• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM f15c675383 BAB IBAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - DOCRPIJM f15c675383 BAB IBAB I"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dan dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Pendayagunaan sumber daya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan serta pengernbangan wilayah baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/Cipta Karya melalui penyiapan Rencana Program Investasi (RPIJM) sebagai embrio terwujudnya perencanaan program infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/Kota dapat menggerakan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan daerah, mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable).

(2)

Ruang yang ada, serta kelayakan sosial dan lingkungannya. Disamping itu RPIJM yang akan disusun daerah harus mempertimbangkan kemampuan pendanaan dan kapasitas kelembagaan dalam mendukung pelaksanaan program investasi yang telah disusun.

Dengan Demikian Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten/Kota diharapkan dapat mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan kabupaten/kota, secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi masing-masing kabupaten/kota agar dapat mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai.

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Daerah Bidang PU/ Cipta Karya diperlukan sebagai satu acuan dalam penyusunan perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur bidang PU/ Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber baik APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten/Kota. Dalam hal ini dana APBN lebih bersifat stimulan dan Pemerintah Daerah diharapkan dapat berkontribusi dalam bentuk cost sharing/ joint program terhadap program–program kegiatan yang diusulkan untuk mendapatkan dana dari APBN.

Disamping itu RPIJM disusun melalui proses partisipatif yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, mempertimbangkan aspek kelayakan program masing–masing sektor dan kelayakan spasialnya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta kelayakan sosial dan lingkungan.

Secara ringkas, latar belakang perlunya penyusunan dokumen ini adalah :

1. Perlunya efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di Daerah;

(3)

3. Sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan Bidang Cipta Karya di daerah antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota

4. Mendorong pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah dalam rangka memacu pertumbuhan Kabupaten/Kota dan pemerataan pembangunan

5. Mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009

dan seterusnya maupun Millennium Development Goals (MDG’s)

tahun 2015 yang akan datang.

Rencana Program Investasi (Infrastruktur) Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Bidang PU/Cipta Karya merupakan dokumen rencana kerjasama pembangunan infrastruktur (Infrastruktur Development Plan: IDD) di Kabupaten/Kota yang bersifat lintas sektoral.

RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD sebagai dokumen politik sebagaimana Repelitada pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (feasibility Study) untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya.

Sebagai dokumen teknis, RPIJM perlu dikerjakan secara profesional (oleh ahlinya), namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan pihak-pihak terkait, masyarakat, profesional dan lain-lain pada tahap penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/Kota dan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas program/kelayakan program investasi. Dengan demikian, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu merupakan Consolidated FS yang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.

1.1

MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Maksud

(4)

teknis dalam penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota khususnya di Kota Bekasi.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPUM) Bidang PU/Cipta Karya Kota Bekasi ini adalah tersusunnya RPUM Kota Bekasi Bidang PU/Cipta Karya yang sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana pengembangan wilayah dengan dukungan peran Pemerintah Provinsi selaku koordinator dan enabler pembangunan bidang Cipta Karya.

1.2

KEDUDUKAN RPIJM

(5)

Gambar 1.1 Kedudukan Renstra Ditjen Cipta Karya Terhadap RPJMD, RAD Gerakan Nasional 100-0-100dan RPIJM Bidang Cipta Karya

Arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

(6)

Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Gambar 1.2 Sinergi Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya

1.3

MUATAN RPIJM

Secara substansi muatan RPIJM Bidang Cipta Karya terdiri 8 (delapan) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya

Bab 2 Profil Kabupaten/Kota

(7)

mengenai kondisi urbanisasi dan juga isu strategis Kabupaten/Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya serta berisikan analisis kemiskinan

Bab 5 Kerangka Strategis Pendanaan Infrastruktur

Bidang Cipta Karya

(8)

Bab 6 Kerangka Kelembagaan Dan Regulasi

Kabupate/Kota

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan dan kerangka regulasi Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang

Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten/Kota.

1.2

LATAR BELAKANG

(9)

mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang disiapkan secara lebih terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Pendayagunaan sumber daya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan pelaksanaan dan hasil pembangunan untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan serta pengernbangan wilayah baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Provinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/Cipta Karya melalui penyiapan Rencana Program Investasi (RPIJM) sebagai embrio terwujudnya perencanaan program infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/Kota dapat menggerakan semua sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan daerah, mendorong dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable).

RPIJM yang disusun perlu memperhatikan aspek kelayakan program dari masing-masing kegiatan dan kelayakan spasialnya sesuai skenario pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta kelayakan sosial dan lingkungannya. Disamping itu RPIJM yang akan disusun daerah harus mempertimbangkan kemampuan pendanaan dan kapasitas kelembagaan dalam mendukung pelaksanaan program investasi yang telah disusun.

