PruMYU,ftAN
NAffiNA}f;
KAWtlPrt:fHil[
PHIAIJI'WN
NOMOR1S
TAHUN
2OO7
TENTANG
RETRIBUSI
IZIN PENGENDALIAN
PEMBUANGAN
LIMBAH
CAIR
DIPHRBANYAK OLEH :
BAGIAN
HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH KAB. PELATAWAN
PEMERI
NTAH KABU
PATEN
PELALAWAN
PERATU RAN DAERAH KABU PATEN PELALAWAN NOMOR 18 TAHUN 2OO7
TENTANG
SI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHI{\AT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PELALAWAN,
: a. bahwa lingkungan hidup merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus dapat memenuhi hajat hidup orang banyak maka pertu ditindungi dan dipelihara ketestarian fungsi dari pengaruh pembuangan timbah suatu usaha dan atau kegiatan;
b. bahwadengansemakinmeningkatnyakegiatan pembuangan timbah ke media lingkungan maka datam rangka pengendatian, guna metindungi kepentingan umum dan menjaga ketestarian l,ingkungan serta peningkatan Pendapatan Asti Daerah (PAD)' pertu dipungut retribusi;
M e n g i n g a t : 1 .
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai-mana dimaksud datam huruf a dan b, pertu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi lzin Pengendatian Pembuangan Limbah Cair;
Undang-undang Nomor 1 2 Tahun 1 956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten datam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25);
U n d a n g - u n d a n g N o m o r 1 1 T a h u n 1 9 7 4 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3045) ;
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara tahun 19984 Nomor 22, tambahan tembaran Negara Nomor 3274 );
Undang-undang Nomor 1 8 Tahu n 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana tetah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 40481 ;
Undang-undang Nomor 23 Tahu n 1997 tentang Pengetolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ;
2 .
3 .
4 .
6 . Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Patatawan, Kabupaten Rokan Hutu, Kabupaten Rokan Hitir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam, sebagaimana tetah d i u b a h d e n g a n U n d a n g - U n d a n g N o m o r 1 3 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3968) ;
Undang-undang Nomor 1 0 Tahu n 2004 tentang Pembentukan Peratu ran Perundan g-undan gan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor a389); Undang-undang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor a$7);
Undang-undang Nomor 33 Tahun2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan lembaran Negara Nomor 3952 ) ; 7 .
8 .
9 .
_-11 . Peraturan Pemerintah Nomor150 Tahun 2000 tentang Pengendatian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa ;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengetotaan Kuatitas Air dan Pengendatian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 1537) ;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Petatawan nomor 07 Tahun 2002 tanggal 11 Januari 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendatian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Petatawan; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Petatawan
Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipit (Lembaran Daerah Kabupaten Petatawan Tahun 2004 Nomor 1 6 ) .
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PELALAWAN dan
BUPATI PELALAWAN MEMUTUSKAN:
n : PERATURAN DAEMH KABUPATEN PELALAWAN TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Datam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adatah Kabupaten Petatawan.;
2. Pemerintah Daerah adatah Bupati Petatawan dan perangkat daerah sebagai unsur penyetenggara pemerintahan daerah.
3. Dewan Perwakitan Rakyat Daerah Kabupaten Petalawan adatah tembaga perwakitan rakyat daerah sebagai unsur penyetenggara pemerintahan daerah.
4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang bertaku.
r
'r f]adan Pengendatian Dampak Lingkungan Daerah yang setanjutnya disingkat dengan BAPEDALDA adatah Badan Pengendatian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Petatawan.
rr Badan adatah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, Perseroan Komanditer perseroan lainnya, Badan Usaha Mitik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumputan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.
