TAHUNAN DI BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN
PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS
BATAM SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PERKA
1 TAHUN 2017
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III
Oleh:
RAHMAYUNI HARYATI 3111212022
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2017
ii
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Rahmayuni Haryati
NIM : 3111212022
Tanda Tangan : ... Tanggal : ...
iii
TUGAS AKHIR
PERBANDINGAN PERHITUNGAN UANG WAJIB
TAHUNAN DI BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN
PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS
BATAM SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PERKA
1 TAHUN 2017
Oleh:RAHMAYUNI HARYATI 3111212022
iv
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Akuntansi Politeknik Batam. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Bapak Hendra Gunawan, SE, M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini;
(2) Ibu Nanik Lestari selaku Dosen Penguji 1 (pertama) yang telah memberikan saran, arahan dan kritikan yang membangun sehingga tugas akhir ni dapat terselesaikan dengan baik.
(3) Ibu Yosi Handayani selaku Dosen Penguji 2 (kedua) yang telah memberikan saran, arahan dan kritikan yang membangun sehingga tugas akhir ni dapat terselesaikan dengan baik.
(4) Bapak Arif Darmawan selaku Dosen Wali yang telah membimbing memberikan motivsi dan arahan dari awal semester sampai dengan akhir semester.
(5) Semua Dosen Akuntansi yang telah mendidik mengajarkan banyak hal, baik itu akademik maupun non-akademik. Semoga ilmu yang telah diajarkan bermanfaat dalam mengantarkan penulis untuk meraih kesuksesan, Amiin.
(6) Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan;
(7) Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; dan
v
(9) Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Batam, ………. 2017 Penulis
vi
Sebagai sivitas akademik Politeknik Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rahmayuni Haryati NIM : 3111212022
Program Studi : Akuntansi Jenis karya : Tugas akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : PERBANDINGAN PERHITUNGAN UANG WAJIB TAHUNAN DI BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PERKA 1 TAHUN 2017 beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Batam berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Pada tanggal : Batam ………. Yang menyatakan (Rahmayuni Haryati)
vii Nama : Rahmayuni Haryati Program Studi : Akuntansi
Judul : Perbandingan Perhitungan Uang Wajib Tahunan di Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Sebelum dan Setelah Adanya Perka 1 Tahun 2017
Tugas Akhir ini membahas kemampuan mahasiswa Program Studi Akuntansi Politeknik Batam angkatan 2014 dalam mencari dan menggunakan informasi secara efektif dalam konteks active learning dan self regulated learning selama mereka mengikuti perkuliahan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa perpustakaan perlu dilibatkan dalam pengembangan kurikulum; materi pendidikan pemakai perpustakaan harus dikembangkan sesuai dengan komponen-komponen yang ada dalam information literacy; perpustakaan juga harus menyediakan sarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan literacy mahasiswa.
Kata kunci:
viii
Name : Rahmayuni Haryati
Study Program : Accounting
Title : Comparative Analysis Money Calculation in The Free User And Free Port Free Batam Trade Before And After One PERKA 1 Year 2017
The focus of this study is the freshman student of Accounting Study Program at Batam Polytechnic 2014 experience of acquiring, evaluating and using information, when they enroll in the lectures. The purpose of this study is to understand how freshman students acquire, evaluate and use information. Knowing this will allow library to identify changes should be made to improve user education program at Batam Polytechnic. This research is qualitative descriptive interpretive. The data were collected by means of deep interview. The researcher suggests that library should improve the user education program and provide facilities which can help students to be information literate.
Key words:
ix
LEMBAR PENGESAHAN ...iii
KATA PENGANTAR ... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK vii ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR GAMBAR ... xi BAB I 1 PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3 1.3 Batasan Masalah... 3 BAB II 4 DASAR TEORI ... 4 2.1 Mekanisme ... 4 2.1.1 Pengertian Mekanisme ... 4 2.1.2 Tujuan Mekanisme... 4 2.2 UWT ... 5 2.2.1 Pengertian UWT ... 5 2.2.2 Tujuan UWT ... 5 2.2.3 Karakteristik UWT... 6
2.2.4 Dokumen yang digunakan dalam kepengurusan UWT ... 6
BAB III 7 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 7
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Instansi ... 7
3.2 Visi, Misi Perusahaan/Instansi ... 12
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi ... 12
3.4 Ruang Lingkup Usaha Perusahaan/Instansi ... 14
BAB IV PEMBAHASAN ... 16
x
4.1.4 Target yang Diharapkan ... 17
4.2 Deskripsi Alat dan Produk ... 18
4.2.1 Perangkat Lunak/Perangkat Keras yang Digunakan... 18
4.2.2 Data dan Dokumen yang Diolah/Dihasilkan ... 18
4.3 Pembahasan ... 19
4.3.1 Perubahan tarif dan perubahan peraturan ... 19
4.3.2 Mekanisme Perhitungan UWT berdasarkan Perka 1 tahun 2017 26 BAB V PENUTUP ... 30
5.1 Kesimpulan ... 30
5.2 Saran ... 31
xi
Gambar 3.1 Gambar BP Batam………..8 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi………...12 Gambar 4.1 Flowchart kepengurusan UWT di Pengelolaan Lahan………….17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lahirnya Undang-Undang Nomor 44 tahun 2007 yang menetapkan Batam Bintan dan Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas akan meningkatkan daya tarik pertumbuhan suatu kawasan atau wilayah ekonomi khusus yang bersifat strategis bagi pengembangan perekonomian nasional.
Sesuai dengan peraturan maka Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) mendapatkan hak pengelolaan lahan yang tertuang dalam Keputusan Presiden. Nomor 41 Tahun 1973 tentang daerah industri pulau Batam. Berdasarkan kewenangan tersebut maka pihak ketiga sebagai perorangan, investor dan atau badan hukum sebagai penerima hak atas tanah di atas hak pengelolaan untuk taat dan patuh dalam menunaikan kewajiban pembayaran Uang Wajib Tahunan (UWT).
Uang Wajib Tahunan atau lebih dikenal dengan singkatan UWT adalah uang sewa tanah yang harus dibayarkan oleh pemohon alokasi tanah kepada Otorita Batam yang sekarang bernama Badan Pengusahaan (BP) Batam. UWT selanjutnya akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik sehingga memaksimalkan pelaksanaan pengembangan serta menjamin kegiatan usaha di bidang perekonomian yang meliputi perdagangan, maritim, industri, perhubungan, perbankan, pariwisata, dan bidang-bidang lainnya. Tarif UWT tersebut dapat dibedakan berdasarkan bidang masing- masingnya.
Perpanjangan UWT untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dapat diberikan apabila: Pertama, UWT telah dibayar lunas untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun pertama. Kedua, lahan telah dan atau tetap dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan semula dan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam di lokasi tersebut.
Perpanjangan UWT dapat dilakukan dengan cara membayar secara lunas sekaligus dan membayar secara cicilan sampai berakhirnya jangka waktu pengalokasian lahan untuk 30 (tiga puluh) tahun pertama. Apabila pembayaran UWT perpanjangan dilakukan setelah melewati batas waktu yang telah ditetapkan dalam faktur tagihan UWT, kepada penerima alokasi/pemohon dikenakan sanksi administrasi berupa denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada setiap bulannya dari nilai faktur tagihan UWT yang telah diterbitkan.
