• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN BAB. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN BAB. A. Latar Belakang"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1

A.

Latar Belakang

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien, dan efektif, penilaian dan pelaporan kinerja instansi pemerintah menjadi kunci dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap SKPD wajib menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) kepada Bupati sebagai perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran.

LKj IP dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. LKj IP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja, dan alat pendorong terwujudnya good governance serta berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.

BAB

(2)

2 Bertitik tolak dari Renstra SKPD Tahun 2010-2015 dan Rencana Kinerja Tahun 2015, maka LKj IP SKPD yang disusun merupakan realisasi hasil kegiatan tahun 2015 dan menyajikan laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Kepala SKPD kepada Bupati Gunungkidul.

B.

Tugas Pokok dan Struktur Organisasi

Dasar hukum pembentukan SKPD Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul adalah Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 12 Tahun 2008 dan telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 21 tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis Daerah.

1. Tugas Pokok

Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 21 Tahun 2011 bahwa Badan Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan umum di bidang kepegawaian; b. Perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian;

c. Pembinaan kepegawaian; d. Pengembangan pegawai;

e. Penyiapan bahan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai Negeri Sipil Daerah;

f. Penerapan dan pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian daerah;

g. Pembinaan disiplin dan kesejahteraan pegawai Negeri Sipil Daerah;

h. Pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional bidang Kepegawaian.

i. Pengelolaan UPT.

(3)

3 Sebagaimana dijelaskan pada pasal 8 bahwa untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di bidang kepegawaian.

Kegiatan dan pelayanan kepegawaian yang dilaksanakan dalam rangka manajemen kepegawaian daerah diantaranya :

1) Seleksi/Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil

2) Mutasi Pegawai (antar wilayah dan alih jenis kepegawaian) 3) Kenaikan Pangkat

4) Pelantikan Pejabat

5) Penyusunan Formasi Pegawai 6) Pensiun Pegawai

9) Cuti Pegawai 10) Taspen 11) Taperum 12) Inpassing Gaji

13) Kenaikan Gaji Berkala 14) Ujian Dinas

15) Penyesuaian Ijazah 16) Tugas Belajar 17) Bebas Tugas 18) KP4

19) Penghargaan Pegawai (Satya Lencana) 20) Karpeg

21) Karis/Karsu

22) Pembinaan Pegawai 23) Pendidikan dan Pelatihan

a. Prajabatan

b. Struktural

c. Teknis Fungsional 24) Izin Belajar

(4)

4 26) Pengelolaan Data/Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) dan File

Pegawai

27) Pemrosesan DP3 28) Pengelolaan LHKPN 29) Pengelolaan LP2P 30) Pengelolaan DUK

31) Pengelolaan Nominatif Pegawai 32) FIP (Formulir Isian Pegawai) 33) Pengembangan Jabatan Fungsional

34) Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) 2. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Lembaga Teknis Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 21 Tahun 2011 ini terjadi perubahan struktur di BKD, yang diberlakukan sejak awal tahun 2009. Hal ini sebagai upaya untuk optimalisasi pelaksanaan beban kerja agar lebih efektif dan efisien. Perubahan tersebut mencakup perubahan nomenklatur di bidang data dan pengembangan pegawai serta bidang mutasi, penambahan 1 struktur baru di sekretariat BKD yaitu Subbagian perencanaan dan penambahan 1 struktur baru di UPT Balai Diklat yakni Subbagian Tata Usaha. Bagan struktur organisasi sebagaimana terlampir. Adapun susunan organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri atas :

1) Kepala Badan;

2) Sekretariat, terdiri dari : a. Subbagian Perencanaan b. Subbagian Keuangan. c. Subbagian Umum

3) Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai, terdiri dari : a. Subbidang Bina Pegawai

b. Subbidang Kesejahteraan Pegawai

(5)

5 a. Subbidang Data.

b. Subbidang Pengembangan Pegawai. 5) Bidang Mutasi, terdiri dari :

a. Subbidang Kenaikan Pangkat dan Pensiun. b. Subbidang Pengangkatan dan Pemindahan. 6) Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi tersebut, didukung sumberdaya manusia yang memadai dengan jumlah pegawai sebanyak 58 orang pada akhir Tahun 2015. Adapun jabatan struktural di lingkungan SKPD sebanyak 15 jabatan, terdiri dari eselon II.b = 1 jabatan, eselon IIIa = 1. jabatan,eselon IIIb= 3 jabatan, eselon IVa = 9., dan eselon IVb = 1 jabatan. Sedangkan jumlah Pegawai Negeri Sipil non eselon sebanyak 43 orang.

Gambar 1.1

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul

Sedangkan komposisi pegawai SKPD berdasarkan Golongan Ruang adalah sebagai berikut:

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Eselon Akhir Tahun 2015

3% 7% 17% 73% eselon II eselon III eselon IV non eselon

(6)

6 Tabel 1.1

Komposisi Pegawai

No. Golongan/Ruang Bezetting 31 - 12 – 2015

1 II/a – II/d 13

2 III/a – III/d 38

3 IV/a – IV/e 7

Jumlah 58

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul.

