• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kartografi Digital Rubbersheet dan Digitasi Peta RBI Hilda Arssy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kartografi Digital Rubbersheet dan Digitasi Peta RBI Hilda Arssy"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta. Dalam kaitannya dengan survei arkeologi, pembahasan mengenai kartografi pada bab ini tidak langsung dikaitkan dengan ilmu dan teknik pembuatan peta, tetapi lebih berkaitan dengan pemanfaatan peta yang sudah dipublikasikan untuk kepentingan survei.

Kartografi merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan berbagai informasi, peta disampaikan dalam berbagai bentuk. Pada kartografi digital, yaitu pembuatan peta dalam bentuk digital. Dengan dibuatnya peta berbentuk digital, diharapkan mampu memudahkan penyampaian informasi karena bentuknya yang dapat di konsumsi untuk banyak kalangan.

Pada digitasi peta kali ini yang akan di digitasi adalah peta RBI lembar 1508-241 Berbek. Langkah awal yang dilakukan untuk melakukan digitasi pada peta adalah melakukan rubber sheet. Rubber sheet adalah proses penyetingan data yang tidak seragam berdasarkan pergerakan dari Titik Kontrol Tanah yang dimiliki ke sistem yang baru. Setelah peta melalui tahap rubbersheet saatnya peta memasuki tahap digitasi yaitu proses konversi data atau peta dari media kertas ke format digital. Setelah tahap ini tahap selanjutnya disebut tahap editing. Yaitu penyempurnaan terhadap tahap digitasi. Dapat dilakukan pengecekan dengan peta hasil digitasi lain yang bersebelahan dengan peta yang sedang didigitasi. Selanjutnya telah dihasilkan peta digital yang dapat diakses dalam bentuk software.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah:

1. Memenuhi penugasan mata kuliah Asistensi Kartografi Digital kelas C yaitu melakukan digitasi pada peta RBI.

2. Mampu melakukan digitasi pada peta RBI

1.3 Batasan Masalah

Agar penulisan laporan ini tidak menyimpang dari tujuan semula, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:

(2)

2. Digitasi dilakukan dengan menggunakan software AutoCAD.

3. Adapun pendigitasian dilakukan dengan pembagian layer-layer yaitu bangunan, jalan arteri, jalan lokal, batas kabupaten, batas kecamatan, sungai, vegetasi (daerah berwarna hijau), pemukiman, kantor pemerintahan, tempat ibadah, rumah sakit, dan sekolah.

(3)

BAB II DASAR TEORI 2.1 Peta (Topografi dan Tematik)

Peta adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu. (Russell C. Brinker,1984). Dengan kemajuan di bidang informasi dan teknologi elektronika, sangat mempengaruhi dalam penyajian sumber informasi termasuk peta. Sehingga definisi peta adalah sarana penyajian informasi spasial dari unsur-unsur dimuka bumi atau di bawah muka bumi.

Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu.

Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

Kelebihan Peta Topografi yaitu :

a. Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.

b. Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng. Beberapa ketentuan pada peta topografi:

a. Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai.

b. Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di puncak, misalnya puncak gunung yang berkawah.

Peta tematik adalah peta yang isinya mengutamakan penggambaran objek tertentu. Peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus.

Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep dan data. Contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan), peta zona (yaitu peta rancangan legal penggunaan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan, dan peta produktifitas pertanian.

(4)

Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi. Terdapat beberapa sumber data yang digunakan pada pemetaan yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan penginderaan jauh atau dari peta yang sudah ada (base map). Secara khusus, peta pengelolaan hutan berisikan tentang kejelasan pemilikan (batas-batas kadastral maupun administratif), wilayah itu sendiri dan hasil inventarisasi yang menunjukkan unit-unit tegakan yang seragam. Karena kegiatan survey lapangan umumnya sangat mahal, maka peta hutan biasanya digambarkan dari potret udara dengan penafsiran. Kegiatan di lapangan hanya diperlukan untuk pembuktian apakan penafsiran sudah betul atau belum dan juga melengkapi rincian di lapangan yang tidak dapat dilihat secara langsung pada potret.

2.2 Konversi Data Digital

Proses konversi data analog menjadi data digital, seiring dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Secara garis besar proses konversi dari data analog menjadi data digital dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu: cara manual dan automatis. Cara manual (ada yang menyebut sebagai cara manual konvensional) umumnya dilakukan dengan bantuan suatu interface yang biasa disebut digitizer. Adanya alat yang disebut dengan scanner, memungkinkan cara manual dilakukan tanpa menggunakan digitizer tapi dengan suatu teknik yang disebut digitasi on screen (disebut pula head up digitizing technique). Scanner, dengan bantuan perangkat lunak tertentu, juga memunculkan suatu teknik digitasi secara automatis (automated digitizing technique).

