• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Ahmad Abu BasiL BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Ahmad Abu BasiL BAB I"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecemasan merupakan masalah klasik yang sudah tidak asing lagi bagi setiap individu. Kecemasan merupakan suatu reaksi yang normal bagi setiap individu, namun jika kecemasan yang dihadapi berlebihan dan individu tersebut tidak mampu meredam kecemasan yang dialaminya, maka kecemasan akan menjadikan seseorang tidak rasional dan menimbulkan ketakutan.

Kecemasan dapat menyerang siapa saja, kapan saja, dimana saja dengan atau tanpa alasan apapun seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian, mengidap/mengalami penyakit kronis yang berkepanjangan dan tidak kunjung sembuh, salah satunya adalah kecamasan terhadap penyakit cardiovaskuler. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut.

Penyakit cardiovaskuler merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara maju dan berkembang. Penyakit ini dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu

gangguan fungsi jantung, gangguan struktur jantung, infeksi dan non inflamasi,

serta gangguan system vascular (Brunner & Suddarth, 2002).

(2)

akibat penyakit cardiovaskuler pada tahun 2008, lebih dari 80% kematian akibat penyakit cardiovaskuler terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan pada tahun 2030 diperkirakan lebih dari 23,3 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat penyakit cardiovaskuler.

Penyakit cardiovasculer di Australia masih menjadi penyebab kematian utama, ditahun 2011 tercatat 45.600 kematian (31 % dari semua kematian) disebabkan oleh penyakit ini. Penyakit cardiovaskuler membunuh seorang warga Australia dalam setiap 12 menit (www.Heartfoundation.org.au, Desember 2011).

Prevalensi penyakit cardiovaskuler di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, angka kematian akibat penyakit jantung dan Penyakit Tidak Menular (PTM) pada tahun 1995 sebesar 41,7% dan meningkat menjadi 59,5% pada tahun 2007. Sementara, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) kejadian tertinggi ada di Provinsi Aceh 12,6%, Sumatera Barat 11,3%, Gorontalo 11,0%, Sulawesi Tengah 9,4% dan Nusa Tenggara Timur 6,8 % (http://suar.okezone.com, 8 Februari 2012).

Penyakit Tidak Menular (PTM) di Provinsi Jawa Tengah dilaporkan

(3)

Penderita cardiovaskuler yang semakin memburuk keadaan penyakitnya harus segera diatasi dan dibawa ke Rumah Sakit agar segera mendapatkan pengobatan dan perawatan, jika penderita cardiovaskuler dalam keadaan kritis dan membutuhkan perawatan dan pengawasan intensif maka harus segera mendapatkan perawatan di Ruang Intensive Care Unit/ Intensive Coronary Care Unit (ICU/ICCU). Salah satu masalah psikologis yang sering muncul

pada pasien gangguan cardiovaskuler adalah kecemasan, terlebih lagi jika harus menjalani perawatan diruang ICCU, ruang ICCU kelihatan sangat menakutkan bagi pasien karena dikelilingi oleh alat-alat yang terlihat asing, seperti monitor yang mengeluarkan bunyi yang berulang-ulang. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Pakistan oleh Imtiaz Ahmad Dogar dkk menyimpulkan bahwa penyakit cardiovaskuler merupakan penyebab utama gangguan kecemasan (Borgeat & Suter, 1992 dalam Soesanto & Nurkholis 2008).

Kondisi medis pada umumnya seperti gangguan jantung dapat

(4)

Kecemasan masih menjadi masalah utama dan perlu penanggulangan segera, karena dapat merugikan berbagai hal, baik materil maupun non materil. Berdasarkan data yang diperoleh, lebih dari 23 juta penduduk, kira-kira satu dari empat individu di Amerika Serikat mengalami gangguan kecemasan setiap tahunnya. Gangguan kecemasan menghabiskan 46,6 milyar dolar Amerika Serikat pada tahun 1990 dalam biaya langsung dan tidak langsung, hampir 1/3 dari total biaya kesehatan jiwa Amerika Serikat sebesar 148 milyar dolar. Penduduk yang mengalami gangguan panik menghabiskan biaya besar untuk pelayanan kesehatan. Suatu survey menemukan bahwa seorang pasien yang mengalami serangan panik rata-rata melakukan 7 kali kunjungan medis dalam satu tahun. Kurang dari 25% penduduk yang mengalami gangguan panik mencari bantuan karena mereka tidak menyadari gejala fisik yang mereka alami.