Gambar 1.2

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul

C.

Permasalahan Utama (

Strategic Issued)

Diuraikan secara ringkas permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh Badan Kepegawaian daerah pada tahun 2015 yaitu ada 2 :

a. Kewenangan Pj. Bupati Yang terbatas. b. Moratorium Pegawai dari Pusat

Hal ini menyebabkan adanya beberapa pekerjaan dari Badan Kepegawaian Daerah tidak bisa diselesaikan sesuai dengan target yang ditentukan.

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Pangkat dan Golongan Pada Akhir Tahun 2015

22% 66% 12% Gol/Ruang II/a-II/d Gol/Ruang III/a-III/d Gol/Ruang IV/a-IV/d

(7)

7 Beberapa pekerjaan seperti Penataan Pejabat, pemindahan pegawai dan penataan staf menjadi tertunda. Hal ini di harapkan akan segera teratasi setelah ada Bupati terpilih yang sudah dilantik.

(8)

8 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gunungkidul merupakan alat perencanaan pembangunan jangka menengah yang menjadi tolok ukur kinerja daerah dalam melaksanakan amanat yang telah diberikan oleh masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya RPJMD tersebut dijabarkan dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) sebagai dokumen teknis operasional.

A. Rencana Strategis SKPD Tahun

2010

-

2015

Rencana Strategis SKPD ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD Nomor 21/KPTS/2011 tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul 2010-2015 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Kepala SKPD Nomor 33/KPTS/BKD/2015 Dokumen tersebut merupakan alat perencanaan pembangunan jangka menengah yang menjadi tolok ukur kinerja SKPD dalam melaksanakan amanat yang telah diberikan oleh masyarakat.

1. Visi dan Misi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat berkarya secara konsisten, tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul adalah : “Memfasilitasi dalam Mewujudkan Pegawai yang Profesional dan Sejahtera”.

Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya.

BAB

(9)

9 Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul yaitu :

1. Mengembangkan manajemen perkantoran yang modern.

2. Mengembangkan pengelolaan manajemen kepegawaian berbasis teknologi informasi.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur dan pelayanan administrasi kepegawaian.

4. Menerapkan reward and punishment bagi pegawai secara proporsional

2. Tujuan dan Sasaran

Sesuai dengan visi dan misi tersebut, dirumuskan tujuan pembangunan SKPD Tahun 2010-2015, yaitu:

MISI TUJUAN

1. Mengembangkan manajemen perkantoran yang modern.

1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan serta akuntabilitas kinerja 2. Meningkatkan efektivitas

manajemen pelayanan publik yang modern dan dengan memanfaatkan teknologi informasi

3. Meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan 2. Mengembangkan pengelolaan

manajemen kepegawaian berbasis teknologi informasi.

4. Mengembangkan pengelolaan data pegawai berbasis teknologi

informasi dan manual. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya

aparatur dan pelayanan administrasi kepegawaian

5. Meningkatkan kualitas pengembangan karier dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan PNS

6. Meningkatkan kualitas mutasi PNS 4. Menerapkan reward and punishment

bagi PNS secara proporsional

7. Meningkatkan disiplin PNS 8. Mewujudkan penghargaan atas

(10)

10 prestasi kerja PNS

9. Mewujudkan kesejahteraan pegawai

Berdasarkan tujuan tersebut, selanjutnya Badan Kepegawaian Daerah menjabarkan dalam sasaran-sasaran strategis yang akan dicapai secara tahunan selama periode Renstra. Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja

Sasaran Indikator Kinerja

Tujuan 1: Meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan serta akuntabilitas kinerja.

Sasaran Strategis 1:

Pelaksanaan program/ kegiatan yang sesuai target dengan kinerja yang dapat

dipertanggungjawabkan.

1. Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah (LAKIP);

2. Terlaksananya monitoring, evaluasi, dan

pengendalian program kegiatan SKPD

3. Tersusunnya LPPD.

Tujuan 2: Meningkatkan efektivitas pengelolaan administrasi perkantoran dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Sasaran Strategis 2: Penerapan pola pelayanan publik yang modern dengan pemanfaatan sistem

komputerisasi dan jaringan internal (LAN) dalam administrasi perkantoran.

