• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.1 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

P U T U S A N

Nomor 1673 K/PID.SUS/2016

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa dan mengadili perkara pidana khusus pada tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:

Nama lengkap : ABDUL KHOLIK; Tempat lahir : Brebes;

Umur/tanggal lahir : 39 tahun / 02 Nopember 1975; Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Desa Sawojajar RT 004/RW 002, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes Jawa Tengah; Agama : Islam;

Pekerjaan : Nelayan (Nahkoda KM Ulam Sari); Terdakwa pernah ditahan dalam tahanan kota oleh:

1. Penuntut Umum sejak tanggal 18 Juni 2015 sampai dengan tanggal 27 Juni 2015;

2. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 19 Juni 2015 sampai dengan tanggal 8 Juli 2015;

3. Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 9 Juli 2015 sampai dengan tanggal 18 Juli 2015;

Terdakwa diajukan di muka persidangan pada Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara tersebut karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:

KESATU

Bahwa Ia TerdakwaABDUL KHOLIK pada hari Kamis tanggal 19 Maret 2015 sekitar pukul 16.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam bulan Maret 2015, bertempat di Perairan Tanjung Sedari (Laut Jawa) pada posisi 05O53’ 02.0’’ LS – 107O22’29.7’’ BT, atau setidak-tidaknya wilayah Hukum Pengadilan Perikanan Jakarta Utara, yang berwenang untuk mengadili perkara ini, melakukan tindak pidana “memiliki dan atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia, melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia dan atau di laut lepas, yang tidak memiliki SIPI”, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.2 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

Bermula dari Saksi Agung Yanuar Priambodo bersama-sama dengan anggota Timnya yang lain (Saksi Surono dan Bambang Wijanarko), yang merupakan Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di daerah operasi Laut Utara Jawa dan Lampung, melaksanakan operasi rutin pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dengan menggunakan Kapal Pengawas Takalamungan. Pada saat melakukan pengawasan tersebut, KM Takalamungan mendeteksi KM Ulam Sari pada posisi 5o53’ 05.3’’ LS – 107o17’ 10.0’’ BT dengan arah baringan 97opada tanggal 19 maret 2015 sekitar pukul 15.30 WIB. Pada pukul 16.00 WIB, KP Takalamungan melakukan pengejaran terhadap KM Ulam Sari dan berhasil melakukan penghentian terhadap KM Ulam Sari pada waktu dan tempat kejadian;

Setelah dilakukan penghentian terhadap KM Ulam Sari, saksi melakukan pemeriksaan terhadap KM Ulam Sari yang merupakan kapal penangkap ikan berbahan dasar kayu dengan berat kotor 18 GT dan tertulis nama WISMA KARYA di badan kapal yang dinahkodai oleh Terdakwa Abdul Kholik dengan membawa 12 (dua belas) Anak Buah Kapal (ABK);

Dari hasil pemeriksaan terhadap dokumen KM Ulam Sari tersebut, para saksi hanya menemukan PAS Tahunan kapal penangkap ikan atas nama KMN Ulam Sari, Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Penangkap ikan Nomor PK 674/I/9/KPL.BRS.2011 atas nama KMN Ulam Sari, Surat Ketetapan Kecakapan (30) mil Nomor PK 684/I/09/Kpl-Pak-2007 atas nama Abdul Cholik bin Daurip, Gross Akte atas nama KM Ulam Sari. Adapun Surat Izin Penangkap Ikan (SIPI) merupakan persyaratan wajib yang harus dimiliki kapal ikan ber-bendera Indonesia yang melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia tidak ada;

Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 93 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;

DAN KEDUA

Bahwa Ia Terdakwa ABDUL KHOLIK, pada waktu dan tempat sebagai-mana dakwaan Kesatu di atas, melakukan tindak pidana “dengan sengaja, memiliki, menguasai, membawa dan atau menggunakan alat penangkap ikan dan atau alat bantu penangkapan ikan yang menganggu dan merusak keber-lanjutan sumber daya ikan di kapal penangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia”, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.3 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