Gangguan kecemasan pada umumnya adalah suatu kondisi penyebab kegelisahan atau ketegangan yang menahun dan berlebihan, sering kali tidak dipicu oleh factor-faktor provokatif apapun. Kebanyakan orang dengan kondisi demkian senantiasa hidup dengan rasa takut akan mendapatkan malapetaka serta khawatir terhadap sebagian besar aspek kehidupannya seperti kesehatan, uang, keluarga pekerjaan dan sebagainya (Ramaiah, 2003).

(5)

gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, sering berkemih.

Kecemasan yang berlarut-larut dan tidak terkendali dapat mendorong terjadinya respon defensif sehingga menghambat mekanisme koping yang adaptif. Sebaliknya dengan kecemasan yang terkendali, pasien dapat mengembangkan konsep diri dengan baik, sehingga pasien kooperatif terhadap tindakan perawatan. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien, sehingga tidak heran jika sering kali pasien menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang dialami. Kecemasan yang dialami biasanya terkait dengan kondisi pasien yang lemah serta nyeri dada yang menyebabkan pasien gelisah (Effendy, 2005).

Tindakan keperawatan untuk menangani masalah kecemasan pasien dapat berupa tindakan mandiri oleh perawat seperti tehnik relaksasi dan distraksi (Potter, 2005). Salah satu teknik distraksi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan pada pasien adalah dengan murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an), karena tehnik distraksi merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian.

(6)

Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi

tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah Missuori AS, Ahmad Al-Khadi melakukan presentasi tentang hasil penelitianya dengan tema “Pengaruh Al-Quran pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi”.

Hasil penelitian tersebut menunjukan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer (http://www.quranhadis.com, 2012).

(7)

buruknya penyakit jantung koroner fatal, khususnya, kematian jantung secara tiba-tiba (Ichiro Kawachi et all, 1994).

ICU/ICCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo adalah ruangan perawatan intensive (total care) tersier yang merupakan unit pelayanan tertinggi bagi pasien untuk mencegah terjadinya kecacatan, dimana semua kegiatan dilakukan oleh seorang dokter ICCU yang berdedikasi, paramedis yang terlatih serta bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dalam satu tim. Daya tampung ruang ICCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo adalah 4 tempat tidur.

Selama bulan April–Juni 2013 rata-rata Bed Occupancy Rate (BOR) di ruang ICCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo adalah 117,50% dengan demikian apabila dibandingkan dengan standar nasional 75-85% maka pemakaian tempat tidur yang tersedia di ruang ICCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada bulan April–Juni 2013 sudah efesien. Sedangkan rata-rata pasien yang menjalani perawatan di ruang ICCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dalam 3 bulan terakhir (April-Juni 2013) adalah 37 orang. Adapun jenis penyakit cardiovaskuler yang dialami pasien yang menjalani perawatan diruang ICCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo antara lain, Acute Transmural Myocardial Infarction of Arteri, Congestif Heart Failure

(CHF) atau Gagal Jantung Kongestif, dan Myocard Infark (MCI).

(8)

ruang ICCU mengalami kecemasan dengan tingkatan yang bervariasi (ringan, sedang, berat, panik) baik yang diungkapkan pasien secara verbal maupun nonverbal.

Berdasarkan data dan permasalahan tingkat kecemasan pada pasien yang dirawat diruang tersebut, salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan terapi farmakologis dan nonfarmakologis. Maka pada penelitian ini peneliti ingin menggunakan terapi nonfarmakologis yaitu terapi murottal Al-Qur’an dengan frekuensi 7-14 Hertz selama 15 menit untuk mengurangi tingkat kecemasan yang dialami pasien diruang ICCU untuk membantu proses penyembuhan pasien.

B. Rumusan Masalah

a. Identifiksi

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu panjang dan sebagian besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-peristiwa atau situasi-situasi khusus dapat mempercepat munculnya kecemasan tetapi hanya setelah terbentuk pola dasar yang menunjukkan reaksi-reksi cemas pada pengalam hidup seseorang (Ramaiah, 2003).

(9)

seberapa besar pengaruh terapi murottal Al-Qur’an sebagai terapi nonfarmakologis terhadap penurunan tingkat kecemasan yang di alami pasien selama di rawat di ruang ICCU.

b. Pertanyaan Penelitian

Apakah ada pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien yang di rawat di ruang ICCU?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi murottal Al-Qur’an terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien yang dirawat diruang ICCU RSUD Prof.Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

b. Tujuan Khusus

a) Mengetahui tingkat kecemasan pasien yang dirawat diruang ICCU sebelum diberikan terapi murottal Al-Qur’an.

b) Mengetahui tingkat kecemasan pasien yang dirawat diruang ICCU sesudah diberikan terapi murottal Al-Qur’an.

c) Membandingkan tingkat kecemasan pasien yang dirawat diruang ICCU sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal Al-Qur’an.

