LAPORAN PENCAPAIAN
TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM
DI INDONESIA
2011
©2012 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) ISBN 978-979-3764-79-5
Diterbitkan oleh:
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
Tim Penyusun:
Penanggung Jawab : Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, SE, MA Ketua Tim Pengarah : Dr. Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, MA Sekretaris :Dra. Nina Sardjunani, MA
Anggota : Ir. Rudy Soeprihadi Prawiradinata, MCRP, Ph.D; Dr. Ir. Subandi, MSc; Dr. Sanjoyo, M.Ec; Dr. Hadiat, MA; Ir. Wahyuningsih Darajati, MSc;
Dra. Tuti Riyati, MA; Dra. Rahma Iryanti, MT; Dadang Rizki Ratman, SH, MPA; Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D.; Dr. Arum Atmawikarta, MPH; Dedi Darmadji, SE, MSc; Mukhlis Hanif Nurdin, SKM; Aisyah Putri Mayangsari, SKM
LAPORAN PENCAPAIAN
TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM
DI INDONESIA
2011
Diterbitkan Oleh:
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Kata Pengantar
Keikutsertaan Indonesia dalam menyepakati Deklarasi Milenium bersama dengan 189 negara lain pada tahun 2000 bukan semata-mata untuk memenuhi tujuan dan sasaran Millenium Development
Goals (MDGs), namun keikutsertaan itu ditetapkan dengan pertimbangan bahwa tujuan dan sasaran
MDGs sejalan dengan tujuan dan sasaran pembangunan Indonesia. Konsisten dengan itu, Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan MDGs dalam pembangunan sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaannya sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 dan 2010-2014 serta Rencana Kerja Tahunan berikut dokumen penganggarannya. Berdasarkan strategi pro-growth,
pro-job, pro-poor, dan pro-environment alokasi dana dalam anggaran pusat dan daerah untuk
mendukung pencapaian berbagai sasaran MDGs terus meningkat setiap tahunnya. Kemitraan produktif dengan masyarakat madani dan sektor swasta berkontribusi terhadap percepatan pencapaian MDGs.
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011 ini merupakan laporan ke
tujuh yang bersifat nasional sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2004. Penerbitan laporan ini bertujuan untuk melaporkan berbagai keberhasilan yang telah kita capai sebagai perwujudan dari komitmen dan kerja keras Pemerintah dan segenap komponen masyarakat untuk menuju Indonesia yang lebih sejahtera. Disamping itu, laporan ini bertujuan untuk menunjukkan komitmen Indonesia sebagai bagian dari Masyarakat bangsa-bangsa dalam mewujudkan cita-cita Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2000. Laporan ini secara ringkas menguraikan keadaan dan kecenderungan serta upaya penting untuk percepatan pencapaian MDGs sampai dengan posisi tahun 2011, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun kegiatan yang diperlukan agar sasaran MDGs tahun 2015 dapat dicapai.
Laporan inidisusun oleh Tim yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis/Kelompok Kerja yang bertanggungjawab kepada Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS. Kepada seluruh anggota Tim Penyusun disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya atas kerja keras dan kontribusinya sehingga Laporan Pencapaian MDGs ini tersusun dengan baik.
Penghargaan dan ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada:
Dr. Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, MA, Wakil Menteri Negara PPN/Wakil Kepala Bappenas dan Dra. Nina Sardjunani, MA, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan Bappenas yang telah mengkoordinasikan penyusunan dan sekaligus melakukan quality assurance atas substansi Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2011.
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Luar Negeri, Bank Indonesia, Komisi
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
|
iv
Pemilihan Umum, dan Badan Pusat Statistik yang telah memberikan kontribusi dalam penyediaan data, informasi, dan penyiapan naskah.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mitra pembangunan dari United Nations
Development Programme (UNDP) yang telah membantu penyusunan Laporan Pencapaian MDGs
ini, serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga laporan ini menjadi kontribusi berharga bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita pembangunan manusia yang lebih baik dan masyarakat yang lebih sejahtera di masa yang akan datang.
Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, SE, MA
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Daftar Isi
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel vii
Daftar Kotak Viii
Daftar Foto Viii
Daftar Singkatan ix
Pendahuluan 1
Ringkasan Status Pencapaian MDGs di Indonesia 5
Tinjauan Status Pencapaian MDGs di Indonesia 9
TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN 15
Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015
17
Target 1B: Menciptakan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda
24 Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita
kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015
27
TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA 29
Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar
31
TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 37 Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan
lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015
39
TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK 45
Target 4A: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015
47
TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU 53
Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga-perempat dalam kurun waktu 1990 - 2015
55
Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 55
TUJUAN 6: MEMERANGI HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA 67 Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru
HIV dan AIDS hingga tahun 2015
69 Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS bagi semua
yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010
69 Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru
Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
|
vi
TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 83
Target 7A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang
85
Target 7C: Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum layak dan fasilitasi sanitasi dasar layak pada 2015
93
Target 7D: Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020
102
TUJUAN 8: MEMBANGUN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN 107
Target 8A: Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif
109 Target 8D: Menangani utang negara berkembang melalui upaya nasional maupun
internasional untuk dapat mengelola utang dalam jangka panjang
114 Target 8F: Bekerjasama dengan swasta dalam memanfaatkan teknologi baru,
terutama teknologi informasi dan komunikasi
117
Daftar Gambar
Gambar 1.1. Persentase Penduduk Yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan Nasional Tahun
2011
17
Gambar 1.2. Indeks Kedalaman Kemiskinan Tahun 2000-2011 17
Gambar 1.3. Proporsi Penduduk Miskin di Perdesaan dan Perkotaan, Menurut Provinsi
Tahun 2011
18
Gambar 1.4. Pencapaian Target Penyaluran KUR (Rp Miliar) 20
Gambar 1.5. Laju Pertumbuhan PDB Per Tenaga Kerja Tahun 2011 24
Gambar 1.6. Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Tahun 2011
25
Gambar 1.7. Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga
Terhadap Total Kesempatan Kerja
26
Gambar 1.8. Prevalensi Kekurangan Gizi pada Balita 27
Gambar 1.9. Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori < 1.400 Kkal dan < 2.000 Kkal 28
Gambar 2.1. Perkembangan APM dan APK Jenjang SD/MI dan SMP/MTs tahun 1992-2011 32
Gambar 2.2. Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar, Tahun 2011 33
Gambar 2.3. Gambar 2.4.
