BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Seruni jalar (Sphagneticola trilobata L.) 1. Sistematika Tanaman.
Kedudukan tanaman Seruni jalar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Suku : Asteraceae Marga : Sphagneticola
Jenis : Sphagneticola trilobataL.
(http://www.cabi.org/isc/datasheet/56714)
Gambar 1. Seruni Jalar (S. trilobata)
2. Nama Sinonim
B. Deskripsi Tanaman Seruni Jalar
Sphagneticola trilobata L. adalah tanaman menahun yang tumbuh dengan tinggi 45-60 cm. Batangnya berwana hijau, bulat, dan bercabang pada bagian axial, panjang sekitar 10-30 cm. Daun berwarna hijau, bertekstur medium, berdaging, dengan lebar 2-5 cm dan panjang 4-5 cm, obovate sederhana,dan bergerigi, susunan daun menyilang berlawanan. Bunganya soliter, muncul pada axil daun, berwarna kuning cerah, beratangkai 3-10 cm. Akarnya berupa akar tunggal kecoklatan.Habitus tanaman ini adalah semakmenjalar.
C. Kandungan dan Khasiat Seruni Jalar
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Govindapa et al (2011) menunjukkan bahwa daun dan batang ekstrak S. trilobata mengandung senyawa fitokimia aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.Fraksi ekstrak etanol daun dan batangnya menunjukkan aktivitas antibakkteri yang signifikan terhadap bakteri positif maupun Gram-negatif dan jamur yang diuji.Terbukti adanya aktivitas antioxidant dan antiinflamasi yang kuat pada fraaksi ekstrak etanolnya.Aktivitas tersebut dapat ditimbulkan oleh adanya komponen senyawa polifenol seperti flavonoid, tannin, terpenoid, fenol, dan saponin pada daun, batang dan juga bunganya.
Asam kaurenoat dapat merusak membran sel S. aureus melalui ikatan hidrogen gugus karboksilat asam kaurenoat dengan atom oksigen fosforil membran sel (Urzúa et al., 2008).
D. Estrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau siplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menyari senyawa, salah satunya yang digunakan adalah teknik maserasi.Maserasi adalah metode penyarian sederhana.Teknik maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.Maserasi digunakan untuk menyari zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyarinya.Keuntungan dari maserasi adalah carapengerjaan dan alat yang digunakan sederhana serta mudah dikerjakan Sedangkan kerugian teknik maserasi adalah waktu pengerjaannya yang lama serta resiko penyariannya yang kurang sempurna (Anonim, 1986).
Terdapat beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam hal memilih cairan penyari yang akan digunakan, antara lain : murah dan muah didapat, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat-zat berkhasiat yang dikehendaki dan tidak mempengaruhi zat berkhasiat (Anonim, 1986).
E. Etanol
Etanol adalah campuran etilalkohol dan air, berbentuk cairan jernih, mudah menguap, mudah terbakar dengan memberikan warna biru yang tidak berasap dengan kelarutan sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P (Anonim 1979).
penyarian biasanya digunakan campuran etanol dan air. Perbandingan jumlah etanol dan air tergantung pada bahan yang akan disari (Depkes RI, 2005).
F. Sabun Cair
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi, terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan sodium atau potasium.Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati ataulemak hewani (Qisti, 2009).
Sabun cair saat ini banyak diproduksi karena penggunaannya yang lebih praktis dan bentuk yang menarik dibanding bentuk sabun lain. Di samping itu sabun dapat digunakan untuk mengobati penyakit, seperti mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Dengan kata lain sabun dapat digunakan sebagai obat yakni dengan membersihkan tubuh dan lingkungan sehingga kemungkinan terserang penyakit akan berkurang (Anggraini et al, 2012).
Pasa umumnya sabun terdiri dari beberapa komponen seperti surfaktan, pelumas, antioksidan, deodorant, parfum, pengontrol pH, dan bahan tambahan khusus.
1. Surfaktan
Surfaktan adalah molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sehingga dapat memperasatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air yang bekerja menurunkan tegangan permukaan.
2. Pelumas
meminyaki kulit juga dapat menstabilkan busa dan berfungsi sebagai peramas (plasticizers) (Wasitaatmadja, 1997).