1. Tersedianya Perangko dan Materai;

2. Tersedianya jasa komunikasi, sumber daya air, listrik, dan internet;

3. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor;

4. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional

5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga administrasi keuangan;

(11)

11

Sasaran Indikator Kinerja

6. Tersedianya Peralatan dan perlengkapan kebersihan

7. Tersedianya jasa perbaikan peralatan kerja; 8. Frekwensi penyediaan ATK;

9. Frekwensi penyediaan barang cetakan dan penggandaan;

10.Frekwensi penyediaan peralatan listrik; 11.Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor; 12.Tersedianya buku bacaan, buku peraturan

perundangan, dan surat kabar;

13.Tersedianya makanan dan Minuman yang tersedia untuk rapat koordinasi internal;

14.Tersedianya makanan dan Minuman yang tersedia untuk Tamu;

15.Terlaksananya rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah;

16.Tersusunnya RKA dan Anggaran Perubahan; 17.Tersusunnya review Renstra skpd;

18.Pendataan dan pengelolaan arsip skpd;

19.Penerapan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK);

20.Jumlah Mebelair yang tersedia; 21.Jumlah perlengkapan gedung kantor;

22.Rehab Gedung kantor Badan Kepegawaian Daerah dan UPT Balai Diklat;

23.Jumlah kendaraan dinas yang dipelihara; 24.Terfasilitasinya penyelesaian LP2P; 25.Terfasilitasinya LHKPN;

26.Terfasilitasinya penerbitan karis, karsu, karpeg; KPE;

(12)

12

Sasaran Indikator Kinerja

27.Terlaksananya Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat;

28.Terlaksananya Penyusunan Analisis Beban Kerja;

29.Terlaksananya Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur (SOP).

Tujuan 3: Meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan. Sasaran Strategis 3:

Sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan efektif.

1. Tersusunnya Laporan Keuangan Semesteran; 2. Tersusunnya Laporan Keuangan Akhir Tahun; 3. Tersusunnya Laporan Keuangan Bulanan/SPJ. Tujuan 4: Mengembangkan pengelolaan data pegawai berbasis teknologi

informasi dan manual. Sasaran Strategis 4:

Modernisasi pengelolaan data pegawai dan penataan data manual.

1. Tersedia dan terpeliharanya SIMPEG;

2. Terlaksananya penyusunan DUK dan Daftar Nominatif PNS;

3. Terlaksananya analisis perpanjangan tenaga kontrak.

Tujuan 5: Meningkatkan kualitas pengembangan karier dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan PNS.

Sasaran Strategis 5: Pengembangan karir yang tepat berdasarkan atas kinerja dan kompetensi.

1. Frekwensi pelantikan jabatan;

2. Frekwensi pengambilan sumpah PNS;

3. Tersusunnya Formasi PNSD dan Formasi Jabatan Fungsional

4. Terlaksananya penataan PNS;

5. Terlaksananya Pengadaan CPNS dari tenaga honorer kategori II;

6. Tersusunnya PAK Analis kepegawaian;

7. Terlaksananya pemrosesan Taperum, Taspen, dan Cuti;

(13)

13

Sasaran Indikator Kinerja

penetapan Tugas Belajar dan Izin Belajar; 9. Terlaksananya Ujian Dinas;

10.Terlaksananya Fasilitasi Penyelenggaraan Penerimaan Praja IPDN;

11.Pengangkatan cpns ke PNS Sasaran Strategis 6:

Pelaksanaan program diklat sesuai kebutuhan.

1. Terkirimnya CPNS mengikuti Prajabatan; 2. Terkirimnya PNS yang mengikuti diklat

struktural;

3. Terlaksananya Diklat Teknis;

4. Terlaksananya Diklat Fungsional Calon Pengawas TK/SD;

5. Terkirimnya peserta Diklat Teknis. Tujuan 6: Meningkatkan kualitas mutasi PNS.

Sasaran Strategis 7: Pelayanan mutasi PNS (kenaikan pangkat,

pengangkatan dan kenaikan jabatan fungsional,

Penyesuaian Masa Kerja, Pindah Wilayah Kerja, dan pensiun) dilaksanakan dan tepat waktu.

1. Terlaksananya Crash Program;

2. Jumlah PNS yang dapat naik pangkat;

3. Terselesaikannya fasilitasi pemrosesan pensiun;

4. Terlaksananya pembekalan pensiun;

5. Terselesaikannya proses mutasi PNS keluar masuk Pemkab Gk.

Tujuan 7: Meningkatkan disiplin PNS. Sasaran Strategis 8:

PNS yang dapat melaksanakan kewajiban dengan baik dan tidak melanggar larangan.

1. Tertanganinya kasus pelanggaran disiplin PNS; 2. Terselesaikannya masalah perkawinan dan

perceraian;

3. Terlaksananya pembinaan disiplin PNS; 4. Pengendalian internal skpd.

5. Terlaksananya bimtek penegakan disiplin Tujuan 8: Mewujudkan penghargaan atas prestasi kerja PNS.

(14)

14

Sasaran Indikator Kinerja

Sasaran Strategis 9: PNS diberikan penghargaan atas pengabdian dan prestasi kerjanya.

