• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Gonore

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Gonore"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Penyakit kelamin (veneral disease) sudah lama dikenal dan beberapa diantaranya sangat populer di Indonesia yaitu sifilis dan gonore. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, seiring dengan perkembangan peradaban masyarakat, banyak ditemukan penyakit penyakit yang baru, sehingga istilah tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi sexually transmitted disease (STD) atau penyakit menular seksual. (1)

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, walaupun tidak ada gejala yang timbul di alat kelamin. Infeksi menular seksual akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. IMS perlu mendapatkan perhatian karena dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan, dan bahkan kematian. Untuk remaja perempuan, resiko untuk terkena IMS lebih besar dari pada laki-laki sebab alat reproduksinya lebih rentan. Seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit menjadi lebih parah.(2)

Peningkatan insiden infeksi menular seksual (IMS) dan penyebarannya diseluruh dunia tidak dapat diperkirakan secara tepat. Dibeberapa Negara disebutkan bahwa pelaksanaan program penyuluhan yang insentif akan menurunkan insiden IMS atau paling tidak insidennya relative tetap. Namun demikian, disebagian besar Negara, insiden IMS relative masing tinggi, dan setiap tahun beberapa juta kasus baru beserta komplikasi medisnya. (15)

Gonore ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman Neisseria gonorrhoeae dimasukkan dalam kelompok Neisseria. Selain spesies itu, terdapat 3 spesies lain, yaitu N meningitidis dan 2 lainnya yang bersifat komensal N, catarrhalis serta N. Pharyngis sicca. Keempat ini susah dibedakan kecuali dengan tes fermentasi(3)

(2)

menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya terutama pada kulit dan persendian.(4)

Gonore pertama kali ditemukan pada pertengahan tahun 1970-an dan dengan cepat meluas keberbagai negara didunia. Di afrika barat dan timur, tempat pertama kali ditemukan tetap merupakan endemik dan didapatkan pada lebih sepertiga isolat. Survei di Filipina melaporkan sebanyak 30-40%, dan terutama ditemukan pada pekerja seks komersial. Di Jakarta mulai dilaporkan pada tahun 1980 dan sampai sekarang. Di kota besar NGPP (N. Gonorrhoeae penghasil penisillin terdapat sekitar 40-60% sedangkan di kota-kota kecil sampai saat ini belum diperoleh data mengenai hal itu. (1)

BAB II

(3)

1. Definisi

Gonore adalah semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria

gonorrhoeae, infeksi purulen ini terjadi pada permukaan membran

mucosa. N. gonorrhoeae disebarkan oleh kontak seksual atau melewati transmisi selama melahirkan. CDC (The Center for Disease Control) merekomendasikan bahwa pasien dengan infeksi gonorrhea juga harus diobati dengan infeksi yang menyertai misalnya Chlamydia trachomatis. (1,5)

Gonore adalah penyakit infeksi yang menular secara seksual yang dapat menginfeksi pria dan wanita. Penyakit ini dapat menginfeksi genital, rectum, dan tenggorokan. Ini merupakan infeksi umum, terutama pada anak muda berumur 15-24 tahun, setiap orang yang aktif seksual dapat menderita gonore. Banyak orang yang menderita gonore tidak menyadarinya khusunya wanita yang tidak mempunyai gejala. Gonore dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan apabila tidak diobati maka dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.(6,7) 2. Etiologi

Gonore disebabkan oleh bakteri Gonococcus yang intraselular, aerob dan mempunyai 4 spesies yaitu N. gonorrhoeae, N. menigitidis, N.

pharyngis,dan N. catarrhalis. Bakteri ini pertama kali ditemukan pada

tahun 1879 oleh Albert Ludwig Sigismund Neisser. Gonokok termasuk golongan diplococcus berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8u dan panjang 1,6u bersifat tahan asam dan berpasangan. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram bersifat Gram negatif terlihat diluar dan didalam leukosit, tidak tahan lama diudara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu diatas 39ºC dan tidak tahan cairan desinfektan. (3,5)

