TARGET COSTING
•
ALAT STRATEGIS
yang bernama
Target
Costing
dapat mengurangi
RESIKO
KEGAGALAN
dalam meluncurkan
PRODUK
BARU
.
•
ALAT STRATEGIS
yang bernama
Target
Costing
dapat digunakan dalam
MENSINERGIKAN
LABA
dan
KEPUASAN
PELANGGAN
Secara matematis target costing memiliki persamaan :
ILUSTRASI TARGET COSTING
• Seandainya pelaku bisnis ingin meluncurkan produk makanan bernama sapu langit. Produk ini ditargetkan pada pasar di daerah‐ daerah pesisir pantai. Masyarakat di daerah pesisir pantai akan membeli produk makanan sapu langit maksimal Rp. 1,500 per unit. • Investasi yang dibutuhkan sebesar Rp. 1,000,000,000. Return on Investment (ROI) yang diinginkan 15%. Produk diperkirakan berumur 3 tahun. Estimasi unit terjual yang terbagi dalam tiga skenario :buruk
normal
baik
target harga jual
1,000
1,000
1,000
target kuantitas yang terjual
200,000
250,000
300,000
ILUSTRASI TARGET COSTING
•
Target laba yang diinginkan sebesar ROI 15% x
Investasi Rp. 1,000,000,000 = Rp. 150,000,000.
•
Target biaya sangat ditentukan oleh skenario unit
terjual, sehingga ada tiga target biaya produk sapu
langit, yaitu :
target harga jual per unit 1,500 1,500 1,500 target laba : laba yang diinginkan 150,000,000 150,000,000 150,000,000 rencana unit terjual 200,000 250,000 300,000 target laba per unit 750 600 500 target biaya 750 900 1,000buruk normal baik SKENARIO
ILUSTRASI TARGET COSTING
• target biaya MEMBESAR jika pelaku bisnis berhasil menurunkan biaya penggunaan dana sehingga ROI yang dibutuhkan hanya 12%, maka target biaya tertinggi bukan Rp. 1,000 melainkan Rp. 1,100 pada rencana unit terjual 300,000 unit. Target biaya Rp. 1,100 memberi ruang gerak yang lebih luas bagi pelaku bisnis untuk meluncurkan produk sapu langit • Jadi Target Costing menuntut pelaku bisnis berhasil pada dua sisi yaitu sisi investasi dan sisi pendanaan. Kemampuan mensinergikan kedua sisi akan memudahkan pelaku bisnis dalam meluncurkan produk baru. target harga jual per unit 1,500 1,500 1,500 target laba : laba yang diinginkan 120,000,000 120,000,000 120,000,000 rencana unit terjual 200,000 250,000 300,000 target laba per unit 600 480 400 target biaya 900 1,020 1,100
buruk normal baik
TIGA TAHAP DALAM TARGET COSTING
TARGET BIAYA‐
TARGET LABAYA
TIDAK
2. GUNAKAN VALUE ENGINERING PRODUKSI AWAL PRODUKSI LANJUTAN 3. KAIZEN COSTINGTARGET
HARGA JUAL
1. PENELITIAN PASARVALUE ENGINERING
•
Value engineering adalah suatu upaya untuk
mengurangi biaya dengan melakukan analisa
trade off antara manfaat/kegunaan produk
dengan biaya produk.