Apabila pembayaran UWT perpanjangan dilakukan setelah melewati batas waktu yang telah ditetapkan dalam faktur tagihan UWT, kepada penerima alokasi/pemohon dikenakan sanksi administrasi berupa denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada setiap bulannya dari nilai faktur tagihan UWT yang telah diterbitkan.
Ada beberapa keluhan mengenai tarif UWT saat ini. Mengenai kondisi lahan di kota batam yang saat ini terlalu banyak, namun tidak sesuai dengan tarif UWT yang dikenakan. Maka dari itu saat ini banyak terdapat perbedaan pendapat oleh masyarakat mengenai tarif UWT tersebut yang dirasa tarif yang
ditetapkan terlalu tinggi. Atas perbedaan dan latar belakang tersebut,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai judul ”PERBANDINGAN PERHITUNGAN UANG WAJIB TAHUNAN DI BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PERKA 1 TAHUN 2017”. 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, permasalahan yang diidentifikasi oleh penulis ialah:
1. Adanya perubahan tarif dan mekanisme akibat perubahan Peraturan Kepala (PERKA) 19 tahun 2016 menjadi Peraturan Kepala (PERKA) 1 tahun 2017.
2. Bagaimana mekanisme perhitungan UWT di Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam berdasarkan Perka 1 tahun 2017.
1.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi pembahasan pada tarif perubahan Peraturan Kepala (PERKA) 19 tahun 2016 menjadi Peraturan Kepala (PERKA) 1 tahun 2017.
a. Batasan data
Batasan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah perhitungan UWT melalui data Hasil Ukur Lapangan (AT2).
b. Batasan Aspek
Batasan aspek yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah aspek Rumah Peruntukan.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Mekanisme
2.1.1 Pengertian Mekanisme
Mekanisme berasal dari kata dalam bahasan Yunani Mechane yang memiliki arti instrumen, peralatan untuk membuat sesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang dapat dijelaskan, menjadi interaksi-interaksi bagian dengan bagian-bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau sistem yang tanpa disengaja menghasilkan kegiatan atau fungsi fungsi sesuai dengan tujuan.
2.1.2 Tujuan Mekanisme
Tujuan mekanisme adalah sebagai pedoman untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran untuk peningkatan produksi dan kesempatan kerja serta peningkatan pertumbuhan ekonomi, dapat tercapai sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujudkan. Pada umumnya proses mekanisme banyak dilakukan oleh pemerintah-pemerintah yang daerahnya ingin berkembang. Hal ini ditujukan untuk mendongkrak pembangunan yang sedang berlansung di daerah tersebut, di mana segala aspek yang terkait di dalam pembangunan tersebut akan membutuhkan banyak sekali energy di dalam pelaksanaannya.
2.2 UWT
2.2.1 Pengertian UWT
Lahirnya Undang-Undang Nomor 44 tahun 2007 dari Pemerintah pusat yang menetapkan Batam, Bintan dan Karimun sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas akan meningkatkan daya tarik pertumbuhan suatu kawasan atau wilayah ekonomi khusus yang bersifat strategis bagi pengembangan perekonomian nasional. Melalui Peraturan Pemnerintah Nomor 46 tahun 2007 menetapkan Otorita Batam beralih menjadi Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Kemudian dalam Hak Pengelolaan atas tanah yang menjadi kewenangan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam beralih kepada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Sesuai kewenangan tersebut maka pihak ketiga sebagai perorangan,investor, dan atau badan hukum sebagai penerima hak atas tanah di atas hak pengelolaaan untuk taat dan patuh dalam menunaikan kewajiban pembayaran Uang Wajib Tahunan (UWT). UWT adalah uang sewa tanah yang harus dibayarkan oeh pemohon alkokasi tanah kepada Otorita Batam yang sekarang bernama Badan Pengusahaan (BP) Batam.
2.2.2 Tujuan UWT
Tujuan dilakukannya pembayaran UWT ialah untuk membantu pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik sehingga memaksimalkan pelaksanaan pengembangan serta menjamin kegiatan usaha di bidang perekonomian yang meliputi perdagangan, maritime, industri, perhubungan, perbankan, parisiwata dan bidang-bidang lainnya.
2.2.3 Karakteristik UWT
Perpanjangan UWT untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dapat diberikan apabila : Pertama, UWT telah dibayar lunas untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun pertama.
Kedua, Lahan tersebut dan atau tetap dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan semula dan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam di lokasi tersebut.
Perpanjangan UWT dapat dilakukan dengan cara membayar secara lunas sekaligus dan membayar secara cicilan sampai berakhirnya jangka waktu pengalokasian lahan untuk 30 (tiga puluh) tahun pertama.
Apabila pembayaran UWT perpanjangan dilakukan setelah melewati batas waktu yang telah ditetapkan dalam faktur tagihan UWT kepada penerima alokasi/pemohon dikenakan sanksi administrasi berupa denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada setiap bulannya dari nilai faktur tagihan UWT yang telah diterbitkan.
2.2.4 Dokumen yang digunakan dalam kepengurusan UWT
Dalam kepengurusan UWT harus ada beberapa dokumen lengkap antara lain,: formulir permhonan kepengurusan UWT, Fotocopy KTP Direktur (jika badan usaha), Akta pendirian Perusahaan,Fotocopy bukti pembayaran pertama (Lunas) UWT 30 tahun, Fotocopy Gambar Penetapan Lokasi, Fotocopy Surat Perjanjian, Fotocopy Surat Keputusan, Fotocopy Akta Jual Beli (bila sudsh dijual), Fotocopy Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB)
7
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Instansi
Batam mulai dikembangkan sejak awal tahun 1970-an sebagai basis logistik dan operasional untuk indsutri minyak dan gas bumi oleh pertamina. Kemudian berdasarkan Kepres No. 4 tahun 1973, pembangunan Batam dipercayakan kepada Otorita Pengembangan Industri Pulau Batam sebagai penggerak pembangunan Batam.
Tugas yang diemban Otorita Batam antara lain mengembangkan dan mengendalikan pembangunan pulau Batam sebagai daerah industri dan kegiatan alih kapal, merencanakan kebutuhan prasarana dan pengusahaan instalasi dan fasilitas lain, menampung, meneliti permohonan izin usaha dan menjamin kelancaran dan ketertiban tata cara pengurusan izin dalam mendorong arus investasi asing di Batam. Sejalan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1972 tentang aturan Bonded Werehouse. Maka diterbitkanlah Keppres Nomor 33 tahun 1974 tentang penetapan beberapa wilayah di bagian Timur Pulau Batam, di daerah Batu Ampar, daerah Sekupang, bagian barat Pulau Batam atau Bonded werehouse.
Ketika minyak dan gas tidak lagi menjadi produk unggulan ekonomi Indonesia, maka diusulkan rencana induk Pulau Batam sebagai salah satu penyangga perekonomian nasional dalam sector industri. Pembangunan Batam memasuki dekade kedua dengan keluarnya Keppres Nomor 41 tahun 1978 yang menetapkan Pulau Batam sebagai Bonded werehouse.