Bermula dari Saksi Agung Yanuar Priambodo bersama-sama dengan anggota Timnya yang lain (Saksi Surono dan Bambang Wijanarko), yang merupakan Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di daerah operasi Laut Utara Jawa dan Lampung, melaksanakan operasi rutin pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dengan menggunakan Kapal Pengawas Takalamungan. Pada saat melakukan pengawasan tersebut, KM Takalamungan mendeteksi KM Ulam Sari pada posisi 5o53’ 05.3’’ LS – 107o17’ 10.0’’ BT dengan arah baringan 97opada tanggal 19 Maret 2015 sekitar pukul 15.30 WIB. Pada pukul 16.00 WIB, KP Takalamungan melakukan pengejaran terhadap KM Ulam Sari dan berhasil melakukan penghentian terhadap KM Ulam Sari pada waktu dan tempat kejadian;

Setelah dilakukan penghentian terhadap KM Ulam Sari, saksi melakukan pemeriksaan terhadap KM Ulam Sari yang merupakan kapal penangkap ikan berbahan dasar kayu dengan berat kotor 18 GT dan tertulis nama Wisma Karya di badan kapal yang dinahkodai oleh Terdakwa Abdul Kholik dengan membawa 12 (dua belas) Anak Buah Kapal (ABK);

Dari hasil pemeriksaan terhadap alat penangkap ikan dari KM Ulam Sari tersebut, Nahkoda dan ABK dari Kapal KM Ulan Sari menggunakan 1 (satu) unit alat penangkap ikan jaring cantrang untuk melakukan penangkapan ikan. Bahwa terhitung sejak tahun 2015 termasuk alat tangkap ikan yang dilarang digunakan dalam menangkap ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia (WPPI) karena dapat mengganggu dan merusak keberlanjutan suber daya ikan. Bahwa alat penangkap ikan cantrang tersebut telah digunakan oleh KM Ulam Sari di Perairan Tanjung Sedari untuk menangkap ikan terhitung sejak tanggal 12 Maret 2015 sampai dengan 19 Maret 2015 dan telah menghasilkan kurang lebih 2 (dua) ton ikan dengan jenis Kurisi, kakap merah, ikan pari, ikan buntal, ikan gerok, petek, kembung, layur dan cucut;.

Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 85 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikananjuncto Pasal 2 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2/PERMEN-KP/2015 Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.4 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

DAN KETIGA

Bahwa Ia Terdakwa ABDUL KHOLIK, pada waktu dan tempat sebagai-mana dakwaan Kesatu di atas, melakukan tindak pidana, Nahkoda Kapal perikanan yang tidak memiliki Surat Persetujuan Berlayar, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Bermula dari Saksi Agung Yanuar Priambodo bersama-sama dengan anggota Timnya yang lain (Saksi Surono dan Bambang Wijanarko), yang merupakan Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di daerah operasi Laut Utara Jawa dan Lampung, melaksanakan operasi rutin pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dengan menggunakan Kapal Pengawas Takalamungan. Pada saat melakukan pengawasan tersebut, KM Takalamungan mendeteksi KM Ulam Sari pada posisi 5o 53’ 05.3’’ LS – 107o 17’ 10.0’’ BT dengan arah baringan 97opada tanggal 19 Maret 2015 sekitar pukul 15.30 WIB. Pada pukul 16.00 WIB, KP Takalamungan melakukan pengejaran terhadap KM Ulam Sari dan berhasil melakukan penghentian terhadap KM Ulam Sari pada waktu dan tempat kejadian;

Setelah dilakukan penghentian terhadap KM Ulam Sari, saksi melakukan pemeriksaan terhadap KM Ulam Sari yang merupakan kapal penangkap ikan berbahan dasar kayu dengan berat kotor 18 GT dan tertulis nama Wisma Karya di badan kapal yang dinahkodai oleh Terdakwa Abdul Kholik dengan membawa 12 (dua belas) Anak Buah Kapal (ABK);

