• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh: KHUSNA RAHMA DENTI NPM : Pendidikan Agama Islam (PAI) : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh: KHUSNA RAHMA DENTI NPM : Pendidikan Agama Islam (PAI) : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

TENGAH KABUPATEN TULANG

BAWANG BARAT

Oleh:

KHUSNA RAHMA DENTI NPM. 1501010063

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas

: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO

(2)

ii

SKRIPSI

Digunakan Untuk Memenuhi Tugas Dan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.)

Oleh:

KHUSNA RAHMA DENTI NPM. 1501010063

Pembimbing I : Mukhtar Hadi, S.Ag.M.Si Pembimbing II : Buyung Syukron, S.Ag.SS,MA.

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO

(3)
(4)
(5)

v Oleh:

KHUSNA RAHMA DENTI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh sebuah fenomena perilaku siswa yang tidak disiplin ketika berada disekolah seperti datang terlambat suka membolos dan suka gaduh di kelas karena kurangnya guru dalam mengawasi kegiatan siswa di lingkungan sekolah sehingga siswa kurang mendapatkan perhatian. Akibat dari kurangnya pengawasan dari guru membuat sebagian siswa itu melakukan pelanggaran-pelanggaran di sekolah yang membuat mereka merasa tidak bersalah dan tidak sadar atas perbuatanya, dari permasalahan tersebut para guru, khususnya guru pendidikan Agama Islam memiliki tugas dan kewajiban untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa tujuan dari Upaya Guru Penididkan Agama Islam untuk meningkatkan kedisiplinan belajar adalah untuk mengetahui dan Mendeskripsikan kondisi kedisiplinan belajar kelas X di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah dan untuk Mengetahui dan Mendeskripsikan upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam menciptakan kedisiplinan belajar kelas X di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

Penelitian ini penulis menggunakan jenisp penelitian lapangan (field

research), dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif

atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Metode yang digunankan dalam pengumpulan data ini adalah menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, Metode wawancara digunakan untuk mengetahui informasi tentang bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan kedisiplinan belajar, metode observasi, untuk mengamati secara langsung bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa, metode dokumentasi, untuk mengetahui profil sekolah, sarana dan prasarana, data guru dan siswa serta denah lokasi. Adapun sumber primer dan sumber skunder, untuk sumber primer adalah guru Pendidikan Agama Islam sedangkan sumber skunder adalah siswa kelas X.

Hasil penelitian menunjikkan bahwa upaya guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa yaitu dengan cara penekanan terhadap siswa melalui kegiatan pembiasaan kedisiplinan siswa seperti budaya peduli terhadap lingkungan, sholat dhuhur berjamaah, mengaji sebelum pembelajaran dimulai, dan mebiasakan tata krama yang baik, sopan santun yang baik. Pada akhirya nanti yang diharapkan kedepanya siswa memperoleh ilmu umum, mereka juga mendapatkan ilmu rohaniyah yang dapat dijadikan bekal kelak ketika sudah berada di lingkungan masyarakat, sehingga tujuan utamanya yaitu membentuk lulusan anak yang berakhlakul karimah.

(6)
(7)

vii











Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” 1

1

(8)

viii

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan kerendahan ini penulis persembahan hasil studi ini kepada:

1. Ayahanda Kaswidi dan Ibunda Nurkholifah yang penulis sangat sayangi dan yang selalu mendoakan dan memberikan semangat serta sumber kekuatan sehingga skripsi ini dapat terselsaikan.

2. Kakakku tersayang Nasrul Apriyanto yang selalu memberi semangat dan mendoakan dalam menggapai kelulusanku.

3. Sahabat-Sahabat Halaqah dan Kelas PAI A yang selalu memberikan semangat dan menginspirasi dalam menyelesaikan studi.

4. Kepala Sekolah, Guru, dan siswa kelas X ATP 1 SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

(9)
(10)

x

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ... vi

HALAMAN MOTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1 B. PertanyaanPenelitian ... 6 C. TujuandanManfaatPenelitian ... 6 D. PenelitianRelevan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Kedisiplinan Belajar ... 9

1. Pengertian Kedisiplinan Belajar ... 9

2. Pentingnya Disiplin Dalam Belajar ... 12

3. Fungsi-fungsi Kedisiplinan Belajar ... 14

4. Pendekatan Umum Terhadap Disiplin Belajar ... 15

5. Langkah-langkah Mendisiplinkan Peserta Didik ... 16

B. Guru Pendidikan Agama Islam ... 19

(11)

xi

C. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Menciptakan Kedisiplinan Belajar ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Peneitian ... 29

B. Sumber Data ... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 31

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 37

1. Profil SMK Negeri 1 TulangBawang Tengah ... 37

2. Visi dan Misi SMK Negeri 1 TulangBawang Tengah ... 38

3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah ... 38

4. Data Siswa dan Siswi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah ... 40

5. Keadaan Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah ... 41

6. Denah Lokasi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah ... 42

B. Pembahasan ... 42

(12)

xii DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

4.2 Data Siswa dan Siswi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah ... 40 4.3 Sarana SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah ... 41 4.4Prasarana SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah ... 41

(14)

xiv

2. Gambar observasi saat pembelajaran dikelas ... 74 3. Gambar wawancara dengan siswa siswi SMK Negeri 1 Tulang

Bawang Tengah ... 76 4. Gambar kegiatan membaca Al-Quran sebelum Pembelajaran di mulai ... 78

(15)

xv

1. Lembar observasi guru PAI dan siswa ... 65

2. Pedoman wawancara guru PAI dan siswa ... 66

3. Surat izin Pra Survey ... 67

4. Surat bimbingan skripsi ... 68

5. Kartu konsultasi bimbingan skripsi ... 69

6. Surat keterangan izin Research ... 71

7. Surat tugas ... 72

8. Surat Keterangan Bebas Pustaka IAIN ... 73

9. Foto-foto Kegiatan ... 74

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan adminitrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya siswa.

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, dirumah dan di perpustakaan, agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin.2

Penanaman disiplin diri tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembagkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya

2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi, (Jakarta:Rineka Cipta, 2013).