Gambar 3.1 Gambar BP Batam
Keppres Nomor 41 tahun 1978 itu semakin diperkuat oleh Keppres Nomor 56 tahun 1984 yang menetapkan Pulau Batam sebagai Bonded Werehouse ditambah dengan lima pulau di sekitarnya meliputi Kasem, Moimoi, Ngenang, Tanjung Sauh dan Janda Berias. Pada masa penugasan Otorita Batam tahun 1979, disusunlah sebuah master plan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang menetapkan empat fungsi utama Pulau Batam yakni sebagai kawasan industri, Free Trade Zone (FTZ), alih kapal dan pariwisata.
Keppres Nomor 41 tahun 1973 dianggap sebagai pondasi awal terbentukya Otorita Batam hingga Keppres terakhir yang terbit pada 2005 untuk memperpanjang keberadaan lembaga Otorita Batam di Batam. Sejak diterbitkannya Perpu Nomor 1 tahun 2007 yang dilanjutkan dengan UU Nomor 44 tahun 2007 tentang FTZ, maka ditegaskan dalam salah satu pasalnya bahwa pengelolaan kawasan bebas akan menjadi tanggung jawab sebuah lembaga bernama Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Sejalan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintahan Nomor 46 tahun 2007 tentang FTZ Batam, maka lembaga yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kawasan ini adalah Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BP Batam). Dalam pasal 3 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa seluruh pegawai dan asset Otorita Batam akan beralih menjadi pegawai dan asset BP Batam. Secara hukum kelembagaan, maka Otorita Batam dan BP Batam adalah dua lembaga yang berbeda karena produk hukum yang menjadi dasar pembentukannya juga berbeda. Otorita Batam dibentuk oleh Keppres sedangkan BP Batam dibentuk oleh UU. Namun secara fungsi, Otorita Batam dan BP Batam memiliki tanggung jawab sama dalam pengelolaan Pulau Batam. Sampai dengan akhir tahun 2011 ini proses transformasi dari Otorita Batam menjadi BP Batam masih terus dilakukan agar pembangunan di Pulau Batam dapat tetap berjalan dengan baik.
Selanjutnya dengan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2007 diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam ditetapkan sebagai Kawasan perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, dengan pokok-pokok ketentuan antara lain:
1. Pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dilaksanakan oleh Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. 2. Kekayaan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
3. Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam berkedudukan sebagai pengguna anggaran/pengguna barang pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
4. Pegawai Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam terdiri atas Pegawai Negeri Sipil yang berstatus dipekerjakan atau diperbantukan dan non Pegawai Negeri Sipil.
5. Pengelolaan Keuangan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam merupakan pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan Keuangan negara pada umumnya.
6. Semua aset Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam dialihkan menjadi aset Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, kecuali aset yang telah diserahkan kepada Pemerintah Kota Batam, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 7. Pegawai pada Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam dialihkan
menjadi pegawai pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
Keberadaan BP Batam ini, pada umunya sama dengan keberadaan Otorita Batam, hanya saja jika OB memiliki fungsi pembangunan infrastruktur, sementara BPK Batam untuk mempercepat pertumbuhan investasi. Sedangkan tugas Dewan Kawasan Zona Perdagangan Bebas Batam adalah untuk merumuskan anggaran
pembangunan infrastruktur untuk merangsang penanaman modal di Batam, Bintan dan Karimun (BBK).
Hal ini memberikan kepastian hukum kepada para investor baik lokal maupun asing selama itu untuk berinvestasi di Batam. BP Batam mempunyai Visi dan Misi yang jelas untuk mengembangkan Batam kedepan, sehingga diharapkan dapat membantu mempercepat pertumbuhan invenstasi di Batam. Saat ini BP Batam mendapatkan kewenangan dari pemerintah pusat khususnya yang menjadi kewenangan Kementrian Perdagangan untuk mengeluarkan perijinan lalu lintas keluar masuk barang. Perijinan tersebut diantaranya Perijinan IP Plastik dan Scrap Plastik, Perijinan IT-PT, Perijinan IT Cakram, Perijinan IT Alat Pertanian, Perijinan IT Garam Perijinan, Mesin Fotocopy dan printer berwarna, Perijinan Pemasukan Barang Modal Bukan Baru, Perijinan Bongkar Muat, Pelabuhan Khusus, Perijinan Pelepasan Kapal Laut.
Adapun perijinan yang sebelumnya berada di Otorita Batam diantaranya Perijinan Fatwa Planologi, Perijinan Alokasi Lahan, Perijinan titik-titik lokasi iklan, SK BKPM tentang registrasi perusahaan di Indonesia, Angka Pengenal Import Terbatas (APIT), serta Izin Usaha Tetap (IUT). Selain itu BP Batam memiliki kantor perwakilan di Jakarta, Singapura dan Jepang untuk melayani masyarakat di luar Batam agar memudahkan para investor mengetahui informasi mengenai Industri Pulau Batam, secara garis besar BP Batam mempunyai fungsi: 1. Mengatur lahan sesuai dengan masterplan pulau-pulau.
3.2 Visi, Misi Perusahaan/Instansi
Visi : Menjadi Pengelola Kawasan Tujuan Investasi Terbaik di Asia Pasifik Misi :
1. Menyediakan Jasa Kepelabuhan Kelas Dunia
2. Menjadikan Kawasan Investasi yang Berdaya Saing Internasional 3. Menyediakan Sumber Daya Organisasi yang Profesional.
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pengelolaan Lahan ANGGOTA (3) DEPUTI BIDANG PENGUSAHAAN SARANA USAHA
KABID. PENGADAAN LAHAN KASI. PENYIAPAN HAK PENGELOLAAN KASI. PENGUKURAN KASI. PENGUKURAN PERUBAHAN KABID. PENGALOKASIAN LAHAN KASI. PENGALOKASIAN WIL. I KASI. PENGALOKASIAN WIL. II KASI. PELAYANAN DOKUMEN KASI. PENGALOKASIAN WIL. KASI. PERALIHAN HAK ATAS TANAH KABID. HAK ATAS TANAH
KASI. PENYIAPAN DOKUMEN T. B. KASI. PENYIAPAN DOKUMEN T. P. KABID. EVALUASI LAHAN DAN BANGUNAN (MPP) KASI.EVALUASI BANGUNAN KASI.EVALUASI LAHAN
Berikut penjelasan mengenai struktur organisasi deputi lahan: 1. Kabid Pengadaan Lahan
Mempunyai tugas :
a. Pelaksanaan kegiatan penyiapan dan pengadaan lahan serta administrasi pertanahan melalui pembebasan tanah, mendaftarkan Sertipikat Hak Pengelolaan pada BPN.
b. Pelaksanaan pengukuran tanah untuk kebutuhan pengalokasian maupun kebutuhan teknis lainnya serta pembuatan gambar Penteapan Lokasi ( PL ). 2. Kabid Pengalokasian Lahan.
Mempunyai tugas:
a. Pelaksanaan proses evaluasi dan klarifikasi permohonan alokasi lahan, b. Penyiapan Ijin Prinsip Alokasi Lahan dan pelaksanaan koordinasi pengukuran
lahan.
c. Penerbitan dokumen alokasi lahan.
d. Proses administrasi pemecahan/penggabungan alokasi lahan serta perubahan peruntukan.
e. Penyiapan data pengalokasian lahan ( HPL, RTRW, ketersediaan Lahan dll ) dalam rangka penyiapan evaluasi permohonan lahan.
f. Penyiapan faktur tagihan Uang Muka, UWT, Biaya Pengukuran dan Jaminan Pelaksanaan dan peralihan.