Teknik konversi data dari analog menjadi data digital seperti diuraikan di atas, masing-masing tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang ada pada satu teknik dapat digunakan untuk menutupi kekurangan pada teknik yang lain. Penguasaan terhadap teknik-teknik tersebut akan memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam proses konversi data analog menjadi data digital dengan mempertimbangkan alat yang tersedia. Digitasi on screen yang dilakukan dapat menggunakan software map info, ataupun melakukan digitasi automatis dengan software R2V.

2.3 Transformasi Koordinat/Georeferensi

Yang dimaksud dengan transformasi koordinat ialah transformasi (perubahan) suatu sistem koordinat ke sistem koordinat yang lain. Transformasi koordinat umumnya digunakan untuk merubah model terain/foto/citra dari sistem koordinat mesin (digitizer, scanner, camera) ke

(5)

sistem koordinat peta tertentu. Peta merepresentasikan real-world dalam sistem koordinat yang dibangun melalui proses proyeksi tertentu.

Cara melakukan transformasi koordinat dengan software AutoCAD adalah dengan rubber sheet. Rubber sheet adalah proses penyetingan data yang tidak seragam berdasarkan pergerakan dari Titik Kontrol Tanah yang dimiliki ke sistem yang baru. Sebagai contoh data yang didapatkan dari survey melalui udara dapat saja tidak akurat,ketidakakuratan ini tergantung pada ketelitian jalur terbang dan lensa kamera. Dengan membandingkan data ini dengan data survey darat yang akurat maka data survey udara (foto udara) dapat di rubbersheet terhadap data yang akurat dengan menggunakan titik kontrol atau monumen yang terdapat pada kedua data yang ada.

Autodesk Map melakukan rubbersheet dengan memindahkan titik sekutu yang anda spesifikasikan ke titik baru. Semakin banyak titik sekutu yang anda gunakan, semakin akurat hasilnya. Anda dapat memilih obyek secara manual, atau anda dapat memilih obyek yang melewati sheet yang asli. Berdasarkan pengalaman yang ada untuk bentuk dengan kurva yang kompleks semakin banyak titik sekutu yang digunakan maka perubahan yang proporsional menjadi semakin akurat. Ingatlah bahwa entitas AutoCAD yang memiliki bentuk dasar seperti lingkaran, lengkungan, dan ellips, mempertahankan bentuk aslinya.

Proses rubbersheet bekerja hanya pada obyek yang masuk dalam sebuah project.Rubbersheet berfungsi untuk mengakuratkan data. Melaksanakan queryuntuk memasukkan sumber data dan melakukan rubbersheet pada dua peta. Jika anda telah menyiapkan sistem titik kontrol atau monumen, maka gunakan data ini sebagai referensi untuk merubbersheet peta lain.

2.4 Raster dan Vektor

Format digital terdiri dari 2 macam; yaitu raster da vector. Raster merupakan format data dengan satuan pixel (resolusi/kerapatan) ditentukan dalam satuan ppi (pixel per inch). Tipe format ini tidak bagus digunakan untuk pembuatan peta digital, karena akan terjadi korupsi data ketika dilakukan pembesaran atau pengecilan. Contoh format data raster : bitmap (seperti tiff, targa, bmp), jpeg, gif, dan terbaru PNG. Perangkat lunak yang sering digunakan untuk mengolah gambar jenis vektor ini adalah CorelDRAW, Freehand. Monitor biasanya akan menampilkan gambar dalam bentuk piksel, maka semua gambar baik jenis vector maupun bitmap akan ditampilkan dalam bentuk piksel. Gambar ini mengandung unsur matematis seperti arah, ukuran sudut, ketebalan, warna, dan lain sebagainya.

Sedangkan vector merupakan format data yang dinyatakan oleh satuan koordinat (titik dan garis termasuk polygon) format ini yang dipakai untuk pembuatan peta digital atau sketsa. Contoh format ini : dxf (autocad), fix (xfig), tgif (tgif), dan ps/eps (postscrift). Contoh

(6)

gambar raster antara lain photo, gambar-gambar hasil scanner serta gambar yang dihasilkan dari software grafis seperti Adobe Photoshop, Corel PHOTO-PAINT. Kelemahan dari gambar jenis bitmap adalah gambar akan menjadi pecah dan terlihat “kotak-kotak” (jagged) apabila gambar tersebut diperbesar atau dicetak menggunakan resolusi yang lebih kecil daripada nilai resolusi aslinya. Format raster ini memerlukan ruang penyimpanan data yang lebih besar dibandingkan dengan format vektor.

