• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL AGROINDUSTRI ABON IKAN LAUT DI KOTA MATARAM Alvin Qistan Sri Supartiningsih Suparmin Mahasiswa Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram ABSTRAK - Alvin Qistan Jurnal Profil A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROFIL AGROINDUSTRI ABON IKAN LAUT DI KOTA MATARAM Alvin Qistan Sri Supartiningsih Suparmin Mahasiswa Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram ABSTRAK - Alvin Qistan Jurnal Profil A"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL AGROINDUSTRI ABON IKAN LAUT DI KOTA MATARAM

Alvin Qistan* Sri Supartiningsih** Suparmin***

Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping*** Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini yaitu : (1) Mengetahui profil (penyediaan bahan baku, proses produksi, pemasaran, skala usaha, penyerapan tenaga kerja, dan biaya dan pendapatan) agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram. (2) Mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi oleh pengusaha agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram

Hasil Penelitian menunjukkan : (1) Bahan baku ikan laut berasal dari pasar tradisional, nelayan di wilayah Kecamatan Ampenan, dan Pedagang Pengumpul di Kabupaten Lombok Timur. (2) Terdapat 5 langkah proses pengolahan abon ikan laut, yakni : (i) Penyiapan bahan, (ii) Pengukusan, (iii) Penumbukan, penyuiran, dan pemberian bumbu, (iv) Penggorengan, (v) Penirisan dan Pengemasan. (3) Berdasarkan jumlah tenaga kerja, agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram terbagi menjadi 2, yaitu skala usaha rumah tangga sebanyak 5 usaha, dan skala kecil sebanyak 1 usaha. Sedangkan skala usaha berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, skala usaha agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram juga terbagi menjadi 2, yakni usaha mikro sebanyak 2 usaha, dan usaha kecil sebanyak 4 usaha. (4) Penyerapan tenaga kerja agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram berjumlah 137 orang, dengan nilai HKO sebesar 42,91 untuk satu kali proses produksi. Sedangkan untuk produksi per bulan menyerap 766 orang dengan nilai HKO 170,90. (5) Terdapat 5 varian abon yang dihasilkan oleh agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram, yakni abon ikan marlin, abon ikan tuna, abon ikan tengiri, abon ikan tongkol, dan abon bajo angke. (6) Rata – rata pendapatan per bulan agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram adalah sebesar Rp. 19.547.174,62. (7) Terdapat 3 saluran pemasaran produk agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram, yakni : (i) Produsen – Konsumen Akhir, (ii) Produsen – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir, (iii) Produsen – Pedagang Besar – Pedagang Pengecer – Konsumen akhir. (8) Terdapat 3 hambatan yang dialami oleh agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram, yaitu Pengadaan Bahan Baku, Tenaga Kerja, Pemasaran.

(2)

PROFILE OF SHREDDED FISH AGROINDUSTRY

IN MATARAM

ABSTRACT

The goal of this research is: (1) to know the profile ( the available of raw materials, the process of production, marketing, the business scale, the pervading of worker, the finance and the income) agroindustry companies of marine shredded fish in Mataram city. (2) to know the obstruction faced by agroindustry companies of marine shredded fish in Mataram city.

The result of the observation shows that (1) the raw materials comes from traditional market , fisherman in ampenan region and the merchant in east lombok (2) there are 5 steps of process of marine shredded fish manufacturing ; (i) the materials preparation, (ii) the steaming, (iii) the pounding, the giving of coconut and seasoning, (iv) the frying , (v) the infiltrating and packaging. 3) Based the number of workers agroindustry of marine shredded fish in Mataram city devided into two things; 1. 5 Household company scale and 1 small company. Where as the company scale based UU numb. 20 , 2008 about UMKM, agroindustry company scale of marine shredded fish in Mataram city devided into two things , they are 2 micro company and 4 small company. (4) the number of the pervading of employer of marine shredded fish in Mataram city is 137 people, and its HKO proportion is 42,91 per one process of production. Where as for production in one month pervade 766 people with HKO proportion 170,90. (5) there are 5 variant of shredded fish producted by agroindustry of marine shredded fish in Mataram city, they are marlin shreded fish , tuna shreded fish, tenggiri shreded fish, mackerel shreded fish and bajo angke shreded fish.(6)the average of income permonth of agroindustry of marine shredded fish in Mataram city is Rp. 19.547.174,62.(7) there are 3 ways of marketing of agroindustry of marine shredded fish in Mataram city such as(i)producer-last consumer (ii) producer- merchant-last consumer, (iii) producer- head of merchant-merchant-last consumer. (8) there are 3 hindrances faced by agroindustry of marine shredded fish in Mataram city like provisioning of raw materials, workers, and marketing.

(3)

PENDAHULUAN

Saat ini, Pemerintah Kota Mataram menargetkan konsumsi ikan laut sebesar 25 kg perkapita. Sayangnya, ikan laut memiliki beberapa kekurangan, yang menyebabkan ikan laut tidak tahan lama, sehingga sulit bagi masyarakat Kota Mataram untuk mengkonsumsi ikan segar setiap waktu. Untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh ikan laut segar, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengolah ikan laut segar menjadi berbagai macam olahan, salah satunya abon ikan laut. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2013, telah ada 6 usaha agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram. Untuk dapat mendorong perkembangan agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram, diperlukan peran aktif pemerintah melalui kebijakan – kebijakan yang mendukung. Agar kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dapat tepat sasaran, perlu dilakukan kajian mengenai gambaran umum agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian yang berjudul “Profil Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram.”

Tujuan dari penelitian ini yaitu : (1) Mengetahui profil (penyediaan bahan baku, proses produksi, pemasaran, skala usaha, penyerapan tenaga kerja, dan biaya dan pendapatan) agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram. (2) Mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi oleh pengusaha agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan unit analisis yaitu agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Sekarbela secara “Purposive Sampling”. Penentuan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa hanya di kedua kecamatan tersebut yang terdapat agroindustri abon ikan laut yang aktif berproduksi.

Data yang dikumpulkan meliputi pendapatan, penyerapan tenaga kerja dan hambatan. Untuk menganalisis pendapatan usaha madu digunakan I = TR – TC . Untuk menganalisis kelayakan digunakan P = (t x h x j)/7.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Pra Produksi

(4)

Tabel 1. Karakteristik Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram Tahun

Sumber : Data Primer diolah (2015)

Tabel 1. menunjukkan bahwa setiap agroindustri abon ikan laut memiliki varian produk yang berbeda – beda. Selain itu, skala produksi juga bervariasi, dimana skala produksi tertinggi adalah UD. Beriuk Berkarya dan terendah UD. Namira. Hamper seluruh agroindustri abon ikan laut telah memiliki P-IRT, kecuali Lembaga P.W.N.

(5)

Tabel 2. Pengadaan Bahan Baku Oleh Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram

Nama Perusahaan Jenis Ikan Sumber

UD. Menara 1. Marlin Pasar Tradisional

UD. Istiqomah 1. Marlin

2. Bajo Angke Pedagang Pengumpul UD. Hidup Baru 1. Marlin

2. Tuna 3. Tengiri

Pedagang Pengumpul UD. Beriuk Berkarya 1. Marlin

2. Tuna Pedagang Pengumpul

Lembaga P.W.N. 1. Tuna

2. Tongkol Nelayan Ampenan

UD. Namira 1. Tuna Pasar Tradisional

Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa mayoritas Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram mendatangkan bahan baku dari pedagang pengumpul, sedangkan 2 lagi dari pasar tradisional dan 1 dari nelayan ampenan.

