• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN FREON R-134a DAN R-600a

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN FREON R-134a DAN R-600a"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARAKTERISTIK SHOWCASE DENGAN FREON R-134a

DAN R-600a

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin

(2)

ii

THE CHARACTERISTIC OF SHOWCASE USING R-134a

AND R-600a OF REFRIGERANT

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement

to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering

Program Studi Teknik Mesin

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 20Juli 2014

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma :

Nama : Galih Aji Nugroho

Nomor Mahasiswa : 105214075

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

KarakteristikShowcasedengan Freon R-134a dan R-600a

Beserta perangkat yang diperlukan.Dengan demikian ini saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 20Juli 2014

Yang menyatakan,

(7)

vii

ABSTRAK

Weather conditions in Indonesia is getting warmer because of global warming make increased thirst. Hence the need for engine cooling which cools drinks. Cold drinks will eliminate hunger. Showcase is a tool that serves to cool beverages such as bottled drinks, beverages packaged in plastic, and so on. Interest to study the vapor compression cycle in the showcase. The purpose of this study is: (a) Make showcase the type of engine coolant Freon R-134a variation and R-600A (b) Looking for a showcase characteristics: (1) Calculate the Qin with R-134a and R-600A. (2) Calculate Qout with R-134a and R-600A. (3) Calculating Win with R-134a and R-600A. (4) Calculate the COP and efficiency with R-134a and R-600A

Location of the study in the laboratory Sanata Dharma University in Yogyakarta. Equipment used in the study is a showcase. Limits - limits problems or assumptions - assumptions made in the study are: (a) The cycle is in use: the vapor compression cycle. (b) Showcase has major components: compressor, condenser, capillary tube, evaporator, refrigerant and cooling space. (c) used refrigerant R-134a and R-600A. (d) Power 1/10 PK showcase compressor (on the nameplate).

The results of the study provide some conclusions (a) Showcase successfully made and works well. (b) For R-134a: Energy evaporator heat absorbed at t = 300 minutes of 156.3 kJ / kg. For R-600A: Energy evaporator heat absorbed at t = 300 min at 268.2 kJ / kg (c) For R-134a: Energy condenser heat is released at t = 300 min at 204.6 kJ / kg. For R-600A: heat energy is released at t = 300 min at 333.7 kJ / kg (d) For R-134a: The work done by the compressor when t = 300 minutes at 45.9 kJ / kg. For R-600A: The work done by the compressor when t = 300 minutes for 65.63 kJ / kg (e) For R-134a: Coefficient showcase actual achievement at t = 300 minutes by 3.20. For R-600A: Coefficient showcase actual achievement at t = 300 minutes at 3.90. (f) For R-134a: Coefficient ideal showcase achievements at t = 300 min of 4.13. For R-600A: Coefficient ideal showcase achievements at t = 300 minutes at 4.88 (g) For R-134a: Efficiency showcase when the condition t = 300 minutes for 82.64%. For R-600A: Efficiency showcase when the condition t = 300 minutes for 83.62%.

(8)

viii

INTISARI

Kondisi cuaca di Indonesia yang semakin panas karena pemanasan global membuat rasa haus meningkat. Maka perlunya mesin pendingin yang berfungsi

mendinginkan minuman. Minuman yang dingin akan menghilangkan

dahaga.Showcase adalah alat yang berfungsi untuk mendinginkan minuman

seperti minuman botol, minuman dikemas dalam plastik, dan

sebagainya.Ketertarikan untuk mempelajari siklus kompresi uap pada

showcase.Tujuan penelitian ini adalah : (a)Membuat mesin pendingin jenis showcase dengan variasi freon R-134a dan R-600a (b)Mencari karakteristik showcase : (1) Menghitung Qin dengan R-134a dan R-600a. (2) Menghitung Qout

dengan R-134a dan R-600a. (3) Menghitung Win dengan R-134a dan R-600a. (4)

Menghitung COP dan Efisiensi dengan R-134a dan R-600a

Lokasi penelitian di laboratorium Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian adalah showcase. Batasan

batasan masalah atau asumsi – asumsi yang dilakukan di dalam penelitian adalah : (a) Siklus yang di pergunakan : Siklus kompresi uap. (b) Showcasemempunyai

komponen utama : kompresor, kondensor, pipa kapiler, evaporator, refrigeran dan ruang pendinginan. (c) Refrigeran yang digunakan R-134a dan R-600a. (d) Daya kompresor showcase 1/10 PK (pada name plate).

Hasil penelitian memberikan beberapa kesimpulan (a) Showcase berhasil

dibuat dan bekerja dengan baik. (b) Untuk R-134a : Energi kalor yang diserap pada saat t = 300 menit sebesar 45,9 kJ/kg.Untuk R-600a : Kerja yang dilakukan kompresor pada saat t = 300 menit sebesar 65,63 kJ/kg (e) Untuk R-134a : Koefisien prestasi aktual showcase pada saat t = 300 menit sebesar 3,20. Untuk

R-600a : Koefisien prestasi aktual showcase pada saat t = 300 menit sebesar

3,90.(f) Untuk R-134a : Koefisien prestasi ideal showcase pada saat t = 300 menit

sebesar4,13. Untuk R-600a : Koefisien prestasi ideal showcase pada saat t = 300

menit sebesar 4,88 (g) Untuk R-134a : Efisiensi showcase pada saat kondisi t =

300 menit sebesar 82,64 %. Untuk R-600a : Efisiensi showcase pada saat kondisi

t = 300 menit sebesar 83,62 %.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan

penulisan Skripsi dengan baik.

Tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan

kelulusan sarjana S1 di Prodi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma. Judul Skripsi ini adalah Karakteristik Showcase

dengan Freon R-134a dan R-600a.

Penulis menyadari bahwa dalam mennyelesaikan penelitian dan

penyusunan Skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., Selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing

Skripsi dan Dosen Pembimbing Akademik.

3. Siti Sudarwati dan Sarijo selaku orang tua penulis serta keluarga penulis yang

membiayai kuliah dan pengerjaan Skripsi serta dukungan, kasih sayang,

fasilitas, dan semangat diberikan kepada penulis.

4. Sukardi, selaku paman penulis yang telah mengajarkan banyak hal tentang arti

sebenarnya pendidikaan sehingga penulis memilih untuk melanjutkan studi ke

(10)

x

5. Dedi Saverianus, Feteranus Andi, dan Heru Setiawan selaku sahabat dalam

pembuatan Skripsi dan yang membantu penyelesaian pengambilan data.

6. Teman – teman mahasiswa Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma yang

selalu menghibur menemani diwaktu senggang dan segala bantuannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan Skripsi ini

masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan

masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.

Terima kasih.

Yogyakarta, 5 Juni 2014

(11)

xi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

TITLE PAGE ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

(12)

xii

BAB III PEMBUATAN ALAT ... 22

3.1 Persiapan ... 22

3.1.1Komponen showcase ... 22

3.1.2 Peralatan-Peralatan Pendukung Dalam ... 27

pembuatan Showcase 3.1.3 Pembuatan showcase ... 33

3.1.4 Proses pemvakuman ... 39

3.1.5 Proses pengisian refrigeran ... 41

BAB IV METODE PENELITIAN ... 42

4.8 Cara mendapatkan kesimpulan ... 47

(13)

xiii

6.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN

(14)

xiv Tabel 5.4 Nilai suhu evaporator dan kondensor ... 50

Tabel 5.5 Nilai Entalpi ... 50

Tabel 5.6 Jumlah energi kalor persatuan massa refrigeran ... 52

yang diserap evaporator Tabel 5.7 Jumlah energi kalor persatuan massa refrigeran ... 54

yang dilepas kondensor Tabel 5.8 Nilai kerja kompresor ... 56

Tabel 5.9 Koefisien prestasi aktual (COPaktual) ... 58

Tabel 5.10 Koefisien prestasi ideal (COPideal) ... 60

(15)
(16)