1. Terkirimnya usul penghargaan satya lencana 2. Terlaksananya Fasilitasi Pengisian DP3;

3. Terlaksananya Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan Dinas.

Tujuan 9: Mewujudkan kesejahteraan pegawai. Sasaran Strategis 10:

Seluruh PNS mendapatkan peningkatan kesejahteraan sesuai kinerjanya.

1. Terlaksananya Inpassing Gaji Pegawai 2. Terlaksananya Kenaikan Gaji Berkala 3. Terprosesnya KP4

Badan Kepegawaian daerah Kabupaten Gunungkidul telah menetapkan Indikator Kinerja Utama dengan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 181/KPTS/ 2014 tentang Indikator Kinerja Utama Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan hasil evaluasi dinyatakan bahwa IKU SKPD belum benar-benar bersifat outcome, sehingga Pemerintah Kabupaten Gunungkidul meminta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk mendampingi dan merumuskan kembali indikator kinerja utama. Dari hasil pendampingan tersebut kemudian ditetapkan dengan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 365/KPTS/2015 tentang Indikator Kinerja Utama Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul. Adapun Indikator Kinerja Utama SKPD adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Indikator Kinerja Utama

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Alasan/Penjelasan /Formulasi 1 Terciptanya aparatur

yang kompeten dan Profesional

Presentase penempatan PNS sesuai dengan kompetensinya

∑ PNS yg ditempatkan dan dipindahkan sesuai kompetensi ∑ pNS yg ditempatkan dan dipindahkan (X 100) Persentase PNS yg memiliki ∑ PNS yg

(15)

15 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Alasan/Penjelasan

/Formulasi kompetensi sesuai dengan

standar kompetensi memperoleh sertifikat diklat ∑PNS yg mengikuti diklat (X 100) 2 Meningkatnya disiplin aparatur

Persentase penanganan kasus pelanggaran disiplin PNS ∑Kasus pelanggaran disiplin PNS yg diselesaikan ∑Kasus pelanggaran disiplin per tahun (X 100) Persentase penurunan pelanggaran disiplin PNS ∑pelanggaran disiplin PNS tahun lalu(n-1) - ∑pelanggaran disiplin PNS tahun ini (n) ∑pelanggaran disiplin PNS tahun lalu (X 100) 3 Meningkatnya kualitas pelayanan kepegawaian

Indeks kepuasan penerima layanan

∑total nilai

persepsi per unsure ∑total unsure yg terisi(xnilai penimbang) 4 Meningkatnya

kinerja aparatur

Persentase aparatur dengan nilai SKP minimal baik ∑PNS yg nilai SKP nya mencapai 76 ∑ PNS (x 100%) 3. Program-program

Program dan kegiatan yang dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran: a. Penyediaan Jasa Surat-menyurat;

b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan Listrik; c. Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor;

(16)

16 d. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan kendaraan dinas/

operasional;

e. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan; f. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; g. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja h. Penyediaan Alat Tulis Kantor;

i. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;

j. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Bangunan Kantor;

k. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor;

l. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan; m. Penyediaan Makanan dan Minuman;

n. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah; o. Penyediaan jasa tenaga administrasi/ teknik perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur:

a. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor; b. Pengadaan Mebelair;

c. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor;

d. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional. 3. Program peningkatan disiplin aparatur:

c. Pengadaan pakaian khusus hari hari tertentu d. Penatalaksanaan kepegawaian SKPD 4. Program Fasilitasi Pindah/ Purna Tugas PNS:

a. Pemulangan pegawai yang dipensiun; b. Pemindahan Tugas PNS.

5. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur; a. Pendidikan dan pelatihan formal

6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD;

(17)

17 c. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun;

d. Penyusunan pelaporan keuangan bulanan/ SPJ. 7. Program Peningkatan kualitas pelayanan publik:

a. Pengelolaan data dan sistem informasi SKPD; b. Penyusunan Rencana Strategis SKPD

c. Penyusunan Rencana Kerja SKPD;

d. Monitoring, evaluasi, dan pengendalian program kegiatan SKPD; e. Pendataan dan Pengelolaan Arsip SKPD

f. Pengendalian internal SKPD. 8. Program Pendidikan Kedinasan:

a. Peningkatan Ketrampilan dan Profesionalisme. 9. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur:

a. Pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah; b. Pendidikan dan pelatihan struktural bagi PNS Daerah;

c. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Tugas dan Fungsi bagi PNSD; d. Pendidikan dan pelatihan fungsional bagi PNSD.