Secara morfologik gonococcus ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Banyak faktor yang memediasi virulensi dan patogenitas gonococcus. Pili akan melekat pada mukosa epitel kuboid yang akan menimbulkan reaksi radang dan mencegah hancurnya oleh neutrofil. Infeksi biasanya diikuti oleh inokulasi mukosa selama kontak seksual anal, vaginal dan oral.OPA

(4)

(Opacity-associated protein) meningkatkan ikatan antara gonokok dan fagosit,

mempromosikan invasi ke sel host dan biasanya dapat menurunkan reaksi imun. (3,5)

Gonore juga dapat ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak selama proses kelahiran vaginal, karateristiknya akan menyebabkan infeksi mata dan inflamasi. (ophthamia neonatorum).(8)

3. Epidemiologi

Gonore adalah penyakit terbanyak kedua yang ditemukan di amerika serikat, penyakit ini mempunyai prevalensi yang tinggi pada negara berkembang.(8)

Gonore adalah penyakit yang hanya ditemukan pada manusia dan mempunyai adaptasi paling tinggi pada ekologi setempat.(9)

Estimasi infeksi gonore baru di USA(United States American) dengan kurang dari setengah dilaporkan. Pada tahun 2009, 301.174 kasus gonore yang dilaporkan ke CDC(Center for Disease Control dan

Prevention) US. Rata-rata negara pada tahun 2009 adalah 99.1% kasus per

100.000 populasi, 10.5% menurun pada tahun 2008 dengan variasi antar negara. Beberapa ahli mengestimasi biaya gonore dan komplikasinya mencapai 1.1 milyar.Pada anak yang terlibat kekerasan seksual, rata-rata penyembuhan gonore berkisar antara 1% sampai 30%. Pada wanita remaja yang aktif seksual, asimtomatik gonore muncul 1-5%. Tapi jumlah ini semakin menurun dengan adanya screening.(5,6)

Dengan estimasi 200 juta kasus baru gonore muncul. Pada tahun 1999, jumlah kasus baru infeksi gonore yang didiagnosa di amerika utara adalah 1.56 juta, eropa barat 1.11 juta, asia selatan dan tenggara adalah 27.2 juta serta amerika latin dan Karibia adalah 7.27 juta.(5)

Walaupun data frekuensi tidak diketahui pada negara berkembang, negara berkembang inilah yang mempunyai frekuensi tinggi infeksi gonore dan komplikasinya. Infeksi gonore pada wanita hamil di Republik Afrika dan Afrika selatan adalah 3.1% dan 7.8%. Semua populasi yang aktif seksual mempunyai resiko infeksi gonore dan level resikonya

(5)

bertambah dengan jumlah patner seksual dan adanya Infeksi menular seksual lainnya. (5)

Walaupun ras tidak mempunyai efek intrinsik terhadap infeksi gonore, frekuensi di Amerika serikat bertambah pada individu dengan status sosial ekonomi rendah, populasi yang minoritas. Ini mungkin karena kurangnya akses dalam mendiagnosis dan terapi. Kurangnya pelayanan kesehatan yang baik, yang membuat tingkat infeksi bertambah. Pada kelompok suku lain, jumlah rata-rata dari 2002 sampai 2006 bertambah, 22.8% di Amerika Indian/ Alaska. 17.7% di whites dan 11.8% untuk suku hispanik. Serta suku asia dengan 1.4%. (5)

Rasio antara pria dan wanita adalah 1:1.2, namun, wanita biasanya asimtomatik. Wanita yang umurnya lebih muda dari 25 tahun mempunyai resiko paling tinggi infeksi gonore. Pria yang melakukan hubungan seks dengan pria biasanya telah terinfeksi oleh gonore dan mempunyai kemungkinan rata-rata yang sangat tinggi dalam resistan antibiotik terhadap bakteri. Pada tahun 1980, prevalansi antara pria dan wanita sudah hampir sama pada semua kelompok umur. (5,8)

4. Patogenesis

Patofisiologi N. gonorrhoeae dan virulen lainnya berbeda subtipe tergantung pada karateristik antigen pada permukaan protein masing-masing. Beberapa subtipe dapat menghindari respon serum imun dan dapat mengarahkan ke infeksi diseminata (sitemik). (5)

Pasien yang mengalami penyakit ini biasanya mempunyai masa inkubasi 2-7 hari, tapi bisa lebih. (10)