xvi

Gambar 3.21 Pemasangan kompresor ... 35

Gambar 3.22 Pemasangan evaporator ... 35

Gambar 3.23 Pemasangan kondensor ... 36

Gambar 3.24 Pemasangan filter di kondensor ... 36

Gambar 3.25 Pengelasanantarakompresor dengan ... 37

Kondensor Gambar 3.26 Pengelasanantara kompresor dengan ... 37

Evaporator Gambar 3.27 Pengelasanantara kompresor dengan pentil ... 38

Gambar 3.28 Showcase yang sudah jadi ... 39

Gambar 4.1 Mesin showcase ... 42

Gambar 4.2 Skematik alat penelitian showcase ... 43

Gambar 4.3 Contoh penggunaan ph diagram untuk mencari ... 46

Entalpi Gambar 5.1 Laju aliran yang diserap evaporator dengan ... 52

R-134a Gambar 5.2 Laju aliran yang diserap evaporator dengan ... 53

(17)

xvii

Gambar 5.3 Laju aliran yang dilepas kondensor dengan ... 54

R-134a

Gambar 5.4 Laju aliran yang dilepas kondensor dengan ... 55

R-600a

Gambar 5.5 Kerja yang dilakukan kompresor dengan ... 56

R-134a

Gambar 5.6 Kerja yang dilakukan kompresor dengan ... 57

R-600a

Gambar 5.7 Koefisien prestasi aktual showcase dengan

... 58

R-134a

Gambar 5.8 Koefisien prestasi aktual showcase dengan

... 59

R-600a

Gambar 5.9 Koefisien prestasi ideal showcase dengan

... 60

R-134a

Gambar 5.10 Koefisien prestasi ideal showcase dengan

... 61

R-600a

Gambar 5.11 Efisiensi showcase dengan R-134a

... 62

Gambar 5.12 Efisiensi showcase dengan R-600a

... 63

Gambar 5.13 kalor yang diserap evaporator R-134a dan ... 64

R-600

Gambar 5.14 Energi Kalor yang dilepas kondensor R-134a ... 65

dan R-600a

(18)

xviii

R-600a

Gambar 5.16 Koefisien prestasi aktual R-134a dan R-600a ... 67

Gambar 5.17 Koefisien prestasi ideal R-134a dan R-600a ... 68

Gambar 5.18 Efisiensi showcase R-134a dan R-600a

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Suhu lingkungan yang semakin panas di indonesia karena pemanasan global

membuat rasa haus meningkat terutama siang hari di musim kemarau. Ketika

musim kemarau tubuh terasa gerah karena haus, sehingga rasa haus menjadi

masalah yang sering ditemui di Indonesia. Apalagi letak Indonesia yang dilalui

garis katulistiwa membuat suhu Indonesia menjadi panas. Emisi gas buang dari

kendaraan juga merupakan faktor bertambahnya panas udara. Pada saat haus

meminum minuman dingin dapat menghilangkan gerah dalam tubuh.

Banyak jenis minuman yang bisa dikomsumsi untuk menghilangkan dahaga

tubuh, tetapi minuman yang paling digemari adalah minuman dingin. Sebab

minuman dingin bisa mendinginkan tubuh bagian dalam ketika haus apalagi

ketika cuaca panas. Banyak jenis minuman dingin yang tersedia seperti es teh, es

jeruk, es campur dan lain - lain. Untuk produk jenis es batu yang di jual di pasaran

kadang tidak baik untuk kesehatan karena prosesnya yang tidak sehat. Sebagai

contoh untuk membuat es batu biasanya menggunakan air yang belum di masak,

sehingga banyak kuman – kuman yang belum mati karena tidak melalui proses

masak.

Untuk minuman yang cocok, praktis, untuk dikonsumsi oleh masyarakat sehat

(20)

minuman gelas, minunan instan cocok untuk diminum karena simpel tinggal

membuka penutup dan siap komsumsi.

Untuk membuat minuman kemasan tetap dingin itu memerlukan alat yang

berfungsi mendinginkan tidak mencapai beku. Karena minuman yang sudah

membeku susah meminumnya sebab kandungan zat cairnya membeku. Sehingga

perlu memanasinya atau menunggu hingga cair. Dan itu membuat lama sampai

keinginan untuk minum hilang karena kelamaan menunggu.

Alat yang digunakan untuk mendinginkan minuman yang cocok adalah

showcase. Karena suhu kerja showcase tidak mencapai titik beku yaitu 2°C - 8°C.

Showcase adalah jenis pendingin yang digunakan untuk mendinginkan dan

memajang minuman, kemasan minuman dapat dilihat dari luar karena pintu

showcase transparan.

Di Indonesia showcase banyak dijumpai terutama di supermarket dan toko

-toko minuman. Peran showcase dalam mendinginkan minuman untuk di

konsumsi sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Minuman yang seharusnya

didinginkan menjadi awet, segar dan jika dikonsumsi lebih nikmat dibanding

tanpa pendinginan.

Mengingat pentingnya showcase dalam kehidupan sehari - hari, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan showcase. Dengan

mempelajari showcase, harapannya semua pendingin yang mempergunakan siklus

(21)

1.2.Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Membuat mesin pendingin jenis showcase dengan R-134a dan R-600a

b. Mencari karakteristik showcase :

- Menghitung Qin dengan R-134a dan R-600a.

- Menghitung Qout dengan R-134a dan R-600a.

- Menghitung Win dengan R-134a dan R-600a.

- Menghitung COPaktual dan COPideal dengan R-134a dan R-600a

- Efisiensi dengan R-134a dan R-600a

1.3.Batasan Masalah

Batasan-batasan yang diambil didalam pembuatan peralatan penelitian ini

adalah :

a. Siklus yang dipergunakan : Siklus kompresi uap.

b. Dalam showcase terdapat komponen utama yaitu : kompresor, kondensor,

pipa kapiler, evaporator, dan refrigeran

c. Volume ruang pendinginan showcase dengan ukuran 40cm x 30cm x 25cm.

d. Dinding showcase terbuat dari akrelik dan rangka showcase aluminium

e. Refrigeran yang digunakan R-134a dan R-600a.

f. Daya kompresor showcase 1/10 PK ( pada name plate) .

g. Evaporator dan kondensor yang dipergunakan adalah evaporator dan

kondensor standar yang dipergunakan pada showcase dengan daya kompresor

(22)

1.4. Manfaat

Manfaat penelitian tentang karakteristik showcase dengan Freon R-134a dan

R600a adalah :

a. Menjadi pustaka bagi pihak pembaca yang memerlukan pengetahuan yang

berhubungan dengan showcase.

b. Menambah koleksi skripsi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma

(23)

5

bahan yang didinginkan. Contoh mesin pendingin yaitu Showcase, kulkas, freezer,

atau AC. Siklus kerja dari mesin pendingin menggunakan siklus kompresi uap.

Proses pendinginan menggunakan bahan pendingin (refrigeran). Refrigeran

bersirkulasi menyerap panas dan melepaskan kalor dengan disertai perubahan

tekanan di dalam sistem dari tekanan rendah menjadi tekanan tinggi, dan dari

tekanan tinggi ke tekanan rendah, begitu selanjutnya selalu bersirkulasi secara

terus menerus.

Untuk menjaga temperatur rendah pada mesin pendingin memerlukan tempat

pembuangan kalor (kondensor) dan tempat penyerapan kalor (evaporator). Siklus

kompresi uap bekerja dengan menyerap energi kalor dari ruang pendinginan yang

diperlukan untuk merubah fase refrigeran dari fase cair menjadi gas. Kalor yang

diserap di evaporator kemudian dibuang di kondensor. Proses perubahan fase dari

cair menjadi gas berlangsung pada suhu yang tetap dan berlangsung di evaporator.

Pada saat pembuaangan kalor di kondensor, selain proses penurunan suhu

refrigeran, proses juga disertai dengan proses pengembunan yang berlangsung

pada tekanan yang tetap. Prinsip kerja mesin pendingin adalah jika motor

penggerak berputar maka akan memutar kompresor. Dengan berputarnya

(24)

molekul-molekul dari refrigeran bergerak lebih cepat akibat proses kompresi. Dari

kompresor refrigeran akan mengalir menuju kondensor untuk melepaskan kalor

ke lingkungan sekitar kondensor.

Kalor dari kondensor dapat mengalir ke lingkungan di sekitar kondensor

karena suhu kondensor lebih tinggi dari suhu lingkungan. Setelah mengalami

perubahan fase dari gas menjadi cair, refrigeran keluar dari kondensor, refrigeran

kemudian mengalir menuju pipa kapiler dengan melewati filter terlebih dahulu

untuk mengalami proses penyaringan kotoran. Di pipa kapiler refrigeran

mengalami proses penurunan tekanan dan suhu. Proses di pipa kapiler

berlangsung pada entalpi yang tetap. Fase refrigeran berubah dari fase campuran

yaitu fase cair dan gas. Dari pipa kapiler, refrigeran mengalir ke evaporator.

Didalam evaporator refrigeran mengalami perubahan fase dari campuran ( cair +

gas ) menjadi gas semuanya. Proses perubahan fase ini dapat terjadi karena

adanya kalor yang mengalir dari lingkungan sekitar evaporator ke dalam

evaporator. Kalor dapat mengalir karena suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu

kerja evaporator. Keluar dari evaporator, refrigeran dihisap kembali ke kompresor

dan siklus kompresi berlangsung kembali seperti semula.

2.1.2 Showcase

Showcase adalah lemari pendingin minuman dalam kemasan. Secara umum

merupakan suatu mesin pendingin yang fungsinya mendinginkan minuman.

(25)

Gambar 2.1 Showcase

1. Kompresor

2. Kondensor

3. Pipa kapiler

4. Evaporator

(26)

Komponen utama dari showcase yaitu kompresor, kondensor, pipa kapiler,

evaporator, dan refrigeran sebagai fluida kerja yang bersirkulasi pada

bagian-bagian tersebut, serta beberapa peralatan tambahan : filter dan termostat.

a. Kompresor

Kompresor adalah alat yang berfungsi menaikkan tekanan refrigeran, sehingga

refrigeran dapat tersirkulasi dengan baik. Jenis kompresor yang biasa

dipergunakan pada showcase adalah kompresor hermetik. Pada kompresor

hermetik, motor listrik dan komponen – komponen yang lainnya menyatu dalam

satu rumah. Fase refrigeran ketika masuk dan keluar kompresor berupa gas.

Kondisi gas keluar kompresor berupa uap panas lanjut. Suhu gas refrigeran keluar

dari kompresor tinggi, lebih tinggi dari suhu kerja kondenser demikian pula

dengan nilai tekanannya. Proses berlangsung secara isentropic adiabatis. Pada

proses ini entalpi refrigeran mengalami kenaikan, sebesar : ∆h = h2-h1.

b. Kondensor

Fungsi dari kondensor untuk mengubah fase gas menjadi cair. Kondensor ini

merupakan tempat pembuangan kalor. Sebagai akibat dari kehilangan kalor,

kondisi refrigeran mengalami perubahan dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh,

kemudian mengalami proses pengembunan dan berubah menjadi cair.

Berlangsung pada tekanan dan suhu yang tetap.

c. Pipa Kapiler

Merupakan alat yang berfungsi menurunkan tekanan dan menurunkan

suhu. Pipa kapiler mempunyai diameter terkecil. Refrigeran yang mengalir di

(27)

besar, yang mengakibatkan proses penurunan tekanan. Diameter pipa kapiler yang

dipergunakan pada showcase adalah 0,026 in. Proses penurunan tekanan di dalam

pipa kapiler diasumsikan berlangsung pada entalpi konstan (proses yang ideal).

Pada saat masuk pipa kapiler, fase freon cair penuh, tetapi ketika masuk

evaporator fase freon berupa campuran fase cair dan gas.

d. Evaporator

Evaporator adalah tempat penyerapan kalor dan tempat terjadinya perubahan

fase Refrigeran dari cair menjadi gas. Di dalam evaporator refrigeran mengalami

proses penguapan dari refrigeran cair menjadi gas. Panas diambil dari

lingkungannya sehingga beban yang akan didinginkan menjadi dingin. Pipa

evaporator terbuat dari tembaga karena tembaga mudah menghantar panas dengan

baik. Pada proses perubahan fase terjadi peningkatan entalpi refrigeran yang

besarnya ∆h = h1-h4. Proses penguapan freon di evaporator berlangsung pada

tekanan dan suhu yang tetap.

e. Filter

Filter adalah alat yang digunakan untuk menyaring kotoran dalam sistem agar

tidak terjadi penyumbatan pada pipa kapiler. Misalnya sisa pengelasan yang

masuk sistem, korosi pipa, kotoran, serbuk-serbuk sisa pemotongan, atau uap air.

f. Termostat

Termostat berfungsi untuk mengatur suhu ruang pendinginan. Termostat akan

mematikan kompresor apabila suhu yang didapat telah sesuai dengan pengaturan

(28)

kompresor akan mati ketika suhu ruang mencapai suhu tersebut, dan menyala lagi

jika suhu lebih tinggi dari 5°C.

2.1.3 Refrigeran

Refrigeran adalah suatu zat yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi

cair dan sebaliknya, dipakai untuk mengambil kalor dari evaporator dan

membuangnya ke kondensor.

Macam – macam refrigeran diantaranya adalah :

a. Ammonia (NH3)

Ammonia (R717) digunakan secara luas pada refregerasi yang besar (industri).

Titik didih normalnya adalah 33°C. Ammonia mempunyai karakteristik bau

meskipun pada konsentrasi yang kecil di udara. Karena efek korosi dari ammonia,

tembaga atau campuran tembaga harus tidak digunakan pada mesin-mesin dengan

ammonia.

b. Refrigeran-12

Simbolnya R-12 dan rumus kimianya CCl2F2. Refrigeran ini tidak ramah

lingkungan, R-12 mempunyai titik didih -30°C pada tekanan 1 atm. R-12 ini

sudah mulai ditinggalkan pemakaiannya karena mampu merusak lapisan ozon.

c. Refrigeran - 22

Disimbolkan R-22 rumus kimianya CHCIF2 mempunyai titik didih -41°C

Refrigeran ini di gunakan untuk menggantikan R-12. Refrigeran ini juga tidak

(29)

d. Refrigeran - 134a

Refrigeran ini dilambangkan R-134a rumus kimianya CH3CHF2F. R134a

pada tekanan 101,3 kPa mempunyai titik didih – 26,2 °C dan memiliki titik beku –

96,6 °C. Refrigeran ini memiliki Tekanan kritis 4,06 MPa dan temperatur kritis 101,10 C. Refrigeran ini memiliki kelebihan tidak mudah terbakar, tidak merusak

ozon, memiliki kestabilan yang tinggi, dan ramah lingkungan. Kelemahan R-134a

harga belinya relatif mahal. Pada saat ini refrigeran ini banyak dipergunakan.

e. Refrigeran – 600a

Simbolnya R-600a dan rumus kimianya C4H10. Disebut juga isobutana yang

memiliki karbon tersier. Bobot molekul 58.12. Refrigeran ini cukup banyak di

gunakan untuk saat ini, R-600a sebagai pengganti R-12 karena kekhawatiran akan

semakin menipisnya lapisan ozon, sebab R-12 dapat merusak ozon.

2.1.4 Laju perpindahan Kalor

Laju perpindahan kalor pada mesin pendingin terdiri atas dua jenis yaitu laju

perpindahan kalor konduksi dan laju perpindahan kalor konveksi.

a. Laju perpindahan kalor konduksi

Laju perpindahan kalor secara konduksi adalah proses dimana kalor mengalir

dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah di dalam satu medium

yang diam (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang

(30)

b. Laju Perpindahan kalor konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi adalah proses transportasi energi dengan

kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan

mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi

antara permukaan benda padat dan cairan atau gas.

Perpindahan kalor secara konveksi terbagi menjadi dua cara, yaitu konveksi bebas

dan konveksi paksa.

1. Konveksi bebas

Perpindahan kalor konveksi bebas terjadi ketika fluida yang mengalir pada

proses perpindahan kalor mengalir tanpa adanya bantuan peralatan dari luar,

fluida mengalir karena ada perbedaan massa jenis. Pada umumnya perbedaan

massa jenis disebabkan karena adanya perbedaan suhu.

2. Konveksi paksa

Perpindahan kalor konveksi paksa terjadi ketika fluida yang mengalir pada

peroses perpindahan kalor mengalir dengan adanya alat bantu yang memaksa

fluida untuk mengalir. Alat bantu yang dipergunakan dapat berupa pompa,blower,

kipas angin atau kompressor.

2.1.5 Siklus Kompresi Uap pada Showcase

Siklus yang dipergunakan pada mesin pendingin showcase adalah siklus

kompresi uap. Komponen utama pada showcase adalah (a) kompresor, (b)

(31)

Fluida kerja yang dipergunakan pada siklus kompresi uap adalah refrigeran.