(17)

2

selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus displin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.3

Menjelaskan pengertian diatas perlu penulis jelaskan upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar adalah, memberikan motivasi kepada siswa, mengaktifkan peserta didik, menyediakan pengalaman belajar, memberikan pendekatan dan komunikasi pembelajaran, dan pemenfaatan sumber pembelajaran.

Indikator dalam meningkatakan kedisiplin belajar adalah, memberikan contoh atau teladan, membiasakan kebiasaan baik, menegakkan kedisiplinan, memberikan motivasi dan dorongan, memberikan hadiah terutama hadiah yang mengacu ke psikologis.

Kedisiplinan dapat ditinjau dari segi Agama, terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 59:



























































(18)

3

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Dari ayat diatas terungkat pesan untuk patuh dan taat kepada para pemimpin, dan jika terjadi perselisihan diantara mereka, maka urusanya harus dikembalikan kepada aturan Allah dan Rasul-Nya.

Pendidikan merupakan hubungan antar pribadi pendidik dan anak didik, dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antar masing-masing pribadi. Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka menjadi hubungan antar pribadi si anak didik yang pada akhirnya melahirkan tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan pendidikan.4

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting, proses membimbing kegiatan belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.

Hakikat pendidikan dalam Islam adalah kewajiban mutlak yang dibebankan kepada semua umat Islam, bahkan kewajiban pendidikan atau

(19)

4

mencari ilmu dimulai semenjak bayi dalam kandungan hingga masuk ke liang lahat. Seorang ibu yang sedang hamil dianjurkan memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, dan berzikir kepada Allah karena akhlak ibu yang baik pada masa-masa hamil sangat benar pengaruhnya kepada bayi dalam kandungan. Demikianlah pula, anak yang baru dilahirkan dibacakan azan dan iqamat karena pendengaran sang bayi adalah alat indra pertama yang bekerja.

Pendidik atau guru adalah cintih terbaik bagi murid-muridnya yang menjadi anak didik diberbagai lembaga pendidikan, dalam interaksi edukatif yang berlangsung antara pendidik dan anak didik atau guru dan murid-muridnya telah terjadi interaksi yang bertujuan, guru dan anak didiklah yang menggerakannya.5

Kemudian penulis melakukan observasi di kelas X mengenai siswa yang suka melakukan kegaduhan dikelas seperi, mengobrol sendiri dengan kawanya saat pembelajaran dimulai, tidak memperhatikan guru saat menjelaskan kemudian main hp sendiri, dan ketidakhadiran siswa dengan kategori alpa sebagai salah satu kurangnya disiplin belajar kondisi ini mengondisikan bahwasanya adanya masalah disiplin belajar karena adanya ketidak hadiran tersebut merupakan ciri bahwa disiplin belajar masih kurang, selain jumlah ketidak hadiran, ketepatan waktu siswa dalam mengikuti jadwal pelajaran sebagai alat ukur disiplin belajar juga masih kurang, masih ada siswa yang sering datang terlambat masuk ke kelas tanpa

(20)

5

memiliki perasaan bersalah telah melakukan pelanggaran tata tertib. Melihat siswanya seperti itu guru Pendidikan Agama Islam Berupaya meningkatkan kedisiplinan belajar kepada siswa agar proses belajar itu akan berjalan lancar. Selain itu guru memberikan pembelajaran dengan metode diskusi, agar proses pembelajaran dikelas menjadi lebih menarik dan menyenagkan agar siswa tidak merasa bosan dan memiliki rasa ketertarikan untuk melakukan proses pembelajaran.

Selanjutnya pada tanggal 01 November didapatkan suatu keterangan dari bapak Sulaiman selaku guru Pendidikan Agama Islam, bahwa beliau mengatakan ”pada saat proses pembelajaran terdapat permasalahn yang dihadapai oleh guru Pendidikan Agama Islam yaitu: ada beberapa siswa terlambat masuk ke kelas dan siswa kerap kali melakukan hal yang kontraproduktif saat belajar, dan didalam diri siswa krisis dalam kedisiplinanya”. Krisis kedisiplinan belajar siswa merupakan tantangan bagi seorang guru dalam mengajar, tantangan terbesar yang ada dihadapan guru adalah menjaga kedisiplinan belajar dan ketertiban kelas.

Berdasarakan penjabaran di atas dapat dikatakan bahwa kedisiplinan belajar yang dimiliki siswa kurang terlihat dari sikap yang ditunjukkan saat proses pembelajaran.Melihat kenyataan yang terjadi, peneliti melakukan untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam menciptakan kedisplinan belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah. Oleh karena itu, berangkat dari latarbelakang diatas, Penulis meneliti lebih mendalam tentang ”Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

(21)

6

Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X Di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah”. Semoga nantinya dapat bermanfaat untuk pembaca maupun peneliti.

B. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningtakan kedisiplinan belajar kelas X di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan Mendeskripsikan kondisi kedisiplinan belajar kelas X di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

b. Untuk Mengetahui dan Mendeskripsikan upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan belajar kelas X di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

2. Manfaat Penelitian a. Untuk Kepala Sekolah

1) Dapat membuat ketentuan yang lebih tegas, supaya siswa disiplin dalam belajar.

2) Demi tercapainya kedisiplinan siswa kepala sekolah dapat memantau situasi pembelajaran di kelas.

b. Bagi Guru

Guru Pendidikan Agama Islam lebih dapat memperhatikan siswa didalam setiap pembelajaran dan guru

(22)

7

dapat selalu memberikan contoh tingkah laku yang baik yang berkaitan dengan kedisiplinan belajar kepada siswa.

c. Bagi Siswa

Agar siswa lebih meningkatkan disiplin belajar, baik disiplin dalam hal waktu belajar, tempat belajar dan menaati norma dan peraturan.