•
Value engineering dapat memastikan bahwa
biaya produk sudah sesuai dengan manfaat
yang diinginkan pelanggan
KAIZEN COSTING
waktu Rp. Price Biaya produk 1 Biaya produk 2 Produksi Awal Produksi Lanjutan HARGA STABIL atau TURUN karena tajamnya persaingan bisnis Kaizen Cost untuk menurunkan biaya produksi Blocher and friendGUNAKAN
POLA
PERBAIKAN
TERUS
MENERUS
DALAM
MENGURANGI
BIAYA
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
(QFD)
• Quality Function Deployment dapat digunakan untuk mengimplementasikan value engineering pada suatu desain produk atau desain jasa sehingga dapat mencapai target biaya • Quality Function Deployment akan memetakan semua komponen produk atau komponen jasa berdasar kegunaan atau manfaat yang diberikan kepada pelanggan • Perpaduan quality function deployment dengan target costing akan memudahkan pelaku bisnis menurunkan biaya karena mengurangi atau menghilangkan komponen produk yang memberikan manfaat atau kegunaan yang tidak penting bagi pelanggan • Value engineering memungkinkan produk hanya berisi komponen yang memberikan manfaat atau kegunaan yang penting di mata pelangganTAHAPAN PENERAPAN QFD
1. mengidentifikasi manfaat atau kegunaan yang
penting bagi pelanggan,
2. mengidentifikasi manfaat dari setiap komponen
produk atau jasa bagi pelanggan,
3. menentukan biaya dan proporsi biaya dari
setiap komponen produk,
4. mempertemukan antara komponen produk
yang memuaskan pelanggan
5. menghitung indeks kepentingan dari masing‐
masing komponen produk
ILUSTRASI QFD
• Restoran Mareta merupakan restoran masakan padang yang paling diminati di Surabaya Barat. Tingginya permintaan pasar, memicu Mareta untuk membuka beberapa cabang di wilayah Surabaya. Mareta merasa kuatir cabang yang akan dibuka tidak mendapat tempat di hati masyarakat. Oleh karena itu, Mareta melakukan penelitian pasar untuk mengetahui apa yang diharapkan pelanggan dan posisi Restoran Mareta dalam persaingan. • Berdasarkan hasil penelitian pasar ternyata mengejutkan Mareta karena apa yang dipikirkan Mareta kurang tepat. Semula Mareta yakin bahwa pelanggan lebih mementingkan rasa, porsi, dan harga dibanding kenyamanan ketika makan di restoran • Hasil penelitian pasar menunjukkan suasana nyaman 120 40.0% layanan karyawan 90 30.0% menu makanan 60 20.0% kreasi acara 30 10.0% 300 100.0% penting di mata pelangganILUSTRASI QFD
• Yang paling penting adalah suasana nyaman, layanan karyawan, rasa makanan, dan kreasi acara. • Suasana nyaman ditunjukkan dengan fasilitas fisik restoran seperti meja, kursi, lukisan, pemandangan, suhu udara, tampilan menu, tampilan makanan, dan sebagainya. • Layanan karyawan meliputi kecepatan karyawan dalam melayani, pengetahuan karyawan tentang produk, karyawan memahami pelanggan (empati), dan karyawan dapat dipercaya • Menu makanan diartikan sebagai pilihan menu, variasi menu, rasa, porsi yang cukup, dan kandungan gizi. • Ternyata pelanggan juga membutuhkan berbagai acara yang menemani pelanggan ketika makan di restoran tersebutILUSTRASI QFD
•
Setelah memahami hasil penelitian pasar, Mareta
mencoba melihat komponen biaya yang berkaitan
dengan manfaat yang diberikan kepada pelanggan.
•
Empat komponen biaya terbesar yang berkaitan dengan
manfaat yang diberikan kepada pelanggan.
Restoran
Mareta memiliki komponen biaya makanan terbesar
sebesar 40%, biaya fasilitas 30%, biaya karyawan
20%, dan biaya kreasi acara 10%
makanan 20,000 40.0% fasilitas 15,000 30.0% karyawan 10,000 20.0% kreasi 5,000 10.0% 50,000 100.0% biaya restoranILUSTRASI QFD
•
Mareta ingin mengetahui apakah komposisi biaya ini
sesuai atau tidak sesuai dengan harapan pelanggan?
•
Mareta mencoba mengaitkan antara komponen
biaya dengan manfaat yang diberikan kepada
pelanggan
•
Berikut ini adalah manfaat yang diberikan oleh setiap
komponen biaya yang terjadi di restoran Mareta:
suasana nyaman layanan karyawan menu makanan kreasi acara makanan 20.0% 10.0% 80.0% 5.0% fasilitas 60.0% 15.0% 5.0% 10.0% karyawan 10.0% 60.0% 5.0% 10.0% kreasi 10.0% 15.0% 10.0% 75.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%ILUSTRASI QFD
•
Mareta ingin menghitung apakah komponen biaya
yang dikeluarkan sudah sesuai atau belum sesuai
dengan tingkat kepentingan pelanggan.