Karateristik plasmid baik biasanya membawa gen resisten antibiotik, yang paling banyak ditemukan adalah penicillin. Gen plasmid dan nonplasmid ditransmisikan secara bebas diantara subtipe berbeda. Perubahan gen protein permukaan menghasilkan tempat infeksi yang baik. perubahan gen resisten antibiotik telah mengarahkan ke resisten antibiotik beta lactam. Resisten Fluoroquinolone telah didokumentasikan pada beberapa pulau dan tersebar pada populasi di amerika serikat. (5)

Gonococcus mempunyai afinitas untuk epitelium columnar.Epitelium berlapis dan pipih lebih resisten terhadap serangan. Gonococcus mempenetrasi diantara sel epitelial, menyebabkan inflamasi

(6)

submucosa dengan reaksi leukosit polymorphonuclear (PMN) dengan pengeluaran purulen. Rantai gonococcus yang menyebabkan infeksi diseminata biasanya menyebabkan sedikit inflamasi genital dan biasanya tidak ditemukan saat di deteksi. Kebanyakan tanda dan gejala infeksi diseminata adalah manifestasi pembentukan dan penyimpanan imun kompleks. Banyak infeksi yang tersebar biasanya dengan abnormalitas faktor utama komponen komplemen. (11)

Infeksi gonore Diseminata (DGI/IGD) muncul diikuti sekitar 1% dari infeksi genital. Pasien dengan DGI biasanya akan ada panas,

arthralgias, ruam, migratory polyarthritis, septic arthritis, tendonitis,

tenosynovitis, endocarditis dan meningitis. Organisme N. Gonorrhoeae menyebar dari tempat awal seperti endocerviks, uretra, faring atau rectum dan diseminata pada darah untuk menginfeksi organ lain. Biasanya, beberapa tempat masuk, seperti kulit dan sendi telah terinfeksi. Organisme neisseria diseminata pada darah karena beberapa faktor predisposisi seperti perubahan fisiologi host, faktor virulen organisme sendiri, dan kegagalan pertahanan imun host. Contohnya perubahan pH vagina selama menstruasi, kehamilan dan periode puerperium membuat lingkungan vagina lebih mudah untuk pertumbuhan organisme dan menyediakan akses tambahan ke pembuluh darah (3 dari 4 kasus DGI muncul pada wanita, mudahnya terinfeksi bertambah ketika infeksi primer mukosa muncul selama menstruasi dan kehamilan.(5)

Gangguan pada imun tubuh juga dapat mempengaruhi patofisiologi, dengan beberapa pasien akan mengembangkan bakterimia. Khusunya, pasien dengan defisiensi komponen komplemen terminal yang tidak mampu melawan infeksi, sebagai komplemen berperan penting dalam membunuh organisme neisseria. Sebanyak 13% pasien dengan DGI mempunyai defisiensi komplemen.(5)

5. Faktor resiko

Gonore lebih sering terjadi pada usia yang muda, aktif dalam seksual, dan infeksi lebih umum pada laki-laki di ameriksa serikat, insiden gonore paling banyak pada kulit hitam, terendah di asia. Di afrika, prevalensi gonore pada wanita hamil adalah 10%.(11)

(7)

Insiden tertinggi pada infeksi gonore di amerika serikat adalah pada umur 15-24 tahun. Ini terjadi karena beberapa hal sebagai berikut:(5)

 Bertambahnya jumlah pasangan seksual

 Menurunnya akses ke atau menggunakan pelayanan kesehatan

 Fisiologi ektopik pada ikatan squamocolumnar pada wanita

 Menurunnya pertahanan kontrasepsi

Infeksi pada anak adalah tanda bahwa anak tersebut mengalami kekerasan seksual dan harus dilaporkan. Walaupun ada beberapa hal yang mendukung bahwa transmisi bisa terjadi tanpa transmisi non seksual pada anak dan transmisi dari dewasa ke anak yang berhubungan dengan tangan kotor dan higienitas. Gonore tetap sebagai penyakit pada populasi remaja dan dewasa muda dengan angka kejadian pada pria berumur 20-24 tahun dan pada wanita berumur 15-19 tahun. (5)

