DB. TRI PRANANDA penelitian menunjukkan bahwa perjanjian pembiayaan konsumen pada perusahaan tersebut merupakan perjanjian hutang piutang antara pihak PT. FIF Pos Tanjung Cabang Mataram dan pihak konsumen.
Dapat disimpulkan bahwa lembaga pembiayaan konsumen merupakan alternatif guna memperoleh barang-barang kebutuhan konsumen, yang tidak mampu dibeli secara tunai oleh masyarakat dan masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.
Kata Kunci : Lembaga pembiayaan, Konsumen. ABSTRACT
REVIEW OF THE IMPLEMENTATION OF THE MOTORCYCLE CONSUMER FINANCING AGREEMENT WITH PT. FEDERAL consumer financing agreement, knowing the problems that arise in the consumer financing agreement and dispute resolution pursued knowing if any party defaults. This study used a normative and empirical methods. The results showed that consumer financing agreement is an agreement on the company's accounts payable between the PT. Post FIF Tanjung Branch of Mataram and the consumer.
It can be concluded that an alternative consumer financing institutions to obtain consumer goods, which are not able to be purchased in cash by the public and each party has the rights and obligations that must be met.
I. PENDAHULUAN
Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga yang dalam melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk
kebutuhan konsumen dilakukan dengan sistem pembayaran secara
angsuran atau berkala.1
Dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia No.
9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan tersebut disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal.
Berdasarkan pengertian lembaga pembiayaan sebagaimana
dimaksud diatas, maka dalam lembaga pembiayaan terdapat unsur-unsur
sebagai berikut:2
Badan Usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan
untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga
pembiayaan, Kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan pekerjaan atau
aktivitas dengan cara membiayai pihak-pihak atau sektor usaha yang
dibutuhkan, Penyediaan dana, yaitu perbuatan penyediaan uang untuk
suatu keperluan. Barang Modal, yaitu barang yang dipakai untuk
menghasilkan sesuatu atau barang lain, seperti mesin-mesin, peralatan
pabrik, dan sebagainya. Tidak menarik dana secara langsung (non deposit taking).
1 Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), hal. 126
Dasar hukum perjanjian pembiayaan konsumen ini adalah
perjanjian diantara para pihak berdasarkan asas kebebasan berkontrak,
yaitu perjanjian antara pihak perusahaan finansial sebagai kreditur dan
pihak konsumen sebagai debitur. Sejauh tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip hukum yang berlaku, maka perjanjian seperti itu sah dan
mengikat secara utuh.3 Perjanjian semacam ini sering juga disebut sebagai
perjanjian tidak bernama atau sering disebut dengan perjanjian innominaat.
Perjanjian ini dibuat secara sah dengan memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Apabila syarat-syarat
Pasal 1320 KUH Perdata ini telah terpenuhi, maka akan memberikan
akibat hukum bagi pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian tersebut dan
akan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yaitu perusahaan
pembiayaan konsumen dan konsumen (Pasal 1338 KUH Perdata).
PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram
merupakan salah satu perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan
usahanya di bidang pembiayaan konsumen (consumer finance), yang
berfokus pada pembiayaan sepeda motor merk Honda baik baru maupun
bekas. Kegiatan pembiayaan dilakukan melalui sistem pemberian kredit
yang pembayarannya oleh konsumen dilakukan secara angsuran atau
berkala. PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram
melakukan kerjasama dengan Dealer PT. Krida Dinamik Autonusa
Cabang Tanjung. Dealer PT. Krida Dinamik Autonusa Cabang Tanjung
3 Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan (Dalam Teori dan Praktek), (Bandung : PT
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan sepeda motor
merk Honda.
Dari latar belakang tersebut dapat ditarik tiga permasalahan yaitu
Bagaimana pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen sepeda motor
baru dan bekas pada PT. Federal International Finance Pos Tanjung
Cabang Mataram, Apa saja masalah yang timbul pada perjanjian
pembiayaan konsumen sepeda motor baru dan bekas pada PT. Federal
International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram, bagaimana
penyelesaian sengketa yang ditempuh apabila ada pihak yang melakukan
wanprestasi.
Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui
pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen, Masalah yang timbul pada
perjanjian pembiayaan konsumen, Penyelesaian sengketa apabila ada
pihak yang wanprestasi. Sedangkan manfaat penelitian secara Akademis
untuk memenuhi syarat guna menyelesaikan studi di Fakultas Hukum
Universitas Mataram, secara teoritis sebagai sumbangan pemikiran dan
informasi bagi akademis serta bahan perbandingan bagi para peneliti
lainnya yang hendak melaksanakan penelitian lanjutan terhadap
pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen sepeda motor, secara
praktis sebagai masukan bagi masyarakat pada umumnya dan bagi PT.
Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram dan Dealer
Maka untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode
pendekatan normatif dan pendekatan empiris. Penelitian normatif yaitu
metode penelitian hukum yang dilakukan meneliti bahan pustaka atau
mengidentifikasi konsep dan asas-asas hukum, norma-norma dan
peraturan perundang-undangan, sumber-sumber resmi yang berkaitan
dengan penelitian ini, dan Pendekatan empiris yaitu metode penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui penerapan mengenai aturan-aturan
II. PEMBAHASAN
Di dalam prakteknya pembiayan konsumen perjanjian kredit umumnya
dibuat dalam bentuk perjanjian baku atau disebut juga perjanjian standar.
Perjanjian standart, sebagai perjanjian tertulis yang bentuk dan isinya telah
dipersiapkan terlebih dahulu, yang mengandung syarat-syarat baku, yang
oleh salah satu pihak kemudian disodorkan kepada pihak lain untuk
disetujui. Ciri dari perjanjian standar adanya sifat uniform atau keseragaman dari syarat-syarat perjanjian untuk semua perjanjian untuk
sifat yang sama. Syarat-syarat baku dalam perjanjian adalah syarat konsep
tulis yang dimuat dalam beberapa perjanjian yang akan masih dibuat yang
jumlahnya tidak tertentu, tanpa merundingkan terlebih dahulu isinya.4
Untuk dapat mengajukan permohonan kredit pembiayaan
konsumen, baik untuk sepeda motor baru (New Motor Cycle) maupun sepeda motor bekas (Use Motor Cycle), PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram, konsumen harus memenuhi persyaratan–
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak PT. Federal International
Finance Pos Tanjung Cabang Mataram selaku perusahaan pembiayaan
yang memberikan kredit kepada konsumen perorangan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Lalu Pending Dadeh, bahwa
harus memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh konsumen untuk
memperoleh kredit sepeda motor baru maupun bekas adalah Syarat
administratif perorangan yang terdiri dari KTP, Kartu keluarga, slip gaji,
4 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, (Bandung : Mandar Maju, 1994), hal.
bukti kepemilikan rumah, rekening tabungan/Koran dan Syarat penilaian
dengan prinsip 5C terdiri dari Character (watak), Capital (modal),
Capacity (kemampuan), Collateral (jaminan), dan Condition of economy
(kondisi).5
Ditinjau dari bentuk dan isinya PT. Federal International Finance
Pos Tanjung Cabang Mataram merupakan perjanjian baku atau perjanjian
standar. Perjanjian pembiayaan tersebut dibuat oleh PT. Federal
International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram secara tertulis.
Perjanjian standart, sebagai perjanjian tertulis yang bentuk dan isinya telah
dipersiapkan terlebih dahulu, yang mengandung syarat-syarat baku. Ciri
dari perjanjian standar adanya sifat uniform atau keseragaman dari syarat-syarat perjanjian untuk semua perjanjian untuk sifat yang sama.
Syarat-syarat baku dalam perjanjian adalah Syarat-syarat konsep tulis yang dimuat dalam
beberapa perjanjian yang akan masih dibuat yang jumlahnya tidak tertentu,
tanpa merundingkan terlebih dahulu isinya.6
Berdasarkan hasil wawancara dengan Lalu Pending Dadeh, bahwa
pada dasarnya tidak ada perbedaan dalam pelaksanaan perjanjian
pembiayaan konsumen sepeda motor baru maupun motor bekas pada
seluruh Kantor Cabang PT. Federal International Finance. Dalam proses
pemberian kredit sepeda motor baru maupun bekas tahapannya adalah:
5 Wawancara dengan Bapak Lalu Pending Dadeh, (Lira Section Head) pada tanggal 28
Desember 2013.
6 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, (Bandung : Mandar Maju, 1994), hal.
Calon customer datang ke dealer, atau melalui sales outdoor
selanjutnya melengkapi kelengkapan dokumen atau persyaratan yang
dibutuhkan untuk proses kredit, Pihak dealer akan memberi tahukan
kepada PT. FIF Pos Tanjung Cabang Mataram dan biasanya pihak dealer
akan menyerahkan dokumen/persyaratan dari calon customer (jika sudah
ada), selanjutnya Pihak PT. FIF Pos Tanjung Cabang Mataram akan
datang kerumah customer untuk melakukan survey layak atau tidak
layaknya calon customer diberikan kredit, Setelah layak untuk membiayai
calon customer harus melengkapi persyaratan/ dokumen Setelah semua
lengkap baru customer disodorkan perjanjian pembiayaan yang berupa
aplikasi, pemohon tersebut harus menandatangani Kontrak Aplikasi
Perjanjian Pembiayaan. 7
Perjanjian pembiayaan konsumen sebagai suatu bentuk perjanjian
pembiayaan konsumen pada PT. Federal International Finance Pos
Tanjung Cabang Mataram, harus didasarkan pada ketentuan Pasal 1320
Kitab Undang–Undang Hukum Perdata sebagai syarat bahwa perjanjian
pembiayaan konsumen tersebut adalah sah di muka hukum. Syarat – syarat
yang harus dipenuhi adalah kesepakatan antara kedua belah pihak,
kecakapan bertindak, suatu hal tertentu, dan adanya kausa yang halal.