/. Limbah adatah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang dibuang ke media lingkungan hidup dan diduga dapat menurunkan kuatitas lingkungan datam wujud padat, cair dan gas.
ll. Limbah cair adatah timbah yang dihasitkan oteh kegiatan rumah tangga, perkantoran dan industri datam bentuk cair yang tidak memenuhi baku mutu timbah cair sesuai dengan peraturan perundang undangan yang bertaku untuk dibuang ke sungai dan atau tanah.
t). IPAL adatah instalasi pengotahan air limbah yaitu suatu instatasi yang terdiri dari kotam kotam penampungan air t i m b a h
10. Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya datam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
I l . B a k u M u t u L i m b a h a d a t a h b a t a s m a k s i m u m k a d a r y a n g terdapat pada timbah yang diperkenankan dibuang ke r n e d i a [ i n g k u n g a n h i d u p .
I L lzin adatah izin pembuangan limbah yang sudah diotah tertebih dahutu sehingga sesuai dengan baku mutu yang d i t e t a p k a n .
I t . R e t r i b u s i l z i n P e n g e n d a t i a n P e m b u a n g a n L i m b a h C a i r adatah pembayaran atas jasa Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin pengendatian pembuangan [imbah Cair kepada pribadi atau badan.
14. Wajib Retribusi adatah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk metakukan pembayaran Retribusi.
| 'r. Masa Retribusi adatah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu yang ditetapkan datam izin yang diketuarkan.
lf,. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang setanjutnya dapat disingkat SKRD adatah Surat Ketetapan yang menentukan besarnya jumtah retribusi yang terutang . | /. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang BayarTambahan
yang setanjutnya dapat disingkat SKRDKBT adatah Surat Ketetapan yang menentukan tambahan atas jumtah Retribusi yang tetah ditetapkan.
Itl. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya dapat disingkat SKRDLB adatah Surat Ketetapan yang menentukan jumtah ketebihan pem-bayaran retribusi, karena jumtah kredit retribusi tebih besar dari retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
7
l',. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang setanjutnya dapat <lisingkat STRD adalah surat untuk metakukan Tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan , r t a u d e n d a .
/(). liurat Keputusan Keberatan adatah surat keputusan ,rtas keberatan terhadap SKRD, atau dokumen [ain yang clipersamakan SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oteh Wajib Retribusi.
/ I . Pemeriksaan adatah serangkaian kegiatan untuk mencari, Inengumputkan data dan atau keterangan lainnya datam rangka pengawasan terhadap kepatuhan, kepenuhan/ kewajiban suatu usaha dan atau kegiatan datam mentaati ketentuan peraturan yang bertaku datam Pengetotaan L i n g k u n g a n H i d u p .
BAB II
PEMBERIAN IZIN DAN MASA BERLAKU PasaL 2
'rt:tiap orang atau badan yang metakukan kegiatan usaha di Itrclang lndustri, Rumah Sakit, Perhotetan, Pertambangan dan kt,rliatan Iainnya yang menghasilkan timbah dan diperkirakan rnr.nimbutkan dampak terhadap lingkungan hidup, wajib rrrcngotah timbahnya tertebih dahutu sebetum dibuang ke n r c d i a [ i n g k u n g a n .
Pasal 3
i'ctiap kegiatan pembuangan timbah cair diwajibkan rrrengajukan permohonan izin pengendatian pembuangan lrrnbah cair kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 4 ' , r . l r , r p k e g i a t a n p e m b u a n g a n t i m b a h c a i r s e b a g a i m a n a , l r r r r , r k s u d d a t a m P a s a t 3 y a n g t e t a h m e n g a j u k a n p e r m o h o n a n , , l r l r c r i k a n iz ' i n p e n g e n d a t i a n p e m b u a n g a n [ i m b a h c a i r s e t e t a h r r r r . r r r e n u h i p e r s y a r a t a n y a n g d i t e t a p k a n . Pasal 5
lrrrr Pengendatian Pembuangan Limbah Cair diberikan oteh Itrrpati atau Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 6
l,rt,r Cara dan Pengajuan Permohonan lzin Pengendalian l \ . r r r b u a n g a n L i m b a h C a i r s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a t a m l',r.,;r[ 2 dan Pasal 3 ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 7
( l ) Setiap o r a n g a t a u b a d a n y a n g m e l a k u k a n p e m b u a n g a n timbah ke media [ingkungan hidup tertebih dahutu harus rnendapat Izin Pengendatian Pembuangan Limbah Cair dari Bupati. Atau pejabat yang ditunjuk
(/ ) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemohon harus mengajukan permohonan tertutis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk
( t ) lzin sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) diberikan untuk satu kegiatan usaha dan bertaku setamanya sepanjang memenuhi baku mutu air.
