• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

(SAK

ETAP)

(SAK – ETAP)

Riau, 15 Maret 2011

Dipresentasikan oleh:

Dwi Martani

Ketua Departemen Akuntansi FEUIp Anggota Tim Implementasi IFRS

(2)

Akuntansi

ƒ

Akuntansi

mengidentifikasi

,

mengukur

, dan

mengkomunikasikan

informasi keuangan.

ƒ

Akuntansi suatu sistem dengan input

Akuntansi suatu sistem dengan input

data/informasi dengan output informasi

dan laporan keuangan.

dan laporan keuangan.

ƒ

Informasi keuangan terkait suatu entitas

ƒ

Informasi dikomunikasikan untuk pemakai

untuk pengambilan keputusan

(3)

Informasi

 

Keuangan

 

dan

 

non

 

Keuangan

ƒ Akuntansi menghasilkan informasi keuangan tentang sebuah entitas

sebuah entitas.

ƒ Informasi yang dihasilkan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP):

akuntansi yang berlaku umum (GAAP):

ƒ Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

ƒ Laporan Laba Rugi Komprehensif

ƒ Laporan Arus Kas

ƒ Laporan Perubahan Ekuitas

ƒ Laporan Perubahan Ekuitas

ƒ Catatan atas laporan keuangan

ƒ Selain laporan tersebut terdapat laporan yang bukan merupakan GAAP yang dihasilkan perusahaan: Laporan Tahunan, Sustainability Reporting, Prospektus, Laporan untuk Bapepam, Integrating Reporting.p p , g g p g

(4)

Tujuan

 

Laporan

 

Keuangan

ƒ Memberikan infomasi yang menyangkut posisi keuangan, y g y g p g kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi

ƒ Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggung jawaban

sumber daya yang dipercayakan kepadanya

ƒ Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.

M di k h k d i k j di di

ƒ Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan.

Ref: PSAK Conceptual Framework Ref: PSAK Conceptual Framework

(5)

Akuntansi

 

dan

 

Alokasi

 

Sumber

 

Daya

ƒ Prinsip ekonomi: bagaimana mengalolasikan sumber daya yang  t b t t k hi k b t h tid k t b t

terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas.

ƒ Laporan keuangan memberikan informasi agar pengguna dapat  mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif

Laporan Laporan Keuangan

Keuangan PenggunaPengguna

Alokasi sumber Alokasi sumber daya daya Informasi yang Informasi yang membantu membantu pengguna untuk pengguna untuk melakukan melakukan Investor, kreditor, Investor, kreditor, manajemen, manajemen, pemasok ,dll pemasok ,dll Proses untuk Proses untuk menentukan menentukan bagaimana sumber bagaimana sumber daya dialokasikan daya dialokasikan melakukan melakukan keputusan alokasi keputusan alokasi sumber daya sumber daya daya dialokasikan daya dialokasikan untuk untuk memaksimalkan memaksimalkan hasil. hasil.

Ref: Kieso Weygant ed 13 Ref: Kieso Weygant ed 13

(6)

Laporan Keuangan Relevan dan Reliable

Kerangka  Standar 

Akuntansi

• Pasar Modal yang 

efisien Konseptual Akuntansi 

Berkualitas • Keputusan yang 

tepat Laporan  Keuangan yang  Relevan dan  Informasi  yang  berkualitas Manajemen Corporate  Governance Independen Reliable Dampak informasi  i t i Governance K Kualitas  Audit assimetri 1. Adverse selection 2. Moral hazard Standar Audit Kompeten

(7)

Standar

 

Akuntansi

 

??

ƒ Untuk keseragaman laporan keuangan

ƒ Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada

pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun

ƒ Memudahkan auditorMemudahkan auditor

ƒ Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda

keuangan entitas yang berbeda.

ƒ Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga

penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna

ƒ Regulasi mengharuskan perusahaan dengan kriteria tertentu menyusun laporan keuangan berdasarkan tertentu menyusun laporan keuangan berdasarkan standar: UU PT, UU Pasar Modal.\

(8)

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia

ƒ

Standar Akuntansi Keuangan

ƒ

SAK-ETAP

ƒ

Standar Akuntansi Syari’ah

y

ƒ

Standar Akuntansi Pemerintahan

ƒ IFRS hanya diadopsi untuk Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

ƒ SAK ETAP diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 July 2009

ƒ SAK ETAP diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 July 2009, efektif 2011

ƒ Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi

Pemerintahan PP 24 tahun 2005 Æ PP 71 tahun 2010 berbasis Pemerintahan, PP 24 tahun 2005 Æ PP 71 tahun 2010 berbasis akrual

(9)

STANDAR AKUNTANSI

ƒ PSAK - IFRS, SAK ETAP : diterbitkan oleh Dewan

Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

ƒ 17 orang mewakili: Akuntan Publik, Akademisi, Akuntan Sektor Publik dan Akuntan Manajemen

Publik, dan Akuntan Manajemen

ƒ Ouput adalah PSAK dan ISAK

ƒ PSAK Syarian : Dewan Standar Akuntansi Syariah

ƒ PSAK Syarian : Dewan Standar Akuntansi Syariah

ƒ SAP: Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

Penerbitan standar akutansi melalui suatu proses yang

ƒ Penerbitan standar akutansi melalui suatu proses yang panjang (due process) yang melibatkan berbagai

(10)

PSAK SYARIAH

ƒ

Basis transaksi

ƒ

Digunakan oleh entitas yang melakukan

transaksi syariah baik entitas lembaga syariah

l

b

i h

maupun lembaga non syariah

ƒ

Pengembangan dengan model PSAK umum

b b i

i h d

f t

namun berbasis syariah dengan acuan fatwa

MUI

ƒ

PSAK 100 PSAK 106

ƒ

PSAK 100 – PSAK 106

ƒ Kerangka konseptual, Penyajian Laporan Keuangan Syariah, Akuntansi Murabahah, Musyarakah, y , , y ,

Mudharabah , Salam, Istishna

(11)

SAP

ƒ

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

ƒ

Ditetapkan dengan PP

ƒ

Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam

menyusun LKPP dan LKPD:

ƒ instansi pemerintah pusat

ƒ Instansi pemerintah daerah

ƒ BLU (digabung), BUMN (sbg investasi) Æ PSAK

E tit

kt

blik

l i

i t h

ƒ

Entitas sektor publik selain pemerintah

menggunakan PSAK 45

Æ

pelaporan keuangan

entitas nirlaba

entitas nirlaba.

(12)

PSAK – IFRS BASED

ƒ Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitasj p g publik seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.

ƒ Dapat diterapkan oleh ETAP atau entitas lainya

ƒ Dapat diterapkan oleh ETAP atau entitas lainya.