Perjanjian pembiayaan konsumen pada PT. Federal International
Finance Pos Tanjung Cabang Mataram merupakan perjanjian hutang
piutang dengan penyerahan hak milik secara fidusia, yang artinya
7 Wawancara dengan Bapak Lalu Pending Dadeh, (Lira Section Head) pada tanggal 28
penyerahan hak milik (obyek pembiayaan) dilakukan secara kepercayaan
kepada konsumen (customer), hanya saja bukti kepemilikannya dipegang
oleh kreditur, yaitu PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang
Mataram. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa perjanjian
pembiayaan konsumen tersebut sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 1
Undang – Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia yang
menyebutkan bahwa: “ Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu
benda atas dasar kepercayaan, dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya di alihkan tetap berada dalam penguasaan pemilik benda“.
Perbedaan antara motor baru dan motor bekas dilihat dari segi
kepemilikan dan jenis motor yang dikreditkan. Motor Baru
kepemilikannya adalah perusahaan Astra dan motor yang di kreditkan
berupa motor khusus merk Honda sedangkan motor bekas kepemilikannya
adalah individu atau perseorangan dan motor yang di kreditkan berupa
semua merk motor.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Lalu Pending Dadeh, hak
yang dimiliki oleh pihak customer adalah menerima dan menggunakan
barang jaminan (berupa sepeda motor) akan tetapi bukti kepemilikannya
(BPKB) disimpan oleh pihak PT.FIF sedangkan kewajibannya adalah
membayar angsuran setiap bulannya sebelum tanggal jatuh tempo.
Sedangkan bagi PT. FIF Pos Tanjung Cabang Mataram hak nya adalah
menerima angsuran setiap bulan dari customer sebelum jatuh tempo dan
menggunakan barang jaminan (sepeda motor), setelah lunas diberikan
BPKB.8
Dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen pada PT.
Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram, timbul
hambatan dan atau masalah yang menyertainya adalah tunggakan
pembayaran, pengertian tunggakan didalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyatakan: “ Tunggakan adalah angsuran yang belum dibayar atau
tunggakan yang belum dilunasi pada atau setelah tanggal pengenaan denda
”(Kamus Besar Bahasa Indonesia 2010), Menggadaikan barang jaminan,
Menurut Pasal 1150 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata) adalah: “gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu
barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh
kuasanya 64 sebagai jaminan atas hutangnya dan yang memberi
wewenang kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dari
barang itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain, dengan pengecualian
biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai
pemilikan atau penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu, yang di
keluarkan setelah barang itu di serahkan sebagai gadai dan yang harus di
dahulukan”, dan Konsumen (customer) melakukan oper kredit tanpa sepengetahuan PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang
Mataram, Masalah ini sering timbul karena pihak customer
8 Wawancara dengan Bapak Lalu Pending Dadeh, (Lira Section Head) pada tanggal 28
mengoperkreditkan barang jaminan yang menjadi obyek pembiayaan
sehingga beban pembayaran angsuran berpindah kepada orang lain.
Sehingga pembayarannya pun akhirnya terhambat/ macet karena yang
menguasai barang memang tidak mampu membayar angsuran.
Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan
kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat
antara PT. FIF dengan customer.
Dalam suatu transaksi dan atau perjanjian dalam bentuk apapun,
kedua belah pihak saling mengikatkan dirinya untuk melaksanakan sesuatu
yang telah diperjanjikan (prestasi), namun pada kenyataannya tidak
menutup kemungkinan dapat terjadi bahwa salah satu pihak tidak
melaksanakan apa yang telah diperjanjikan. Apabila dalam suatu
perjanjian si debitur tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan
maka dapat dikatakan ia telah melakukan wanprestasi. Dapat pula
dikatakan bahwa ia telah lalai atau alpa atau ingkar janji atau bahkan
melanggar perjanjian dengan melakukan sesuatu hal yang dilarang/ tidak
boleh dilakukan. Hal ini berakibat hukum yakni pihak/para pihak yang
dirugikan dapat menuntut pelaksanaan dari prestasi atau konsekwensi lain
yang diatur dalam perjanjian (ganti kerugian).