9
&l*-Pasal 8
(1) lzin sebagaimana dimaksud datam Pasal 2 diberikan secara tertutis dalam bentuk surat izin yang ditandatangani oteh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan menangani masatah lingkungan setetah ditakukan pemeriksaan lapangan yang dituangkan datam berita acara pemeriksaan.
{l) Guna kepertuan pengendalian, setiap 1(satu) tahun sekati pemegang lzin Pengendatian Pembuangan Limbah wajib mendaftar ulang dan membayar retribusi.
(3) Pendaftaran Utang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus, disampaikan secara tertutis kepada Bupati dan atau Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 9
Persetuluan atau penotakan izin diberikan datam jangka fvaktu pating tambat 30 (tiga putuh) hari kerja setetah permohonan diterima Bupati c.q. BAPEDALDA.
Pasat 10 (1) lzin tidak bertaku karena :
a. Kegiatan usaha berakhir ; b. Pencabutan izin ;
c. Tidak metakukan daftar utang. (?) lzin dicabut apabita :
a. tidak metakukan kegiatan usaha setama jangka waktu 1 (satu) tahun sejak izin dikeluarkan ;
b. Metakukan petanggaran yang berkaitan dengan Pasat-pasal datam Peraturan Daerah ini ;
c. Bertentangan dengan kepentingan umum dan atau menyebabkan terjadinya kerusakan tingkungan hidup.
Pasal 1 1
(1) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud datam Pasal 10 ayat (2) ditakukan metatui proses peringatan tertulis tertebih dahulu sebanyak 3 (tiga) kati dengan tenggang waktu masing-masing 15 (tima betas) hari.
(2) Apabita peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diindahkan dilanjutkan dengan penghentian sementara kegiatan pembuangan limbah untuk jangka waktu 6 (enam) hari.
(3) Jika pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) habis jangka waktunya dan tidak ada usaha perbaikan, maka izin dimaksud dicabut.
BAB III
NA'IM, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasat 12
(1) Dengan nama Retribusi lzin Pengendalian Pembuangan Limbah Cair dipungut Retribusi atas setiap peng-gunaanya.
(2) Obyek Retribusi adatah izin Pembuangan Limbah Cair. Pasal 13
Subjek Retribusi adatah Orang pribadi atau badan yang memperoteh izin pengendatian pembungan limbah cair.
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 14
Retribusi lzin Pengendatian Pembuangan Limbah cair dlgotongkan retribusi perizinan tertentu.
BAB V
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNMN JASA Pasat 15
Tlngkat penggunaan jasa Retribusi lzin Pengendatian pu'ibuungan Limbah Cair diukur berdasarkan ktasifikasi dan Jenis.
BAB VI
RINSIP PENETAPAN STRUKTUR BESARNYA DAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 16
Prinsip penetapan tarif Retribusi lzin Pengendatian pembuangan Limbah cair berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seturuh biayg penyetenggaraan pemberian izin pengendatian pembuangln limbah cair'
BAB VII
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 17
(1) Setiap Pemberian lzin Pengendatian Pembuangan Limbah Cair dipungut Retribusi.
lzin Pengendalian Pembuangan Limbah Cair yang dikenakan Retribusi sebagai berikut:
Biaya Retribusi/ Perizinan Jenis Usaha/Kegiatan 540.000,- 1.080.000,2 . 1 6 0 . 0 0 0 , -Rp. 486.000,' Rp. 2.916.000,' Rp. 4.374.000,-Rp. 5.832.000,' Rp. 7.290.000,-Rp. 8.748.000,' Rp. 11.664.000,' Rp. 1.000.000.000,' Rp. 1.500.000.000,' Rp. 2.160.000.000,' Rp. 2.700.000.000,' Rp. 3.240.000.000,' lndustri usaha kegiatan
a. lndustri usaha keci[ >50 m3h atau > 100m 3h
b. lndustri usaha menengah >100 m3h atau > 200 m3 h
c. Industri / Usaha Besar > 200 m3/h d. Industri Ketapa Sawit
- 5 T o n i j a m - 30Ton / jam - 45 Ton / jam - 60 Ton / jam - 75 Ton / jam - 90Ton / jam - 120Ton i jam e. lndustri Putp & Kertas
- >100.000m/h - > 1 5 0 . 0 0 0 m 3 / h - > 2 0 0 . 0 0 0 m 3 / h - > 250.000 m3/h - > 300.000 m3/h - 350.000 m3/h 1 3
L
3 .