Perkembangan Proporsi Melek Huruf Perempuan dan Laki-Laki Umur 15-24 Tahun, 2000-2011
Angka Melek Huruf Penduduk Berusia 15-24 Tahun Menurut Provinsi, 2011
33 34 39
Gambar 3.1. IPG/Rasio APM Perempuan Terhadap Laki-Laki, 2000-2011 40
Gambar 3.2. Keragaman Tingkat Keaksaraan Laki-Laki dan Perempuan, 2011 40
Gambar 3.3. Keragaman Kontribusi Perempuan dalam Pekerjaan Upahan di Sektor
Nonpertanian Antarprovinsi, 2011
41
Gambar 4.1. Penurunan Angka Kematian Balita, Bayi, dan Neonatal, 1991-2007 47
Gambar 4.2. Keragaman Pemberian Imunisasi Dasar Bagi Anak Usia 12-23 bulan, 2010 48
Gambar 4.3. Persentase anak usia 1 tahun yang pernah mendapatkan imunisasi campak,
2011
49
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Gambar 5.2. Kemajuan dalam penolong kelahiran oleh tenaga medis, 1995-2011 56
Gambar 5.3. Penolong Kelahiran di Perdesaan dan Perkotaan, 2011 57
Gambar 5.4. Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih dan Bukan-Tenaga
Kesehatan, 2011
58
Gambar 5.5. Pemakaian Kontrasepsi pada Perempuan Menikah Usia 15-49 tahun,
1991-2007
58
Gambar 5.6. Disparitas Angka Pemakaian dan Cara Kontrasepsi Antarprovinsi, 2011 59
Gambar 5.7. Keragaman Layanan Antenatal K1 dan K4 Antarprovinsi, 2010 60
Gambar 5.8. Data Cakupan K1, K4, dan Pn tahun 2009, 2010, 2011 Puskesmas Jembatan
Kembar
64
Gambar 6.1. Jumlah Kumulatif Kasus HIV, Desember 2011 70
Gambar 6.2. Jumlah Kumulatif Kasus AIDS, Desember 2011 70
Gambar 6.3. AIDS Case Rate Provinsi dan Nasional sampai dengan 2011 71
Gambar 6.4 Keragaman Angka Kejadian Malaria, 2011 74
Gambar 6.5. Kemajuan Penemuan Kasus dan Pengobatan 1996-2011 78
Gambar 6.6. Keragaman Angka Penemuan Kasus Baru Tuberkulosis, Keberhasilan
Pengobatan dan Kesembuhan, 2011.
78
Gambar 7.1. Persentase Tutupan Hutan dari Luas Daratan 86
Gambar 7.2. Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Terhadap Sumber Air Minum dan
Fasilitasi Sanitasi Dasar Layak
93
Gambar 7.3. Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum
Layak, Perkotaan, Perdesaan, serta perkotaan dan Perdesaan, 2011
95
Gambar 7.4. Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Sanitasi Layak,
Perkotaan, Perdesaan, serta Perkotaan Dan Perdesaan, 2011
95
Gambar 7.5. Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan, 1993-2011 102
Gambar 7.6. Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan Per Provinsi, 2011 106
Gambar 7.7. Target Rencana Dan Alokasi PLP2K-BK Tahun 2010-2014 104
Gambar 8.1. Perkembangan Tingkat Keterbukaan Ekonomi, Ekspor dan Impor, serta GDP
Harga Berlaku, 1990-2011
110
Gambar 8.2. Model Kerjasama Apex-BPR 113
Gambar 8.3. Perkembangan Total Utang, Rasio Total Utang Terhadap PDB (Debt to GDP
Ratio), dan Rasio Pembayaran Pokok Utang dan Bunga Utang Luar Negeri
Terhadap Penerimaan Hasil Ekspor (DSR)
115
Daftar Tabel
Tabel 1.1. Lokasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan 21
Tabel 1.2. Perkembangan Program Raskin 2004-2011 22
Tabel 7.1. Ringkasan Emisi GRK Nasional Tahun 2000 (dalam Gg CO2e) 87
Tabel 7.2. Ringkasan Emisi GRK Tahun 2000-2005 untuk Semua Sektor (dalam
Gg CO2e)
87
Tabel 7.3. Kawasan Konservasi Perairan Tahun 2011 89
Tabel 7.4. Capaian Pelaksanaan Program Penanganan Kawasan Permukiman
Kumuh
104
Tabel 7.5. Pembangunan dan Rehabilitasi Infrastruktur Permukiman 105
Tabel 8.1. Beberapa Indikator Terpilih Kondisi Bank Umum di Indonesia, 2010-2011
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
|
viii
Daftar Kotak
Kotak 1.1. Program Keluarga Harapan (PKH) 21
Kotak 1.2. Program Subsidi Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin) 22
Kotak 1.3. Pelaksanaan Program Raskin oleh Pemerintah Kab. Boalemo, Provinsi
Gorontalo
23
Kotak 2.1. SIPBM, Pendataan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Polewali
Mandar
36
Kotak 3.1. Upaya percepatan Penerapan Pengarusutamaan Gender (PUG) di
Indonesia
42
Kotak 4.1. Pelaksanaan MTBS di Puskesmas Sei Malang, Kab. Hulu Sungai Utara,
Provinsi Kalimantan Selatan
51
Kotak 5.1. Kelas Ibu Hamil Puskesmas Jembatan Kembar, Lombok Barat, NTB 64
Kotak 5.2. Rumah Tunggu Kelahiran ‘Mitra Sehat’ Desa Nilo Dingin, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi
65
Kotak 5.3. Kesuksesan Pemerintah Kabupaten Situbondo dalam Meningkatkan
Peserta KB Pria
65
Kotak 6.1 Desentralisasi Obat Antiretroviral (ARV) 73
Kotak 6.2. Upaya Malaria Center di Maluku Utara Memerangi Malaria dalam
Rangka Percepatan Pencapaian Goal 6 MDG dan Menuju Eliminasi 2020
75
Kotak 6.3. Peran serta Masyarakat dalam Pengendalian TB melalui Pos TB Desa 81
Kotak 7.1. Indonesia HCFC Phase-Out Management Plan (HPMP) 90
Kotak 7.2. Terobosan Pendanaan bagi Penyediaan Air Minum 97
Kotak 7.3. Pelaksanaan STBM di Kabupaten Sumedang untuk Mencapai Target MDGs 7C
99
Kotak 7.4. Upaya Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
Kotak 7.5. Kontribusi PNPM Perkotaan dalam Pencapaian MDGs 105
Kotak 7.6. Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh
Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)
106
Kotak 8.1. Generic Model Apex-BPR untuk Mengoptimalkan Peran BPR dalam
Pembiayaan UMKM
112
Kotak 8.2. Desa Berdering dan Desa Pinter 119
Daftar Foto
Foto 4.1. Kegiatan Puskesmas Sei Malang 52
Foto 5.1. Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Jembatan Kembar, Lombok Barat, NTB 62
Foto 5.2. Rumah Tunggu Kelahiran ‘Mitra Sehat’, Desa Nilo Dingin, Kec. Lembah Masurai, Kab. Merangin, Provinsi Jambi
63
Foto 5.3. Pelayanan KB di Kabupaten Situbondo 66
Foto 6.1. Kegiatan Pencidukan Larva Anopheles (PLA) 76
Foto 6.2. Kader kesehatan di Kabupaten Maumere (Provinsi NTT) dan
Kabupaten Sentani (Provinsi Papua) sedang Berdiskusi dengan Petugas Kesehatan untuk Kegiatan Layanan TB Desa yang Merupakan Bagian Kegiatan UKBM
81
Foto 7.1. Berbagai Kegiatan STBM dan Penandatanganan Deklarasi Stop BABS
oleh Bupati Sumedang
99
Foto 7.2. Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan 105
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Daftar Singkatan
ABAT Aku Bangga Aku Tahu
AKBA Angka Kematian Balita
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional
APK Angka Partisipasi Kasar
APM Angka Partisipasi Murni
APS ARG
Angka Partisipasi Sekolah Anggaran Responsif Gender
ART Antiretroviral Treatment
ARV Antiretroviral
ASEAN ASFR ASI
Association of South-East Asia Nations Age Specific Fertility Rate
Air Susu Ibu
Balita Bawah Lima Tahun
Bappenas BBLR BBM BCG BKKBN BLM
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Berat Badan Lahir Rendah
Bahan Bakar Minyak Bacillus Calmette Guerin
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Bantuan Langsung Masyarakat
BOK Bantuan Operasional Kesehatan
BOS Bantuan Operasional Sekolah
BP3AKB Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana
BPD BPO
Bank Pembangunan Daerah Bahan Perusak Ozon
BPR Bank Perkreditan Rakyat
BPS Badan Pusat Statistik
Perum Bulog BUMN
Perusahaan Umum Bulog (Badan Urusan Logistik) Badan Usaha Milik Negara
CAR Capital Adequacy Ratio
CBEIS CDR
Community-Based Education Information System Case Detection Rate
CFCD CFCs
Corporate Forum for Community Development Clorofluorocarbons
CLTS CO2
CPE CPR
Comunity Led Total Sanitation Carbon dioxide