ƒ Basis transaksi, bukan basis industri.

ƒ Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi userTujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan

ƒ Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012

(13)

IFRS

 ‐

PSAK

ƒ Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS terbaru)

ƒ Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar bagian depan.

ƒ Substansi / konseptual ƒ Redaksional

ƒ Tanggal efektif

ƒ Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti pemberlakuan PSAK yang bersangkutan

pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.

ƒ Setelah konvergensi IFRS Æ PSAK akan berkembang dinamis mengikuti IFRSg

(14)

Mengapa IFRS

ƒ Indonesia bagian dari IFAC yang harus tunduk pada SMO (Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (StatementStatement Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai

accounting standard.

ƒ Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah IndonesiaKonvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum.

ƒ Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 

November 2008 : November 2008 :

ƒ “Strengthening Transparency and Accountability”

ƒ Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk 

Strengthening Financial Supervision and Regulation Æ “to call on the Strengthening Financial Supervision and Regulation Æ to call on the 

accounting standard setters to work urgently with supervisors and 

regulators to improve standards on valuation and provisioning and 

achieve a single set of highquality global accounting standards.”

achieve a single set of high quality global accounting standards.  

(15)

Manfaat IFRS

ƒ Meningkatkan daya banding laporan keuangan

ƒ Meningkatkan daya banding laporan keuangan.

ƒ Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional

ƒ Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

ƒ Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagiy g g

para analis.

ƒ Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”

practise .

(16)

Karakteristik IFRS

ƒ IFRS menggunakan “Principles Base “ :

ƒ Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

ƒ Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

ƒ Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

ƒ Menggunakan fair value dalam penilaian jika tidak ada nilai pasar

ƒ Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai

M h k k (di l ) l bih b k b ik ƒ Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik

kuantitaif maupun kualitatif

(17)

PSAK Disahkan 2007 - 2008

1. PSAK 16 (revisi 2007):  Aset Tetap

2. PSAK 13 (revisi 2007):  Properti Investasi

3. PSAK 30 (revisi 2007):  Sewa

4. PSAK 14 (revisi 2008):  Persediaan

(18)

PSAK Disahkan 23 Desember 2009

1. PSAK 1 (revisi 2009) :  Penyajian Laporan Keuangan

2 PSAK 2 (revisi 2009) : Laporan Arus Kas

2. PSAK 2 (revisi 2009) :  Laporan Arus Kas

3. PSAK 4 (revisi 2009) :  Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

4 PSAK 5 ( i i 2009) S O i

4. PSAK 5 (revisi 2009) :  Segmen Operasi

5. PSAK 12 (revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

6. PSAK 15 (revisi 2009) :  Investasi Pada Entitas Asosiasi

7. PSAK 25 (revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

8. PSAK 48 (revisi 2009) :( )   Penurunan Nilai Aset

9. PSAK 57 (revisi 2009) :  Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

10.PSAK 58 (revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

10.PSAK 58 (revisi 2009) :  Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

(19)

Interpretasi Disahkan 23 Desember 2009

1.

ISAK

 

7

 

(revisi 2009):

 

Konsolidasi Entitas Bertujuan

Khusus

Khusus

2.

ISAK

 

9

:

 

Perubahan atas Liabilitas Purna

Operasi Liabilitas Restorasi dan Liabilitas

Operasi,

 

Liabilitas Restorasi,

 

dan Liabilitas

Serupa

3

ISAK 10 :

Program Loyalitas Pelanggan

3.

ISAK

 

10 :

 

Program

 

Loyalitas Pelanggan

4.

ISAK

 

11 :

 

Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

5

ISAK 12 :

Pengendalian Bersama Entitas

:

Kontribusi

5.

ISAK

 

12 :

 

Pengendalian Bersama Entitas

:

 

Kontribusi

Nonmoneter oleh Venturer

(20)

PPSAK Disahkan Sepanjang 2009

(Berlaku efektif 2010)

1. PPSAK 1  :  Pencabutan PSAK 32 Akuntansi Kehutanan,  PSAK 35  Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi dan PSAK Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK  37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol

2. PPSAK 2 :  Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43:  Akuntansi Anjak Piutang

3. PPSAK 3 : Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang bermasalahg

4. PPSAK 4 :  Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi

Perbankan, PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana

PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana

5. PPSAK 5 :  Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif

M l k t d K t k d l M t U A i Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing

(21)

PSAK Disahkan 2010

PSAK Disahkan 19 Februari 2010

ƒ PSAK 19 (2010) :  Aset tidak berwujud ƒ ISAK 14 (2010) :  Biaya Situs Web

ƒ PSAK 23 (2010) : Pendapatan ƒ PSAK 23 (2010) :  Pendapatan

ƒ PSAK 7 (2010) :  Pengungkapan Pihak‐Pihak yang Berelasi ƒ PSAK 22 (2010) :  Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010) ƒ PSAK 10 (2010) :  Transaksi Mata Uang Asing

(disahkan 23 Maret 2010)

ƒ ISAK 13 (2010) Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan ƒ ISAK 13 (2010)  :  Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan

Usaha Luar Negeri

(22)

PSAK DISAHKAN NOP 2010

ƒ PSAK 24 (2010) : Imbalan Kerja

ƒ ISAK 16  :  Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)

ƒ PSAK 60  :  Instrumen Keuangan: Pengungkapan

ƒ PSAK 50 (R 2010) :  Instrumen Keuangan: Penyajian

ƒ PSAK 8 (R 2010) :  Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

ƒ PSAK 53 (R 2010) :  Pembayaran Berbasis Saham

(23)

Exposure Draft

Public Hearing 27 April 2010

ƒ ED PSAK 24 (2010) : Imbalan Kerja

ƒ ED PSAK 18 (2010) :  Program Manfaat Purnakarya

ƒ ED ISAK 16  :  Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)

ƒ ED ISAK 15 :  Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan

P d Mi i d I k i

Pendanaan Minimum dan Interaksinya.