6. Manifestasi Klinis

Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama. Pada wanita masa tunas sulit untuk ditentukan karena pada umumnya asimtomatik. (1)

(8)

Gambar 1. Purulen, discharge uretra dari distal uretra(8)

Pada pria, presentasi paling umum adalah discharge uretra purulen, 90% akan berkembang menjadi urethritis dalam kurun waktu 5 hari sedangkan pada wanita biasanya asimtomatik, ketika gejala muncul, ini biasanya >14 hari setelah terpapar. Jika tidak di obati maka akan menyebabkan pembentukan absses dan infeksi gonore diseminata.(11)

Masa inkubasi sangat singkat, pada laki-laki 2-5 hari, kadang – kadang lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati diri sendiri, tetapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh penderita.pada wanita masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya asimtomatik.(1)

Beberapa pria dengan gonorrhoeae biasanya tidak memiliki sindrom, tapi ada beberapa gejala contohnya:(6)

- Sensasi terbakar diperiksa saat buang air kecil; - Disharge putih, kuning atau hijau dari penis.

- Rasa sakit pada testis yang membengkak (walaupun agak jarang). Gejala pada wanita adalah sebagai berikut:

- Rasa sakit dan sensasi terbakar ketika buang air kecil. - Menambahkan discharge

- Perdarahan vagina diantara periode.

Infeksi Rectal biasanya tidak mermpunyai gejala dan penyebabnya.

Gejala pada pria dan wanita: - Gatal pada wanita - Kering teggorongan:

(9)

- perdarahan;

- pergerakan usus yang sakit. 7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang:

1. Sediaan langsung/ Pewarnaan gram(1.3)

Dapat ditemukan gram negatif diplococcus intraseluler dan ekstraseluler dalam leukosit PMN pada eksudat. Bahan duh tubuh pria diambil dari fossa navicularis sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin., serviks, untuk pasien dengan anamnesis berisiko melakukan kontak seksual anogenital dan orogenital, maka pengambilan duh tubuh dilakukan pada faring dan rektum. Sensitivitas pemeriksaan langsung ini bervariasi, pada spesimen duh uretra pria sensitivitasnya berkisar 90-95%, sedangkan pada endoserviks sensitivitasnya hanya berkisar antara 45-65%, dengan spesifitasnya yang tinggi yaitu 90-99%. GO dikatakan positif bila dijumpai adanya diplokokus gram nrgatif dengan bentuk morfologinya yang khas dan biasanya terdentifikasi di dalam sel leukosit polimorfonuklear (intraselular) maupun dekat di sekitar sel leukosit (ekstraselular). (14)

(10)

Gambar 2. Gonococcus dengan leukosit PMN(8) 2. Kultur(1.3)

Identifikasi spesies perlu dilakukan pemeriksaan biakan (kultur). 2 macam media yang dapat digunakan:

1. Media transport: Media stuart dan Transgrow

2. Media pertumbuhan: Mc Leod’s chocolate agar, Thayer Martin, dan Modified Thayer Martin agar.

Media transgrow selektif dan nutritif untuk N. gonorrhoeaedan N.

meningiditis;dapat bertahan hingga 96 jam dan merupakan gabungan

media transport dan pertumbuhan sehingga tidak perlu ditanam kembali. Media ini merupakan metode modifikasi Thayer Martin dengan menambahkan trimetoprim untuk mematikan Proteus spp. 3. Tes Beta-Laktamse(1.3)

Pemeriksaan ini menggunakan cefinase TM dis. BBL 961192 yang mengandung chromogenic cephalosporin akan menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi merah

(11)

4. Tes Thomson(1.3)

Tes ini berguna untuk mengetahui sampai mana infeksi telah berlangsung. Dahulu pemeriksaan ini perlu dilakukan karena pengobatan pada waktu itu ialah pengobatan setempat. Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan yaitu:

- Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi - Urin dibagi menjadi 2 gelas

- Tidak boleh menahan kencing dari gelas I kegelas II

Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml, jika air seni kurang dari 80 ml, maka gelas II sukar dinilai baru menguras uretra anterior.