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan adalah untuk menjelaskan posisi (State Of Art) perbedaan atau memperkuat hasil penelitian tersebut dengan penelitian yang telah ada. Pengkajian terhadap hasil penelitian orang lain yang relevan, lebih berfungsi sebagai pembanding dari kesimpulan berfikir peneliti.6

Untuk menghindari duplikasi peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:

1. Peneliti yang dilakukan Miss Kaosar Ali Adam dalam Skripsi yang berjudul “Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Dalam Sholat Berjama’ah di Sekolah Samardde Witya Patian Thailand tahun 2017”. Fokus dalam penelitian tersebut adalah peran guru PAI dalam meningkatkan kedisiplinan siswa dalam sholat berjamaah, dan hanya menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi.

6 Zuhairi et. Al Pedoman Penulisan Karya Ilmiah STAIN Jurai Siwo Metro

(23)

8

2. Peneliti yang dilakukan Rizki Nurul Faturohman dengan Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur Tahun Ajaran 2016/2017”. Fokus dalam penelitian tersebut adalah bagaimana pengaruh dari kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar, dan menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

Berdasarkan penelitian diatas terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu dalam penelitian yang dilakukan oleh Miss Kaosar Ali Adam adapun penelitian tidak difokuskan dalam menciptakan kedisiplinan belajar tetapi lebih kepada mendisiplinkan siswa dalam sholat berjamaah, dan penelitian yang dilakukan oleh Rizki Nurul Faturohman adapun penelitian tidak difokuskan dalam menciptakan kedisiplinan belajar tetapi lebih kepada pengaruh dari kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar, sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan adalah Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menciptakan Kedisiplinan Belajar .

(24)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kedisiplinan Belajar

1. Pengertian Kedisiplinan Belajar

Menurut Bahri disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok, disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk mentaati tata tertib tersebut disiplin dapat memberi semangat, menghargai sebuah waktu bukan menyia-nyiakan waktu dalam kehampaan. Menurut Siagian memberikan pengertian disiplin adalah merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat pada peraturan-peraturan. Dalam dunia pendidikan disiplin belajar merupakan kondisi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya.1

Menurut Singgih Tego Saputra disiplin belajar adalah pengendalian diri siswa terhadap bentuk-bentuk aturan yang baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan oleh siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan tugas dan tanggung jawab sebagai pelajar baik disiplin dirumah, di sekolah dengan tidak melalukan sesuatu yang tidak merugikan tujuanya dari proses belajarnya.2

Menurut Slameto ada beberapa macam disiplin belajar yang hendaknya yang dilakukan oleh siswa yaitu:

1 Sultan Hasanudin, Hubungan disiplin belajar dengan hasil belajar siswa, Vol. 1 No.1,

2016. 16

2 Saputra dan Pardiman, Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya

(25)

10

1). Disiplin siswa dalam masuk sekolah, 2). Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas, 3). Disiplin dalam mengikuti pelajaran dikelas, 4). Disiplin siswa dalam mentaati tata tertib disekolah.3

Pengertian kedisplinan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari wujud individu dan wujud organisasional. Di tinjau dari segi individu, sering terdengar “kepribadian produktif”, tidak lain adalah seseorang mempunyai sikap mental disiplin yang menghasilkan sikap “productive orientation”, yaitu yang selalu menggunakan segenap potensi yang ada didalam dirinya secara optimal tanpa harus sepenuhnya menggantungkan diri pada pihak lain. Pemaknaanya adalah orang yang produktif adalah orang yang taat atas asas dan mempunyai sikap berdisiplin tinggi secara meyakinkan. Disiplin tidak ada kaitanya dengan kekerasan atau hukuman, namun disiplin sangat erat kaitanya dengan motivasi, pada dasarnya hal yang dapat memotivasi individu dapat dikelompokkan menjadi dua; by love atau by fear, kita dapat termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan jika kita telah menyadari berbagai hal yang menyenangkan yang dapat kita peroleh setelah atau pada saat anda melakukan pekerjaan tersebut.4

Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan adminitrasi dan

3

Sultan Hasanudin, Hubungan disiplin belajar dengan hasil belajar siswa. 21

4 Pupuh Faturrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional (Bandung:Refika Aditama, 2012),

(26)

11

kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain. Kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayananya kepada siswa. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar, kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Dengan demikian agar siswa lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru dan staf disiplin.5 Menurut pengertian secara secara psikolgis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku, pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Bealajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.” Perubahan yang terjadi dari dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.6

Disiplin belajar berperan dalam menumbuhkan dan mengarahkan kegiatan belajar. Disiplin adalah suatu perubahan sikap

5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Menpengaruhi (Jakarta;Rineka Cipta, 2013), .67 6 Ibid;h.2

(27)

12

dan perilaku dalam diri seseorang yang ditandai dengan ketaatan, keteraturan, tanggung jawab, dalam tugas-tugas yang diberikan oleh guru maupun tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran.7 Menurut Thorndike, menyatakan bahwa salah satu aspek yang paling mengesankan dari diri manusia adalah kemampuannya untuk belajar, karena dengan itu ia dapet mengubah dirinya sendiri, bagaimana tidak, manusia memang dibekali dengan akal budi, yang menyebabkan ia seyogyanya mampu secara sadar dan terencana mengarahkan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu. Seluruh proses mencapai tujuan ini, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengidentifikasian dan penyelesaian faktor penghambat, merupakan bagian dari belajar. Walaupun berkaitan erat dengan aktivitas akademik di sekolah formal, tapi Gradler menolak untuk mengatakan belajar hanya terbatas pada kegiatan tersebut. Menurutnya, belajar adalah aspek penting bagi seseorang dalam kaitanya sebagai individu dan sebagai masyarakat. Ia menjelaskan bagaimana seorang individu, belajar akan membantunya oleh memeroleh berbagai kemampuan dan keterampilan yang membuatnya “lengkap” atau “utuh” untuk menjadi seorang manusia. Adapun pentingnya belajar bagi masyarakat adalah untuk mewariskan nilai-nilai, budaya, dan pengalaman. Selain itu, belajar juga diperlukan untuk melakukan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun peradaban.8 2. Pentingnya Disiplin Dalam Belajar

7 Nurhayati, Pengaruh Motivasi dan Disiplin Belajar terhadap Haisl Belajar, Vol.9 No.2,

2014. 52

8 Ni Nyoman Parwati, Belajar dan Pembelajaran, (Depok:Raja Grafindo Persada, 2018),

(28)

13

Perilaku negatif sebagian remaja, pelajar, dan mahasiswa pada akhir-akhir ini telah melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melawan hukum, melanggar tata tertib, melanggar norma agama, kriminal, dan telah membawa akibat yang sangat merugikan masyarakat. Kenakalan remaja dapat dikatakan wajar, jika perilaku itu dilakukan dalam rangka mencari identitas diri, serta tidak membawa akibat yang membahayakan kehidupan orang lain dan masyarakat.