Customer Premises Equipment Contraceptive Prevalence Rate
CSR Corporate Social Responsibility
CTU Contraceptive Technology Update
DAD Dana Alokasi Desa
DAK Dana Alokasi Khusus
Desa Pinter DO
Desa Punya Internet Definisi Operasional DOTS
DPR DPT-HB DSR
Directly Observed Treatment Shortcourse Dewan Perwakilan Rakyat
Diphteria-Pertusis-Tetanus – Hepatitis B Debt Service Ratio
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
|
x
Fasyankes FWT
Fasilitas pelayanan kesehatan Fixed Wireless Telephone GBS
GPI GRK GWM LDR
Gender Budget Statement Gender Parity Index Gas Rumah Kaca
Giro Wajib Minimum Loan to Deposit ratio
HCFCs Hydrochlorofluorocarbons
HIV dan AIDs HPB
Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome Harga pembelian beras
HPMP HCFC Phase-Out Management Plan
IIX IPG
Indonesia Internet Exchange Indeks Paritas Gender
Jamkesda Jaminan kesehatan daerah
Jamkesmas Jaminan kesehatan masyarakat
Jampersal Jaminan Persalinan
JPS Jaring Pengaman Sosial
K1 Kunjungan Kehamilan ke-1
K4 Kunjungan Kehamilan ke-4
KB Kemendagri Kemdikbud Kemenhut Kemenkes Kemenkeu Kemenkokesra Kemen PPN Kemen PU Kementan Kominfo KH KIA Keluarga Berencana Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Kehutanan
Kementerian Kesehatan Kementerian Keuangan
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan rakyat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Kementerian Pekerjaan Umum
Kementerian Pertanian
Kementerian Komunikasi dan Informasi Kelahiran Hidup
Kesehatan Ibu dan Anak KIE KKP KLB KLH KPP&PA KPU KRR
Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Kejadian Luar Biasa
Kementerian Lingkungan Hidup
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Komisi Pemilihan Umum
Kesehatan Reproduksi Remaja
KS-1 Keluarga Sejahtera I
KUR Kredit Usaha Rakyat
LDR Loan to Deposit Ratio
LPA Line Probe Assay
LSM LULUCF
Lembaga Swadaya Masyarakat
Land Use, Land Use Change and Forestry MDGs
MDR-TB MI
Millennium Development Goals (Tujuan Pembangunan Milenium)
Multi-Drug Resistant Tuberculosis Madrasah Ibtidaiyah
MKJP MOP MOW MP3EI
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Medis Operasi Pria
Medis Operasi Wanita
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
MRV Measurable, Reportable dan Verifiable
MTBS MTs
Manajemen Terpadu Balita Sakit Madrasah Tsanawiyah
NPL Non-Performing Loans
NTRL NUSSP
National Tuberculosis Referral Laboratory
Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project
OJK Otoritas Jasa Keuangan
Opsus Operasi Pasar Khusus
P2DTK PNPM Pengembangan Daerah Tertinggal dan Khusus
PAMSIMAS PAUD
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Pendidikan Anak Usia Dini
PBB PDB Perda
Perserikatan Bangsa-Bangsa Produk Domestik Bruto Peraturan Daerah
PISEW PNPM Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
PKBR Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja
PKH Program Keluarga Harapan
PKK Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
PLIK Pusat Layanan Internet Kecamatan
PLP2K-BK Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan
PMK PMT PMT-AS
Peraturan Menteri Keuangan Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PNPM-KP PNPM Kelautan dan Perikanan
PONED Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar
PONEK Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif
Poskesdes Pos Kesehatan Desa
Posyandu Pos Pelayanan Terpadu
PPIP PNPM Infrastruktur Perdesaan
PPN PPP PPP PPRG
Perencanaan Pembangunan Nasional Public-Private Partnership
Purchasing Power Parity
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
Pra-KS Pra- Keluarga Sejahtera
PSK PT PUAP
Pekerja Seks Komersial Perguruan TInggi
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
PUG Pengarus-utamaan Gender
PUGAR Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat
Puskesmas PUS
Pusat Kesehatan Masyarakat Pasangan Usia Subur
PUMP Pengembangan Usaha Mina Perdesaan
Pustu Puskesmas Pembantu
RA Raudlatul Afthal
RAD Rencana Aksi Daerah
Raskinda Beras Miskin Daerah
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011 |
xii
RDT Renstra Riskesdas RistiRapid Diagnostic Test Rencana Strategis Riset Kesehatan Dasar Resiko Tinggi
RK Ruang Kelas
RKB Ruang Kelas Baru
ROA Return on Assets
RPJMN RPJPN RPJMD RS RTS
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rumah Sakit
Rumah Tangga Sasaran
RTSM Rumah Tangga Sangat Miskin
Sakernas SBI SBN
Survei Angkatan Kerja Nasional Sertifikat Bank Indonesia Surat Berharga Negara SD
SDKI SDLB
Sekolah Dasar
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Sekolah Dasar Luar Biasa
SDM SIP
Sumber Daya Manusia Surat Ijin Praktek
SIPBM Sistem Informasi Pendidikan Berbasis Masyarakat
SKRRI SMA SMP SMPLB
Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia Sekolah Menengah Atas
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
SPAM Sistem Penyediaan Air Minum
SR Succes Rate
SSL Satuan Sambungan Layanan
STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STBP Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku
STR Susenas
Surat Tanda Register
Survei Sosial Ekonomi Nasional
TAC Total Allowable Catch
TB TPA TOMA TOGA
Tuberkulosis
Tempat Pembuangan Akhir Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama UKBM
ULN
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Utang Luar Negeri
UMKM UNDP UNESCO UNFCCC UNICEF
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah United Nations Development Programme
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization United Nations Framework Convention on Climate Change United Nations Children’s Fund
USO Universal Service Obligation
Valas VCT
Wajar Dikdas WHO
Valuta Asing
Voluntary Counseling and Testing Wajib belajar pendidikan dasar World Health Organization
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Pendahuluan
Komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs mencerminkan komitmen negara untuk menyejahterakan rakyatnya sekaligus menyumbang pada kesejahteraan masyarakat dunia. Berkenaan dengan itu maka MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dan 2010-2014, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahunan, dan dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dalam memenuhi komitmen tersebut Indonesia menghadapi tantangan global yang tidak ringan. Perdagangan bebas, harga minyak yang masih meningkat yang diikuti oleh subsidi BBM yang semakin membengkak, perubahan iklim dan pemanasan global dan dampaknya pada harga pangan yang semakin mahal, mewarnai dinamika sosial dan ekonomi pembangunan nasional.
Capaian Tujuan MDGs 2011
Capaian tujuan MDGs dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, tujuan yang telah berhasil dicapai. Kedua, tujuan yang menunjukkan kemajuan bermakna dan diharapkan dapat dicapai pada atau sebelum tahun 2015. Ketiga, tujuan yang masih memerlukan upaya keras untuk mencapainya.
Tujuan-tujuan MDGs yang telah tercapai adalah:
MDG 1, yaitu proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per kapita per
hari.
MDG 3, yaitu rasio APM perempuan terhadap laki-laki SMA/MA/Paket C dan rasio angka melek
huruf perempuan terhadap laki-laki umur 15-24 tahun.