Dari hasil pemeriksaan terhadap dokumen KM Ulam Sari tersebut, para saksi hanya menemukan PAS Tahunan kapal penangkap ikan atas nnama KMN Ulam Sari, Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Penangkap ikan Nomor PK 674/I/9/KPL.BRS.2011 atas nama KMN Ulam Sari, Surat Ketetapan Kecakapan (30) mil Nomor PK 684/I/09/Kpl-Pak-2007 atas nama Abdul Cholik bin Daurip, Gross Akte atas nama KM Ulam Sari. Bahwa ternyata selain tidak membawa dan memiliki SIPI sebagaimana diuraikan dalam dakwaan Kesatu di atas, Terdakwa Abdul Kholik selaku Nahkoda Kapal KM Ulam Sari tidak juga mempunyai Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dari Syahbandar Pelabuhan Perikanan Blanakan, tempat berangkat KM Ulam Sari yang dinahkodai oleh Terdakwa Abdul Kholik padahal Surat Persetujuan Berlayar (SPB) merupakan syarat mutlak (wajib) yang harus dimiliki oleh Nahkoda kapal penangkap ikan jika berlayar melakukan penangkapan ikan dari pelabuhan perikanan;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.5 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 98 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Utara tanggal 4 Agustus 2015 sebagai berikut:

1. Menyatakan TerdakwaABDUL KHOLIK, terbukti bersalah secara sah menurut hukum “telah melakukan tindak pidana perikanan” sebagaimana diatur dalam Kesatu Pasal 93 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, dan Kedua Pasal 85 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan juncto Pasal 2 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2/PERMEN-KP/tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkap Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seines Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, dan Ketiga Pasal 98 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Abdul Kholik berupa pidana penjara selama 2 (dua) Tahun dan 6 (enam) bulan dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan;

3. Denda Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan;

4. Menyatakan Barang Bukti Berupa:

1) 1 (satu) unit Kapal Penangkap Ikan KM Ulam Sari;

2) 1 (satu) Pas Tahunan Kapal Perikanan KM Ulam Sari Nomor Urut 341 Kantor ADPEL Cirebon Nomor Folio 128 Buku Register III;

3) 1 (satu) Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan kapal penangkap ikan Nomor PK 674/I/9/KPL.BRS.2011;

4) 1 (satu) buah Gross Akte Nomor 1211 atas nama Daurip bin Bakti; Dikembalikan kepada Terdakwa Abdul Kholik;

5) Uang tunai sebesar Rp 2.750.000,00; Dirampas untuk Negara;

6) 1 unit Alat penangkap ikan Jaring Cantrang; Dirampas untuk dimusnahkan;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.6 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

7) 1 Surat Keterangan Kecakapan (30 Mil); Dikembalikan kepada Terdakwa Abdul Kholik;

5. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah);

Membaca putusan Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 06/Pid.Sus-Perikanan/2015/PN.Jkt.Utr. tanggal 4 Agustus 2015 yang amar selengkapnya sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa ABDUL KHOLIK, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Perikanan yaitu Pertama “Mengoperasikan Kapal Penangkap Ikan Berbendera Indonesia Melakukan Penangkapan Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia Tidak Memiliki Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)”, Kedua “Dengan Sengaja Menggunakan Alat Penangkap Ikan Yang Dilarang Yang Mengakibatkan Menurunnya Sumber Daya Ikan Dan Mengancam Kelestarian Lingkungan Sumber Daya Ikan Di Kapal Penangkap Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikananan Republik Indonesia” dan Ketiga Nakhoda Kapal Perikanan yang tidak memiliki Surat Persetujuan Berlayar (SPB);

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Abdul Kholik oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan pidana denda sejumlah Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah), dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan kurungan selama 1 (satu) bulan; 3. Menetapkan masa penahanan kota yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan

seluruhnya dari pidana penjara yang dijatuhkan; 4. Menetapkan barang bukti berupa:

1) 1 (satu) unit Kapal KM ULAM SARI ukuran 18 (delapan belas) GT, bahan kasko kayu;

2) Surat-surat dokumen Kapal KM ULAM SARI yaitu:

- 1 (satu) lembar asli Pas Tahunan Kapal Perikanan atas nama KM ULAM SARI Nomor Urut 341 Kantor ADPEL Cirebon Nomor Folio 128 Buku Register III;

- 1 (satu) lembar Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan Nomor PK.674/I/9/KPL.BRS.2011UPP;

- 1 (satu) buah Gross Akte Pendaftaran kapal Nomor 1211 atas nama Daurip bin Bakti;

