• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI SISWA KELAS IV SD NEGERI 40 KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI SISWA KELAS IV SD NEGERI 40 KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI SISWA KELAS IV SD NEGERI 40 KECAMATAN RUMBAI

PESISIR PEKANBARU1

Fitry Honty Siregar¹, Hendri Marhadi², M. Jaya Adiputra ³

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau Pekanbaru

2012

Abstract

This research is a classroom action research, this study aims to improve the understanding of the concept of cooperatives for Elementary School fourth grade students 40 Rumbai Coastal District Pekanbaru, in the academic year 2011/2012 through the Application of Cooperative Learning Model Jigsaw Type II. The research was conducted in April 2012. The subject of research is of Grade IV Elementary School District 40 Rumbai Coastal Pekanbaru in Academic Year 2011/2012 second semester, the number of students 37 people 20 male students and 17 female students. The parameters of this study is the understanding of the concept that consists of absorptive capacity, mastery learning, appreciation group, all teachers, and student activities. The average value of the first cycle in the evaluation meeting II was 65.97%, while the evaluation of the IV meeting was 70.55%. The average value of the second cycle in the evaluation meeting II was 81.94%, while the evaluation of the IV Meeting is 86.67%. Average students' understanding of the concept of cooperatives in the first cycle was 68.56% (average) and the average student understanding of the concept of cooperatives in the second cycle was 82.73% (excellent). Thus, an improved understanding of the concept of co-operative student from cycle I to cycle II was 14.17%. Mastery learning classically in the first cycle is 64% (complete), while the second cycle of 86% (complete). The award is the group in the first cycle of the evaluation meeting of the obtained 2 awards are a great group 3 and 4 both groups, while the fourth meeting of the group that earned the award one super group, 4 great groups, and the two groups either. In the second cycle increased the 3 groups meeting 2 super, 3 great groups, and one group is good, while the fourth meeting of the two groups of super 4 great groups, and one group either. The average teacher's activities in the first cycle was 68.77% (excellent) and the average activity of teachers in the second cycle was 95% (excellent). Average student

1

Mahasiswa PGSD FKIP UR, Nim 0805132252, e-mail fitrihonti@gmail.com

² Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e-mail Hendri_m 29@yahoo.co.id

(2)

activity in the first cycle was 87.17%, while the average student activity on the second cycle was 91.68%. Based on these results, it can be concluded that the application of Model Cooperative Learning Jigsaw Type II can enhance student understanding of the concept of cooperative Fourth Grade Elementary School District 40 School Year Tassel Coastal Pekanbaru 2011/2012.

Keyword : Cooperative Learning Jigsaw Type II, Pemahaman Konsep Koperasi.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang memerlukan pembelajaran. Pembelajaran merupakan cara yang dipakai untuk mendorong siswa memahami dan mengerti apa yang diajarkan. Proses pembelajaran sebagai interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Tujuan dari mempelajari IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis.

Masalah-masalah yang ada pada saat belajar siswa kelas IV SD Negeri 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru yaitu (1) dalam belajar siswa kelas IV SD Negeri 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru, guru hanya menyampaikan pelajaran dengan menggunakan metode ceramah (2) guru menerangkan materi pelajaran kepada siswa hanya menggunakan buku panduan kelas IV SD saja (3) siswa kelas IV SD Negeri 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru tidak terlalu memperhatikan guru di depan kelas, karena mereka cenderung hanya mendengarkan guru ceramah sehingga dalam belajar siswa bosan berada di dalam kelas (4) kurangnya interaksi antara siswa dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal inilah yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak aktif sehingga membosankan dalam belajar.

Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru masih rendah dan masih berada dibawah rata-rata yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar nilai siswa yang jumlah siswanya 37 orang siswa. Terdapat 12 orang siswa yang tuntas dengan persentase 32,44% dan sisanya terdapat 25 orang siswa yang belum tuntas dengan persentase 67,56%. Ketuntasan siswa didasarkan pada perolehan nilai minimal 71 berarti bagi siswa yang memperoleh dibawah nilai 71 maka dapat dikatakan belum tuntas.