Jenis Usaha/Kegiatan Biaya PerizinanRetribusi/
Industri usaha kegiatan
a. Tipe D >10 m3/h atau <50 m3/h b. Tipe C >50 m3/h atau <100 m3/h c. Tipe B >100 m3/h atau <200 m3/h d. Tipe A > 200 m3/h
HoteI
a. Hotet Metati >10 m3/h atau < 50 13/h b. Hotel Bintang '1 >50 m3/h atau < 100n m3/h c. Hotet Bintang 2 >100 m3/h atau < 200 m3/h d. Hotel Bintang 3 > 200 m3/h atau < 300 m3/h e. Hotet Bintang 4 > 300 m3 / h atau 300 m3/h atau < 400 m3/h '108.000, - 540.000,- 1.080.000,2 . 1 6 0 . 0 0 0 , -108.000, - 540.000,1 . 0 8 0 . 0 0 0 , -2 . 1 6 0 . 0 0 0 , - 3.240.000,-Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN RETRIBUSI Pasal 18
Wltayah pemungutan retribusi adatah Petatawan.
Kabupaten
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 19
(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan mengunakan SKRD atau
dokumen tain yang diPersamakan.
(3) Hasit pungutan retribusi sebagaimana dimaksud datam Pasat 17 disetor ke Kas Daerah sesuai dengan ketentuan yang bertaku.
BAB X
SANKSI ADMINISTRASI Pasal 20
Datam hat wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan Sanksi Administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap
butan dari besarnya retribusi yang terutang, yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
BAB XI
TATA CARA PEMBAYAMN
Pembayaran sekatigus.
Pasal 21
Retribusi yang terutang harus ditunasi ( 1 )
(2) Retribusi yang terutang ditunasi setambat-tambatnya 15 (tima betas) hari sejak diterbitkan sKRD atau dokumen lain yang disamakan.
(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran Retribusi diatur dengan Peraturan Bupati'
BAB XII
TATA CARA PENAGIHAN Pasal 22
(1) Pengetuaran surat Teguran/Peringatan/surat lain yang ' '
sele-nis sebagai awal tindakan petaksanaan penagihan Retribusl diketuarkan segera setetah 7 (tujuh) hari sejak jatuh temPo PembaYaran.
(2) Datam jangka waktu 7 (tujuh) hari setetah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus metunasi Retribusi yang terutang'
(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuarkan oteh Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 23
Bentuk- bentu kform u ti ryang di pergu nakan u ntu k petaksanaan penagihan Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud datam Pasal 72ayat (1) ditetapkan oteh Bupati.
BAB XIII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERHUTANG
Pasal 24
l'{asa Retribusi adatah jangka waktu tertentu yang lamanya dltetapkan oteh Kepata Daerah sebagai dasar untuk menetapkan besarnya Retribusi Terhutang.
Pasal 25
Retribusi terhutang terjadi pada saat diterbitkannya SKRD Itau dokumen tain yang dipersamakan.
8A6 XIV
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 26
Bupati dapat mernberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi.
Pemberian pengurangan dan keringanan retribusi sebagaimana, dimaksud pada ayat (1) dengan memper-hatikan kemampuan masyarakat.
Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi ditetapkan oteh Bupati.
