KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini yang berjudul “ Masalah Belajar dan Cara Mengatasinya ”. Tugas Rekayasa Ide ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu ” PSIKOLOGI PENDIDIKAN ”.
Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Saya menyadari bahwa tugas Rekayasa Ide ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu saya belum seberapa banyak. Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun untuk dapat menyempurnakan tugas Rekayasa Ide ini.
Akhir kata saya berharap semoga tugas Rekayasa Ide ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang akan memerlukannya di masa maupun waktu yang akan datang. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
MEDAN, 6 Mei 2017
JERICO FLORIAN SIHOMBING NIM. 5161122008
DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA
KATA PENGANTAR ...PENGANTAR ... 1... 1
DAFTAR DAFTAR ISI...ISI... ... 22 BAB BAB I I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... 3... 3
A. Latar Belakang ... 3
B. Tujuan Pembahasan... 3
C. Ruang Lingkup Pembahasan ... 3
BAB BAB II II PEMBAHASAPEMBAHASAN ...N ... 4... 4
A. Kajian Teori ... 4
B. Analisis Masalah Belajar dan Solusinya ... 5
1. Faktor Internal ... 5
2. Faktor Eksternal ... 5
A). Langkah – Langkah Mengenali Peserta Didik Yang Mengalami Kesulitan Atau Masalah Belajar... 7
B). Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik ... 7
BAB BAB III III PENUTUP ...PENUTUP ... 9... 9
Kesimpulan ... 9
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.
Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal, kedua; adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan, keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BP lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Berkait dengan kegiatan diagnosis, secara garis besar dapat diklasifikasikan ragam diagnosis ada dua macam, yaitu diagnosis untuk mengerti masalah dan diagnosis yang mengklasifikasi masalah. Diagnosa untuk mengerti masalah merupakan usaha untuk dapat lebih banyak mengerti masalah secara menyeluruh. Sedangkan diagnosis yang mengklasifikasi masalahmerupakan pengelompokan masalah sesuai ragam dan sifatnya. Ada masalah yang digolongkan kedalam masalah yang bersifat vokasional, pendidikan, keuangan, kesehatan, keluarga dan kepribadian. Kesulitan belajar merupakan problem yang nyaris dialami oleh semua siswa. Kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar.
B. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam penulisan ini adalah :
A. Mengidentifikasi berbagai permasalahan dalam proses belajar. B. Mengkaji berbagai persoalan tentang permasalahan belajar. C. Berbagai alternative dalam mengatasi permasalahan belajar. C. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan ini difokuskan pada berbagai permasalahan dalam belajar dan berbagai cara atau alternative dalam mengatasinya
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN
A. KAJIAN TEORI
Masalah adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan oleh kita sebagai penyimpangan kecil dalam bidang kehidupan yang kita alami. Permasalahan yang timbul akibat adanya berbagai faktor yakni faktor internal dan faktoe eksternal. Ruang lingkup masalah di dunia pendidikan sangat beragam baik itu mikro maupun makro, seperti halnya dalam proses belajar mengajar. Masalah atau problem dalam pembelajaran sangatlah mungkin, dan ini bisa disebabkan beberapa faktor, bisa dari peserta didik sendiri atau dari pengajar (guru). Dalam dunia pendidikan, diagnosis diartikan kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Diagnosis juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.
Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan“kesulit anan belajar” termasuk kegiatan diagnosa. Perlunya diadakan diagnosis
belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan, keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru beserta BP lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.
Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu, sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagai mana yang diharapkan. Hal itu menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan belajar yang merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita juga dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya
dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Sementara itu, setiap peserta didik dalam mencapai sukses belajar, mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak pula peserta didik mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya.
Menghadapi masalah itu, ada kecenderungan tidak semua peserta didik mampu memecahkannya sendiri. Seseorang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri. Ia tidak tahu apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak seolah tidak mempunyai masalah, padahal masalah yang dihadapinya cukup berat.
B. ANALISIS MASALAH BELAJAR DAN SOLUSINYA 1. Faktor Internal
1. Faktor Internal
Faktor ini meliputi gangguan psiko fisik siswa, yakni :
1) Yang bersifat kognitif seperti rendahnya rendahnya kapasitas intelektual.
2) Yang bersifat afektif antara labilnya emosi dan sikap. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang menyesuaikan diri serta ketidakmatangan emosi.
3) Yang bersifat psikomotor antara lain terganggunya alat indra, cacat tubuh, serta kurang berfungsinya organ-organ perasaan.
4) Motivasi. Kurangnya motivasi belajar akan menyebabkan anak atau siswa malas untuk belajar.
5) Konsentrasi belajar yang kurang baik.
6) Rasa percaya diri. Rasa percaya diri timbul dari keinginan berhasil dalam belajar.
7) Kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar akan mempengaruhi kemampuannya dalam berlatih da menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru.
8) Kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
2. Faktor Eksternal 2. Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan siswa yang tidak kondusif bagi terwujudnya aktifitas-aktifitas belajar. Yang termasuk dalam faktor ini adalah :
1) Lingkungan keluarga, seperti ketidak harmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya tingkat ekonomi keluarga.