Dalam belajar kooperatif tipe Jigsaw II, secara umum siswa dikelompokkan secara heterogen dalam kemampuannya yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dan bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara individua.

Berdasarkan uraian tersebut, membuat peneliti merasa tertarik untuk

mengambil judul “Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

untuk meningkatkan pemahaman konsep koperasi siswa kelas IV SD Negeri 40

Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru”. Rumusan masalah Apakah Penerapan

(3)

konsep koperasi siswa kelas IV SD Negeri 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru ?

Tujuan penelitian untuk meningkatkan pemahaman konsep koperasi siswa kelas IV SD Negeri 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru. Manfaat penelitian bagi siswa, dimana setelah berakhir proses belajar diharapkan dapat mempermudah untuk memahami materi yang disampaikan dan hasil belajar dalam pemahaman konsep belajar Koperasi siswa lebih ditingkatkan. Bagi guru, dimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka melakukan pengajaran kepada siswa dan dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi pada mata pelajaran IPS.

METODA PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 pada semester genap. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru yang berjumlah 37 orang siswa yang terdiri dari 20 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan dengan kemampuan akademik berbeda. Desain Penelitian Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Menurut Elliot (1982), penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya. Dari beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisa setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian ini di dalam dua siklus agar penelitian ini dapat lebih bermakna dan penulis dapat memperoleh informasi yang cukup dan mantap sebagai masukan yang berarti untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus Penelitian Tindakan Kelas dapat dilukiskan sebagai berikut :

Siklus II

Siklus I

Gambar 1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2010 : 16)

1.Rencana

2. Tindakan 4. Refleksi

3. Observasi 2. Tindakan

3. Observasi 4. Refleksi

(4)

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas biasanya meliputi beberapa siklus, sesuai dengan tingkat permasalahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan. Siklus pertama yaitu Rencana, artinya rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas antara lain mencakup kegiatan, yaitu tim peneliti melakukan analisis standar isi untuk mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan peserta didik, mengembangkan RPP dengan memerhatikan indikator-indikator hasil belajar, menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisi pembelajaran, dan mengembangkan LKS. Tindakan, artinya penelitian kelas mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan serta proses perbaikan yang akan dilakukan. Observasi, artinya mencakup prosedur perekaman data tentang proses dan hasil implementasi tindakan yang dilakukan. Refleksi, artinya menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan serta kriteria dan rencana tindakan.

Siklus Kedua yaitu Rencana, artinya berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, guru sebagai peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi. Tindakan, artinya guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan dari hasil refleksi siklus pertama. Observasi, artinya guru peneliti mengadakan observasi terhadap proses pembelajaran dan pembentukkan kompetensi peserta didik. Refleksi, artinya guru peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) untuk siklus ketiga.

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Materi Ahli, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian terdiri dari lembar soal evaluasi, artinya diberikan setelah selesai mengikuti proses pembelajaran pada akhir pertemuan. Lembar soal ulangan harian, artinya diberikan setelah selesai mengikuti proses pembelajaran di tiap siklus. Lembar observasi aktivitas guru, artinya lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dalam setiap pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer. Lembar observasi aktivitas siswa, artinya digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam setiap pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer.

Kriteria untuk menentukan kesesuaian dengan langkah-langkah guru dalam aktivitasnya.

Angka persentase

Tabel 1

Interval dan kategori aktivitas guru

No Interval (%) Kategori

1 75-100% Baik sekali

(5)

3 55-65% Cukup

4 0-54% Kurang baik

Sumber : Arikunto Suharsini, 1998

Observasi aktivitas siswa dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan dilakukan oleh observer. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat diperoleh dengan menggunakan rumus dibawah ini :

Angka persentase

Tabel 2

Interval dan kategori aktivitas siswa

No Interval (%) Kategori

1 80-100 Baik sekali

2 70-79 Baik

3 60-69 Cukup

4 50-59 Kurang

5 0-49 Kurang sekali

Sumber : Depdiknas (dalam umisalamah, 2008:112)

Untuk dapat mengetahui pemahaman konsep siswa dari hasil evaluasi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Pemahaman Konsep