3. Skala Usaha Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram

Skala usaha merupakan gambaran besarnya usaha yang dikelola oleh pengusaha, dalam hal ini agroindustri abon ikan laut. Secara rinci skala usaha agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Tenaga Kerja dan Nilai Penjualan Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram Tahun 2015

No Nama Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja

Nilai Penjualan per Tahun (Rp)

1 UD. Menara 2 83.880.000,00

2 UD. Istiqomah 5 349.200.000,00

3 UD. Hidup Baru 4 828.000.000,00

4 UD. Beriuk Berkarya 4 1.440.000.000,00

5 Lembaga P.W.N 2 348.000.000,00

6 UD. Namira 2 21.600.000,00

Sumber : Data Primer diolah (2015)

(6)

Sedangkan berdasarkan klasifikasi skala usaha oleh UU No. 20 Tahun 2008, maka hanya terdapat 2 usaha mikro, yakni usaha dengan penjualan paling banyak 300 juta per tahunnya, yaitu UD. Menara dan UD. Namira. Sedangkan sisanya, yaitu UD. Istqomah, UD. Hidup Baru, UD. Beriuk Berkarya dan Lembaga P.W.N masuk dalam kategori usaha kecil, yaitu usaha dengan nilai penjulaan pertahun antara 300 juta sampai 2,5 Milyar.

Aspek Produksi Agroindustri Abon Ikan Laut

1. Proses Pengolahan Abon Ikan Laut

Secara sederhana, urutan proses produksi dapat disederhanakan kedalam skema berikut :

Gambar 1. Skema Proses Produksi Abon Ikan Laut

2. Penyerapan Tenaga Kerja Agroindustri Abon Ikan Laut

Penyerapan tenaga kerja adalah kemampuan suatu usaha untuk memanfaatkan atau mempekerjakan tenaga kerja disekitar lokasi usaha. Untuk mengetahui lebih jelas jumlah penyerapan tenaga kerja pada agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram dapat dilihat pada tabel berikut.

Penyiapan bahan baku dan bahan penolong

Pengukusan

Pengepresan dan Pengemasan Penggorengan

(7)

Tabel 4. Rata – rata Penyerapan Tenaga Kerja pada Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram Tahun 2015

Nama

Perusahaan Produk

Penyerapan/PP Penyerapan/bulan Orang HKO Orang HKO

UD. Menara Abon Marlin 5 2,22 10 4,44

UD. Istiqomah Abon Marlin 18 3,86 36 7,72

Abon Bajo Angke 18 3,86 36 7,72

UD. Hidup Baru

Abon Marlin 13 3,43 52 13,72

Abon Tuna 13 3,43 52 13,72

Abon Tengiri 13 1,72 52 6,88

UD. Beriuk Berkarya

Abon Marlin 15 6,29 75 31,45

Abon Tengiri 15 6,29 75 31,45

Lembaga P.W.N Abon Tuna 9 1,27 144 20,32

Abon Tongkol 9 1,27 214 30,48

UD. Namira Abon Tuna 9 1,50 18 3,00

Jumlah 137 35,14 766 170,90

Rata - rata 12,45 3,19 69,64 15,54

Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Tabel 4. menunjukkan bahwa pada penggunaan tenaga kerja per proses produksi, UD. Istiqomah menjadi agroindustri abon ikan laut dengan penggunaan tenaga kerja tertinggi, yakni 18 orang, dengan nilai HKO sebesar 3,86 HKO untuk masing – masing produk. Sedangkan UD. Menara menjadi agroindustri abon ikan laut dengan penggunaan tenaga kerja terendah, yakni hanya 5 orang, dengan nilai HKO sebesar 2,22 HKO.

3. Biaya Produksi Agroindustri Abon Ikan Laut

(8)

Tabel 5. Biaya Produksi per Bulan Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram Tahun 2015

Perusahaan Biaya

Variabel Biaya Tetap

Biaya Tenaga

Kerja Jumlah UD. Menara 4.094.000 115.839,29 400.000 4.609.839,3 UD. Istiqomah 25.174.000 254.926,72 4.000.000 29.428.927 UD. Hidup Baru 47.765.000 830.388,89 1.800.000 50.395.389 UD. Beriuk

Berkarya 102.470.000 1.008.435,19 2.400.000 105.878.435 Lembaga P.W.N 16.997.000 15.722,22 2.400.000 19.412.722 UD. Namira 1.138.390 43.250,00 400.000 1.581.640 Sumber : Data Primer diolah (2015)

Tabel 5 menunjukkan bahwa UD. Beriuk Berkarya menjadi agroindustri dengan total biaya produksi tertinggi, mencapai Rp. 105.878.435,00 , dan UD. Namira menjadi agroindustri abon ikan laut dengan biaya produksi terendah, hanya sebesar Rp. 1.581.640,00.