3. Kabid Hak Atas Tanah Mempunyai tugas:
a. Pelaksanaan penyiapan penerbitan Ijin Peralihan dan pembebanan hak alokasi tanah.
c. Pelaksanaan penyiapan Surat Perjanjian dan Surat Keputusan Alokasi Tanah. d. Penyiapan rekomendasi pengurusan guna pensertipikatan hak guna bangunan,
hak pakai dan hak-hak lainnya yang dimungkinkan.
e. Penyiapan data / dokumen penyelesaian sengketa alokasi tanah dan penerbitan dokumen pengganti yang hilang atau rusak.
4. Kabid Evaluasi Lahan dan Bangunan Mempunyai tugas:
a. Pelaksanaan koordinasi atas upaya pemberitahuan / peringatan kepada penerima alokasi lahan.
b. Pencatatan data alokasi lahan.
c. Pelaksanaan pengarsipan dokumen pertanahan.
3.4 Ruang Lingkup Usaha Perusahaan/Instansi
Hasil produk (output) dari BP berbeda dengan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industry/ manufaktur. BP Batam memberikan hasil produk (output) kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan umum/ publik, sehingga BP Batam diakui sebagai salah satu bentuk lembaga pemeritah yang keberadaannya sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Secara garis besar ruang lingkup kerja BP Batam sebagai BLU juga mengelola proses terkait perdagangan dan pelabuhan bebas di Batam. Adapun ruang lingkup kerja pada BP Batam yang meliputi sektor-sektor tertentu, sebagai berikut:
1. Mengembangkan dan mengendalikan pulai Barelang (Batam, Rempang, Galang)
2. Mengembangkan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan industry, perdagangan, pariwisata, dan pengalihan kapal (Transhipment) diwilayah kerja BP Batam.
3. Merencanakan kebutuhan prasarana pengusaha, prasarana instansi-instansi dan fasilitas lainnya.
4. Menampung dan meneliti permohonan izin usaha yang diajukan para pengusaha serta mengajukan kepada instansi-instansi yang bersangkutan. Menjamin tata cara perijinan dan pemberi jasa-jasa yang diperlukan dalam mendirikan dan menjalankan usaha wilayah kerja BP Batam.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
4.Deskripsi Kerja
4.1.1 Lokasi Unit Kerja
Penulis melaksanakan penelitian di Kantor BP Batam jalan jenderal sudirman no. 1 Batam Centre tepatnya pada bagian Kantor Pengloahan Lahan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan terhitunga tanggal 20 Februari 2017 – 20 Mei 2017 yang dilakukan setiap hari ( Senin s/d Jumat ), dimulai tepat pukul 07.30 – 16.30.
4.1.2 Rincian Tugas
Penulis melaksanakan penelitian di Kantor BP Batam dengan rincian tugas sebagai berikut :
1. Membuat faktur perpanjangan UWT.
2. Membuat Rekam Medis pencatatan surat UWT. 3. Membuat surat perpanjangan UWT.
Gambar 4.1 Flowchart kepengurusan UWT di Pengelolaan Lahan
4.1.3 Tanggung Jawab
Penelitian ini penulis diharapkan dapat memahami mengenai UWT , surat ataupun dokumen yang terkait dengan UWT, serta mngetahui alur dalam kepengurusan UWT.
4.1.4 Target yang Diharapkan
Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk
1. Memahami hal hal yang terakit dalam pembuatan maupun kepengurusan UWT, guna untuk menambah wawasan di waktu yang akan datang.
2. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi yang baik di unit kerja.
Administrasi Kabag Umum dan Keuangan Kasi Pelayanan Dokumen Kasi Pengukuran Perubahan Kasubag Umum Mulai Meng isi Kelen gkap an Form pengajuan Form diterima Pembayaran Uang Muka Izin prinsip Proses pengukuran Proses hasil pengukuran Dokumen dan tagihanUWT Selesai
4.2 Deskripsi Alat dan Produk
4.2.1 Perangkat Lunak/Perangkat Keras yang Digunakan
Jenis perangkat keras dan lunak yang penulis gunakan selama melaksanakan tugas di unit Lahan BP Batam, diantaranya:
1. Perangkat Keras: a. PC/Komputer. b. Printer.
c. USB/Flashdisk 2. Perangkat Lunak:
a. Aplikasi seperti Microsoft Office.
4.2.2 Data dan Dokumen yang Diolah/Dihasilkan
Data atau dokumen yang diolah atau dihasilkan oleh penulis selama melaksanakan penelitian di BP Batam, diantaranya:
1. Surat Keputusan Perka (Peraturan Kepala) Nomor. 19 Tahun 2016. 2. Surat Keputusan Perka (Peraturan Kepala) Nomor 1 Tahun 2017. 3. Tabel data mengenai Tarif kepengurusan UWT per 30 tahun. 4. Tabel data mengenai Tarif kepengurusan UWT per 20 tahun
4.3 Pembahasan
4.3.1 Perubahan tarif dan perubahan peraturan 4.3.1.1 Dasar Ketentuan dilakukan perubahan peraturan
Berdasarkan surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia selaku Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas No: S-348/M.EKON/12/2016 Tanggal 19 Desember 2016 perihal Kebijakan Umum atas Tarif UWT, Tarif Kepelabuhanan, dan Mekanisme Pencabutan Lahan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Adanya perubahan tarif ialah guna untuk menambah atau merubah Fasilitas Sosial Pemerintah yang diadakan oleh Pemerintah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam suatu lingkungan termasuk rumah ibadah, sarana pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, panti wreda, dan rumah singgah. Pada tahun 2016 BP Batam menetapkan tariff UWT bedasarkan perka nomor 19 Tahun 2016, untuk tahun tahun 2017 ditetapkan Perka baru yaitu Perka 1 tahun 2017, berikut masing – masing perhitungan tarif Perka 19 tahun 2016 dan Perka 1 tahun 2017 berdasarkan peruntukan masing masing nya:
Peruntukan Wilayah Tarif Lama Tarif Baru Selisih Tarif Rumah Susun Sederhana Batam Centre Rp. 15,100,00 Rp, 28,300,00 Rp. 13,200,00
Nagoya Rp. 22.700,00 Rp, 28,300,00 Rp. 5,600,00 Sei Panas Rp. 22.700,00 Rp, 28,300,00 Rp. 5,600,00 Tg. Uncang Rp. 22.700,00 Rp, 28,300,00 Rp. 5,600,00 Nongsa Rp. 22.700,00 Rp, 28,300,00 Rp. 5,600,00 Kabil Rp. 22.700,00 Rp, 28,300,00 Rp. 5,600,00 Rempang Rp. 16,400,00 Rp, 28,300,00 Rp. 5,600,00 Batam Centre Rp. 25,100,00 Rp, 37,700,00 Rp. 12,600,00
Kavling Siap Bangun Nagoya Rp. 37.700,00 Rp, 47,100,00 Rp. 9,400,00 Sei Panas Rp. 37.700,00 Rp, 37,700,00 Rp. 0 Tg. Uncang Rp. 47.100,00 Rp, 52,400,00 Rp. 5,300,00 Nongsa Rp. 47.100,00 Rp, 48,500,00 Rp. 1,400,00 Kabil Rp. 47.100,00 Rp, 47,100,00 Rp. 0 Rempang Rp. 34,400,00 Rp, 34,400,00 Rp. 0 Batam Centre Rp. 175,100,00 Rp, 197,700,00 Rp. 22,600,00