Tabel 3

Interval dan kategori pemahaman konsep siswa

No Interval (%) Kategori

1 80-100 Baik sekali

2 70-79 Baik

3 60-69 Cukup

4 50-59 Kurang

5 0-49 Kurang sekali

Kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran IPS yang ditetapkan di SDN 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru adalah 71. Menurut Trianto (2009 : 241), untuk menentukan ketuntasan siswa secara individu dalam belajar dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KI = Keterangan :

KI = Ketuntasan Individu

(6)

Tt = Jumlah skor total

Menurut Muslich (2006 : 36), menjelaskan bahwa ketuntasan dalam belajar secara klasikal adalah bila satu kelas tuntas belajar jika sekurang-kurangnya sudah mencapai nilai minimal 70. Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KK

Keterangan :

KK = Ketuntasan Klasikal JT = Jumlah siswa yang tuntas JS = Jumlah seluruh siswa

Penghargaan kelompok diambil dari tes yang diadakan setelah pemberian materi pokok. Skor Individu setiap kelompok memberi sumbangan pada kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setelah tes terakhir. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana tingkat penghargaan yang diberikan pada kelompok yang berprestasi, perlu adanya kriteria yang dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4

Tingkat Penghargaan Kelompok

No. Nilai Rata-Rata Kelompok Penghargaan

1. 0 ≤ x ≤ 5 Tim kurang baik

2. 5 ≤ x ≤ 15 Tim baik

3. 15 ≤ x ≤ 25 Tim hebat

4. 25 ≤ x ≤ 30 Tim super

Sumber : Trianto, 2009: 72

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi penelitian, penelitian ini dilaksanakan dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Jigsaw II yang terdiri dari dua siklus. Untuk siklus pertama terdiri dari lima kali pertemuan dan siklus kedua juga terdiri dari lima kali pertemuan.

(7)

aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw II.

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep koperasi pada siklus I dan II melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IV SDN 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 dilakukan analisis yang terdiri dari pemahaman konsep dan ketuntasan belajar siswa secara individual dan klasikal.

Berdasarkan pemahaman konsep koperasi siswa dan ulangan harian setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II pada siklus I dan siklus II, dapat diketahui seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5

Sebaran Nilai Pemahaman Konsep Koperasi Siswa Pada Siklus I

Interval

(8)

50-59 Kurang 5

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan hasil ulangan harian I dan ulangan harian II hasil analisis ketuntasan belajar siswa secara individual dan secara klasikal pada siklus pertama dan siklus kedua pada materi koperasi setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dikelas IV SDN 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 (lampiran 16 dan 17) selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7

Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

No. Ulangan

Observasi aktivitas guru dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh observer menggunakan lembar observasi, aktivitas yang diamati mulai dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir.

Tabel 8

Rata-Rata Persentase Aktivitas Guru pada Siklus I

No Aktivitas guru Pertemuan

1 % 2 %

1 Menyampaikan appersepsi 3 75 3 75

2 Menuliskan materi dipapan tulis 2 75 3 75

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 50 3 75

4 Menyampaikan langkah-langkah sesuai

dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

2 50 4 100

5 Menyampaikan garis-garis besar materi

pelajaran

2 50 3 75

6 Mengorganisasikan siswa kedalam

kelompok belajar

3 75 3 75

(9)

kelompoknya

8 Menyampaikan pada kelompok asal

untuk menyampaikan hasil diskusinya

3 75 4 100

9 Memberi waktu untuk diskusi secara

umum

2 50 3 75

10 Memberi penghargaan kelompok

kooperatif

2 50 3 75

Jumlah skor nilai 23 32

Persentasi 57,55% 80%

Kategori Cukup Baik

sekali

Aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama mendapat skor 23 dengan rata-rata 57,55% dan memperoleh kategori cukup, pada pertemuan kedua mendapatkan skor nilai 32 dengan rata-rata 80% dan kategori baik sekali.