3. Antioksidan dan Sequestering agents
Antioksidan adalah senyawa atau zat yang dapat menghambat, menunda, mencegah, atau memperlambat reaksi oksidasi meskipun dalam konsentrasi yang kecil. Untuk menghindari kerusakan lemak terutama bau tengik, dibutuhkan bahan penghambat oksidasi, misalnya
stearil hidrazid dan butilhydroxy toluene (0,02%-0,1%). Sequestering Agents dibutuhkan untuk mengikat logam berat yang mengkatalis oksidasi EHDP (ethanehidroxy-1-diphosphonate)(Wasitaatmadja, 1997). 4. Deodorant
Deodorant adalah suatu zat yang digunakan untuk menyerap atau mengurangi bau menyengat. Deodorant dalam sabun mulai dipergunakan sejak tahun 1950, namun oleh karena khawatir efek samping, penggunaannya dibatasi.Bahan yang digunakan adalah TCC (trichloro carbanilide) dan 2-hidroxy 2,4,4-trichlodiphenyl ester (Wasitaatmadja, 1997).
5. Parfum
Isi sabun tidak lengkap bila tidak ditambahkan parfum sebagai pewangi.Pewangi ini harus berada dalam pH dan warna yang berbeda pula.Setiap pabrik memilih bau dan warna sabunbergantung pada permintaan pasar atau masyarakat pemakainya. Biasanya dibutuhkan wangi parfum yang tidak sama untuk membedakan produk masing-masing (Wasitaatmadja, 1997).
6. Pengontrol pH
Penambahan asam lemak yang lemah, misalnya asam sitrat, dapat menurunkan pH sabun (Wasitaatmadja, 1997).
7. Bahan tambahan khusus
dimasukkan ke dalam formula sabun. Dewasa ini dikenal berbagai macam sabun khusus, misalnya:
a. Superfatty yang menambahkan lanolin atau paraffin. b. Transparan yang menambahkan sukrosa dan gliserin.
c. Deodorant, yang menambahkan triklorokarbon, heksaklorofen, diklorofen, triklosan, dan sulfur koloidal.
d. Antiseptik (medicated = carbolic) yang menambahkan bahan antiseptik, misalnya: fenol, kresol, dan sebagainya.
G. Diare
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya yaitu lebih dari 3 kali dalam sehari dan fesesnya lunak. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak yaitu bila frekuensi lebih dari 3 kali.
Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan waterborne infections yang disebabkan
bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stapilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringensdan, Enterohemorrhagic Escherichia coli
(EHEC) (Manatsathit, et al., 2002).
H. Bakteri Escherichia coli, Salmonella thypi, dan Staphylococcus aureus
1. Bakteri E. coli
Sistem klasifikasi sebagai berikut: Divisio : Protophyta
Subdivisio : Schizomycetea Kelas : Schizomycetes Ordo : Eubacteriales Familia : Enterobacteriaceae Genus :Escherichia
Spesies :Escherichia coli
Escherichia coli (E. coli) adalah salah satu jenis spesies utama bakteri Gram negatif. Pada umumnya, bakteri dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Beberapa strain E. coli dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein (Levinson, 2008).
E. coli merupakan salah satu grup koliform yang dapat memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas pada suhu 44°C, bersifat indol positif tidak dapat menggunakan sitrat, menghasilkan asam dari manitol vada suhu 37°C. Pada biakan E. coli
bersifat aerob atau fakultatif anaerob dan tumbuh pada pembenihan biasa pada suhu optimum pertumbuhan yaitu 37°C (Raharjo, 2013).
2. Bakteri S. typhi
Berikut klasifikasinya: Phylum : Eubacteria Class : Prateobacteria Ordo : Eubacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus :Salmonella
Species :Salmonella typhi
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria Gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne (Ryan et al., 2004). Pada umumnya, serotipe
Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.S. thypi
adalah salah satu dari 3 serotipe utama dari bakteri Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian (Maloy, 1999).
3. Bakteri S. aureus
Sistem klasifikasinya sebagai berikut: Divisio : Protophyta
Subdivisio : Schizomycetea Kelas : Schizomycetes Ordo : Eubacteriales Famili : Micrococcaceae Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
S. aureusadalah bakteri Gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits (Madigan et al., 2008).