MDG 6, yaitu pengendalian penyebaran dan penurunan jumlah kasus baru tuberkulosis (TB). Pencapaian ini diindikasikan oleh angka kejadian dan tingkat kematian, serta proporsi tuberkulosis yang ditemukan, diobati dan disembuhkan dalam program DOTS.
Tujuan-tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai
pada tahun 2015 (on-track) adalah:
MDG 1, yaitu terdapat kemajuan yang sangat besar dari indeks kedalaman kemiskinan, proporsi
tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja, dan prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi.
MDG 2, yaitu APM SD, proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar, serta angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki yang semuanya sudah mendekati 100 persen.
MDG 3, yaitu rasio APM perempuan/laki-laki di tingkat SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dan pendidikan tinggi yang hampir mendekati 100 persen serta kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian, dan proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR yang meningkat.
MDG 4, yaitu penurunan yang sudah mendekati dua pertiga angka kematian neonatal, bayi, dan
balita serta proporsi anak usia 1 tahun yang mendapat imunisasi campak yang meningkat pesat.
MDG 5, yaitu berupa peningkatan angka pemakaian kontrasepsi bagi perempuan menikah
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
| 2
tahun, peningkatan cakupan pelayanan antenatal baik 1 maupun 4 kali kunjungan, dan penurunan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need).
MDG 6, yaitu mengendalikan penyebaran dan penurunan jumlah kasus baru HIV dan AIDS berupa
peningkatan proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan Antiretroviral (ARV). Selain itu, pengendalian penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria yang diindikasikan oleh peningkatan proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida belum memadai dalam rangka menurunkan jumlah kasus baru malaria.
MDG 7, yaitu berupa penurunan konsumsi bahan perusak ozon, proporsi tangkapan ikan yang tidak melebihi batas biologis yang aman, serta rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan dan rasio rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan teritorial yang keduanya meningkat.
MDG 8, yaitu berupa keberhasilan pengembangan sistem keuangan dan perdagangan yang
terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif yang diindikasikan oleh rasio ekspor dan impor terhadap PDB, rasio pinjaman terhadap simpanan di bank umum, dan rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR yang semuanya meningkat pesat. Selain itu juga keberhasilan dalam menangani utang untuk dapat mengelola utang dalam jangka panjang yang diindikasikan oleh rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB dan rasio pembayaran pokok utang dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor yang menurun tajam. Keberhasilan selanjutnya adalah dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, yang diindikasikan oleh peningkatan proporsi penduduk yang memiliki jaringan telepon tetap dan telepon seluler.
Tujuan-tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan namun masih diperlukan kerja keras untuk mencapainya adalah:
MDG 1, yaitu berupa penurunan hingga setengahnya persentase penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan nasional.
MDG 5, yaitu berupa penurunan hingga tiga perempatnya angka kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup.
MDG 6, yaitu mengendalikan penyebaran dan penurunan jumlah kasus baru HIV dan AIDS berupa
penurunan prevalensi HIV dan AIDS, penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi, dan peningkatan proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS, baik laki-laki maupun perempuan menikah dan belum menikah.
MDG 7, yaitu berupa rasio luas kawasan tertutup pepohonan, jumlah emisi CO2, konsumsi energi
primer per kapita, elastisitas energi, serta proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak dan fasilitasi sanitasi dasar layak di perkotaan dan perdesaan.
MDG 8, yaitu berupa peningkatan proporsi rumah tangga dengan akses internet dan kepemilikan
komputer pribadi yang belum memadai.
Prestasi pembangunan kesejahteraan yang dicapai oleh Indonesia telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan global. Indonesia diundang oleh negara-negara maju yang tergabung dalam
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk masuk dalam kelompok
negara-negara yang makin ditingkatkan keterlibatannya (enhanced engagement countries) dengan negara-negara maju. Bersama-sama dengan keterlibatan internasional dengan negara-negara maju, Indonesia telah masuk pada forum G-20, yaitu kelompok 20 negara yang menguasai 85 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) dunia, peran serta Indonesia dalam penetapan kebijakan global menjadi sangat penting.
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Upaya-Upaya Penting dalam Percepatan Pencapaian MDGs di Indonesia
Untuk mempercepat pencapaian sasaran MDGs, Presiden telah menetapkan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Salah satu amanat yang tercantum dalam Inpres tersebut adalah agar setiap Kementerian/Lembaga, Gubernur, dan Para Bupati/Walikota mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan, antara lain meliputi program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals -MDGs).
Implementasi dari Inpres No. 3 Tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1. Pengintegrasian tujuan, target, dan indikator MDGs ke dalam sistem perencanaan dan penganggaran Pemerintah baik di tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota baik jangka menengah (5 tahunan) maupun jangka pendek (tahunan);
2. Penyusunan Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs di Indonesia 2010 – 2015 yang digunakan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi berbagai program dan kegiatan dalam rangka percepatan pencapaian MDGs;
3. Pembentukan Tim Koordinasi MDGs Nasional di bawah koordinasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan beranggotakan seluruh Kementerian/Lembaga yang terkait dalam upaya percepatan pencapaian MDGs. Tugas pokok dari tim tersebut adalah bertanggung jawab dalam koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring-evaluasi pencapaian sasaran MDGs;
4. Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) percepatan pencapaian MDGs di 33 Provinsi dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan pedoman teknis Rencana Aksi Daerah (RAD) Provinsi tentang percepatan pencapaian tujuan MDGs untuk memberikan panduan bagi daerah, khususnya provinsi dalam menyusun dokumen rencana aksi percepatan pencapaian target MDGs di daerah, sehingga dapat dihasilkan dokumen rencana aksi yang jelas, operasional dan selaras dengan kebijakan nasional;
b. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Provinsi oleh Tim Koordinasi MDGs Nasional kepada Tim Koordinasi MDGs Provinsi untuk menyamakan persepsi dalam penyusunan target dan indikator MDGs di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, menyusun langkah-langkah penyusunan RAD MDGs Provinsi, dan melakukan exercise penyusunan draft RAD Percepatan Pencapaian Target MDGs di Provinsi termasuk penyusunan target, sasaran dan indikator;
c. Penyusunan pedoman teknis Definisi Operasional Indikator MDGs yang berisikan tentang daftar tujuan, target, dan indikator MDGs, konsep definisi, manfaat, metode perhitungan, dan sumber data yang digunakan untuk menyamakan persepsi sehingga data dan informasi MDGs dapat dibandingkan antarprovinsi;
d. Penyusunan pedoman teknis Review RAD MDGs Provinsi sebagai acuan dalam mereview RAD MDGs Provinsi yang sejalan dengan kebijakan program, dan sasaran MDGs Nasional; e. Penyusunan pedoman teknis Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan RAD MDGs Provinsi
untuk memastikan pelaksanaan program dan kegiatan MDGs yang tertuang didalam RAD MDGs Provinsi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, mengidentifikasi dan mengantisipasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program percepatan pencapaian MDGs sehingga dapat diatasi, dan merumuskan langkah tindak lanjut percepatan pencapaian target MDGs;
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
| 4
5. Penetapan Surat Edaran Kementerian PPN dan Kemendagri Nomor: 0068/M.PPN/02/2012 dan Nomor: 050/583/SJ tentang Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium
(Millennium Development Goals) Tahun 2011-2015 antara lain untuk mendorong agar daerah
menyusun program dan kegiatan serta pengalokasian anggaran dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah agar mengacu pada RAD MDGs di masing-masing provinsi untuk percepatan pencapaian tujuan target dan indikator MDGs. 6. Peningkatan dukungan pembiayaan untuk percepatan pencapaian MDGs, yaitu :
a. Penyusunan kerangka kebijakan pendanaan percepatan sasaran MDGs melalui Public
Private Partnership (PPP) untuk mendorong pihak swasta bermitra dengan Pemerintah
dalam upaya percepatan pencapaian MDGs;
b. Penyusunan pedoman harmonisasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibilities (CSR) untuk mensinergikan pelaksanaan kegiatan CSR dengan program dan kegiatan dalam rangka pencapaian MDG yang mencakup upaya (i) pencapaian keselarasan antara tujuan pelaksanaan CSR dengan MDG, (ii) keselarasan targeting atau sasaran kelompok masyarakat, (iii) keselarasan lokasi pelaksanaan CSR dengan lokasi target pencapaian MDG; dan, (iv) keselarasan indikator kinerja yang dipakai dalam pencapaian MDG dengan kegiatan CSR;
7. Penyusunan pedoman pemberian insentif bagi daerah untuk mendukung percepatan pencapaian MDGs sebagai panduan dalam penetapan, pelaksanaan dan pemantauan pemberian insentif daerah yang memiliki kinerja baik dalam upaya pencapaian tujuan MDGs. 8. Pelaksanaan diseminasi dan advokasi percepatan pencapaian MDGs kepada seluruh
stakeholders meliputi DPR, organisasi profesi, perguruan tinggi, media masa, lembaga swadaya
masyarakat, Kementerian/Lembaga di tingkat Pusat, dan SKPD;
9. Pemberian MDGs Award dengan tujuan memberikan apresiasi kepada para pemangku kepentingan dan pelaku pembangunan yang telah menghasilkan prestasi terbaik dalam upaya mendorong percepatan pencapaian MDGs di Indonesia dan membangun sistem insentif dan disinsentif berkesinambungan yang dapat menjadi katalis bagi upaya percepatan pencapaian MDGs di Indonesia. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Kantor Utusan Khusus Presiden (KUKP) RI untuk Millennium Development Goals;
10. Penguatan ketersediaan data dan informasi mengenai indikator-indikator MDGs untuk memperkuat sistem perencanaan, monitoring, dan evaluasi kinerja pencapaian MDGs. Kegiatannya merupakan kerjasama antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan KemenPPN/Bappenas.
11. Dalam lingkup regional, khususnya ASEAN, Indonesia juga berperan aktif dalam mendukung upaya peningkatan kerjasama MDGs dalam rangka mengurangi kesenjangan pembangunan di kawasan. Diadopsinya ASEAN Roadmap for the Attainment of the Millennium Development
Goals selama Keketuaan Indonesia untuk untuk ASEAN pada tahun 2011 mencerminkan
komitmen dan kontribusi signifikan Indonesia untuk turut mendukung penetapan kebijakan regional terkait dengan upaya percepatan pencapaian MDGs.
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Ringkasan Pencapaian Status MDGs Di Indonesia
TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN
Upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia menunjukkan kemajuan yang berarti dan ini sudah sesuai dengan target MDGs yang ditunjukkan dengan menurunnya proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional dari 15,10 persen (tahun 1990) menjadi 12,49 persen (2011) dan Indeks Kedalaman Kemiskinan dari 2,70 menjadi 2,08 pada periode yang sama. Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja meningkat dari 3,52 persen (tahun 1990) menjadi 5,04 persen (tahun 2011). Di samping itu, terjadi penurunan proporsi penduduk yang menderita kelaparan dari tahun 1989 ke tahun 2010 yang ditunjukkan dengan prevalensi balita dengan berat badan rendah dari 31,00 persen menjadi 17,91 persen, serta proporsi penduduk dengan asupan kalori kurang dari 1400 Kkal/kapita/hari dari 17,00 persen (tahun 1990) menjadi 14,65 persen (tahun 2011).
TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
Upaya pencapaian pendidikan dasar untuk semua telah sejalan dengan sasaran MDGs, hal ini
ditunjukkan dengan sudah diterapkannya pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia. Pada tahun 2011, angka partisipasi murni SD telah mencapai 95,55 persen; proporsi murid kelas I yang berhasil mencapai kelas VI adalah 96,58 persen; dan angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan sudah mencapai 98,75 persen dan laki-laki mencapai 98,80 persen.
TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Upaya untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagian besar telah mencapai sasaran MDGs tahun 2015. Pada tahun 2011, Rasio APM perempuan/laki-laki di tingkat SD adalah 98,80; di tingkat SMP adalah 103,45; dan di tingkat pendidikan tinggi adalah 97,82. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 telah mencapai 99,95 persen pada tahun yang sama.
Sementara sasaran yang sejalan dengan target MDGs adalah untuk rasio APM perempuan/laki-laki di SMA telah mencapai 101,40 pada tahun 2011. Di bidang ketenagakerjaan, terlihat adanya peningkatan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian, yaitu 36,67 persen pada tahun 2011. Di samping itu, proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR juga mengalami peningkatan, menjadi 18,4 persen (2011).
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
| 6
TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
Upaya untuk menurunkan angka kematian anak sudah sejalan dengan sasaran MDGs. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan angka kematian balita dari 97 (tahun 1991) menjadi 44 per seribu kelahiran hidup (tahun 2007); penurunan angka kematian bayi dari 68 menjadi 34 per seribu kelahiran; dan neonatal dari 32 menjadi 19 per seribu kelahiran. Sedangkan proporsi anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak meningkat dari 44,50 persen (tahun 1991) menjadi 87,30 persen (tahun 2011).
TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih telah berhasil ditingkatkan dari 40,70 persen (tahun 1992) menjadi 81,25 persen (tahun 2011), namun di sisi lain angka kematian ibu baru dapat ditekan dari 390 (tahun 1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (tahun 2007). Sementara itu angka pemakaian kontrasepsi bagi perempuan menikah usia 15-49 tahun dengan cara modern meningkat dari 47,10 persen (tahun 1991) menjadi 60,42 persen (tahun 2011).
TUJUAN 6: MEMERANGI HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR
LAINNYA
Upaya mengendalikan penyebaran, menurunkan jumlah kasus baru dan mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDS masih memerlukan upaya keras, inovatif, dan kreatif untuk mencapainya. Prevalensi HIV dan AIDS masih cukup tinggi yaitu 0,30 persen pada tahun 2011, selain itu akses terhadap ARV sudah mencapai 84,10 persen dari penduduk terinfeksi HIV dan AIDs lanjut. Angka kejadian malaria menurun pesat dari 4,68 (tahun 1990) menjadi 1,75 per 1.000 penduduk (tahun 2011). Sementara itu, angka kejadian Tuberkulosis sudah berhasil mencapai target MDGs 2015 pada tahun 2011 yaitu dari 343 (1990) menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk/tahun.
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Sebagian besar sasaran untuk memastikan kelestarian lingkungan hidup masih memerlukan upaya keras untuk mencapainya. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan terhadap luas daratan menurun dari 59,97 persen pada tahun 1990 menjadi 52,52 persen pada 2010, sedangkan jumlah emisi CO2
meningkat dari 1.377.983 Gg CO2e (2000) menjadi 1.791.372 GgCO2e (2005). Lebih lanjut, proporsi
rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak meningkat dari 37,73 persen (1993) menjadi 42,76 persen (2011), sedangkan untuk fasilitasi sanitasi dasar layak dari 24,81 persen (1993) menjadi 55,60 persen (2011).