Pada pemetaan digital dilakukan proses konversi dari format raster ke format vector. Diketahui peta RBI merupakan data jpeg yang merupakan data dengan format raster. Dengan dilakukan digitasi maka data raster ini akan dirubah menjadi data vector. Proses ini dilakukan dengan digitasi on-screen.

Proses digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar monitor komputer dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi geografis seperti Arc View, Map Info, AutoCad Map, dan lain-lain. Data sumber yang akan didigitasi dalam metode ini tidak dalam bentuk peta analog atau hardcopy. Data sumber tersebut terlebih dahulu disiam (scan) dengan perangkat scanner. Penyiaman ini akan membentuk sebuah data yang mirip dengan hardcopy yang disiam, dalam bentuk data raster dengan format file seperti .jpg, .bmp, .tiff, .gif, dan lain-lain. Data tersebut berujud file gambar raster yang dapat dilihat dengan menggunakan berbagai perangkat lunak pengolah gambar. Pada perangkat lunak sistem informasi geografis, data raster tersebut ditampilkan di layar monitor sebagai layer raster. Data raster dijadikan latar belakang (backdrop) dalam proses digitasi. Digitasi dilakukan dengan cara membentuk serangkaian titik atau garis menggunakan pointer yang dikendalikan melalui mouse, pada layar komputer di sepanjang obyek digitasi. Setiap obyek spasial dapat direkam sebagai layer-layer yang berbeda. Misal, dari sebuah data raster peta administrasi terdapat fenomena jalan, sungai, dan batas administrasi. Ketiga fenomena tersebut dalam proses digitasi sebaiknya dipisahkan menjadi layer-layer jalan, sungai, dan administrasi, sehingga masing-masing fenomena dapat dipisahkan sebagai file yang berdiri sendiri.

2.5 Compute Aided Design (CAD) 2.5.1 Pengenalan

Computer Aided Design (CAD) adalah suatu program computer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun symbol-simbol yang memiliki makna tertentu. CAD adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pembuatan desain yang prosesnya dibantu dengan computer. Adapun perangkat CAD yang popular

(7)

antara lain Pro/ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, ZWCAD.

Pada kartografi digital perangkat lunak yang diguakan adalah AutoCAD Land Desktop. Digitasi yang dilakukan pada CAD disebut digitasi tak langsung. Digitasi peta secara tidak langsung merupakan proses penggambaran ulang dari peta garis/analog menjadi peta digital dengan bantuan alat pemindai (scanner). Setelah discanner, peta baru digambar ulang dengan komputer menggunakan software AutoCAD Land Desktop.

2.5.2 On-screen Digitizing di CAD

Metode untuk merubah data raster peta RBI menjadi data vector digital dapat dilakukan digitasi on-screen. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak AutoCAD Land Desktop atau perangkat lunak pendukung lainnya.

Dalam digitasi harus ada pengorganisasian Layer. Pada penggambaran peta digital dengan AutoCAD Land Desktop, yang sering berkonotasi dengan SIG, pengaturan layer merupakan hal yang sangat penting untuk dimengerti. Layer adalah sebuah logika untuk pengelompokan data, yang mempermudah organisasi dan penampilan data. Penanganan dan organisasi layer yang baik, indentik dengan manajemen data gamabar yang baik dan merupakan awal dari pembentukan SIG. Sebaliknya jika kita menggambar tanpa menghiraukan penataan layer, ketika gambar semakin kompleks, kesulitan-kesulitan pengelolaan dan penyuntingan akan mulai muncul.

Pemakaian layer sangat bermanfaat pada pembuatan peta digital. Peta lebih mudah didenifisikan karena masing-masing obyek pada peta mempunyai layer sendiri yang mempunyai aneka pilihan warnanya, jenis garisnya (tebel tipis, putus lurus) atau fill dari obyek tersebut (hatch). Keuntungan pengelompokan data dengan menggunakan layer :

a. Keamanan Data

b. Mudah dalam hal editing

c. Jenis informasi yang ingin ditampilkan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan d. Informasi objek lebih teratur.

