        1,000 TOTAL JAM MESIN YANG DIBUTUHKAN          3,400        2,900       2,000        2,800 KAPASITAS JAM MESIN         3,000        3,100       2,700        3,300 KELEBIHAN/ KEKURANGAN       (400)        200        700       500 JAM MESIN YANG DIBUTUHKAN TIAP PRODUK PADA MASING‐MASING DEPARTMENT

ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT

CMA ADAPTED

(27)

Jika pemilihan peningkatan jam mesin sulit 

dilakukan, maka pilihan  mengurangi jumlah unit 

yang dihasilkan merupakan pilihan yang paling 

strategis.

Tetapi permasalahannya, produk mana yang harus 

dikurangi sehingga tidak berdampak pada laba 

perusahaan, sehingga membutuhkan data tentang 

harga jual dan biaya produk, sebagai berikut

harga jual       196.0       123.0       167.0 biaya variabel bahan baku        7.0          13.0          17.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 1          12.0        6.0          12.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 2          21.0          14.0          14.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 3          24.0          16.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 4        9.0          18.0        9.0 biaya overhead          27.0          20.0          25.0 biaya selling        3.0        2.0        4.0 total biaya variabel       103.0          73.0          97.0 marjin kontribusi          93.0          50.0 70

produk 611 produk 612 produk 613

ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT

(28)

harga jual       196.0       123.0       167.0 biaya variabel bahan baku        7.0          13.0          17.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 1          12.0        6.0          12.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 2          21.0          14.0          14.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 3          24.0          16.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 4        9.0          18.0        9.0 biaya overhead          27.0          20.0          25.0 biaya selling        3.0        2.0        4.0 total biaya variabel       103.0          73.0          97.0 marjin kontribusi          93.0          50.0 70 jam mesin yang dibutuhkan di dep.1 2 1 2 througput margin per hour       46.50       50.00       35.00

produk 611 produk 612 produk 613

ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT

(29)

Throughput margin mengindikasikan pelaku bisnis 

harus mengurangi produk 613 karena menghasilkan 

throughput margin terendah. 

Jadi kombinasi produk yang dihasilkan adalah 500 unit 

produk 611, 400 unit produk 612, dan 800 unit produk 

613. Pengurangan unit produk 613 sebesar 200 unit ( 

1000 unit – 800 unit ).

Kekurangan jam mesin di departemen 1 sebesar 400 

jam dibagi dengan 2 jam mesin yang dibutuhkan untuk 

menghasilkan produk 613 di departemen 1 sehingga 

menghasilkan pengurangan unit produksi produk 611 

sebesar 200 unit (400 jam : 2 jam mesin). 

ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT

CMA ADAPTED

(30)

Pengurangan 200 unit produk 613 dapat mengurangi kendala  kekurangan jam mesin di departemen 1, tetapi menimbulkan 

kelebihan jam mesin di departemen 2 dan departemen 3.

ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT

CMA ADAPTED

produk dep.1 dep.2 dep.3 dep.4

611       1,000       500        1,000       1,000 612       400       400        ‐       800 613       1,600       1,600       800       800 TOTAL JAM MESIN YANG DIBUTUHKAN        3,000       2,500        1,800       2,600 KAPASITAS JAM MESIN       3,000       3,100        2,700       3,300 KELEBIHAN/ KEKURANGAN       ‐       600       900       700 JAM MESIN YANG DIBUTUHKAN TIAP PRODUK PADA MASING‐MASING DEPARTMENT

Gambar

ILUSTRASI TARGET COSTING • Seandainya pelaku bisnis ingin meluncurkan produk makanan  bernama sapu langit. Produk ini ditargetkan pada pasar di daerah‐ daerah pesisir pantai. Masyarakat di daerah pesisir pantai akan  membeli produk makanan sapu langit maks
ILUSTRASI TARGET COSTING • target biaya MEMBESAR jika pelaku bisnis berhasil menurunkan biaya  penggunaan dana sehingga ROI yang dibutuhkan hanya 12%, maka  target biaya tertinggi bukan Rp. 1,000 melainkan Rp. 1,100 pada  rencana unit terjual 300,000 unit.
ILUSTRASI QFD • Setelah memahami hasil penelitian pasar, Mareta  mencoba melihat komponen biaya yang berkaitan  dengan manfaat yang diberikan kepada pelanggan.  • Empat komponen biaya terbesar yang berkaitan dengan  manfaat yang diberikan kepada pelanggan.
ILUSTRASI QFD biaya  restoran indeks  kepentingan makanan 40.0% 25.5% fasilitas 30.0% 34.5% karyawan 20.0% 22.0% kreasi 10.0% 18.0% 100.0% 100.0% Perbandingan antara indeks kepentingan dengan komponen biaya
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa cara jitu yang di lakukan perusahaan ini agar dapat tetap bersaing di tengah ketat nya pasar terutama dari pesaing-pesaing mereka, pesaing utama unilever adalah Prector

Perseroan menargetkan volume penjualan hingga akhir tahun 2019 ini sedikitnya sama dengan pencapaian tahun 2018 lalu yaitu mencapai 19,17 juta ton di tengah konsumsi

Berdasarkan hasil verifikasi terhadap penerimaan bahan baku berupa kayu bulat hutan rakyat periode Februari 2014 – Januari 2015, tim audit menyimpulkan bahwa seluruh

Jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil sasa yang dipengaruhi return pasar, tentu sasa lebih tepat sika digunakan indeks Sharpe sebagai alat ukur untuk

mengembangkan sebuah buku cerita bergambar berbasis pendidikan karakter untuk menumbuhkan budaya literasi di Sekolah Dasar yang dapat digunakan siswa sebagai media

Hasil Penelitian yang diperoleh dari tes MFT yaitu terdapat hasil tingkat kebugaran jasmani siswa kelas cerdas istimewa angkatan 2014 dan 2015 dengan jumlah siswa keseluruhan yaitu

Sesuai dengan tingkat perencanaan yang di sandang oleh Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), yang pada hakikatnya merupakan bagian dari sistem perencanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran