• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan rasio kolesterol total/HDL - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan rasio kolesterol total/HDL - USD Repository"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG-PANGGUL DENGAN RASIO KOLESTEROL TOTAL/HDL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Elisabeth Eskaria Chandra Kusuma

NIM : 058114107

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

(5)
(6)

vi

PRAKATA

Tiada kata lain selain ucapan syukur atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-panggul dengan Rasio Kolesterol Total/HDL”. Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada:

1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

2. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

3. Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

4. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan dorongannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. dan Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji.

(7)

vii

7. Semua dosen Fakultas Farmasi yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama penulis berkuliah di Fakultas Farmasi USD.

8. Agung Santoso, S.Psi. selaku dosen statistika Fakultas Psikologi USD yang selalu bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi mengenai metode statistika. Terimakasih atas masukan dan ilmu-ilmu yang penulis dapatkan. 9. Semua dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma yang terlibat langsung

maupun tidak langsung dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan baik.

10. Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah subyek penelitian.

11. Bapak Narto, Bapak Mukminin, Mas Dwi sekretariat Fakultas Farmasi yang selalu bersedia membantu dalam mengurus administrasi penelitian ini.

12. Ayah dan ibu penulis atas kasih sayang dan cinta yang diberikan kepada penulis.

13. Kakek dan nenekku tercinta, atas doa yang telah diberikan selama ini.

14. Teman-teman payung terkasih Siska, Paul, Eka Cia, Ita, Ridho, Febri, Erik, Vetry dalam kerjasama yang luar biasa ini.

15. Sahabat-sahabatku terkasih (Virginia Permatasari, Fetri Rosa Dewi, Eva Lusiana, Dina Octovani, Siska, Nana).

(8)

viii

17. Ketut Ari Widiasih “Keju”, Venny Handayani, Adhistia Rizky Dewanti, Novreny, I Putu Chandradinata, Dwi “Cinut” dan seluruh teman-teman terkasih FKK A 2007 serta seluruh angkatan di Fakultas Farmasi USD. Terimakasih telah menjadi teman baru penulis saat penulis kembali berkuliah dan terimakasih atas kerjasama, canda tawa serta dukungan yang telah diberikan selama ini.

18. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberi andil hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Penulis mohon saran dan kritikan yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat.

Yogyakarta, 12 Januari 2011

(9)
(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

PRAKATA ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

(11)

xi

B. Rasio Kolesterol Total/HDL ... 13

C. Obesitas ... 13

D. Jaringan Adiposa ... 14

E. Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-panggul ... 15

F. Landasan Teori ... 15

4. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian ... 25

5. Pengukuran parameter ... 26

J. Teknik Analisis Data Statistik ... 27

(12)

xii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Karakteristik Subyek Penelitian ... 29

1. Jenis kelamin ... 29

2. Usia ... 31

3. Lingkar pinggang ... 31

4. Rasio lingkar pinggang-panggul ... 32

5. Kolesterol total ... 33

6. High density lipoprotein (HDL) ... 34

7. Rasio kolesterol total/HDL ... 35

B. Perbandingan Rerata Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL pada LP<90 cm dan LP≥90 ... 36

1. Perbandingan rerata kolesterol total pada LP<90 dan LP≥90 ... 37

2. Perbandingan rerata HDL pada LP<90 dan LP≥90 ... 37

3. Perbandingan rerata rasio kolesterol total/HDL pada LP<90 dan LP≥90 ... 38

C. Perbandingan Rerata Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL pada RLPP≤0,90 dan RLPP>0,90 ... 38

D. Korelasi LP dan RLPP dengan Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL ... 39

1. Korelasi LP dan RLPP dengan kolesterol total ... 39

2. Korelasi LP dan RLPP dengan HDL ... 41

3. Korelasi LP dan RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL ... 43

(13)

xiii

1. Kesimpulan ... 46

2. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 51

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Risiko Kardiovaskular dan Rasio Kolesterol Total/HDL

berdasar Usia ... 13

Tabel II. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 27

Tabel III. Karakteristik Subyek Penelitian ... 29

Tabel IV. Profil Kolesterol Total Subyek Penelitian Berdasarkan Kategori NCEP-ATP III ... 33

Tabel V. Profil HDL Subyek Penelitian ... 34

Tabel VI. Profil Rasio Kolesterol Total/HDL Berdasarkan Usia dan Risiko Penyakit Kardiovaskular ... 35

Tabel VII. Perbandingan Rerata Kolesterol Total pada LP<90 dan LP≥90 ... 37

Tabel VIII. Perbandingan Rerata HDL pada LP<90 dan LP≥90 ... 37

Tabel IX. Perbandingan Rerata Rasio Kolesterol Total/HDL pada LP<90 dan LP90 ... 38

Tabel X. Korelasi LP dan RLPP dengan Kolesterol Total ... 39

Tabel XI. Korelasi LP dan RLPP dengan HDL... 41

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Subyek Penelitian ... 19

Gambar 2. Histogram Sebaran Data Usia ... 31

Gambar 3. Histogram Sebaran Data LP ... 32

Gambar 4. Histogram Sebaran Data RLPP ... 33

Gambar 5. Histogram Sebaran Data Kolesterol Total ... 34

Gambar 6. Histogram Sebaran Data HDL ... 35

Gambar 7. Histogram Sebaran Data Rasio Kolesterol Total/HDL ... 36

Gambar 8. Diagram Sebar Korelasi LP dengan Kolesterol Total ... 40

Gambar 9. Diagram Sebar Korelasi RLPP dengan Kolesterol Total ... 40

Gambar 10.Diagram Sebar Korelasi LP dengan HDL ... 42

Gambar 11.Diagram Sebar Korelasi RLPP dengan HDL ... 42

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance ... 52

Lampiran 2. Inform Consent ... 53

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian (Dekan) ... 54

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian (WR I Universitas Sanata Dharma) ... 55

Lampiran 5. Surat Peminjaman Ruang ... 56

Lampiran 6. Kartu Pencatatan Pemeriksaan ... 58

Lampiran 7. Leaflet ... 59

Lampiran 8. Powerpoint Metode Praktis Deteksi Dini ... 60

Lampiran 9. Hasil Pemeriksaan Darah dari Laboratorium Parahita ... 62

Lampiran 10. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia ... 63

Lampiran 11. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang ... 64

Lampiran 12. Deskriptif dan Uji Normalitas RLPP ... 65

Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total ... 66

Lampiran 14. Deskriptif dan Uji Normalitas HDL ... 67

Lampiran 15. Deskriptif dan Uji Normalitaas Rasio Kolesterol Total/HDL .. 68

Lampiran 16. Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang dan RLPP dengan Kolesterol Total/HDL ... 69

Lampiran 17. Uji Korelasi Lingkar Pinggang dan RLPP dengan Kolesterol 70

Lampiran 18. Uji Korelasi Spearman Lingkar pinggang dan RLPP dengan HDL ... 71

(17)

xvii

Lampiran 20. Deskriptif dan Uji Normalitas HDL LP<90 dan LP≥90 ... 73 Lampiran 21. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Kolesterol Total/HDL

LP<90 dan LP≥90... 74 Lampiran 22. Uji Perbandingan Rerata Kolesterol total dan HDL

LP<90 dan LP≥90 ... 75 Lampiran 23. Uji Perbandingan Rerata Kolesterol total/HDL LP<90 dan

(18)

xviii

INTISARI

Imbalansi kalori menyebabkan obesitas. Obesitas abdominal terkait dengan penyakit kardiovaskular. Pengukuran lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) adalah metode antropometri untuk menilai obesitas abdominal. Kriteria obesitas abdominal pada pria menurut International Diabetes Federation yaitu LP≥90 cm dan menurut World Health Organization yaitu RLPP>0,90. Rasio kolesterol total/HDL merupakan indikator terhadap risiko penyakit kardiovaskular.

Tujuan penelitian ini adalah mencari korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan desain cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Kriteria inklusi meliputi dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pria, usia 30-50 tahun, bersedia bekerjasama dalam penelitian ini. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini meliputi penderita penyakit jantung koroner, penderita penyakit hati akut maupun kronis, penderita penyakit peradangan akut maupun kronis, mengalami demam, udema, menggunakan obat penurun kadar lipida darah.

Subyek penelitian berjumlah 70 pria berusia 40±5 tahun. Subyek diukur LP, RLPP, kadar kolesterol total dan HDL. Diuji korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL. Uji statistik korelasi Pearson menunjukkan korelasi positif bermakna antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,564; p=0,000) dan antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,317; p=0,008). Penelitian ini menggunakan taraf kepercayaan 95%.

(19)

xix ABSTRACT

Caloric imbalance causes obesity. Abdominal obesity has relationship with cardiovascular disease. Waist circumference (WC) and waist-to-hip ratio (WHR) measurement is an antropometric method to measure excess of abdominal obesity. Abdominal obesity criteria based on International Diabetes Federation is WC≥90 cm and based on World Health Organization is RLPP>0.90. Total cholesterol to HDL ratio (TC/HDL ratio) is an indicator of cardiovascular disease risk.

The aim of this study was to determine correlation of WC and WHR with TC/HDL ratio. This study was observational analytical with cross-sectional method design. This study used purposive sampling method. Inclusion criteria were including lecturer and worker in Sanata Dharma University Yogyakarta, male, aged 30-50 years old and willingness to cooperate in this study. Exclusion criteria were patient of coronary heart disease, acute or chronic hepatic disease, acute or chronic inflammation, fever, edema, using antihyperlipidemia medicine.

Subject participated in this study were male (n=70), aged 40±5 years old. Subject’s WC, WHR, TC, and HDL were measured. Correlation between WC and WHR with TC/HDL ratio were searched. Pearson statistical test showed significant correlation between WC and TC/HDL ratio (r=0.564; p=0.000) and between WHR and TC/HDL ratio (r=0.317; p=0.008). This study used 95% confidence interval.

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola hidup zaman sekarang mendorong manusia untuk mengkonsumsi makanan cepat saji yang biasanya tinggi lemak dan gula, namun rendah vitamin, serat, mineral serta mikronutrien. Tuntutan pekerjaan yang semakin meningkat seiring perkembangan zaman juga menyebabkan manusia kekurangan waktu untuk berolahraga. Ketidakseimbangan kalori yang diterima dan kalori yang digunakan dapat menyebabkan obesitas (WHO, 2006).

Obesitas secara umum dinyatakan dengan akumulasi lemak dalam jumlah yang besar (Vander, Sherman, dan Luciano, 2001). Obesitas tidak hanya terkait dengan total berat badan, tetapi juga distribusi lemak yang tersimpan (Kumar, Abbas, Fausto, dan Aster, 2007). Obesitas dialami sekitar 400 juta orang dewasa di dunia pada tahun 2005 dan diperkirakan hingga tahun 2015 akan meningkat hingga 700 juta orang dewasa mengalami obesitas (WHO, 2006).

Lemak dalam tubuh disimpan dalam jaringan adiposa. Lemak, setelah dicerna, diserap melalui intestinum, diangkut dan diedarkan dalam bentuk lipoprotein ke jaringan-jaringan tubuh melalui sistem sirkulasi untuk digunakan sebagai sumber energi. Sisa lemak kemudian disimpan di dalam jaringan adiposa yang memiliki kapasitas penyimpanan tidak terbatas (Whitney dan Rolfes, 2002).

(21)

antropometri banyak digunakan karena sederhana, aman dan tidak invasif. Metode antropometri yang dapat digunakan untuk menilai kelebihan lemak tubuh abdominal antara lain adalah metode pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul (Gibson, 2005).

Definisi lingkar pinggang dalam DiPiro et al. (2008) adalah lingkar tersempit yang diukur di area antara tulang rusuk terakhir dan puncak sacroiliac. Rasio lingkar pinggang-panggul diukur dengan membagi ukuran lingkar pinggang dengan ukuran lingkar panggul (Clark, Micheal, Lucett, dan Corn, 2008).

Orang dengan obesitas abdominal memiliki faktor risiko tinggi terjadinya angka kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes (Vander et al., 2001). Welborn, Dhaliwal, dan Bennett (2003) menyatakan bahwa terdapat kaitan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Pischon et al. (2008) melakukan penelitian terhadap 359.387 partisipan dari negara European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) secara prospektif dan menemukan kaitan antara adiposa abdominal dengan risiko kematian orang Eropa. Hasil penelitian Pischon et.al. menunjukkan hasil risiko relatif lingkar pinggang terkait dengan kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah 2,05 pada pria dan 1,78 pada wanita dan risiko relatif lingkar pinggang panggul pada pria sebesar 1,68 serta pada wanita yaitu sebesar 1,51 (Pischon et al., 2008).

(22)

3

≥80 cm dan pada pria yaitu lingkar pinggang ≥90 cm (IDF, 2006). World Health

Organization (WHO) (1999) menetapkan kriteria obesitas abdominal yang berbeda, yaitu rasio lingkar pinggang-panggul >0,90 pada pria dan >0,85 pada wanita.

Penyakit kardiovaskular selain dikaitkan dengan obesitas abdominal juga dikaitkan dengan rasio kolesterol total/HDL. Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma dalam bentuk bebas maupun bentuk tersimpan, dan diedarkan di plasma

oleh lipoprotein. Kolesterol memiliki peran utama pada proses patologis sebagai faktor terbentuknya aterosklerosis. High density lipoprotein merupakan lipoprotein yang berperan penting dalam metabolisme lipoprotein aterogenik very low density lipoprotein (VLDL) dan chylomicron, serta dalam mediasi transport balik kolesterol dari jaringan ke hati (Murray, 2003). Kadar kolesterol yang tinggi dalam plasma disertai penurunan HDL meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Tierney, Mc Phee, dan Papadakis (2002) menyatakan bahwa rasio kolesterol total/HDL merupakan indikator terhadap risiko penyakit kardiovaskular.

(23)

menemukan korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kolesterol total (r=0,312; p<0,0001) pada pria Tanzania (n=238). Ghosh et al. (2004) menemukan korelasi bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan kolesterol total (r=0,245; p=0,005) pada pria Bengalee (n=130). Anderson et al. (1988) menemukan hasil korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dengan HDL (r=-0,12; p<0,01), antara lingkar pinggang dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,16; p<0,001) dan antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,13; p<0,001) pada pria Milwaukee (n=713).

Lai dan Ng (2004) menyatakan bahwa pengukuran lingkar pinggang merupakan pengukuran antropometri yang sederhana dan murah untuk pemeriksaan kesehatan primer rutin pada orang dewasa. Hal ini menegaskan alasan perlunya diteliti lagi mengenai korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan rasio kolesterol total/HDL. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karena belum pernah dilakukan di tempat tersebut dan letak tempat penelitian yang terjangkau peneliti.

1. Perumusan masalah

Bagaimana korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan rasio kolesterol total/HDL?

2. Keaslian penelitian

Penelitian yang berjudul, “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar

(24)

5

Ditemukan penelitian serupa mengenai obesitas abdominal dan penyakit kardiovaskular yang telah dipublikasikan sepanjang penelusuran peneliti, antara lain:

a. Body Fat Distribution, Plasma Lipids, and Lipoproteins (Anderson et al., 1988). Penelitian ini dilakukan terhadap 713 pria dan 518 wanita di Milwaukee dengan desain penelitian cross-sectional. Hasil penelitian pada subyek penelitian pria menunjukkan korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dengan apo-B (r=0,13; p<0,001), rasio kolesterol total/HDL (r=0,16; p<0,001) dan korelasi negatif bermakna dengan HDL (r=-0,12; p<0,01). Rasio lingkar pinggang-panggul memiliki korelasi positif bermakna dengan apo-B (r=0,10; p<0,01), rasio kolesterol total/HDL (r=0,13; p<0,001) dan korelasi negatif bermakna dengan HDL (r=-0,13; p<0,001). Hasil penelitian pada subyek penelitian wanita menunjukkan korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dengan kolesterol total (r=0,14; p<0,01), apolipoprotein-B (r=0,14; p<0,01) dan rasio kolesterol total/HDL (r=0,19; p<0,001). Korelasi positif bermakna ditemukan antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan kolesterol total (r=0,17; p<0,001), apo-B (r=0,22; p<0,001), dan rasio kolesterol total/HDL (r=0,20; p<0,001).

(25)

p<0,001), rasio kolesterol total/HDL (r=0,248; p<0,001) dan korelasi negatif bermakna antara lingkar pinggang dengan HDL (r=-0,088; p<0,05).

c. Total Cholesterol/HDL Cholesterol Ratio vs LDL Cholesterol/HDL Cholesterol Ratio as Indices of Ischemic Heart Disease Risk in Men (Lemieux et al., 2001). Penelitian dilakukan terhadap 2103 pria dewasa menengah di Quebec dengan desain penelitian prospektif. Analisis statistik menunjukkan variasi rasio kolesterol total/HDL lebih besar dibanding dengan rasio LDL/HDL (p<0,001) sehingga rasio kolesterol total/HDL lebih diindikasikan dengan adanya risiko iskemia dan sindrom resistensi insulin daripada rasio LDL/HDL.

d. Waist to Hip Ratio is a Better Screening Measure for Cadiovascular Risk Factors than Other Antropometric Indicators in Tehranian Adult Men (Ezmaillzadeh, Mirmiran, dan Azizi, 2004). Penelitian tersebut dilakukan terhadap sejumlah 4449 pria dengan desain penelitian cross-sectional. Hasil penelitian menemukan korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dengan kolesterol total (r=0,28; p<0,05), rasio lingkar pinggang-panggul dengan kolesterol total (r=0,42; p<0,05). korelasi negatif bermakna ditemukan antara lingkar pinggang dengan HDL (r=-0,19; p<0,05) dan antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan HDL (r=-0,31; p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan prediktor terbaik terhadap faktor risiko kardiovaskular.

(26)

7

wanita Tanzania (n=545) dengan desain penelitian cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan lingkar pinggang berkorelasi positif bermakna dengan kolesterol total pada pria (r=0,312; p<0,0001) dan pada wanita (r=0,462; p<0,0001).

f. Central Obesity and Coronary Risk Factors (Ghosh, et al., 2004). Penelitian dilakukan terhadap 130 pria Bengalee dengan desain penelitian cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi bermakna antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan kolesterol total (r=0,245; p<0,01). Uji ANOVA menunjukkan bahwa obesitas abdominal (rasio lingkar pinggang-panggul>0,95) berkaitan dengan kolesterol total (p<0,05).

3. Manfaat

a.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan rasio kolesterol total/HDL pada orang dewasa.

Manfaat Teoritis

b.

Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul diharapkan mampu memberikan gambaran awal mengenai rasio kolesterol total/HDL dalam darah. Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul merupakan metode yang ekonomis, sederhana, mudah dan praktis sehingga dapat dilakukan oleh segala lapisan masyarakat untuk memprediksi

(27)

kondisi kesehatan, khususnya mengenai risiko penyakit kardivaskular dan penyakit metabolik lainnya.

B. Tujuan

(28)

9

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Profil Lipida

Lipida plasma tersusun atas trigliserida (16%), fosfolipida (30%), kolesterol (14%), ester kolesteril (36%) dan asam lemak bebas (4%). Asam lemak bebas secara metabolik paling aktif berada di lipida plasma. Kolesterol terdapat dalam jaringan dan plasma baik sebagai kolesterol bebas maupun sebagai bentuk tersimpan dikombinasikan dengan rantai asam lemak di dalam plasma dan dihantarkan dalam bentuk lipoprotein. Kolesterol adalah sebuah lipida amfifatik (Murray, 2003). Kolesterol di banyak jaringan tubuh disimpan dalam bentuk ester kolesteril. Kolesterol merupakan unsur utama pembentukan batu empedu. Kolesterol disintesis dalam hati dari asetil-koenzim A (Rubenstein, Wayne, dan Bradley, 2003).

(29)

Keseimbangan kolesterol di dalam jaringan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Peningkatan kolesterol dalam jaringan dapat terjadi karena pengambilan lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh reseptor di jaringan, pengambilan kolesterol bebas dari lipoprotein kaya kolesterol ke membran sel, sintesis kolesterol, hidrolisis ester kolesteril oleh enzim ester kolesteril hidrolase. Penurunan kolesterol dalam jaringan dapat terjadi karena berbagai kemungkinan, antara lain aliran keluar kolesterol dari membran sel ke lipoprotein dengan

potensial kolesterol yang rendah (HDL diskoid atau praβ-HDL), esterifikasi

kolesterol oleh enzim asil-KoA:kolesterol asiltrasferase (ACAT), serta penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa steroid lain (Murray, 2000).

Lipida bersifat hidrofobik, dan kebanyakan tidak larut dalam darah, maka lipida butuh ditransportasikan molekul, hidrofilik dengan struktur sferis, yang disebut lipoprotein. Lipoprotein diklasifikasikan menurut ukuran dan densitasnya (rasio lipida-protein) (Goldberg, 2008). Empat kelompok lipoprotein plasma antara lain yaitu chylomicron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL) (Murray, 2003).

(30)

11

dalam kondisi normal sudah tidak ada setelah puasa 10 jam (Rubenstein et al., 2003).

Very low density lipoprotein mengandung apo B, disintesis di dalam hati dan berperan dalam menghantarkan kelebihan trigliserida yang dihasilkan dari asam lemak bebas di plasma dan sisa chylomicron ke jaringan perifer. Sintesis VLDL meningkat seiring dengan meningkatnya asam lemak bebas intrahepatik, seperti saat kondisi diet tinggi lemak dan saat kelebihan jaringan adiposa melepaskan asam lemak bebas secara langsung ke sirkulasi. Aktivasi enzim lipase lipoprotein endotelial dilakukan VLDL untuk memecah trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol yang akan digunakan oleh sel (Goldberg, 2008).

Intermediet density lipoprotein (IDL) adalah produk dari enzim lipase lipoprotein endotelial dalam memproses VLDL dan chylomicron. Lipoprotein IDL berasal dari VLDL kaya kolesterol dan sisa chylomicron yang dibersihkan oleh hati atau dimetabolisme oleh lipase hepatik menjadi LDL, dan menyisakan apo B. Produk metabolisme VLDL dan IDL adalah produk yang paling banyak mengandung kolesterol dari seluruh lipoprotein (Goldberg, 2008).

(31)

dengan peningkatan asupan lemak jenuh. Reseptor LDL hepatik dapat diup regulasi oleh penurunan lemak. Reseptor non LDL non hepatik kebanyakan berada pada makrofag, mengambil kelebihan LDL teroksidasi pada sirkulasi yang tidak diproses oleh reseptor hepatik. Low density lipoprotein teroksidasi yang kaya monosit bermigrasi ke ruang subendotelial dan menjadi makrofag. Makrofag mengambil LDL teroksidasi dan membentuk sel busa dalam plak ateroskerosis (Goldberg, 2008).

Low density lipoprotein diasosiasikan dengan kerusakan metabolik seperti hipertrigliseridemia, resistensi insulin, dan terutama aterogenesis. Peningkatan aterogenesitas LDL disebabkan oleh efesiensi pengikatan yang rendah dengan reseptor LDL, sehingga menghasilkan sirkulasi LDL jangka panjang (Goldberg, 2008).

High density lipoprotein (HDL) pada awalnya adalah lipoprotein bebas kolesterol yang disintesis di enterosit dan hati. Metabolisme HDL cukup kompleks, namun peran keseluruhan HDL adalah untuk mendapatkan kolesterol dari jaringan perifer dan lipoprotein lain dan mengangkutnya ke tempat lain yang memerlukan (Murray, 2003). Peran HDL yaitu dalam metabolisme VLDL dan chylomicron, serta dalam transpor kolesterol (Murray, 2003). High density lipoprotein bertugas membawa kembali kolesterol dari jaringan perifer ke hati untuk diekskresi. Efek keseluruhan HDL adalah anti-aterogenik (Rubenstein et al., 2003).

(32)

13

yang terikat kovalen dengan apo B-100. Penelitian menunjukkan Lp(a) sebagai faktor risiko stroke dan penyakit arteri koroner. Aterogenitas Lp(a) disebabkan karena sifatnya yang menyerupai LDL. Lp(a) meningkat hanya pada orang dengan hiperkolesterolemia (Dale dan Federman, 2003).

B. Rasio Kolesterol Total/HDL

Rasio kolesterol didapatkan dengan cara membagi kolesterol total dengan HDL. Semakin rendah nilai rasio kolesterol total/HDL, semakin baik bagi kesehatan tubuh (Lee dan Simon, 2009). Rasio kolesterol total/HDL sebaiknya <4,6 pada pria dan <4 pada wanita (Cooper cit. Soeharto, 2001). Rasio kolesterol total/HDL beserta risiko penyakit jantung kardiovaskular dipaparkan pada tabel I di bawah ini.

Tabel I. Risiko Kardiovaskular dan Rasio Kolesterol Total/HDL Berdasar Usia menurut Cooper (cit. Soeharto, 2001)

Risiko Kardiovaskular

Jenis Kelamin

Rasio Kolesterol Total/HDL berdasarkan Usia

20-39 40-59 >60

(33)

hipertensi, hiperlipidemia, resistensi insulin dan intoleransi glukosa, dan meningkatkan kematian (DiPiro et al., 2008).

Prevalensi obesitas meningkat 8% di United States selama dekade terakhir ini. kasus obesitas terjadi pada orang dewasa usia lebih dari 20 tahun sebesar 33,4%. Kenaikan lemak tubuh, berat total tubuh, dan distribusi lemak tubuh dikaitkan dengan kenaikan insidensi kematian, sebagai akibat dari penyakit kardiovaskular (DiPiro et al., 2008).

Obesitas abdominal adalah keberadaan lemak yang berlebih di area abdominal. Tubuh berbentuk apel menandakan kelebihan lemak disimpan di sekitar perut dan abdomen. Obesitas abdominal biasanya diukur dengan lingkar pinggang. Kelebihan lemak di abdomen merupakan prediktor kuat terhadap penyakit dan morbiditas (Scott, 2008).

D. Jaringan Adiposa

Jaringan adiposa berfungsi sebagai tempat penyimpanan lemak dan sebagai organ endokrin. Jaringan adiposa akan melepaskan adipokin (contohnya adiponektin) termasuk sitokin inflamasi seperti interleukin-6 dan tumor necrosis factor-6 yang dapat menyebabkan resistensi insulin, inflamasi, dan kondisi hipertensi (Després dan DiMarzo, 2009).

(34)

15

E. Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Lingkar pinggang (LP) didefinisikan sebagai lingkar tersempit yang diukur di antara tulang rusuk terakhir dan puncak sacroiliac (DiPiro et al., 2008). Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada umbilicus level (Gibson, 2005). Standar LP pada pria ≥90cm dan pada wanita ≥80 (IDF, 2006). Dobbelsteyn, Joffres, MacLean, dan Flowerdew (2001) menyatakan bahwa LP dengan cut off point ≥90 penting dalam memprediksi risiko penyakit kardiovaskular pada ras Kaukasian. Dobbelsteyn et al. (2001) menganjurkan pada ahli kesehatan untuk mengikutsertakan pengukuran LP pada pemeriksaan kesehatan orang dewasa.

Rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) adalah hasil bagi ukuran bagian tersempit pinggang, tanpa menarik perut dengan ukuran bagian terlebar panggul. Pengukuran RLPP sangat penting karena memiliki kaitan antara penyakit kronis dan lemak yang disimpan di dalam abdomen (Clark, 2008). Batasan RLPP menurut kriteria sindrom metabolik WHO (1999) yaitu >0,85 pada wanita dan >0,90 pada pria.

F. Landasan Teori

(35)

Timbunan kolesterol dalam pembuluh darah dapat menyebabkan plak yang dapat mengurangi elastisitas hingga menyumbat pembuluh darah. High density lipoprotein adalah lipoprotein yang berfungsi untuk mengangkut kelebihan kolesterol ke hati untuk diproses kembali atau dieksresi. Kadar kolesterol total yang tinggi disertai rendahnya kadar HDL memperbesar risiko penyakit kardiovaskular.

Korelasi positif ditemukan antara lingkar pinggang dengan kolesterol total (r=0,312; p<0,0001) pada pria Tanzania (n=238) (Njelekela et al., 2002). Korelasi positif bermakna juga ditemukan antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan kolesterol total (r=0,245; p=0,005) pada pria Bengalee (n=130) (Ghosh et al., 2004). Anderson et al. (1988) menemukan korelasi positif bermakna antara lingkar pinggang dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,16; p<0,001) dan antara rasio lingkar pinggang-panggul dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,13; p<0,001) pada pria Milwaukee (n=713). Berdasarkan pernyataan dan hasil penelitian-penelitian tersebut, diharapkan terdapat korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kadar kolesterol total/HDL pada subyek penelitian di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

G. Hipotesis

1. Lingkar pinggang memiliki korelasi positif bermakna dengan rasio kolesterol total/HDL.

(36)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara potong lintang/cross-sectional. Studi cross-sectional mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002).

Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali mengenai terjadinya suatu fenomena. Analisis korelasi dilakukan antara antara faktor risiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Faktor efek dalam penelitian ini adalah rasio kolesterol total/HDL sedangkan faktor risiko adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul. Data penelitian yang diperoleh diolah secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data-data penelitian. Korelasi merupakan kekuatan hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain (Suharjo, 2008).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: lingkar pinggang (cm) dan rasio lingkar pinggang-panggul 2. Variabel tergantung: kadar kolesterol total, kadar HDL, rasio kolesterol/HDL 3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali: umur dan jenis kelamin.

(37)

C. Definisi Operasional

1. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antropometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi meliputi umur, jenis kelamin. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar kolesterol total dan HDL untuk kemudian dicari rasio kadar kolesterol total/HDL.

2. Lingkar pinggang didefinisikan sebagai lingkar tersempit yang diukur di area antara tulang rusuk terakhir dan puncak sacroiliac (DiPiro,1999). Lingkar pinggang diukur pada umbilicus level (Gibson, 2005).

3. Rasio lingkar pinggang-pinggul adalah ukuran dari lingkar pinggang (cm) tanpa menarik perut dibagi ukuran bagian terlebar dari panggul (cm) (Clark, 2008).

4. Rasio kolestrol total/HDL adalah hasil pembagian kadar kolesterol total dengan kadar HDL (Lee dan Simon, 2009).

5. Standar yang digunakan meliputi:

a. Lingkar pinggang menurut IDF (2006) pria ≥90 cm (modifikasi untuk orang Asia Selatan).

b. Rasio lingkar pinggang-panggul pria >0,90 (WHO,1999).

D. Subyek Penelitian

(38)

19

bersedia untuk bekerjasama dalam penelitian ini (termasuk puasa kurang lebih selama 8-10 jam). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini meliputi penderita penyakit jantung koroner, penderita penyakit hati akut maupun kronis, penderita penyakit peradangan akut maupun kronis, mengalami demam, mengalami udema, menggunakan obat penurun kadar lipida darah. Jumlah minimum sampel menurut Gay (cit. Sevila, Octave, Punsalan, Regala, Uriate, 2006) untuk penelitian korelasi adalah 30 sampel.

Tahap I Tahap II

Gambar 1. Skema Subyek Penelitian

*) subyek penelitian yang dieksklusi adalah subyek yang tidak berpuasa sebelum pengukuran kadar kolesterol total dan HDL.

- 20 subyek

70 subyek penelitian diukur data antropometri dan data laboratorium

kolesterol total dan HDL

45 subyek penelitian tandatangani informed

consent 62 subyek penelitian

tandatangani informed consent

42 subyek penelitian hadir

(39)

Subyek penelitian menandatangani informed consent sebagai tanda kesediaan mereka dalam mengikuti penelitian ini. Total subyek penelitian yang dianalisis pada penelitian ini adalah berjumlah 70 orang.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Pencarian subyek penelitian dilakukan di Kampus I-IV USD Yogyakarta selama bulan Juli hingga Agustus 2010. Pengambilan data penelitian tahap pertama dilaksanakan di Kampus III USD Yogyakarta pada bulan Juli 2010 dan tahap kedua dilaksanakan di Kampus I USD Yogyakarta pada bulan Agustus 2010.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini tergabung dalam penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang berjudul Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Profil Lipid dan Kadar hs-Crp Dalam Darah sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskular. Pengukuran antropometri meliputi body mass index (BMI), skinfold thickness, lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul. Profil lipida meliputi rasio HDL/LDL, rasio koleterol total/HDL, dan trigliserida.

Kajian yang diteliti dalam penelitian payung ini meliputi delapan macam yaitu:

(40)

21

2. Korelasi body mass index (BMI) dan skinfold thickness terhadap rasio kolesterol total/HDL.

3. Korelasi body mass index (BMI) dan skinfold thickness terhadap rasio LDL/HDL.

4. Korelasi body mass index (BMI) dan skinfold thickness terhadap kadar trigliserida.

5. Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar hs-Crp dalam darah.

6. Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap rasio LDL/HDL.

7. Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar trigliserida dalam darah.

8. Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan rasio kolesterol total/HDL.

Penelitian ini memiliki fokus terhadap pencarian korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan rasio kolesterol total/HDL.

G. Teknik Sampling

(41)

dilakukan secara non-random sampling karena terdapat sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan sesuai dengan tujuan penelitian.

Teknik purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Notoatmodjo, 2002). Purposive sampling dilakukan dengan cara memilih sampel dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia serta sesuai dengan penelitian yang sedang berjalan (Narimawati dan Munandar, 2008). Kunci untuk pengambilan sampel yaitu ciri atau sifat yang spesifik yang ada dalam populasi (Narbuko dan Achmadi, 2007).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa informed consent, leaflet, powerpoint, meteran Butterfly® untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul, tourniquet, alat pengukur kadar kolesterol Aechitect c Systems dan alat pengukur kadar HDL Aeroset System yang digunakan di Laboratorium Parahita Yogyakarta.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

(42)

23

2. Permohonan izin dan kerjasama

Permohonan izin diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin pelaksanaan penelitian di Universitas Sanata Dharma diajukan kepada Wakil Rektor III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan tembusan izin kepada Ketua Jurusan JP MIPA, Kepala Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Kepala Urusan Rumah Tangga Paingan, Kepala BAPSI, Kepala BAU, para Dekan Fakultas Kampus I, II, III dan IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Permohonan izin tempat diajukan ke BAU USD. Permohonan kerja sama diajukan ke calon subyek penelitian dan Laboratorium Parahita sebagai laboratorium rujukan pengukuran darah subyek penelitian.

3. Pencarian subyek penelitian

Pencarian subyek penelitian dilakukan dengan memohon izin secara tertulis kepada Wakil Rektor III Universitas Sanata Dharma maupun Dekan Fakultas masing-masing, Ketua Jurusan JP MIPA, Kepala Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan, Kepala Urusan Rumah Tangga Paingan, Kepala BAU, Kepala BAPSI, untuk terlebih dahulu memohon izin melibatkan dosen maupun karyawan dalam penelitian ini.

(43)

digunakan peneliti untuk melakukan presentasi singkat kepada calon subyek penelitian mengenai gambaran penelitian yang akan dilakukan serta memberi edukasi kepada calon subyek penelitian mengenai pentingnya pemeriksaan darah dan pemeriksaan antropometri.

Isi leaflet dan powerpoint meliputi: gambaran ketidakseimbangan pola makan dengan aktivitas yang cukup sehingga dapat menyebabkan beberapa ganguan kesehatan, pengukuran antropometri dan standar beberapa nilai antropometri (BMI, skinfold thickness, pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul), pemeriksaan profil lipida (trigliserida, kolesterol total, HDL, LDL), dan hs-CRP.

Calon subyek penelitian apabila bersedia terlibat dalam penelitian, diminta untuk menandatangani informed consent yang berisi pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Informed consent merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Informed consent yang digunakan dalam penelitian memenuhi standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Subyek penelitian yang menyatakan diri bersedia untuk ikut dalam penelitian diminta untuk mengisi data nama, usia, alamat, dan menandatangani informed consent.

(44)

25

parameter, dihubungi kembali lewat telepon untuk dikonfirmasi kehadirannya. Subyek penelitian dapat membatalkan kesediaannya dalam mengikuti penelitian ini tanpa harus memberikan alasan apapun sesuai tertera pada informed consent.

4. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian

Pengukuran dinyatakan valid apabila metode dan alat yang digunakan mengukur variabel subyek yang benar-benar dikehendaki (ketepatukuran) dan pengukuran berlangsung seara cermat dan teliti (ketelitian). Ciri validitas pengukuran yaitu ketepatukuran dan ketelitian, kecermatan. Parameter ketepatukuran yaitu sensitivitas dan spesifisitas. Sensitivitas adalah ketepatan mengukur hal yang seharusnya diukur, sedangkan spesifisitas adalah hal yang diukur bukan hal yang tidak seharusnya diukur. Reliabilitas mencakup akurasi/ketepatan, konsistensi/stabilitas pengukuran dan presisi/ketelitian. Pengukuran yang valid berarti termasuk reliabel, namun reliabel belum tentu valid (Pratiknya, 2001).

Alat kesehatan dikatakan baik bila koefisien variasi (CV) ≤ 5% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Uji presisi instrumen meteran dilakukan dengan menghitung hasil pengukuran meteran yang direplikasi sebanyak 3 kali. CV yang dihasilkan pada validasi meteran adalah 0,013, oleh karena itu penelitian ini memiliki presisi baik.

(45)

kolesterol total mengacu pada multiconstituent calibrator, sedangkan pengukuran HDL mengacu pada HDL calibrator.

5. Pengukuran parameter

Parameter yang diukur oleh peneliti secara khusus adalah lingkar pinggang, lingkar panggul, rasio lingkar pinggang-panggul, kadar kolesterol total, kadar HDL untuk diukur rasio kolesterol total/HDL dalam darah. Pengambilan darah pada subyek penelitian yang memenuhi kriteria dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Parahita. Cara pengambilan darah mula-mula yaitu pemasangan ikatan pembendungan (torniquet) pada lengan atas. Lokasi penusukan pada lipatan siku dalam subyek penelitian diberi disinfektan (alkohol) kemudian spuit injeksi disuntikkan dengan posisi 45o ke pembuluh vena yang terdapat pada lipatan siku dalam. Darah diambil perlahan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup. Toniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang penusukan dengan kapas alkohol. Tempat bekas suntikan ditekan dengan kapas alkohol dan ditutup dengan plester. Darah kemudian dibawa ke laboratorium Parahita oleh petugas.

(46)

27

J. Teknik Analisis Data Statistik

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk melihat normalitas distribusi suatu data. Data dikatakan normal bila nilai p>0,05.

Data diuji perbandingan rerata kolesterol, HDL, dan rasio kolesterol total/HDL antara subyek penelitian dengan LP<90 dan LP≥90 serta antara subyek penelitian dengan RLPP<0,90 dan RLPP>0,90. Uji perbandingan rerata dilakukan dengan uji t bila data terdistribusi normal dan uji Mann-Whitney bila distribusi data tidak normal.

Data diuji korelasi antara LP dengan kolesterol, HDL, dan rasio kolesterol total/HDL, dan korelasi antara RLPP dengan kolesterol, HDL, dan rasio kolesterol total/HDL. Analisis korelasi Pearson digunakan apabila data terdistribusi normal dan analisis korelasi Spearman apabila distribusi data tidak normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95%. Panduan interpretasi uji statistik dipaparkan pada tabel II.

Tabel II. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi (Dahlan, 2009)

No. Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan korelasi (r) 0,00-0,199 0,20-0,399

(47)

K. Kesulitan Penelitian

Kesulitan penelitian adalah saat pencarian subyek penelitian yang bersedia mengikuti penelitian ini karena membutuhkan kesediaan dari pihak yang bersangkutan. Kesulitan lain adalah saat mengkonfirmasi subyek penelitian yang sudah bersedia mengikuti penelitian ini. Permasalahan diatasi dengan menelepon dan mengirim pesan singkat kepada subyek penelitian yang sudah bersedia, yang berisi pesan mengingatkan tentang jadwal pelaksanaan penelitian serta untuk mengingatkan puasa yang harus dijalankan.

(48)

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 70 orang pria rentang usia 30-50 tahun, merupakan dosen dan karyawan pria Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta bersedia bekerjasama dalam penelitian ini termasuk berpuasa ± 8-10 jam sebelum pengukuran darah. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini meliputi penderita penyakit jantung koroner, penderita penyakit hati akut maupun kronis, penderita penyakit peradangan akut maupun kronis, mengalami demam, mengalami udema, menggunakan obat penurun kadar lipida darah. Karakteristik subyek penelitian dipaparkan pada tabel III.

Tabel III. Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik Rerata±SD

Kolesterol total (mg/dL) 199,6±32,4 0,200

Rasio kolesterol total/HDL 4,9±1,2 0,200

HDL (mg/dL) 41(26-67)*) 0,020

*)

median(minimum-maksimum)

1. Jenis kelamin

(49)

penelitian ini tidak memenuhi syarat jumlah sampel minimum korelasi, sehingga hanya jenis kelamin pria yang dikategorikan dalam kriteria inklusi penelitian.

Pria memiliki kadar HDL yang rendah dibandingkan dengan wanita usia subur. Kadar HDL dipengaruhi oleh hormon estrogen (Yoffee, 2009). Wanita pada usia subur memiliki proporsi kadar HDL yang lebih banyak dibandingkan dengan pria (Gorrol dan Mulley, 2009).

