• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT DI KANTOR KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN PRINGSEWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT DI KANTOR KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN PRINGSEWU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

AKTUAL| 53

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN MASYARAKAT DI KANTOR

KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN PRINGSEWU

Kasmi

Prodi Manajeman Informatika, STMIK Pringsewu, Lampung Jl. Wisma Rini No.09 Pringsewu, Lampung, Indonesia

E-Mail : kasmise@gmail.com

ABSTRAK

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat (publik) merupakan perwujudan dan fungsi aparatur negara sebagai pelayan masyarakat (abdi), disamping sebagai abdi negara. Dalam konteks ini masyarakatlah sebagai aktor utama (pelaku) pembangunan, sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang menunjang kegiatan-kegiatan dari masyarakat tersebut. Guna merealisasikan kewajiban seperti diatas, maka bagi aparatur negara atau pegawai diperlukan kemampuan dan motivasi yang tinggi, untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara maksimal terhadap masyarakat. Pada kondisi ini aparatur negara dituntut untuk lebih mampu memperbaiki kinerjanya (pelayanan prima) dan diharapkan lebih mampu merumuskan konsep atau menciptakan iklim yang kondusif, sehingga sumber daya pembangunan dapat menjadi pendorong percepatan terwujudnya masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Kata Kunci : Kemampuan, Motivasi, Pegawai, Kualitas, Pringsewu

PENDAHULUAN

Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat yang secara dinamis jlsertai dengan peningkatan taraf hidup dan pendidikan masyarakat ditambah dengan berkembangnya kemajuan dihidang teknologi dan informatika menjadikan peningkatan proses empowering dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pelayanan birokrasi disektor publik juga diharapkan mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan dinamis sebagaimana yang terjadi di masyarakat Dimana dari monolog harus berani diubah menjadi fleksibel, kolaboratif, alignment dan dialogis. Dan dari cara-cara sloganis yang berkembang dikalangan birokrasi model orde baru sebaiknya dirubah dengan pola kerja yang realistis, programis dan pragmatis. Sampai saat ini aparat birokrasi pemerintah belum sepenuhnya melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi yang dibebankan kepadanya berdasarkan norma-norma yang ditetapkan dan diharapkan oleh masyarakat. Kondisi ini dapat dilihat melalui berbagai penyimpangan yang terjadi sehingga semakin lama semakin parah dan berakibat pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menurun. Kondisi ini diperparah dengan krisis moneter yang mengakibatkan krisis ekonomi nasional dan semuanya bermuara pada krisis kepercayaan.

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat (publik) merupakan perwujudan dan fungsi aparatur negara sebagai pelayan masyarakat (abdi), disamping sebagai abdi negara. Dalam konteks ini masyarakatlah sebagai aktor utama (pelaku) pembangunan,

(2)

AKTUAL| 54 sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing serta menciptakan suasana yang menunjang kegiatan-kegiatan dari masyarakat tersebut. Guna merealisasikan kewajiban seperti diatas, maka bagi aparatur negara atau pegawai diperlukan kemampuan dan motivasi yang tinggi, untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara maksimal terhadap masyarakat. Pada kondisi ini aparatur negara dituntut untuk lebih mampu memperbaiki kinerjanya (pelayanan prima) dan diharapkan lebih mampu merumuskan konsep atau menciptakan iklim yang kondusif, sehingga sumber daya pembangunan dapat menjadi pendorong percepatan terwujudnya masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Pembentukan Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai institusi yang khusus bertugas memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, pada dasarnya dapat dikatakan sebagai terobosan baru atau inovasi manajemen pemerintahan di daerah. Artinya, pembentukan organisasi ini secara empirik telah memberikan hasil berupa peningkatan produktivitas pelayanan umum minimal secara kuantitatif. Dalam konteks teori Reinventing Government, pembentukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ini telah menghayati makna community owned, mission driven, resuit oriented, costumer oriented, serta anticipatory government.