Perumahan Tapak Nagoya Rp. 192.800,00 Rp, 216,900,00 Rp. 24,100,00 Sei Panas Rp. 163.100,00 Rp, 198,400,00 Rp.35,300,00 Tg. Uncang Rp. 64.700,00 Rp, 77,100,00 Rp. 12,400,00 Nongsa Rp. 47.100,00 Rp, 49,800,00 Rp. 2,700,00 Kabil Rp. 47.100,00 Rp, 81,900,00 Rp. 34,800,00 Rempang Rp. 47,200,00 Rp, 96,800,00 Rp. 49,600,00
Peruntukan Wilayah Tarif Lama Tarif Baru Selisih Tarif Apartemen Batam Centre Rp. 99,100,00 Rp, 107,300,00 Rp. 8,200,00
Nagoya Rp. 98.900,00 Rp, 117,700,00 Rp. 18,800,00 Sei Panas Rp. 96.800,00 Rp, 106.500,00 Rp. 9,700,00 Tg. Uncang Rp. 71.800,00 Rp, 81.900,00 Rp. 10,100,00 Nongsa Rp. 98.700,00 Rp, 96,900,00 Rp. 1,800,00 Kabil Rp. 98.700,00 Rp, 98,700,00 Rp. 0 Rempang Rp. 59,400,00 Rp, 66,900,00 Rp. 7,500,00 Batam Centre Rp. 106,500,00 Rp, 107,300,00 Rp.800,00 Industri Nagoya Rp. 98.900,00 Rp, 117,700,00 Rp. 18,800,00 Sei Panas Rp. 108.500,00 Rp, 120,400,00 Rp. 11,900,00 Tg. Uncang Rp. 114.800,00 Rp, 144,800,00 Rp. 0 Nongsa Rp. 116.100,00 Rp, 190,100,00 Rp. 74.000 Kabil Rp. 112.400,00 Rp, 140,400,00 Rp. 28,000 Rempang Rp. 112,400,00 Rp, 116,900,00 Rp. 4,500,00 Batam Centre Rp. 205,500,00 Rp, 374,700,00 Rp. 169,200 Komersial Nagoya Rp. 148.800,00 Rp, 275,700,00 Rp. 126,900,00 Sei Panas Rp. 198.700,00 Rp, 220,100,00 Rp. 21,400,00 Tg. Uncang Rp. 97.300,00 Rp, 106,500,00 Rp. 9,200 Nongsa Rp. 140.400,00 Rp, 163,400,00 Rp. 23,000,00 Kabil Rp. 116.100,00 Rp, 122,400,00 Rp. 6,300,00 Rempang Rp. 69,400,00 Rp, 76,800,00 Rp. 7,400,00
Keterangan:
1. Rumah Susun Sederhana: Wilayah :
a) Batam Centre : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 13,200,00.
b) Nagoya, Sei Panas, Tg. Uncang, Nongsa, Kabil, Rempang: Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif yang sama sebesar Rp. 5,600,00.
2. Kavling Siap Bangun (KSB) Wilayah :
a) Batam Centre : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 12,600,00
b) Nagoya : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 9,400,00
c) Sei Panas : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru tidak terdapat selisih tarif .
d) Tg. Uncang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 5,300,00
e) Nongsa : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 2,700,00
f) Kabil : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 24,100,00
g) Rempang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru tidak terdapat selisih tarif.
3. Perumahan Tapak Wilayah :
a) Batam Centre : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 22,600,00
b) Nagoya : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 24,100,00
c) Sei Panas : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 19,900,00.
d) Tg. Uncang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 0
e) Nongsa : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 2,700,00
f) Kabil : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 34,800,00
g) Rempang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 49,600,00.
4. Apartemen Wilayah :
a) Batam Centre : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 8,200,00
b) Nagoya : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 18,800,00
c) Sei Panas : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 9,700,00.
d) Tg. Uncang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 10,100,00
e) Nongsa : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 1,800,00
f) Kabil : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 0
g) Rempang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 7,500,00.
5. Industri Wilayah :
a) Batam Centre : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 800 ,00
b) Nagoya : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 18,800,00
c) Sei Panas : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 9,700,00.
d) Tg. Uncang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 10,100,00
e) Nongsa : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 74,000,00
f) Kabil : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 28,000,00
g) Rempang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 4,500,00.
6. Komersial Wilayah :
a) Batam Centre : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 169,200 ,00
b) Nagoya : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 126,900,00
c) Sei Panas : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 21,400,00.
d) Tg. Uncang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 9,200,00
e) Nongsa : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 23,000,00
f) Kabil : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 6,300,00
g) Rempang : Antara tarif pada Perka Lama dan Perka Baru terdapat selisih tarif sebesar Rp. 7,400,00.
Efek yang terjadi karena adanya perubahan tarif UWT a) Bagi BP Batam
BP Batam sulit untuk melaksanakan kegiatan berdasarkan tarif UWT yang baru, karena masyarakat/investor tidak melakukan pembayaran UWT sesuai dengan ketentuan yang ada. Sehingga kinerja BP Batam menjadi sangat menurun.
b) Bagi Industri
Kegiatan Industri sangat menurun, tidak adanya perkembangan dalam kegiatan industri.
c) Bagi Investor
Investor tidak berani untuk menambah investasi di kota Batam, bahkan ada beberapa perusahaan yang mencoba untuk berinvestasi di kota lain.
d) Bagi Masyarakat
Karena adanya perubahan tarif yang sangat tinggi, membuat masyarakat merasa sangat keberatan, sehingga menurunkan rasa kesadaran diri bagi masyarakat untuk membayar UWT sesuai tariff yang berlaku saat ini.
4.3.1.2 Solusi
Adanya perubahan tarif UWT yang berlaku saat ini, hendaknya dilakukan kesepakatan bersama kepada investor dan masyarakat, kesepakatan yang berlaku dapat disetujui bersama, sehingga tidak menimbulkan pro dan kontra antar pihak, dan kegiatan pembayaran UWT dapat berjalan dengan baik tanpa mempengaruhi hal apapun.