Dikembalikan kepada pemiliknya DAURIP bin BAKTI melalui Terdakwa Abdul Kholik;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.7 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

3) 1 (satu) lembar asli Surat Keterangan Kecakapan (30 mil) atas nama ABDUL KHOLIK Nomor PK.684/I/II/Kplk-pmk-10, tanggal 17 Februari 2010;

Dikembalikan kepada Terdakwa yaitu Abdul Kholik; 4) 1 (satu) unit jaring cantrang;

Dirampas untuk dimusnahkan;

5) Uang tunai sejumlah Rp 2.750.000,00 (dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah);

Dirampas untuk Negara;

5. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp5.000,00 (lima ribu rupiah).

Membaca putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 228/PID/2015/PT.DKI tanggal 21 Januari 2016 yang amar selengkapnya sebagai berikut:

1. Menerima permintaan banding dari Jaksa penuntut Umum tersebut;

2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 06/Pid.Sus-Perikanan/2015/PN.Jkt.Utr. tanggal 04 Agustus 2015 yang dimintakan banding tersebut;

3. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa pada kedua tingkat Pengadilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp2.000,00 ( dua ribu rupiah);

Mengingat akan Akta Permohonan Kasasi Nomor 09/Akta Pid/2016/PN. Jkt.Ut. juncto Nomor 06/Pid.Sus.Perikanan/2015/PN.Jkt.Utr. juncto Nomor 288/ Pid/ 2015/PT.DKI. yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang menerangkan, bahwa pada tanggal 31 Maret 2016 Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Utara mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tersebut;

Memperhatikan memori kasasi tanggal 14 April 2016 dari Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada tanggal 14 April 2016;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahu-kan kepada Penuntut Umum pada tanggal 21 Maret 2016 dan Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 31 Maret 2016 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada tanggal 14 April 2016 dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.8 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

Menimbang, bahwa alasan-alasan permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut:

Bahwa pemeriksaan dalam tingkat Kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung guna menentukan:

- Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya;

- Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang;

- Apakah benar Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya;

(vide: Pasal 253 Ayat (1) KUHAP juncto Pasal 30 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004juncto Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung);

BahwaJudex Facti yang telah menjatuhkan putusan dengan amarnya berbunyi seperti tersebut diatas dalam memeriksa dan perkara tersebut telah melakukan kekeliruan dalam hal menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 06/Pid.Sus-Perikanan/2015/PN.Jkt.Utr tanggal 04 Agustus 215, dengan demikianJudex Facti telah salah melakukan:

A. Dalam putusannya Judex Facti tidak menerapkan atau menetapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya yakni dalam hal:

1.1 Judex Facti mengenyampingkan barang bukti berupa:  1 (satu) unit kapal Ulam Sari;

 1 (satu) PAS Tahunan Kapal perikanan Ulam Sari Nomor Urut 341 kantor ADPEL Cirebon Nomor Folio 128 Buku Register III;

 1 (satu) sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal penangkap ikan Nomor PK.674/I/9/KPL.BRS.2011;

 1 (satu) buah Gross Akte Nomor 1211 atas nama Daurip bin Bakti; Yang dinyatakan Judex Facti dalam amar putusannya dinyatakan dikembalikan kepada Terdakwa;

Dalam Pasal 39 Ayat (1) huruf b dan e KUHAP menyebutkan bahwa benda yang telah dipergunakan langsung untuk melakukan tindak pidana atau benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang digunakan dapat dilakukan penyitaan;

Dalam Pasal 45 Ayat (4) KUHAP disebutkan lebih lanjut bahwa benda sitaan yang bersifat terlarang atau dilarang untuk diedarkan, tidak ter-masuk ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1), dirampas untuk dipergunakan bagi kepentingan negara atau untuk dimusnahkan;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.9 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

Bahwa seharusnya terhadap barang bukti 1 (satu) unit kapal ikan ULAM SARI tersebut, Judex Facti memutuskan dinyatakan dirampas untuk negara karena kapal ikan ULAM SARI tersebut adalah sarana Terdakwa atau benda yang berhubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan Terdakwa. Hal ini didukung dengan alat bukti keterangan saksi menyebutkan bahwa:

Keterangan Saksi Agung Yanuar Priyambodo, Amd, yang menerang-kan:

- Bahwa pada hari Kamis tanggal 19 Maret 2015 sekira jam 16.30 WIB Saksi Agung dan Saksi Surono serta Saksi Nursidik yang merupakan yang merupakan PNS pada Pangkalan Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Jakarta yang saat itu sedang melakukan operasi rutin pengawasan sumberdaya pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan menggunakan KM Takalamungan telah melakukan pemeriksaan terhadap KM Ulam Sari di perairan Tanjung Sedari (Laut Jawa) pada posisi 05°53’02.0” LS-107°22’29.7” BT;

- Bahwa saat KM Ulam Sari ditemukan dan kemudian diperiksa, Saksi Agung dan Saksi Surono serta Saksi Nursidik melihat KM Ulam Sari sedang menurunkan jaring dari hasil pemeriksaan terhadap dokumen KM Ulam Sari tersebut hanya menemukan PAS Tahunan Kapal Penangkap Ikan atas nama KMN Ulam Sari, Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan Nomor PK-674/I/9/KPL.BRS. 2011 atas nama KMN Ulam Sari, Surat Ketetapan Kecakapan (30) mil Nomor PK-684/I/09/Kpl-Pak-2007 atas nama Abdul Cholik bin Daurip, Gross Akte atas nama KM Ulam Sari tanpa memiliki Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar dan Surat Laik Operasi (SLO); - Bahwa KM Ulam Sari dalam melakukan penangkapan ikan telah

menggunakan 1 (satu) unit alat penangkap ikan jaring Cantrang untuk melakukan penangkapan ikan sedangkan terhitung sejak tahun 2015 alat tersebut telah dilarang dan saat diperiksa pada palka telah di-temukan ikan hasil tangkapan kurang lebih 2 Ton;

Keterangan Saksi Surono, yang menerangkan:

- Bahwa KM Ulam Sari yang dinahkodai oleh Terdakwa Abdul Kholik adalah Kapal Penangkap Ikan berbahan dasar kayu dengan berat kotor 18 GT dan terulis nama Wisma Karya di badan kapal;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.10 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

- Bahwa dari hasil pemeriksaan terhadap dokumen KM Ulam Sari tersebut hanya menemukan PAS Tahunan Kapal Penangkap Ikan atas nama KMN Ulam Sari, Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan Nomor PK-674/I/9/KPL.BRS.2011 atas nama KMN Ulam Sari, Surat Ketetapan Kecakapan (30) mil Nomor PK-684/I/09/Kpl-Pak-2007 atas nama Abdul Cholik bin Daurip, Gross Akte atas nama KM Ulam Sari tanpa memiliki Surat Izin Penang-kapan Ikan (SIPI) dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dike-luarkan oleh Syahbandar dan Surat Laik Operasi (SLO);

- Bahwa KM Ulam Sari dalam melakukan penangkapan ikan telah menggunakan 1 (satu) unit alat penangkap ikan jaring cantrang untuk melakukan penangkapan ikan sedangkan terhitung sejak tahun 2015 alat tersebut telah dilarang dan saat diperiksa pada palka telah ditemukan ikan hasil tangkapan kurang lebih 2 Ton;

Keterangan Saksi Nursidik, yang menerangkan:

- Bahwa KM Ulam Sari yang dinahkodai oleh Terdakwa Abdul Kholik adalah Kapal Penangkap Ikan berbahan dasar kayu dengan berat kotor 18 GT dan terulis nama Wisma Karya di badan kapal;

- Bahwa dari hasil pemeriksaan terhadap dokumen KM Ulam Sari tersebut hanya menemukan PAS Tahunan Kapal Penangkap Ikan atas nama KMN Ulam Sari, Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Penangkap Ikan Nomor PK-674/I/9/KPL.BRS.2011 atas nama KMN Ulam Sari, Surat Ketetapan Kecakapan (30) mil Nomor PK-684/I/09/Kpl-Pak-2007 atas nama Abdul Cholik bin Daurip, Gross Akte atas nama KM Ulam Sari tanpa memiliki Surat Izin Penang-kapan Ikan (SIPI) dan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dike-luarkan oleh Syahbandar dan Surat Laik Operasi (SLO);