Dalam menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan, dan berbuat baik, menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu mendisplinkan peserta didik dengan kasih sayang, terutama displin diri (self-discpline). Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk dirinya;

b. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya; c. Menggunakan pelaksanaa aturan sebagai alat untuk menegakan

displin.9

Agama sebagai dasar disiplin keluarga untuk proses pembentukan pribadi merupakan satu cita-cita yang tercetuskan dalam butur pertama dari kelima butir tujuan pendidikan, sesuai urutanya, adalah ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, peningkatan budi pekerti yang luhur, peningkatan kepribadian, peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta cinta kepada bangsa dan tanah air.10

9 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 170 10

(29)

14

Sejak anak sudah mulai memahami bahasa, bahkan juga sebelumnya, anak sudah dihadapkan pada larangan dan peringatan tentang apa yang seyogyanya harus terjadi atau tidak terjadi. Kecenderungan menghadapi kehidupan dilihat dari displin agama, tidak cukup dilakukan dengan sembahyang dan doa secara harfiah atau lahiriah saja terlaksanakan dan terucapkan, melainkan harus diteropong melalui “konsep merasa bersalah” (Guilt Feeling Concept), bila ia terbuat sesuatu pembatasan yang ada di dalam lingkunganya. Rasa bersalah itu bila disertai dengan rasa malu dan sakit hati, akan membawa hasil yang konstruktif. Dalam perkembangan disiplin yang berorientasi pada agama, rasa bersalah ini memiliki rentangan yang sangat luas, mulai dari perasaan, sampai penyesalan yang sangat mendalam tentang suatu kesalahan, dengan permohonan ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa yang perlu dihayati.11

3. Fungsi disiplin Belajar

Siswa yang disiplin akan mudah melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan dan disegani dilingkungannya, siswa yang memiliki perilaku disiplin akan mudah diatur baik dalam lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah sehingga tujuan dari pembelajarn disekolah akan berjalan dengan baik. Maka dari itu sikap disiplin belajar harus ditanamkan pada setiap siswa karena disiplin belajar bertujuan untuk menciptakan keteraturan dalam kegiatan belajar dan bermasyarakat.

11 Conny R. Semiawan, Penerapan Bembelajaran Pada Anak, (Indonesia:Macana Jaya

(30)

15

Menurut Tu’u beberapa fungsi disiplin belajar adalah: a. Menata kehidupan bersama

Sikap disiplin pada siswa akan membangun hubungan yang baik dari siswa satu ke siswa yang lain karena dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, sehingga setiap siswa dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik.

b. Membangun kepribadian

Lingkungan yang mempunyai sikap disiplin yang baik sangat berpengaruh terhadapa kepribadian seseorang, terutama bagi siswa yang sedang membentuk kepribadianya maka dari itu kondidi lingkungan sekolah dan lingkunagn keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian siswa.

c. Melatih kepribadian

Disiplin berfungsi untuk melatih kepribadian siswa, siswa harus berada pada lingkungan yang baik untuk membiasakan diri sikap disiplin, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang dimana terdapat individu-individu yang memiliki sikap disiplin dan dijadikan tauladan bagi siswa.

(31)

16

Lingkungan pendidikan yang kondusif adalah lingkungan yang nyaman, tenang, dan tidak ada gangguan dalam pelaksanaan dalam proses pembelajaran.12

4. Pendekatan Umum Terhadap Disiplin Belajar

Para ahli pendidikan secara khusus mengusulkan beberapa kombinasi teknik, dengan penekanan yang merefleksikan keyakinan pada filosofis mereka tentang seperti apa siswa mereka dan apa tujuan dari didirikannya sebuah sekolah. Mengingat resiko yang tidak kecil dari menyederhanakan keyakinan ini, bagian berikut akan menggambarkan tiga sikap umum menyangkut disiplin yang tepat dan beberapa saran khusus yang diberikan masing-masing sikap tersebut kepada para guru. Beberapa pendekatan umum terhadap disiplin13:

a. Humanisme

Salah satu sikap yang bisa disebut dengan pendekatan humanis terhadap displin. Sikap ini menekankan keyakinan dalam rasionalitas para siswa serta kesedian mereka sendiri dan mengatasi masalah mereka sendiri tanpa harus merugikan pihak-pihak lain.

b. Negoisasi

Sebuah sikap lain biasa disebut dengan pendekatan negoisasi terhadap disiplin. Meskipun sikap ini mengharapkan para siswa untuk bertanggungjawab terhadap perilaku buruk mereka dan bertanggungjawab untuk memperbaikinya, pendekatan ini juga terhadap para guru bisa memodifikasi dan mengarahkan usaha para siswa dalam cara-cara tertentu.

c. Modifikasi Perilaku

Pendekatan ketiga terhadap displin di dalam kelas adalah modifikasi perilaku, yang merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip teori perilaku yang dijelaskan bahwa pendekatan ini menekankan pentingnya konsekuensi positif dan negatif dalam mengendalikan perilaku, para guru, dalam pendekatan ini, akan memanfaatkan semua

12 Siska Yuliantika, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi di Siplin Belajar, Vol 9, No

1, 2017. 2-3

13 Kevin Seifert, Pedoman Pembelajaran dan Intrusksi Pendidikan, (Yogyakarta:IRCiSoD,

(32)

17

strategi pendisiplinan melalui dampak dari usaha mereka dalam menguatkan motivasi para siswa.14