Kadar HDL yang rendah menyebabkan nilai rasio kolesterol total/HDL pada pria lebih tinggi dibanding wanita karena nilai penyebutnya rendah. Penelitian Jousilahti, Erkki, Jaakko, dan Puska (1999) menemukan rerata kadar HDL wanita lebih tinggi dari pria (p<0,001). Lai dan Ng (2004) menemukan hasil yang serupa (p=0,0001). Chehrei et al. (2007) menemukan hasil penelitian bahwa wanita memiliki rerata kadar HDL lebih tinggi dari pria (p<0,01). Hasil serupa terdapat pada penelitian Anderson et al. (1988), selain itu pada penelitian Anderson et al. didapatkan hasil bahwa rerata rasio kolesterol total/HDL pada pria yang lebih tinggi dari wanita (p<0,01). Lemieux et al. (2001) menyatakan bahwa rasio kolesterol total/HDL merupakan indeks yang sederhana dan berguna dalam menentukan risiko iskemia pada pria dalam Quebec Cardiovascular Study.

(50)

31

2. Usia

Pria hingga usia 50 tahun memiliki kadar kolesterol total yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Kolesterol total meningkat ±2 mg/dL per tahun pada orang dewasa, dan melambat hingga mendekati 65 tahun, dan kemudian setelah itu berhenti (Goroll dan Mulley, 2009).

Subyek penelitian yang terlibat dalam penelitian berusia 40±5 tahun. Pengujian normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,197. Nilai signifikansi ini mengindikasikan sebaran data usia terdistribusi secara normal. Profil sebaran data usia subyek penelitian dapat dilihat pada histogram gambar 2.

Gambar 2. Histogram Sebaran Data Usia

3. Lingkar pinggang

(51)

untuk orang Asia Selatan). Pengukuran LP dilakukan dengan menggunakan pita meteran. Pengukuran dilakukan oleh 1 orang petugas dari awal hingga akhir untuk mengurangi bias yang disebabkan oleh penglihatan.

Rerata dan standar deviasi lingkar pinggang (LP) subyek penelitian adalah 87,3±10,8 cm. Pengujian statistik Kolmogorov-Smirnov menyatakan bahwa sebaran data LP terdistribusi normal dengan nilai signifikansi 0,200. Histogram sebaran data LP pada gambar 3 berbentuk simetris.

.

Gambar 3. Histogram Sebaran Data LP

4. Rasio lingkar pinggang-panggul

(52)

33

dapat dilihat pada histogram pada gambar 4 di bawah ini. Mayoritas subyek penelitian memiliki RLPP 1,00-1,05.

Gambar 4. Histogram Sebaran Data RLPP

5. Kolesterol total

Kadar kolesterol total yang diinginkan adalah <200mg/dL. Kolesterol dengan kadar 200-239 mg/dL berada pada batas tinggi, dan kolesterol dengan kadar >239 mg/dL berada pada golongan tinggi (NCEP-ATP III, 2001). Profil kolesterol total subyek penelitian dipresentasikan pada tabel IV.

Tabel IV. Profil Kolesterol Total Subyek Penelitian Berdasarkan Kategori NCEP-ATP III

Rentang Kolesterol Total (mg/dL)

Jumlah

<200 31

200-239 34

>239 5

(53)

penelitian terdistribusi normal, ditunjukkan pada histogram gambar 5 yang berbentuk simetris.

Gambar 5. Histogram Sebaran Data Kolesterol Total 6. High density lipoprotein (HDL)

High density lipoprotein adalah lipoprotein yang diinginkan dalam tubuh. Kadar HDL tergolong rendah apabila jumlahnya dalam tubuh <40 mg/dL dan tergolong tinggi apabila jumlahnya ≥60 mg/dl (NCEP-ATP III, 2001). Profil HDL subyek penelitian dipresentasikan pada tabel V di bawah ini.

Tabel V. Profil HDL Subyek Penelitian Rentang HDL

(mg/dL)

Jumlah

<40 30

40-59 37

≥60 3

(54)

35

Diperlihatkan pada gambar 6 terdapat satu data yang memisah jauh dari kelompoknya dan data terlihat berkumpul di sisi kiri. Hal ini yang menyebabkan sebaran data HDL menjadi tidak normal.

Gambar 6. Histogram Sebaran Data HDL

7. Rasio kolesterol total/HDL

Rasio kolesterol/HDL didapatkan dari hasil pembagian kadar kolesterol total dengan kadar HDL subyek penelitian. Rerata dan standar deviasi rasio kolesterol total/HDL subyek penelitian adalah 4,9±1,2. Profil rasio kolesterol total/HDL subyek penelitian berdasarkan usia dan risiko terkena penyakit kardiovaskular dipaparkan pada tabel VI.

Tabel VI. Profil Rasio Kolesterol Total/HDL Berdasarkan Usia dan Risiko Penyakit Kardiovaskular*)

Kriteria Usia 30-39 Usia 40-50 Jumlah

Rendah 3 11 14

Sedang 17 21 38

Tinggi 8 5 13

Amat tinggi 5 0 5

*)

(55)

.

Gambar 7. Histogram Sebaran Data Rasio Kolesterol Total/HDL

Pengujian Kolmogorov-Smirnov menunjukkan sebaran data rasio kolesterol total/HDL subyek penelitian terdistribusi secara normal dengan signifikansi 0,200. Profil sebaran data rasio kolesterol total/HDL subyek penelitian dapat dilihat pada gambar 7.

B. Perbandingan Rerata Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL pada LP<90 cm dan LP≥90

(56)

37

1. Perbandingan rerata kolesterol total pada LP<90 dan LP≥90

Pengujian Kolmogorov-Smirnov menunjukkan distribusi data kelompok LP<90cm dan LP≥90cm normal dengan signifikansi 0,200. Rerata, standar deviasi dan signifikansi dipaparkan pada tabel VII.

Tabel VII. Perbandingan Rerata Kolesterol Total pada LP<90 dan LP≥90

Karakteristik Lingkar Pinggang (LP) p

<90cm ≥90cm

Kolesterol total 189,2 ± 28,5 211,2 ± 32,9 0,761 Hasil uji t menyatakan terdapat perbedaan tidak bermakna antara rerata kolesterol total pada kedua kelompok LP. Penelitian Lai dan Ng (2004) terhadap 746 subyek penelitian di Taiwan menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,001) antara kolesterol total pada subyek penelitian dengan LP<90cm (x2=42,6) dan kolesterol total pada subyek penelitian dengan LP≥90cm (x2=53,9).

2. Perbandingan rerata HDL pada LP<90 dan LP≥90

Pengujian Kolmogorov-Smirnov menunjukkan distribusi data kelompok LP<90 dan pada kelompok LP≥90 normal dengan signifikansi 0,200. Hasil uji t menyatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar HDL kelompok LP<90cm dan HDL pada kelompok LP≥90cm dengan signifikansi 0,000. Rerata, standar deviasi dan nilai signifikansi dipaparkan pada tabel VIII.

Tabel VIII. Perbandingan Rerata HDL pada LP<90 dan LP≥90

Karakteristik Lingkar Pinggang (LP) p

<90cm ≥90cm

HDL 45,9±8,1 38,2±5,9 0,000

(57)

perbedaan bermakna (p<0,001) antara HDL pada subyek penelitian dengan LP<90 cm (x2=4,8) dan HDL pada subyek penelitian dengan LP≥90 cm (x2=7,8).

3. Perbandingan rerata rasio kolesterol total/HDL pada LP <90 dan LP ≥90

Pengujian Kolmogorov-Smirnov menunjukkan distribusi data kedua kelompok tersebut normal dengan signifikansi 0,200. Rerata, standar deviasi dan nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel IX.

Tabel IX. Perbandingan Rerata Rasio Kolesterol Total/HDL pada LP<90 dan LP90

Karakteristik Lingkar Pinggang (LP) p

<90cm ≥90cm

Rasio kolesterol total/HDL 4,2 ± 0,9 5,6 ± 1,0 0,845 Hasil uji t menyatakan terdapat perbedaan tidak bermakna antara rerata rasio kolesterol total/HDL pada kelompok subyek penelitian dengan LP<90cm dan LP≥90cm. Penelitian Lai dan Ng (2004) menemukan perbedaan bermakna (p<0,001) antara rasio kolesterol total/HDL pada subyek penelitian dengan LP<90 cm (x2=12,1) dan rasio kolesterol total pada subyek penelitian dengan LP≥90 cm (x2=24,4).

C. Perbandingan Rerata Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL Pada RLPP≤0,90 dan RLPP>0,90

(58)

39

D. Korelasi LP dan RLPP dengan Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL

Pengujian statistik korelasi Pearson atau Spearman dilakukan antara LP dan RLPP dengan kolesterol total, HDL dan rasio kolesterol total/HDL. Uji korelasi Pearson dilakukan apabila kedua data terdistribusi normal, sedangkan uji korelasi Spearman dilakukan apabila salah satu atau kedua data terdistribusi tidak normal.