4.3.2 Mekanisme Perhitungan UWT berdasarkan Perka 1
tahun 2017
4.3.2.1 Mekanisme perhitungan berdasarkan wilayah
a. Batam Centre b. Batu Ampar : Nagoya Sei Panas Muka Kuning c. Sekupang Sekupang
Tanjung Uncang/ Sagulung d. Pulau Rempang-Galang
Rempang
Galang/ Galang Baru
Pulau Lain sekitar Rempang/ Galang Mekanisme perhitungan berdasarkan peruntukan a. Rumah Susun Sederhana
b. Perumahan Tapak c. Industri
d. Komersial
4.3.2.2 Tarif perhitungan UWT berdasarkan wilayah dan
peruntukan a. Wilayah : Batam Centre
Peruntukan : Rumah Susun Sederhana : Rp. 28,300,00 Perumahan Tapak : Rp. 197,700,00 Industri : Rp. 137,200,00 Komersial : Rp. 275,100,00 b. Wilayah : Batu Ampar (Nagoya)
Peruntukan : Rumah Susun Sederhana : Rp. 28,300,00 Perumahan Tapak : Rp. 216,900,00 Industri : Rp. 210,500,00 Komersial : Rp. 495,600,00 c. Wilayah : Batu Ampar (Sei Panas)
Perumahan Tapak : Rp. 178,600,00 Industri : Rp. 210,500,00 Komersial : Rp. 275,100,00 d. Wilayah : Batu Ampar (Muka Kuning)
Peruntukan : Rumah Susun Sederhana : Rp. 28,300,00 Perumahan Tapak : Rp. 151,000,00 Industri : Rp. 95,700,00 Komersial : Rp. 190,100,00 e. Wilayah : Sekupang
Peruntukan : Rumah Susun Sederhana : Rp. 28,300,00 Perumahan Tapak : Rp. 178,600,00 Industri : Rp. 71,800,00 Komersial : Rp. 236,600,00 f. Wilayah : Sekupang (Tanjung Uncang/ Sagulung)
Peruntukan : Rumah Susun Sederhana : Rp. 28,300,00 Perumahan Tapak : Rp. 151,000,00 Industri : Rp. 71,800,00 Komersial : Rp. 190,100,00 g. Wilayah : Rempang
Peruntukan : Rumah Susun Sederhana : Rp. 28,300,00 Perumahan Tapak : Rp. 107,400,00 Industri : Rp. 62,200,00 Komersial : Rp. 166,100,00 h. Wilayah : Rempang (Galang/ Galang Baru)
Peruntukan : Rumah Susun Sederhana : Rp. 28,300,00 Perumahan Tapak : Rp. 96,800,00 Industri : Rp, 56,600,00 Komersial : Rp. 150,200,00 i. Wilayah : Rempang (Pulau Lain sekitar Rempang)
Peruntukan : Rumah Susun Sederhana : Rp. 28,300,00 Perumahan Tapak : Rp. 71,300,00 Industri : Rp. 40,700,00
Komersial : Rp. 109,000,00
Contoh kasus:
1. Sebuah rumah sederhana, di kelurahan Taman Baloi, Kecamatan Batam Kota memiliki tanah 107 meter persegi. Berapa ia harus membayar UWT?
Tarif UWT di Taman Baloi Rp. 128,500,00/ m2, Maka 107 m2 x Rp. 128,500,00 = Rp. 13,749,500,00. UWT ini untuk masa 20 tahun kedepan.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
(1) Adanya perubahan peraturan kepala, dan mempengaruhi tarif pembayaran UWT meningkat menjadi ± 400 persen. Perubahan yang dilakukan guna untuk menambah fasilitas di daerah.
(2) Berdasarkan tarif baru yang diberlakukan, banyaknya masyarakat/ pengusaha yang merasa tidak puas,bahkan dirugikan. Sehingga mempengaruhi terhadap kinerja setiap Industri di Kota Batam.
(3) Kondisi yang ada saat ini justru kurang menguntungkan bagi pengusaha yang ada di Kota Batam. Mereka yang merasa perubahan tarif yang sangat tidak efektif dan tidak bijak.
(4) Kurang adanya sosialisasi dan kesepakatan bersama antara pemerintah kepada masyarakat maupun investor untuk perubahan tarif yang telah di tetapkan.
(5) Peraturan kepala (Perka) yang telah diperbaharui telah di sesuaikan dengan banyak nya jumlah wilayah/ daerah di kota Batam.
(6) Adanya tarif perubahan peraturan kepala (perka) yang terbaru telah disesuaikan dengan fasilitas yang dibutuhkan di kota Batam.
5.2 Saran
Berdasarkan wawancara kepada salah satu masyarakat , Mereka mengalamai keberatan atas perubahan tarif yang ada,Oleh karena itu penulis menyarankan:
(1) adanya kesepakatan tarif yang sesuai antara pihak perusahaan/instansi kepada masyarakat/pengusaha
.
(2) Kesesuaian antara tarif dan kebutuhan kota dapat di sosialisasikan kepada masyarakat/ investor.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, Johnson, dan Kell (2007:5), Pengendalian Internal, Edisi Kedua, Bandung. Eiser, S., Redpath, A., & Rogers, N. (1987). Outcomes of early parenting: Knowns and
unknowns. In A. P. Kern & L. S. Maze (Ed.). Logical thinking in children (pp. 58-87). New York: Springer
https://www.bpbatam.go.id/ini/index.jsp
Kotler, Philip. (1997). Manajemen pemasaran : Analisis, perencanaan, implementasi (Hendra Teguh & Ronny Antonius Rusli, Penerjemah.). Jakarta: Prenhallindo
Merriam-Webster’s collegiate dictionary (10th ed.). (1993). Springfield, MA: Merriam-Webster.
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011MAGANG INDUSTRI
di
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
PELABUHAN BEBAS BATAM
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Magang Industri
Oleh: Rahmayuni Haryati
3111212022
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERIBATAM 2017
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANGBADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM Oleh:
Rahmayuni Haryati 3111212022
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa : Nama : Rahmayuni Haryati
NIM : 3111212022
telah melaksanakan Magang Industri
di Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam mulai tanggal 20 Februari 2017 sampai dengan 20 Mei 2017
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan atas selesainya proses magang industri di perusahaan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) yang beralamat di Jl. Sudirman No. 01, Batam Centre. Dengan selesainya proses magang industri ini, maka penulis juga dapat menyelesaikan laporan magang atas praktek magang industri yang telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2017.
Kegiatan magang industri yang dilaksanakan, bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa agar mampu memiliki kemampuan, pengetahuan, pengalaman maupun loyalitas yang tinggi terhadap dunia kerja. Selain itu, kegiatan magang yang telah dilaksanakan harus didukung dengan sebuah laporan magang. Laporan magang tersebut disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Magang Industri sebagai pelengkap proses magang industri yang telah dilakukan oleh penulis.
Penyelesaian Laporan Magang ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan masukan maupun saran dalam penyusunannya. Dengan demikian, penulis mengucapkan Terima Kasih kepada:
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 20111. Bapak Hendra selaku dosen pembimbing mata kuliah Magang Industri.
2. Bapak Drs. Asep Lili Holilullah selaku Kepala Biro Sumber Daya Manusia BP Batam.
3. Bapak Siswanto selaku Kepala Bagian Umum dan Kuangan BP Batam.
4. Bapak Sutrisman A selaku Kepala Sub Bagian Umum BP Batam.
5. Bapak Parmo Siswanto selaku Kepala Sub Bagian Adm dan Keuangan BP Batam.
6. Bapak Purwindarto selaku Kepala Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi BP Batam.
7. Ibu Sumiati selaku Kepala Sub Bagian Perbendaharaan dan Piutang BP Batam
8. Bapak Armawan selaku staff Subbag Adm & Keu sekaligus Pembimbing Magang di BP Batam.
9. Ibu Andini Restianty selaku staff Subbag Adm & Keu.
10. Bapak Samsudin selaku staff Subbag Adm & Keu.
11. Bapak Tria Anggana selaku staff Subbag Adm & Keu.
12. Bapak Imam Syafi’I selaku staff Subbag Adm & Keu.
13. Bapak Subekhi selaku staff Subbag. Umum urusan Adm faktur.
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 201115. Orang tua,suami,anak dan keluarga yang slalu mendukung dalam penyelesaian laporan magang ini.
