• Tidak ada hasil yang ditemukan

karakter tokoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "karakter tokoh"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1.

1.1. Latar BelakangLatar Belakang

Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah

dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater.teater. Dapat

Dapat dikatakan bahwa dikatakan bahwa drama berdrama berupa ceritupa cerita yang a yang diperagakan para diperagakan para tokoh tokoh didi  panggung.

 panggung.

Peranan tokoh dalam suatu pertunjukkan tidak terlepas dari karakter yang Peranan tokoh dalam suatu pertunjukkan tidak terlepas dari karakter yang dibuat oleh penulis naskah. Penulis naskah merepresentasikan karakter yang dibuat oleh penulis naskah. Penulis naskah merepresentasikan karakter yang diinginkan lewat

diinginkan lewat dialog tokoh dialog tokoh yang dibuatnya. yang dibuatnya. Dialog akan Dialog akan menceritakan secaramenceritakan secara tersirat bagaimana watak tokoh yang akan diperankan seorang aktor.

tersirat bagaimana watak tokoh yang akan diperankan seorang aktor.

Kekuatan peran yang dimainkan oleh aktor adalah implementasi dari Kekuatan peran yang dimainkan oleh aktor adalah implementasi dari kecerdasan aktor membaca dan memahami dialog. Hal ini pun terkait dengan bahasa kecerdasan aktor membaca dan memahami dialog. Hal ini pun terkait dengan bahasa  penulis yang

 penulis yang menciptakan menciptakan ruang baruang bagi aktor gi aktor untuk beruntuk berekspresi sesuai ekspresi sesuai dengan kdengan karakterarakter tokoh yang diperankan.

tokoh yang diperankan.

Dalam sebuah pembuatan naskah drama, penciptaan karakter adalah suatu hal Dalam sebuah pembuatan naskah drama, penciptaan karakter adalah suatu hal yang krusial. Karakter menjadi pembeda antara satu tokoh dengan tokoh lainnya. yang krusial. Karakter menjadi pembeda antara satu tokoh dengan tokoh lainnya. Drama pun akan semakin hidup dengan kekuatan karakter tokoh yang dimainkan. Drama pun akan semakin hidup dengan kekuatan karakter tokoh yang dimainkan.

(2)

Untuk itu, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Karakter Tokoh Untuk itu, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Karakter Tokoh dalam Membuat Dialog”.

dalam Membuat Dialog”.

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah kami buat, maka rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah kami buat, maka rumusan masalah  pada makalah ini yaitu:

 pada makalah ini yaitu:

1.

1. Apa yang dimaksud dengan Tokoh?Apa yang dimaksud dengan Tokoh? 2.

2. Apa yang dimaksud dengan Penokohan?Apa yang dimaksud dengan Penokohan? 3.

3. Metode apa yang digunakan untuk menyajikan watak dalam penokohanMetode apa yang digunakan untuk menyajikan watak dalam penokohan karakter?

karakter? 4.

4. Bagaimana membuat penokohan pada sebuah dialog?Bagaimana membuat penokohan pada sebuah dialog?

1.3

1.3 Tujuan MakalahTujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan di atas, tujuan dari makalah Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan di atas, tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan tetang karakter tokoh dalam membuat dialog.

(3)

BAB II BAB II

PEMBAHASAN PEMBAHASAN

2.1.

2.1. Teori Tokoh dan PenokohanTeori Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan unsur penting dalam karya naratif. Plot Tokoh dan penokohan merupakan unsur penting dalam karya naratif. Plot  boleh

 boleh saja saja dipandang dipandang sebagai sebagai tulang tulang punggung punggung cerita, cerita, namun namun kita kita pun pun dapatdapat mempersoalkan: “Siapa yang diceritakan itu?”, “Siapa yang melakukan sesuatu dan mempersoalkan: “Siapa yang diceritakan itu?”, “Siapa yang melakukan sesuatu dan dikenai sesuatu, “sesuatu” yang dalam plot disebut peristiwa. “siapa pembuat dikenai sesuatu, “sesuatu” yang dalam plot disebut peristiwa. “siapa pembuat konflik”, dan lain

konflik”, dan lain-lain adalah urusan tokoh dan penokohan. (Nurgiyantoro.2005:164)-lain adalah urusan tokoh dan penokohan. (Nurgiyantoro.2005:164)

2.2.

2.2. Definisi TokohDefinisi Tokoh

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan pengertian tokoh dalam karya Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan pengertian tokoh dalam karya sastra khususnya prosa cerita (novel, cerpen, hikayat, dongeng). Secara sederhana sastra khususnya prosa cerita (novel, cerpen, hikayat, dongeng). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa yang namanya tokoh dalam karya sastra adalah sosok yang dapat dikatakan bahwa yang namanya tokoh dalam karya sastra adalah sosok yang  benar-benar

 benar-benar mengambil mengambil peran peran dalam dalam cerita cerita tersebut. tersebut. Atau Atau kalau kalau kita kita buat buat sebuahsebuah  perbandingan,

 perbandingan, jika jika naskah naskah tersebut tersebut akan akan dimainkan dimainkan atau atau difilmkan, difilmkan, sosok sosok tersebuttersebut membutuhkan aktor (pemain).

(4)

Dengan melihat definisi di atas, kita dapat melihat bahwa tokoh dalam cerita Dengan melihat definisi di atas, kita dapat melihat bahwa tokoh dalam cerita memiliki variasi fungsi atau peran mulai dari peran utama, penting, agak penting, memiliki variasi fungsi atau peran mulai dari peran utama, penting, agak penting, sampai sekedar penggembira saja. Perbedaan peran inilah yang menjadikan tokoh sampai sekedar penggembira saja. Perbedaan peran inilah yang menjadikan tokoh mendapat predikat sebagai tokoh utama (sentral), tokoh protagonis, antagonis, peran mendapat predikat sebagai tokoh utama (sentral), tokoh protagonis, antagonis, peran  pembantu

 pembantu utama utama (tokoh (tokoh andalan), andalan), tokoh tokoh tidak tidak penting penting (figuran), (figuran), dan dan tokohtokoh  penggembira