Pengelolaan pengajaran dikelas tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya kesadaran melaksanakan peraturan yang sudah di tentukan sebelumnya, misalnya kesepakatan peraturan antara guru dan murid sebelum pengajaran dimulai beserta sanksi yang akan didapat apabila ada yang melanggar, disiplin tersebut meliputi, disiplin siswa selama pelajaran berlangsung, disiplin siswa pada waktu mengerjakan ulangan, disiplin siswa dalam mengerjakan tugas, dan disiplin siswa pada saat menggunakan fasilitas sekolah. Dengan adanya kesepakatan itu kelas akan menjadi kondusif, terarah dan teratur.15

5. Langkah-langkah Disiplin Dalam Belajar

Dalam pembelajaran, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang semuanya itu berpengaruh terhadapa kebiasaanya dalam mengikuti pembelajaran dan berperilaku disekolah. Kebiasaan tersebut masih banyak yang tidak menunjang bahkan menghambat pembelajaran kita masih sering menyaksikan dan mendengar peserta didik yang perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik. Misalnya merokok, rambut gondrong, (rambut di cat sendiri), membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, membuat keributan dikelas, melawan guru, berkelahi, bahkan menjurus pada hal-hal yang bersifat kriminal. Dengan kata lain masih banyak peserta didik yang tidak disiplin, dan menghambat jalanya pembelajaran. Kondisi tersebut menuntut

14

Ibid, .241-250

15 Rufi Indrianti, Pengaruh Motivasi dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar, Vol.11

(33)

18

guru untuk senantiasa mendisplinkan peserta didik agar dapat mendongkrak kualitas pembelajaran16.

Untuk mendisiplinkan peserta didik dengan berbagai strategi tersebut, guru harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Mempelajari pengalaman peserta didik secara langsung, misalnya melalui daftar hadir kelas.

2) Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan kumulatif.

3) Mempertimbangkan lingkungan sekolah dan lingkungan peserta didik.

4) Memberikan tugas yang jelas dan mudah di pahami, sederhana dan tidak bertele-tele.

5) Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan17. B. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, tugas utama utama itu akan efektif jika guru memiliki drajat profesionalisme tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan, yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.18

Secara definisi sebutan guru tidak termuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (Sisdiknas), didalam UU No.

16 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 170

17 Ibid, 171-172

(34)

19

20 Tahun 2003, kata guru dimasukkan ke dalam genus pendidik. Dalam peraturan pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebutan guru mencakup: (1) guru itu sendiri, baik itu guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karir; (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; (3) dan guru dalam jabatan pengawas.19

Guru dalam melaksanak pendidikan baik di ligkungan formal dan non formal dituntut untuk mendidik dan mengajar. Karena keduanya mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan ideal pendidikan. Mengajar lebih cenderung mendidik anak didik menjadi orang yang pandai tentang ilmu pengetahuan saja, tetapi jiwa dan watak anak didik tidak dibangun dan dibina, sehingga di sini mendidiklah yang berperan untuk mebentuk jiwa dan watak anak didik dengan kata lain mendidik adalah kegiatan transfer of values, memindahkan sejumlah nilai kepada anak didik.

Dengan demikian, guru itu juga diartikan ditiru dan digugu, guru adalah orang yang dapat memberikan respons positif bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar, untuk saat ini sangatlah diperlukan guru yang mempinyai basic, yaitu kompetensi sehingga proses belajar mengajar yang berlangsung berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Banyak yang beranggapan bahwasanya guru Pendidikan Agama Islam sekarang ini hanya mengemban tugasnya dalam kelas (lokal), tidaklah lebih dari itu, melalui buku ini seyogianya guru itu bertindak selama 24 jam seperti kata Bapak Abdurrahmansyah, artinya di sini guru kapan dan di mana saja siap

(35)

20

mendidik, mengawasi anak didiknya. Ia tidak hanya sebagai bayangan semu saja melainkan harus bergerak sesuai dengan irama sebenarnya.20

Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat Iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran islam, bersikap inkluasif, rasional dan filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerjasama antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional (Undang-undang No. 2 Tahun 1989).21

Tujuan dari pendidikan agama Islam adalah agar manusia lebih berakhlak mulia dengan cara memahami ajaran-ajaran Islam, dan mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Dari pengertian tersebut dapat ditentukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI, yaitu:

a. PAI sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuuk mencapai tujuan.

c. Guru PAI melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan secara sendiri terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan PAI.

d. Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran agama Islam dari peserta didik, di samping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial.22

2. Dasar-dasar Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

20

Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 9-10

21 Aminuddin dan Aliaras Wahid, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: University

Press,2006), 1

(36)

21

Dasar pembelajaran PAI bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. As-Shaad ayat 29:





















Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu

penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”

Berdasarkan penjelasan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kepada jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah yang diridhoi oleh Allah.

3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam (PAI) sebagai suatu disiplin ilmu, mempunyai karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat mungkin berbeda sesuai dengan orientasi dari masing-masing lembaga yang menyelenggarakannya. Peserta didik yang telah mencapai tujuan pendidikan agama Islam dapat digambarkan sebagai sosok individu yang memiliki keimanan, komitmen, ritual dan sosial pada tingkat yang diharapkan, menerima tanpa keraguan sedikitpun akan kebenaran ajaran Islam, bersedia untuk berperilaku atau memperlakukan objek keagamaan secara positif, melakukan perilaku ritual dan sosial keagamaan secara positif,

(37)

22

melakukan perilaku ritual dan sosial keagamaan sebagaimana yang digariskan dalam ajaran agama Islam.

Uraiaan secara rinci tujuan pembelajaran agama Islam seperti berikut:

a. Bidang studi Aqidah Akhlak:

1) Mendorong agar peserta didik meyakini dan mencintai aqidah akhlak Islam.

2) Mendorong agar peserta didik benar-benar yakin dan taqwa kepada Allah SWT.

3) Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang baik.

b. Bidang studi al-Qur’an al-Hadis

1) Membimbing peserta didik ke arah pengenalan, pengetahuan, pemahaman dan kesadaran untuk mengamalkan kandungan ayat-ayat suci Qur’an dan al-Hadits.

2) Menunjang kelompok bidang studi yang lain dalam kelompok agama Islam.