TUJUAN 8: MEMBANGUN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN
Sistem keuangan dan perdagangan Indonesia kini semakin terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif. Hal ini diukur dari indikator keterbukaan ekonomi yang ditunjukkan dengan peningkatan rasio ekspor dan impor terhadap PDB dari 41,60 persen tahun 1990 menjadi 45,00 persen tahun 2011. Sedangkan rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB menurun dari 24,59 persen pada tahun 1996 menjadi 8,28 persen pada tahun 2011.
Proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler meningkat dari 14,79 persen pada tahun 2004 menjadi 103,90 persen pada tahun 2010. Namun pada tahun 2011 proporsi rumah tangga dengan akses internet baru mencapai 26,21 persen dan proporsi rumah tangga yang memiliki komputer pribadi baru mencapai 12,30 persen pada tahun 2011.
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Tinjauan Status Pencapaian MDGs di Indonesia
Status : ● Sudah Tercapai►Akan Tercapai▼Perlu Perhatian Khusus
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target
MDGs 2015 Status Sumber
TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN
Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015
1.1
Proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per kapita per hari
20,60%
(1990) 5,90% (2008) 10,30%
●
Bank Dunia
dan BPS
1.1a Persentase penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan nasional
15,10%
(1990) 12,49% (2011) 7,55%
▼
BPS, Susenas1.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan 2,70% (1990) 2,08% (2011) Berkurang
►
BPS, SusenasTarget 1B: Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda
1.4 Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja 3,52% (1990) 5,04% (2011) - PDB Nasional
dan Sakernas
1.5 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk
usia 15 tahun ke atas 65% (1990) 63,85% (2011) -
BPS, Sakernas 1.7
Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja
71% (1990) 44,24% (2011) Menurun
►
Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015
1.8 Prevalensi balita dengan berat badan rendah
/ kekurangan gizi 31,00% (1989)* 17,90% (2010)** 15,50%
►
*BPS, Susenas **Kemenkes Riskesdas1.8a Prevalensi balita gizi buruk 7,20%
(1989)* 4,90% (2010)** 3,60%
►
1.8b Prevalensi balita gizi kurang 23,80%
(1989)* 13,00% (2010)** 11,90%
►
1.9 Proporsi penduduk dengan asupan kalori di
bawah tingkat konsumsi minimum:
▼
BPS, Susenas
- 1400 Kkal/kapita/hari 17,00%
(1990) 14,65 % (2011) 8,50%
- 2000 Kkal/kapita/hari 64,21%
(1990) 60,03 % (2011) 35,32%
TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan di manapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar
2.1 Angka Partisipasi Murni (APM) sekolah dasar 88,70%
(1992)* 95,55 % (2011)** 100,00%
►
*BPS, Susenas **Kemdikbud
2.2. Proporsi murid kelas 1 yang berhasil
menamatkan sekolah dasar
62,00%
(1990) 96,58 % (2011) 100,00%
►
Kemdikbud2.3 Angka melek huruf penduduk usia 15-24
tahun, perempuan dan laki-laki
96,60% (1990) 98,78 % (2011) Perempuan: 98,75 % Laki-laki: 98,80 % 100,00%
►
BPS, SusenasLaporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
| 10
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target
MDGs 2015 Status Sumber
TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015
3.1 Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat
pendidikan dasar, menengah dan tinggi
- Rasio APM perempuan/laki-laki di SD 100,27%
(1993) 98,80% (2011) 100,00
►
BPS, Susenas
- Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP 99,86%
(1993) 103,45% (2011) 100,00
►
- Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA 93,67%
(1993) 101,40% (2011) 100,00
●
- Rasio APM perempuan/laki-laki di
Perguruan Tinggi
74,06%
(1993) 97,82% (2011) 100,00
►
3.1a Rasio melek huruf perempuan terhadap
laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun
98,44%
(1993) 99,95% (2011) 100,00
●
3.2 Kontribusi perempuan dalam pekerjaan
upahan di sektor nonpertanian
29,24%
(1990) 36,67% (2011) Meningkat
►
BPS, Sakernas3.3 Proporsi kursi yang diduduki perempuan di
DPR
12,50%
(1990) 18,40% (2011) Meningkat
►
KPUTUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
Target 4A: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015
4.1 Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran
hidup 97 (1991) 44 (2007) 32
►
BPS, SDKI
1991, 2007; *BPS, Susenas 2011
4.2 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000
kelahiran hidup 68 (1991) 34 (2007) 23
►
4.2a Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran
hidup 32 (1991) 19 (2007) Menurun
►
4.3 Persentase anak usia 1 tahun yang
diimunisasi campak
44,50%
(1991) 87,30% (2011)* Meningkat
►
TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015
5.1 Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran
hidup 390 (1991) 228 (2007) 102
▼
BPS, SDKI5.2 Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga
kesehatan terlatih
40,70%
(1992) 81,25% (2011) Meningkat
►
BPS, SusenasTarget 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
5.3 Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagi
perempuan menikah usia 15-49, semua cara
49,70% (1991) 61,34% (2011)* Meningkat
►
BPS, SDKI 1991, 2007 *BPS, Susenas 2011 **Kemenkes Riskesdas 2010 5.3aAngka pemakaian kontrasepsi (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun, cara modern
47,10%
(1991) 60,42% (2011)* Meningkat
►
5.4
Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1000 perempuan usia 15-15-19 tahun
67 (1991) 35 (2007) Menurun
►
5.5
Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan) - 1 kunjungan: 75,00% 92,70% (2010)** Meningkat
►
- 4 kunjungan: 56,00% (1991) 61,40% (2010)**►
5.6Unmet Need (kebutuhan keluarga
berencana/KB yang tidak terpenuhi)
12,70%
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target
MDGs 2015 Status Sumber
TUJUAN 6: MEMERANGI HIV dan AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA
Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015
6.1 Prevalensi HIV dan AIDS (persen) dari total
populasi - 0,30% (2011) Menurun
▼
Kemenkes 2011
6.2 Penggunaan kondom pada hubungan seks
berisiko tinggi terakhir
12,80% (2002/03)* Perempuan : 35,00% (2011)** Meningkat
▼
*BPS, SKRRI 2002/2003 **STBP, Kemenkes 2011 Laki-laki: 14,00% (2011)**▼
6.3Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS
- 11,40% (2010) Meningkat
▼
Kemenkes, Riskesdas 2010
Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan AIDs bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010
6.5
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang
memiliki akses pada obat-obatan
antiretroviral
- 84,10% (2011) Meningkat
►
Kemenkes,2011
Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015
6.6 Angka kejadian dan tingkat kematian akibat
Malaria
66.a Angka kejadian Malaria (per 1,000
penduduk): 4,68 (1990) 1,75% (2010) Menurun
►
Kemenkes, 2010
6.7 Proporsi anak balita yang tidur dengan
kelambu berinsektisida - 16,50% (2010) Rural: 13.5% Urban: 11.4% Meningkat
►
Kemenkes, Riskesdas 20106.8 Proporsi anak balita dengan demam yang
diobati dengan obat anti malaria yang tepat - 34,70% (2010)
Kemenkes, Riskesdas 2010
Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015
6.9 Angka kejadian, prevalensi dan tingkat
kematian akibat Tuberkulosis
6.9a Angka kejadian Tuberkulosis (semua
kasus/100,000 penduduk/tahun) 343 (1990) 189 (2011) Dihentikan, mulai berkurang
●
Laporan TB Global WHO, 20116.9b Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per 100,000
penduduk) 443 (1990) 289 (2011)
●
6.9c Tingkat kematian karena Tuberkulosis (per
100,000 penduduk) 92 (1990) 27 (2011)
●
6.10 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang
terdeteksi dan diobati dalam program DOTS