 penggembira (lataran).Mungkin (lataran).Mungkin kita kita sering sering menemukan menemukan tokoh-tokoh tokoh-tokoh dalam dalam ceritacerita kartun Jepang, atau komik. Misalnya Ultraman, Satria Baja Hitam, atau Doraemon. kartun Jepang, atau komik. Misalnya Ultraman, Satria Baja Hitam, atau Doraemon. Tokoh-tokoh tersebut hanya memiliki satu perwatakan. Ini adalah tokoh-tokoh Tokoh-tokoh tersebut hanya memiliki satu perwatakan. Ini adalah tokoh-tokoh sederhana, datar. Namun pasti kita perna melihat film Titanic, Troy, atau sinetron sederhana, datar. Namun pasti kita perna melihat film Titanic, Troy, atau sinetron Intan di mana perwatakan tokoh-tokohnya disajikan secara lebih lengkap, memiliki Intan di mana perwatakan tokoh-tokohnya disajikan secara lebih lengkap, memiliki  perkembangan tokoh se

 perkembangan tokoh secara manusiawi (bandingkan dcara manusiawi (bandingkan dengan tipe pertama tengan tipe pertama tadi, sepertiadi, seperti robot). Tokoh-tokoh seperti ini sering disebut sebagai tokoh bulat, tokoh robot). Tokoh-tokoh seperti ini sering disebut sebagai tokoh bulat, tokoh komplek.

komplek. Berikut ini penjelasan yang lebih ”sulit” dalam kacamata ilmu sastra!YangBerikut ini penjelasan yang lebih ”sulit” dalam kacamata ilmu sastra!Yang dimaksud dengan tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami dimaksud dengan tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami  peristiwa-peristiwa

 peristiwa-peristiwa atau atau lakukan lakukan dalam dalam berbagai berbagai peristiwa peristiwa cerita. cerita. Pada Pada umumnyaumumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan. tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.

Menurut Nurgiyantoro (2005:165), istilah tokoh merujuk pada orangnya dan Menurut Nurgiyantoro (2005:165), istilah tokoh merujuk pada orangnya dan  pelaku

 pelaku cerita. cerita. Watak, Watak, perwatakan, perwatakan, dan dan karakter karakter menunjuk menunjuk pada pada sifat sifat dan dan sikap sikap parapara tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca. Lebih menunjuk pada kualitas pribadi tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca. Lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Abrams dalam Nurgiyantoro (2005:165), mengungkapkan bahwa seorang tokoh. Abrams dalam Nurgiyantoro (2005:165), mengungkapkan bahwa tokoh cerita (karakter) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya tokoh cerita (karakter) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang ditafsirkan oleh pembaca memiliki kualitas moral dan naratif atau drama yang ditafsirkan oleh pembaca memiliki kualitas moral dan

(5)

kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang diakukan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang diakukan dalam tindakan.Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau dalam tindakan.Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau  berlakuan

 berlakuan di di dalam dalam berbagai berbagai cerita cerita dan dan pada pada umumnya umumnya tokoh tokoh berwujud berwujud manusia,manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan. (Sudjiman, 1991:16) tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan. (Sudjiman, 1991:16) Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tokoh cerita ialah orang-orang yang Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam memilki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

2.3.

2.3. Fungsi TokohFungsi Tokoh

Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan.

yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan.

1.

1. Tokoh sentralTokoh sentral

Tokoh Utama atau Tokoh Sentral (ada pula yang menyebutnya Tokoh Tokoh Utama atau Tokoh Sentral (ada pula yang menyebutnya Tokoh Kompleks,Tokoh Dinamis, Tokoh Bulat, Tokoh Berkembang) yaitu tokoh yang Kompleks,Tokoh Dinamis, Tokoh Bulat, Tokoh Berkembang) yaitu tokoh yang seluruh segi wataknya diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami seluruh segi wataknya diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami  perubahan

 perubahan watak. watak. Tokoh Tokoh Utama Utama ini ini mengambil mengambil bagian bagian terbesar terbesar dalam dalam peristiwaperistiwa cerita, dengan kata lain tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak cerita, dengan kata lain tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan. Volume kemunculan tokoh utama lebih banyak dibanding tokoh lain, diceritakan. Volume kemunculan tokoh utama lebih banyak dibanding tokoh lain,

(6)

sehingga tokoh utama biasanya memegang peranan penting dalam setiap peristiwa sehingga tokoh utama biasanya memegang peranan penting dalam setiap peristiwa yang diceritakan.Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:

yang diceritakan.Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu: a.

a. Tokoh sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokohyangTokoh sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokohyang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.

membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.  b.

 b. Tokoh sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yangTokoh sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

menyampaikan nilai-nilai negatif.

2.

2. Tokoh BawahanTokoh Bawahan

Tokoh Bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh Tokoh Bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh Tambahan atau Tokoh bawahan (ada juga yang menyebutnya Tokoh sentral. Tokoh Tambahan atau Tokoh bawahan (ada juga yang menyebutnya Tokoh Minor, Tokoh Statis, Tokoh Datar, Tokoh Sederhana) ini diungkapkan atau disoroti Minor, Tokoh Statis, Tokoh Datar, Tokoh Sederhana) ini diungkapkan atau disoroti dari satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali berubah, dari satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali berubah, atau bahkan tidak berubah sama sekali. Tokoh Bawahan ini dimunculkan sekali atau bahkan tidak berubah sama sekali. Tokoh Bawahan ini dimunculkan sekali atau beberapa kali. Tokoh-tokoh ini mendukung atau membantu tokoh sentral. atau beberapa kali. Tokoh-tokoh ini mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu

Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu a.

a. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yangmenjadiTokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yangmenjadi kepercataan tokoh sentral (protagonist atau antagonis).

kepercataan tokoh sentral (protagonist atau antagonis).  b.

 b. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekaliTokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.

memegang peran dalam peristiwa cerita. c.

c. Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagianatauTokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagianatau  berfungsi sebagai latar cerita saja.

(7)

Berdasarkan cara menampikan perwatakannya, tokoh dalam ceritadapat Berdasarkan cara menampikan perwatakannya, tokoh dalam ceritadapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

dibedakan menjadi dua, yaitu: a.

a. Tokoh datar/sederhana/pipihTokoh datar/sederhana/pipih  b.

 b. Tokoh datar/sederhana/pipih yaitu tokoh yang diungkapkan atau disorotiTokoh datar/sederhana/pipih yaitu tokoh yang diungkapkan atau disoroti dari satu segi wataksaja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali dari satu segi wataksaja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali  berubah,

 berubah, ataubahkan ataubahkan tidak tidak berubah berubah sama sama sekali sekali (misalnya (misalnya tokoh tokoh kartun,kartun, dan filmanimasi).

dan filmanimasi). a.

a. Tokoh bulat/komplek/bundarTokoh bulat/komplek/bundar c.

c. Tokoh bulat/kompleks/bundar yaitu tokoh yang seluruh segi wataknyaTokoh bulat/kompleks/bundar yaitu tokoh yang seluruh segi wataknya diungkapkan. Tokoh inisangat dinamis, banyak mengalami perubahan diungkapkan. Tokoh inisangat dinamis, banyak mengalami perubahan watak.

watak.