ƒ ED PSAK 3  :  Laporan Keuangan Interim

ƒ ED ISAK 17  :  Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

(24)

ED PSAK Public Hearing 14 Juli 2010

1 ED PSAK 60 I t K P k

1. ED PSAK 60  :  Instrumen Keuangan: Pengungkapan

2. ED PSAK 50 (R 2010) :  Instrumen Keuangan: Penyajian

3. ED PSAK 8 (R 2010) :  Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

4. ED PSAK 53 (R 2010) :  Pembayaran Berbasis Saham

(25)

ED PSAK Public Hearing Agustus 2010

1 ED ISAK 20 : Pajak Penghasilan: Perubahan dalam 1. ED ISAK 20 :  Pajak Penghasilan: Perubahan dalam 

Status Pajak Entitas atau Para 

Pemegang Saham 2. ED PSAK 46 :  Pajak Penghasilan

3. ED ISAK 18  :  Bantuan Pemerintah – Tidak ada 

Relasi Spesifik dengan Aktivitas Relasi Spesifik dengan Aktivitas 

Operasi

4. ED PSAK 63  :  Pelaporanp  Keuangang  dalam Ekonomi 

Hiperinflasi

5. PSAK 61 :  Akuntansi Hibah Pemerintah dan 

Pengungkapan Bantuan Pemerintah Pengungkapan Bantuan Pemerintah

(26)

ED PSAK Public Hearing 18 November 2010

1. ED PSAK 34 :  Kontrak konstruksi

2. ED PSAK 45 :  Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

3. ED ISAK 19 :  Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 

Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi 4. ED ISAK 21 :  Perjanjian Konstruksi Real Estate

5. ED PPSAK 6 : Pencabutan PSAK 21 Akuntansi Ekuitas, ISAK 1 5. ED PPSAK 6 :  Pencabutan PSAK 21 Akuntansi Ekuitas, ISAK 1 

Penentuan Harga Pasar Dividen, ISAK 2 Penyajian 

Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan 

Saham, ISAK 3 Akuntansi atas Sumbangan dan Bantuan 6. ED PPSAK 7 :  Pencabutan PSAK 44 Konstruksi Rel Estate

7. ED PPSAK 8 :  Pencabutan PSAK 27 Akuntansi Koperasi

(27)

ED PSAK Public Hearing 25 Januari 2011

1. ED PSAK 62 :  Kontrak Asuransi

2. ED PSAK 28 :  Revisi 2011  Akuntansi Asuransi Kerugian 3. ED PSAK 36 :  Revisi 2011 Akuntansi Asuransi Jiwa

4. ED PSAK 56 :  Laba Per Lembar Saham

5. ED PPSAK 10 :  Pencabutan PSAK 51 Akuntansi Kuasi Reorganisasi

(28)

ED PSAK Public Hearing 14 Maret 2011

1. PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum

2. PSAK 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral

3. ISAK 22: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan

4. ISAK 23: Sewa Operasi‐Insentif

5. ISAK 24: Evaluasi Substansi Beberapap  Transaksi yangy g 

Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa

6. PSAK 11: Pencabutan PSAk 39: Akuntansi Kerja Sama 

Operasi.

(29)

SAK ETAP

ƒ SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk Entitas T Ak t bilit P blik

Tanpa Akuntabilitas Publik

ƒ ETAP adalah entitas yang:

ƒ Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; danda e a u tab tas pub s g a ; da

ƒ Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.

ƒ Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium

ƒ Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.

ƒ Lebih sederhana antara lain:

ƒ Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan

ƒ Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.

metode ekuitas.

ƒ Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan

(30)

OVERVIEW

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

(SAK – ETAP)

(31)

SAK ETAP

ƒ

SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk

SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk

entitas tanpa akuntabilitas publik

ƒ

Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas

blik

publik.

ƒ

ETAP adalah entitas yang:

ƒ Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; danp g

ƒ Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.

ƒ Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.g p g

(32)

AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN

ƒ

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan

jika:

jika:

ƒ

Entitas telah mengajukan pernyataan

pendaftaran, atau dalam proses pengajuan

p

p

p g j

pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar

modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

efek di pasar modal; atau

efek di pasar modal; atau

ƒ

Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai

fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,

ti b k

tit

i

i l

d

t

seperti bank, entitas asuransi, pialang adan atau

pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan

bank investasi.

(33)

AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN

H

k

PSAK IFRS b

d

ƒ

Harus menggunakan PSAK – IFRS based

ƒ

Namun, dapat menggunakan SAK ETAP

jika ada regulasi yang mengijinkan

penggunaan SAK ETAP.

(34)

SAK – ETAP: Why?

ƒ PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil mengingat penentuan fair value

memerlukan biaya yang tidak murah.

ƒ PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasusPSAK IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun implementasinya tertunda bahkan 2010

d h k l PSAK 50 ( i i) sudah keluar PSAK 50 (revisi).

ƒ PSAK – IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyaky professional judgement.p j g

ƒ PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat

(35)

SAK – ETAP:

Ketentuan Transisi

ƒ SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010.

ƒ Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan prospektif

diperkenankan prospektif.

ƒ Prospektif:

ƒ Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAPg j

ƒ Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK ETAP

ƒ Mereklasifikasi pos pos yang sebelumnya menggunakan

ƒ Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP

ƒ Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai SAK ETAP

(36)

SAK ETAP:

Ketentuan Transisi

ƒ ETAP dapat memilih tetap menggunakan PSAK – IFRS atau menggunakan SAK ETAP

menggunakan SAK ETAP.

ƒ Seluruh entitas sampai dengan 31 Desember 2009

menggunakan satu PSAK yaitu PSAK yang berlaku per 31 Desember 2009

Desember 2009.

ƒ ETAP yang tetap memilih menggunakan PSAK – IFRS tidak boleh dikemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP.

ƒ Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK ETAP.

S

ƒ ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus menggunakan PSAK – IFRS dan tidak boleh lagi

menggunakan SAK ETAP menggunakan SAK ETAP

(37)

Manfaat SAK ETAP

ƒ Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan p g y p kecil, menengah, mampu untuk

ƒ menyusun laporan keuangannya sendiri,

ƒ dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,

sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha.

ƒ Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK IFRS

ƒ Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya

ƒ Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.

(38)

SAK ETAP

Di

d

d

i IFRS f

SME d

ƒ

Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan

modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat

lebih ringkas.

lebih ringkas.

ƒ

SAK ETAP masih memerlukan

professional

judgement

namun tidak sebanyak untuk PSAK –

IFRS.

ƒ

Dalam beberapa hal tidak ada perubahan signifikan

dib di k

d

PSAK l

t h PSAK 16

dibandingkan dengan PSAK lama: contoh PSAK 16

(1994). Namun ada beberapa hal yang dimodifikasi

dari IFRS/IAS.

(39)

SAK ETAP

ƒ

PSAK yang disederhanakan:

y g

ƒ Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana

ƒ Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran

ƒ Mengurangi pengungkapan

ƒ Penyederhanaan

• Merupakan standar yang berdiri sendiri secara

k

l

h

(

t

d l

)

(40)

Isi SAK ETAP

ƒ Terdiri dari 30 Bab & Daftar Istilah

ƒ Bab 1 – Ruang lingkup

ƒ Bab 2 – Konsep dan prinsip pervasif

ƒ Bab 3 – Pernyajian laporan keuangan

ƒ Bab 4 – NeracaBab 4 Neraca

ƒ Bab 5 – Laporan laba rugi

ƒ Bab 6 – Laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan ... B b 7 L k

ƒ Bab 7 – Laporan arus kas

ƒ

ƒ Bab 29 – Ketentuan Transisi

ƒ Bab 30 – Tanggal Efektif

ƒ Daftar Istilah

40

(41)

IFRS for SMEs

ƒ

IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS

ƒ Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan

ƒ Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan

ƒ Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS, kecuali

ƒ “borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan

t d t t i “ k it ”

ƒ terdapat pengaturan mengenai “ekuitas”

• Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan

menengah ke bawah

(42)

Bab 1 Ruang lingkup

ƒ

SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan

l h E tit

T

Ak t bilit

P blik

oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(ETAP), yaitu entitas yang:

• Tidak memiliki akuntabilitas publik

signifikan; dan

• Menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum bagi pengguna eksternal

j

g p gg

(43)

Bab 1 Ruang lingkup

Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan

ƒ Telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau sedang dalam

ƒ Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau

modal; atau

ƒ Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek dana pensiun reksa dana dan bank investasi

pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapatmenggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP

penggunaan SAK ETAP.

− Contoh: Bank Perkreditan Rakya

(44)

Apakah memiliki akuntabilitas publik?

ƒ Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal

ƒ Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal.

ƒ Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).

ƒ Bank umum besar (bukan emiten).a u u besa (bu a e e )

ƒ Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga atas uang yang dipinjamkan kepada nasabah.

E tit i i l h d d i

Entitas ini memperoleh semua dana dari seorang pemilik yang milyuner.

(45)

Laporan keuangan untuk tujuan umum

ƒ

Laporan keuangan yang ditujukan untuk

hi k b t h

b

b i

memenuhi kebutuhan bersama sebagian

besar pengguna laporan keuangan,

i l

misalnya:

pemegang saham,

kreditor,

pekerja, dan

pekerja dan

masyarakat dalam arti luas

(46)

Apakah ETAP menyediakan

laporan keuangan untuk tujuan umum?

Laporan keuangan yang dipersiapkan sesuai

dengan SAK ETAP untuk menyediakan informasi

dengan SAK ETAP untuk menyediakan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas

entitas yang berguna untuk pengguna luas yang

entitas yang berguna untuk pengguna luas yang

tidak dalam posisi

meminta laporan untuk

memenuhi kebutuhan informasi tertentu, misalnya

diberikan kepada:

Bank

Pemilik

(47)

Bab 2 Konsep dan prinsip pervasif

ƒ KDPPLK-nya untuk SAK ETAPy

ƒ Tujuan laporan keuangan

ƒ Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan

ƒ Posisi keuangan: aset, kewajiban, dan ekuitas

ƒ Kinerja keuangan: penghasilan dan beban

ƒ Kinerja keuangan: penghasilan dan beban

ƒ Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan

ƒ Pengukuran unsur-unsur laporan keuanganPengukuran unsur unsur laporan keuangan

ƒ Pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (pervasif).

(48)

Bab 2 Konsep dan prinsip pervasif

ƒ Tujuan Laporan Keuangan

ƒ Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan

ƒ Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan - Dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan,

substansi mengungguli bentuk, pertimbangan sehat,g gg p g kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat waktu, keseimbangan antara biaya dan manfaat

ƒ Posisi keuangan: aset kewajiban ekuitas

ƒ Posisi keuangan: aset, kewajiban, ekuitas,

ƒ Kinerja keuangan: pendapatan dan beban

ƒ PengakuanPengakuan dandan pengukuranpengukuran unsur-unsurunsur unsur laporanlaporan keuangan

ƒ Dasar akrual

(49)

Prinsip Pervasif

ƒ

Dalam hal tidak ada pengaturan tertentu dalam SAK

ETAP untuk transaksi atau peristiwa maka entitas

ETAP untuk transaksi atau peristiwa maka entitas

harus menetapkan suatu kebijakan akuntansi yang

menghasilkan informasi yang relevan dan andal bagi

pemakai.

ƒ

Dalam menetapkan kebijakan akuntansi entitas

dapat menggunakan rujukan persyaratan dan

panduan dalam SAK ETAP yang terkait dengan isu

panduan dalam SAK ETAP yang terkait dengan isu

serupa dan harus sesuai dengan definisi, kriteria

pengakuan dan pengukuran pervasif dalam Konsep

dan Prinsip Pervasif.

(50)

Prinsip Pengakuan

ƒ

Aset diakui jika manfaat ekonomi dikemudian hari

besar kemungkinan akan mengalir kepada entitas

besar kemungkinan akan mengalir kepada entitas

dan nilainya dapat diukur secara andal.

ƒ

Kewajiban diakui jika besar kemungkinan entitas

harus mentransfer sumber daya dikemudian hari

akibat peristiwa masa lalu dan nilainya dapat diukur

dengan andal.

ƒ

Pengakuan penghasilan dan beban sebagai akibat

langsung pengakuan aset dan kewajban

(51)

Bab 3 Penyajian laporan keuangan

ƒ

Penyajian wajar

K

t h

t h d

SAK ETAP

ƒ

Kepatuhan terhadap SAK ETAP

ƒ

Kelangsungan usaha

ƒ

Frekuensi pelaporan

ƒ

Penyajian yang konsisten

ƒ

Informasi komparatif

ƒ

Materialitas dan agregasi

(52)

Penyajian Laporan Keuangan

ƒ Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas.

ƒ Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan

terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan.

ƒ Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat menyusun laporan keuangan

ƒ Entitas menyajikan laporan keuangan minimal satu kali dalam setahun

dalam setahun.

ƒ Informasi komparatif dengan periode sebelumnya dengan keunggulan yang sama

(53)

Penyajian Konsisten

ƒ

Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus

k

i t

k

li

konsisten,

kecuali

:

ƒ Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan.

ƒ SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian

ƒ

Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali

tidak praktis dapat secara prospektif.

ƒ

Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi

dan jumlah pos yang direklasifikasi serta

l

(54)

Penyajian Laporan Keuangan

ƒ

Perubahan periode laporan keuangan

hi

i d l

b b d

k

sehingga periode laporan berbeda, maka

ETAP mengungkapkan:

ƒ

Fakta tersebut

ƒ

Alasan penggunaan periode yang lebih

pendek atau lebih panjang

ƒ

Fakta bahwa jumlah informasi komparatif

d l

l

k

t k it tid k

dalam laporan keuangan yang terkait tidak

dapat diperbandingkan.