( 1 )
( 2 )
( 3 )
( 3 )
BAB XV KEBERATAN
Pasa[ 27
(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertutis datam Bahasa Indonesia dengan disertai atasan-atasan yang jetas. Keberatan harus diajukan datam jangka waktu pating tama 2 (dua) butan sejak tanggat SKRD diterbitkan, kecuati apabita Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
Pen gaj uan keberatan tidak menu nda kewaj i ban mem bayar retribusi dan petaksanaan penagihan retribusi.
Pasal 28
(1) Bupati datam jangka waktu pating lama 6 (enam) butan sejak tanggat Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.
Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seturuhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya retribusi yang terutang.
Apabita jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetah tewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabutkan.
(4)
( 2 )
( 3 )
BAB XVI
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI Pasal 29
{1) Atas ketebihan pembayaran Retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembatian ketebihan pembayaran Retribusi kepada Bupati.
{l) Bupati datam jangka waktu pating tama 6 (enam) butan sejak diterimanya permohonan pengembatian ketebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayaL (1) harus memberikan kePutusan.
{3) Apabita datam jangka waktu sebagaimana ' dimaksud pada ayat (2) Bupati atau Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dianggap dikabutkan dan SKRDLB harus diterbitkan datam waktu pating lama 1 (satu) butan.
(4) Apabita Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi tainnya, ketebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tangsung diperhitungkan untuK metunasi tertebih dahutu utang retribusi tersebut.
(5) Pengembatian ketebihan pembayaran retribusi sebagai-man dimaksud pada ayat (1) ditakukan datam jangka waktu pating lama 7 (dua) butan sejak terbitnya SKRDLB.
A;lrrllita pengembatian ketebihan pembayaran retribusi dllnkukan setetah tewat waktu 7 (dua) butan sejak tllierbitkan SKRDLB, Bupati atau Pejabat memberikan frrrlr,rtan bunga sebesar 2% (dua persen) sebutan atas kett.rtambatan pembayaran ketebihan retribusi.
BAB XVII
KADALUWARSA Pasal 30
Perr;rgihan Retribusi, kadatuwarsa setetah metampaui farrgka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat tetutangnya Retribusi, kecuati apabita Wajib Retribusi ftetakukan tindak pidana dibidang Retribusi.
fiacla luwarsa pe n agi han Retri busi sebagai mana d i maksud Ayat (1) tertangguh apabila :
l, Diterbitkan Surat Teguran atau ;
b, Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.
BAB XVIII
TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA
Pasal 31
I Fiut.rng Retribusi yang tidak mungkin ditagih tagi karena hak untuk metakukan penagihan sudah kadatuwarsa dapat dihapus.
(2) Bupati menetapkan Keputusan penghapusan Piutang Retribusi Daerah yang sudah kadatuarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BAB XIX
INSTANSI PEMUNGUT Pasal 32
(1) Instansi pemungut Retribusi lzin Pengendatian Pem-buangan Limbah Cair ditetapkan oteh Bupati.
(2) Uang perangsang atas pungutan retribusi ini ditetapkan sebesar 5 % (tima persen) dari jumtah pungutan.
BAB XX
PENGAWASAN Pasal 33
Bupati menunjuk pejabat tertentu untuk metakukan pengawasan terhadap petaksanaan Peraturan Daerah ini.
BAB XXI PENYIDIKAN
Pasal 34
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipit tertentu ditingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk rnetakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud datam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang bertaku.
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud datam ayat ( 1 ) a d a t a h :
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan menetiti keterangan atau taporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi tebih tengkap dan jetas;
b. menetiti, mencari, mengumputkan keterangan-keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakrrkan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ;
e. melakukan penggetedahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta metakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ;
f . meminta bantuan tenaga ahti datam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah ;
g. menyuruh berhenti dan/atau metarang seseorang meninggatkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang bertangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah ;
i. memanggi[ orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;
j . menghentikan p e n y i d i k a n ;
k. metakukan tindakan lain yang pertu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut Hukum yang bertanggung jawab.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1; memberitahukan dimutainya penyidikan dan menyam-paikan hasiI penyidikannya kepada penuntut Umum metatui Penyidik Pejabat Potisi Negara Repubtik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur datam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang bertaku.