2.4.

2.4. Peranan Tokoh-tokohPeranan Tokoh-tokoh

Tokoh-tokoh yang ada dalam karya sastra kebanyakan berupa manusia, atau Tokoh-tokoh yang ada dalam karya sastra kebanyakan berupa manusia, atau makhluk lain yang mempunyai sifat seperti manusia. Artinya, tokoh cerita itu makhluk lain yang mempunyai sifat seperti manusia. Artinya, tokoh cerita itu haruslah hidup secara wajar, mempunyai unsur pikiran atau perasaan yang dapat haruslah hidup secara wajar, mempunyai unsur pikiran atau perasaan yang dapat membentuk tokoh-tokoh fiktif secara meyakinkan sehingga pembaca merasa membentuk tokoh-tokoh fiktif secara meyakinkan sehingga pembaca merasa seolah-olah berhadapan dengan manusia sebenarnya.

olah berhadapan dengan manusia sebenarnya.

Tokoh merupakan pelaku rekaan dalam sebuah cerita fiktif yang memiliki Tokoh merupakan pelaku rekaan dalam sebuah cerita fiktif yang memiliki sifat manusia alamiah, dalam arti bahwa

(8)

 berciri “hidup”. Tokoh

 berciri “hidup”. Tokoh memiliki derajatmemiliki derajat lifelikenesslifelikeness (kesepertihidupan). Karena karya (kesepertihidupan). Karena karya fiksi merupakan hasil karya imajinatif atau rekaan, penggambaran watak tokoh cerita fiksi merupakan hasil karya imajinatif atau rekaan, penggambaran watak tokoh cerita  pun

 pun merupakan merupakan sesuatu sesuatu yang yang artifisial, artifisial, yakni yakni merupakan merupakan hasil hasil rekaan rekaan daridari  pengarangnya yang dihidupkan dan dikend

 pengarangnya yang dihidupkan dan dikendalikan sendiri oleh pengarangnya.alikan sendiri oleh pengarangnya.

Pengarang tidak seenaknya menciptakan dunia di luar logika para pembaca. Pengarang tidak seenaknya menciptakan dunia di luar logika para pembaca. Artinya pengarang memakai nama latar, peristiwa dan tokoh seperti keberadaannya di Artinya pengarang memakai nama latar, peristiwa dan tokoh seperti keberadaannya di dunia nyata. Penciptaan tokoh oleh pengarang harus benar-benar seperti manusia. dunia nyata. Penciptaan tokoh oleh pengarang harus benar-benar seperti manusia.

Tokoh cerita juga menempati posisi strategis sebagai pembawa pesan, amanat, Tokoh cerita juga menempati posisi strategis sebagai pembawa pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang. Bagaimana penulis moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang. Bagaimana penulis menggambarkan karakter tokoh utama dalam novel sehingga watak-watak tokoh menggambarkan karakter tokoh utama dalam novel sehingga watak-watak tokoh sesuai dengan cerita tema, dan amanat yang ingin disampaikan pengarang.

sesuai dengan cerita tema, dan amanat yang ingin disampaikan pengarang.

Peristiwa dalam karya fiksi selalu dipengaruhi tokoh-tokoh yang diceritakan Peristiwa dalam karya fiksi selalu dipengaruhi tokoh-tokoh yang diceritakan dan mengalami kejadian keseharian. Tokoh-tokoh yang diangkat sebagai pelaku dan mengalami kejadian keseharian. Tokoh-tokoh yang diangkat sebagai pelaku  jalannya

 jalannya cerita cerita mengalirkan mengalirkan arus arus dan dan membawa membawa cerita cerita mulai mulai dari dari awal, awal, klimaksklimaks hingga akhir.

hingga akhir.

Fungsi tokoh utama sangat penting. Pembaca mengikuti alur cerita karena Fungsi tokoh utama sangat penting. Pembaca mengikuti alur cerita karena mengikuti gerak tokoh utama cerita. Setiap pengarang ingin menunjukkan mengikuti gerak tokoh utama cerita. Setiap pengarang ingin menunjukkan tokoh-tokoh yang ditampilkan dan secara tidak langsung ingin menyampaikan sesuatu dari tokoh yang ditampilkan dan secara tidak langsung ingin menyampaikan sesuatu dari tokoh-tokoh yang ditampilkannya.

(9)

Jadi, tokoh merupakan karakter yang diciptakan pengarang berdasarkan sifat Jadi, tokoh merupakan karakter yang diciptakan pengarang berdasarkan sifat kemanusiaannya. Sebuah cerita tidak mungkin hidup tanpa adanya tokoh pemeran di kemanusiaannya. Sebuah cerita tidak mungkin hidup tanpa adanya tokoh pemeran di dalamnya, karena pada dasarnya cerita adalah gerak dan laku dari tokoh. Tanpa ada dalamnya, karena pada dasarnya cerita adalah gerak dan laku dari tokoh. Tanpa ada  pelaku yang melakukan perbuatan, segalanya tidak mungkin terjadi.

 pelaku yang melakukan perbuatan, segalanya tidak mungkin terjadi.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi merupakan akibat dari gerak laku atau aksi Peristiwa-peristiwa yang terjadi merupakan akibat dari gerak laku atau aksi tokoh-tokoh dalam cerita. Peristiwa yang dimunculkan pengarang sangat dipengaruhi tokoh-tokoh dalam cerita. Peristiwa yang dimunculkan pengarang sangat dipengaruhi oleh munculnya tokoh dengan berbagai karakternya.

oleh munculnya tokoh dengan berbagai karakternya.

Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa cerita Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa cerita dan berfungsi sebagai penggerak cerita. Tokoh adalah orang yang mengambil bagian dan berfungsi sebagai penggerak cerita. Tokoh adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa, sebagaimana peristiwa yang digambarkan dalam sebuah dan mengalami peristiwa, sebagaimana peristiwa yang digambarkan dalam sebuah alur. Dari pengertian tersebut, peranan tokoh sangat berpengaruh dalam perjalanan alur. Dari pengertian tersebut, peranan tokoh sangat berpengaruh dalam perjalanan  peristiwa

 peristiwa dalam dalam karya karya fiksi. fiksi. Peristiwa Peristiwa dalam dalam kehidupan kehidupan sehari-hari sehari-hari selalu selalu diembandiemban tokoh-tokoh tertentu. Pelaku mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga tokoh-tokoh tertentu. Pelaku mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga  peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita melalui tokoh-tokohnya.

 peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita melalui tokoh-tokohnya.

2.5.

2.5. Definisi PenokohanDefinisi Penokohan

Sebenarnya tokoh yang kita ciptakan ditentukan oleh perwatakan yang kita Sebenarnya tokoh yang kita ciptakan ditentukan oleh perwatakan yang kita  berikan

 berikan pada pada tokoh tokoh tersebut. tersebut. Mungkin Mungkin saja saja nama nama tokohnya tokohnya sama, sama, tetapi tetapi ketika ketika kitakita  beri perwatakan yang berbeda, maka tokoh tersebut akan menjadi berbeda.

(10)

watak tokoh ini merupakan seni tersendiri, yaitu seni ”mencipta” manusia. Mengapa watak tokoh ini merupakan seni tersendiri, yaitu seni ”mencipta” manusia. Mengapa  begitu?

 begitu? Karena Karena dengan dengan memberikan memberikan perwatakan perwatakan seperti seperti yang yang kita kita inginkan inginkan kitakita m

menciptakan ”manusia baru” dalam dunia yang kita ciptakan, yaitu ”dunia fiksi”.enciptakan ”manusia baru” dalam dunia yang kita ciptakan, yaitu ”dunia fiksi”.

Pengaturan pemberian watak tokoh membutuhkan keahlian tersendiri agar Pengaturan pemberian watak tokoh membutuhkan keahlian tersendiri agar cerita kita berjalan menarik. Pemberian watak tokoh harus berhubungan dengan peran cerita kita berjalan menarik. Pemberian watak tokoh harus berhubungan dengan peran tokoh tersebut dalam cerita yang kita buat. Tentu tidak bijaksana kalau tokoh yang tokoh tersebut dalam cerita yang kita buat. Tentu tidak bijaksana kalau tokoh yang dimaksud hanyalah tokoh figuran kok kita beri perwatakan begitu lengkap. dimaksud hanyalah tokoh figuran kok kita beri perwatakan begitu lengkap. Sebaliknya tokoh utama kita hanya kita beri perwatakan kasar, kurang detail. Ini juga Sebaliknya tokoh utama kita hanya kita beri perwatakan kasar, kurang detail. Ini juga tidak tepat.

tidak tepat.

Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan, artinya dengan karakter Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan, artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita( Nurgiyantoro, 2005:165 ). Jones dalam watak tertentu dalam sebuah cerita( Nurgiyantoro, 2005:165 ). Jones dalam  Nurgiyantoro

 Nurgiyantoro (2005:165) (2005:165) mengungkapkan mengungkapkan bahwa bahwa penokohan penokohan adalah adalah pelukisanpelukisan gambaran yang jelas tentang seseorangyang ditampilkan dalam sebuah cerita. gambaran yang jelas tentang seseorangyang ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Stanton dalam Nurgiyantoro (2005:165), penggunaan

Menurut Stanton dalam Nurgiyantoro (2005:165), penggunaan istilah “karakter”istilah “karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa inggris menyarankan pada dua pengertian sendiri dalam berbagai literatur bahasa inggris menyarankan pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan , emosi, danprinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. ketertarikan, keinginan , emosi, danprinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian,

Dengan demikian, menurut Nurgiyantoro (2005:165), karakter dapat berarti “pelakumenurut Nurgiyantoro (2005:165), karakter dapat berarti “pelaku cerita”dan dapat pula berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dengan

(11)

yang dimilikinya, memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama yang dimilikinya, memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu, tak jarang, langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang tokoh tertentu, tak jarang, langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang dimiliknya.

dimiliknya.

Menurut Jones dal

Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (2005:166), istilah “penokohan”lebih luasam Nurgiyantoro (2005:166), istilah “penokohan”lebih luas  pengertiannya

 pengertiannya daripada daripada “tokoh” “tokoh” dan dan “perwatakan”, “perwatakan”, karena“penokohan” karena“penokohan” sekaligussekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana  penempatan

 penempatan dan dan pelukisannya pelukisannya dalamsebuah dalamsebuah cerita cerita sehingga sehingga sanggup sanggup memberikanmemberikan gambaran yang jelaskepada pembaca. Penokohan sekaligus menyarankan pada gambaran yang jelaskepada pembaca. Penokohan sekaligus menyarankan pada teknikperwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman teknikperwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1991:58), penokohan adalah penyajian wataktokoh dan penciptaan citra tokoh. (1991:58), penokohan adalah penyajian wataktokoh dan penciptaan citra tokoh. Tokoh-tokoh perlu menggambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar Tokoh-tokoh perlu menggambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar kualitas tokoh, nalar, jiwanyadikenal oleh pembacanyaSecara singkat dapat kualitas tokoh, nalar, jiwanyadikenal oleh pembacanyaSecara singkat dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah pelukisan atau gambaran yang jelas tentang disimpulkan bahwa penokohan adalah pelukisan atau gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkandalam sebuah cerita yang dapat berupa keadaan lahiriyah seseorang yang ditampilkandalam sebuah cerita yang dapat berupa keadaan lahiriyah atau batiniah.Jadi, penokohan dalam cerita pendek merupakan unsur pembangun atau batiniah.Jadi, penokohan dalam cerita pendek merupakan unsur pembangun yangkehadirannya sangat dibutuhkan untuk menghidupkan tokoh dalam cerita. Ada yangkehadirannya sangat dibutuhkan untuk menghidupkan tokoh dalam cerita. Ada  beberapa metode penyajian watak dalam penokoh

 beberapa metode penyajian watak dalam penokohan tokoh,yaitu:an tokoh,yaitu:

1.