Tabel 9

Rata-rata Persentase Aktivitas Guru pada Siklus II

No Aktivitas guru Pertemuan

1 % 2 %

1 Menyampaikan appersepsi 4 100 4 100

2 Menuliskan materi dipapan tulis 3 75 4 100

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 100 4 100

4 Menyampaikan langkah-langkah sesuai

dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

4 100 4 100

5 Menyampaikan garis-garis besar materi

pelajaran

3 75 3 75

6 Mengorganisasikan siswa kedalam

kelompok belajar

4 100 4 100

7 Membimbing kelompok dalam kerja

kelompoknya

4 100 4 100

8 Menyampaikan pada kelompok asal

untuk menyampaikan hasil diskusinya

4 100 4 100

9 Memberi waktu untuk diskusi secara

umum

3 75 4 100

10 Memberi penghargaan kelompok

kooperatif

4 100 4 100

Jumlah skor nilai 37 39

Persentasi 92,5% 97,5%

Kategori Baik

sekali

Baik sekali

(10)

mendapatkan kategori baik sekali, sedangkan pertemuan kedua guru mendapatkan skor nilai 39 dengan rata-rata 97,5% juga sama memperoleh kategori baik sekali.

Data aktivitas siswa diambil saat proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II berlangsung mulai dari awal pertemuan siklus I hingga akhir pertemuan di siklus II.

Tabel 10

Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa Kelas IV SDN 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada

Siklus I

No Aktivitas yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2

Skor % Skor %

1 Memperhatikan guru

memberikan appersepsi,

menuliskan materi, tujuan

pembelajaran dan

langkah-langkah model pembelajaran jigsaw

82 87,23% 94 94%

2 Bertanya 79 84,04% 84 84%

3 Menjawab pertanyaan 69 73,40% 83 83%

4 Memberikan pendapat 65 69,14% 87 87%

5 Menyelesaikan LKS 82 87,23% 97 97%

6 Menyajikan hasil kerja

kelompok di kelompok asal

94 100% 100 100

%

Rata-Rata 83,51% 90,83%

Kategori Baik Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan. Pertemuan pertama rata-rata aktivitas siswa 83,51% dengan kategori baik. Pada pertemuan kedua rata-ratanya mengalami peningkatan yaitu menjadi 90,83%dan mendapat kategori baik.

Tabel 11

Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa Kelas IV SDN 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II pada

Siklus II

No Aktivitas yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2

Skor % Skor %

1 Memperhatikan guru

memberikan appersepsi,

menuliskan materi, tujuan

pembelajaran dan

langkah-langkah model pembelajaran jigsaw

119 93,71% 136 98,55%

2 Bertanya 114 89,76% 116 84,06%

(11)

4 Memberikan pendapat 102 80,31% 116 84,06%

5 Menyelesaikan LKS 124 97,64% 138 100%

6 Menyajikan hasil kerja

kelompok di kelompok asal

127 100% 138 100%

Rata-Rata 91,34% 92,03%

Kategori Baik sekali Baik sekali

Dari tabel di atas, dapat dilihat secara jelas bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan Kooperatif Tipe Jigsaw II terus mengalami peningkatan, pertemuan pertama pada siklus II mendapat rata-rata 91,34% dengan kategori baik sekali. Sedangkan pada pertemuan keduanya memperoleh rata-rata 92,03% dan mendapat kategori baik sekali.

Pada aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan di setiap pertemuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003:25) yang mengatakan bahwa peran dan fungsi guru sangat menentukan serta mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan pemahaman konsep dan mampu mendorong siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui sumber media.

Pada ketuntasan belajar secara individu telah tercapai apabila nilai yang diperoleh oleh siswa minimal 75 sesuai KKM yang ditetapkan. Sedangkan ketuntasan secara klasikal,jika seluruh siswa yang tuntas mencapai 85% dari jumlah seluruh siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi siswa kelas IV SD Negeri 40 Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru semester genap 2011/2012, yang dapat dilihat pada :

1. Selama proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap pemahaman

konsep koperasi siswa dalam belajar pada evaluasi meningkat 68,26% di siklus I dan 84,30% di siklus II. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada ulangan harian meningkat 64% pada siklus I dan 86% pada siklus II.

