• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan keuangan daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan roda pemerintahan, oleh karena itu pengelolaan keuangan daerah selalu berkembang sesuai dengan tuntutan publik yang menginginkan pengelolaan keuangan daerah yang makin transparan dan akuntabel, untuk itu pengelolaan keuangan disesuaikan dengan perkembangan program-program Pemerintah Daerah yang sudah ditetapkan menjadi Prioritas dalam Pembangunan Daerah. Disamping itu Pengelolaan keuangan daerah selalu disesuaikan dengan Arah Kebijakan Umum maupun Prioritas Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Pekalongan yang telah disepakati dan ditetapkan sebagai bahan untuk menyusun program dan kegiatan guna mencapai sasaran pembangunan daerah dengan menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi.

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan tersebut diperlukan adanya keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan tetap memperhatikan tugas pokok, dan fungsi yang melekat pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta adanya keterpaduan program dan kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan sehingga dapat sinergi untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan daerah.

Untuk merealisasikan program dan kegiatan masing-masing SKPD maka disusun kebijakan pengelolaan keuangan daerah melalui penyusunan Rencana Strategis Daerah (Renstra) sebagai langkah awal dalam usaha mewujudkan kinerja aparatur pemerintah dalam pembangunan melalui program peningkatan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah, intensifikasi dan sinkronisasi antar kegiatan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan asli daerah, program peningkatan pengawasan, program peningkatan investasi, program penataan perundangan-undangan, program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur serta program

(2)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah guna memberikan petunjuk dan ketentuan-ketentuan umum yang telah disepakati bersama sebagai pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta merupakan instrument dalam penyusunan perencanaan anggaran serta sebagai dasar penilaian kinerja keuangan daerah.

Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 masih berpedoman pada Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, maka muncul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang, sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud merupakan sub sistem dari Sistem Pengelolaan Keuangan Negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selain itu juga terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Pekalongan Tahun 2015, antara lain Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang secara teknis mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah dirubah beberapa kali terakhir dengan Permmendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut maka sumber - sumber keuangan yang menjadi penerimaan pemerintah daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain - Lain Pendapatan yang Sah. Penerimaan pemerintah daerah tersebut merupakan sumber pendapatan yang sangat diperlukan guna terselenggaranya pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan pelayanan publik. Dalam hal ini, ketersediaan sumber keuangan tersebut harus

(3)

sebanding dengan kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pemerintahan.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mengoptimalkan potensi pendanaan daerah sendiri dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN yang terdiri atas Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) serta Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara pusat dan daerah serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar daerah. Ketiga komponen Dana Perimbangan ini merupakan bagian dari transfer ke daerah dari pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh.

Sehubungan dengan hal tersebut dan sesuai dengan struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 yang masih mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 terdiri atas : (1) Penerimaan Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah; serta (2) Pengeluaran Daerah yang di dalamnya terdapat Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

(4)

Gambar 3.1

Struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015

Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015, maka struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 terdiri atas :

1. Pendapatan Daerah, terdiri atas :

a. Pendapatan Asli Daerah, meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah;

b. Dana Perimbangan, meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus;

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah meliputi Pendapatan Hibah dari Pemerintah, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi dan

Penerimaan Pembiayaan Daerah Pendapatan Daerah PENERIMAAN DAERAH Pengeluaran Pembiayaan Daerah Belanja Daerah PENGELUARA N DAERAH

(5)

Pemerintah Daerah Lainnya, Pendapatan Sumbangan dari Pihak Ketiga, dan Dana Insentif Daerah.

2. Belanja Daerah, terdiri atas :

a. Belanja Tidak Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan, serta Belanja Tidak Terduga;

b. Belanja Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa dan Belanja Modal.

3. Pembiayaan Daerah, terdiri atas :

a. Pembiayaan Penerimaan, meliputi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA);

b. Pembiayaan Pengeluaran, meliputi Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi) Daerah, Pembayaran Pokok Utang, dan Pembayaran Hutang Jangka Pendek.

Secara ringkas anggaran setelah perubahan dan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan pada Tahun Anggaran 2015 (sebelum audit laporan keuangan) sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan,

Belanja dan Pembiayaan Daerah Kab. Pekalongan Tahun Anggaran 2015

NO. U R A I A N TARGET REALISASI %

1. Pendapatan Daerah 1.703.894.595.593,00 1.697.583.324.014,84 99,63 2. Belanja Daerah 1.841.379.945.436,00 1.606.482.574.205,97 87,24 Surplus / (Defisit) (137.485.349.843,00) 91.100.749.808,87 (66,26) 3. Pembiayaan Daerah a. Penerimaan Pembiayaan 144.141.874.399,00 144.162.745.749,07 100,01 b. Pengeluaran Pembiayaan 6.656.524.556,00 6.656.524.458,00 100,00 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Tahun Berkenaan (SiLPA) 0,00 228.606.971.099,94

(6)

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Dalam konteks keuangan daerah, yang dimaksud dengan Pendapatan Daerah adalah hak- hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, yang didapat dari sumber penerimaan internal maupun eksternal pemerintah daerah. Sumber penerimaan pendapatan daerah secara garis besar mencakup pendapatan asli daerah, pendapatan dari dana perimbangan pusat- daerah, dan lain- lain sumber pendapatan yang sah. Yang berarti juga meliputi semua penerimaan uang melalui Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar dan merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Kenaikan dan penurunan pendapatan daerah dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro nasional secara signifikan yaitu terhadap Pendapatan Asli Daerah, terutama sektor pajak daerah. Dalam rangka peningkatan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Pekalongan secara kontinyu berupaya melakukan terobosan intensifikasi dan ekstensifikasi, sehingga apabila terjadi penurunan pada salah satu sektor pendapatan, dapat diupayakan untuk meningkatkan sektor lainnya yang memiliki potensi tinggi. Kebijakan pendapatan diarahkan untuk penggalian Pendapatan Asli Daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi dengan penuh kehati-hatian (karena sebagian besar sumber Pendapatan Asli Daerah merupakan pengusaha/wajib pajak golongan kecil menengah) dan optimalisasi dana perimbangan (DAU, DAK, dan bagi hasil pajak dan bukan pajak) sehingga lebih proporsional serta menggali potensi pendapatan lain yang sah.

Pendapatan Daerah terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Pendapatan daerah dari sumber pendapatan asli daerah didapat dari penerimaan pajak- pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan sumber pendapatan asli daerah lainnya yang sah. Kemudian pendapatan daerah dari sumber dana perimbangan didapat dari bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus yang mana kebijakan penetapannya merupakan kewenangan Pemerintah (pusat). Selanjutnya, untuk pendapatan dari sumber lain- lain pendapatan daerah yang sah didapat dari

(7)

penerimaan dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian / otonomi khusus, bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya, dan dana penguatan desentralisasi fiskal dan percepatan pembangunan daerah.

Pendapatan Asli Daerah merupakan cerminan kemampuan dan potensi daerah, sehingga besarnya penerimaan PAD dapat mempengaruhi kualitas otonomi daerah. Semakin tinggi kualitas otonomi daerah, maka ketergantungan dengan Pemerintah Pusat semakin berkurang. Sedangkan Dana Perimbangan merupakan sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan Pemerintahan Daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah utamanya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik.