1. Metode analitis/langsung/diskursif.Metode analitis/langsung/diskursif.

Metode analitis/langsung/diskursif yaitu penyajian watak tokohdengan cara Metode analitis/langsung/diskursif yaitu penyajian watak tokohdengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung. Yang dimaksud memaparkan secara memaparkan watak tokoh secara langsung. Yang dimaksud memaparkan secara

(12)

langsung di sini adalah kita secara langsung menyebutkan watak tokoh kita. langsung di sini adalah kita secara langsung menyebutkan watak tokoh kita. Misalnya

Misalnya Paijo adalah  Paijo adalah seorang petani seorang petani desa yang desa yang sangat penyabar, sangat penyabar, suka beribadat,suka beribadat, dan banyak amalnya. Hari-hari yang dia lewati hanyalah bekerja di ladang, dan banyak amalnya. Hari-hari yang dia lewati hanyalah bekerja di ladang, maklumlah ia seorang pekerja keras. dst 

maklumlah ia seorang pekerja keras. dst ..

2.

2. Metode dramatik/taklangsung/ragaanMetode dramatik/taklangsung/ragaan

Metode dramatik/tak langsung/ragaan yaitu penyajian watak tokoh melalui Metode dramatik/tak langsung/ragaan yaitu penyajian watak tokoh melalui  pemikiran,

 pemikiran, percakapan, percakapan, dan dan lakuan lakuan tokoh tokoh yangdisajikan yangdisajikan pengarang. pengarang. Bahkan Bahkan dapatdapat  pula

 pula dari dari penampilan penampilan fisiknyaserta fisiknyaserta dari dari gambaran gambaran lingkungan lingkungan atau atau tempat tempat tokoh.tokoh. Misalnya

Misalnya Kakinya,…  Kakinya,… lihalihatlah kakinya yang kuat itu. Banyak bulu tumbuh subur ditlah kakinya yang kuat itu. Banyak bulu tumbuh subur di kakinya. Kulitnya agak kehitam-hitaman mungkin terlalu lama dibakar matahari. kakinya. Kulitnya agak kehitam-hitaman mungkin terlalu lama dibakar matahari.  Anting-anting

 Anting-anting pada pada telinga telinga kirinya kirinya merupakan merupakan tanda tanda bahwa bahwa ia ia bagian bagian daridari kelompok tertentu. dst 

kelompok tertentu. dst c.c.

3.

3. Metode kontekstualMetode kontekstual

Metode kontekstual yaitu penyajian watak tokoh melalui gayabahasa yang Metode kontekstual yaitu penyajian watak tokoh melalui gayabahasa yang dipakai pengarang. Yang dimaksud gaya bahasa pengarang adalah cara pengarang dipakai pengarang. Yang dimaksud gaya bahasa pengarang adalah cara pengarang menceritakan tokoh tersebut, jadi bukan gaya bahasa atau kata-kata yang dipakai menceritakan tokoh tersebut, jadi bukan gaya bahasa atau kata-kata yang dipakai oleh tokoh tersebut dalam bercerita. Misalnya

oleh tokoh tersebut dalam bercerita. Misalnya Ia buas  Ia buas bagai singa. bagai singa. Matanya nanarMatanya nanar  setiap kali

 setiap kali melihat mangsanya melihat mangsanya mendekat. Tamendekat. Tapi sebaliknya pi sebaliknya sayu ketika sayu ketika menyaksikanmenyaksikan  perempuan memelas di hadapannya.

(13)

Menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, Menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu:

yaitu: 1.

1. Melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya,terutamasebagaimana iaMelalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya,terutamasebagaimana ia  bersikap dalam situasi kritis.

 bersikap dalam situasi kritis. 2.

2. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahuiapakah tokohMelalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahuiapakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita ataupria, kasar atau halus. tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita ataupria, kasar atau halus. 3.

3. Melalui penggambaran fisik tokoh.Melalui penggambaran fisik tokoh. 4.

4. Melalui pikiran-pikirannyaMelalui pikiran-pikirannya 5.

5. Melalui penerangan langsung. Tokoh dan latar memang merupakandua unsurMelalui penerangan langsung. Tokoh dan latar memang merupakandua unsur cerita rekaan yang erat berhubungan dan saling mendukung.

cerita rekaan yang erat berhubungan dan saling mendukung.

Karakterisasi merupakan pola pelukisan

Karakterisasi merupakan pola pelukisan imageimage  seseorang yang dapat  seseorang yang dapat dipandang dari segi fisik, psikis dan sosiologi. Dari segi fisik, pengarang melukiskan dipandang dari segi fisik, psikis dan sosiologi. Dari segi fisik, pengarang melukiskan karakter pelaku misalnya, tampang, umur, raut muka, rambut, bibir, hidung, bentuk karakter pelaku misalnya, tampang, umur, raut muka, rambut, bibir, hidung, bentuk kepala, warna kulit, dan lain-lain. Dari segi psikis, pengarang melukiskan karakter kepala, warna kulit, dan lain-lain. Dari segi psikis, pengarang melukiskan karakter  pelaku

 pelaku melalui melalui pelukisan pelukisan gejala-gejala gejala-gejala pikiran, pikiran, perasaan perasaan dan dan kemauannya. kemauannya. DenganDengan  jalan

 jalan ini ini pembaca pembaca dapat dapat mengetahui mengetahui bagaimana bagaimana watak watak pelaku. pelaku. Dari Dari segi segi sosiologis,sosiologis,  pengarang melukiskan watak pelaku melalui lingkungan hidup kemasyarakatan.

 pengarang melukiskan watak pelaku melalui lingkungan hidup kemasyarakatan.

Banyak teori atau metode dalam pembentukan karakterisasi ini. Banyak teori atau metode dalam pembentukan karakterisasi ini. Penggambaran tokoh yang digunakan penulis dalam novel biasanya menggunakan Penggambaran tokoh yang digunakan penulis dalam novel biasanya menggunakan Metode Diskursi (metode langsung) dan Metode D

(14)

a.

a. Metode Diskurtif (Metode Telling)Metode Diskurtif (Metode Telling)

Metode Diskurtif atau dengan cara langsung adalah cara yang ditempuh Metode Diskurtif atau dengan cara langsung adalah cara yang ditempuh  pengarang jika dia menggambarkan perwatakan

 pengarang jika dia menggambarkan perwatakan tokoh-tokoh secara langsung. Samatokoh-tokoh secara langsung. Sama halnya dengan Metode Diskurtif, ada juga orang menyebutnya Metode Telling, halnya dengan Metode Diskurtif, ada juga orang menyebutnya Metode Telling, yakni mengandalkan pemaparan watak tokoh dari komentar langsung yakni mengandalkan pemaparan watak tokoh dari komentar langsung  pengarangnya.

 pengarangnya.

