• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konstruktivisme - BAB II Murtika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konstruktivisme - BAB II Murtika"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konstruktivisme

Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan–aturan lama dan merevisinya apabila aturan–aturan tersebut tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar–benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide–ide.

(2)

Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Hal yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara membuat pembelajaran menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa.

Tujuan teori konstruktivisme adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.

b. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.

c. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. Lebih menekankan pada proses belajar.

Menurut kaum konstruktivitis, belajar merupakan proses aktif siswa mengkonstruksi pengetahuan. Proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut (Thobroni, 2011: 110):

a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, dan alami.

(3)

c. Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih berorientasi pada pengembangan berpikir dan pemikiran dengan cara membentuk pengertian yang baru.

d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.

e. Hasil belajar dipengaruhi pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungan siswa.

f. Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.

Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti berikut (Thobroni, 2011: 116):

1. Pembelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.

2. Dalam konsteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina pengetahuan mereka.

3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pembelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dan pembelajaran terbaru.

(4)

5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Factor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan–gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.

6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai kaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.

Kelebihan dalam pembelajaran konstruktivisme:

1) Dalam proses membina pengetahuan baru, pembelajar berpikir untuk menyelesaikan masalah, menjalankan ide–idenya, dan membuat keputusan. 2) Karena pembelajar terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan

baru, pembelajar lebih paham, mengingat konsep lebih lama, memahami keadaan lingkungan sosialnya, dapat mengamplikasikannya, merasa senang belajar dalam membina pengetahuan baru.

(5)

B. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2011: 111). LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar–lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk–petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa yang mengacu pada kompetensi yang harus dicapai (Prastowo, 2012: 204). Jadi Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan pedoman untuk siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.

(6)

a. Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS memiliki setidaknya empat fungsi sebagai berikut:

1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan siswa.

2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan.

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. 4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.

b. Tujuan Penyusunan LKS

Dalam hal ini, paling tidak ada empat poin yang menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu:

1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.

2) Menyajikan tugas–tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan.

3) Melatih kemandirian belajar siswa.

4) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.

c. Kriteria Kualitas Lembar Kerja Siswa

(7)

(Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.Kaligis 1992 : 41-46 dalam Widjajanti, 2008:2-3).

1) Syarat- syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban, sedang,

dan pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa.

2) Syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS

3) Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilannya dalam LKS.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D

(8)

a. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat– syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat–syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu (1) analisis ujung depan, (2) analisis siswa, (3) analisis tugas, (4) analisis konsep, dan (5) perumusan tujuan pembelajaran.

1) Analisis Awal akhir

Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga dibutuhkan pengembangan bahan pembelajaran. Analisis awal akhir bertujuan untuk mengetahui masalah dasar yang dihadapi dalam proses pembelajaran sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar.

2) Analisis Siswa

Analisis siswa bertujuan untuk menelaah karakteristik siswa secara umum yang meliputi latar belakang pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa sebagai gambaran untuk mengembangkan perangkat pembelajaran.

3) Analisis Tugas

(9)

struktur isi, (b) analisis prosedural, (c) analisis proses informasi, (d) analisis konsep, dan (e) perumusan tujuan.

4) Analisis Konsep

Analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci, dan menyusun secara sistematis bagian-bagian utama yang relevan yang akan dipelajari siswa berdasarkan analisis awal-akhir.

5) Perumusan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran bertujuan untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.

b. Tahap Perancangan (Design)

(10)

dilakukan dengan mengkaji format–format perangkat yang sudah ada dan yang sudah dikembangkan di negara–negara lain yang lebih maju.

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.

d. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, disekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam KBM.

3. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

Standar Kompetensi: 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya

Kompetensi Dasar: 2.1 Mengiden tifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola

2.2 Menghitung luas selimut dan tabung, kerucut dan bola

(11)

Indikator: 2.1.1 Menyebutkan dengan cermat unsur-unsur: jari-jari, diameter, tinggi, sisi, alas dari tabung, kerucut dan bola

2.2.1 Menemukan rumus luas tabung, kerucut, dan bola dengan menggunakan rumus luas bangun datar atau percobaan empiris 2.2.2 Menghitung dengan teliti luas tabung, kerucut, dan bola.

2.2.3 Menemukan rumus volume tabung, kerucut dan bola dengan menggunakan rumus volume bangun ruang sisi datar atau percobaan empiris

2.2.4 Menghitung dengan teliti volume tabung, kerucut dan bola. 2.2.5 Menghitung dengan teliti unsur-unsur tabung, kerucut dan bola

jika volumenya diketahui

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan yang didapat apabila mengikuti program Tax Amnesty adalah sebagai berkut: (1) penghapusan pajak yang seharusnya terutang, (2) tidak dikenai sanksi administrasi

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sodelujoči so pokazali nizko stopnjo tolerance tako za laţje kot teţje oblike nasilja, vendar so ţenske v primerjavi z moškimi bile nekoliko bolj tolerantne in prav toleranca

Sertifikasi Bidang Studi NRG

1) Sebagai tali pengikat antara berbagai kaidah hukum yang akan menjamin keterpaduan kaidah hukum dalam suatau ikatan sistem. 2) Menjamin kaidah hukum dibentuk dan

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang dalam pengumpulan data penelitian hingga penafsirannya banyak menggunakan angka, Pengumpulan data dalam

Animasi 3D merupakan suatu kemajuan di bidang teknologi, dimana konsep cerita yang tampil dalam bentuk elemen-elemen dari animasi seperti object, landscape, dan lighting yang

[r]