BAB XXII
KETENTUAN PIDANA Pasal 35
(1) Barang siapa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur datam Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana kurungan pating lama 6 (enam) butan atal d e n d a p a t i n g b a n y a k R p . 5 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , - ( t i m a p u t u h ju t z Rupiah), dengan tidak mengurangi kewajibannya untuk membayar Retribusi yang terhutang.
(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adatah petanggaran.
(3) Atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangar yang b e r t a k u .
BAB XXIII
KETENTUAN PENUTUP Pasal 36
Hat-hat yang belum diatur datam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai petaksanaannya akan diatur tebih injut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 37
Peraturan Daerah ini mulai bertaku pada tanggat d i u n d a n g k a n .
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya datam Lembaran Daerah Kabupaten Petatawan.
Ditetapkan di Pangkatan Kerinci pada tanggat 2 Oktober 2007
BUPATI PELALAWAN, d . t . o
T. AZMUN JAAFAR Di undangkan di Pangkatan Kerinci
Pada tanggat 2 Oktober 2007
SEKRETARIS DAERAH KABU PATEN PELALAWAN d . t . o
T. KASROEN. HR
LEMBAMN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2OO7 N O M O R 1 8
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 18 TAHUN 2OO7
TENTANG
RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR
I . U M U M
Dalam usaha pengembangan otonomi daerah yang diatur datam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, guna menggali potensi daerah dan penyetenggaran tugas-tugas pemerintahan dan DPRD yang dibebankanAnggaran Pendapatan Daerah dan Betanja Daerah sangat pertu menggati Potensi Daerah yang bersumber dari Retribusi Daerah.
Alam sebagai rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi hidup orang banyak dan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembuangan timbah ke sumber air maupun daratan, oteh perusahaan yang ada maupun perorangan jika tidak terkendatikan akan menimbutkan berbagai kerusakan dan bencana, untuk itu maka dipandang pertu diatur dalam suatu Peraturan Daerah tentang : RETRIBU5l lZlN PENGENDALTAN PEMBUANGAN DAN PEMANFMTAN LIMBAH yang nantinya sebagai pedoman untuk pembinaan, pengaturan dan pengendatian terhadap sumber-sumber pencemaran serta pemasukan pendapatan daerah dari Retribusi
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasa[ 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasat 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 P a s a l 1 1 Pasat 12 Cukup jetas
Objek Retribusi adatah izin pengendalian yang diberikan pemerintah berdasarkan ketayakan dan baku mutu yang tetah ditentukan dan kegiatan pembuangan timbah itu sendiri berdasarkan besar votume timbah yang dibuang. Cukup jetas Cukup jelas Cukup jetas Cukup jelas Cukup jetas Cukup jelas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas
Ayat (1) : Sebetum perusahaan atau perorangan membuang timbah Cair ke suatu tempat, diwajibkan mendapat izin pembuangan timbah tersebut. Pengenaan Retribusi kepada izin yang diketuarkan.
Ayat (2) Pasal 1 3 Pasal 14 Pasal 1 5 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasat 21 Pasat 22 Pasat 23 Pasat 24 Pasat 25
Retribusi pembuangan limbah cair sebelum timbah ini dibuang tetah diadakan pengecekan ke tapangan. Mengenai Baku Mutu apakah sesuai dengan ambang izin yang tetah ditetapkan datam hat ini yang dikenai retribusi adatah debit yang dibuang.
Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas
27
Pasal 26 : Cukup jetas Ayat (1)
Cukup jetas Ayat (2)
Pengurangan, keringanan, dan pembebasan Retribusi dapat diberikan dengan mem-pertimbangkan, antara Iain kemampuan membayar Wajib Retribusi. Ketidakmampuan Wajib Retribusi harus dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa dan Camat setempat. Ayat (3) Cukup jetas Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Padat 32 Pasal 33 Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas Cukup jetas
28
Pasal 34 Pasat 35 Pasal 36 Pasat 37 : Cukup jetas : Cukup jelas : Cukup jetas : Cukup jetas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 1 7
KABUPATEN PELALAWAN