Dari uraian latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pringsewu adalah Bagaimana pengaruh faktor kualitas pelayanan publik terhadap tingkat kepuasan masyarakat pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kabupaten Pringsewu.

LANDASAN TEORI

A. Pelayanan Masyarakat (Publik)

Pelayanan masyarakat (publik) dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyaraakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid, 1998). Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan profesional.

Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan merintah tanpa memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayan kat {public service function), fungsi pembangunan (development ) dan fungsi perlindungan (protection function). lai yang terpenting kemudian adalah sejauh mana pemerintah dapat la fungsi-fungsi tersebut agar dapat menghasilkan barang dan jasa lan) yang ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel kepada seluruh kat yang membutuhkannya. Selain itu, pemerintah dituntut untuk )kan prinsip equity dalam menjalankan fungsi-fungsi tadi.

(3)

AKTUAL| 55 Artinya m pemerintah tidak boleh diberikan secara diskriminatif. Pelayanan n tanpa memandang status, pangkat, golongan dari masyarakat dan warga masyarakat mempunyai hak yang sama atas pelayanan-m tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Berangkat dari persoalan mempertanyakan kepuasan masyarakat terhadap apa yang diberikan oleh pelayan dalam hal ini yaitu administrasi publik adalah pemerintah itu sendiri dengan apa yang mereka inginkan, maksudnya yaitu sejauhmana publik berharap apa yang akhirnya diterima mereka.

Dengan demikian dilakukan penilaian tentang sama tidaknya antara harapan dengan kenyataan, apabila tidak sama maka pemerintah diharapkan dapat mengoreksi keadaan agar lebih teliti untuk peningkatan kualitas pelayanan publik. Selanjutnya dipertanyakan apakah terhadap kehendak masyarakat, seperti ketentuan biaya yang tepat, waktu yang diperhitungkan dan mutu yang dituntut masyarakat telah dapat terpenuhi. Andaikata tidak terpenuhi, pemerintah diharapkan mengkoreksi keadaan, sedangkan apabila terpenuhi dilanjutkan pada pertanyaan berikutnya, tentang berbagai informasi yang diterima masyarakat berkenaan dengan situasi dan kondisi, serta aturan yang melengkapinya.

B. Kualitas Pelayanan Masyarakat (Publik)

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kata kualitas sendiri mengandung banyak pengertian, beberapa contoh pengertian kualitas menurut Fandy Tjiptono (1995) adalah: 1. Kesesuaian dengan persyaratan;

2. Kecocokan untuk pemakaian; 3. Perbaikan berkelanjutan; 4. Bebas dari kerusakan/cacat;

5. Pemenuhan kebutuhan pelangggan sejak awal dan setiap saat; 6. Melakukan segala sesuatu secara benar;

7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Organisasi pelayanan publik mempunyai ciri public accuntabi dimana setiap warga negara mempunyai hak untuk mengevaluasi pelayanan yang mereka terima. Adalah sangat sulit untuk menilai suatu pelayanan tanpa mempertimbangkan peran masyarakat sebagai penerima pelayanan dan aparat pelaksana pelayanan itu. Evaluasi yang berasal dari pengguna pelayanan, merupakan elemen pertama dalam analisisi kualitas pelayanan publik. Elemen kedua dalam analisis adalah kemudahan suatu pelayanan dikenali baik sebelum dalam proses atau setelahpelayanan itu diberikan.

Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu BERUBAH dan berbeda. Apa yang dianggap sebagai suatu pelayanan yang berkualitas saat ini tidak mustahil dianggap sebagai sesuatu yang tidak

(4)

AKTUAL| 56 berkualitas yang lain yang lain. Maka kesepakatan terhadap kualitas sangat sulit untuk dicapai. Dalam hal ini yang dijadikan pertimbangan adalah kesulitan atau kemudahan konsumen dan produsen di dalam menilai kualitas pelayanan (lihat gambar 2)

Tingkat kesulitan produksen dalam mengevaluasi kualitas

Tingkat kesulitan pengguna di dalam mengevaluasi kualitas

Rendah Tinggi

Rendah Mutual Knowledge Producer Knowledge Tinggi Consumer Knowledge Mutual Ignorance Sumber : Kieron Walsh, 1991 (dalam majalah Public Administration)

C. Kemampuan Aparatur (Pegawai)

Siapa yang disebut aparatur pemerintah, adalah kumpulan manusia yang mengabdi pada kepentingan negara dan pemerintahan dan berkedudukan sebagai pegawai negeri (Tayibnapsis, 1993), sedangkan menurut Moerdiono (1988) mengatakan aparatur pemerintah adalah seluruh jajaran pelaksana pemerintah yang memperoleh kewenangannya berdasarkan pendelegasian dari Presiden Republik Indonesia.

D. Motivasi Pegawai

Menurut Gibson, et. Al (1997), motivasi adalah suatu konsep yang menguraikan tentang kekuatan - kekuatan yang ada dalam diri kariawan yang menumbuhkan dan mengarahkan perilaku. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana prilaku yang lebih bersemangat adalah hasil dari tingkat dari motivasi yang lebih kuat. Hal ini menunjukkan bahwa bergairah atau bersemangat dan sebaliknya tidak bergairah atau tidak bersemangat seorang pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja yang mendorongnya. Oleh karena itu setiap pekerja memerlukan motivasi yang kuat agar bersedia melaksanakan pekerjaan dengan bersemangat, bergairah dan berdedikasi.

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yang dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya (Hadari Nawawi, 1990). Dalam Sugiyono (1998), mengatakan bahwa metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mendapatkan dan menyampaikan fakta-fakta dengan jelas dan teliti. Studi deskriptif harus lengkap, tanpa banyak detail yang tidak penting dengan menunjukkan apa yang penting atau tidak.

(5)

AKTUAL| 57

B. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang kualitas pelayanan publik ini lebih difokuskan pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pringsewu.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara intensif (pbservation), wawancara yang dilakukan secara mendalam (in depth intervievi), menyebar angket (Quesioner) yang telah dirancang dan teknik dokumentasi serta telaah kepustakaan. Untuk melengkapi data primer yang diperoleh dengan cara-cara sebagaimana dimaksud diatas, dalam penelitian ini juga menggunakan data sekunder.

D. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Korelasi Pearson Digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh antara variabel dependent

terhadap indepent, Gujaratti (2005 ), terdapat 2 hubungan yang akan muncul yaitu hubungan positif apabila kenaikan variabel x pada umumnya akan diikuti kenaikan variabel y begitupula sebaliknya jika variabel x turun maka variabel y akan ikut mengalami penurunan, sedangkan hubungan yang ke-2 adalah, hubungan yang negatif artinya jika kenaikan x pada umumnya akan diikuti penurunan pada variabel y dan sebaliknya. Dimana hubungan ke-2 tersebut nantinya akan dapat dililhat pada diagram scatter atau diagram pencar yaitu gambar grafik yang menggambarkan titik-titik dari variabel x pada sumbu axis (horizontal) dan variabel y pada sumbu ordinat (vertikal)

Rumus: r = S xi.yi √ S xi2. S yi2

Metode korelasi ini akan menghasilkan nilai r (coffisien correlation) yang nilainya yaitu: -1 =< r =< 1 (artinya koefisien korelasi terkecil adalah -1 dan terbesar adalah 1.

Dan dari Korelasi Pearson tersebut dapat diperoleh nilai Determinasi (r square), yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dan dan variabel terika. Rumus: r2 = (r. r ). 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa dtoptuta ini akan diuraikan dengan 2 (dua) pendekatan 1) kualitatif deskriptif dan 2) statistik (metode kuantitatif);.