(8)

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. Perangkat keras (Laptop dan mouse)

2. Perangkat lunak (AutoCAD Land Desktop) Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah: 1. Peta RBI Lembar 1508-241 Berbek

Gambar 1. Peta RBI 1508-241 Berbek 3.2 Prinsip Kerja Alat

Berikut adalah langkah-langkah digitasi menggunakan perangkat lunak AutoCAD Land Desktop:

A. Memasukan Peta Raster Digital ke lembar Kerja 1. Buka perangkat lunak AutoCAD Land Desktop.

2. Masukan peta raster yang disediakan dengan menggunakan menu Insert > Raster Image atau command untuk fungsi ini adalah _imageattach

(9)

4. Klik sembarang pada lembar kerja agar peta tertampil pada lembar kerja.

5. Atur ukuran peta , tidak perlu mengacu pada koordinat atau ukuran tertentu, karena hal tersebut akan dilakukan pada langkah selanjutnya, yaitu dengan Rubber Sheet. B. Rubber Sheet

1. Atur satuan yang digunanakan pada lembar kerja yang sesuai dengan satuan koordinat pada peta.

2. Pilih menu Map > Tools > Rubber SheetB atau command untuk fungsi ini adalah _adersheet

3. Perhatikan command window, ketika muncul tulisan base point, pilih titik pada peta raster yang telah diketahui koordinatnya, misalnya perpotongan grid pada peta. 4. Setelah itu, akan muncul reference point untuk memasukan koordinat titik tersebut. Gunakan daftar koordinat x, y yang tersedia di pojok peta pada perpotongan sumbu x dan y.

5. Setelah mendapatkan 4 titik, tekan enter sekali lagi untuk mengakhiri pendefinisian titik.

6. Pilih objek yang akan dibawa koordinat sebenarnya sengan select kemuadian pilih bidang peta keseluruhan. Tekan enter untuk mengakhiri.

7. Tampilkan peta hasil rubber sheet yang telah dilakukan. C. Digitasi On screen

1. Siapkan layer –layer dengan objek yang ingin diidentifikasikan pada peta raster. 2. Lakukan digitasi terhadap objek – objek pada peta raster sesuai layer masing –

masing objek dengan mengaktifkan layer terlebih dahulu.

3. Digitasi dapat dilakukan dengan menggunakan polyline. Manfaatkan fitur OSNAP. 4. Gunakan point untuk men-digitasi objek – objek yang berupa titik.

5. Setelah semua objek pada layer yang telah ditentuan sudah terdigit maka dilakukan editing dengan Drawing Clean Up untuk menyempurnakan hasil digitasi.

(10)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS 4.1 Hasil Praktikum

Hasil dari praktikum digitasi peta RBI Lembar 1508-241 Berbek adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Hasil Digitasi Peta RBI Lembar 1508-241 Berbek

Hasil tampalan peta RBI Lembar 1508-241 Berbek (Hilda Arssy Wiga Cintya – 3513100061) dan Lembar 1508-242 Loceret (M. Wildan Bobsaid - 3513100064)

(11)

Gambar 3. Hasil tampalan Peta RBI Lembar 1508-241 dan Lembar 1508-242

4.2 Analisis Hasil Praktikum

Analisis dari praktikum digitasi Peta RBI Lembar 1508-241 Berbek adalah sebagai berikut:

1. Pada digitasi peta RBI Lembar 1508-241 Berbek dilakukan pengorganisasian layer dengan tujuan mempermudah proses digitasi karena peta lebih mudah didenifisikan karena masing-masing obyek pada peta mempunyai layer sendiri yang mempunyai pengelompokan sendiri yaitu berupa garis, titik, atau poligon. Berikut ini adalah tampilan pembagian layer pada digitasi Peta RBI Lembar 1508-241 Berbek.

Gambar 4. Daftar Layer Digitasi Peta RBI Lembar 1508-241 Berbek 1. Layer Bangunan (Poligon)

(12)

3. Layer Batas Kabupaten (Poligon) 4. Layer Jalan Lokal (Garis)

5. Layer Sungai (Garis)

6. Layer Kantor Pemerintah (Titik) 7. Layer Rumah Sakit (Titik) 8. Layer Sekolah (Titik)

9. Layer Tempat Ibadah (Titik) 10. Layer Pemukiman (Poligon) 11. Layer Perkebunan (Poligon)

2. Proses penampalan peta dilakukan dengan nomor peta yang bersebelahan. Dalam praktikum ini peta RBI Lembar 1508-241 bersebelahan dengan Lembar 1508-242. Saat menampalkan dilakukan proses penyatuan layer. Dalam proses ini terkadang terdpat hasil digitasi yang tidak pas. Hal ini diatasi dengan menggeser hasil digitasi masing-masing peta ke rata-rata antara peta satu dengan lainnya sampai menyatu seluruhnya.