10.Program Pembinaan dan pengembangan Aparatur: a. Penyusunan Rencana Pembinaan Karir PNS; b. Seleksi penerimaan calon PNS;

c. Penempatan PNS;

d. Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS; e. Pembangunan/pengembangan sistem informasi kepegawaian daerah; f. Seleksi dan Penetapan PNS untuk tugas belajar;

g. Proses penanganan kasus-kasus Pelanggaran Disiplin PNS; h. Penerimaan Praja IPDN;

i. Fasilitasi penyelesaian LP2P dan LHKPN; j. Penilaian prestasi kerja;

k. Fasilitasi penerbitan KARIS, KARSU,KARPEG; l. Pendataan Tenaga Honorer;

m. Pengangkatan dan Kenaikan Jabatan Fungsional; n. Pemrosesan Administrasi Kesejahteraan PNS; o. Pemrosesan Penyesuaian Gaji PNS;

(18)

18 p. Pengangkatan CPNS ke PNS;

q. Penyelenggaraan Ujian Dinas. r. Pembinaan aparatur

B.

RENCANA

KINERJA

2015

Perencanaan kinerja adalah aktivitas analisis dan pengambilan keputusan di depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan di masa yang akan datang tentang tingkat capaian kinerja yang diinginkan serta target (quantitative objectives) apa yang harus dicapai dihubungkan dengan tingkat pelaksanaan program/kegiatan. Perencanaan Kinerja merupakan bentuk komitmen pencapaian kinerja yang menjabarkan rencana kegiatan dan target kinerja tahunan organisasi.

Untuk operasionalisasi perencanaan jangka menengah tersebut SKPD menyusun perencanaan kinerja tahunan yang disusun dalam bentuk Rencana Kerja SKPD. Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka perlu menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang secara substantif tidak jauh berbeda dengan Renja.

Rencana Kinerja Tahunan 2015 mencerminkan rencana kegiatan, program, dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis SKPD Tahun 2010-2015. Pada dasarnya RKT 2015 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai SKPD selama tahun 2015. Target kinerja merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama tahun 2015 dari semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan maupun sasaran tahunan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan dijadikan tolok ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian visi misinya.

Target sasaran untuk Tahun 2015 merupakan target tahun kelima dari Renstra SKPD 2010-2015 dan Rencana Kinerja Tahunan 2015 memuat sasaran strategis, indikator kinerja, dan target yang akan dicapai. RKT 2015 direvisi seiring dengan perubahan IKU SKPD yaitu sebagai berikut:

(19)

19 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

1 Terciptanya aparatur yang kompeten dan Profesional Presentase penempatan PNS sesuai dengan kompetensinya % 95 Persentase PNS yg memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi

% 100

2 Meningkatnya disiplin aparatur

Persentase penanganan kasus pelanggaran disiplin PNS % 100 Persentase penurunan pelanggaran disiplin PNS % 10 3 Meningkatnya kualitas pelayanan kepegawaian

Indeks kepuasan penerima layanan Nilai IKM 78 4 Meningkatnya kinerja aparatur

Persentase aparatur dengan nilai SKP minimal baik

% 95

C.

PERJANJIAN

KINERJA

2015

Perjanjian Kinerja Tahun 2015 merupakan suatu dokumen kontrak kinerja antara Kepala SKPD dengan Bupati Gunungkidul untuk mewujudkan target kinerja tahun keempat dari Renstra SKPD Tahun 2010-2015 berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh SKPD. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 mencerminkan rencana kegiatan, program, dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis SKPD Tahun 2010-2015. Pada dasarnya perjanjian kinerja Tahun 2015 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai SKPD selama Tahun 2015. Target kinerja merepresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai selama Tahun 2015 dari semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan maupun sasaran tahunan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan dijadikan tolok ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian visi misinya.

(20)

20 Dokumen Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja SKPD Tahun 2015 disusun setelah diterimanya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Nomor 30/DPA/2015 dan diubah seiring dengan perubahan DPA atau DPPA Nomor 92/DPPA/2015. Perubahan Perjanjian Kinerja SKPD Tahun 2015 sebagai berikut:

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 1 Terciptanya aparatur

yang kompeten dan Profesional Presentase penempatan PNS sesuai dengan kompetensinya % 95 Persentase PNS yg memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi

% 100

2 Meningkatnya disiplin aparatur

Persentase penanganan kasus pelanggaran disiplin PNS % 100 Persentase penurunan pelanggaran disiplin PNS % 10 3 Meningkatnya kualitas pelayanan kepegawaian

Indeks kepuasan penerima layanan Nilai IKM 78 4 Meningkatnya kinerja aparatur

Persentase aparatur dengan nilai SKP minimal baik

% 95

NO PROGRAM ANGGARAN KETERA

NGAN

1 Program Peningkatan disiplin Aparatur

9.700.000,00 APBD

2 Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS

46.240.000,00 APBD

3 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

18.700.000,00 APBD

4 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

14.160.000,00 APBD

(21)

21

5 Program Pendidikan Kedinasan 6.640.000,00 APBD

6 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

1.615.216.500,00 APBD 7 Program Pembinaan dan

Pengembangan Aparatur 837.857.500,00 APBD JUMLAH TOTAL 2.548.514.000,00

(22)

22

A.