Melalui metode ini keikutsertaan atau turut campurnya pengarang dalam Melalui metode ini keikutsertaan atau turut campurnya pengarang dalam menyajikan perwatakan tokoh sangat terasa, sehingga pembaca memahami dan menyajikan perwatakan tokoh sangat terasa, sehingga pembaca memahami dan menghayati perwatakan tokoh berdasarkan paparan pengarang.

menghayati perwatakan tokoh berdasarkan paparan pengarang.

Karakterisasi

Karakterisasi  melalui tuturan pengarang memberikan keluasan dan  melalui tuturan pengarang memberikan keluasan dan kebebasan kepada pengarang dalam menentukan kisahnya. Pengarang tidak sekadar kebebasan kepada pengarang dalam menentukan kisahnya. Pengarang tidak sekadar menggiring perhatian pembaca terhadap komentarnya tentang watak tokoh, tapi menggiring perhatian pembaca terhadap komentarnya tentang watak tokoh, tapi  juga mencoba membentuk persepsi pembaca tentang tokoh yang dikisahkannya.  juga mencoba membentuk persepsi pembaca tentang tokoh yang dikisahkannya.

Kelemahan dari metode ini adalah mempersempit partisipasi imajinatif Kelemahan dari metode ini adalah mempersempit partisipasi imajinatif  pembaca,

 pembaca, sedangkan sedangkan kelebihan kelebihan metode metode ini ini terletak terletak pada pada kesederhanaan kesederhanaan dandan ekonomisnya.

ekonomisnya.

Metode pemaparan karakter tokoh yang dilakukan secara langsung oleh Metode pemaparan karakter tokoh yang dilakukan secara langsung oleh  pengarang

 pengarang biasanya biasanya digunakan digunakan dalam dalam kisah-kisah kisah-kisah rekaan rekaan zaman zaman dulu dulu sehinggasehingga  pembaca hanya mengandalkan penjelasan yang dilakukan p

(15)

Metode karakterisasi melalui tuturan pengarang memberikan keluasan dan Metode karakterisasi melalui tuturan pengarang memberikan keluasan dan kebebasan kepada pengarang dalam menentukan kisahnya. Pengarang berkomentar kebebasan kepada pengarang dalam menentukan kisahnya. Pengarang berkomentar tentang watak dan kepribadian para tokoh hingga menembus ke dalam pikiran, tentang watak dan kepribadian para tokoh hingga menembus ke dalam pikiran,  perasaan dan gejolak batin sang tokoh.

 perasaan dan gejolak batin sang tokoh.

b.

b. Metode Dramatis atau Metode ShowingMetode Dramatis atau Metode Showing

Metode Dramatis atau Metode Showing atau dengan cara tidak langsung Metode Dramatis atau Metode Showing atau dengan cara tidak langsung adalah pelukisan tokoh secara tidak langsung terhadap kualitas tokoh. Pengarang adalah pelukisan tokoh secara tidak langsung terhadap kualitas tokoh. Pengarang menempatkan diri di luar kisahnya dengan memberikan kesempatan kepada para menempatkan diri di luar kisahnya dengan memberikan kesempatan kepada para tokoh lain untuk menampilkan perwatakan mereka melalui dialog percakapan dan tokoh lain untuk menampilkan perwatakan mereka melalui dialog percakapan dan tindakan serta tingkah laku tokoh.

tindakan serta tingkah laku tokoh.

Metode Dramatis atau Metode Showing ini mengabaikan kehadiran Metode Dramatis atau Metode Showing ini mengabaikan kehadiran  pengarang,

 pengarang, sehingga sehingga para para tokoh tokoh dalam dalam karya karya sastra sastra dapat dapat menampilkan menampilkan diri diri secarasecara langsung melalui tingkah laku mereka.

langsung melalui tingkah laku mereka.

Pada metode ini, karakterisasi biasanya dilakukan melalui (1) pemberian Pada metode ini, karakterisasi biasanya dilakukan melalui (1) pemberian nama, (2) dialog (lokasi dan situasi percakapan), (3) pemikiran tokoh, (4) pelukisan nama, (2) dialog (lokasi dan situasi percakapan), (3) pemikiran tokoh, (4) pelukisan  perasaan

 perasaan tokoh, tokoh, (5) (5) perbuatan perbuatan tokoh, tokoh, (6) (6) pelukisan pelukisan fisik, fisik, (7) (7) pelukisan pelukisan latar, latar, (8)(8)  jatidiri

 jatidiri tokoh tokoh yang yang dituju dituju penutur; penutur; (9) (9) kualitas kualitas mental mental para para tokoh; tokoh; (10) (10) nada nada suarasuara (tekanan, dialek, dan kosa kata), (11) tindakan para tokoh, (12)

(16)

consciousness

consciousness  atau arus kesadaran, (13) pandangan orang atau banyak tokoh  atau arus kesadaran, (13) pandangan orang atau banyak tokoh terhadap tokoh lain.

terhadap tokoh lain.

Dengan metode ini, karakterisasi dapat melalui penggunaan nama tokoh, Dengan metode ini, karakterisasi dapat melalui penggunaan nama tokoh,  penampilan

 penampilan tokoh, tokoh, dan dan tuturan tuturan pengarang. pengarang. Penggunaan Penggunaan nama nama tokoh tokoh digunakandigunakan untuk memperjelas dan mempertajam perwatakan tokoh serta melukiskan kualitas untuk memperjelas dan mempertajam perwatakan tokoh serta melukiskan kualitas karakteristik yang membedakannya dengan tokoh lain.

karakteristik yang membedakannya dengan tokoh lain.