(55)

Laporan Keuangan

SAK ETAP PSAK 1 R 2009

SAK ETAP

ƒ

Neraca

ƒ

Kewajiban

PSAK 1 R 2009

ƒ Laporan posisi keuangan (neraca)

ƒ Liabilitas

ƒ

Kewajiban

ƒ

Laporan laba rugi

ƒ

Laporan perubahan

Liabilitas

ƒ Laporan laba rugi komprehensif

ƒ Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan

ekuitas

ƒ

Laporan arus kas

ƒ Laporan arus kas

ƒ Catatan atas laporan keuangan

ƒ Laporan posisi keuangan pada

p

ƒ

Catatan atas laporan

keuangan

ƒ Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif untuk penyajian kembali

(56)

Penyajian

ƒ

Laporan laba rugi dan saldo laba

(di b

) d

t di jik

b

i

(digabung) dapat disajikan sebagai

pengganti laporan laba rugi dan laporan

b h

k it

jik

b h

k it

perubahan ekuitas, jika perubahan ekuitas

hanya muncul karena:

ƒ

Laba atau rugi

ƒ

Pembayaran dividen

ƒ

Koreksi kesalahan periode lalu

(57)

Penyajian Laporan Keuangan

ƒ Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.

ƒ Informasi berikut jika perlu pada setiap halaman:Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman:

ƒ Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan periode terakhir

ƒ tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;

ƒ mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam Bab 25 Mata Uangg p p , p g Pelaporan;

ƒ pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan

keuangan.

ƒ Catatan laporan keuangan:

ƒ domisili , bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar

(58)

Bab 3 Penyajian laporan keuangan

ƒ

Laporan keuangan lengkap

Neraca (Bab 4)

Laporan laba rugi (Bab 5)

p

g (

)

Laporan perubahan ekuitas (Bab 6)

Laporan arus kas (Bab 7)

Laporan arus kas (Bab 7)

(59)

Neraca

ƒ Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.

ƒ Minimal mencakup pos-pos:Minimal mencakup pos pos:

ƒ kas dan setara kas,

ƒ piutang usaha dan piutang lain-lain,

ƒ persediaan,

ƒ properti investasi,

ƒ aset tetap

ƒ aset tetap,

ƒ aset tidak berwujud,

ƒ utang usaha dan utang lainnya,

ƒ aset dan kewajiban pajak,

ƒ kewajiban diestimasi k it

ƒ ekuitas.

(60)

Neraca

ƒ

Penyajian

ƒ

Klasifikasi aset lancar, aset tidak lancar

ƒ

Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang

ƒ

Kecuali jika memberikan informasi yang

andal dan relevan dapat berdasarkan

(61)

Aset Lancar

ƒ Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:

ƒ diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual ataudiperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;

di iliki t k di d k

ƒ dimiliki untuk diperdagangkan;

ƒ diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau

ƒ berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

A t l i dikl ifi k ik tid k l

(62)

Aset Lancar

ƒ Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:

j g p j

ƒ diperkirakan akan diselesaikan dalamjangka waktu siklus normal operasi entitas;

di iliki t k di d k

ƒ dimiliki untuk diperdagangkan;

ƒ kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau

ƒ entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

akhir periode pelaporan.

ƒ Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban jangka panjang.

(63)

Informasi disajikan di Neraca atau CALK

ƒ kelompok aset tetap;

ƒ jumlah piutang usahajumlah piutang usaha, piutang dari pihak pihak yangpiutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya;

Ri i di

ƒ Rincian persediaan

ƒ Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya

ƒ Rincian kelompok ekuitas seperti modal dasar, modalp p , disetor, tambahan modal disetor, agio saldo laba dan pendapatan – beban yang diakui langsung ke ekuitas

ƒ PT: rincian setiap kelompok modal saham dan penjelasan

ƒ PT: rincian setiap kelompok modal saham dan penjelasan cadangan ekuitas.

ƒ Bukan PT: diungkapkan rincian informasi modal yang setara

d PT

(64)

Laporan Laba Rugi

ƒ

Menyajikan laporan laba rugi suatu periode

tertentu yang menunjukan kinerja keuangan

tertentu yang menunjukan kinerja keuangan

selama periode tersebut.

ƒ

Pos minimal:

ƒ

Pos minimal:

ƒ pendapatan,

ƒ beban keuangan,

ƒ bagian laba atau rugi investasi dengan metode ekuitas, dan

ƒ laba rugi neto.aba ug e o

ƒ

Analisis beban dapat disajikan berdasarkan

fungsi atau berdasarkan sifat beban.

g

(65)

Laporan Perubahan Ekuitas

ƒ

Menyajikan:

L b i t h b j l

ƒ Laba rugi tahun berjalan

ƒ Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas

ekuitas

ƒ Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan.

ƒ Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas.

ƒ

Laporan laba rugi dan saldo laba (gabungan)

ƒ

Laporan laba rugi dan saldo laba (gabungan)

dapat disajikan sebagai pengganti laporan

perubahan ekuitas jika memenuhi syarat SAK

perubahan ekuitas jika memenuhi syarat SAK

ETAP (lihat Bab 3.13 dan 6.4)

(66)

Laporan Arus Kas

ƒ Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, kti it i t i d kti it d

aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

ƒ Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung.

ƒ Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.

ƒ Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat secara spesifik

diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau pendanaan.

ƒ Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas.

(67)

Catatan Atas Laporan Keuangan

ƒ

Mengungkapkan informasi tambahan yang

disajikan dalam laporan keuangan, yang berisi

j

p

g , y g

informasi narasi atau rincian jumlah atau informasi

yang tidak memenuhi kriteria pengakuan.

ƒ

Mengungkapkan dasar penyajian laporan

Mengungkapkan dasar penyajian laporan

keuangan dan kebijakan akuntansi yang

digunakan termasuk dasar pengukuran.

ƒ

Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh

ƒ

Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh

SAK ETAP

ƒ

Memberikan informasi tambahan yang relevan,

tid k di

tk

SAK ETAP

namun tidak disyaratkan SAK ETAP.

ƒ

Informasi tentang sumber utama ketidakpastian

estimasi.

(68)

Catatan Atas Laporan Keuangan

ƒ

Urutan penyajian catatan atas laporan

keuangan:

keuangan:

ƒ

pernyataan bahwa laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan SAK ETAP (lihat paragraf

g

(

p

g

3.3)

ƒ

ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang

diterapkan (lihat paragraf 8 5)

diterapkan (lihat paragraf 8.5)

ƒ

informasi yang mendukung pos-pos laporan

keuangan, sesuai dengan urutan penyajian setiap

komponen laporan keuangan dan urutan

penyajian pos-pos tersebut.

ƒ

pengungkapan lain

(69)

Catatan Atas Laporan Keuangan

ƒ

dasar pengukuran yang digunakan dalam

ƒ

dasar pengukuran yang digunakan dalam

penyusunan laporan keuangan

ƒ

kebijakan akuntansi lain yang digunakan

yang relevan untuk memahami laporan

kkeuangan.

(70)

Bab 9 : Kebijakan Akuntansi

ƒ

Pemilihan dan penerapan kebijakan

k t

i

akuntansi

ƒ

Perubahan estimasi

(71)

Kebijakan Akuntansi

ƒ

Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,

k

i

d

k ik

konvensi, aturan dan praktik tertentu yang

diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangannya.

ƒ

Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur

transaksi kejadian atau keadaan lainnya maka

transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka

entitas harus menerapkan SAK ETAP.

ƒ

Namun, jika dampak tidak material maka entitas

tidak perlu mengikuti persyaratan dalamSAK

(72)

Tidak Ada Pengaturan Spesifik

ƒ Jika transaksi, peristiwa tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka manajemen dengan menggunakan judgementnya mengembangkan manajemen dengan menggunakan judgementnya mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan

informasi:

ƒ relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan

ƒ relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi; dan

ƒ andal yaitu dalam laporan keuangan yang

menyajikan dengan jujur posisi keuangan kinerja keuangan • menyajikan dengan jujur posisi keuangan, kinerja keuangan,

dan arus kas dari suatu entitas

• mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya serta tidak hanya mencerminkan bentuk

kondisi lainnya, serta tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya

• netral yaitu bebas dari bias i k k h ti h ti • mencerminkan kehati-hatian

(73)

Tidak Ada Pengaturan Spesifik

ƒ

Acuan dalam membuat pertimbangan (Bab 9.5):

p

g

(

)

ƒ persyaratan dan panduan dalamSAK ETAP yang

berhubungan dengan isu yang serupa dan terkait; dan

ƒ definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan beban dan prinsip-prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan Prinsip prinsip prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.

ƒ

PSAK non ETAP dan panduan tambahan dapat

dijadikan rujukan, namun tidak boleh

bertentangan dengan Bab 9.5

(74)

Kebijakan Akuntansi dan Estimasi dan

Kesalahan

ƒ Entitas harus menetapkan kebijakan akuntansi sesuai SAK ETAP

ETAP.

ƒ Kebijakan akuntansi harus konsisten diterapkan.

ƒ Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan jika diminta oleh SAK ETAP dan atau menghasilkan informasi yang andal dan SAK ETAP dan atau menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan.

ƒ Perubahan dari suatu alternatif yang diijinkan SAK ke alternatif lain merupakan perubahan kebijakan akuntansip p j

ƒ Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai persyaratan SAK ETAP dan atau secara retrospektif.

ƒ Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif.

ƒ Kesalahan periode lalu dilakukan secara retrospektif, jika tidak praktis maka diakui sebagai koreksi saldo awal aset,

(75)

Investasi Efek Tertentu

ƒ Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas

ƒ Bab 10 tidak diterapkan untuk investasi pada entitas asosiasi

ƒ Bab 10 tidak diterapkan untuk investasi pada entitas asosiasi, joint venture dan entitas anak

ƒ Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajamen:

ƒ Held to maturity

ƒ Trading

ƒ Available for sale

ƒ Available for sale

ƒ HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi premi atau diskonto, perubahan nilai wajar unrealised tidak di k i

diakui.

ƒ Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca dan laba rugi diakui atas unrealised maupun realisedg p

ƒ AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca dan laba rugi unrealised dicatat sebagai kelompok ekuitas.

(76)

Investasi pada Efek Tertentu

ƒ

Perubahan kelompok:

ƒ

Dinilai pada nilai wajar pada saat perubahan

ƒ

Dinilai pada nilai wajar pada saat perubahan

ƒ

Dari trading ke kelompok lain, maka

unrealised

gain loss

dicatat sebagai penghaslan dan tidak

g

g p g

boleh dihapus.

ƒ

Ke kelompok trading, maka unrealised gain loss

diakui pada tanggal perubahan

diakui pada tanggal perubahan

ƒ

Dari HTM ke AFS, maka unrealised gain loss

diakui dalam kelompok ekuitas

p

ƒ

Dari AFS ke HTM, maka unrealised gain loss

tetap diakui di ekuitas dan diamortisasi sesuai

amortisasi premi dan diskonto

(77)

Investasi pada Efek Tertentu

ƒ

Penurunan nilai untuk AFS dan HTM:

A k h

il i

j

dib

h bi

ƒ

Apakah penurunan nilai wajar dibawah biaya

perolehan terjadi secara permanen atau tidak.

ƒ

Jika merupakan penurunan permanen maka

ƒ

Jika merupakan penurunan permanen maka

biaya perolehan diturunkan ke nilai wajarnya

dan diakui sebagai biaya perolehan yang baru

dan tidak boleh diubah lagi, rugi penurunan

nilai diakui dalam laba rugi yang telah

direalisasi

direalisasi.

ƒ

Perlakuan selanjutnya mengikuti SAK yang

berlaku.

(78)

Investasi pada Efek Tertentu

ƒ

Penyajian di neraca

(classified balance

h

t)

sheet)

:

ƒ

Trading sebagai aset lancar

ƒ

HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak

lancar berdasarkan keputusan manajemen,

k

li k

j t h t

d t h

kecuali akan jatuh tempo pada tahun

berikutnya harus sebagai aset lancar.

L

k

ƒ

Laporan arus kas:

ƒ

Trading: arus kas operasi

(79)

Persediaan

ƒ Bab 10 tidak diterapkan untuk WIP kontrak konstruksi dan efek tertentu

ƒ Mencakup: aset utk dijual dalam kegiatan usaha

normal, termasuk aset dalam proses produksi, atau normal, termasuk aset dalam proses produksi, atau bahan atau perlengkapan untuk proses produksi atau pemberian jasa.

ƒ Cost mencakup seluruh biaya pembelian, biaya

konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisi sekarang.

persediaan ke lokasi dan kondisi sekarang.

(80)

Persediaan

ƒ

Biaya pembelian:

ƒ harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat

diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon d t d l i dik k d l

dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

ƒ

Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variabel

ƒ

Alokasi biaya overhead produksi tetap berdasarkan kapasitas

normal.

ƒ

Joint product dan by product: biaya overhead dialokasikan

ƒ

Joint product dan by product: biaya overhead dialokasikan

secara rasional dan konsisten,.

ƒ

Jika by product tidak material dinilai pada harga jual dikurangi

bia a pen elesaian dan dik rangkan ke bia a prod k tama

biaya penyelesaian dan dikurangkan ke biaya produk utama.

(81)

Persediaan

ƒ

Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan,

sehingga harus menjadi beban tahun berjalan:

sehingga harus menjadi beban tahun berjalan:

ƒ

biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya

produksi lainnya yang tidak normal;

produksi lainnya yang tidak normal;

ƒ

biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan

dalam proses produksi sebelum tahap produksi

p

p

p p

selanjutnya;

ƒ

biaya overhead administratif yang tidak berkontribusi

nt k memb at persediaan ke kondisi dan lokasi

untuk membuat persediaan ke kondisi dan lokasi

sekarang; dan

(82)

Persediaan

ƒ

Teknik pengukuran biaya dapat menggunakan

biaya standar atau metode eceran.

y

ƒ

Rumus biaya : FIFO atau average, LIFO tidak

diperkenankan

diperkenankan

ƒ

Penurunan nilai persediaan diakui sebagai beban

p

g

pada saat terjadinya dan setiap tanggal neraca

dilakukan pengujian

ƒ

Persediaan diakui sebagai beban pada saat

pendapatan terkait diakui.

(83)

Investasi pada Asosiasi dan Anak

ƒ

Entitas asosiasi: investor mempunyai

h i ifik

bi

20 % h k

pengaruh signifikan, biasanya 20 % hak

suara atau lebih.

ƒ

Entitas anak: entitas yang dikendalikan

oleh induk.

ƒ

Investasi pada entitas asosiasi dicatat

dengan metode cost.

g

ƒ

Investasi pada anak dengan metode

ekuitas dan tidak dibuat laporan

ekuitas, dan tidak dibuat laporan

konsolidasian.

(84)

Investasi Pada Joint Venture

ƒ

Joint venture: perjanjian kontraktual antara

beberapa pihak untuk menjalankan aktivitas

beberapa pihak untuk menjalankan aktivitas

ekonomi

ƒ

Tipe:

ƒ

Tipe:

ƒ PBO ƒ PBAPBA ƒ PBE

ƒ

Pengendalian bersama: kesepakatan kontraktual

g

p

untuk bersama-sama mengendalikan suatu

aktivitas ekonomi sehingga keputusan strategis

diambil bersama-sama.

(85)

Investasi Pada Joint Venture

ƒ

PBO:

M i

i

t

k

kti

ƒ

Masing-masing venturer menggunakan aktiva

tetapnya, dan mengelola sendiri

persediaannya Masing masing venturer juga

persediaannya. Masing-masing venturer juga

memikul pengeluarannya, menyelesaikan

kewajibannya serta mencari sumber

j

y

pendanaan untuk aktivitasnya sendiri.

ƒ

Aset, kewajiban dan beban sendiri dicatat

j

masing-masing

ƒ

Perjanjian mengatur pembagian pendapatan

(86)

Investasi Pada Joint Venture

ƒ

PBA:

ƒ

para venturer melakukan pengendalian

bersama dan kepemilikan bersama atas satu

t

l bih

t

di

hk

l h

t

atau lebih aset yang diserahkan oleh venturer,

atau dibeli untuk digunakan dalam

melaksanakan kegiatan joint venture

melaksanakan kegiatan joint venture.

ƒ

pengendalian bersama dan kepemilikan

bersama atas satu atau lebih aset

bersama atas satu atau lebih aset

ƒ

setiap venturer membukukan bagian aset,

kewajiban, bagian pendapatan dan beban

e aj ba , bag a pe dapata da beba

(87)

Investasi Pada Joint Venture

ƒ

PBE:

ƒ

Joint venture yang melibatkan pendirian suatu

perusahaan, persekutuan atau entitas lain

dimana setiap venturer memiliki bagian

dimana setiap venturer memiliki bagian.

ƒ

Entitas beroperasi dengan cara yang sama

dengan entitas lain kecuali adanya perjanjian

dengan entitas lain, kecuali adanya perjanjian

kontraktual antar venturer untuk membuat

pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi

t

b t

tersebut.

ƒ

Investor mencatat investasi pada PBE at cost

dikurangi rugi penurunan nilai

(88)

Investasi Pada Joint Venture

ƒ Transaksi penjualan dari venturer ke joint venture:

ƒ pengakuan porsi keuntungan atau kerugian harus mencerminkanp g p g g substansinya.

ƒ venturer harus mengakui hanya porsi keuntungan atau kerugian yang diatribusikan ke venturer lainnya.

y g y

ƒ Venturer harus mengakui seluruh jumlah kerugian ketika kontribusi atau penjualan memberikan bukti penurunan nilai.

ƒ Transaksi penjualan dari joint venturer ke venturer:Transaksi penjualan dari joint venturer ke venturer:

ƒ venturer tidak boleh mengakui bagiannya atas laba rugi joint venture dari transaksi tersebut sampai dengan venturer menjual kembali aset tersebut kepada pihak independen

kembali aset tersebut kepada pihak independen.

ƒ kecuali kerugian harus segera diakui jika mencerminkan rugi penurunan nilai.

(89)

Properti Investasi

ƒ Properti Investasi adalah tanah dan atau bangunan yang

dik i ilik t l bi

dikuasai pemilik atau lessee sewa pembiayaan yang disewakan atau untuk kenaikan nilai dan bukan untuk digunakan untuk proses produksi atau penyediaan jasa atau tujuan administasi atau dijual dalam kegiatan sehari-hari.

ƒ PI dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian

ƒ PI dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung.

ƒ Setelah perolehan awal maka PI dicatat pada nilai

perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai (cost model)

(90)

Aset Tetap

ƒ Aset tetap:

ƒ aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam

ƒ aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk

disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan administratif dan

dan

ƒ diharapkan digunakan lebih dari satu periode.

ƒ Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan.g j p p p g

ƒ Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan:

ƒ harga beli

ƒ harga beli,

ƒ biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset tetap dan

ƒ estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan dan biaya restorasi lokasi.

(91)

Aset Tetap

ƒ

Jika pembayaran atas perolehan aset

ditangguhkan maka diakui setara nilai

ditangguhkan maka diakui setara nilai

tunainya dan diakui beban keuangan.

ƒ

Aset tetap setelah perolehan awal dicatat

pada biaya perolehan dikurangi akumulasi

pada biaya perolehan dikurangi akumulasi

penyusutan dan kerugian penurunan nilai.

ƒ

Revaluasi aset tetap sesuai dengan

ketentuan pemerintah diperkenankan

ketentuan pemerintah diperkenankan

(92)

Aset Tetap

ƒ

Beban penyusutan diakui dalam laporan

l b

i k

li

b

i b i

l h

laba rugi kecuali sebagai bagian perolehan

aset.

ƒ

Beban penyusutan dihitung berdasarkan

alokasi sistematis jumlah yang dapat

disusutkan selama umur manfaat.