Skematik mesin showcase siklus kompresi uap tersajikan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Skematik mesin showcase dengan siklus kompresi uap

Siklus kompresi uap jika di sajikan pada diagram P-h dan diagram T-s

seperti terjadi pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4.

Proses yang terjadi pada siklus kompresi uap mesin refrigerasi :

● Proses (l -2)

Proses (l -2) adalah proses kompresi. Proses ini berlangsung di kompresor

secara isentropik adiabatik ( isoentropi atau entropi konstan ). Kondisi awal

refrigeran pada saat masuk di kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah,

(32)

Gambar 2.3 Diagram P-h

(33)

Proses berlangsung secara isentropik. Temperature refrigeran ke luar dari

kompresorpun meningkat.

● Proses (2-2a)

Proses (2-2a) adalah proses penurunan suhu. Proses ini berlangsung sebelum

memasuki kondensor. Refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi keluar

dari kompresor membuang kalor di kondensor sehingga fasenya berubah dari gas

panas lanjut menjadi cair.

● Proses (2a -3a)

Proses (2a -3a) adalah proses pembuangan kalor ke lingkungan sekitar kondenser

pada suhu yang tetap. Di kondensor terjadi pertukaran kalor antara refrigeran

dengan udara, kalor berpindah dari refrigeran ke udara yang ada sekitar

kondensor sehingga refrigeran mengembun menjadi cair. Di kondensor terjadi

isobar (tekanan sama) dan isotermal (suhu sama). Pada kondisi ini refrigeran

dalam kondisi zat cair karena proses kondensasi.

● Proses (3a-3)

Proses (3a-3) adalah proses pendinginan lanjut. Terjadi pelepasan panas yang

lebih besar dari pada yang dibutuhkan untuk kondensasi sehingga suhu refrigeran

cair yang keluar dari kondensor lebih rendah dari suhu pengembunan dan berada

pada keadaan cair super-dingin (cair terkompresi).

● Proses (3-4)

Proses (3-4) adalah proses ekspansi. Proses ini berlangsung di pipa kapiler secara

isoentalpi (entalpi sama). Hal ini berarti tidak terjadi penambahan entalpi tetapi

(34)

● Proses (4 -1a)

Proses (4 -1a) adalah proses evaporasi. Proses ini berlangsung di evaporator

secara isobar (tekanan sama) dan isotermal (suhu sama). Refrigeran dalam wujud

cair bertekanan rendah menyerap kalor dari lingkungan sekitar / media yang

didinginkan sehingga wujudnya berubah menjadi gas jenuh bertekanan rendah.

● Proses (1a ke 1)

Proses (1a ke 1) adalah proses pemanasan lanjut. Pada proses ini temperatur

refrigeran mengalami ( super heat ). Walaupun temperatur uap refrigeran ( super

heat ) naik, tetapi tekanan tidak berubah. Sebenarnya ada perubahan sedikit

namun perubahan – perubahan ini diabaikan dalam siklus refrigerasi.

2.1.6 Perhitungan Karakteristik Showcase

Dengan diagram entalpi-tekanan, besaran yang penting dalam siklus kompresi

uap dapat diketahui. Besaran-besaran kerja kompresi, laju pengeluaran kalor,

dampak refrigerasi, koefisien prestasi (COP).

a. Kerja kompresor (Win)

Kerja kompresor persatuan massa refrijeran merupakan perubahan entalpi pada

titik 1-2 di Gambar 2.3, yang dapat dihitung dengan persamaan (2.1)

Win = h2– h1 , kJ/kg (2.1)

Pada persamaan (2. l) :

Win : kerja kompresor persatuan massa refrigeran, kJ/kg

(35)

h1 : nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor, kJ/kg

b. Energi kalor persatuan massa refrijeran yang dilepas oleh kondenser (Qout)

Energi kalor persatuan massa refrijeran yang dilepas oleh kondenser merupakan

perubahan entalpi pada titik 2-3 di Gambar 2.3, perubahan entalpi tersebut dapat

dihitung dengan persamaan (2.2)

Qout = h2– h3, kJ/kg (2.2)

Pada persamaan (2.2) :

Qout : energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa

refrigeran, kJ/kg

h3 : nilai entalpi refrigeran saat keluar kondensor, kJ/kg

h2 : nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor, kJ/kg

c. Energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator (Qin)

Energi kalor persatuan massa yang diserap oleh evaporator merupakan proses

perubahan entalpi pada titik 4-1 di Gambar 2.3, perubahan entalpi tersebut dapat

dihitung dengan persamaan (2.3)

Qin = h1– h4, kJ/kg (2.3)

(36)

Qin : energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, kJ/kg

h1 : nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan nilai

entalpi pada saat masuk kompresor, kJ/kg

h4 : nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai

entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Karena proses pada pipa kapiler

berlangsung pada entalpi yang tetap maka nilai h4=h3, kJ/kg

d. Koefisien Prestasi / Coefficient Of Performance (COP)

Koefisien prestasi siklus kompresi uap standar adalah pembanding antara panas

yang dilepaskan dari ruang yang didinginkan dengan kerja yang disalurkan.

Dampak refrijerasi dibagi kerja kompresi, yang dapat dihitung dengan persamaan

(2.4)

COPaktual = Qin/Win = (h1-h4) / (h2-h1) ( 2.4)

Pada persamaan (2. 4) :

COPaktual : koefisien prestasi showcase aktual

Qin : kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, kJ/kg

Win : kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran, kJ/kg

h1 : nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan nilai

entalpi pada saat masuk kompresor, kJ/kg

h2 : nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor, kJ/kg

h4 : nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai

entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Karena proses pada pipa kapiler

(37)

e. Koefisien prestasi ideal (COPideal)

Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap standar dapat dihitung dengan

persamaan (2.5).

COPideal = (273,15 + Te ) / (Tc - Te ) ( 2.5)

Pada persamaan (2.5) :

COPideal : koefisien prestasi maksimum showcase

Te : suhu evaporator, oC

Tc : suhu kondensor, oC

f. Efisiensi showcase

Efisiensi showcase dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.6).

Efisiensi = COPaktual / COPideal ( 2.6)

Pada persamaan (2.6) :

COPideal : koefisien prestasi maksimum showcase

(38)

2.2 Tinjauan Pustaka

Anwar (2010) telah melakukan penelitian tentang efek beban pendinginan

terhadap performa system mesin pendingin. Penelitian tersebut bertujuan : (a)

membahas efek beban pendinginan terhadap kinerja sistem mesin pendinginan

meliputi kapasitas refrigerasi (b) menghitung koefisien prestasi mesin pendingin

(c) waktu pendinginan yang ideal pada mesin ini. Penelitian ini dilakukan dengan

batasan-batasan sebagai berikut: (a) beban pendinginan menempatkan bola lampu

60, 100, 200, 300, dan 400 watt, didalam ruang pendingin (b) data dianalisis

secara teoritis berdasarkan data eksperimen dengan focus model 802 (c) data

dianalisis secara teoritis berdasarkan data eksperimen dengan menentukan kondisi

refrigerant pada setiap titik siklus. Dari hasil penelitian didapatkan: (a)

peningkatan beban pendinginan menyebabkan koefisien prestasi system pendingin

akan membentuk kurva parabola (b) performa optimum pada pengujian selama 30

menit diperoleh pada bola lampu 200 watt dengan COP sebesar 2,64 (c) waktu

pendinginan diperoleh paling lama oleh beban paling tinggi ( bola lampu 400

watt).

Indriyanto (2013) telah melakukan penelitian karakteristik mesin kulkas

dengan panjang pipa kapiler 175 cm. Penelitian tersebut bertujuan: (a) : membuat

kulkas (b) mengetahui kerja kompresor kulkas (c) mengetahui kerja yang diserap

evaporator (c) mengetahu kalor yang di lepas kondensor (e) mengetahui COP.

Penelitian ini memberikan hasil. (a) kulkas ini dapat bekerja dengan baik mampu

(39)

mampu membuang kalor, kinerja kerja kompresor yang stabil, (c) rata-rata COP

yang kurang irit yaitu sebesar 2.20.