3) Merupakan mata rantai dalam pembinaan peserta didik ke arah pribadi utama menurut norma-norma agama.

c. Bidang studi Syari’ah

1) Menumbuhkan pembentukkan kebiasaan dalam melaksanakan amal ibadah kepada Allah SWT sesuai ketentuan-ketentuan agama (syari’at) ikhlas dan tuntuan akhlak mulia.

2) Mendorong tumbuh dan menebalnya insan.

3) Mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar anugerah Allah SWT.

d. Bidang studi Sejarah Islam.

1) Membantu peningkatan iman peserta didik dalam rangka pembentukkan pribadi muslim, di samping memupuk rasa kecintaan dan kekagumaan terhadap Islam dan kebudayaan. 2) Memberi bekal kepada peserta didik dalam rangka

melanjutkan pendidkanya ke tingkat yang lebih tinggi atau bekal untuk menjalani kehidupan pribadi mereka.23

4. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam

Peran guru yang dimaksud disini adalah berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran. Guru merupakan faktor penentu yang

23 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode Teknik Pembelajaran Pendidikan

(38)

23

sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, dimana dalam proses tersebut terkandung multiperan dari guru. 24

Peranan guru mliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencanaan pembelajaran, supervisior, motivator, dan sebagai evaluator. 25

Sebagai perencana pengajaran, seorrang guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar-mengajar secara efektif. Untuk itu ia harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dalam merancang kegiatan belajar-mengajar. 26

Indikator peranan guru agama antara lain : a. Mengajar ilmu pengetahuan agama

b. Menanamkan keimanan kedalam jiwa anak

c. Mendidik anak agar taat menjalankan ajaran agama d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia.27

24 Sardiman A.M,Interaksi dan Motivasi, h.147 25

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), h. 58

26 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

20100, h. 98

(39)

24

Kualitas dan kuantitas beajar siswa di kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. 28

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat diketahui bahwa tugas seorang guru itu bukan hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi memberikan bimbingan, pengarahan serta contoh tauladan yang baik pada siswa, dan mampu membimbing siswa agar terjalin interaksi yang efektif pada saat proses belajar mengajar. 5. Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam

Fungsi guru dan kedudukan guru sebagai tenaga profesioanal menurut ketentuan pasal 4 UU RI tentang guru dan dosen adalah sebagai agen dan pembelajaran yang berfungsi meningkatkan kualitas pendidikan nasioanal, sebagai agen pembelajaran guru memiliki peran yang sentral dan cukup strategis antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran dan memberi inspirasi belajar bagi peserta didik.29

guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung/wali anak didik dalam jangka waktu tertentu. Pemahaman terhadap jiwa dan watak anak didik diperlukan agar mudah dalam memahami anak didik.

28 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2003), h. 10

29 Auladuna, Peranan fungsi guru dalam proses pembelajaran, vol. 1 No. 2, Desember

(40)

25

Tugas guru tidak ringan, mungkin dalam pengamatan orang yang belum pernah mengajar, apa yang dilakukan guru adalah sebuah kegiatan yang kompleks, ada dinamika, kompleksitaskelas, keanekaragaman karakteristik siswa, dan berbagai aspek lainya. 30

Selain itu, guru memiliki tugas kemanusian, sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan lingkungan masyarakat dan interaksi sosial. Secara lebih rinci tugas guru diantaranya yaitu:

a. menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.

b. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar Negara kita pancasila.

c. Sebagai perantara dalam belajar d. Guru adalah sebagai pembimbing e. Guru sebagai penegak disiplin 31

C. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar

Menjelaskan pengertian diatas perlu penulis jelaskan satu persatu dari dua istilah yakni upaya dan guru. Pengertian upaya adalah “ Kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu

30 Ngainun Naim, Dasar-dasar komunikasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), h.

96

31 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

(41)

26 maksud”.32

Sedangkan guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, tugas utama utama itu akan efektif jika guru memiliki drajat profesionalisme tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan, yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.33

Mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang dapat dilakukan secara demokratsi, yakni dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan

tut wuri handayanai

Reisman and Payne (1987: 239-241) mengemukakan strategi umum mendisiplinkan peserta didik sebagai berikut:

a. Konsep diri (self-concept); strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri peserta didik merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri, guru disarankan bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan pikiran dan dan perasaanya dalam memecahkan masalah.

b. Keterampilan berkomunikasi (communication skills); guru harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu menerima semua perasaan, dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.

c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical

consequences); perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta

32 W. J. S Poerwa Darminata, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:Kalam Mulia, 2010), 21 33 Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar, 11

(42)

27

didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Hal ini mendorong munculnya perilaku-perilaku salah. d. Klarifikasi nilai (values clarification); strategi ini dilakukan

membantu peserta didik dalam menjawab pertnyaanya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.

e. Disiplin yang terintegrasi (assertive disipline); guru harus mampu mengendalikan, mengembangkan dan mempertahankan peraturan, dan tata tertib sekolah, termasuk pemanfaatan papan tulis untuk menuliskan nama-nama peserta didik yang berperilaku yang menyimpang.

Disiplin perlu ditegakkan agar tidak terjadi pelanggaran, bila pelanggaran terjadi dapat mengganggu usaha pencapaian tujuan pembelajaran, usaha yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menetapkan berbagai peraturan yang sisebut tata tertib, berbagai macam aturan yang harus dijalankan oleh siswa termuat dijalanya termasuk berbagai sanksi yang akan dijatuhkan apabila siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah.34

Adapun bentuk dari upaya guru adalah sebagai berikut ”pemberian motivasi, mengaktifkan peserta didik, menyediakan pengalaman belajar, pendekatan dan komunikasi dalam pembelajaran, dan pemanfaatan sumber pembelajaran’’.35

Dalam pembelajaran, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang semuanya itu berpengaruh terhadapa kebiasaanya dalam mengikuti pembelajaran dan

34

Sultan Hasanudin, Hubungan disiplin belajar dengan hasil belajar siswa, 18

(43)

28

berperilaku disekolah. Kebiasaan tersebut masih banyak yang tidak menunjang bahkan menghambat pembelajaran . kita masih sering menyaksikan dan mendengar peserta didik yang perilakunya tidak sesuai bahkan bertentangan dengan sikap moral yang baik. Misalnya merokok, rambut gondrong, (rambut di cat sendiri), membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, membuat keributan dikelas, melawan guru, berkelahi, bahkan menjurus pada hal-hal yang bersifat kriminal. Dengan kata lain masih banyak peserta didik yang tidak disiplin, dan menghambat jalanya pembelajaran. Kondisi tersebut menuntut guru untuk senantiasa mendisplinkan peserta didik agar dapat mendongkrak kualitas pembelajaran36.