2. Aktivitas guru meningkat dalam pembelajaran sebesar 68,77% pada Siklus I

dan pada siklus II sebesar 95%. Jadi, terjadi peningkatan sebesar 26,33%. Dan Aktivitas siswa selama proses pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas dari rata 83,51% dengan kategori baik pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 rata-rata menjadi 90,83% dengan kategori baik di siklus I. Sedangkan aktivitas siswa dari rata-rata 91,34% dengan kategori baik sekali pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 rata-rata menjadi 92,03% dengan kategori baik sekali.

Berdasarkan simpulan dan hasil pembahasan di atas, maka peneliti memberikan saran antara lain :

1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran mata pelajaran IPS di

(12)

karena model ini bisa meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

2. Model jigsaw II cocok digunakan pada mata pelajaran yang lain karena pada

model jigsaw siswa dituntut untuk mempunyai rasa tanggung jawab terhadap materi yang mereka pelajari dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Dan suasana keterbukaan, demokratis dan kolaboratif perlu diciptakan dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar agar pemahaman, pengetahuan, dan sikap siswa bisa berkembang secara lebih optimal.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Riau.

2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn, sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas

Riau.

3. Drs. H. Lazim. N, M.Pd sebagai Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Hendri Marhadi, SE, M.Pd, sebagai pembimbing I dan M. Jaya Adiputra, S.Si,

M.Pd sebagai pembimbing II yang telah berkesempatan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, petunjuk serta motivasi yang sangat luar biasa kepada saya dan tidak mengenal lelah sejak mulainya penyusunan instrumen penelitian hingga sampai selesai penulisan skripsi ini.

5. Tengku Amni, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 40 Kecamatan Rumbai

Pesisir Pekanbaru yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta banyak membantu penulis dari awal hingga akhir penelitian.

6. Paisal Rusdianto, S.Pd selaku Wali Kelas IV yang telah membantu penulis dari

awal penelitian hingga akhir penelitian.

7. Kedua orang tua, kakak dan adik saya yang telah memberikan dorongan dan

doa yang tulus yang sangat berarti bagi penulis selama ini.

8. Seluruh teman-teman seperjuangan yang telah ikut membantu dan memberi

semangat serta dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Solihatin. 2009. Cooperative Learning. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Sekolah.

Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Kencana Media Group.

Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

(13)

Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Maswar. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV SD. Persada Riau.

Hisnu, P. dan Winardi. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Bina Karya Guru. 2006. IPS Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Slavin. 2008. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.

Depdikbud. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

Depdikbud.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Pusat

Kurikulum Depdiknas.

Ninik Widiyanti. 2008. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Cetakan ke-5.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Lazim dan Alpusari, M. 2010. Inovasi Pendidikan. Pekanbaru : Cendikia Insani.

Fitri Harnita. 2011. Skripsi. Pekanbaru : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Gambar

Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1 Interval dan kategori aktivitas guru
Tabel 2 Interval dan kategori aktivitas siswa
Tabel 4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Infusa kombinasi memiliki aktifitas antibakteri yang lebih rendah bila dibandingkan dengan infusa daun sirih (p=0,012) dan daun sirih merah (p=0,013).. epidermidis oleh infusa

Surat Keterangan (Dinas Perhubungan) ... Pedoman Wawancara ... Biaya Pemungutan Retribusi Parkir ... Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2005 ... Realisasi Pendapatan Daerah Tahun

Dalam penelitian skripsi ini akan dibahas perancangan sebuah aplikasi Game Shooting berbasis mobile android yang bertujuan sebagai sarana melatih ketangkasan dengan judul

This study aimed to analyze learning obstacles, designing learning materials based on the material mathematics understanding algebra limit function, determine

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam matematika antara siswa subkelompok tinggi dan siswa subkelompok sedang, terdapat perbedaan

Oleh karena itu, untuk memperkirakan harga peralatan pada tahun 2008 diperlukan suatu indeks yang dapat mengkonversikan harga peralatan sebelumnya menjadi harga ekivalen

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Dengan demikian pertumbuhan agama pada anak-anak telah mucul sejak pendengaran (dan pengelihatan) mereka mulai berfungsi. Meskipun demikian pertumbuhan agama pada