Leo (2013) telah melakukan penelitian tentang mesin pendingin air dengan

siklus kompresi uap. Penelitian tersebut bertujuan: (a) : membahas tentang beban

pendinginan air terhadap kinerja sistem mesin pendinginan (b) menghitung

koefisien prestasi mesin pendingin. Penelitian ini dilakukan dengan

batasan-batasan sebagai berikut: (a) refrigeran yang digunakan R134a (b) menggunakan

motor penggerak kompresor berkapasitas 1/8 Pk. Dari hasil penelitian didapatkan:

(a) rata-rata mesin pendingin prestasi kerjanya sebesar 5,1 dengan cop yang

sebesar itu berarti kinerja mesin pendingin cukup irit (b) kalor yang di serap

evaporator, kalor yang di buang kondensor, kerja kompresor yang sama pada

mesin pendingin pada umumnya.

Willis (2013) telah melakukan penelitian tentang penggunaan refrigeran

R22 dan R134a pada mesin pendingin. Penelitian tersebut bertujuan: (a)

menghitung potensi kerja refrigeran R22 yang dibandingkan dengan refrigeran

R134a (b) membahas refrigeran yang lebih ramah lingkungan antara R22 dengan

R134a. Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut: (a)

refrigeran yang digunakan R22 dan R134a (b) menggunakan mesin pengkodisian

udara motor penggerak kompresor berkapasitas 2HP. Dari hasil penelitian

didapatkan: (a) refrigeran R22 dari segi prestasi kerjanya lebih baik dari R134a,

tetapi tidak ramah lingkungan (b) refrigeran R134a lebih ramah lingkungan, tetapi

(40)

22

BAB III

PEMBUATAN ALAT

3.1 Persiapan

3.1.1 Komponen Showcase

Komponen yang digunakan didalam pembuatan Showcase adalah :

kompresor, kondensor, pipa kapiler, evaporator, filter, refrigeran R-134a, dan

refrigeran R-600a (refrigeran pengganti setelah R-134a diuji).

a. Kompresor

Spesifikasi kompresor yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(41)

Jenis kompresor : Hermetic

Seri kompresor : BES 3011

Voltase : 220 Volt

Daya kompresor : 1/10 PK

b. Kondensor

Spesifikasi kondensor yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 3.2 Kondensor

Jenis : Kondensor Tipe U, dengan jumlah U = 6

Diameter pipa : 0,47 cm

Bahan pipa : Besi

Jari – jari sirip : 0,5 mm

Jarak sirip : 5 mm

Panjang pipa : 6 m

(42)

c. Pipa kapiler

Spesifikasi pipa kapiler yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 3.3 Pipa kapiler

Panjang pipa kapiler : 1 meter

Diameter : 0,026 in

Bahan pipa kapiler : tembaga

d. Filter

Spesifikasi filter yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.4 Filter

Panjang filter : 9 cm

Diameter filter : 1,5 cm

(43)

e. Evaporator

Spesifikasi evaporator yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Gambar 3.5 Evaporator

Bahan pipa evaporator : tembaga

Bahan plat evaporator : alumunium

f. Refrigeran R-134a

Refrigeran R-134a dipergunakan sebagai fluida kerja showcase. Dalam

penelitian ini dipergunakan refrigeran R-134a karena lebih ramah lingkungan

(44)

Gambar 3.6 Refrigeran R-134a

g. Refrigeran R-600a

Refrigeran R-600a digunakan sebagai variasi pengganti R-134a setelah

refrigeran R-134a selesai diuji coba. Dalam penelitian ini mempergunakan

refrigeran R-600a karena memberikan keunggulan teknik pada tekanan rendah

dan suara kompresor yang halus.

(45)

3.1.2 Peralatan-Peralatan Pendukung Dalam Pembuatan Showcase

Peralatan pendukung adalah peralatan yang digunakan untuk membantu

mempermudah pengerjaan dalam pembuatan showcase.

a. Pemotong Pipa (Tube cutter)

Sebagai alat pemotong pipa tembaga agar diperoleh hasil potongan pada

pipa lebih baik dari pada pemotongan pipa dengan gergaji karena tatal akan

masuk sedalam pipa. Dengan menggunakan tube cutter potongan lebih rapi, serta

dapat mempermudah pengelasan pada proses selanjutnya.

Gambar 3.8 Tube cutter

b. Pembengkok Pipa

Pembengkok pipa berfungsi untuk membengkokkan pipa agar tidak gepeng atau

(46)

Gambar 3.9 Pembengkok pipa

c. Manifold gauge

Berfungsi untuk mengukur tekanan refrigeran atau freon dalam sistem

pendinginan baik dalam saat pengisian maupun pada saat beroperasi. Yang terlihat

dalam manifold gauge adalah tekanan evaporator atau tekanan hisap kompresor,

dan tekanan kondensor atau tekanan keluaran kompresor.

(47)

d. Charging manifold

Fungsinya untuk memeriksa tekanan pada saat pengisian refrigeran.

Sehingga refrigeran yang masuk sistem dapat diketahui.

Gambar 3.10 Charging manifold gauge

e. Alat las tembaga

Menambal, dan menyambung atau melepaskan sambungan pipa tembaga

pada proses pembuatan showcase.

f. Bahan las

Bahan las atau bahan tambah yang digunakan dalam penyambungan pipa

kapiler menggunakan bahan tambah perak kuningan dan borak. Untuk bahan

tambah borak digunakan jika penyambungan antara tembaga dan besi.

Penggunaan bahan tambah dikarenakan pada proses pengelasan tembaga akan

lebih merekat jika menggunakan borak sebagai pengikat dan kuningan / perak

(48)

Gambar 3.11 Alat las tembaga

Gambar 3.12 Bahan las

g. Metil

Cairan yang berfungsi untuk membersihkan saluran-saluran pipa kapiler.

Penggunaan sebanyak satu tutup botol metil.

(49)

h. Thermostat

Adalah alat yang digunakan untuk mengatur suhu evaporator. Jika suhu

yang diinginkan telah tercapai, maka kompresor akan mati.

Gambar 3.14 Thermostat

i. Pompa vakum

Pompa vakum digunakan untuk mengosongkan mesin pendingin showcase

dari gas – gas seperti udara dan uap air. Hal ini dilakukan agar tidak menggangu

proses refrigerasi. Karena uap air akan membeku dan membuat buntu pada filter,

sehingga mesin tidak dapat bekerja.

j. Aluminium batangan

Berfungsi untuk membuat rangka showcase. Rangka dibuat dari aluminium

karena aluminium tahan karat, ringan, dan cukup kuat untuk menahan komponen

(50)

Gambar 3.15 Pompa vakum

Gambar 3.16 Aluminium batangan

k. Akrilik

Akrilik digunakan sebagai tempat meletakkan evaporator. Sebagai ruang

pendinginan showcase karena warna akrilik transparan, tahan suhu rendah dan

(51)

Gambar 3.17 Lembaran akrilik

3.1.3 Pembuatan Showcase

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan showcase yaitu :

1. Mempersiapkan komponen utama pembuatan showcase seperti kompresor,

kondensor, pipa kapiler, filter, evaporator dan refrigeran R134a, komponen

pendukung pembuatan showcase seperti aluminium batangan, akrilik, alat

pemotong pipa, pompa vakum, manifold gauge, alat las, termostat dan

alat-alat yang dipergunakan dalam pembuatan showcase.

2. Membuat kerangka showcase yang terbuat dari aluminium. Rangka ini sebagai

tempat menempelnya evaporator, kompresor, dan kondensor. Bentuk rangka

ini dapat ditunjukkan pada Gambar 3.18.

3. Pada Gambar 3.1.9 (a) menunjukkan pemasangan akrilik yang pada rangka di

5 sisi pemasangan yaitu samping kanan, samping kiri, depan, belakang dan

bawah dan Gambar 3.1.9 (b) menunjukkan hasil pemasangan akrilik di rangka.

4. Kemudian pasang penutup atas pada rangka yang sudah terpasang akrilik

(52)

Gambar 3.18 Kerangka Showcase

Gambar 3.19 Pemasangan akrilik

Gambar 3.20 Pemasangan tutup

Samping kanan

Samping kiri belakang

depan

bawah

(53)

5. Pasang kompresor pada rangka bagian atas seperti Gambar 3.21.

6. Pasang evaporator di dalam rangka seperti Gambar 3.22.

7. Pasang kondensor di bagian belakang rangka showcase seperti yang

ditunjukkan Gambar 3.23.