Capaian Kinerja Organisasi

Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan, di mana program/ kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak.

Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauhmana sebuah instansi

pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. Pijakan yang dipergunakan adalah sistem akuntabilitas kinerja ini adalah berpedoman kepada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang

dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah.

1. Pengukuran Kinerja

Kerangka Pengukuran kinerja di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut:

a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:

BAB

III

AKUNTABILITAS

KINERJA

Realisasi

Capaian indikator kinerja = X 100% Rencana

(23)

23 b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau

semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:

Atau

Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran menggunakan interprestasi penilaian dengan pengukuran dengan skala ordinal yaitu:

Tabel 3.1

Pengukuran dengan Skala Ordinal

Skala Ordinal Predikat/Kategori

85 ≤ X Sangat Berhasil

70 ≤ X < 85 Berhasil 55 ≤ X < 70 Cukup Berhasil

X < 55 Tidak Berhasil

Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan “Metode Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran nilai mean setiap kategori ditetapkan sebagai berikut :

Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada disetiap kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari setiap kategori, dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok sasaran tersebut.

2. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015

Rencana - (Realisasi - Rencana)

Capaian indikator kinerja = X 100%

Rencana (2x Rencana) – Realisasi Capaian indikator = X 100% Rencana Rencana Rencana

Jumlah indikator untuk setiap kategori x nilai mean setiap kategori

Capaian sasaran = X 100%

(24)

24 Pengukuran target dari sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja, yang selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul tahun 2015. Pencapaian IKU tahun 2015 secara ringkas ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2014 Tahun 2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian s/d 2015 (%) Target Realisasi Capaian Kinerja (%) 1 Terciptanya aparatur yang kompeten dan Profesional Presentase penempatan PNS sesuai dengan kompetensinya 100 95 100 105,2 90 111 Persentase PNS yg memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi 100 100 99,80 99,80 100 99,80 2 Meningkatn ya disiplin aparatur Persentase penanganan kasus pelanggaran disiplin PNS 100 100 100 100 90 111 Persentase penurunan pelanggaran disiplin PNS 82,35 10 36,36 363,6 75 48,48 3 Meningkatn ya kualitas pelayanan kepegawaia n Indeks kepuasan penerima layanan 77,29 78 77,58 99,50 78 99,50 4 Meningkatn ya kinerja aparatur Persentase aparatur dengan nilai SKP 100 95 100 105,2 95 105,2

(25)

25

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2014 Tahun 2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian s/d 2015 (%) Target Realisasi Capaian Kinerja (%) minimal baik

3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Berikut ini akan diuraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja per sasaran strategis sebagai berikut:

Sasaran 1

“Terciptanya aparatur yang kompeten dan profesional”

Target untuk mencapai sasaran Terciptanya aparatur yang kompeten dan professional diukur dengan adanya dua indicator dari sasaran tersebut yaitu Presentase penempatan PNS sesuai dengan kompetensinya, dan Persentase PNS yg memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi

Dalam tahun 2015, realisasi pencapaian sasaran terciptanya aparatur yang kompeten dan profesional telah menunjukkan hasil yang positif. Sebagaimana nampak dalam tabel di bawah ini, realisasi kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa Presentase penempatan PNS sesuai dengan kompetensinya, dan Persentase PNS yg memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi telah melebihi target yang ditetapkan, dengan pencapaian sebanyak 100% dari target 95% atau sebanyak 105,2%. Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang sangat baik untuk sasaran pertama ini. .

Tabel 3.3

Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terciptanya aparatur yang kompeten dan professional

No. Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2014 Tahun 2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian s/d 2015 (%) Target Realisasi Capaian Kinerja (%) Kategori 1 Presentase penempatan PNS 100 95 100 105,2 SGT BERHA 90 111

(26)

26

No. Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2014 Tahun 2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian s/d 2015 (%) Target Realisasi Capaian Kinerja (%) Kategori sesuai dengan kompetensinya SIL 2 Persentase PNS yg memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi 100 100 98,80 98,80 SGT BERHA SIL 100 98,80

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 102

Indikator terciptanya aparatur yang kompeten dapat dicapai melalui program-program sebagai berikut: 1. Program Fasilitasi pindah/purna tugas PNS;

2. Program Pendidikan kedinasan; dan

3. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Dalam melaksanakan ketiga program tersebut dianggarakan sebesar Rp1.686.796.500,00dalam realisasinya hanya membutuhkan anggaran sebesar Rp1.572.820.700 (93,24 %) sehingga terdapat efisiensi sebesar Rp 113.975.800 (6,7%).

Sasaran 2

“Meningkatnya disiplin aparatur”

Untuk sasaran ke 2 Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul yaitu meningkatnya disiplin aparatur ditargetkan 100 % tercapai, target diukur dengan adanya indikator Persentase penanganan kasus pelanggaran disiplin PNS, dan persentase penurunan pelanggaran disiplin PNS.