Sejalan dengan proses dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah baik perencanaan tahunan, jangka menengah, maupun jangka panjang, aspek keuangan daerah merupakan bagian yang menjadi pertimbangan pokok dalam perencanaan. Hal tersebut berkaitan erat dengan penetapan rencana program / kegiatan yang akan ditetapkan sebagai prioritas untuk dilaksanakan pada setiap tahun anggaran. Daya dukung aspek keuangan daerah sangat berpengaruh penting terhadap probabilitas maupun prospek keberhasilan pelaksanaan program / kegiatan yang ditetapkan. Oleh karenanya pendapatan daerah - khususnya konteks pendapatan asli daerah (sendiri) - menjadi tolok ukur dalam menetapkan tingkat kemampuan fiskal daerah.

Kebijakan anggaran pendapatan tahun 2015 sebagaimana telah digariskan dalam RPJMD Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 – 2016 diarahkan pada upaya peningkatan intensifikasi sumber-sumber pendapatan asli daerah khususnya pajak dan retribusi serta percepatan intensifikasi sumber-sumber pendapatan asli daerah melalui optimalisasi BUMD.

Pelaksanaan atas kebijakan di bidang pendapatan daerah pada tahun 2015, dilaksanakan dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan dan memperhatikan perkembangan ekonomi masyarakat yang banyak dipengaruhi

(8)

memberikan gambaran secara komprehensif dalam pelaksanaan pendapatan daerah diuraikan secara runtut dan terstruktur diawali dari kebijakan yang bersifat intensifikasi dan ekstensifikasi, dilengkapi dengan target dan realisasi sebagai pencerminan tingkat capaian kinerja pendapatan daerah, permasalahan dalam pelaksanaannya sekaligus dielaborasi solusi dan pemecahan masalahnya yang diuraikan sebagai berikut :

1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Sesuai dengan kebijakan teknis operasional dibidang pendapatan daerah yang meliputi kegiatan yang bersifat intensifikasi dan ekstensifikasi, maka pada Tahun Anggaran 2015 telah dilakukan upaya peningkatan pendapatan daerah untuk setiap jenis pendapatan antara lain sebagai berikut : a. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber penerimaan pendapatan yang merupakan otoritas daerah, pelaksanaannya diorientasikan dan berbasis kepada potensi daerah, oleh karenanya Pendapatan Asli Daerah sering dijadikan parameter kemandirian otonomi suatu daerah dalam aspek kemampuan keuangannya. Peningkatan PAD pada dasarnya adalah merupakan upaya internal suatu daerah untuk memperkecil celah fiskal (fiscal gap).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah adalah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang sah.

Kebijakan peningkatan pendapatan khususnya Pendapatan Asli Daerah tahun 2015 diarahkan pada penggalian sumber-sumber pendapatan pada sektor pajak dan retribusi daerah baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi secara selektif dan tidak berpotensi menghambat akselerasi perkembangan aktivitas ekonomi. Oleh karena itu

(9)

hendaknya agar tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat.

Pada Tahun Anggaran 2015 capaian kinerja PAD sebesar Rp251.542.445.812,84 dari target yang ditetapkan sebesar Rp250.538.145.521,00 atau sekitar 100,40%. Jumlah tersebut apabila dilihat dalam struktur APBD memberikan kontribusi terhadap total pendapatan daerah sebesar 14,76%. Perkembangan capaian kinerja tersebut berasal dari jenis pendapatan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain PAD yang sah. Pada Tahun Anggaran 2015 upaya yang dilakukan diantaranya sebagai berikut :

1) Pajak Daerah

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, kewenangan dan jenis pajak yang dipungut Pemerintah Kabupaten Pekalongan ada sebelas jenis, yaitu Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Parkir; Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Burung Walet; Pajak Air Tanah serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan; dan Pajak Bumi dan Bangunan.

Terhadap jenis-jenis pajak daerah tersebut dilakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi dalam bentuk berbagai kegiatan yaitu : menyusun rencana target pajak daerah, melakukan pelayanan di bidang pajak daerah, melakukan intensifikasi penagihan secara terpadu, melakukan penyesuaian dasar pengenaan pajak tahun 2015, menyempurnakan data base potensi pendapatan, melakukan penggalian potensi wajib pajak baru, melakukan peningkatan sarana dan prasarana pelayanan untuk meningkatkan sumber daya aparatur pengelola pendapatan, baik segi mental maupun ketrampilan sehingga benar-benar dapat diandalkan sebagai aparat pemungut yang cakap,

(10)

daerah tentang pungutan pajak daerah selaras dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

2) Retribusi Daerah

Sumber – sumber penerimaan retribusi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas khususnya rawat inap, Retribusi Pelayanan Persampahan, Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat, Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum, Retribusi Pelayanan Pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Penyedotan kakus, Retibusi Pegolahan Limbah Cair,Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Pasar Grosir, Retribusi Tempat Pelelangan, retribusi Terminal, Retribusi

Tempat Khusus Parkir, Retribusi Tempat Penginapan

Pesanggrahan/Villa, Retribusi Rumah Potong Hewan, Retribusi Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga, Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah, Retibusi Ijin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Gangguan, Retribusi Izin Trayek dan Retribusi Izin Usaha Perikanan.

Retribusi daerah dipungut atas dasar jasa/layanan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada wajib retribusi, sehingga pendapatan dari retribusi daerah tidak terlepas dari kualitas pelayanan. Upaya intensifikasi pada retribusi daerah diarahkan terhadap objek-objek retribusi yang memiliki potensi untuk dikembangkan, antara lain :

 Retribusi parkir, dengan melakukan pengawasan atas penggunaan karcis-karcis parkir;

 Retribusi pelayanan kesehatan dilakukan dengan upaya meningkatkan kualitas puskesmas, meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.

(11)

Dalam rangka optimalisasi peran BUMD Kabupaten Pekalongan terhadap pembangunan di daerah diperlukan upaya perbaikan kinerja BUMD Kabupaten Pekalongan ke depan sebagaimana telah dirancang dalam strategi Penataan BUMD Kabupaten Pekalongan. Dimana dalam pelaksanaannya dilakukan melalui pembenahan pada berbagai aspek yaitu aspek organisasi, manajemen dan penataan aset serta perkuatan permodalan dan pembiayaan. Upaya perkuatan permodalan BUMD Kabupaten Pekalongan dilakukan melalui penyertaan modal daerah (dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan) yang dilakukan sebagai pemenuhan kewajiban modal disetor terhadap modal dasar perusahaan sesuai dengan porsi kepemilikan modal/saham Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Adapun dalam pelaksanaan penyertaan modal daerah dimaksud, direalisasikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan sebagaimana yang telah dituangkan dalam rencana perusahaan baik untuk jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek.

Bagian laba atas penyertaan modal meningkat sesuai dengan performa perusahaan tersebut dan jumlah penyertaan modal yang dimiliki pemerintah. Pemerintah Kabupaten Pekalongan mempunyai penyertaan modal pada Koperasi dan UKM, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), BPR/BKK Kabupaten Pekalongan, BKK Kajen serta Bank Jateng.

Pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pekalongan mengalokasikan anggaran untuk penyertaan modal kepada Bank Jateng, BPR/BKK Kabupaten Pekalongan, BKK Kajen serta PDAM Tirta Kajen sebesar Rp6.482.919.556,00.

4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Pemerintah Kabupaten Pekalongan bersumber dari hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, pendapatan BLUD

(12)

RSUD. Penerimaan jasa giro dan pendapatan bunga dari rekening deposito merupakan hasil dari kebijakan memanfaatkan idlle money.

b. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antar Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK), merupakan sumber pendanaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, mengingat tujuan masing-masing jenis penerimaan tersebut saling mengisi dan melengkapi.

Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber APBN yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Dana Alokasi Umum bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan belanja pegawai, kebutuhan fiskal, dan potensi daerah. Kebutuhan daerah dicerminkan dari luas daerah, keadaan geografis, jumlah penduduk, tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah. Sedangkan kapasitas fiskal dicerminkan dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam. Dana Alokasi Khusus dimaksudkan untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat. Melalui prinsip-prinsip, mekanisme dan penambahan persentase beberapa komponen dana perimbangan, diharapkan daerah dapat meningkatkan fungsi pemerintahan daerah sebagai ujung tombak dalam pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai wakil pemerintah pusat dan provinsi di

(13)

daerah, berupaya untuk tetap menjaga dan menjalankan perannya dalam meningkatkan dana perimbangan. Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan merupakan upaya yang bersifat menunjang optimalisasi pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan. Upaya-upaya tersebut antara lain :

1) Guna meningkatkan penerimaan PPh Orang Pribadi Dalam Negeri (OPDN) dan PPh Pasal 21 dilakukan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi PPh perseorangan yaitu antara lain melalui pendataan potensi PPh Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21, mensyaratkan kepada pihak ke tiga ber NPWP lokal, koordinasi dan konsultasi ke Pemerintah Provinsi dan Pusat;

2) Dalam upaya meningkatkan Dana Alokasi Umum (DAU) dilakukan melalui penyediaan data dasar yang akurat untuk perhitungan DAU, yaitu data kapasitas fiskal, kebutuhan fiskal dan alokasi dasar/gaji pegawai, pelaksanaannya berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait dan Badan Pusat Statistik (BPS) serta koordinasi dan konsultasi dengan Pemerintah Pusat (Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri).

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Dalam hal penerimaan dari lain-lain pendapatan yang sah pada Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sesuai dengan potensi dari jenis penerimaan tersebut, antara lain pendapatan hibah, dana bagi hasil pajak dari provinsi, dana penyesuaian otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Daerah dalam rangka optimalisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah dilakukan melalui : 1. Koordinasi dan rekonsiliasi terkait dengan penerimaan bagi hasil pajak

(14)

2. Mengajukan usulan program kegiatan yang diharapkan pembiayaannya dari pemerintah propinsi melalui Dana Bantuan Keuangan.

2. Target dan Realisasi Pendapatan

Target pendapatan Pemerintah Kabupaten Pekalongan pada tahun anggaran 2015 sebagaimana tertuang dalam APBD adalah sebesar Rp1.703.894.595.593,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp1.697.583.324.014,84 atau mencapai 99,63%, sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.2

Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014

NO URAIAN TARGET REALISASI*) %

1. Pendapatan Asli Daerah 250.538.145.521,00 251.547.743.333,84 100,40

2. Dana Perimbangan 986.063.368.095,00 978.154.337.307,00 99,20

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah 467.293.081.977,00 467.881.243.374,00 100,13

TOTAL 1.703.894.595.593,00 1.697.583.324.014,84 99,63 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Dari tabel tersebut terlihat bahwa realisasi PAD telah melampaui target yang diharapkan. Dalam hal ini PAD tahun 2015 realisasinya sebesar Rp251.547.743.333,84 atau mencapai 100,40% dari target yang diharapkan dan bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2014 terjadi penurunan sebesar Rp3.489.273.857,62 atau turun 1,37%. Hal ini disebabkan adanya perubahan regulasi berkenaan dengan pemindahan rekening pendapatan pada Pos Pemerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ke rekening pendapatan pada pos Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama pada komponen Lain-Lain PAD yang Sah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

(15)

dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.

Sementara untuk Dana Perimbangan realisasinya pada tahun 2015 sebesar Rp978.154.337.307,00 atau hanya mencapai 99,20% dari target yang direncanakan dan bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar Rp57.488.995.209,00 atau 6,24%. Dana Perimbangan ini hanya tercapai 99,20% dikarenakan beberapa kegiatan yang bersumber dari DAK Tambahan Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan di Kabupaten Pekalongan. Sedang untuk realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp467.881.243.374,00 atau mencapai pada kisaran 100,13% dan bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar Rp169.082.966.286,00 atau 56,59%. Hal ini dikarenakan pada tahun anggaran 2015 Pemerintah Kabupaten mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) serta Dana Desa yang bersumber dari APBN.

Jika dilihat dari komposisi anggarannya, terlihat bahwa PAD menyumbang 14,82% dari total realisasi pendapatan Kabupaten Pekalongan di tahun 2015. Sedangkan untuk dana perimbangan memberikan kontribusi terbesar, yaitu 57,62% dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 27,56%.

Tabel 3.3

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014 dan 2015

NO URAIAN 2014 2015*) NAIK /TURUN

(%)

1. Pendapatan Asli Daerah 255.037.017.191,46 251.547.743.333,84 (1,37) 2. Dana Perimbangan 920.665.342.098,00 978.154.337.307,00 6,24 3. Lain-Lain Pendapatan

Daerah Yang Sah 298.798.277.088,00 467.881.243.374,00 56,59

TOTAL 1.474.500.636.377,46 1.697.583.324.014,84 15,13

Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

(16)

Secara rinci target dan realisasi masing-masing pendapatan daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 di atas, dapat diuraikan sebagai berikut :

2.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang berasal dari : (1) Pajak Daerah; (2) Retribusi Daerah; dan (3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; serta (4) Lain-Lain Pendapatan yang Sah. Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pekalongan pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan Rp250.538.145.521,00 dan dapat direalisasikan lebih besar dibandingkan target, yaitu sebesar Rp251.547.743.333,84 atau penerimaannya mencapai 100,40%. Sumbangan terbesar dari PAD Kabupaten Pekalongan adalah berasal dari Lain-Lain Pendapatan yang sah, yaitu mencapai 79,99% dari target anggaran Lain-Lain Pendapatan yang sah. Adapun perincian PAD Kabupaten Pekalongan pada Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015

NO URAIAN TARGET REALISASI*) %

1. Hasil Pajak Daerah 34.153.012.130,00 39.193.527.446,00 114,76 2. Hasil Retribusi Daerah 11.141.540.914,00 12.588.737.154,70 112,99 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan 4.847.854.593,00 4.847.854.593,00 100,00

4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah

Yang Sah 200.395.737.884,00 194.917.624.140,14 97,27

TOTAL 250.538.145.521,00 251.547.743.333,84 100,40

Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Dari tabel diatas nampak bahwa komponen Hasil Pajak Daerah dan Hasil Retribusi Daerah melampaui target relatif lebih besar dari yang telah direncanakan semula. Tingginya realisasi pajak dan retribusi daerah pada tahun 2015 ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Kabupaten Pekalongan terus mengalami kemajuan dari waktu ke waktu, yang