- Bahwa KM Ulam Sari dalam melakukan penangkapan ikan telah menggunakan 1 (satu) unit alat penangkap ikan jaring Cantrang untuk melakukan penangkapan ikan sedangkan terhitung sejak tahun 2015 alat tersebut telah dilarang dan saat diperiksa pada palka telah ditemukan ikan hasil tangkapan kurang lebih 2 Ton;

Keterangan Ahli Joko Kusmawardi, S.St.Pi, yang menerangkan:

- Bahwa dokumen yang harus berada dikapal penangkap ikan yang akan melakukan kegiatan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.11 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

Perikanan Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap Pasal 86 adalah:

a. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) asli yang sah dikeluarkan oleh pemerintah sesuai dengan Pasal 27 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

b. Surat Laik Operasi (SLO) asli yang dikeluarkan oleh pengawas perikanan sesuai Pasal 43 juncto Pasal 44 Ayat (2) Undang-Undang Repulbik Indonesia Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dan ditambah dalam Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan petunjuk pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 07/MEN/2010 tentang Surat Laik Operasi Perikanan;

c. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) asli yang dikeluarkan oleh Syahbandar sesuai dengan Pasal 42 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan petunjuk pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 03/PERMENKP/2013 tanggal 21 Februari 2013 tentang Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan dalam Pasal 5, serta petunjuk pelaksanaan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) Kapal Perikanan Nomor KEP.31/DJ-PT/2012 tanggal 20 April 2012;

d. Bahwa benar setiap kapal perikanan yang akan berlayar dari pelabuhan perikanan melakukan penangkapan ikan dan/atau pengangkutan ikan di wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) wajib memiliki Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar sebagaimana diatur pada Pasal 98 juncto 42 Ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

1.2. Judex Facti juga tidak mempertimbangkan secara utuh mengenai kesesuaian antara ditemukannya barang bukti dengan keterangan alat bukti yaitu keterangan para saksi dan keterangan ahli maupun petunjuk;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.12 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

Bahwa Penuntut Umum mendakwakan dan menuntut Terdakwa Abdul Kholik dengan Dakwaan Kumulatif yaitu:

Kesatu: melanggar Pasal 93 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 45/ 2009 karena Terdakwa tidak memiliki SIPI ketika melakukan penang-kapan ikan di wilayah NKRI, pidana penjara maksimal 6 (enam) tahun;

DAN

Kedua: melanggar Pasal 85 Undang-Undang Nomor 45/2009 karena Terdakwa membawa dan menggunakan alat penangkap ikan jenis jaring cantrang yang telah dilarang dipergunakan dalam menangkap ikan sejak tahun 2015. Alat tangkap ikan jaring cantrang tersebut dipergunakan Terdakwa dan ABKnya pada saat kejadian untuk menangkap ikan dan telah berhasil menangap ikan (dari berbagai macam jenis) dari wilayah NKRI sebanyak kurang lebih 2 ton, pidana penjara maksimal 5 (lima) tahun;

DAN

Ketiga: melanggar Pasal 98 Undang-Undang Nomor 45/2009 karena Terdakwa selaku Nahkoda KM Ulam Sari (sejak tahun 2000), pidana penjara maksimal 1 (satu) tahun;

Bahwa putusan Judex Facti yang hanya menerapkan pidana badan berupa pidana penjara selama 1 (satu) tahun terhadap Terdakwa, dirasakan kurang memenuhi rasa keadilan di masyarakat. Untuk Dakwaan Kumulatif yang terbukti terhadap Terdakwa tersebut dirasa-kan terlalu ringan sehingga dikhawatirdirasa-kan tidak menimbuldirasa-kan efek jera bagi Terdakwa apalagi putusan Judex Facti yang memutuskan kapal ikan Ulam Sari milik Terdakwa tersebut dikembalikan kepada Terdakwa. Terkesan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa adalah tindak pidana yang main-main (sepele). Padahal sebagai-mana kita tahu saat ini, Kementrian Perikanan dan Kelautan sedang gencar-gencarnya menindak tindak pidana perikanan baik yang dilakukan oleh WNI maupun WNA;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Penuntut Umum tersebut Mahkamah Agung berpendapat : - Bahwa Judex Facti tidak salah menerapkan hukum, karena telah

memper-timbangkan hal-hal yang relevan secara yuridis dengan benar. Perbuatan Terdakwa melakukan penangkapan ikan di wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia dengan tidak memiliki SIPI dan menggunakan alat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.13 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

penangkap ikan yang dilarang dan tidak memiliki Surat Persetujuan Berlayar sehingga perbuatan Terdakwa memenuhi unsur-unsur Pasal 93 Ayat (1), Pasal 85 dan Pasal 98 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