Pada tahun 2015 ini realisasi Meningkatnya disiplin aparatur menunjukan hasil yang positif, sebagaimana ada dalam table dibawah ini bahwa meningkatnya disiplin aparatur untuk indicator persentase penanganan kasus pelanggaran disiplin telah sesuai dengan target yang ditetapkan tercapai 100 %, Dari 7 kasus pelanggaran disiplin semua dapat diselesaikan dengan baik. untuk indicator persentase penurunan pelanggaran disiplin melebihi target yang telah ditetapkan dari target 10 % tercapai 36,36%. Terjadi penurunan kasus pelanggaran disiplin dari 11 kasus pada tahun 2014 menjadi 7 kasus pada tahun 2015.

(27)

27 Tabel 3.4

Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya disiplin aparatur

No. Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2014 Tahun 2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian s/d 2015 (%) Target Realisasi Capaian Kinerja (%) Kategori 1 Persentase penanganan kasus pelanggaran disiplin PNS 100 100 100 100 SGT BERHA SIL 90 111 2 Persentase penurunan pelanggaran disiplin PNS 82 10 36,36 363,6 SGT BERHA SIL 75 48,48

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 231,8

Sasaran 3

“Meningkatnya kualitas pelayanan kepegawaian”

Target untuk mencapai sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan Kepegawaian diukur dengan Nilai indeks kepuasan masyarakt (IKM)

Dalam tahun 2015, realisasi pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kepegawaian menunjukkan hasil yang positif dan masuk kategori sangat berhasil. Sebagaimana nampak dalam tabel di bawah ini, realisasi kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa Nilai IKM Badan Kepegawaian Daerah belum memenuhi target yang ditetapkan (77,58 dari target 78) hal ini dimungkinkan karena adanya pembangunan gedung BKD yang tengah dibangun dan mempengaruhi factor factor yang menentukan Indeks Kepuasan Masyarakat, seperti factor kenyamanan dan keamanan pelayanan. .

(28)

28 Tabel 3.5

Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kepegawaian

No. Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2014 Tahun 2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian s/d 2015 (%) Target Realisasi Capaian Kinerja (%) Kategori 1 Indeks kepuasan penerima layanan 77,29 78 77,58 99,50 Sgt berhasil 78 99,50

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 99,50

Sasaran 4

“Meningkatnya kinerja aparatur”

Pada sasaran ke 4 yaitu meningkatnya Kinerja aparatur diukur dengan adanya indicator persentase aparatur dengan nilai skp minimal baik. Saat ini penilaian kinerja aparatur dilakukan dengan system yang sudah cukup baik dimana aparatur menentukan rencana kinerja masing masing dan akan dinilai oleh atasan langsungnya per 31 Desember, yang nantinya akan ada skor atau nilai untuk penilaian kinerja pegawai.

Pada tahun 2015 ini Pencapaian nilai SKP dengan hasil minimal baik ditargetkan 95 persen pegawai mendapat nilai minimal baik, ternyata hasil penilaian menunjukkan bahwa 100 persen pegawai sejumlah 10.640 pegawai yang dinilai memiliki nilai SKP minimal baik. Hal ini menunjukan bahwa capaian sasaran ke 4 ini sangat berhasil.

(29)

29 Tabel 3.6

Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya kinerja aparatur

No. Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2014 Tahun 2015 Target Akhir Renstra (2015) Capaian s/d 2015 (%) Target Realisasi Capaian Kinerja (%) Kategori 1 Persentase aparatur dengan nilai SKP minimal baik 100 95 100 105,2 Sgt berhasil 95 105,2

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 105,2

B.

Realisasi Anggaran

Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2015 sebesar 88 % dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar 92,10%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar 81,43%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada program/kegiatan di sasaran Terciptanya aparatur yang kompeten dan Profesional(93,24), Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran Meningkatnya disiplin aparatur (65,04%). Sedang untuk sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kepegawaian untuk tahun 2015 tidak ada anggaran/biayanya. Akan tetapi kegiatan tetap berjalan.

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan tabel berikut ini.

Tabel 3.7 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2015

No Sasaran Strategis Kinerja Anggaran Target Reali sasi % Realisa si Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Realisa si

(30)

30 No Sasaran Strategis Kinerja Anggaran Target Reali sasi % Realisa si Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Realisa si 1 Terciptanya aparatur yang kompeten dan Profesional 95 100 105,2 1.686.796.500 1.572.820.700 93,24 100 99,80 99,80 2 Meningkatnya disiplin aparatur 100 100 100 43.010.000 27.974.600 65,04 10 36,36 363,6 3 Meningkatnya kualitas pelayanan kepegawaian 78 77,58 99,5 0 0 0 4 Meningkatnya kinerja aparatur 100 100 105,2 138.560.000 120.122.400 86,70 Jumlah 1.868.366.500 1.720.917.700 92,10 Belanja Langsung Pendukung 1.171.433.250 954.009.496 81,43