1. Korelasi LP dan RLPP dengan kolesterol total

Uji korelasi Pearson menunjukkan hasil korelasi positif bermakna antara LP dengan kolesterol total dan korelasi positif tidak bermakna antara RLPP dengan kolesterol total. RLPP berkorelasi tidak bermakna dengan kolesterol total karena memiliki nilai signifikansi >0,05.

Koefisien korelasi yang dihasilkan antara LP dengan kolesterol total yaitu sebesar 0,291 dan koefisien korelasi antara RLPP dengan kolesterol total yaitu sebesar 0,198. Berdasarkan penggolongan koefisien korelasi yang tercantum pada Dahlan (2009), kekuatan korelasi LP dengan kolesterol total tergolong lemah karena berada pada rentang 0,20-0,399 dan kekuatan korelasi RLPP dengan kolesterol total tergolong sangat lemah karena berada pada rentang 0,00-0,199. Nilai signifikansi dan koefisien korelasi dipaparkan pada tabel X.

Tabel X. Korelasi LP dan RLPP dengan Kolesterol Total

Variabel r p

Lingkar pinggang (LP) 0.291 0,015

(59)

Gambar 8. Diagram Sebar Korelasi LP dengan Kolesterol Total

Data kolesterol total subyek penelitian mayoritas berada pada rentang 175-240 mg/dL dan LP subyek penelitian berkisar antara 70-100. Gambar 8 menunjukkan kenaikan LP diikuti dengan kenaikan kolesterol total.

Gambar 9. Diagram Sebar Korelasi RLPP dengan Kolesterol Total

(60)

41

Esmaillzadeh et al. (2004) menemukan korelasi positif bermakna antara LP dengan kolesterol total pada pria (r=0,280; p<0,05) dan antara RLPP dengan kolesterol total (r=0,442; p<0,05). Ghosh et al. (2004) mendapatkan korelasi positif bermakna antara RLPP dengan kolesterol total pada pria (r=0,245; p=0,005). Njelekela et al. (2002) menemukan korelasi positif bermakna antara LP dengan kolesterol total pada pria (r=0,312; p<0,0015) dan pada wanita (r=0,642; p<0,0001).

Chehrei et al. (2007) menemukan korelasi positif bermakna antara LP dengan kolesterol total (r=0,241; p<0,05) pada subyek penelitian gabungan pria dan wanita. Hasil penelitian Wang dan Hoy (2004) menunjukkan adanya korelasi positif bermakna antara LP dengan kolesterol total (r=0,239; p<0,05) serta korelasi positif bermakna antara RLPP dengan kolesterol total pada pria dan wanita (r=0,211;p<0,05). Perbedaan hasil penelitian disebabkan karena adanya perbedaan latar belakang subyek penelitian, faktor genetika, ras, jenis kelamin serta jumlah subyek penelitian.

2. Korelasi LP dan RLPP dengan HDL

Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya korelasi negatif bermakna antara LP dan RLPP dengan HDL. Kekuatan korelasi LP dengan HDL tergolong sedang dan korelasi RLPP dengan HDL tergolong lemah (Dahlan, 2009). Signifikansi dan koefisien korelasi dipaparkan pada tabel XI.

Tabel XI. Korelasi LP dan RLPP dengan HDL

Variabel r p

Lingkar pinggang (LP) -0,509 0,000

(61)

Gambar 10. Diagram Sebar Korelasi LP dengan HDL

Gambar 11. Diagram Sebar Korelasi RLPP dengan HDL

(62)

43

Konsentrasi HDL berhubungan terbalik dengan insidensi aterosklerosis. Hal ini dijelaskan karena HDL berperan dalam pengangkutan balik kolesterol, yaitu pembersihkan kolesterol dari jaringan (Murray, 2000). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LP dan RLPP dapat meningkatkan risiko aterosklerosis karena pada LP dan RLPP yang semakin tinggi, kadar HDL akan semakin rendah.

Korelasi negatif bermakna ditemukan pada penelitian Anderson et al. (1988), yaitu antara LP dengan HDL pada pria (r=-0,12; p<0,01). Hasil yang berbeda ditemukan pada penelitian Njelekela et al. (2002), yaitu terdapat korelasi negatif tidak bermakna antara LP dengan HDL pada pria (r=-0,0003; p=0,9774) dan pada penelitian Ghosh et al. (2004) (r=-0,075; p=0,398). Perbedaan hasil penelitian dapat disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah subyek penelitian, pola hidup subyek penelitian, dan ras, serta faktor genetika.

3. Korelasi LP dan RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL

Uji korelasi Pearson menunjukkan hasil korelasi positif bermakna antara LP dan RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL. Kekuatan korelasi LP dengan rasio kolesterol total/HDL berdasarkan penggolongan Dahlan (2009) tergolong sedang, dan korelasi RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL tergolong lemah.

Nilai signifikansi dan koefisien korelasi dipaparkan pada tabel XII. Tabel XII. Korelasi LP dan RLPP dengan Rasio Koleseterol Total/HDL

Variabel r p

Lingkar pinggang (LP) 0,564 0,000

(63)

Gambar 12. Diagram Sebar Korelasi LP dengan Rasio Kolesterol Total/HDL

(64)

45

Hasil pengukuran kadar kolesterol total dan kadar HDL dipengaruhi oleh kondisi subyek penelitian, aktivitas, pola hidup, dan pola makan. Nilai kolesterol total dan HDL, dan rasio kolesterol total/HDL yang diukur pada subyek penelitian adalah kolesterol total puasa dan HDL puasa. Subyek penelitian berpuasa ±8-10 jam sebelum pengukuran kolesterol total dan kolesterol HDL. NCEP-ATP merekomendasikan pengukuran profil lipida puasa pada orang yang berusia lebih dari 20 tahun (Goroll dan Mulley, 2009).

Penelitian Anderson et al. (1988) mendapatkan hasil korelasi positif bermakna antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,16; p<0,001) dan antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL pada pria (r=0,13; p<0,001). Chehrei et al. (2007) menemukan hasil korelasi positif bermakna antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL pada pria dan wanita (r=0,248; p<0,0001).

(65)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Lingkar pinggang memiliki korelasi positif bermakna berkekuatan sedang dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,564; p=0,000) dan rasio lingkar pinggang-panggul memiliki korelasi positif bermakna berkekuatan lemah dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,317; p=0,008).

B. Saran

1. Perlu dilakukan uji statistik lebih lanjut untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna nilai koefisien korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan masing masing profil lipida (kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol total/HDL) sehingga dapat diketahui metode yang lebih baik dalam deteksi dini kesehatan.

2. Penelitian serupa terhadap wanita dapat dilakukan untuk mengetahui korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dengan kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol total/HDL pada wanita.

3. Pengujian statistik korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dapat dilakukan dengan kadar gula darah, ApoB, Lp(a).

(66)

47

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, A.J., Sobocinski, K.A., Freedman, D.S., Barboriak, J.J., Rimm, A.A., Gruchow, H.W., 1988, Body Fat Distribution, Plasma Lipids, and Lipoproteins, Arterioscler Thromb Vasc Biol 1988;8;88-94.

Chehrei, A., Sadrnia, S., Keshteli, A.H., Daneshmand, M.A., Rezaei, J., 2007, Correlation of Dyslipidemia With Waist to Height Ratio,Waist Circumference, And Body Mass Index In Iranian Adults, Asia Pac J Clin Nutr 2007;16 (2):248-253 248.

Clark, Micheal A., Lucett, S.C., Corn, R.J., 2008, NASM Essential of Personal Fitness Training, Wiliams & Wilkins, Lippincot, p.116.

Dahlan, M.S., 2009, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, hal.45-53, 71-75, 165-166.

Dale, D. dan Federman, D.D., 2003, Scientific American Medicine Vol.7, Web MD, USA, pp.670, 683.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Uji Fungsi Alat Kimia Klinis dan Hematologi, Després, J. P. dan Di Marzo, V., 2009, Abdominal Obesity and the

Endocannabinoid system: from basic aspects to clinical management of related cardiometabolic risk, Informa Healthcare, New York, p.15.

DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G.R., Well, B. G., Posey, L. M., 2008, A Pathophysiologic Approach 7th edition, Mc Graw Hill, New York, pp.157, 2442.