Hasil pembacaan:

Gelas 1 Gelas 2 Arti

Jernih Jernih Tidak ada infeksi Keruh Jernih Infeksi uretritis anterior

Keruh Keruh Panuretritis

Jernih Keruh Tidak mungkin

Tabel 1. Rekomendasi pemeriksaan laboratorium 5. Tes Identifikasi presumtif dan konfirmasi(1.3)

1. Tes Oksidase

Reagen oksidasi yang mengandung larutan tetrametil-p-fenilendiamin hidroklorida 1% ditambahkan kepada koloni gonococcus. Semua N. gonorrhoeae memberi reaksi positif dengan perubahan warna koloni yang semula bening menjadi merah muda sampai merah lembayung.

2. Tes Fermentasi

Tes dilanjutkan dengan memakai glukosa, sukrosa dan maltosa. N.

gonorrhoeae hanya meragikan glukosa.

8. Diagnosis

Dalam mendiagnosis penyakit ini kita membutuhkan bukti klinis dan salah satunya dari hasil laboratorium berupa pewarnaan serta kultur. Hasil lab dapat kita dapatkan gram-negatif diplococcus pada cairan swab urethrae.(10,11)

(12)

Gambar 3. Diagnosis pasien wanita dengan pendekatan sindrom(3)

(13)
(14)

Gambar 6. Diagnosis pria dengan pendekatan sindrom(3) 9. Diagnosis Banding

Beberapa DD untuk penyakit N. gonorrhoeae:(3,12,13) 1. Candidiasis

Penyakit ini akan memberikan manifestasi klinis berupa duh tubuh, gatal digenital, panas, nyeri sesudah miksi dan dispareunia. Penyakit ini disebabkan oleh candida albicans. Tanda yang khas adalah disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu berwarna puitih kekuningan. 2. Chlamydia

Infeksi Chlamydia merupakan infeksi paling umum yang disebabkan oleh bakteri yang dapat disembuhkan. Manifestasi klinisnya berupa pengeluaran duh tubuh disertai dengan urethritis pada pria dan endocervicitis pada wanita. Jika tidak diobati maka dapat menimbulkan epididymitis dan prostatitis. Walalupun pada wanita biasanya asimtomatik tapi biasanya koimplikasinya akan berat yaitu pelvic inflammatory disease (PID), kemandulan dan kehamilan ectopic.

3. Vaginosis Bakterial

Merupakan sidrom klinis, yang disebabkan oleh bertambah banyaknya organisme komensal dalam vagina (yaitu Gardnerella

vaginalis, Preevotella, Mobiluncus spp) serta berkurangnya organisme

Lactobacillus yang menghasilkan hidrogen peroksida. Pada keadaan normal bakteri ini yang mempertahankan suasana asam dan aerob di

(15)

vagina. Sebanyak 50% yang menderita penyakit ini tidak mengalami keluhan atau asimtomatik. Bila ada keluhan, umumnya berupa duh tubuh vagina normal, yang terjadi setelah hubungan seksual.

Pada pemeriksaan klinis duh tubuh berwarna abu-abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau amis, melekat didinding vagina, seringkali terlihat di labia dan fourchette. pH sekret vagina berkisar 4,5-5,5.

4. Trikominiasis

Trikomoniasis pada saluran urogenital dapat menyebabkan vaginitis dan sistitis. Walaupun sebagian besar tanpa gejala, tetapi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang cukup berat. Pada laki-laki biasanya mengalami urethritis. Trikomoniasis pada wanita asimtomatik. Pada kasus akut biasanya terlihat sekret vagina seropurulen sampai mukopurulen berwarna kekuningan, sampai kuning kehijauan, berbau tidak enak(malodor) dan berbusa.