Faktor penampilan para tokoh memegang peranan penting dalam Faktor penampilan para tokoh memegang peranan penting dalam hubungannya dengan karakterisasi. Misalnya, pakaian yang dikenakannya atau hubungannya dengan karakterisasi. Misalnya, pakaian yang dikenakannya atau  bagaimana

 bagaimana ekspresinya. ekspresinya. Rincian Rincian penampilan penampilan memperlihatkan memperlihatkan kepada kepada pembacapembaca tentang usia, kondisi fisik/kesehatan dan tingkat kesejahteraan si tokoh. tentang usia, kondisi fisik/kesehatan dan tingkat kesejahteraan si tokoh. Sesungguhnya perwatakan tokoh melalui penampilan tidak dapat disangkal terkait Sesungguhnya perwatakan tokoh melalui penampilan tidak dapat disangkal terkait  pula kondisi psikologis tokoh dalam cerita rekaan.

 pula kondisi psikologis tokoh dalam cerita rekaan.

Metode perwatakan yang menggunakan penampilan tokoh memberikan Metode perwatakan yang menggunakan penampilan tokoh memberikan kebebasan kepada pengarang untuk mengekspresikan persepsi dan sudut kebebasan kepada pengarang untuk mengekspresikan persepsi dan sudut  pandangnya.

 pandangnya. Secara Secara subyektif subyektif pengarang pengarang bebas bebas menampilkan menampilkan penampilan penampilan parapara tokoh.

tokoh.

Dengan demikian, istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh Dengan demikian, istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh atau perwatakan, sebab penokohan sekaligus mencakupmasalah siapa tokoh cerita, atau perwatakan, sebab penokohan sekaligus mencakupmasalah siapa tokoh cerita,  bagaimana perwatakan,

(17)

cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

dalam sebuah cerita.

2.6

2.6 Membuat Karakter Tokoh yang BagusMembuat Karakter Tokoh yang Bagus

Tips membangun karakter tokoh : Tips membangun karakter tokoh :

1.

1. Penulis harus tahu benar tokoh yang mau dia tulis. Dari situ bisa membantuPenulis harus tahu benar tokoh yang mau dia tulis. Dari situ bisa membantu membangun karakter tokoh yang kuat. Misal: nama, jenis kelamin, dll. Apa membangun karakter tokoh yang kuat. Misal: nama, jenis kelamin, dll. Apa caranya sama dengan memuat tokoh untuk novel? Kurang lebih sama. Tapi caranya sama dengan memuat tokoh untuk novel? Kurang lebih sama. Tapi untuk novel lebih kompleks lagi, karena cerita lebih lama dan panjang.

untuk novel lebih kompleks lagi, karena cerita lebih lama dan panjang. 2.

2. Ada beberapa penulis bahkan membuat biodata dari satu tokoh. Dari nama,Ada beberapa penulis bahkan membuat biodata dari satu tokoh. Dari nama,  jenis

 jenis kelamin, kelamin, makanan makanan favorit, favorit, pekerjaan, pekerjaan, latar latar belakang, belakang, dll. dll. Bahkan Bahkan adminadmin  pernah

 pernah baca, baca, ada ada penulis penulis yang yang sampai sampai membuat membuat buku buku diari diari si si tokoh tokoh untukuntuk  benar-benar menyelami si tokoh / karakter tersebut.

 benar-benar menyelami si tokoh / karakter tersebut. 3.

3. Jangan lupa masukan pula kepribadian dan kebiasaan-keebiasaan dalamJangan lupa masukan pula kepribadian dan kebiasaan-keebiasaan dalam karakter si tokoh. Contoh : pendiam atau pemalu, suka menggigiti kuku, dan karakter si tokoh. Contoh : pendiam atau pemalu, suka menggigiti kuku, dan sebagainya. Kita bisa juga menentukan gaya bicara si karakter / tokoh sebagainya. Kita bisa juga menentukan gaya bicara si karakter / tokoh tersebut. Itu cukup membantu. Jangan sampai tokoh pendiam, tetapi punya tersebut. Itu cukup membantu. Jangan sampai tokoh pendiam, tetapi punya  banyak dialog.

(18)

melihat, adalah unsur-unsur yang bisa jadi perhatian kita untuk membuat melihat, adalah unsur-unsur yang bisa jadi perhatian kita untuk membuat karakter.

karakter. 4.

4. Apa gunanya yang semua disebutkan pada nomor sebelumnya? GunanyaApa gunanya yang semua disebutkan pada nomor sebelumnya? Gunanya supaya karakter yang kita buat tidak melenceng dari yang seharusnya dan supaya karakter yang kita buat tidak melenceng dari yang seharusnya dan  jalan

 jalan ceritanya. ceritanya. Akan Akan aneh aneh kalau kalau kamu kamu buat buat karakter karakter gadis gadis manja, manja, lalu lalu tiba- tiba-tiba dia memanjat pohon atau mengejar layangan. Kecuali kalau ternyata dia tiba dia memanjat pohon atau mengejar layangan. Kecuali kalau ternyata dia hanya pura-pura manja.

hanya pura-pura manja. 5.

5. Membuat karakter harus selogis mungkin, dan jangan terlalu sempurna. SamaMembuat karakter harus selogis mungkin, dan jangan terlalu sempurna. Sama seperti manusia asli, tokoh juga begitu. Buatlah tokoh nampak nyata. seperti manusia asli, tokoh juga begitu. Buatlah tokoh nampak nyata. Cinderella yang merupakan karakter dongeng pun gak sempurna kok, Cinderella yang merupakan karakter dongeng pun gak sempurna kok,  buktinya

 buktinya dia dia tetap tetap butuh butuh bantuan bantuan ibu ibu peri. peri. Sama Sama seperti seperti kita kita yang yang butuhbutuh  bantuan orang lain.

 bantuan orang lain. 6.

6. Cara menguatkan karakter tokoh bisa juga lewat deskripsi dan dialog sertaCara menguatkan karakter tokoh bisa juga lewat deskripsi dan dialog serta  plot cerita. Semuanya gak bisa berjalan masing-masing, harus saling dukung.  plot cerita. Semuanya gak bisa berjalan masing-masing, harus saling dukung. 7.

7. Banyaklah membaca dan menonton, akan membantumu juga dalam membuatBanyaklah membaca dan menonton, akan membantumu juga dalam membuat karakter yang kuat. Kok bisa? Dengan banyak membaca kita akan lihat karakter yang kuat. Kok bisa? Dengan banyak membaca kita akan lihat  bagaimana

 bagaimana penulis penulis lain lain membentuk membentuk karakternya, karakternya, menguatkannya menguatkannya dalamdalam adegan, deskripsi, dan dialog. Menonton film bisa melatih kita menangkap adegan, deskripsi, dan dialog. Menonton film bisa melatih kita menangkap mimik dan intonasi serta aksi suatu tokoh. Membantu sekali dalam mimik dan intonasi serta aksi suatu tokoh. Membantu sekali dalam  pembentukan tokoh.

 pembentukan tokoh. 8.