Dobbelsteyn, C.J., Joffres, M.R., MacLean, D.R., Flowerdew, D., 2001, A Comparative Evaluation of Waist Circumference, Waist-To-Hip Ratio and Body Mass Index as Indicators of Cardiovascular Risk Factors. The Canadian Heart Health Surveys, International Journal of Obesity, 25, 652±661.

Esmaillzadeh, A., Mirmiran, P., Azizi, F., 2004, Waist-to-Hip Ratio is a Better Screening Measure for Cardiovascular Risk Factors than Other Anthropometric Indicators in Tehranian Adult Men, International Journal of Obesity, 28, 1325-1332.

(67)

Goldberg, A.C., 2008, Lipid Disorders,

Oktober 2010.

Goroll, A.H., Mulley, A.G., 2009, Primary Care Medicine Office Evaluation and Management of Adult Age, Lippincott William&Wilkins, Philladelphia, pp.106, 109.

Ghosh, A., Bose, K., Chakravarti, S., Chaudhuri, A.B.D., Chattopadhyay, J., Dasgupta, G., 2004, Central Obesity and Coronary Risk Factors, The Journal of the Royal Society for the Promotion of Health, 124; 86.

International Diabetes Federation, 2006, The IDF Consensus Worldwide

Definition of the Metabolic Syndrome,

diakses

tanggal 20 Maret 2010.

Jousilahti, P., Vartiainen, E., Tuomilehto, J., Puska, P., 1999, Sex, Age, Cardiovascular Risk Factors, and Coronary Heart Disease A Prospective Follow-Up Study of 14 786 Middle-Aged Men and Women in Finland, Circulation 99;1165-1172.

Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., dan Aster, J.C., 2010, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 8th ed., Saunders Elsevier, Philadelphia, p.438.

Lai, S.W. dan Ng, K.C., 2004, Which Anthropometric Indices Best Predict Metabolic Disorders in Taiwan?, Southern Medical Association, Volume 97, Number 6.

Lee, T.H., dan Simon, H.B., 2009, Beating Heart Disease: Stategies for a Healthy Heart, Havard University, Boston, pp.8,10.

Lemieux, I., Lamarche, B., Couillard, C., Pascol A., Cantin, B., Bergeron, J., et al., 2001, Total Cholesterol/HDL Cholesterol Ratio vs LDL Cholesterol/HDL Cholesterol Ratio as Indices of Ischemic Heart Disease Risk in Men, American Medical Assosiation 161:2685-2692.

Murray R.K., 2000, Harper’s Biochemistry Ed.25, diterjemahkan oleh Hartono, A., hal.274-275, EGC, Jakarta.

Murray, 2003, Harper’s Ilustrated Biochemistry, Mc Graw Hill , USA, pp.205, 209, 219.

Narbuko, C. dan Achmadi, A., 2007, Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta, hal.114, 116.

(68)

49

National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP-ATPIII), 2001, ATP III At-A-Glance : Quick Desk Reference, tanggal 20 Maret 2010.

Njelekela, M.A., Negishi, H., Nara, Y., Sato, T., Tomohiro, M., Kuga, S., et al., 2002, Obesity and Lipid Profiles in Middle Aged Men and Women in Tanzania, East African Medical Journal, Vol.79.

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, hal.89,145-148.

Pischon, Boeing, Hoffmann, Bergmann, Sculze, Overvad, et al., 2008, General and Abdominal Adiposity and Risk of Death in Europe, The New England Journal of Medicine,359:2105-20.

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.79-80, 89-91.

Rubenstein, D., Wayne, D., Bradley, J., 2003, Clinical Medicine, diterjemahkan oleh Rahmalia, A., hal.164-168. Erlangga, Jakarta.

Scott, J.R., 2008, Abdominal Obesity,

5 Juni 2010.

Sevilla, C.G., Octave, J.A., Punsalan, T.G., Regala, B.P., Uriate, G.G., 2006, Pengantar Metode Penelitian, UI-Press, Jakarta, hal.163.

Soeharto, 2001, Kolesterol & Lemak Jahat, Kolesterol & Lemak Baik, dan Proses Terjadinya Serangan dan Stroke, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.123.

Suharjo, B., 2008, Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal.33.

Tierney, L.M., Mc Phee, S.J., Papadakis, M.A., 2002, Current Medical Diagnosis & Treatment, Adult Ambulatory & Inpatient Management, Mc Graw Hill, USA, p.1253.

Vander, A., Sherman, J., Luciano, D., 2001, Human Physiology, 8th edition, McGraw-Hill, New York p.623.

(69)

Wellborn, T.A., Dhaliwal, S.S., Bennett, S.A., 2003, Waist–Hip Ratio is the Dominant Risk Factor Predicting Cardiovascular Death in Australia, Medical Journal of Australia, 179 (11/12): 580-585.

Whitney, E.N. dan Rolfes, S.R., 2002, Understanding Nutrition 8th Ed., Wadsworth, USA p.146.

World Health Organization, 1999, Definition, Diagnosis And Classification of Diabetes Mellitus and Its Complication, November 2010.

World Health Organization, 2006, Obesity and Overweight, Maret 2010.

Yoffee, L., 2009, High Cholesterol Risk Factors,

(70)

51

(71)
(72)

53

Lampiran 2. Inform Consent

SURAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat :

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian :

KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETRIK TERHADAP PROFIL LIPID DAN KADAR hs-CRP DALAM DARAH SEBAGAI PREDIKTOR PENYAKIT KARDIOVASKULAR

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan

tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi :

a) Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.

b) Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar / tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun.

Yogyakarta,……….

Saksi Yang membuat pernyataan

(……….) (………..)

(73)
(74)

55

(75)
(76)

57

(77)
(78)

59

(79)
(80)

61

(81)

Lampiran 9. Hasil Pemeriksaan Darah dari Laboratorium Parahita

(82)

63

Lampiran 10. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia

Descriptives

Statistic Std. Error

Usia Mean 39.57 .627

95% Confidence Interval for Mean

Std. Deviation 5.249

Minimum 30

Maximum 50

Range 20

Interquartile Range 8

Skewness .154 .287

(83)

Lampiran 11. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang

Descriptives

Statistic Std. Error

LingkarPinggang Mean 87.30 1.296

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 84.71

Upper Bound 89.89

5% Trimmed Mean 87.33

Median 88.50

Variance 117.575

Std. Deviation 10.843

Minimum 64

Maximum 115

Range 51

Interquartile Range 16

Skewness -.087 .287

a. Lilliefors Significance Correction

(84)

65

Lampiran 12. Deskriptif dan Uji Normalitas RLPP

Descriptives

Statistic Std. Error

RLPP Mean 1.013946E0 .0051115

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 1.003749E0

Upper Bound 1.024143E0

5% Trimmed Mean 1.015194E0

Median 1.021500E0

Variance .002

Std. Deviation .0427656

Minimum .8851

Maximum 1.0920

Range .2069

Interquartile Range .0571

Skewness -.481 .287

Gambar

Tabel I. Risiko Kardiovaskular dan Rasio Kolesterol Total/HDL Berdasar Usia menurut Cooper (cit
Gambar 1. Skema Subyek Penelitian
Tabel II. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi (Dahlan, 2009)
Tabel III. Karakteristik Subyek Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

43 Total regulatory adjustments to Additional Tier 1 capital Jumlah faktor pengurang (regulatory adjustment) terhadap AT1. 44 Additional Tier 1 capital (AT1) Jumlah AT 1 setelah

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu implementasi kebijakan UMKM di Kabupaten Sragen ternyata belum efektif, dilihat dari 13 variabel kebijakan yang

Fenomena ini berindikasi posisi spesifik asam stearat tidak sama dengan asam oleat dan atau asam linoleat dalam lemak susu yang dihasilkan oleh sapi dengan pemberian ransum

1. Perhitungan dan analisis rasio keuangan dengan metode time series analysis pada periode 2010 sampai dengan 2012 untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dan

Dengan menggunakan Metode Cost-Plus Dengan Pendekatan Full-Costing, yang dapat dijalankan melalui beberapa cara tentang Penentuan Harga Jual Perusahaan yaitu Total Biaya Variable

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kandungan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan ayam Kampung dari 2-12 minggu adalah 16% dengan kandungan energi termetabolis sebesar

Hasil Perancangan ini adalah Mesin Pelurus Kawat, dengan kapasitas mesin yang dirancang adalah 30 cm/s kawat lurus.. Rancangan menggunakan

Dari analisa permasalahan di temukan bahwa penggunaan kartu dalam pembuatan data pasien dan rekam medik, serta tidak terintegrasinya sistem administrasi yang ada