(44)

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenisp enelitian lapangan (field research), dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatifatau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah.37

Penelitian ini menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang muncul, sehingga penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu, lebih banyak meneliti dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sifat Penelitian

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, Penelitian deskriptif adalah “Sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, penelitiang yang yang diarahkan untuk memberi gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi

1Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),

(45)

30

dan daerah tertentu38”Dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian. Penelitian ini tidak mengutamakan angka dan statistik.

Berdasarkan sifat penelitian diatas, maka dalam penelitian ini penulis berupaya mendeskripsikan secara sistematis dan faktual Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat didasarkan pada data-data yang terkumpul selama penelitian dan dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.

B. Sumber Data

Data merupakan hasil pencatatan penulis, baik berupa fakta ataupun angka. “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.39

Adapun sumber yang penulis gunakan dalam menyusun proposal ini dikelompokkan menjadi dua yakni sumber primer dan sumber sekunder.

1. Sumber primer

Sumber primer adalah “data yang diperoleh dari cerita para pelaku peristiwa itu sendiri, dan saksi mata yang mengalami atau mengetahui peristiwa tersebut”.Adapun yang dimaksud dengan data primer “data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subyek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subyek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang

38

(46)

31 diteliti”.40

Jadi sumber primer dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diupayakan untuk meningkatkan kedisiplinan belajar di kelas X SMK N 1 Tulang Bawang Tengah.

2. Sumber Skunder

Sumber sekunder adalah “informasi yang diperoleh dari sumber lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa tersebut”.41

Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dalam mengumpulkan data tentang data yang akan didapat dari siswa kelas X SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Dalam penelitian kali ini wawancara akan ditujukan kepada guru sebagai responden untuk mendapatkan informasi atau berita yang dinginkan oleh peneliti yaitu mengenai upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam menciptakan kedisiplinan belajar siswa, dan juga akan dilakukan juga wawancara atau interview kepada siswa untuk mengetahui kedisiplinan yang ada pada diri siswa. Sehingga hasil yang diperoleh dari

40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), cet ke-14, 22.

(47)

32

kedua responden tersebut benar-benar akurat dan dapat dijadikan sebagai informasi yang bisa di gunakan sebagai penelitian di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

Dalam rangka untuk memperoleh data yang alami dan obyektif dilokasi penelitian, hendaklah seorang penulis menggunakan bermacam-macam metode pengumpulan data untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Metode Wawancara

Wawancara adalah “proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsumg secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan42”Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara:

a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancaraa yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai.43

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara kepada Guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah dan siswa kelas X SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah, teknik interview

42 Cholid Narbuko, “Metodologi Penelitian”, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), 83 43 Suharsimi Arikunto, Prosedur, 270.

(48)

33

atau wawancara disini penulis digunakan untuk mencari keterangan tentang meningkatkan kedisiplinan belajar.

2. Metode Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.44 Karena metode observasi ini terdiri dari dua macam yaitu observasi partisipan dan non partisipan. Maka dengan berbagai pertimbangan, penulis dalam penelitian ini menggunakan metode observasi non partisipasi seorang pengamat bisa melakukan pengumpulan data tanpa harus melibatkan diri langsung kedalam situasi dimana peristiwa itu berlangsung.

Teknik observasi ini digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang kedisiplinan belajar siswa, peneliti melakukan observasi pada saat sebelum jam belajar dimulai, dan saat pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data, mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen rapat, lenger, agenda, dan sebagainya”.45

Jadi metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti tertulis atau tercetak, gambar, dan sebagainya.

44 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R,&D, (Bandung: Alvabeta,

2012),145.

45

(49)

34

Metode dokumentasi ini digunakan untuk melihat sejarah sekolah, data guru, denah lokasi, terhadap segala hal baik objek atau peristiwa yang terjadi di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Penulis dalam memeriksa keabsahan dan kevaliditasan data, menggunakan triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkansesuatu yang lain. dimana data tersebut digunakan untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.46 Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi teknik sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Adapun teknik triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi Sumber

Tringulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.47Peneliti menggunakan dengan cara menmbandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

2. Triangulasi Teknik

46 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian., 330. 47Ibid,330-331

(50)

35

Triangulasi teknik adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.48 Peneliti menggunakan triangulasi teknik ini untuk mengetahui dan mengecek hasil data yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data di atas sama atau berbeda. Jika sama maka data tersebut sudah kredibel dan jika berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif yaitu “upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.49

Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data yaitu memilih hal-hal yang pokok yang sesuai dengan fokus penelitian kita. Kemudian dicari temanya. Data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan. 2. Display data ialah menyajian data dalam bentuk matrik,

network, chart, atau grafik dan sebagainya. Dengan

48Ibid.

(51)

36

demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data.

3. Pengambilan keputusan dan verifikasi, dari data yang didapat mencoba mengambil keputusan. Mula-mula kesimpulan itu kabur, tetapi lama-kelamaan semakin jelas karena data yang diperoleh semakin banyak dan mendukung.50

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, Setelah data terkumpul, dipilah-pilah dan disajikan baik dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus menuju kepada hal-hal yang umum, yaitu data upaya guru agama Islam dalam mengatasi kesulitan belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dihasilkan dari wawancara dan observasi terhadap beberapa responden dapat digeneralisasikan, kemudian penulis menarik kesimpulan menjadi suatu penemuan baru yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini.