suasana nyaman layanan karyawan menu makanan kreasi acara indeks kepentingan tingkat kepentingan 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% makanan 15.0% 10.0% 80.0% 5.0% 25.5% fasilitas 70.0% 15.0% 5.0% 10.0% 34.5% karyawan 5.0% 60.0% 5.0% 10.0% 22.0% kreasi 10.0% 15.0% 10.0% 75.0% 18.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% Indeks kepentingan makanan, fasilitas, karyawan, dan kreasi dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut: indeks kepentingan makanan (40% x 15%) + (30% x 10%) + (20% x 80%) + (10% x 5%) = 25,5%ILUSTRASI QFD
biaya restoran indeks kepentingan makanan 40.0% 25.5% fasilitas 30.0% 34.5% karyawan 20.0% 22.0% kreasi 10.0% 18.0% 100.0% 100.0%Perbandingan antara indeks kepentingan
dengan komponen biaya
ILUSTRASI QFD
• Mareta harus mengurangi komponen biaya makanan 40% karena tingkat kepentingan pelanggan hanya 25,5% • komponen biaya fasilitas perlu ditingkatkan karena hanya 30%, sedangkan pelanggan menginginkan 34,5%. • Biaya yang berkaitan dengan karyawan harus ditingkatkan dari 20% menjadi 22%. • Mareta juga harus menambah berbagai acara agar menggeser angka biaya 10% menjadi 18%. • Ketidaksamaan antara komponen biaya dan indeks kepentingan akan membahayakan keberlangsungan perusahaan karena perusahaan membelanjakan biaya yang belum tentu memuaskan pelanggan. Jika angka komponen biaya sama dengan indeks kepentingan akan mengurangi resiko kegagalan pembukaan cabang baru restoran di Surabaya.THEORY OF CONSTRAINT
•
Kaizen costing digunakan untuk menurunkan
biaya produksi. Peningkatan biaya bisa terjadi jika
proses produk tidak berjalan lancar atau tidak
terjadi keseimbangan antar proses sehingga
menimbulkan waktu tunggu dan memperlambat
waktu untuk menghasilkan produk.
•
Theory of Constraint membantu pelaku bisnis
dalam mempercepat waktu menghasilkan
produk. Kecepatan (speed) sangat menentukan
keberlangsung perusahaan.
ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT
• Bakker Industries menjual tiga produk (611,613, dan 615) yang diproduksi pada empat departement. Jam kerja dan Jam mesin digunakan empat departemen dalam menghasilkan 3 produk tersebut. Bakker memiliki full‐time dan part‐time pekerja dan tidak menghadapai masalah sehubungan dengan mendapatkan dan mempertahankan pekerja. Karena tersedia part‐time pekerja, maka Bakker mempertimbangkan biaya tenaga kerja bersifat variabel. • Bakker merencanakan skedul produksi pada beberapa bulan yang akan datang. Beberapa mesin diperbaiki. Jam mesin yang tersedia untuk masing‐masing departemen dalam waktu 6 bulan CMA ADAPTEDdep.1 dep.2 dep.3 dep.4 kapasitas mesin normal 3500 3500 3000 3500 kapasitas mesin yang diperbaiki 500 400 300 200 kapasitas mesin 3000 3100 2700 3300
ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT
CMA ADAPTED • Kapasitas mesin yang siap digunakan adalah kapasitas mesin normal setelah dikurangi dengan kapasitas mesin yang diperbaiki, sehingga kapasitas mesin departemen 1 sebesar 3,000 jam mesin, departemen 2 sebesar 3,100 jam mesin, departemen 3 sebesar 2,700 jam mesin, dan departemen 4 sebesar 3,300 jam mesin. • Rincian jam kerja dan jam mesin yang dikonsumsi di tiap departemen untuk menghasilkan satu unit produk 611, 612, 613 :produk jam kerja dan jam mesin dep.1 dep.2 dep.3 dep.4
jam kerja 2 3 3 1 jam mesin 2 1 2 2 jam kerja 1 2 0 2 jam mesin 1 1 0 2 jam kerja 2 2 1 1 jam mesin 2 2 1 1 611 612 613
•
Estimasi unit terjual dalam enam bulan ke depan
yang direncanakan oleh departemen penjualan
adalah unit terjual tertinggi adalah produk 613
yaitu sebesar 1,000 unit dan unit terjual terendah
sebesar 400 unit adalah produk 612
produk penjualan bulanan 611 500 612 400 613 1,000esti masi permi ntaan departemen penjual an dal m 6 bul an ke depan
ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT
•
Perhitungan jam kerja tidak diperlukan karena cukup
tersedia tenaga kerja part time, sehingga
permasalahan hanya pada penggunaan jam mesin.