(10)

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Daerah Bidang PU/ Cipta Karya diperlukan sebagai satu acuan dalam penyusunan perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur bidang PU/ Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber baik APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten/Kota. Dalam hal ini dana APBN lebih bersifat stimulan dan Pemerintah Daerah diharapkan dapat berkontribusi dalam bentuk cost sharing/ joint program terhadap program–program kegiatan yang diusulkan untuk mendapatkan dana dari APBN.

Disamping itu RPIJM disusun melalui proses partisipatif yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan/pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, mempertimbangkan aspek kelayakan program masing–masing sektor dan kelayakan spasialnya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta kelayakan sosial dan lingkungan.

Secara ringkas, latar belakang perlunya penyusunan dokumen ini adalah :

6. Perlunya efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di Daerah;

7. Perlunya pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana, dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

8. Sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan Bidang Cipta Karya di daerah antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota

9. Mendorong pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah dalam rangka memacu pertumbuhan Kabupaten/Kota dan pemerataan pembangunan

10.Mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009

dan seterusnya maupun Millennium Development Goals (MDG’s)

tahun 2015 yang akan datang.

(11)

pembangunan infrastruktur (Infrastruktur Development Plan: IDD) di Kabupaten/Kota yang bersifat lintas sektoral.

RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD sebagai dokumen politik sebagaimana Repelitada pada masa yang lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan program (feasibility Study) untuk rencana pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta Karya.

Sebagai dokumen teknis, RPIJM perlu dikerjakan secara profesional (oleh ahlinya), namun tetap menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan pihak-pihak terkait, masyarakat, profesional dan lain-lain pada tahap penyusunan rencana pembangunan Kabupaten/Kota dan melalui dialog investasi dengan masyarakat dan dunia usaha maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas program/kelayakan program investasi. Dengan demikian, RPIJM yang bersifat sektoral dan terpadu merupakan Consolidated FS yang dapat diterima semua pihak sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah.

1.4

MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.3 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah mendukung pemerintah Provinsi dalam mendampingi dan memfasilitasi pembangunan kabupaten/kota, sebagai perwujudan peran dan fungsi koordinasi serta pembinaan teknis dalam penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota khususnya di Kota Bekasi.

1.2.4 Tujuan

(12)

1.5

KEDUDUKAN RPIJM

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPIJM dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya.

Gambar 1.1 Kedudukan Renstra Ditjen Cipta Karya Terhadap RPJMD, RAD Gerakan Nasional 100-0-100dan RPIJM Bidang Cipta Karya

(13)

diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Gambar 1.2 Sinergi Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya

(14)

Secara substansi muatan RPIJM Bidang Cipta Karya terdiri 8 (delapan) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya

Bab 2 Profil Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah. Selain itu juga pada bab ini membahas mengenai kondisi urbanisasi dan juga isu strategis Kabupaten/Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

(15)

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya serta berisikan analisis kemiskinan

Bab 5 Kerangka Strategis Pendanaan Infrastruktur

Bidang Cipta Karya

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan Dan Regulasi

Kabupate/Kota

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan dan kerangka regulasi Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

(16)

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang

Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten/Kota.

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan Renstra Ditjen Cipta Karya Terhadap  RPJMD, RAD Gerakan Nasional 100-0-100dan RPIJM Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2 Sinergi Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya
Gambar 1.1 Kedudukan Renstra Ditjen Cipta Karya Terhadap  RPJMD, RAD Gerakan Nasional 100-0-100dan RPIJM Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2 Sinergi Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Dana pinjaman ini berasal dari zakat dan infaq beberapa pihak yang digulirkan oleh pengelola kepada masyarakat, atas dasar ini penulis menduga bahwa model

pendaki gunung dan para penelitian dibidang klimatologi, pada umumnya setiap parameter cuaca seperti suhu, kelembaban dan tekanan udara diukur menggunakan alat yang

Oleh karena itu pihak bengkel resmi Nissan sebaiknya menjadikan ketepatan pengecekan sebagai prioritas untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari bengkel Nissan,

PENILAIAN PRAKTIK OECD CG PRINSIP 3 PENILAIAN PRAKTIK OECD CG PRINSIP 3P.

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

#aram rangkap adala! garam yang dalam kisi kristalnya mengandung dua kation yang berbeda dengan proporsi tertentu. #aram rangkap memiliki dua kation yang berbeda pada

[r]

Sebaliknya yang cukup mengkhawatirkan masih banyaknya pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar yang terserap di lapangan kerja yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu mencapai