16. Sahabat, dan teman-teman yang juga memberikan dukungan dalam penyelesaian laporan magang ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan magang ini, masih terdapat kekurangan, untuk itu demi kesempurnaan penyusunan laporan magang ini, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Batam, 20 Mei 2017
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011DAFTAR ISI
1. Gambaran Umum Perusahaan/Instansi... 8 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Instansi... 8 1.2 Visi, Misi Perusahaan/Instansi...12 1.3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi...13 1.4 Ruang Lingkup Usaha Perusahaan/Instansi...14 2. Deskripsi Kegiatan Magang Industri...………. 15
2.1 Deskripsi Kerja... 15 2.1.1 Lokasi Unit Kerja... 15 2.1.2 Rincian Tugas...15 2.1.3 Flow Chart Pekerjaan...15 2.1.4 Tanggung Jawab...16 2.1.5 Target yang Diharapkan...17 2.1.6 Kendala Yang Dihadapi Dalam Menyelesaikan Tugas...17 2.2 Deskripsi Alat dan Produk...17 2.2.1 Perangkat Lunak/Perangkat Keras yang Digunakan...17 2.2.2 Data atau dokumen yang diolah/dihasilkan...18 3. Kesimpulan dan Saran...18 3.1 Kesimpulan... 18 3.2 Saran... 19 4. Lampiran...20 4.1 Lampiran Logbook Magang...20
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 20111.
Gambaran Umum Perusahaan/Instansi
1.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Instansi
Batam mulai dikembangkan sejak awal tahun 1970-an sebagai basis logistik dan operasional untuk indsutri minyak dan gas bumi oleh pertamina. Kemudian berdasarkan Kepres No. 4 tahun 1973, pembangunan Batam dipercayakan kepada Otorita Pengembangan Industri Pulau Batam sebagai penggerak pembangunan Batam. Tugas yang diemban Otorita Batam antara lain mengembangkan dan mengendalikan pembangunan pulau Batam sebagai daerah industri dan kegiatan alih kapal, merencanakan kebutuhan prasarana dan pengusahaan instalasi dan fasilitas lain, menampung, meneliti permohonan izin usaha dan menjamin kelancaran dan ketertiban tata cara pengurusan izin dalam mendorong arus investasi asing di Batam. Sejalan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1972 tentang aturan Bonded Werehouse. Maka diterbitkanlah Keppres Nomor 33 tahun 1974 tentang penetapan beberapa wilayah di bagian Timur Pulau Batam, di daerah Batu Ampar, daerah Sekupang, bagian barat Pulau Batam atau Bonded werehouse.
Ketika minyak dan gas tidak lagi menjadi produk unggulan ekonomi Indonesia, maka diusulkan rencana induk Pulau Batam sebagai salah satu penyangga perekonomian nasional dalam sector industri. Pembangunan Batam memasuki dekade kedua dengan keluarnya Keppres Nomor 41 tahun 1978 yang menetapkan Pulau Batam sebagai Bonded werehouse.
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011Keppres Nomor 41 tahun 1978 itu semakin diperkuat oleh Keppres Nomor 56 tahun 1984 yang menetapkan Pulau Batam sebagai Bonded Werehouse ditambah dengan lima pulau di sekitarnya meliputi Kasem, Moimoi, Ngenang, Tanjung Sauh dan Janda Berias. Pada masa penugasan Otorita Batam tahun 1979, disusunlah sebuah master plan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang menetapkan empat fungsi utama Pulau Batam yakni sebagai kawasan industri, Free Trade Zone (FTZ), alih kapal dan pariwisata.
Keppres Nomor 41 tahun 1973 dianggap sebagai pondasi awal terbentukya Otorita Batam hingga Keppres terakhir yang terbit pada 2005 untuk memperpanjang keberadaan lembaga Otorita Batam di Batam. Sejak diterbitkannya Perpu Nomor 1 tahun 2007 yang dilanjutkan dengan UU Nomor 44 tahun 2007 tentang FTZ, maka ditegaskan dalam salah satu pasalnya bahwa pengelolaan kawasan bebas akan menjadi tanggung jawab sebuah lembaga bernama Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Sejalan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintahan Nomor 46 tahun 2007 tentang FTZ Batam, maka lembaga yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kawasan ini adalah Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BP Batam). Dalam pasal 3 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa seluruh pegawai dan asset Otorita Batam akan beralih menjadi pegawai dan asset BP Batam. Secara hukum kelembagaan, maka Otorita Batam dan BP Batam adalah dua lembaga yang berbeda karena produk hukum yang menjadi dasar pembentukannya juga berbeda. Otorita Batam dibentuk oleh Keppres sedangkan BP Batam dibentuk oleh UU. Namun secara
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011fungsi, Otorita Batam dan BP Batam memiliki tanggung jawab sama dalam pengelolaan Pulau Batam. Sampai dengan akhir tahun 2011 ini proses transformasi dari Otorita Batam menjadi BP Batam masih terus dilakukan agar pembangunan di Pulau Batam dapat tetap berjalan dengan baik.
Selanjutnya dengan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2007 diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam ditetapkan sebagai Kawasan perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, dengan pokok-pokok ketentuan antara lain:
1. Pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dilaksanakan oleh Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
2. Kekayaan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan.
3. Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam berkedudukan sebagai pengguna anggaran/pengguna barang pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
4. Pegawai Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam terdiri atas Pegawai Negeri Sipil yang berstatus dipekerjakan atau diperbantukan dan non Pegawai Negeri Sipil.
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 20115. Pengelolaan Keuangan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam merupakan pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan Keuangan negara pada umumnya. 6. Semua aset Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam dialihkan menjadi
aset Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, kecuali aset yang telah diserahkan kepada Pemerintah Kota Batam, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Pegawai pada Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam dialihkan menjadi pegawai pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
Keberadaan BP Batam ini, pada umunya sama dengan keberadaan Otorita Batam, hanya saja jika OB memiliki fungsi pembangunan infrastruktur, sementara BPK Batam untuk mempercepat pertumbuhan investasi. Sedangkan tugas Dewan Kawasan Zona Perdagangan Bebas Batam adalah untuk merumuskan anggaran pembangunan infrastruktur untuk merangsang penanaman modal di Batam, Bintan dan Karimun (BBK).