Gambar 3.21 Pemasangan kompresor

(54)

Gambar 3.23 Pemasangan kondensor

8. Pasang filter di kondensor dan pipa kapiler dengan cara di las

Gambar 3.24 Pemasangan filter di kondensor

9. Terapkan juga potongan pipa kapiler dengan panjang kira-kira 10 cm pada

lubang out filter yang sudah dilas dengan kondensor.

(55)

11.Kemudian las pipa tekan kompresor dengan kondensor.

Gambar 3.25 Pengelasan antara kompresor dengan kondensor.

12.Sambungkan pipa penghubung antara pipa hisap (2) kompresor dengan

evaporator dan dilas.

(56)

13.Setelah itu, las pentil dengan pipa hisap (1) kompresor seperti Gambar 3.27

Gambar 3.27 Pengelasan antara kompresor dengan pentil.

14.Pemasangan alat ukur tekanan untuk high pressure dipasang diantara

kompresor-kondensor dan diantara kondensor-filter, sedangkan untuk low

pressure diantara kompresor-evaporator dan diantara evaporator-pipa kapiler.

Pemasangan dilas pada sambungan yang sudah dipersiapkan untuk sambungan

alat ukur.

15.Pasang thermostat pada showcase, dan juga kabel yang terhubung antara

thermostat dengan kompresor.

(57)

Gambar 3.28 Showcase yang sudah jadi.

3.1.4 Proses Pemvakuman

Agar showcase dapat digunakan, perlu dilakukan dan dibutuhkan beberapa

proses, yaitu proses pemetilan dan pemvakuman. Langkah-langkah tersebut yaitu :

a. Pengisian Metil

Pemberian metil pada pipa kapiler yang telah dipasang / dilas pada

evaporator, dengan cara yaitu :

1. Hidupkan kompresor dan tutup pentil tersebut.

2. Kemudian tuang metil kira-kira 1 tutup botol metil.

3. Berikan 1 tutup botol metil tersebut pada ujung pipa kapiler, yang kemudian

akan dihisap oleh pipa kapiler tersebut untuk membersihkan atau memastikan

bahwa tidak ada kotoran yang tersumbat di dalam pipa kapiler.

(58)

b. Pemvakuman

Merupakan proses untuk menghilangkan udara yang terjebak dalam

rangkaian, dengan cara :

1. Persiapkan charging manifold terlebih dahulu, dengan 1 selang yang

berwarna biru (low pressure), yang dipasang pada pentil yang sudah dipasang

dopnya, dan 1 selang berwarna merah ( high pressure ), yang dipasang pada

tabung freon.

2. Pada saat pemvakuman, kran charging manifold terbuka, dan kran tabung

freon tertutup.

3. Kemudian nyalakan kompresor, dan secara otomatis udara yang terjebak

dalam rangkaian akan keluar lewat potongan pipa kapiler pada yang telah

dilas dengan lubang out filter.

4. Pastikan bahwa udara yang terjebak telah habis dengan cara menggunakan

korek api yang telah dinyalakan dan ditaruh di depan ujung potongan pipa

kapiler.

5. Selain itu juga, pada jarum pressure gauge akan menunjukan angka yang

negatif ( secara maksimal ).

(59)

3.1.5 Proses Pengisian Refrigeran

Setelah selesai pemetilan dan pemvakuman proses terakhir pembuatan alat

adalah pengisian refrigeran. Pengisian refrigeran dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

a. Buka pentil yang sudah terpasang di pipa hisap kompresor, dan hubungkan

dengan 1 selang yang berwarna biru (low pressure), yang dipasang pada

pentil yang sudah dipasang dopnya, dan 1 selang berwarna merah ( high

pressure ), yang dipasang pada tabung yang berisi freon.

b. Pada kondisi ini kran pada tabung refrigeran masih dalam keadaan tertutup.

c. Putar kran pada tabung refrigeran secara perlahan sambil menghidupkan

kompresor sehingga tekanan pada charging manifold naik.

d. Tunggu hingga tekanan yang ditunjukkan charging manifold pada tekanan 10

psig.

e. Setelah tekanan tercapai tutup kran pada tabung refrigeran dan tutup pentil

yang terpasang di kompresor.

(60)

42

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Obyek yang Diteliti

Obyek yang diteliti adalah mesin showcase. Gambar 4.1 memperlihatkan

mesin showcase yang dijadikan obyek penelitian.

(61)

4.2 Skematik Alat Penelitian

Skematik mesin showcase yang diteliti tersaji pada Gambar 4.2

(a)

(b)

Gambar 4.2 Skematik alat penelitian showcase

(62)

Titik 1 : Posisi termokopel sebelum masuk kompresor.

Titik 3 : Posisi termokopel sebelum masuk pipa kapiler

Titik A : Posisi alat ukur tekanan sebelum kompresor

Titik B : Posisi alat ukur tekanan setelah kompresor

4.3 Alat Bantu penelitian

a. Termometer dan Termokopel

Termometer berfungsi untuk mengukur suhu atau temperatur pada saat

pengujian. Termokopel berfungsi sebagai sensor suhu yang digunakan untuk

mengubah perbedaan suhu menjadi perubahan tegangan..

b. Stopwatch

Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan dalam

pengujian.

c. Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk menentukan banyaknya air yang di masukkan

kedalam botol untuk diuji.

d. Pemanas air

Pemanas air digunakan untuk mengkalibrasi termometer yang akan

digunakan untuk pengujian. Kalibrasi bertujuan agar data yang didapat sesuai.

4.4 Alur Penelitian

Proses penelitian berlangsung selama 5 jam per hari, dan berlangsung

selama 5 kali. Setelah selesai 5 kali percobaan showcase diganti refrigeran dan

diuji kembali selama 5 jam per hari selama 5 kali. Data yang keseluruhan yang

(63)

4.5 Variasi penelitian

Variasi penelitian adalah jenis refrigeran, yaitu R-134a dan R-600a. Untuk

pertama showcase dialiri refrigeran R-134a dan diuji sebanyak 5 kali dalam 5 hari.

Kemudian refrigeran diganti denga R-600a diuji dengan cara yang sama.

4.6 Cara mendapatkan data

Sebelum mengambil data pastikan bahwa termometer sudah dikalibrasi.

Selanjutnya cara mendapatkan data melalui proses sebagai berikut :

a. Mengecek kebocoran refrigeran pada showcase, jika tekanan high pressure

dan low pressure turun sampai 0 psi berarti bocor dan harus diisi refigeran

lagi.

b. Mengisi botol kemasan 500 ml dengan air dan ditaruh di ruang pendinginan

showcase.

c. Memasang kabel termokopel di ruang pendinginan, evaporator, kondensor,

pipa masuk kompresor, pipa keluar kondensor,dan dalam botol uji.

d. Setelah tahap a,b, dan c selesai hidupkan showcase.

e. Yang perlu dicatat dalam pengambilan data yaitu :

T1 : Suhu refrigeran saat masuk kompresor, ( °C)

T3 : Suhu refrigeran di kondensor, ( °C)

P1 : Tekanan refrigeran masuk kompresor, Bar

P2 ; Tekanan refrigeran keluar kompresor, Bar

Proses pengambilan data diukur tiap 30 menit. Pengambilan data berhenti setelah

(64)

4.7 Cara mengolah data

Prosedur mengolah data sebagai berikut :

a. Data yang diperoleh dari penelitian dibuat tabel dan grafik agar mempermudah

pemahaman mengenai siklus kompresi uap dari R-600a dan R134a.

b. Data mentah yang didapat digunakan untuk mencari entalpi dari ph diagram.

Gambar 4.3 Contoh penggunaan ph diagram untuk mencari entalpi.

c. Setelah entalpi diketahui entalpi digunakan untuk mengetahui karakteristik

dari showcase dengan cara menghitung kalor yang dilepas oleh kondensor,

kalor yang diserap evaporator, kerja yang dilakukan kompresor, COP, dan

efisiensi dari mesin showcase tersebut.

