• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No.2 – Juli – Desember 2019; hal. 50-55 p-ISSN : 2655-2418; e-ISSN : 2655-7630

journal homepage: https://ejournal.akperrspadjakarta.ac.id

Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

Al-Bahra1, Memed Sena Setiawan2

1Program Studi Magister Teknik Informatika – Universitas Raharja, Tangerang 2Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

Abstrak

Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah manajemen waktu. Lima aspek manajemen waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyusunan daftar kegiatan, skala prioritas, perkiraan waktu, alokasi waktu, dan evaluasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara manajemen waktu dengan prestasi belajar mahasiswa Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan metode survai dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer dengan instrumen penelitian berupa angket dan data sekunder tentang prestasi belajar mahasiswa yang dilihat dari nilai indeks prestasi mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta tahun 2018, yaitu mahasiswa tingkat 1. Mahasiswa tingkat 1 pada Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta yang menjawab kuesioner pada periode 22-23 Januari 2018, yaitu 37 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden yang berpendapat baik terhadap 5 aspek manajemen waktu adalah 51,4% (19 orang) dan buruk 48,6% (18 orang). Terdapat 75,7% mahasiswa (28 orang) berprestasi dengan sakal antara 3,26-3,5. Semakin buruk manajemen waktu, maka nilai prestasi belajar makin turun (< 3,26). Secara statistik hubungan ini bermakna (p<α).

Kata Kunci : Prestasi Belajar Mahasiswa, Manajemen Waktu, Lima Aspek Manajemen Waktu.

Abstract

Learning achievement is the maximum effort achieved by someone after carrying out learning efforts. One of the factors that influence learning achievement is time management. The five aspects of time management used in this study are the preparation of a list of activities, priority scale, estimated time, time allocation, and evaluation. The purpose of this study was to determine the relationship between time management and student achievement in Nursing Academy Gatot Soebroto Jakarta Hospital. This research is an analytic study using survey method with cross sectional approach. The data used are primary data with a research instrument in the form of a questionnaire and secondary data about student learning achievement as seen from the value of student achievement index. The population in this study were all students of Nursing Academy Gatot Soebroto Jakarta Hospital in 2018, namely level 1 students. Level 1 students at the Nursing Academy Gatot Soebroto Jakarta Hospital who answered the questionnaire in the period 22-23 January 2018, namely 37

1 E-mail : albahra@raharja.info

(2)

respondents. The results of this study indicate that the average respondents who think good of the 5 aspects of time management are 51.4% (19 people) and bad 48.6% (18 people). There are 75.7% of students (28 people) with sacred achievement between 3.26-3.5. The worse the time management, the lower the value of learning achievement (<3.26). Statistically this relationship was significant (p <α).

Keywords: Student Learning Achievement, Time Management, Five Aspects of Time Management.

Pendahuluan

Dunia mahasiswa adalah dunia yang dinamis. Karena kedinamisannya, banyak mahasiswa yang kurang cermat dalam mengatur waktu sehari-hari. Baginya, dunia perguruan tinggi dirasa begitu menyibukkan, sampai ada yang stress, merasa tertekan dan pola hidupnya kurang tertata baik. Hal ini disebabkan karena buruknya manajemen waktu mahasiswa.

Kualitas pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini terlihat dari rata-rata kemampuan mahasiswa di Indonesia yang masih sangat rendah, sehingga prestasi belajar yang mereka peroleh tidak optimal. Rendahnya mutu pendidikan ini tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.

Masalah aktual yang dihadapi mahasiswa adalah rendahnya daya serap, daya ingat, konsentrasi, susah mengatur waktu, kurangnya minat belajar, mencatat dan membaca. Kebanyakan mahasiswa tidak mampu mengatur waktunya dengan baik dan efektif, bahkan tidak sedikit dari mereka yang merasa kekurangan waktu untuk belajar. Seringkali permasalahan yang timbul bukan karena terlalu banyaknya kegiatan yang menyita waktu, melainkan pengelolaan dan penggunaan waktu yang masih belum baik, sehingga mereka selalu mengalami kesulitan dalam membagi waktu kegiatan yang meliputi waktu belajar, waktu bekerja, kegiatan sosial maupun waktu bagi diri sendiri secara efektif.

Manajemen waktu adalah suatu teknik pengembangan kepribadian yang

mengajarkan mahasiswa cara yang efektif untuk menggunakan waktu dan memformatnya untuk kebutuhan. Dalam manajemen waktu, mahasiswa dilatih untuk mengelola waktu secara efisien dengan membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan waktu agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan, yang dimulai dari penyusunan jadwal kegiatan, skala prioritas, perkiraan waktu untuk suatu kegiatan, sampai evaluasi terhadap penerapan jadwal kegiatan yang telah dibuat, sehingga setiap waktu yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara produktif.

Baik atau tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa bergantung dari bagaimana mereka menyikapi waktu yang mereka miliki. Meskipun tidak mutlak, namun manajemen waktu yang baik turut menentukan keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Mahasiswa yang sukses lebih sering menghadiri jam pelajaran dan lebih setia pada jadwal yang telah mereka susun, serta mempunyai catatan dan waktu jam belajar lebih lengkap.

Banyak hal yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar seorang mahasiswa, antara lain adalah kualitas mahasiswa yang diterima oleh suatu instansi pendidikan. Kampus dengan input mahasiswa yang rata-rata kemampuannya sudah baik akan memiliki prestasi belajar yang baik pula.

Faktor bakat, minat, motivasi, aspek kognitif dan yang lainnya juga ikut menentukan pencapaian prestasi belajar selain manajemen waktu. Dalam beberapa fakta, ditemukan bahwa mereka yang

(3)

memiliki prestasi yang baik mempunyai kecenderungan untuk mengelola waktu yang dimiliki dengan baik pula.