Total Belanja Langsung 3.039.799.750 2.674.927.196 88,00

(31)

31 LKj IP menggambarkan penekanan pada manajemen pembangunan berbasis kinerja dan perbaikan pelayanan publik, dimana setiap SKPD melakukan pengukuran dan pelaporan atas kinerja institusi dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Bagi SKPD, LKj IP menjadi bagian dari upaya pertanggungjawaban dan mendorong akuntabilitas publik. Sedangkan bagi publik sendiri, LKj IP akan menjadi ukuran akan penilaian dan juga keterlibatan publik untuk menilai kualitas kinerja pelayanan dan mendorong tata kelola pemerintahan yang baik.

LKj IP SKPD sebagai konsekuensi pelaksanaan manajemen kinerja merupakan wujud dukungan pertanggungjawaban sistem administrasi yang menunjukkan kemampuan menjamin kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin andal, profesional, efisien, efektif, dan tanggap terhadap aspirasi rakyat serta dinamika perubahan lingkungan strategis.

Pengukuran-pengukuran kinerja telah dilakukan dan dikuatkan dengan data pendukung yang mengurai bukan hanya pencapaian tahun 2015, namun juga melihat trend pencapaiannya dari tahun ke tahun, dan kontribusinya untuk pencapaian target akhir Renstra. Secara umum, nampak bahwa kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2015 adalah sangat baik, karena dari empat (4) sasaran yang ditetapkan,semua (4) sasaran dapat tercapai dengan kategori sangat berhasil.

Dari evaluasi dan analisis atas pencapaian sasaran dan IKU yang sudah diuraikan dalam Bab III, terlihat bahwa kerja keras telah dilakukan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul untuk memastikan pencapaian kinerja sebagai prioritas dalam pembangunan. Namun demikian, beberapa tantangan perlu menjadi fokus bagi perbaikan kinerja ke depan. Pertama, walaupun beberapa IKU telah mencapai target yang sangat baik, persoalan-persoalan di masyarakat belum sepenuhnya bisa dijawab dengan baik pula. Tantangan-tantangan ini terutama nampak dalam kondisi terkait dengan persoalan Peningkatan kualitas pelayanan kepegawaian yang masih belum mencapai target yang ditentukan.

Kedua, pentingnya koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam pencapaian sasaran, tanpa koordinasi dan sinergi yang dibangun dengan sungguh-sungguh dan berpijak pada pengakuan dan penghargaan akan kontribusi berbagai pihak

PENUTUP

BAB

(32)

32 ini, upaya-upaya mencapai sasaran dan indikator kinerja akan menjadi lebih sulit untuk dicapai.

Ketiga, sebagai bagian dari perbaikan kinerja SKPD yang menjadi tujuan dari penyusunan LKj IP, hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan oleh instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan di tahun yang akan datang. Beberapa permasalahan dan solusi yang sudah dirumuskan akan menjadi tidak punya makna jika hanya berhenti menjadi laporan saja, namun harus ada rencana dan upaya konkret untuk menerapkannya dalam siklus perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini akan menjadikan LKj IP benar-benar menjadi bagian dari sistem monitoring dan evaluasi untuk pijakan peningkatan kinerja pemerintahan dan perbaikan layanan publik yang semakin baik.

Wonosari, Februari 2016 KEPALA SKPD,

[ttd]

Drs.SIGIT PURWANTO Pembina Utama Muda, IV/c

Gambar

Tabel 3.7 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja keuagan perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan metode EVA (Economic Value Added) dikatakan bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2015 bernilai

Prosedur Penelitian (Satu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi XI.. instrument penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data

Agar kepercayaan dan kenyamanan pelanggan TV kabel terjaga maka sistem informasi iuran TV kabel berbasis web merupakan suatu solusi untuk permasalahan yang ada pada

Ishq Na Karna (Sad Songs Medley) - Full HD Video Song - Phir Bewafai. Woh Kisi Aur Se Full Video | Phir Bewafai | Agam Kumar Nigam | T-Series ... Bewafa sanam movie all mp3

Kegiatan jumat bersih ini berjalan dengan lancar dengan sebagai mana mestinya. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat menjaga lingkungan sekolah agar tetap asri dan

Secara lebih lengkap, sekolah dan guru IPA mengharapkan adanya transfer informasi dan pemahaman dari tim PKM terkait dengan (1) Konsep dasar literasi sains dan (2)

Hasil pembuktian menunjukkan pengaruh yang signifikan budaya kerja terhadap prestasi kerja pada dinas pendapatan daerah kota Palembang. Hasil ini sesuai dengan

Pada siklus 1 pertemuan 1, rasa ingin tahu anak-anak belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena rasa ingin tahu anak masih rendah, anak masih kurang mengerti