Trikomoniasis pada laki-laki menyerang uretra, kelenjar prostat, dan kadang-kadang preputium, vesika seminalis dan epididimis. Pada umumnya gejala lebih ringan daripada wanita. Bentuk akut gejalanya adalah mirip urethritis non-gonore, misalnya disuria, poliuria, disertai sekret uretra mukoid dan mukopurulen. 10. Terapi

Insiden antibiotik resisten rantai N. gonorrhoeae telahmeningkat sejak 1940. Hal yang sangat di khawatirkan adalah pertumbuhan dari kasus penicillinase-producing N. gonorrhoeae. (5)

Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga dan sesedikit mungkin efek toksiknya. Dulu teryata pilihan utama ialah penisillin+probenesid. Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat dosis tunggal. (3)

Pengobatan lokal gonore tanpa komplikasi, infeksi cerviks, rectum, faring dan uretra:(8)

(16)

- Dosis tunggal intramuscular Ceftriaxone 125mg - oral cefixime 400mg 2 kali sehari

Alternatif dosis tunggal regimen cephalosporin: - Intramuscular Ceftriaxone 500mg

- oral cefotaxime 500mg,

- intramuscular cefoxitin 2g dengan oral probenecid 1g. - Jika Alergi penicillin, intramuscular spectinomycin 2mg.

Untuk pasien yang alergi dengan cephalosporin, - spectinomycin 2g dengan dosis tunggal IM.

Dalam terapi untuk chlamydia ditambahkan: - Azithromycin 1 g oral dosis tunggal,

- doxycycine 100 mg oral 2 kali sehari dalam 7 hari.(8) Pengobatan pada neonatus yang terinfeksi gonore:(8)

- Ceftriaxone, 25–50 mg/kg/hari IV atau IM dosis tunggal sehari selama 7 hari, atau untuk 10–14 hari jika meningitis ada

- Cefotaxime, 25 mg/kg IV atau IM setiap 12 jam untuk 7 hari, atau untuk 10–14 hari jika meningitis ada diketahui.

Dalam sebuah jurnal ditemukan bahwa ceftriaxone telah menjadi resisten untuk penyakit gonore, ini ditemukan di australia dengan beberapa bakteri.(9)

Beberapa obat golongan kuinolon untuk pengobatan gonore yaitu: - Ciprofloksasin 500 mg oral diberikan dosis tunggal.

- Ofloksasin 400 mg oral diberikan dosis tunggal.

Beberapa obat golongan sefalosforin untuk pengobatan gonore yaitu:

- Ceftriakson 500 mg IM diberikan dosis tunggal - Cefikxime 400 mg oral diberikan dosis tunggal

Rejimen yang dianjurkan oleh CDC adalah pilihan pertama adalah sefriakson 125 mg IM dosis tunggal dan pilihan kedua adalahn cefixime 400 mg oral dosis tunggal kemudian sifroloksasin 500 mg oral dosis tunggal atau ofloksasin 400 mg dosis tunggal.

(17)

11. Prognosis

Kebanyakan laki-laki yang terinfeksi mencari pengobatan karena gejala awal yang muncul untuk mencegah masalah serius, tapi tidak mencegah penularan ke orang lain. Kebanyakan infeksi pada wanita tidak mempunyai gejala yang terlihat sampai komplikasi seperti PID (Pelvic

Inflamation Disease), infertilitas, timbulnya kehamilan ektopik, DGI lebih

umum pada wanita dengan asimtomatik cervical, endometrium, atau infeksi tuba dan homoseksual dengan asimtomatik rectal atau gonore faring. (11)

Jika kau seorang wanita hamil yang terinfeksi N. gonorrhoeae maka melahirkan seorang anak akan membuat dia terinfeksi maka pengobatan yang baik akan menurunkan resiko pada bayi. (6)

12. Komplikasi

Gambaran klinis dan komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia. Oleh karena itu perlu pengetahuan susunan anatomi genitalia pria dan wanita. (3)

Komplikasi gonore pada pria dan wanita:(1,3) Infeksi Simtomatik pada pria: Uretritis

Infeksi ini akan menyebabkan beberapa komplikasi yaitu:

Lokal :

1. Tysonitis;

Kelenjar tyson adalah kelenjar yang menghasilkan smegma. Infeksi biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang panjang dan kebersihan yang kurang baik. diagnosis dibuat dengan ditemukannya butir pus atau pembengkakan daerah frenulum yang nyeri tekan.

2. Litriasis;

Tidak ada gejala khusus, hanya pada urin ditemukan benang-benang atau butir-butir. Bila salah satu saluran tersumbat maka akan terjadi abses folikular.