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Lalu Pending Dadeh,
bahwa penyelesaian sengketa yang ditempuh pihak PT. Federal
International Finance antara lain Teguran, Dilakukan penagihan, Setelah di
mengembalikan barang jaminannya atau diminta untuk melunasi sisa
utangnya di PT. FIF.9
Penarikan obyek pembiayaan yang merupakan barang jaminan
dilakukan oleh Remedial Operational melalui Eksekutor/ Debt Collector. Dalam melakukan penarikan obyek pembiayaan tersebut maka dokumen–
dokumen yang diperlukan di analisa dan di cek kelengkapannya. Adapun
dokumen yang perlu disiapkan yaitu : Surat Kuasa, Kartu Account Receivable (Kartu A/R), dan Berita Acara Serah Terima Kendaraan (BASTK).
Dalam menghadapi hambatan-hambatan yang timbul dan
penyelesaiannya, maka pihak PT. Federal International Finance Pos
Tanjung Cabang Mataram mengambil langkah-langkah sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati bersama dan menjadi dasar yang mengikat
para pihak serta berlaku sebagai undang-undang. Hal ini diatur dalam
Pasal 1338 KUH Perdata. Dalam pelaksanaannya untuk menyelesaikan
hambatan yang ditimbulkan mengalami banyak kendala tidak seperti pada
saat pengajuan permohonan pembiayaan. PT. Federal International
Finance Pos Tanjung Cabang Mataram sampai saat ini dalam menangani
penyelesaian masalah yang ditimbulkan konsumen belum pernah sampai
ke tingkat pengadilan, karena dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
9 Wawancara dengan Bapak Lalu Pending Dadeh, (Lira Section Head) pada tanggal 28
III. PENUTUP
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada pembahasan
dalam skripsi ini, maka dapat di simpulkan beberapa hal yaitu:
Pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen sepeda motor baru
dan bekas pada PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang
Mataram adalah dilakukan berdasarkan perjanjian pembiayaan yang
ditetapkan oleh PT. FIF dengan persyaratan– persyaratan yang telah
ditentukan oleh pihak PT. Federal International Finance Pos Tanjung
Cabang Mataram yaitu syarat administratif perseorangan diantaranya KTP,
KK, slip gaji, rekening listrik, rekening koran dan syarat penilaian 5C
diantaranya Character (watak), Capital (modal), Capacity (kemampuan),
Collateral (jaminan), dan Condition of economy (kondisi).
Masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan
sepeda motor baru atau bekas antara konsumen (customer) dengan PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram adalah
penunggakan pembayaran, Konsumen (customer) menggadaikan obyek pembiayaan, dan Konsumen (customer) melakukan oper kredit.
Penyelesaian sengketa yang ditempuh apabila ada pihak yang
melakukan wanprestasi oleh PT. Federal International Finance Pos
Tanjung Cabang Mataram terhadap customer yang terlambat membayar
tetap tidak memiliki itikad baik dan dalam waktu lebih dari 90 hari tidak
menyelesaikan pembayaran angsuran maka akan dilakukan penarikan
terhadap obyek pembiayaan dimanapun obyek pembiayaan tersebut
berada.
Maka dari penelitian tersebut dapat diberikan saran yaitu
Hendaknya para pihak mentaati aturan mengenai hukum pembiayaan
konsumen agar tercipta keteraturan dan kepastian hukum bagi para pihak
yang telah terkait dalam perjanjian pembiayaan konsumen sehingga dapat
mendatangkan rasa adil bagi semua pihak dalam perjanjian pembiayaan
konsumen pada khususnya dan untuk masyarakat umumnya. Hendaknya
customer harus menyadari kewajibannya serta tidak melakukan
tindakan-tindakan yang dilarang oleh pihak perusahaan pembiayaan sehingga dalam
pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen dapat berjalan dengan
lancar serta tidak merugikan pihak perusahaan pembiayaan, karena dalam
praktek pelaksanaannya pihak perusahaan pembiayaan sering dirugikan
oleh ulah pihak customer. Kepada pihak perusahaan pembiayaan agar
terhindar dari masalah itikad buruk dari customer, maka hendaknya
sebelum memberikan fasilitas pembiayaan konsumen kepada customer,
maka pihak perusahaan pembiayaan harus cermat dalam menyeleksi calon
customer ataupun dalam surat permohonan pembiayaan yang dilakukan
oleh pihak perusahaan pembiayaan dan untuk perusahaan pembiayaan
diharapkan untuk objek jaminan dapat didaftarkan karena dapat
DAFTAR PUSTAKA
Fuady, Munir. Hukum tentang Pembiayaan (Dalam Teori Praktek).
Bandung: PT. Citra Aditya bakti. 2000.
Simatupang, Richard Burton. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta. 2003
Purwahid Patrik. Dasar-Dasar Hukum Perikatan. Bandung: Mandar Maju, 1994.