6.10a Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang
terdeteksi dalam program DOTS
20,00% (2000)* 83.48% (2011)** 70,00%
●
*Laporan TB Global WHO **Laporan Kemenkes, 20116.10b Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati dan
sembuh dalam program DOTS
87,00%
(2000)* 90,30% (2011)** 85,00%
●
TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Target 7A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang
7.1
Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan
59,97%
(1990) 52,52% (2010) Meningkat
▼
Kementerian Kehutanan
7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)
1.377.983 Gg CO2e (2000) 1.791.372 Gg CO2e (2005) Berkurang 26% pada 2020
▼
Kementerian Lingkungan HidupLaporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
| 12
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target
MDGs 2015 Status Sumber
7.2a. Jumlah konsumsi energi primer (per kapita) 2,64 BOE
(1991) 4,95 BOE (2010) Menurun dari kondisi BAU 6,99 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 7.2b. Intensitas Energi 5,28 SBM/ USD 1,000 (1990) 4,61 SBM/USD 1,000 (2010) Menurun
7.2c. Elastisitas Energi 0,98 (1991) 1,6 (2010) Menurun
7.2d. Bauran energi untuk energi terbarukan 3,50% (2000) 5,00% (2010) -
7.3 Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO)
dalam metrik ton
8.332,7 metric tons
(1992)
0 CFC, Halon, CTC, TCA, metil bromida 6.689,21 metrik ton HCFC (2010) 0 CFCs dengan mengurangi HCFCs
►
Kementerian Lingkungan Hidup7.4 Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam
batasan biologis yang aman
66,08% (1998) 96,86% (2011) tidak melebihi batas
►
Kementerian Kelautan & Perikanan 7.5Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan
26,40%
(1990) 27,54% (2010) Meningkat
►
Kementerian Kehutanan
7.6 Rasio kawasan lindung perairan terhadap
total luas perairan teritorial
0,14% (1990)* 4,97% (2011)** Meningkat
►
*Kementerian Kehutanan ** Kementerian Kelautan & PerikananTarget 7C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap sumber layak dan fasilitasi sanitasi dasar layak hingga tahun 2015
7.8
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan
37,73% (1993) 42,76% (2011) 68,87%
▼
BPS, Susenas 7.8a Perkotaan 50,58% (1993) 40,52% (2011) 75,29%▼
7.8b Perdesaan 31,61% (1993) 44,96% (2011) 65,81%▼
7.9Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap sanitasi layak,
perkotaan dan perdesaan
24,81% (1993) 55,60% (2011) 62,41%
▼
7.9a Perkotaan 53,64% (1993) 72,54% (2011) 76,82%►
7.9b Perdesaan 11,10% (1993) 38,97% (2011) 55,55%▼
Target 7D:Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh (minimal 100 juta) pada tahun 2020
7.10 Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan 20,75%
(1993) 12,57% (2011) 6% (2020)
▼
BPS, SusenasTUJUAN 8: MENGEMBANGKAN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN
Target 8A: Mengembangan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif
8.6a Rasio Ekspor + Impor terhadap PDB
(indikator keterbukaan ekonomi)
41,60% (1990)* 45,00% (2011)** Meningkat
►
*BPS dan Bank Dunia **BPS dan Kemendag8.6b Rasio pinjaman terhadap simpanan di bank
umum 45,80% (2000)* 78,80% (2010)** Meningkat
►
*Laporan Perekonomian BI 2008, 2009 **Statistik Perbankan Indonesia, BI (2011)8.6c Rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR 101,30%
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target
MDGs 2015 Status Sumber
Target 8D: Menangani utang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional untuk dapat mengelola utang dalam jangka panjang
8.12 Rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB 24,59%
(1996) 8,28% (2011) Berkurang
►
Kementerian Keuangan
8.12a
Rasio pembayaran pokok utang dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor (DSR) 51,00% (1996)* 21,10% (2011)** Berkurang
►
*Laporan Tahunan BI 2009 **Statistik Utang Luar Negeri, BI (2011)Target 8F: Bekerja sama dengan swasta dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi
8.14
Proporsi penduduk yang memiliki jaringan PSTN (kepadatan fasilitas telepon per jumlah penduduk) 4,02% (2004) 3,60% (2010) Meningkat
►
Kementerian Komunikasi dan Informatika 20108.15 Proporsi penduduk yang memiliki telepon
seluler
14,79%
(2004) 103,90% (2010) 100,00%
►
8.16 Proporsi rumah tangga dengan akses internet - 26,21% (2011) 50,00%
▼
BPS, Susenas 2011
8.16a Proporsi rumah tangga yang memiliki
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
TUJUAN 1:
MENANGGULANGI
KEMISKINAN
DAN KELAPARAN
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
TUJUAN 1:
MENANGGULANGI KEMISKINAN
DAN KELAPARAN
TARGET 1A
MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI PENDUDUK DENGAN
TINGKAT PENDAPATAN KURANG DARI USD 1,00 (PPP) PER HARI DALAM
KURUN WAKTU 1990-2015
Indikator Acuan
dasar Saat ini
Target
MDGs 2015 Status Sumber 1.1
Proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per kapita per hari 20,60% (1990) 5,90% (2008) 10,30% ● Bank Dunia dan BPS 1.1a Persentase penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan nasional
15,10% (1990)
12,49
(2011) 7,55% ▼ BPS, Susenas
1.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan 2,70%
(1990)
2,08
(2011) Berkurang ► BPS, Susenas
Status : ● Sudah Tercapai►Akan Tercapai ▼Perlu Perhatian Khusus
KEADAAN DAN KECENDERUNGAN
Gambar 1.1. Persentase penduduk yang hidup Gambar 1.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan
di bawah garis kemiskinan nasional Sumber: BPS, Susenas berbagai tahun Sumber: BPS, Susenas berbagai tahun
Upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia menunjukkan kemajuan yang berarti. Kemajuan ini ditunjukkan oleh dua indikator, yaitu persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional dan Indeks Kedalaman Kemiskinan.
Proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional terus berkurang, yaitu dari 13,33 persen pada tahun 2010 menurun menjadi 12,49 persen pada tahun 2011. Tingkat kesejahteraan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan mengalami perbaikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya penurunan indeks kedalaman kemiskinan nasional pada tahun 2010, yaitu dari 2,21 persen menurun menjadi 2,08 persen pada tahun 2011. Namun demikian, tingkat kemiskinan di daerah perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan sehingga memerlukan peningkatan pembangunan perdesaan. Tingkat kemiskinan di daerah perdesaan Indonesia adalah 15,72 persen pada tahun 2011 sedangkan di wilayah perkotaan hanya 9,23 persen (Gambar 1.1.).
2.99 2.77 2.5 2.21 2.08 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 2007 2008 2009 2010 2011
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
| 18
Proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan masih beragam, baik antarprovinsi maupun antarperdesaan dan perkotaan di dalam provinsi (Gambar 1.2). Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat merupakan lima provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi. Namun demikian, tingginya tingkat kemiskinan di Papua, Papua Barat, Maluku, dan NTT hanya terjadi di perdesaan. Proporsi penduduk miskin perkotaan di Papua dan Papua Barat lebih rendah dan di Maluku kurang lebih sama dengan nilai rata-rata nasional, namun di NTT proporsi penduduk miskin perkotaan justru lebih besar dibandingkan dengan perdesaan. Papua, Papua Barat, Maluku, dan Gorontalo memang merupakan provinsi tertinggi dalam kesenjangan proporsi penduduk di bawah garis kemiskinan di perdesaan dan perkotaan. Selanjutnya, keragaman proporsi kemiskinan perdesaan antarprovinsi juga sangat besar, yaitu dari 4,65 sampai 41,58 persen. Proporsi tertinggi penduduk perdesaan yang hidup dibawah garis kemiskinan berada di Papua, Papua Barat, Maluku, dan Gorontalo.