Hal ini memberikan kepastian hukum kepada para investor baik lokal maupun asing selama itu un
tuk berinvestasi di Batam. BP Batam mempunyai Visi dan Misi yang jelas untuk mengembangkan Batam kedepan, sehingga diharapkan dapat membantu mempercepat pertumbuhan invenstasi di Batam. Saat ini BP Batam mendapatkan kewenangan dari
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011pemerintah pusat khususnya yang menjadi kewenangan Kementrian Perdagangan untuk mengeluarkan perijinan lalu lintas keluar masuk barang. Perijinan tersebut diantaranya Perijinan IP Plastik dan Scrap Plastik, Perijinan IT-PT, Perijinan IT Cakram, Perijinan IT Alat Pertanian, Perijinan IT Garam Perijinan, Mesin Fotocopy dan printer berwarna, Perijinan Pemasukan Barang Modal Bukan Baru, Perijinan Bongkar Muat, Pelabuhan Khusus, Perijinan Pelepasan Kapal Laut.
Adapun perijinan yang sebelumnya berada di Otorita Batam diantaranya Perijinan Fatwa Planologi, Perijinan Alokasi Lahan, Perijinan titik-titik lokasi iklan, SK BKPM tentang registrasi perusahaan di Indonesia, Angka Pengenal Import Terbatas (APIT), serta Izin Usaha Tetap (IUT). Selain itu BP Batam memiliki kantor perwakilan di Jakarta, Singapura dan Jepang untuk melayani masyarakat di luar Batam agar memudahkan para investor mengetahui informasi mengenai Industri Pulau Batam, secara garis besar BP Batam mempunyai fungsi:
1. Mengatur lahan sesuai dengan masterplan pulau-pulau. 2. Menyediakan izin perdagangan dan izin tinggal di Barelang. 3. Memproses aplikasi-aplikasi investasi internasional dan Domestic.
1.2 Visi, Misi Perusahaan/Instansi
Visi : Menjadi Pengelola Kawasan Tujuan Investasi Terbaik di Asia Pasifik
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 20111. Menyediakan Jasa Kepelabuhan Kelas Dunia
2. Menjadikan Kawasan Investasi yang Berdaya Saing Internasional 3. Menyediakan Sumber Daya Organisasi yang Profesional.
1.3 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi
Struktur organisasi BP Batam terakhir ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 5 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Kerja dibawah Anggota/ Deputi di Lingkungan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, yaitu sebagai berikut
Sumber : BP Batam
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 20111.4 Ruang Lingkup Usaha Perusahaan/Instansi
Hasil produk (output) dari BP berbeda dengan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industry/ manufaktur. BP Batam memberikan hasil produk (output) kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan umum/ publik, sehingga BP Batam diakui sebagai salah satu bentuk lembaga pemeritah yang keberadaannya sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Secara garis besar ruang lingkup kerja BP Batam sebagai BLU juga mengelola proses terkait perdagangan dan pelabuhan bebas di Batam. Adapun ruang lingkup kerja pada BP Batam yang meliputi sektor-sektor tertentu, sebagai berikut:
5. Mengembangkan dan mengendalikan pulai Barelang (Batam, Rempang, Galang)
6. Mengembangkan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan industry, perdagangan, pariwisata, dan pengalihan kapal (Transhipment) diwilayah kerja BP Batam.
7. Merencanakan kebutuhan prasarana pengusaha, prasarana instansi-instansi dan fasilitas lainnya.
8. Menampung dan meneliti permohonan izin usaha yang diajukan para pengusaha serta mengajukan kepada instansi-instansi yang bersangkutan.
9. Menjamin tata cara perijinan dan pemberi jasa-jasa yang diperlukan dalam mendirikan dan menjalankan usaha wilayah kerja BP Batam.
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011Deskripsi Kegiatan Magang Industri
2.1
Deskripsi Kerja
2.1.1 Lokasi Unit Kerja
2.1.2 Rincian Tugas
Kantor Pusat BP Batam, Jl. Sudirman No. 1 Batam Centre, Pulau Batam 29400 pada bagian Unit Pengalokasian Lahan:
a. Meng-scan dokumen perpanjangan hak atas tanah.
b. Membantu membuat rekapan dokumen kepengurusan hak atas tanah yang belum lengkap maupun sudah lengkap.
c. Menginput faktur perpanjangan UWT. d. Menginput surat perpanjangan UWT.
2.1.3 Flow Chart Pekerjaan
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011Gambar 2 Flowchart kepengurusan UWT di Pengelolaan Lahan
2.1.4 Tanggung Jawab
Tanggung jawab yang menjadi kewajiban penulis selama melakukan kegiatan magang industri di BP Batam, yaitu:
a. Dapat mengetahui prosedur kepengurusan UWT. Dokumen Pembayaran Uang Muka Mengisi Kelengkapan Izin Prinsip Proses Pengukuran
Proses Membuat Hasil Pengukuran
Tagihan UWT
Selesai Start
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 20112.1.5 Target yang Diharapkan
Adapun target yang diharapkan kepada penulis selama melaksanakan magang industri, yaitu: a. Dapat menyelesaikan data kepengurusan UWT ke dalam Land Management System LMS. b. Dapat mnyelesaikan rekapitulasi untuk data kepengurusan UWT yang sudah lengkap
maupun belum lengkap.
2.1.6 Kendala Yang Dihadapi Dalam Menyelesaikan Tugas
Adapun kendala yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan tugas selama melaksanakan magang industri yaitu: Sistem LMS yang lambat sehingga lama dalam menyelesaikan tugas.
2.2 Deskripsi Alat dan Produk
2.2.1 Perangkat Lunak/Perangkat Keras yang Digunakan
Jenis perangkat keras dan lunak yang penulis gunakan selama melaksanakan tugas di unit kerja Biro Keuangan BP Batam, diantaranya:
1. Perangkat Keras: a) PC/ Komputer b) Printer
c) USB/ Flashdisk 2. Perangkat Lunak
a) Aplikasi, seperti Microsoft Office
b) Database, yaitu Land Management System (FBMS) merupakan system yang digunakan oleh unit Pengalokasian Lahan di BP Batam.
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 20112.2.2 Data atau dokumen yang diolah/dihasilkan
Data dan dokumen yang diolah atau dihasilkan oleh penulis selama melaksanakan magang industri, diantaranya:
1. Laporan Rekapitulasi Data yang sudah dapat di input melalui sistem.
3.
Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Adapun manfaat dari tugas yang telah dilaksanakan oleh penulis selama magang industri, yaitu:
1. Bagi Perusahaan/Instansi:
a) Sebagai media dan wadah untuk memberikan dukungan dan fasilitas kepada Politeknik Negeri Batam dalam mendidik peserta magang/ahli madya yang siap pakai dan mampu bekerja secara profesional di dunia kerja serta dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan kerjanya.
b) Dapat memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam membantu pelaksanaan tugas di perusahaan/instansi.
2. Bagi Mahasiswa:
a) Dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait lingkungan kerja yang akan dihadapinya.
b) Menambah pengalaman di dunia kerja.
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 20113.2 Saran
Saran dari penulis terhadap hasil pengembangan proses magang industri, yaitu:
1. Agar kedepannya BP Batam mampu menambah kecepatan akses jaringan internet, dengan demikian penggunaan database FBMS dapat berjalan dengan maksimal.
2. Meningkatkan suasana kerja yang baik menjadi lebih optimal, guna menciptakan suasana kerja yang nyaman dan kondusif.
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 20114.
Lampiran
KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR
Borang PBM:
Pelaksanaan Magang
16 Februari 2011KPS DIR