(65)

Pengambilan kesimpulan didapatkan dari pengolahan data, dan tidak terlepas

dari tujuan penelitian yang telah dibuat di Bab I. Tujuan penelitian harus terjawab

(66)

48

BAB V

HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN, DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

a. Nilai Tekanan

Hasil penelitian untuk nilai tekanan masuk kompresor dan keluar kompresor yang

di untuk R-134a dan R-600a disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Nilai tekanan masuk dan keluar kompresor R-134a dan R-600

No t

b. Nilai Suhu Masuk Kompresor dan Keluar Kompresor

Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk kompresor dan keluar kompresor untuk

(67)

Tabel 5.2 Nilai suhu masuk kompresor dan keluar kompresor

c. Nilai Suhu Masuk Pipa Kapiler dan Keluar Pipa Kapiler

Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk pipa kapiler dan keluar pipa kapiler

untuk R-134a dan R-600a disajikan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Nilai suhu masuk pipa kapiler dan keluar pipa kapiler

(68)

d. Nilai Suhu Evaporator dan Kondensor

Hasil penelitian untuk nilai suhu evaporator dan kondensor untuk 134a dan

R-600a disajikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Nilai suhu evaporator dan kondensor

No t

Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg)

h1 h2 h3 h4 h1 h2 h3 h4

1 30 417 469 260 260 575 649 301 301

(69)

Lanjutan Tabel 5.5 Nilai Entalpi

No t ( menit)

R-134a R-600a

Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg)

h1 h2 h3 h4 h1 h2 h3 h4

a. Perhitungan energi kalor yang diserap evaporator (Qin)

Jumlah energi kalor yang diserap evaporator dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan (2.3) yaitu Qin = h1 – h4, kJ/kg. Sebagai contoh perhitungan untuk Qin

diambil data pada menit ke 270 dengan refrigeran R-134a ( data nilai entalpi

untuk perhitungan disajikan pada Tabel 5.5).

Qin = h1– h4 (kJ/kg)

= ( 418-261) kJ/kg

(70)

Tabel 5.6 Jumlah energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator

(71)

Gambar 5.2 Laju aliran yang diserap evaporator dengan R-600a

b. Perhitungan energi kalor yang dilepas kondensor (Qout)

Jumlah energi kalor yang dilepas kondensor dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan (2.2) yaitu Qout = h2– h3, kJ/kg. Sebagai contoh perhitungan untuk Qin

diambil data pada menit ke 270 dengan refrigeran R-134a ( data nilai entalpi

untuk perhitungan disajikan pada Tabel 5.5).

(72)

Tabel 5.7 Jumlah energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor

disajikan dalam bentuk grafik dan hasilnya seperti terlihat pada Gambar 5.3 untuk

refrigeran R-134a dan Gambar 5.4 untukrefrigeran R-600a.

(73)

Gambar 5.4 Laju aliran yang dilepas kondensor dengan R-600a

c. Kerja kompresor (Win)

Kerja kompresor (Win) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan ( 2.1 )

yaitu Win = h2– h1, kJ/kg. Sebagai contoh perhitungan untuk (Win) diambil data

pada menit ke 270 dengan refrigeran R-134a ( data nilai entalpi untuk perhitungan

(74)

Tabel 5.8 Nilai kerja kompresor

Dari Tabel 5.8 Kerja kompresor dapat disajikan dalam bentuk grafik dan hasilnya

seperti terlihat pada Gambar 5.5 untuk refrigeran R-134a dan Gambar 5.6 untuk

refrigeran R-600a.

(75)

Gambar 5.6 Kerja yang dilakukan kompresor dengan R-600a

d. Koefisien prestasi aktual (COPaktual)

Koefisien prestasi aktual (COPaktual) dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan ( 2.4 ) yaitu COPaktual = Qin/Win = (h1-h4) / (h2-h1). Sebagai contoh

perhitungan untuk (COPaktual) diambil data pada menit ke 270 dengan refrigeran

R-134a ( data nilai entalpi untuk perhitungan disajikan pada Tabel 5. 5).

(76)

Tabel 5.9 Koefisien prestasi aktual (COPaktual)

Dari Tabel 5.9 Koefisien prestasi aktual (COPaktual) dapat disajikan dalam bentuk

grafik pada Gambar 5.7 untuk refrigeran R-134a dan Gambar 5.8 untukrefrigeran

R-600a.

Gambar 5.7 Koefisien prestasi aktual showcase dengan R-134a COPaktual= 0,0001t + 3,176

(77)

Gambar 5.8 Koefisien prestasi aktual showcase dengan R-600a

e. Koefisien prestasi ideal (COPideal)

Koefisien prestasi ideal (COPideal) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

( 2.5 ) yaitu COPideal = (273,15 + Te ) / (Tc - Te ). Sebagai contoh perhitungan

untuk (COPideal) diambil data pada menit ke 270 dengan refrigeran R-134a ( data

nilai suhu untuk perhitungan disajikan pada Tabel 5.4).

COPideal = (273,15 + Te ) / (Tc - Te )

= (273,15 + (-17))/(45-(-17))

= 4,13

COPaktual= 0,0001t + 3,875

(78)

Tabel 5.10 Koefisien prestasi ideal (COPideal)

refrigeran R-134a dan Gambar 5.10 untuk refrigeran R-600a.

(79)

Gambar 5.10 Koefisien prestasi ideal showcase dengan R-600a

g. Efisiensi showcase (%)

Efisiensi showcase dapat dihitung dengan dengan menggunakan persamaan ( 2.6 )

yaitu Efisiensi = COPaktual / COPideal. Sebagai contoh perhitungan untuk

efisiensi showcase pada menit ke 270 dengan refrigeran R-134a (data nilai COP

untuk perhitungan disajikan pada Tabel 5.9 dan 5.10).

(80)

Tabel 5. 11 Perhitungan efisiensi showcase

Gambar 5.11 untuk refrigeran R-134a dan Gambar 5.12 untuk refrigeran R-600a.

(81)

Gambar 5.12 Efisiensi showcase dengan R-600a

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian untuk energi kalor yang diserap evaporator persatuan

massa refrigeran pada waktu t = 30 menit sampai t = 300 menit disajikan pada

Gambar 5.1 dan Gambar 5.2. Jika energi kalor yang diserap evaporator Qin

dinyatakan terhadap waktu t maka akan didapat persamaan sebagai berikut : Qin =

0,003t + 155,4 ( berlaku untuk kondisi waktu t = 30 menit sampai t=300 menit

dengan refrigeran R-134a). Qin = -0,016t + 273( berlaku untuk kondisi waktu t =

30 menit sampai t=300 menit dengan refrigeran R-600a). Pada gambar 5.13

menunjukkan grafik perbandingan antara R-134 dan R-600a pada proses

penyerapan kalor di evaporator. Nilai kalor yang diserap evaporator R-600a lebih

(82)

Gambar 5.13 Energi kalor yang diserap evaporator R-134a dan R-600a

R-600a kalor yang diserap 269 kJ/kg -274 kJ/kg lebih unggul dari R-134a

dengan kalor yang diserap 154 kJ/kg - 157 kJ/kg karena entalpi pada titik 4 di

R-600a lebih tinggi yaitu 301 kJ/kg -304 dibanding R-134 yang hanya memiliki 260

kJ/kg 263 kJ/kg dan entalpi pada titik 1 di R600a lebih tinggi yaitu 571 kJ/kg

-575 kJ/kg dibanding R-134 yang hanya memiliki 417 kJ/kg - 418 kJ/kg. (nilai

entalpi dan nilai kalor yang diserap dapat dilihat di Tabel 5.6)

Hasil penelitian untuk energi kalor yang dilepas kondensor persatuan

massa refrigeran pada waktu t = 30 menit sampai t = 300 menit disajikan pada

Gambar 5.3 dan Gambar 5.4. Jika energi kalor yang dilepas kondensor Qout

dinyatakan terhadap waktu t maka akan didapat persamaan sebagai berikut : Qout =

-0,008t + 204,6 ( berlaku untuk kondisi waktu t = 30 menit sampai t=300 menit

dengan refrigeran R-134a). Qout = -0,033t + 343,7 ( berlaku untuk kondisi waktu t

(83)

dilepas kondensor R-600a lebih tinggi dibanding R-134a dengan selisih keduanya

131 kJ/kg sampai 136 kJ/kg.