Judex Facti telah mempertimbangkan keadaan yang memberatkan dan

meringankan sesuai Pasal 197 Ayat (1) f KUHP;

- Bahwa putusan Judex Facti yang mengembalikan barang bukti berupa Kapal KM Ulam Sari ukuran 18 GT bahan kasko kayu dan surat-surat dokumen Kapal KM Ulam Sari dikembalikan kepada pemiliknya Daurip melalui Terdakwa Abdul Kholik serta surat (asli) keterangan kecakapan (30 mil) atas nama Abdul Kholik dikembalikan kepada Terdakwa, sudah tepat dan benar dengan alasan bahwa barang bukti tersebut alat melakukan kegiatan sehari-hari dalam mencari penghasilan;

- Bahwa alasan-alasan kasasi Penuntut Umum tersebut tidak dapat dibenar-kan, oleh karena alasan-alasan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan. Alasan semacam itu tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkan suatu peraturan hukum atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang, dan apakah Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 253 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/ atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Kasasi Penuntut Umum ditolak dan Terdakwa tetap di pidana, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi dibebankan kepada Terdakwa;

Memperhatikan Pasal 93 Ayat (1), Pasal 85, dan Pasal 98 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.14 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

M E N G A D I L I:

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/PENUNTUT UMUM

pada KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA UTARA tersebut;

Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Senin, tanggal 20 Maret 2017, oleh Dr. Artidjo Alkostar,

S.H., LLM. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai

Ketua Majelis, Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum. dan Sri Murwahyuni, S.H.,

M.H. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga, oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan didampingi oleh Sri Indah

Rahmawati, S.H. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum dan Terdakwa.

Hakim-Hakim Anggota, Ketua Majelis, ttd/Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum. ttd.

ttd/Sri Murwahyuni, S.H., M.H. Dr. Artidjo Alkostar, S.H., LLM.

Panitera Pengganti, ttd.

Sri Indah Rahmawati, S.H.

Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG RI.

Panitera

Panitera Muda Pidana Khusus

ROKI PANJAITAN, S.H.

NIP.19590430 198512 1 001

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.15 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal.16 dari 14 hal.Put.Nomor 1673 K/Pid.Sus/2016.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

This conversation was taken from the first recording of the XI IPA 3 classroom. The teacher looked at his student that different today and the teacher

2. Menyelenggarakan koordinasi program kerja dengan Sekretaris dan Kepala Bidang di lingkungan Dinas maupun SKPD lain baik secara langsung maupun tidak langsung

Ketdake-ekt-an managemen regmen tera!eutk keluarga  #erhu#ungan denganketdakmam!ua n keluarga mengenal masalah0 Ketdakmam!uan keluarga mengam#l

Mata kuliah ini menyajikan pemahaman kepada mahasiswa tentang teori dan konsep hukum dan hukum kepegawaian, ruang lingkup administrasi Negara, hubungan hukum kepegawaian

Tepi Barat - Lembaga resmi Palestina memperingatkan bahwa penjajah Zionis hendak menguasai tanah milik warga Palestina yang telah meninggalkan Tepi Barat selama perang tahun

7DEHO .HJLDWDQ 3HQJDEGLDQ GL 60.0 0XKDPPDGL\DK 0DODQJ 1 R 7DQJJDO 8UDLDQ .HJLDWDQ 7HPXDQ 6HSWHP EHU 6RVLDOLVDVL NH VHNRODK WHUNDLW GHQJDQ UHQFDQD NHJLDWDQ SHQJDEGLDQ .HJLDWDQ

Ucapan puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan ridho-Nya atas kami sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul.. "IDENTIFIKASI SIDIK