(13)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang saya lakukan, saya dapat melakukan rubber sheet dan digitasi on screen. Dalam digitasi on screen saya membuat layer – layer objek seperti bangunan, jalan arteri, jalan lokal, batas kabupaten, batas kecamatan, sungai, vegetasi (daerah berwarna hijau), pemukiman, kantor pemerintahan, tempat ibadah, rumah sakit, dan sekolah.

5.2 Saran

Dalam praktikum ini saran yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut:

1. Saat melakukan rubbersheet diusahakan mendapat lokasi koordinat yang pas sehingga hasil transformasi tidak miring atau tepat pada peta rasternya. Rubbersheet dapat dilakukan berulang kali sampai sesuai dengan letak koordinat yang diinginkan.

2. Saat mendigitasi objek berupa poligon, lakukan digitasi secara manual bukan dengan boundary untuk mempermudah saat proses topologi saat praktikum selanjutnya.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Brinker, Russel C., Paul R.Wolf. 1984. Elementary Surveying, Harper and Row. New York. GIS Consortium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGis Tingkat Dasar. Banda Aceh.

Ismail, Pratama. 2012. Pembuatan Peta Rupabumi.

https://pratamaismail.wordpress.com/2012/04/18/pembuatan-peta-rupabumi/ (diakses pada tanggal 28 Maret 2015)

Landoala, Tasrif. 2013. Digitasi Peta. Palu. http://jembatan4.blogspot.com/2013/08/digitasi-peta.html/ (diakses pada tanggal 14 Maret 2015)

N, Anton C. 2012. Computer Aided Design. http://teknik-manufaktur.blogspot.com/2012/09/cad-computer-aided-design.html/ (diakses pada 28 Maret 2015)

Pratama, Khaerul. 2014. Laporan Praktikum Kartografi Digital. Yogyakarta: Program Diploma Teknik Geomatika Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Sukirno, Ir. MS. 1999. Handout Ilmu Ukur Wilayah. Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian UGM

Syafrisar, Putra. 2012. Transformasi Koordinat (Part 1). Riau. http://putra-syafrisar.blogspot.com/2012/12/transformasi-koordinat-part-i.html/ (diakses pada tanggal 14 Maret 2015)

Gambar

Gambar 1. Peta RBI 1508-241 Berbek 3.2 Prinsip Kerja Alat
Gambar 2. Hasil Digitasi Peta RBI Lembar 1508-241 Berbek
Gambar 4. Daftar Layer Digitasi Peta RBI Lembar 1508-241 Berbek 1. Layer Bangunan (Poligon)

Referensi

Dokumen terkait

PARA PIHAK saling mem&antu melaksanakan Prgram Imunisasi dengan meman"aatkan sum&er daya dan "asilitas yang ada di lingkungan PARA PIHAK 1. Prses

Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkah – langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah

Pada penelitian ini akan dilihat aktivitas antioksidan pada beberapa tanaman buah, diantaranya buah jeruk bali, paprika hijau, tomat, dan sirsak dengan menggunakan

Perekonomian masyarakat Serangan merupakan faktor motivasi utama masyarakat Serangan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, di samping meningkatnya aksesibilitas

SOEKARNO HATTA TROMOLPOS 1 TANJUNG KARANG RUMAH SAKIT   LAMPUNG BANDAR LAMPUNG KOTA RS NATAR MEDIKA LAMPUNG ( YADIKA GROUP) JL RAYA NATAR NO.4 MUARA PUTIH RUMAH SAKIT  

Dan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa kompensasi dewan komisaris serta direksi (COMP) berpengaruh terhadap agresivitas pajak (CETR).. Jadi dapat

&ULWLFDO 'LVFRXUVH $QDO\VLV (CDA). Pertama, discourse dengan ‘d’ kecil yang merujuk pada bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Kedua , discourse dengan “D”

Hasil prediksi El Nino menunjukkan kondisi El Nino netral, sedangkan prediksi OLR ( Outgoing Longwave Radiation ) dan estimasi curah hujan berdasarkan input anomali suhu