4. Produksi dan Nilai Produksi Agroindustri Abon Ikan Laut

(9)

Tabel 6. Produksi dan Nilai Produksi per Bulan Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram Tahun 2015

Perusahaan Produksi

Total 77.897.400 328.590.000

Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Tabel 6. menunjukakan nilai produksi per bulan agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram mencapai Rp. 328.590.000,00 , dengan UD. Beriuk Bekarya memiliki nilai produksi terbesar, mencapai Rp. 160.000.000,00 , dan nilai produksi terkecil ada pada UD. Namira yang memiliki nilai produksi sebesar Rp. 1.800.000,00.

Aspek Pasca Produksi Agroindustri Abon Ikan Laut

1. Pemasaran Hasil Agroindustri Abon Ikan Laut

(10)

III II

800 Kg

800 Kg

1.366,2 Kg 566,2 Kg

I

579 Kg

Gambar 2. Skema Saluran Pemasaran Agroindustri Abon Ikan Laut

Pada skema dapat dilihat bahwa saluran pemasaran 1, yakni dari produsen ke konsumen akhir merupakan saluran pemasaran dengan volume penjualan terendah, yakni hanya sebesar 579 kg. Sedangkan volume penjualan tertinggi adalah pada pedagang pengecer – konsumen akhir. Hal ini disebabkan oleh produk yang dijual pada saluran pemasaran 2 maupun 3, keduanya melewati pedagang pengecer. Inilah penyebab mengapa volume penjualan pada pedagang pengecer – konsumen akhir sangat tinggi.

2. Keuntungan Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram

Besarnya keuntungan yang diterima dari agroindustri abon ikan tergantung pada besarnya biaya produksi, jumlah produksi, dan nilai produksi. Pendapatan diperoleh dari selisih total penerimaan (TR) dengan total biaya (TC) dalam proses produksi. Adapun Keuntungan pada agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram dapat dilihat pada tabel berikut :

Konsumen Akhir Pedagang Pengecer Pedagang Besar

(11)

Tabel 7. Keuntungan per Bulan Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram Tahun 2015

Nama Perusahaan

Total Penerimaan

(Rp)

Total Biaya (Rp) Keuntungan (Rp)

UD. Menara 6.990.000 4.609.839,29 2.380.160,71

UD. Istiqomah 38.800.000 29.428.926,72 9.371.073,28 UD. Hidup Baru 92.000.000 50.395.388,89 41.604.611,11 UD. Beriuk

Berkarya 160.000.000 105.878.435,19 54.121.564,81 Lembaga P.W.N 29.000.000 19412.722,22 9.587.277,78

UD. Namira 1.800.000 1.581.640,00 218.360,00

Jumlah 328.590.000 211.306.952,30 117.283.047,70 Rata – rata 54.765.000 35.217.825,38 19.547.174,62 Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Tabel 7. menunjukkan bahwa agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram memiliki total penerimaan sebesar Rp. 328.590.000,00 per bulannya, dengan rata – rata total penerimaan per bulan sebesar Rp. 54.765.000,00, dan rata – rata keuntungan sebesar Rp. 19.547.174,62.

Hambatan Usaha Agroindustri Abon Ikan Laut

(12)

Tabel 8. Hambatan Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram Tahun 2015 Nama Perusahaan

Jenis Hambatan Pengadaan Bahan

Baku Tenaga Kerja Pemasaran

UD. Menara √ - √

UD. Istiqomah √ - √

UD. Hidup Baru √ - -

UD. Beriuk

Berkarya √ √ -

Lembaga P.W.N - - √

UD. Namira - √ √

Jumlah 4 2 4

Persentase 66,67 33.33 66,67

Sumber : Data Primer Diolah (2015)

Tabel 8. menunjukkan bahwa mayoritas responden agroindustri abon ikan laut mengalami hambatan berupa pengadaan bahan baku dan pemasaran, yakni dialami oleh 66,67% responden. Sedangkan Hambatan Berupa Tenaga Kerja hanya dialami oleh 33,33% responden.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Profil agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Aspek Pra Produksi :

1) Penyediaan bahan baku ikan laut berasal dari pasar tradisional, nelayan di wilayah Kecamatan Ampenan, dan Pedagang Pengumpul di Kabupaten Lombok Timur.