Gambar 1.3. Proporsi Penduduk Miskin di Perdesaan dan Perkotaan, Menurut Provinsi Tahun 2011 Sumber : BPS, Susenas 2011
UPAYA PENTING UNTUK PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN
Upaya-upaya affirmative telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan yang dilanjutkan dengan Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Program penanggulangan Kemiskinan dilakukan melalui empat klaster program penanggulangan kemiskinan, yaitu klaster (1) kegiatan yang bersifat bantuan dan perlindungan sosial (Jamkesmas, bantuan siswa miskin, Program Keluarga Harapan, dan Raskin); klaster (2) pemberdayaan masyarakat miskin (PNPM Mandiri); klaster (3) pemberdayaan usaha kecil dan menengah (KUR dan program UKM lainnya; serta klaster (4) program-program pro rakyat yang diarahkan untuk memberikan subsidi dalam pemenuhan kebutuhan fasilitas dasar pada wilayah-wilayah khusus (masyarakat nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan/PPI, masyarakat miskin perkotaan dan masyarakat daerah tertinggal).
2 3 ,0 0 2 1 ,2 3 1 9 ,7 3 1 9 ,5 7 1 8 ,7 5 1 7 ,5 0 1 6 ,9 3 1 6 ,0 8 1 5 ,8 3 1 5 ,7 6 1 4 ,5 6 1 4 ,2 4 1 4 ,2 3 1 3 ,8 9 1 1 ,3 3 1 0 ,6 5 1 0 ,2 9 9 ,1 8 9 ,0 4 8 ,6 5 8 ,6 0 8 ,5 1 8 ,4 7 7 ,4 0 6 ,7 7 6 ,5 6 6 ,3 2 5 ,7 5 5 ,2 9 4 ,2 0 3 ,7 5 3 1 ,9 2 3 1 ,9 8 1 2 ,4 9 4 1 ,5 8 3 9 ,5 6 3 0 ,5 4 2 3 ,3 6 2 1 ,8 7 25,6 5 1 7 ,3 9 1 8 ,5 4 21 ,8 2 1 7 ,8 9 1 8 ,2 4 1 8 ,1 9 1 5 ,7 2 1 3 ,5 7 1 1 ,5 8 1 6 ,9 0 1 3 ,3 2 9 ,5 9 9 ,3 7 9 ,8 3 7 ,6 5 1 1 ,2 1 7 ,8 9 9 ,7 5 7 ,3 5 6 ,3 4 4 ,6 5 0 ,0 0 7 ,5 3 1 0 ,0 7 1 1 ,8 9 1 4 ,8 3 1 3 ,7 3 1 7 ,1 4 6 ,0 5 1 0 ,2 4 1 2 ,5 0 1 3 ,6 9 1 2 ,2 7 1 3 ,1 6 9 ,4 6 9 ,8 7 9 ,2 3 1 0 ,7 5 4 ,6 1 4 ,6 0 2 ,8 0 4 ,8 0 5 ,3 7 2 3 ,6 7 9 ,2 6 6 ,3 3 7 ,4 6 6 ,3 7 7 ,3 5 4,0 6 3 ,9 1 4 ,6 1 4 ,1 1 3 ,8 4 3 ,9 1 3 ,7 5 1 1 ,1 9 7 ,4 2 1 0 ,7 7 1 5 ,1 5 1 4 ,1 2 1 7 ,7 4 0 10 20 30 40 50 P ap u a P ap u a Ba ra t M al u ku NTT N TB N A D G o ro n ta lo Be n gku lu La m p u n g D I Yo gya ka rt a Su la w e si T e n ga h Ja w a Te n ga h Su la w e si T e n gg ar a Su m at e ra S e la ta n Ja w a Ti m u r Su la w e si Ba ra t IN D O N ES IA Su m at e ra U ta ra Ja w a Ba ra t Su la w e si S e la ta n M al u ku U ta ra Su m at e ra Ba ra t Ja m b i K al im an ta n Ba ra t Su la w e si U ta ra Ri au K e p u la u an Ri au K al im an ta n T im u r K al im an ta n T e n ga h Ba n te n Ba n gka Be li tu n g K al im an ta n s e la ta n Bali D K I Ja ka rt a
Perkotaan & perdesaan Perdesaan
Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011
Pada tahun 2011 telah diberikan bantuan siswa miskin untuk 4.666.220 siswa SD/MI/SDLB, 1.995.100 siswa SMP/MTs/SMPLB, 1.292.374 siswa SMA/SMK/MA, dan 126.538 mahasiswa PT/PTA. Selanjutnya, pada tahun 2012 akan diberikan bantuan siswa miskin untuk 4.390.780 siswa SD/MI/SDLB, 1.946.020 siswa SMP/MTs/SMPLB, 1.489.813 siswa SMA/SMK/MA, dan 303.856 mahasiswa PT/PTA.
Selanjutnya, hasil pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) telah mencakup sebesar 59,1 persen penduduk miskin pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 63,1 persen pada tahun 2011. Jamkesmas dasar dan rujukan telah meningkatkan cakupan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) dari 34.397.878 pasien tahun 2010 menjadi 61.790.618 pasien pada tahun 2011. Sementara itu, cakupan rawat inap tingkat pertama (RITP) meningkat dari 1.268.294 pasien tahun 2010 menjadi 1.690.618 tahun 2011. Untuk cakupan rawat jalan tingkat lanjut (RJTL) meningkat dari 4.743.591 pasien tahun 2010 menjadi 5.244.215 pasien tahun 2011. Cakupan rawat inap tingkat lanjut (RITL) meningkat dari 1.189.885 pasien tahun 2010 menjadi 1.194.419 tahun 2011. Selain itu, cakupan jaminan persalinan (Jampersal) sebanyak 1.572.751 Persalinan (496 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota) pada tahun 2011.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri inti telah dilaksanakan di 6.622 kecamatan yang terdiri dari 5.020 kecamatan PNPM Perdesaan, 1.153 kecamatan PNPM Perkotaan, 215 kecamatan PNPM Infrastruktur Perdesaan (PPIP/RIS), 237 kecamatan PNPM Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) dan 7 kabupaten untuk Program Pengembangan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK). Total alokasi dana PNPM Mandiri Inti yang bersumber dari APBN dan APBD untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp13,14 triliun dengan proporsi Rp9,58 triliun untuk PNPM Perdesaan, Rp1,67 triliun untuk PNPM Perkotaan, Rp1,01 miliar untuk PPIP/RIS, Rp527,8 miliar untuk PISEW dan Rp345,9 miliar untuk P2DTK. Pada tahun 2011 juga telah disetujui untuk penambahan dana PNPM melalui dana APBN-P sebesar Rp1,82 triliun yang ditujukan untuk PNPM perdesaan sebesar Rp1,29 triliun dan PNPM perkotaan sebesar Rp524 miliar. Anggaran ini dialokasikan sebagai penambahan untuk memenuhi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) bagi lokasi-lokasi PNPM Perkotaan dan Perdesaan, serta untuk meningkatkan kesempatan kerja melalui usaha ekonomi produktif terutama di kecamatan-kecamatan dengan tenaga kerja Indonesia yang tinggi. Sedangkan pada tahun 2012, PNPM Mandiri inti dilaksanakan di 6.680 kecamatan yang terdiri dari 5.100 kecamatan PNPM Perdesaan, 1.151 kecamatan PNPM Perkotaan, 187 kecamatan PNPM