(17)

diiringi dengan usaha dalam menggali sumber-sumber potensial penerimaan pajak daerah. Tingginya realisasi dari pajak dan retribusi daerah ini juga menunjukkan bahwa masyarakat dan dunia usaha Kabupaten Pekalongan telah sadar dan berperan serta aktif dalam upaya pembangunan Kabupaten Pekalongan. Melalui penguatan sumber-sumber pendapatan daerah, maka diharapkan terdapat peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

Tabel 3.5

Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2014 dan 2015

NO URAIAN 2014 2015*) NAIK /TURUN

(%) 1. Hasil Pajak Daerah 33.064.051.914,00 39.193.527.446,00 18,54 2. Hasil Retribusi Daerah 24.685.672.930,00 12.588.737.154,70 (49,00) 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan

3.558.548.965,00 4.847.854.593,00 36,23 4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah

Yang Sah 193.728.983.382,46 194.917.624.140,14 0,61

TOTAL 255.037.257.191,46 251.547.743.333,84 (1,37) Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

2.1.1. Pajak Daerah

Jenis pajak daerah yang direncanakan menjadi bagian Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pekalongan meliputi: (1) Pajak Hotel; (2) Pajak Restoran; (3) Pajak Hiburan; (4) Pajak Reklame; (5) Pajak Penerangan Jalan; (6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; (7) Pajak Parkir; (8) Pajak Sarang Burung; (9) Pajak Air Tanah; dan (10) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta (11) Pajak Bumi dan Bangnan (PBB). Sesuai dengan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak

(18)

pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp34.153.012.130,00 dan dapat direalisasikan lebih besar dibandingkan target semua, yaitu sebesar Rp39.193.527.446,00 atau penerimaannya mencapai 114,76% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Hal ini disebabkan kesadaran wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak daerah dan seringnya dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi yaitu dengan meninjau kembali terhadap obyek pajak yang belum dibayar sesuai dengan Perda dan melakukan pendataan terhadap obyek pajak yang belum terpungut dengan rincian hasil pajak daerah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.6

Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2015

NO URAIAN TARGET REALISASI %

1 Pajak Hotel 258,840,000 338,148,364 130.64

2 Pajak Restoran 1,214,035,000 1,789,218,336 147.38

3 Pajak Hiburan 89,495,000 115,082,327 128.59

4 Pajak Reklame 434,835,000 552,370,303 127.03

5 Pajak Penerangan Jalan 20,022,875,000 21,103,472,857 105.40

6 Pajak Parkir 11,290,000 12,678,211 112.30

7 Pajak Pengembalian & Pemanfaatan ABT 310,925,000 339,374,432 109.15

8 Pajak Sarang Burung walet 17,150,000 27,250,000 158.89

9 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 51,164,000 83,624,110 163.44 10 Pajak Bumi dan Bangunan PerdesaanPerkotaan 9,729,203,130 11,408,159,541 117.26 11 Bea Perolehan Hak Atas Tanah danBangunan 2,013,200,000 3,424,148,965 170.08 TOTAL 34,153,012,130 39,193,527,446 114.76 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Berdasarkan data pencapaian target pajak daerah tersebut, maka pada tahun 2015 seluruh komponen pajak daerah dapat melampaui target yang telah ditetapkan. Pajak Penerangan Jalan

(19)

merupakan komponen terbesar dalam pendapatan pajak daerah Kabupaten Pekalongan, yaitu 58,63% dari target pajak daerah.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka Pajak Daerah pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 18,54%.

Tabel 3.7

Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2014 dan 2015

NO URAIAN 2014 2015*) NAIK /TURUN

(%)

1 Pajak Hotel 331,276,018 338,148,364 2.07

2 Pajak Restoran 1,230,281,353 1,789,218,336 45.43

3 Pajak Hiburan 101,542,699 115,082,327 13.33

4 Pajak Reklame 406,135,682 552,370,303 36.01

5 Pajak Penerangan Jalan 18,848,747,855 21,103,472,857 11.96

6 Pajak Parkir 10,359,500 12,678,211 22.38

7 Pajak Pengembalian & Pemanfaatan ABT 319,723,561 339,374,432 6.15

8 Pajak Sarang Burung walet 31,900,000 27,250,000 (14.58)

9 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 51,163,800 83,624,110 63.44 10 Pajak Bumi dan Bangunan PerdesaanPerkotaan 9,423,564,283 11,408,159,541 21.06 11 Bea Perolehan Hak Atas Tanah danBangunan 2,309,357,163 3,424,148,965 48.27 J U M L A H 33,064,051,914 39,193,527,446 18.54 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

2.1.2. Retribusi Daerah

Retribusi Daerah berdasarkan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau Badan.

(20)

a) Retribusi Jasa Umum yang terdiri dari : (1) Retribusi Pelayanan Kesehatan; (2) Retribusi Persampahan/Kebersihan; (3) Retribusi Pemakaman dan Pengabuan Mayat; (4) Retribusi Parkir Ditepi Jalan Umum; (5) Retribusi Pelayanan Pasar; (6) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; (7) Retribusi Penyedotan Kakus dan (8) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

b) Retribusi jasa usaha yang terdiri dari : (1) Retribusi Kekayaan Daerah; (2) Retribusi Tempat Pelelangan Ikan; (3) Retribusi Terminal; (4) Retribusi Tempat Khusus Parkir; (5) Retribusi Tempat Penginapan/villa; (6) Retribusi Rumah Potong Hewan; dan (7) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga; (8) Retribusi Penjulan Produk Usaha Daerah; (9) Retribusi Sewa Tanah dan Bangunan.

c) Retribusi perijinan tertentu yang terdiri dari : (1) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; (2) Izin Gangguan (HO); dan (3) Retribusi Izin Trayek; (4) Retibusi Surat Izin Penangkapan Ikan dan Retibusi Jasa Pengujian Alat Laboratorim dan Bengkel.

Pendapatan Retribusi Daerah pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp11.141.540.914,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp12.588.737.154,70 atau tingkat

penerimaannya mencapai 112,99%. Adapun perincian

pendapatan dari retribusi daerah pada tahun anggaran 2015 dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3.8

(21)

NO URAIAN TARGET REALISASI*) % 1. Retribusi Jasa Umum 8.362.901.364,00 9.694.550.633,70 115,92 2. Retribusi Jasa Usaha 2.072.599.550,00 2.247.003.521,00 108,41 3. Retribusi Perizinan Tertentu 706.040.000,00 647.183.000,00 91,66 TOTAL 11.141.540.914,00 12.588.373.154,70 112,99 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Penerimaan terbesar Retribusi Daerah adalah Retribusi Jasa Umum yang terealisasi sebesar Rp9.694.550.633,70 atau 115,92%. Dibandingkan dengan realisasi tahun anggaran 2014 sebesar Rp21.716.719.880,00, maka realisasi tahun anggaran 2015 mengalami penurunan sebesar Rp12.022.169.246,30 atau turun 55,36%. Penurunan ini karena pemindahan rekening pendapatan pada Pos Pemerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ke rekening pendapatan pada pos Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama pada komponen Lain-Lain PAD yang Sah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.