3. Cowperitis;

Bila hanya duktus yang terkena biasanya tanpa gejala, sedangkan infeksi yang mengenai kelenjar cowper dapat terjadi abses. Keluhan

(18)

berupa nyeri dan adanya benjolan pada daerah perineum disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada saat defeksi dan disuria.

4. Parauretritis;

Sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka dan hipospadia. Infeksi pada duktus ditandai dengan butir pus pada kedua muara uretre.

Ascendens : 1. Prostatitis,

Ditandai dengan rasa tidak nyaman di daerah perineum dan suprapubis, malaise, demam, nyeri saat berkemih, hematuri, spasme otot uretra hingga terjadi retensi uri, tenesmus ani, sulit buang air besar, serta obstipasi.

2. Trigonitis,

Infeksi asendens dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika urinaria. Trigonitis menimbulkan gejala poliuria, disuria terminal dan hematuria.

3. Vesikulitis,

Merupakan radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus ejakulatorius, dapat timbul menyertai prostatitis akut atau epididimitis akut. Gejala subjektif menyerupai prostatitit akut yaitu demam,polakisuria, hematuria terminal, nyeri pada saat ereksi atau ejakulasi

4. Epididimitisdan Vas Deferentitis/ Funikulitits

Gejala berupa rasa nyeri pada daerah abdomen bawah sisi yang sama dengan terjadinya infeksi.

5. Orkitis

Reaksi inflamasi akut yang terjadi pada testis yang diakibatkan oleh bakteri dan merupakan infeksi sekunder. Hal ini dapat menyebabkan strerilitas. Apabila dilihat maka terlihat testis membesar, dan akan terasa nyeri ketika duduk.

Infeksi Simtomatik pada wanita: Uretritis dan servisitis Infeksi ini akan menyebabkan beberapa komplikasi yaitu:

(19)

1. Bartholinitis

Labium minor sisi yang terkena membengkak, merah dan nyeri tekan. Kelenjar bartholin membengkak, terasa nyeri sekali bila berjalan dan pasien sukar duduk. Bila saluran kelenjar tersumbat maka akan terjadi abses atau dapat pecah melalui mukosa dan kulit.

2. Parauretritis

Kelenjar dapat terkena tapi biasanya jarang terjadi abses.

Ascendens : Salpingitis, Penyakit radang pinggul (PRP) dan Pelvic Inflammatory Disease (PID)

Peradangan bersifat akut, subakut atau kronis. Ada beberapa faktor predisposisi, yaitu:

- Masa puerperium - Dilatasi setelah kuretase

- Pemakaian IUD, tindakan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) Cara infeksi dari serviks melalui tuba fallopi sampai pada daerah salping dan ovarium, sehingga dapat menimbulkan Penyakit radang pinggul (PRP). Infeksi ini dapat menimbulkan kehamilan ektopik dan sterilitas. 10% wanita dengan gonore akan mengalami PRP. Gejala subjektif berupa nyeri pada daerah abdomen bawah, keluarnya duh tubuh vagina, disuria, dan menstruasi yang tidak teratur atau abnormal. Kira-kira 1% penyakit gonore akan berlanjut pada komplikasi gonore diseminata. Penyakit ini banyak didapat pada penderita dengan gonore asimtomatik sebelumnya, terutama pada perempuan. Gejala yang timbul bisa berupa: artritis (terutama monoartritis), miocarditis, endocarditis, pericarditis dan meningitis.

13. Pencegahan

Beberapa pencegahan gonore adalah sebagai berikut: (4,6,7,10) a. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal, dan oral

dengan orang terinfeksi; b. Edukasi Sex

(20)

c. Pemakaian kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini; d. Hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai; e. Sarankan juga pasangan seksual agar diperiksa guna mencegah infeksi

lebih jauh dan mencegah penularan;

f. Wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar g. Pemberian preparat tetes mata antimikroba pada bayi yang baru lahir. h. Berhubungan lama secara mutual dengan seorang wanita atau

hubungan monogami pada pasangan yang telah dites dan negatif infeksi menular seksual.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Fahmi DS. Gonore In: Zubier Farida(editor). Infeksi menular Seksual edisi

keempat. FKUI. Jakarta: 2015. Pp:65

2. Nyoman K, Ni. Infeksi Menular Seksual dan Infeksi Saluran Reproduksi. Diskes Bali. Bali: 2011.

3. Fahmi, DS. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ketujuh. FKUI. Jakarta: 2015.

4. Clevere S,R dan Ari M, GA Made. Penyakit kulit dan kelamin. Nuha medika. Yogyakarta:2013. Pp:131

5. Wong B. 2015. Drug & DiseaseGonorrhoeae. Medscape (Online). Diakses pada tanggal 2 November 2015 dari (http:// emedicine. medscape. com/article/218059-medication#showall)