(52)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah 1. Profil SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

Npsn : 10809311

Jenjang Pendidikan : SMK Status Sekolah : Negeri

Alamat Sekolah : JL. Raya Pulung Kencana

RT/RW : 6/4

Kode Pos : 34693

Kelurahan : Pulung Kencana

Kecamatan : Tulang Bawang Tengah Kabupaten : Tulang Bawang Barat

Provinsi : Lampung

Negara : Indonesia

SK Pendirian Sekolah : 0598/0/1985 Tanggal SK Pendirian : 1985-11-22

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah SK Izin Operasional : 0598/0/1985 Tanggal SK Izin Operasional: 1985-11-22

(53)

38

2. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah a. Visi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

Menjadi SMK unggul yang mampu mencetak lulusan yang berkompeten dibidan pertanian dan teknologi, beriman, dan bertaqwa. b. Misi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

1). Terwujudnya lembaga pendidikan kejuruan pertanian dan teknologi yang mampu memberikan pengalaman nyata dalam pembelajaran (Learning by exerience) didasari budi pekerti luhur, berimana, dan bertaqwa.

2). Menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler sesuai bakat minat prestasi, dan sesuai jati diri kejuruan pertanian dan teknologi. 3). Terwujudnya iklim agrobisnis dan teknologi melalui proses belajar

mengajar dan unit produksi.

3. Keadaan Guru dan pengurus SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah saat ini memilki jumlah guru berkisar 94 orang, para guru tersebut rata-rata berasal dari Tulang Bawang Tengah yang juga masih aktif belajar di perguruan tinggi. Untuk lebih lengkapnya, mengenai keadaan guruSMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah dapat penulis sajikan dalam tabel berikut ini51:

(54)

39

Tabel 4.1

Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

No Nama JK Tempat Lahir NIP

1. Abdul Fitrianto L Suban

2. Abu Nasokah L Margakencan 3. Adi Sucipto L Bogor

4. Adi Widodo L KarangAnyar 197812182006041011 5. Agus Marjoko L Batu Rijal 196208171988031010 6. Agus Prajono L Kebumen 196208141994031001 7. Ahmad Rasito L Wates 198403092009021002 8. Anggraiwati P Surabaya 196501041987032007 9. Ani Rismawati P Marga

Kencana

10. ArdhaniOkprihana P Daya Murni 198410072009021005 11. Asih Budianti P Sri Rahayu 198007102005012017

12. Bahrun L Mulya

Kencana 13. Dwi Harti P Tanjung Karang

14. Edi Rofii L Temanggung 196509191996011001 15. Edi Susanto L Raman Fajar 197606062009021003 16. Eko Apriyadi L Suban 198604012009021001 17. Eko Purwanto L Margakencan

(55)

40

Tabel di atas menunjukan bahwa jumlah guru di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengahsebanyak 94 orang yang mengajar berbagai materi pelajaran.

4. Keadaan Siswa dan Siswi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Siswa merupakan salah satu komponen daya dukung SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengahdalam mewujudkan visi, misi dan tujuan. Perkembangan jumlah peserta didik di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah menunjukan sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Keadaan siswa siswi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

Tingkat Pendidikan L P Total

Tingkat 10 310 139 449

Tingkat 12 252 156 408

Tingkat 11 303 146 449

Total 865 441 1306

Berdasarkan tabel di atas, jumlaah siswa SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah mengalami perkembangan yang cukup dinamis. Adapun jumlah siswa pada tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 1306siswa, yang terdiri dari 865siswa, dan siswi sebanyak 441 siswi52.

52

(56)

41

5. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tabel 4.3

Sarana SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah No Sarana Jumlah 1. Meja siswa 1306 2. Meja guru 94 3. Printer 3 4. Papan tulis 30 5. Rak buku 15 Tabel 4.4

Prasarana SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

No Prasarana Jumlah 1. Ruang guru 5 2. Ruang kelas 30 3. Ruang UKS 2 4. Masjid 1 5. Perpustakaan 1

(57)

42

6. Denah Lokasi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Gambar 4.5

Denah lokasi SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

B. Paparan dan Analisis Data

Disiplin meruakan sebuah nilai yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan nilai kedisiplinan akan memunculkan sifat dan tingkah laku yang bertanggung jawab taat dan patuh terhadap peraturan yang ada di kehidupan.

Pendidikan Agama Islam yang diterapkan disekolah bermaksud untuk meningkatkan kedisilinan dan membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan akhir dari pendidikan Agama di sekolah yakni mengotimalkan berbagai

Gambar

Tabel  di  atas  menunjukan  bahwa  jumlah  guru  di  SMK  Negeri  1  Tulang Bawang Tengahsebanyak 94 orang  yang mengajar berbagai materi  pelajaran
Tabel Observasi Upaya Guru Pendidikan Agama Islam  dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas XSMK  Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang

Referensi

Dokumen terkait

Langkah penting yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesanggupan mendengarkan adalah dengan menginventarisir dan memperbaiki kebiasaan buruk di atas yang selama

Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada tanggal 28 Agustus 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPI), maka unit dan satuan

Tari memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan.Tari Zahifa merupakan gerak tari yang hanya bergerak bebas tetapi kompak dalam

wanita tersebut dapat digunakan untuk media pembelajaran di sekolah. Jumlah skor penilaian berdasarkan data uji coba lapangan kelompok besar yang melibatkan 35 siswa dengan

PENGAWASAN TEKNIK PEMBANGUNAN JEMBATAN KAYU DUSUN PANSI, JEMBATAN KAYU NYAWAN, JEMBATAN KAYU BANGKUP, JEMBATAN KAYU SENGANGKAM, JEMBATAN KAYU MANGGAM BATIH, JEMBATAN KAYU DS.

Adanya urea dalam urin dapat pula diketahui dengan reaksi urease Adanya urea dalam urin dapat pula diketahui dengan reaksi urease menurut Van Slyke. Reaksi ini dapat mengukur

Keberhasilan pengembangan kluster bambu di Bali, dapat dibangun melalui tradisi kehutanan masyarakat yang dapat kita temukan dengan menggali kembali kearifan lokal.

Dalam pengembangan destinasi pariwisata ini dirasa masih ada yang kurang adalah belum tersedianya sarana transportasi umum seperti angkot, bis, dan ojek untuk menuju