Sedangkan Retribusi Jasa Usaha ditargetkan sebesar Rp2.072.599.550,00 terealisasi sebesar Rp2.247.003.521,00 atau 108,41%. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp2.112.424.590,00, maka realisasi Tahun Anggaran 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp134.578.931,00 atau 6,37%.

Retribusi Perizinan Tertentu yang terdiri atas Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), ijin gangguan/keramaian, ijin trayek, ijin usaha perikanan serta jasa laboratorium pada tahun anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp706.040.000,00 terealisasi sebesar Rp647.183.000,00 atau 91,66%. Apabila dibandingkan dengan

(22)

disebabkan karena penurunan retribusi dari ijin usaha perikanan yang karena kondisi kios rusak sehingga tidak ada penyewa atau tidak laku.

Tabel 3.9

Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2014 dan 2015

NO URAIAN 2014 2015*) NAIK / TURUN

(%) 1. Retribusi Jasa Umum 21.716.719.880,00 9.694.550.633,70 (55,36) 2. Retribusi Jasa Usaha 2.112.424.590,00 2.247.003.521,00 6,37 3. Retribusi Perizinan Tertentu 856.288.460,00 647.183.000,00 (24,42)

TOTAL 24.685.432.930,00 12.588.737.154,70 (49,00) Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

2.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan merupakan laba yang diperoleh dari penyertaan modal pada : (1) PD BPR BKK Kab. Pekalongan; (2) BPR BKK Kajen; serta (3) Deviden Bank Jateng.

Penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp4.847.854.593,00 dapat terealisasi 100% dari target.

Tabel 3.10

Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan Tahun 2015

NO. URAIAN TARGET REALISASI*) %

1. Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada perusahaan

Bagian Laba PD BPR BKK Kab. Pekalongan 1.530.568.286,00 1.530.568.286,00 100

Bagian Laba BKK Kajen 335.604.030,00 335.604.030,00 100

2. BUMD

Bank Jateng 2.981.682.277,00 2.981.682.277,00 100

TOTAL 4.847.854.593,00 4.847.854.593,00 100 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

(23)

Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan Tahun 2014 dan Tahun 2015

NO URAIAN 2014 2015*) TURUNNAIK /

(%) 1. Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD

Perusahaan Daerah

Bagian Laba BPR BKK Kab. Pekalongan 1.105.146.838,00 1.530.568.286,00 38,49

Bagian Laba BKK Kajen 136.744.422,00 335.604.030,00 145,42

BUMD

Bank Jateng 2.312.701.127,00 2.981.682.277,00 28,93

TOTAL 3.554.592.387,00 4.847.854.593,00 36,38 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

2.1.4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Pos pendapatan dari Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dikelompokkan atas : (1) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan; (2) Penerimaan Jasa Giro; (3) Pendapatan Bunga Deposito; (4) Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; (5) Denda Pajak; (6) Hasil Eksekusi atas Jaminan; (7) Pendapatan BLUD serta (8) Dana Kapitasi JKN pada FKTP.

Pendapatan dari Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah pada tahun anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp200.395.737.884,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp194.917.624.140,14 atau hanya mencapai 97,27% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Adapun perincian dari pos pendapatan tersebut pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

(24)

Target dan Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah Tahun 2015

NO URAIAN TARGET REALISASI*) %

1 Hasil Penjualan Aset Daerah yangTidak Dipisahkan 403,450,000.00 439,054,834.00 108.83

2 Penerimaan Jasa Giro 2,250,000,000.00 4,016,900,435.00 178.53

3 Pendapatan Bunga Deposito 9,300,000,000.00 14,338,677,385.00 154.18

4 Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 201,125,000.00 0.00 0.00

5 Pendapatan Denda AtasKeterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan 79,040.00 833,063,146.00 1,053,976.65

6 Pendapatan Denda Pajak 12,560,371.00 117,069,984.00 932.06

7 Pendapatan Denda Retribusi 53,400.00 35,447,653.44 66,381.37

8 Pendapatan Hasil Eksekusi atasJaminan 34,880,800.00 34,880,800.00 100.00 9 Pendapatan dari Pengembalian 639,526,920.00 555,851,792.00 86.92

10 Fasilitas sosial dan fasilitas umum 0 24,976,410.00

-11 Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 8,900,000.00 5,222,945.00 58.68

12 Pendapatan BLUD 153,949,128,735.00 138,915,482,345.84 90.23

13 Dana Kapitasi JKN Pada FKTP 33,215,221,000.00 35,092,649,611.00 105.65 14 Pendapatan Dari KelebihanPembayaran 50,012.00 52,013.86 104.00 15 Pendapatan Dari Pajak Bumi danBangunan Sebelum Pengalihan 6,521,279.00 31,630,477.00 485.03

16 Pendapatan dari Piutang 374,241,327.00 476,664,308.00 127.37

TOTAL 200,395,737,884.00 194,917,624,140.14 97.27 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah pada tahun 2015 lebih tinggi 0,61% apabila dibandingkan dengan realisasi Lain-Lain PAD yang Sah pada tahun 2014. Hal ini disebabkan adanya kenaikan dari pendapatan dana kapitasi JKN pada FKTP (puskesmas) serta kenaikan Pendapatan Dari Pajak Bumi dan Bangunan Sebelum Pengalihan

(25)

Tabel 3.13

Realisasi Lain – Lain PAD yang Sah Tahun Anggaran 2014 dan 2015

NO URAIAN 2014 2015*) NAIK /TURUN

(%) 1 Hasil Penjualan Aset Daerahyang Tidak Dipisahkan 1,325,817,520.00 439,054,834.00 (66.88) 2 Penerimaan Jasa Giro 2,321,743,492.00 4,016,900,435.00 73.01 3 Pendapatan Bunga Deposito 9,327,359,431.00 14,338,677,385.00 53.73 4 Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 53,030,654.00 0.00 (100.00) 5 Pendapatan Denda AtasKeterlambatan Pelaksanaan

Pekerjaan 1,204,094,189.00 833,063,146.00 (30.81)

6 Pendapatan Denda Pajak 114,446,602.00 117,069,984.00 2.29

7 Pendapatan Denda Retribusi 0 35,447,653.44

-8 Pendapatan Hasil Eksekusi atasJaminan 0 34,880,800.00

-9 Pendapatan dari Pengembalian 0 555,851,792.00

-10 Fasilitas sosial dan fasilitasumum 0 24,976,410.00

-11 Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 0 5,222,945.00

-12 Pendapatan BLUD 160,209,980,920.46 138,915,482,345.84 (13.29) 12 Dana Kapitasi JKN Pada FKTP 19,172,510,574.00 35,092,649,611.00 83.04

14 Pendapatan Dari KelebihanPembayaran 0 52,013.86

-15 Pendapatan Dari Pajak Bumi danBangunan Sebelum Pengalihan 0 31,630,477.00

-16 Pendapatan dari Piutang 0 476,664,308.00

-TOTAL 193,728,983,382.46 194,917,624,140.14 0.61 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

2.2. Dana Perimbangan

Dana perimbangan yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan Angaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana perimbangan/pendapatan transfer merupakan penerimaan daerah sesuai

(26)

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana Perimbangan ini terdiri dari : (1) Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak, (2) Dana Alokasi Umum (DAU), dan (3) Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendapatan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintah antar daerah.