Gambar 5.14 Energi Kalor yang dilepas kondensor R-134a dan R-600a

R-600a dengan kalor yang dilepas kondensor 333 kJ/kg - 348 kJ/kg lebih unggul

dari R-134a dengan kalor yang dilepas kondensor 200 kJ/kg - 209 kJ/kg karena

entalpi pada titik 3 di R-600a lebih tinggi yaitu 301 kJ/kg -305 dibanding R-134

yang hanya memiliki 260 kJ/kg - 263 kJ/kg dan entalpi pada titik 2 di R-600a

lebih tinggi yaitu 638 kJ/kg - 648 kJ/kg dibanding R-134 yang hanya memiliki

461 kJ/kg - 469 kJ/kg. (nilai entalpi dan nilai kalor yang dilepas dapat dilihat di

Tabel 5.7). Pada ph diagram proses pendinginan lanjut kurang karena kondensor

kurang panjang sehingga lebih baik jika kondensor lebih panjang dari 6 m

sehingga pendinginan lanjut maksimal.

Hasil penelitian untuk kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa

(84)

5.5 dan Gambar 5.6. Jika kerja yang dilakukan kompresor Win dinyatakan

terhadap waktu t maka akan didapat persamaan sebagai berikut : Win = -0,011t +

49,2 ( berlaku untuk kondisi waktu t = 30 menit sampai t=300 menit dengan

refrigeran R-134a). Win = -0,017t+ 70,73 ( berlaku untuk kondisi waktu t = 30

menit sampai t=300 menit dengan refrigeran 600a). Nilai kerja kompresor

R-600a lebih tinggi dibanding R-134a dengan selisih keduanya 19 kJ/kg sampai 32

kJ/kg.

Gambar 5.15 Kerja kompresor R-134a dan R-600a

600a dengan nilai kerja kompresor 65 kJ/kg - 75 kJ/kg lebih unggul dari

R-134a dengan nilai kerja kompresor 43 kJ/kg - 52 kJ/kg karena entalpi pada titik 1

di R-600a lebih tinggi yaitu 571 kJ/kg - 575 dibanding R-134 yang hanya

memiliki 417 kJ/kg - 418 kJ/kg dan entalpi pada titik 2 di R-600a lebih tinggi

yaitu 638 kJ/kg - 648 kJ/kg dibanding R-134 yang hanya memiliki 461 kJ/kg -

(85)

Hasil penelitian untuk koefisien prestasi aktual pada waktu t = 30 menit

sampai t = 300 menit disajikan pada Gambar 5.7 dan Gambar 5.8. Jika koefisien

prestasi aktual COPaktual dinyatakan terhadap waktu t maka akan didapat

persamaan sebagai berikut : COPaktual = 0,000t + 3,176 ( berlaku untuk kondisi

waktu t = 30 menit sampai t=300 menit dengan refrigeran R-134a). COPaktual =

0,000t + 3,875 ( berlaku untuk kondisi waktu t = 30 menit sampai t=300 menit

dengan refrigeran R-600a). Gambar 5.16 menunjukkan koefisien performa aktual

perbandingan R-134a dengan R-600a.

Gambar 5.16 Koefisien prestasi aktual R-134a dan R-600a

R-600a dengan koefisien prestasi aktual 3,6 - 4,15 lebih unggul dari R-134a

dengan koefisien prestasi aktual 3,02 - 3,63 karena kalor yang diserap di R-600a

lebih tinggi yaitu 267 kJ/kg – 274 kJ/kg dibanding R-134 yang hanya memiliki

(86)

– 75 kJ/kg dibanding R-134 yang hanya memiliki 43 kJ/kg - 52 kJ/kg. (nilai

koefisien prestasi aktual dapat dilihat di Tabel 5.9)

Hasil penelitian untuk koefisien prestasi ideal pada waktu t = 30 menit

sampai t = 300 menit disajikan pada Gambar 5.9 dan Gambar 5.10. Jika koefisien

prestasi ideal COPideal dinyatakan terhadap waktu t maka akan didapat persamaan

sebagai berikut : COPideal = 4,13 ( berlaku untuk kondisi waktu t = 30 menit

sampai t=300 menit dengan refrigeran R-134a). COPideal = -8.10-5t + 4,884

( berlaku untuk kondisi waktu t = 30 menit sampai t=300 menit dengan refrigeran

600a). Gambar 5.17 menunjukkan koefisien performa ideal perbandingan

R-134a dengan R-600a

Gambar 5.17 Koefisien prestasi ideal R-134a dan R-600a

R-600a dengan koefisien prestasi ideal 4,5 - 5,08 lebih unggul dari R-134a

dengan koefisien prestasi ideal 4,13 karena suhu evaporator di R-600a lebih

(87)

lebih tinggi yaitu 43°C - 47°C dibanding R-134 yang hanya memiliki 45°C. (nilai

suhu dan nilai koefisien ideal dapat dilihat di Tabel 5.4 dan Tabel 5.10)

Hasil penelitian untuk efisiensi showcase pada waktu t = 30 menit sampai

t = 300 menit disajikan pada Gambar 5.11 dan Gambar 5.12. Jika efisiensi

showcase ṁ dinyatakan terhadap waktu t maka akan didapat persamaan sebagai

berikut : η = 0,019t + 76,94 ( berlaku untuk kondisi waktu t = 30 menit sampai

t=300 menit dengan refrigeran R-134a). η = 0,013t + 79,72 ( berlaku untuk

kondisi waktu t = 30 menit sampai t=300 menit dengan refrigeran R-600a).

Gambar 5.18 menunjukkan efisiensi showcase perbandingan 134a dengan

R-600a

(88)

Efisiensi R-600a lebih tinggi dari R-134a karena koefisien prestasi ideal dan

koefisien prestasi aktual lebih tinggi R-600a. Gambar 5.21 membuktikan bahwa

(89)

71

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik

showcase dengan freon R-134a dan R-600a memberikan beberapa kesimpulan :

a. Showcase sudah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik.

b. Untuk R-134a : Energi kalor yang diserap evaporator pada saat t = 300 menit

sebesar 156,3 kJ/kg, untuk saat t = 30 menit sampai t = 300 menit Qin dapat

dinyatakan dengan persamaan Qin = 0,003t + 155,4, berlaku untuk 30 ≤ t ≤ 300.

Untuk R-600a : Energi kalor yang diserap evaporator pada saat t = 300 menit

sebesar 268,2 kJ/kg, untuk saat t = 30 menit sampai t = 300 menit Qin dapat

dinyatakan dengan persamaan Qin = -0,016t + 273, berlaku untuk 30 ≤ t ≤ 300

c. Untuk R-134a : Energi kalor yang dilepas kondensor pada saat t = 300 menit

sebesar 204,6 kJ/kg, untuk saat t = 30 menit sampai t = 300 menit Qout dapat

dinyatakan dengan persamaan Qout = -0,008t + 204,6, berlaku untuk 30 ≤ t ≤

300 Untuk R-600a : Energi kalor yang dilepas pada saat t = 300 menit sebesar

333,7 kJ/kg, untuk saat t = 30 menit sampai t = 300 menit Qout dapat

dinyatakan dengan persamaan Qout = -0,033t + 343,7, berlaku untuk 30 ≤ t ≤

300

d. Untuk R-134a : Kerja yang dilakukan kompresor pada saat t = 300 menit

sebesar 45,9 kJ/kg, untuk saat t = 30 menit sampai t = 300 menit Win dapat

Gambar

Gambar 5.16
Gambar 2.1 Showcase
Gambar 2.2 Skematik mesin showcase dengan siklus kompresi uap
Gambar 2.3 Diagram P-h
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Batu gunung yang bermutu baik dengan pembakaran yang sempurna, bebas dari rongga yang mengandung tanah yang dapat mempengaruhi kekuatan pasangan pondasi dan memenuhi

In this paper, analysis of two prominent on-demand routing protocols: Ad Hoc On-Demand Distance Vector (AODV) Routing and Dynamic Source Routing (DSR), for the static Ad Hoc network

Pokja Pengadaan Barang/Jasa pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen,

[r]

Sepanjang penelusuran terhadap buku-buku sejarah, penulis belum menemukan informasi waktu terjadinya peristiwa tersebut dan analisis garis tanggal (data astronomis) menjadi

Media pembelajaran berupa buku yang diterapkan dengan aplikasi augmented reality berupa marker dapat membantu meningkatkan minat masyarakat Indonesia dalam membaca