Berikur ini adalah rincian jam mesin yang dibutuhkan
masing‐masing produk di empat departmen.
produk dep.1 dep.2 dep.3 dep.4 611 1,000 500 1,000 1,000 612 400 400 ‐ 800 613 2,000 2,000 1,000 1,000 TOTAL JAM MESIN YANG DIBUTUHKAN 3,400 2,900 2,000 2,800 KAPASITAS JAM MESIN 3,000 3,100 2,700 3,300 KELEBIHAN/ KEKURANGAN (400) 200 700 500 JAM MESIN YANG DIBUTUHKAN TIAP PRODUK PADA MASING‐MASING DEPARTMENT
ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT
CMA ADAPTED•
Jika pemilihan peningkatan jam mesin sulit
dilakukan, maka pilihan mengurangi jumlah unit
yang dihasilkan merupakan pilihan yang paling
strategis.
•
Tetapi permasalahannya, produk mana yang harus
dikurangi sehingga tidak berdampak pada laba
perusahaan, sehingga membutuhkan data tentang
harga jual dan biaya produk, sebagai berikut
harga jual 196.0 123.0 167.0 biaya variabel bahan baku 7.0 13.0 17.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 1 12.0 6.0 12.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 2 21.0 14.0 14.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 3 24.0 16.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 4 9.0 18.0 9.0 biaya overhead 27.0 20.0 25.0 biaya selling 3.0 2.0 4.0 total biaya variabel 103.0 73.0 97.0 marjin kontribusi 93.0 50.0 70produk 611 produk 612 produk 613
ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT
harga jual 196.0 123.0 167.0 biaya variabel bahan baku 7.0 13.0 17.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 1 12.0 6.0 12.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 2 21.0 14.0 14.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 3 24.0 16.0 tenaga kerja langsung ‐ dep. 4 9.0 18.0 9.0 biaya overhead 27.0 20.0 25.0 biaya selling 3.0 2.0 4.0 total biaya variabel 103.0 73.0 97.0 marjin kontribusi 93.0 50.0 70 jam mesin yang dibutuhkan di dep.1 2 1 2 througput margin per hour 46.50 50.00 35.00
produk 611 produk 612 produk 613
ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT
•
Throughput margin mengindikasikan pelaku bisnis
harus mengurangi produk 613 karena menghasilkan
throughput margin terendah.
•
Jadi kombinasi produk yang dihasilkan adalah 500 unit
produk 611, 400 unit produk 612, dan 800 unit produk
613. Pengurangan unit produk 613 sebesar 200 unit (
1000 unit – 800 unit ).
•
Kekurangan jam mesin di departemen 1 sebesar 400
jam dibagi dengan 2 jam mesin yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk 613 di departemen 1 sehingga
menghasilkan pengurangan unit produksi produk 611
sebesar 200 unit (400 jam : 2 jam mesin).
ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT
CMA ADAPTEDPengurangan 200 unit produk 613 dapat mengurangi kendala kekurangan jam mesin di departemen 1, tetapi menimbulkan
kelebihan jam mesin di departemen 2 dan departemen 3.
ILUSTRASI THEORY OF CONSTRAINT
CMA ADAPTED
produk dep.1 dep.2 dep.3 dep.4
611 1,000 500 1,000 1,000 612 400 400 ‐ 800 613 1,600 1,600 800 800 TOTAL JAM MESIN YANG DIBUTUHKAN 3,000 2,500 1,800 2,600 KAPASITAS JAM MESIN 3,000 3,100 2,700 3,300 KELEBIHAN/ KEKURANGAN ‐ 600 900 700 JAM MESIN YANG DIBUTUHKAN TIAP PRODUK PADA MASING‐MASING DEPARTMENT