Penerimaan dari Dana Perimbangan pada Tahun 2015 direncanakan sebesar Rp986.063.368.095,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp978.154.337.307,00 atau mencapai target 99,20%. Adapun perincian penerimaan dari Dana Perimbangan pada Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.14

Target dan Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2015

NO URAIAN TARGET REALISASI*) %

1. Bagi Hasil Pajak / Bagi

Hasil Bukan Pajak 28.705.392.095,00 26.500.021.307,00 92,32 2. Dana Alokasi Umum 862.011.706.000,00 862.011.706.000,00 100,00 3. Dana Alokasi Khusus 95.346.270.000,00 89.642.610.000,00 94,02 TOTAL 986.063.368.095,00 978.154.337.307,00 99,20

Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Realisasi Dana Perimbangan pada tahun 2015 mengalami kenaikan 6,24% apabila dibandingkan dengan penerimaan Dana Perimbangan pada tahun 2014. Kenaikan ini berasal dari DAK yang mengalami kenaikan 48,46% serta DAU yang mengalami kenaikan sebesar 3,66%. Sementara untuk Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak mengalami penurunan sebesar 7,68%.

(27)

Tabel 3.15

Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2014 dan 2015

NO URAIAN 2014 2015*) TURUNNAIK /

(%) 1. Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil

Bukan Pajak 28.705.392.098,00 26.500.021.307,00 (7,68)

2. Dana Alokasi Umum 831.579.000.000,00 862.011.706.000,00 3,66 3. Dana Alokasi Khusus 60.380.950.000,00 89.642.610.000,00 48,46 TOTAL 920.665.342.098,00 978.154.337.307,00 6,24 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

2.3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

Penerimaan Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang bersumber dari Lain-lain Pendapatan yang Sah terdiri atas: (1) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi; (2) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; serta (3) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesa Rp450.654.980.977,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp467.881.243.374,00 atau mencapai 103,82%. Adapun perincian Lain-Lain Pendapatan yang Sah pada Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.16

Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah Tahun 2015

NO URAIAN TARGET REALISASI*) %

1. Pendapatan Hibah 0 15.665.429.000,00

-2. Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi 81.574.717.977,00 85.460.144.639,00 104,76 3. Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus 336.298.134.000,00 334.213.234.000,00 99,38

4. Bantuan Keuangan Dari Provinsi /

Pemda Lainnya 32.782.129.000,00 32.542.435.735,00 99,27

TOTAL 450.654.980.977,00 467.881.243.374,00 103,82 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

(28)

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi mencapai 104,76%, meliputi dana bagi hasil dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan, dan bagi hasil pajak rokok. Realisasi penerimaan dana penyesuaian dan otonomi khusus Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 adalah dana penyesuaian tunjangan kependidikan yang dialokasikan untuk tambahan penghasilan bagi guru PNSD yang belum bersertifikasi dan tunjangan profesi guru PNSD yang telah memperoleh sertifikasi dan Dana Desa yang bersumber dari APBN serta Dana Insentif Daerah (DID).

Realisasi penerimaan dana bantuan keuangan dari Provinsi tahun anggaran 2015 antara lain meliputi bantuan keuangan bidang pendidikan, infrastruktur, pertanian, sarana prasarana kesehatan, bantuan pendampingan dunia usaha (FEDEP), penyusunan profil daerah, dan TMMD.

Perkembangan realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.17

Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah Tahun 2014 dan 2015

NO URAIAN 2014 2015*) TURUNNAIK /

(%)

1. Pendapatan Hibah 0 15.665.429.000,00

-2. Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi 60.910.102.000,00 85.460.144.639,00 40,31 3. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 192.613.916.000,00 334.213.234.000,00 73,51 4. Bantuan Keuangan Dari Provinsi / Pemda

Lainnya 45.274.259.088,00 32.542.435.735,00 (28,12)

TOTAL 298.798.277.088,00 467.881.243.374,00 56,59 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah pada Tahun Anggaran 2015, secara

(29)

keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 56,59% dibandingkan penerimaan Tahun Anggaran 2014.

3. Permasalahan dan Solusi

Perolehan target pendapatan daerah, baik berupa pencapaian target, pelampauan target, maupun tidak tercapainya target tidak lepas dari permasalahan serta hambatan eksternal maupun internal. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperoleh solusi atas permasalahan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang tersedia. Beberapa permasalahan yang dihadapi dan solusi dalam rangka upaya pencapaian target pendapatan dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Permasalahan

1) Data potensi retribusi daerah perlu ditingkatkan akurasinya sesuai kondisi riil di lapangan.

2) Masih perlunya pemberdayaan aset daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah.

3) Pengelolaan BUMD perlu ditingkatkan sehingga meningkatkan deviden untuk menambah kontribusi pendapatan bagi daerah.

4) Perlu adanya penyempurnaan payung hukum pemungutan pajak dan rertribusi sesuai dengan undang-undang yang ada

5) Penegakan Peraturan Daerah yang mengatur Pajak Daerah masih perlu ditingkatkan.

b. Solusi

1) Perlu dilaksanakan mapping potensi retribusi daerah secara komprehensif sesuai kondisi riil yang ada sehingga target yang ditetapkan mengacu data potensi yang ada.

2) Dilaksanakan pendataan dan pemberdayaan aset yang ada, baik dilakukan secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan pihak ketiga untuk dapat memberikn kontribusi pendapatan bagi daerah.

(30)

3) Perlu dioptimalkan pengelolaan BUMD dengan meningkatkan modal BUMD melalui penyertaan modal dari pemerintah daerah yang besaranya berdasarkan kajian sesuai ketentuan yang ada.

4) Perubahan peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah serta peraturan bupati pendukung dalam pengelolaan pemungutan daerah sehingga sesuai dengan kondisi riil yang ada.

5) Dilaksanakan penegakan Peraturan Daerah yang mengatur pajak daerah secara tegas dan konsisten terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan daerah. Pemeriksaan terhadap wajib pajak, dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah, disamping pengenaan sanksi hukum sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah.

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah

Belanja Daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang terdiri urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan belanja untuk pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Pemerintah daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang menunjukkan alokasi belanja untuk melaksanakan berbagai program/kegiatan dan sumber-sumber pendapatan, serta pembiayaan yang digunakan untuk mendanainya. Program/kegiatan dimaksud dilaksanakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan pendapatan, serta pembangunan di berbagai sektor yang ada di masyarakat.