8. Dalam cerpen tidak mungkin kita memasukkan semua hal-hal dari karakterDalam cerpen tidak mungkin kita memasukkan semua hal-hal dari karakter tokoh yang kita buat, karena cerpen memiliki keterbatasan. Tetapi walau tokoh yang kita buat, karena cerpen memiliki keterbatasan. Tetapi walau

(19)

terbatas yang diterima pembaca, sebagai penulis harus menjadi yang paling terbatas yang diterima pembaca, sebagai penulis harus menjadi yang paling tahu tentang karakter tersebut, dan itulah yang membuat karakter kita kuat. tahu tentang karakter tersebut, dan itulah yang membuat karakter kita kuat. Karakter yang kita tahu pondasinya, akan sangat mudah dan kuat, juga tidak Karakter yang kita tahu pondasinya, akan sangat mudah dan kuat, juga tidak akan mudah melenceng dari apa yang kita inginkan. Dan itu karakter yang akan mudah melenceng dari apa yang kita inginkan. Dan itu karakter yang  bagus.

 bagus. 9.

9. Pergi ke tempat umum seperti mall, cafe, arena bermain, dll juga dapatPergi ke tempat umum seperti mall, cafe, arena bermain, dll juga dapat membantumu membangun karakter sekaligus mendapat ide. Misal saja di membantumu membangun karakter sekaligus mendapat ide. Misal saja di tempat umum kamu sedang melihat seorang ibu dan anaknya. Kamu bisa tempat umum kamu sedang melihat seorang ibu dan anaknya. Kamu bisa menentukan dari melihat, apakah dia ibu yang baik atau bukan. Dari proses menentukan dari melihat, apakah dia ibu yang baik atau bukan. Dari proses memperhatikan itu kamu pelan-pelan mempelajari karakter orang yang suatu memperhatikan itu kamu pelan-pelan mempelajari karakter orang yang suatu saat akan bisa kamu pakai dalam ceritamu. Tp jika sedang memperhatikan saat akan bisa kamu pakai dalam ceritamu. Tp jika sedang memperhatikan orang jangan seperti penguntit atau melotot di depan dia ya. Nanti kamu orang jangan seperti penguntit atau melotot di depan dia ya. Nanti kamu ditangkap satpam. Hahaha… Santai saja. Yah, seperti sedang „window ditangkap satpam. Hahaha… Santai saja. Yah, seperti sedang „window shopping‟ atau cuci mata. Karena itulah kamu harus melatih kepekaan, dan shopping‟ atau cuci mata. Karena itulah kamu harus melatih kepekaan, dan menajamkan rasa.

(20)

BAB III BAB III PENTUTUP PENTUTUP 3.1. 3.1. KesimpulanKesimpulan

Berdasarkan fungsinya, tokoh dibagi ke dalam dua jenis yaitu tokoh sentral Berdasarkan fungsinya, tokoh dibagi ke dalam dua jenis yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Dalam menentukan sebuah tokoh seorang penulis harus dan tokoh bawahan. Dalam menentukan sebuah tokoh seorang penulis harus mengikutsertakan perwatakan tokoh tersebut. Dengan adanya perwatakan pada tokoh, mengikutsertakan perwatakan tokoh tersebut. Dengan adanya perwatakan pada tokoh, akan memudahkan penonton dalam membedakan tokoh satu dengan tokoh lainnya. akan memudahkan penonton dalam membedakan tokoh satu dengan tokoh lainnya. Dalam sebuah naskah, mungkin saja nama tokohnya sama tetapi ketika diberi Dalam sebuah naskah, mungkin saja nama tokohnya sama tetapi ketika diberi  perwatakan

 perwatakan atau atau karakter karakter yang yang berbeda, berbeda, maka maka tokoh tokoh tersebut tersebut akan akan menjadi menjadi berbeda.berbeda. Pemberian karakter

Pemberian karakter tokoh ini merupakan seni tersendiri, yaitu seni ”mencipta”tokoh ini merupakan seni tersendiri, yaitu seni ”mencipta” manusia. Untuk menciptakan karakter yang kuat dalam sebuah penulisan naskah, manusia. Untuk menciptakan karakter yang kuat dalam sebuah penulisan naskah,  penulis

 penulis harus harus pandai pandai dalam dalam mengimplementasikannya mengimplementasikannya ke ke dalam dalam dialog. dialog. DenganDengan adanya dialog, aktor yang akan memainkan peranan dalam tokohnya akan adanya dialog, aktor yang akan memainkan peranan dalam tokohnya akan mengetahui bagaimana penulis menggambarkan watak tokoh. Setelah itu, aktor akan mengetahui bagaimana penulis menggambarkan watak tokoh. Setelah itu, aktor akan lebih mudah untuk mengekspresikannya dalam bermain peran.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Shawn (2000) limfoblastik bisa diakibatkan karena terpapar oleh suatu Polisiklik Aromatik Hidrokarbon. Selain itu disebutkan juga bahwa sitokrom P4501B1

Penulis Buku Panduan Media Pembelajaran Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, penerbit BTKP Yogyakarta Tahun 2017.. Penulis Buku Panduan Pembelajaran Menulis Teks Sederhana

Pada Praktek kerja Lapang yang telah dilakukan ,Blok dibuat di wilayah kerja PT. Hanurata Sub Unit Manubar tepatnya pada kilometer 26. Blok yang dibuat adalah blok yang berukuran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan ketahanan rusak dan energi minimum penyebab rusak kulit buah dengan berbagai tingkat kemasakan, dan mengetahui perubahan

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk variabel upaya minimisasi berupa reduksi limbah pada

Uji efektivitas terhadap populasi nyamuk Aedes aegypti di laboratorium menunjukkan bahwa Formulasi VI dengan konsentrasi bahan aktif 0,6% memberikan hasil yang

Prinsip kerja dinamometer yang akan dipergunakan pada penelitian ini adalah, putaran roda belakang motor bakar disambungkan langsung terhadap belt, belt ini berfungsi sebagai

Puji syukur kepada Tuhan Yesus, karena atas anugerah dan kasih-Nya maka Penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul ” STUDI PERPANJANGAN UMUR SIMPAN