ƒ

Nilai residu tidak diatur

ƒ

Metode penyusutan harus mencerminkan

ekspektasi pola penggunaan manfaat

ekspektasi pola penggunaan manfaat

ekonomi masa depan aset.

(93)

ASET TETAP

ƒ

Metode penyusutan: garis lurus, saldo menurun

atau jumlah unit produksi.

ƒ

Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.

ƒ

Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila

memperpanjang umur manfaat, meningkatkan

kapasitas mutu standar kinerja atau manfaat

kapasitas, mutu, standar kinerja atau manfaat

ekonomi lainnya.

ƒ

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat

ƒ

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat

dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di

masa depan yang diekspektasi dari penggunaan

masa depan yang diekspektasi dari penggunaan

atau pelepasannya.

(94)

Aset Tidak Berwujud

ƒ

Yaitu aset non moneter yang dapat diidentifikasi

dan tidak mempunyai wujd fisik

dan tidak mempunyai wujd fisik.

ƒ

Syarat identifikasi:

D

t di i hk

d i

t l i

t

ƒ

Dapat dipisahkan dari aset lainnya atau

terbagi terpisah atau dapat dijual, dialihkan,

dilisensikan disewakan atau ditukarkan baik

dilisensikan, disewakan atau ditukarkan baik

invidual atau bersama.

ƒ

Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum

Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum

lainnya.

(95)

Aset Tidak Berwujud

ƒ Dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan.p j p p p g

ƒ Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur pada biaya perolehannya.

ƒ Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal tidak

diakui dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban.

ƒ Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai beban tidakPengeluaran yang awalnya diakui sebagai beban tidak boleh diakui sebagai bagian perolehan aset tidak

berwujud dikemudian hari.

ƒ Aset tidak berwujud setelah perolehan diukur pada nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi

penurunan nilai. penurunan nilai.

(96)

Aset Tidak Berwujud

ƒ

Semua aset tidak berwujud diakui sebagai aset

j

g

dengan umur manfaat terbatas, jika tidak mampu

maka dianggap 10 tahun.

ƒ

Nilai residu dianggap nol, kecuali memenuhi

persyaratan dalam SAK ETAP.

ƒ

Metode amortisasi dipilih, jika tidak dapat

dilakukan secara andal maka menggunakan

t d

i l

(97)

Aset Tidak Berwujud

ƒ

Telaah ulang atas umur dan metode

amortisasi dilakukan pada saat terdapat

amortisasi dilakukan pada saat terdapat

indikasi perubahan terkait dengan aset, jika

berubah maka mengikuti perubahan sebagai

g

p

g

estimasi akuntansi.

ƒ

Rugi penurunan nilai diakui pada saat

terjadinya.

ƒ

Aset tidak berwujud dihentikan pada saat

dil

k

t

tid k d l i

f t

dilepaskan atau tidak ada lagi manfaat

ekonomi masa depan atas penggunaan atau

pelepasan

(98)

Sewa

ƒ

Klasifikasi sewa tergantung pada substansi

Klasifikasi sewa tergantung pada substansi

transaksi dan bukan bentuk hukumnya.

ƒ

Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan

Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan

secara substansi seluruh manfaat dan risiko

kepemilikan aset kepada lessee, jika tidak maka

sebagai sewa operasi.

ƒ

Klasifikasi sewa dilakukan pada awal sewa dan

p

tidak berubah selama masa sewa kecuali lessee

dan lessor sepakat mengubah persyaratan sewa

hi

kl ifik i

h

di

l

i l

(99)

Sewa

ƒ

Sewa Pembiayaan jika salah satu:

ƒ

Pengalihan kepemilikan aset sewaan pada

akhir masa sewa

ƒ

Opsi untuk membeli aset dengan harga yang

cukup rendah

M

k

i

75%

ƒ

Masa sewa mencakupmin. 75% umur

ekonomis aset

Nilai Pembayaran Sewa Minimum mencakup

ƒ

Nilai Pembayaran Sewa Minimum mencakup

minimal 90% semua Nilai Wajar Aset

ƒ

Aset bersifat khusus

(100)

Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan

Lessee

ƒ Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai

b dit b h il i id

pembayaran sewa ditambah nilai residu

ƒ Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset atau

masa sewa Bila tidak ada pengalihan: yang lebih rendah masa sewa. Bila tidak ada pengalihan: yang lebih rendah antara masa sewa dan umur manfaatnya

ƒ Pembelian aset sewaan sebelum berakhirnyamasa sewa menyebabkan keuntungan atau kerugian

ƒ Tingkat diskonto: tingkat bunga yang dibebankan lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa

atau tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa

ƒ Mencatat pembayaran minimum

ƒ Pelunasan kewajibanj

(101)

Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessor

ƒ

Mencatat perolehan aset

ƒ

Menyewakan aset dan mencatat investasi

neto

ƒ

Penanaman neto sewa = jumlah piutang

sewa + nilai residu – pendapatan sewa

p

p

belum diakui

ƒ

Mencatat pendapatan sebagai tingkat

Mencatat pendapatan sebagai tingkat

pengembalian berkala atas Investasi Neto

Sewa

(102)

Sewa Operasi

ƒ

Lessee:

ƒ

Tidak mencatat aset sewaan

ƒ

Mencatat beban sewa secara

straight line

ƒ

Lessor:

ƒ

Mencatat aset sewaan (termasuk depresiasi)

(

p

)

Referensi

Dokumen terkait

Laporan akhir ini berjudul Perencanaan Pembuatan Dinding Penahan Tanah Tipe Counterfort Pada Tebing Sungai Lematang.. Salah satu tujuan dari pembuatan laporan ini adalah

Berdasarkan permasalahan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Keberagaman makhluk hidup di lingkunganku pada

Premija po glavi stanovnika (density) i učešće ukupne ostvarene premije u bruto domaćem proizvodu (penetration) iz godine u godinu postepeno se povećava.. Postoji

Hasil analisis dalam penilitian ini memaparkan bahwa ada pengaruh dari variabel kualitas pelayanan terhadap kepercayan wali murid dalam menitipkan anaknya di tempat penitipan

Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kondisi faktual pemanfaatan

1) Faktor genetik, mempunyai kemampuan untuk mereduksi radikal bebas, perubahan kadar enzim antioksidan, dan kemampuan melindungi protein dari trauma panas,

Kegiatan individu merupakan kegiatan dari masing-masing anggota unit XII B 1 yang sesuai dengan program studi dari masing-masing mahasiswa. Kegiatan individu terdiri dari 4

Hasil pendugaan keterdapatan air tanah pada lintasan geolistrik G-2 di desa Nagsri, berada pada lapisan yang sama dengan pengukuran geolistrik di titik G-1 di desa Bendan yaitu