D. Manfaat Penelitian

(10)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi dan pertimbangan bagi instansi kesehatan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan terapi nonfarmakologis untuk penurunan tingkat kecemasan pasien yang dirawat di Rumah Sakit.

b. Manfaat keilmuan

a) Bermanfaat bagi ilmu keperawatan sebagai evident best practice khususnya bidang keperawatan kritis guna menanggulangi kecemasan yang sering di alami pasien saat dirawat di rumah sakit terutama di rung ICU/ICCU.

b) Memeberikan wawasan yang baru mengenai tehnik untuk menurunkan tingkat kecemasan yang di alami pasien saat di rawat dirumah sakit terutama pasien yang dirawat diruang ICCU.

c) Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan bacaan dan sumber informasi bagi peneliti selanjutnya.

c. Manfaat bagi pasien/keluarga

(11)

d. Manfaat bagi peneliti

Merupakan suatu pengalaman berharga bagi peneliti dalam memperluas wawasan keilmuan, khususnya mengenai terapi murottal Al-Qur’an sebagai terapi nonfarmkolagis untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dialami pasien saat menjalani perawatan di Rumah Sakit.

E. Penelitian Terkait

a. Penelitian yang dilakukan oleh Faradisi pada tahun 2012 dengan judul“Efektivitas terapi murottal dan terapi music klasik terhadap

penurunan tingkat kecemasan pasien praa operasi di pekalongan “ .

(12)

pemberian terapi murotal lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi musik.

b. Penelitian mengenai terapi murottal Al Qur’an juga pernah dilakukan oleh Novianti tahun 2013. Efektivitas mendengarkan bacaan al qur’an terhadap skor kecemasan pada lansia di shelter dongkelsari wukirsari

cangkringan sleman Yogyakarta.

Metode penelitian ini adalah Quasy experimental dengan pendekatan Pre-Post Test Design with Control Group. Responden berjumlah 37

orang lansia yang telah memenuhi kriteria subyek penelitian yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 19 orang dan kelompok kontrol 18 orang. Alat ukur penelitian ini menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety dan analisa data menggunakan uji paired t-test dan independent t-test. Hasil penelitian dengan uji paired

t-test menunjukkan nilai signifikansi 0,005 (p<0,05) dan independent t

test sebesar 0,002 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa

mendengarkan bacaan Al-Qur’an efektif dalam menurunkan skor kecemasan pada lansia.

c. Penelitian yang lain nya juga dilakukan Siswantinah pada bulan Maret 2011 yang berjudul “ pengaruh terapi murottal terhadap kecemasan

pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan tindakan Hemodialisa di

(13)

pasien gagal ginjal kronik berjumlah 30 orang dengan menggunakan tehnik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data dengan uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon diperoleh value sebesar 0,001 berarti ada pengaruh yang signifikan terapi murrotal terhadap kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang dilakukan tindakan hemodialisa.

d. Penelitian terkait juga pernah dilakukan oleh Mir Bagher AjorPaz N dan N Ranjbar pada tahun 2012 di Iran yang berjudul “Effects of Recitation of Holy Quran on Anxiety of Women before Cesarean

Section: A Randomize Clinical Trial”. Methode dalam penelitian ini

quasi eksperimental, dengan sample 80 orang wanita operasi caesar

(14)

) Kesimpulan :Menurut hasil penelitian ini bahwa irama Al-Qur’an dapat digunakan sebagai musik diagnostik dan aspek kesaktian, dan sebagai metode non obat untuk mengurangi kecemasan sebelum wanita sesar .

Referensi

Dokumen terkait

Ia menjelaskan kepada kita semua bahwa umat manusia dalam hidup bukan untuk menyia- nyiakan tubuh kita melainkan untuk memuliakan tubuh yang juga tempat Allah bersemayam dalam

keterangkauan mas&#34;arakat terhadap obat5obatan&amp; !rogram ini memungkinkan  amu &#34;ang merupakan obat5obat herbal tradisional &#34;ang sudah la%im digunakan

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Alhamdulillah, Puji syukur dan pujian tertinggi hanya untuk Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada alam semesta dan karunia- Nya, penulis

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Emisi surat utang korporasi di pasar domestik selama Januari 2018 mencapai Rp7,67 triliun atau naik 2,84 kali dibandingkan dengan Januari 2018, berdasarkan data oleh