(31)

Kebijakan Umum Anggaran Belanja Pembangunan Daerah diarahkan pada prinsip-prinsip keadilan yang dapat dinikmati seluruh masyarakat khususnya dalam hal pelayanan publik yang disusun berdasarkan aspirasi masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan daerah serta disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input dengan memperhatikan prestasi kerja setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Tujuan penggunaan anggaran berbasis kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program/kegiatan. Anggaran belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 yang diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Arah kebijakan belanja daerah disusun berdasarkan prinsip-prinsip penganggaran dengan pendekatan anggaran yang berbasis kinerja, dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD, prioritas pembangunan sesuai potensi dan permasalahannya, serta perkiraan situasi dan kondisi pada tahun depan, yang secara umum sebagai berikut :

a. Peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari PAD dengan menggali sumber-sumber pendapatan pada sektor pajak dan retribusi daerah, pemanfaatan idle fund, dukungan dana perimbangan dan dukungan lain-lain pendapatan yang sah.

b. Peningkatan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas pembelanjaan keuangan daerah, yang diarahkan pada penyelesaian permasalahan yang mendesak, penting menjadi pengungkit sektor pada bidang lain.

c. Belanja daerah yang di klasifikasikan menurut urusan pemerintahan, fungsi dan satuan organisasi (SKPD), program dan kegiatan serta berorientasi pada anggaran berbasis kinerja.

(32)

d. Mengutamakan alokasi pada kegiatan pembangunan yang efektif dalam mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Penyediaan pelayanan dan investasi pemerintah daerah lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang benar-benar menjadi tugas pemerintah daerah.

e. Mengalokasikan pendanaan pada SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta perkiraan kapasitas masing-masing SKPD dalam mengimplementasikan program-program pembangunan. Dengan demikian pelaksanaan pembangunan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan mengefisienkan alokasi dana yang terserap.

Mengacu pada kebijakan belanja daerah di atas maka belanja daerah yang merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan kebijakan yang berkesinambungan dari program-program yang dilaksanakan dapat dibaca ke arah mana pembangunan di Kabupaten Pekalongan. Hakekat anggaran daerah pada dasarnya merupakan salah satu instrumen utama kebijakan publik dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat, maka sesuai dengan kebijakan pemerintah setiap pelaksanaan anggaran diharapkan dapat mencerminkan kebutuhan riil penyelenggaraan pemerintahan sesuai potensi daerah.

Belanja Daerah APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 secara makro dilandasi atas pemahaman efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran Belanja Daerah yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masing-masing program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015, yang dikelompokkan menjadi : (1) BELANJA TIDAK LANGSUNG, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan; (2) BELANJA LANGSUNG, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

(33)

Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp1.841.379.945.436,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.606.482.574.205,97 atau mencapai 87,24% sebelum diaudit oleh BPK-RI dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.18

Target dan Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Kelompok Belanja Tahun 2015

NO URAIAN TARGET REALISASI*) %

1. Belanja Tidak Langsung 1.126.539.136.266,00 1.028.327.851.087,00 91,28 2. Belanja Langsung 714.840.809.170,00 578.154.723.118.,97 80,88 TOTAL 1.841.379.945.436,00 1.606.482.574.205,97 87,24 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Jika dilihat dari komposisinya, Belanja Tidak Langsung memberikan kontribusi sebesar 64,01% dari realisasi belanja Kabupaten Pekalongan di tahun 2015 dan 35,99% dari Belanja Langsung. Adapun anggaran dan realisasi masing-masing belanja untuk Tahun Anggaran 2015, dapat diuraikan sebagai berikut :

2.1. Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja Tidak Langsung pada tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp1.126.539.136.266,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.028.327.851.087,00 atau 91,28%, sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI dengan rincian pada tabel berikut :

Tabel 3.19

Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2015

(34)

NO URAIAN TARGET REALISASI*) %

2. Belanja Bunga 25.894.860,00 25.894.860,00 100,00

3. Belanja Hibah 35.405.480.500,00 34.587.092.500,00 97,69

4. Belanja Bantuan Sosial 4.850.200.000,00 4.152.550.000,00 85,62

5. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi / Kab./Kota dan Pemerintahan Desa

3.810.054.029,00 3.784.431.383,00 99,33 6. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/

Kab./Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik 171.496.504.900,00 170.884.187.908,00 99,64

7. Belanja Tidak Terduga 3.500.000.000,00 2.073.275.000,00 59,24

TOTAL 1.126.539.136.266,00 1.028.327.851.087,00 91,28 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI a. Belanja Pegawai

Belanja ini pada tahun 2015 dianggarkan sebesar

Rp907.451.001.977,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp812.820.419.436,00 atau 89,57% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini digunakan untuk pembayaran gaji, tunjangan dan tambahan penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil, Gaji dan Tunjangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Anggota DPRD, Tambahan Penghasilan dan Tunjangan Profesi bagi Guru serta Jasa Pelayanan/Medis.

b. Belanja Bunga

Belanja bunga ini dianggarkan untuk pembayaran bunga hutang atas pinjaman ADB Loan Agreement.

c. Belanja Hibah

Belanja Hibah pada tahun 2015 dianggarkan sebesar

Rp35.405.480.500,00 dan telah direalisasikan sebesar

Rp34.587.092.500,00 atau 97,69% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini diberikan kepada :

1) Kelompok Masyarakat yang memiliki kegiatan dalam bidang perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat istiadat dan kegiatan Olah Raga non profesional;

2) Organisasi Masyarakat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;

(35)

3) Pemerintah dalam hal ini instansi vertikal yang wilayah kerjanya mencakup/berada di Wilayah Kabupaten Pekalongan.

d. Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Sosial pada tahun 2015 dianggarkan sebesar

Rp4.850.200.000,00 dan telah direalisasikan sebesar

Rp4.152.550.000,00 atau 85,62% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini diberikan kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang terdiri dari : (a) Bantuan Keuangan untuk Keagamaan; (b) Bantuan Keuangan untuk Kesejahteraan Sosial; serta (c) Bantuan Keuangan untuk Penyandang Masalah Sosial.

e. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan

Desa Lainnya pada tahun 2015 dianggarkan sebesar

Rp3.810.054.029,00 dan telah direalisasikan sebesar

Rp3.784.431.383,00 atau 99,33% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini digunakan untuk Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah untuk Desa se Kabupaten Pekalongan.

f. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik pada Tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp171.496.504.900,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp170.884.187.908,00 atau 99,64% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini digunakan untuk Bantuan Keuangan kepada Desa dan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik

g. Belanja Tidak Terduga

Belanja Tidak Terduga pada tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp3.500.000.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp2.073.275.000,00 atau 59,24%. Belanja ini digunakan untuk penanganan paska bencana

(36)

Perbandingan realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.20

Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2014 dan 2015

NO URAIAN 2014 2015*) TURUNNAIK /

(%)

1 Belanja Pegawai 760.434.204.158,00 812.820.419.436,00 6,89

2 Belanja Bunga 46.576.748,00 25.894.860,00 (44,40)

3 Belanja Hibah 9.969.000.000,00 34.587.092.500,00 246,95

4 Belanja Bantuan Sosial 6.328.720.000,00 4.152.550.000,00 (34,39)

5 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi /

Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa 42.113.850,00 3.784.431.383,00 8.886,19 6 Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/ Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik

43.331.933.392,00 170.884.187.908,00 294,36

7 Belanja Tidak Terduga 1.186.575.000,00 2.073.275.000,00 74,73

TOTAL 821.339.123.148,00 1.028.327.851.087,00 25,20 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Dari tabel di atas dapat diketahui terjadi kenaikan total Belanja Tidak Langsung pada tahun 2015 sebesar Rp206.988.727.939,00 atau naik 25,20% dibandingkan Tahun Anggaran 2014. Kenaikan ini salah satunya disebabkan adanya Peraturan Pemerintah tentang Penyesuaian Gaji Pokok PNS yang juga mempengaruhi terhadap kenaikan tunjangan profesi bagi guru serta adanya Peraturan Pemerintah berkenaan dengan Dana Desa.