2) Lingkungan masyarakat, seperti wilayah yang kumuh, teman sepermainan yang nakal. 3) Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, seperti dekat
pasar kondisi guru, serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
4) Guru sebagai pembina siswa belajar. Guru adalah pengajar yang mendidik. Dia tidak hanya menajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannnya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi bangsa.
5) Kurikulum sekolah. Adanya kurikulum baru akan menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin juga berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar juga berubah serta evaluasi berubah.
6) Terlalu berat beban belajar siswa maupun guru. 7) Metode belajar yang kurang memadai.
8) Sikap orangtua yang tidak memperhatikan anaknya. 9) Keadaan ekonomi.
Mengatasi malas belajar siswa agar bersemangat dan tidak malas untuk belajar, adalah hal yang harus dilakukan oleh orangtua di rumah maupun guru di sekolah. Terkadang siswa malas untuk belajar karena minat dan motivasi yang kurang dari orangtua maupun guru. Orangtua maupun guru harus mendukung dan memotivasi siswa agar bersemangat dan tidak malas untuk belajar. Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh orangtua maupun guru untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah sebagai berikut :
1) Menanamkan pengertian yang benar tentang belajar pada siswa sejak dini, menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada siswa, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab sebagai pelajar pada siswa merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang.
2) Berikan contoh belajar pada peserta didik.
3) Berikan intensif jika siswa belajar. Intensif yang dapat diberikan ke siswa tidak selalu berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan perhatian.
4) Orang tua sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak. Sehingga orangtua tahu perkembangan anak di sekolah.
5) Mengajarkan kepada siswa pelajaran-pelajaran dengan metode tertentu yang sesuai dengan kemampuan siswa.
6) Komunikasi. Orangtua harus membuka diri, berkomunikasi dengan anak untuk mendapat informasi tentang perkembangan anak tersebut.
7) Menciptakan disiplin. Jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti.
8) Pilih waktu belajar yang tepat dan anak merasa bersemangat untuk belajar agar anak mampu memahami apa yang sedang dipelajari.
9) Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman, orangtua memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar.
10) Menghibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak, apabila anak sedang sedih atau sedang sakit, sedang tidak ada motivasi untuk belajar, orangtua harus membangun motivasi anak agar bersemangat dalam belajar.
11) Gunakan imajinasi peserta didik. Orangtua membantu peserta didik membayangkan apa yang dia inginkan untuk masa depan, baik dalam waktu panjang atau pendek.
12) Mengarahkan peserta didik untuk berteman dan hidup dalam lingkungan yang baik dan mendukung.
13) Tidak memfokuskan bahwa belajar hanya dari buku saja. Tetapi dari lingkungan sekitar juga dapat digunakan untuk belajar.
14) Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar.
15) Membangun motivasi atau minat belajar siswa, sehingga siswa bersemangat dalam belajar.
16) Menyiapkan ruang kelas yang nyaman, kondusif, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
17) Guru dalam mengajar harus melibatkan anak secara aktif melalui kegiatan diskusi, tugas kelompok agar anak tidak bosan di dalam kelas. Karena metode guru yang mengajar dengan berceramah saja akan membuat siswa merasa bosan dan tidak memperhatikan. 18) Guru harus mempunyai model pembelajaran yang bervariasi dalam setiap pertemuan agar
tidak monoton, sehingga siswa semangat dengan metode pembelajaran yang baru. 19) Melakukan pendekatan terhadap siswa.
A). Langkah-langkah mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah A). Langkah-langkah mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar
belajar
1) Menunjukkan prestasi yang menurun atau rendah, di bawah rata rata. 2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. 3) Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
4) Prestasi menurun drastis.
5) Peserta didik sering bolos, masuk tanpa keterangan. 6) Bila ada tugas selalu tidak mengerjakan.
B). Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik B). Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik 1) Melakukan kunjungan rumah.
2) Meneliti pekerjaan siswa jika ada tugas rumah. 3) Mengamati tingkah laku peserta didik.
5) Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga untuk membantu memecahkan masalah peserta didik.
6) Menyelenggarakan bimbingan belajar atau kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar peserta mendidik. Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan, kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana peserta didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Sedangkan masalah belajar adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan oleh kita sebagai penyimpangan kecil dalam belajar yang kita alami. Ada dua faktor yang menjadi penyebab masalah belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi kurangnya motivasi dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar, intelegensi, bakat serta kesehatan mental. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat atau sosial.
Saran Saran
1) Bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau masalah belajar hendaknya bertanya kepada teman, guru atau berkonsultasi ke BK.
2) Apabila siswa belum memahami materi yang diajarkan oleh guru, siswa harus aktif bertanya kepada guru, jangan hanya diam saja. Karena jika siswa belum memahami materi
yang diajarkan akan membuat siswa malas belajar.
3) Bagi para guru atau pengajar harus lebih memahami karakteristik peserta didiknya, sehingga peserta didik lebih mudah memahami pelajaran.