6. Division of STD prevention. 2015. STDGonorrhoeae. CDC (online). Diakses pada tanggal 2 November 2015 dari (http:// www. cdc. gov/ std/ gonorrhea/stats.htm)

7. MedlinePlus. 2015. Gonorrhoeae. Diakses pada tanggal 2 November 2015

dari (https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/gonorrhea.html)

8. Goldsmith L. A. dkk. 2012. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine

Eighth Edition. New York: McGraw Hill.

9. Tapsall, JW. 2005. AntibioticResistantein Neisseria gonorrhoeae. Diakses

pada tanggal 2 November 2015 dari

(http://cid.oxfordjournals.org/content/41/Supplement_4/S263.full)

10. Chandra B. Kontrol Penyakit Menular Pada Manusia. EGC. Jakarta: 2013. Pp:42

11. Wolff K, Johnson R.A, Saavedra A.P. 2013. Fitzpatrick’s Color Atlas and

Synopsis of Clinical dermatologys Seventh Edition. New Yoark: Mc Graw

Hill.

12. Malik SR, et al. GonoreIn: Amiruddin, MD(editor). Penyakit Menular

Seksual. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2004.

13. Malhotra M et al. 2013. Genital Chlamydia Trachomatis: An Update. Diakses pada tanggal 2 November 2015 dari(http:// www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3818592/)

14. Afriana N. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi

(22)

tanggal 14 januari 2016 dari(http:// www.lib.ui.ac.id.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3818592/)

15.Jawas FA, Murtiastutik D. 2008. Gonorrhoeae patient in sexually

transmitted disease division, dermato venerology departemen of Dr. Soetomo general hospital in 2002-2006: An Update. Diakses pada tanggal

14 januari 2016 dari(http://

Gambar

Gambar 2. Gonococcus dengan leukosit PMN (8) 2. Kultur (1.3)
Tabel 1. Rekomendasi pemeriksaan laboratorium 5. Tes Identifikasi presumtif dan konfirmasi (1.3)
Gambar 3. Diagnosis pasien wanita dengan pendekatan sindrom (3)
Gambar 5. Diagnosis pada pria dengan pendekatan mikrospkop (3)

Referensi

Dokumen terkait

Penulis membuat konsep perancangan corporate identity untuk memberi solusi Batik Tulis Tenggeran Kota Probolinggo yaitu dengan membuat corporate identity berupa

Komunikasi agresif memiliki satu buah sub yaitu Komunikasi Aggresif tidak Langsung yang berupaya untuk memaksa orang lain melakukan hal yang kita kehendaki tetapi mereka

Sebagai alat komunikasi massa media dapat digambarkan dengan elemen-elemen sebagai berikut: Pertama, media merupakan aktivitas komunikasi massa yang berorientasi

dorongan dan arahan dosen sehingga mahasiswa dapat menjelaskan ide-idenya, mening- katkan respon, dan membuat hubungan ke pengetahuan Pengujian Hipotesis sebelum- nya; (4)

Beberapa survei dan penelitian menguatkan bahwa betapa penting kemampuan untuk bisa mendengar, bahkan banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kemampuan seseorang untuk

Dalam rangka pengembangan produk berbasis sumber daya lokal ini, sejak didirikan pada tahun 2013, telah banyak produk yang dikembangkan melalui serangkaian riset dan uji,

Berawal dari ketertarikan akan karya Sapardi Djoko Damono dalam membuat karya sastra puisi dengan kata yang sederhana tetapi memiliki makna terutama tentang

- Dislokasi anterior: siku dalam keadaan ekstensi yang berlebihan, pada lengan ba%ah terjadi pemendekan, sementara lengan ba%ah terjadi pemanjangan dalam