2.2. Belanja Langsung

Belanja Langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanan program dan kegiatan, yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Belanja Langsung pada tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp714.840.809.170,00

(37)

dan dapat direalisasikan sebesar Rp578.154.723.118,97 atau 80,88%. Belanja ini merupakan belanja yang dianggarkan terkait dengan program dan kegiatan berdasarkan sumber dari APBD Kabupaten Pekalongan, APBD Provinsi Jawa Tengah, dan APBN Pemerintah Pusat yang berupa Dana Alokasi Khusus (DAK). Adapun perincian Belanja Langsung pada Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.21

Target dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2015

NO URAIAN TARGET REALISASI*) %

1 Belanja Pegawai 115.008.749.358,00 98.082.222.493,00 85,28 2 Belanja Barang dan Jasa 363.596.374.319,00 289.781.006.391,97 79,70

3 Belanja Modal 236.235.685.493,00 190.291.494.232,00 80,55

TOTAL 714.840.809.170,00 578.154.723.116,97 80,88 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka realisasi belanja langsung pada tahun 2015 terjadi kenaikan pada semua komponen, namun kenaikannya yang tertinggi adalah belanja pegawai sebesar 60,39%.

Tabel 3.22

Realisasi Belanja Langsung Tahun 2014 dan 2015

NO URAIAN 2014 2015*) NAIK / TURUN

(%) 1 Belanja Pegawai 61.150.839.025,00 98.082.222.493,00 60,39 2 Belanja Barang dan Jasa 325.543.463.516,00 289.781.006.391,97 (10,99) 3 Belanja Modal 187.872.466.874,00 190.291.494.232,00 1,29

TOTAL 574.566.769.415,00 578.154.723.116,97 0,61 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan

(38)

disebabkan adanya alokasi belanja yang bersumber dari dana transfer bersifat spesifik grant (in out) yang besarannya melebihi kebutuhan yaitu tunjangan profesi bagi guru; adanya alokasi kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang turun pada pertengahan tahun anggaran sehingga tidak dapat selesai pada akhir tahun; adanya gagal lelang pada beberapa kegiatan; serta efisiensi anggaran.

b. Solusi

Dengan adanya permasalahan tersebut di atas maka solusinya adalah melakukan secara rutin menyampaikan data realisasi kepada kementerian keuangan dan rekonsiliasi khususnya terkait tunjangan profesi bagi guru; peluncuran kembali kegiatan yang tidak selesai pada awal tahun anggaran berikutnya; serta penajaman dan rasionalisasi kegiatan yang layak untuk direalisasikan serta menetapkan kegiatan berdasarkan skala prioritas.

C. PEMBIAYAAN DAERAH

1. Kebijakan Umum Pembiayaan

Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah, dan penerimaan piutang. Penerimaan pembiayaan Tahun Anggaran 2015 adalah bersumber dari SILPA tahun lalu.

(39)

Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran cicilan pokok hutang yang jatuh tempo, dan pemberian pinjaman daerah. Selisih lebih penerimaan pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan disebut sebagai pembiayaan netto. Jumlah pembiayaan netto harus dapat menutup defisit APBD.

Dengan memperhatikan hal tersebut, maka kebijakan umum pembiayaan ditetapkan bahwa penerimaan pembiayaan diupayakan berasal dari jenis penerimaan yang tidak membebani daerah, serta pengeluaran pembiayaan diupayakan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan memperkuat struktur APBD serta memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo.

2. Target dan Realisasi Pembiayaan

Berdasarkan kebijakan umum pembiayaan di atas, maka pada Tahun

Anggaran 2015 ditargetkan penerimaan pembiayaan sebesar

Rp144.141.874.399,00 dari target yang direncanakan dan terealisasi sebesar Rp144.162.745.749,07 atau tercapai 100,01% (belum dilakukan audit BPK-RI). Sedangkan pengeluaran pembiayaan ditargetkan sebesar Rp6.656.524.556,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp6.656.524.458,00 atau 100% dari target yang ditetapkan (belum dilakukan audit BPK-RI).

Tabel 3.23

Target dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2015

(40)

NO URAIAN TARGET REALISASI*) %

A PENERIMAAN PEMBIAYAAN 144.141.874.399,00 144.162.745.749,07 100,01 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Sebelumnya ( SILPA ) 144.132.774.399,00 144.132.774.399,07 100,00

2 Penerimaan Piutang Daerah 0 11.227.500,00

-3 Penerimaan kembali Investasi Dana Bergulir 9.100.000,00 18.743.850,00 205,98 B PENGELUARAN PEMBIAYAAN 6.656.524.556,00 6.656.524.458,00 100,00

1 Penyertaan modal (Investasi Pemerintah

Daerah) 6.482.919.556,00 6.482.919.556,00 100,00

2 Pembayaran Utang Pokok 173.605.000,00 173.604.902,00 100,00

PEMBIAYAAN NETTO 137.485.349.843,00 137.506.221.291,07 100,02 Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016

Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp137.485.349.843,00 terealisasi sebesar Rp137.506.221.291,07 atau 100,02%.

Berdasarkan uraian pendapatan, belanja dan pembiayaan di atas, terdapat

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SiLPA) sebesar

Rp228.606.971.099,94 (belum audit BPK-RI) yang dapat diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.24

Uraian Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 2015

NO URAIAN SILPA 2015*)

1. Kelebihan Target Pendapatan (6.311.271.578,16)

2. Penghematan Belanja 234.897.371.230,03

3. Kelebihan Penerimaan Pembiayaan 20.871.350,07

4. Penghematan Pengeluaran Pembiayaan 98,00

TOTAL 228.606.971.099,94

Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI

Referensi

Dokumen terkait

KPPN selaku KPA Penyalur DAK Fisik dan Dana Desa hanya dapat melaksanakan penyaluran DAK Fisik dari Kas Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) berdasarkan pada

Karakteristik individu dan keluarga nantinya akan berhubungan dengan pengetahuan gizi yang dimiliki, Pengetahuan tentang gizi dan makanan akan mempengaruhi pola dan kebiasaan

Pesatnya perkembangan teknologi saat ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan bisnis, perseorangan, instansi pemerintah, ataupun swasta. Perkembangan teknologi seiring dengan

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menentukan strategi pemasaran dengan mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal usaha Circle Shop ini adalah dengan analisis

Pengertian di atas, tampaknya perlu digali lebih mendalam, untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan: bagaimana distribusi penyebaran RTH di DKI Jakarta dalam

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak puyuh yang berumur 21 hari sebanyak 140 ekor. Ransum yang digunakan adalah ransum yang dibuat sendiri dengan

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa terdapat pengaruh hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah materi passing

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen teh celup Sariwangi di Kota Denpasar yang meliputi