A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Sebelum diuraikan deskripsi hasil penelitian masing-masing variabel, lebih dahulu dijelaskan logika penentuan interval dari masing-masing variabel. Penentuan interval didasarkan pada rumus seperti di bawah ini (Hadi, 1984: 45).

(6)

AKTUAL| 58

Jumlah Skor Teringgi - Jumlah Skor Terendah

Intreval = --- Jumlah Pilihan Skala

Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa skala jawaban yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah lima (5) pilihan. Sedangkan untuk menentukan interpretasi tinggi-rendahnya hasil jawaban responden digunakan skala 1-5, dengan batasan pengukuran seperti aplikasi dalam rumus di bawah ini.

5 - 1

Interval =--- = 0,8 5

Hasil perhitungan di atas memperlihatkan bahwa batasan kriteria masing-masing variabel penelitian berkisar antara nilai 1 sampai 5, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. 1 -1,7, dikategorikan dalam kriteria " sangat tidak baik". b. 1,8 - 2,5, dikategorikan dalam kriteria " tidak baik". c. 2,6 -3,3, dikategorikan dalam kriteria " kurang baik". d. 3,4 - 4,1, dikategorikan dalam kriteria " baik". e. 4,2 - 5, dikategorikan dalam kriteria " sangat baik"

HASIL PENGUJIAN

Koefisien determinasi R sequare (R1) adalah besaran yang dipakai untuk menyatakan sampai seberapa besar variasi variable independen x (x1 dan X dan nilai koefisien determinasi (R2) terletak antara 0 < R2 < 1 apabih R = 0 berarti variable dependen yang tidak dipengaruhi sama seka variable (x) dan jika nilai R = 0,47 berarti variable dependen yang dipei secara sempurna oleh variable independen.

Dalam penelitian ini hasil dari SPSS ditampilkan R2 (R St sebesar 0,47. R2 ini merupakan indeks determinasi yaitu persentasi menyumbang pengaruh kemampuan (Xi)dan motivasi (X2) terhadap 1 pelayanan publik (y). R2 sebesar 0,47 menyatakan bahwa 47% sumi pengaruh kemampuan (Xi) dan Motivasi (X2) terhadap kualitas pel masyarakat atau publik (Y), sedangkan sisanya sebesar 53% (100°/ dipengaruhi oleh faktor lain.

Melalui uji perbandingan F hitung dan F table atau dari ANO\ dengan ketentuan bahwa, jika F hitung > F table (alpha » 0,05), ma! ditolak dan jika F hitung < F table (alpha = 0,05), maka Ho : diterima print out SPSS diperoleh angka F hitung sebesar 5,668 (5,67). Hargz penerimaan pada tabel F hitung untuk df (16-2-1) sebesar 3,41 untuk kepercayaan kepercayaan 95%. Perhitungan ini menghasilkan F BITUNJ besar F tabei (F HITUNG > F TABEL)yaitu 5,67>3,41.Hal ini berarti hipote ditolak dan Ha diterima. Sedang F TABLE (alpha = 0,05 df (16-2-1) adalj ditarik suatu

(7)

AKTUAL| 59 kesimpulan bahwa kedua variable kemampuan (Xi) dan m (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable kualitas pel masyarakat (Y). Oleh karena itu kedua variable tadi dapat digunakan memperediksi variable Y.

Setelah diolah dengan menggunakan peralatan statistik dan hasi dari koefisiensi (Coeffciencits) didapat persamaan regresi linier bergand -7,46- 5,07Xi+ 0,95X2 Dari hasil regresi di atas, menunjukkan bahwa tingkat Kemampuan dan Motivasi pegawai terhadap Kualitas Pelayanan mempunyai hubungan. 1) tidak signifikan atau tidak terjadi hubungan (t, antara kemampuan terhadap kualitas pelayanan masyarakat (p sedangkan, 2) antara motivasi dengan pelayanan masyarakat (publik) hubungan positif atau signifikan. Dari koefisien dalan persamaan tersebut ternyata kemampuan dan motivasi baik dari uji F (ANOVA) n melalui R- Square secara bersama-sama mempunyai hubungan yang sigi antara kemampuan dan motivasi mempengaruhi tingkat kualitas pel masyarakat (publik).