2) Terdapat 5 varian abon yang dihasilkan oleh agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram, yakni abon ikan marlin, abon ikan tuna, abon ikan tengiri, abon ikan tongkol, dan abon bajo angke.

(13)

b) Aspek Produksi

1) Terdapat 5 langkah proses pengolahan abon ikan laut, yakni : (1) Penyiapan bahan, (2) Pengukusan, (3) Penumbukan, penyuiran, dan pemberian bumbu, (4) Penggorengan, (5) Penirisan dan Pengemasan. 2) Penyerapan tenaga kerja agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram berjumlah 137 orang, dengan nilai HKO sebesar 42,91 untuk satu kali proses produksi. Sedangkan untuk produksi per bulan menyerap 766 orang dengan nilai HKO 170,90.

c) Aspek Pasca Produksi

1) Rata – rata keuntungan per bulan agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram adalah sebesar Rp. 19.547.174,62.

2) Terdapat 3 saluran pemasaran produk agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram, yakni :

a. Produsen – Konsumen Akhir

b. Produsen – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir

c. Produsen – Pedagang Besar – Pedagang Pengecer – Konsumen akhir.

2. Terdapat 3 hambatan yang dialami oleh agroindustri abon ikan laut di Kota Mataram, yakni :

(1) Pengadaan Bahan Baku. (2) Tenaga Kerja

(3) Pemasaran. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. UD. Beriuk Berkarya dan UD. Hidup Baru sebagai 2 agroindustri dengan pendapatan tertinggi diharapkan dapat meningkatkan upah yang diberikan kepada tenaga kerjanya, karena sebagai agroindustri dengan pendapatan tertinggi, UD. Beriuk Berkarya dan UD. Hidup Baru juga menjadi agroindustri abon ikan laut yang member upah tenaga kerja terendah.

2. Permasalahan pemasaran yang dialami oleh 50% responden dapat diatasi dengan penerapan inovasi baru, salah satunya adalah dengan memasarkan produk secara online.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Konsumsi Ikan di Mataram Masih Rendah. Metrotvnews. 07 September 2013.

http://microsite.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/09/07/913/180118/Ko Konsum-Ikan-di-Mataram-Masih-Rendah. [9 Desember 2014].

Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2014. Daftar IKM Pengolahan Rumput Laut dan Ikan. Mataram.

Mariatina, A.Y. 2014. Profil Agroindustri Rumput Laut di Kota Mataram. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram. [skripsi]

Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

_________. 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. _________. 2005. Agroindustri Dalam Perspektif Sosial Ekonomi. PT. Raja

Gambar

Tabel 1. Karakteristik  Agroindustri Abon Ikan Laut di Kota Mataram Tahun 2015
Tabel 3. Jumlah Tenaga Kerja dan Nilai Penjualan Agroindustri Abon Ikan
Gambar 1. Skema Proses Produksi Abon Ikan Laut
Tabel 4. Rata – rata Penyerapan Tenaga Kerja pada Agroindustri Abon Ikan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hematom intraserebral adalah salah satu jenis perdarahan intrakranial yang terjadi pada jaringan otak biasanya akibat robeknya pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak..

Pemberian nutrisi yang tepat secara dini dapat membantu mencegah gangguan tumbuh kembang pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).. Badan Pusat Statistik, Badan

Jalan menuju salib tersebut merupakan jalan setapak berukuran ± 2 meter dimana jalur menuju salib berbeda dengan ketika pengunjung pulang menuju tempat parkir.. Akses menuju tugu

[r]

Berdasarkan gambaran penelitian yang diperoleh di lapangan, responden memang melakukan pembiayaan dari berbagai kegiatan pengembangan program hutan rakyat, karena

Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Penggunaan Eksperimen dalam pembelajaran

Dalam pengujian pertama menggunakan split data denganmelakukan pembagian porsi data menjadi 60 (data training) dan 40 (data testing) dan untuk tabel perbandingan hasil jawaban