Ilustrasi dari hubungan dari persamaan Y = -7,46 - 5,07X1 + l ini, menujukkan bahwa; 1) belum ada usaha aktivitas peningkatan kemampuan dan motivasi atau sebesar 0 (Nul), maka baik kemampuan maupun motivasi tetap atau konstanta sebesar 7,46, dan 2) setiap adanya peningkatan 1 (satu) skor kemampuan dan motivasi, maka akan menurunkan kualitas pelayanan masyarakat sebesar -5,07 kali 1 (satu) dan meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat sebesar 0,95 kali 1 (satu). Dengan demikian penelitian ini mengandung arti, bahwa variabel kemampuan dan motivasi dapat digunakan untuk memprediksi kualitas pelayan masyarakat (publik) dimasa yang akan datan.

KESIMPULAN

Dari hasil analisa dan pembahasan terhadap permasalahan yang diteliti dan berdasarkan tujuan penelitian maka dapat disimpulkan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditafsirkan bahwa semakin baik/tinggi atau ditingkatkan kemampuan pegawai, tidak mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap masyarakat pengguna jasa pada Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pringsewu. Oleh karena itu, hasil di atas dapat dijadikan landasan dalam mengambil keputusan bahwa variabel kemampuan hampir tidak hubungan atau tidak signifitasterhadap variabel kualitas pelayanan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Denning, Stephen, 2001, Knowledge Management http:/ www Stevedenning.com. , 2006, Pedoman

penulisan Skiripsi, Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi (SITE) Widya Jayakarta, Bjakarta Gibson, Ivancevich andDonnely, 1997, Organizations, USA, Irwin

Heijrachman dan Suad Husnan, 1996, Manajemen Personalia, BPFE, Yogyakarta

(8)

AKTUAL| 60 Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono, 2001, Teknik Proyeksi Bisnis, BPFE, Yogyakarta

Juran, J, Terjemahan Hartono, Bambang, Merancang Mutu, PT Pustaka Binaman Pressindo,

Jakarta

Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy, Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Steers, R.M., 1991, Motivation and Work bahavior, Singapore, Mc. Graw Hill Stoner, Freeman, Gilbert, 1995, Management, Ner Jersey, Prentice Hall Singarimbun, Masri, 2003, Metologi Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan kegiatan Bina Keluarga Remaja mempunyai relawan atau seorang kader yang bertugas di Kelurahan Durian Payung, hal ini melalui penyuluhan yang dilakukan

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa hanya variabel keamanan kerja yang memiliki pengaruh negatif terhadap perpindahan kerja karyawan, sedangkan untuk

Gambar 13 merupakan halaman hasil cetak slip gaji, informasi yang di tampilkan pada slip gaji merupakan rincian dari pendapatan yang di terima pegawai seperti jumlah gaji

Vakarų Europoje, Rusijoje ir Šiaurės Amerikoje garsinės knygos šiuo metu yra itin populiarios: knygynai ir bibliotekos siūlo platų jų asortimentą, dar didesnis

Pada hari ini, Kamis tanggal Dua Puluh Tiga bulan Agustus tahun Dua Ribu Duabelas, Panitia Pengadaan Barang/jasa di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur,

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adalah salah satu model deret waktu yang dapat digunakan untuk memodelkan harga saham.. Persamaan pada model ARIMA

Hidayati (2012: 44) mengatakan pelaku bullying memiliki sikap yang mendukung kekerasan sebagai sarana untuk menyelesaikan permasalahan mereka atau sebagai sarana

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen. Komponen utama dalam sebuah pembelajaran adalah siswa yang berkedudukan sebagai subjek