Dari uraian di atas dapat terlihat manajemen waktu mempunyai pengaruh dalam proses belajar mahasiswa. Meskipun masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya, namun hal ini bisa menjadi salah satu penentu tercapainya target atau tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara manajemen waktu dengan prestasi belajar mahasiswa AKPER RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan metode survai dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer dengan instrumen penelitian berupa angket dan

data sekunder tentang prestasi belajar mahasiswa yang dilihat dari nilai indeks prestasi mahasiswa.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta tahun 2018, yaitu mahasiswa tingkat 1. Mahasiswa tingkat 1 pada AKPER RSPAD Gatot Soebroto Jakarta yang menjawab kuesioner pada periode 22-23 Januari 2018, yaitu 37 responden.

Hasil

Manajemen Waktu Mahasiswa

Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2018

Untuk mengetahui gambaran tentang kondisi manajemen waktu dilakukan pengukuran terhadap lima aspek manajemen waktu, yaitu penyusunan daftar kegiatan, skala prioritas, perkiraan waktu, alokasi waktu, dan evaluasi.

Tabel-1 Penilaian Responden Terhadap Aspek Manajemen Waktu

Aspek manajemen waktu Baik Buruk

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

Penyusunan daftar kegiatan 18 48,6 19 51,4

Skala prioritas 16 43,2 21 56,8 Perkiraan waktu 22 59,4 15 40,6 Alokasi waktu 20 54,0 17 46,0 Evaluasi 17 45,9 20 54,1 Total 93 92 Rata-Rata (mean) 19 51,4 18 48,6

Pada Tabel-1, tampak bahwa rata-rata responden yang berpendapat baik terhadap 5 aspek manajemen waktu adalah 51,4% dan buruk 48,6%.

Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2018

Tabel-2 Prestasi Belajar Mahasiswa, 2018 Skala nilai Frekuensi Persen

2,75-3,00 1 2,7

3,10-3,25 3 8,1

3,26-3,50 28 75,7

3,51-3,75 5 13,5

Total 37 100

Pada Tabel-2, tampak 75,7% mahasiswa (28 orang) berprestasi antara 3,26-3,5.

Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2018

Untuk mendapatkan “hubungan manajemen waktu dengan prestasi belajar”, digunakan uji statistik Fisher Exact.

(4)

Tabel-3 Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar dan Manajemen Waktu Mahasiswa

Nilai Manajemen Waktu Total P

Baik % Buruk %

2,75-3,00 0 0 1 100 1

3,10-3,25 0 0 4 100 4 0,006

3,26-3,50 16 59,2 11 40,3 27

3,51-3,75 3 60,0 2 40,0 5

Berdasarkan Tabel-3, makin buruk manajemen waktu, maka nilai prestasi belajar makin turun (< 3,26). Secara statistik hubungan ini bermakna (p<α).

Pembahasan

Manajemen Waktu

Dalam penelitian ini manajemen waktu diukur dengan lima aspek manajemen waktu terhadap 37 responden. Dari hasil penelitian pada skala prioritas, responden yang berada pada kategori baik yaitu sebanyak 43,2% (16 orang) dan kategori buruk sebanyak 56,8% (21 orang). Mereka yang masuk ke dalam kategori buruk ini pada umumnya disebabkan karena kurang mampu menentukan skala prioritas untuk semua kegiatan yang direncanakan dan kurangnya disiplin dalam melakukan prioritas tersebut atau mendahulukan kegiatan yang tidak menjadi prioritas.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Heuken bahwa permasalahan yang dialami oleh mereka yang tidak mampu menentukan skala prioritas dari kegiatan–kegiatan yang telah mereka rencanakan pada umumnya terletak pada hal-hal berikut, yaitu: ketidakmampuan untuk untuk menetapkan prioritas, ketidakmampuan atau ketidakinginan untuk mengatur disekitar prioritas itu atau tidak adanya disiplin untuk melaksanakan prioritas. Namun kebanyakan orang menyatakan bahwa kesalahan utama mereka terletak pada kurangnya disiplin untuk melaksanakan prioritas tersebut. Sedangkan sisanya yaitu 16 orang (43,2%) masuk ke dalam kategori baik. Ini artinya bahwa mereka dianggap sudah mampu menentukan skala prioritas untuk semua kegiatan yang mereka rencanakan dan sudah mampu menentukan

kegiatan yang harus diprioritaskan pada jadwal yang mereka buat.

Dari hasil penelitian didapat bahwa alokasi waktu responden berada pada kategori baik yaitu sebanyak 56,8% (21 orang) dan kategori buruk sebanyak 43,2% (16 orang). Mahasiswa yang termasuk dalam kategori baik ini, mereka selalu belajar pada saat mereka bisa berkonsentrasi dan mereka tidak membiarkannya berlalu begitu saja sehingga lebih mampu mengenal kapan waktu efektif yang mereka miliki.

Kunci dari pengelolaan waktu yang berhasil adalah tidak menunda pekerjaan yang paling penting, ini artinya harus memberikan seluruh kemampuan untuk melaksanakan hal terpenting dari alokasi waktu yang tepat. Menurut Hasmyani, (2004) kunci dari penentuan alokasi waktu dari setiap kegiatan ini adalah kemampuan untuk mengenal kapan waktu puncak produktif yang dimiliki. Tiap orang memiliki waktu puncak produktif yang berbeda-beda. Ada tipe orang yang lebih bisa berkonsentrasi pada pagi hari dan ada yang lebih suka bekerja dimalam hari. Dalam hal ini, setiap orang harus mampu memanfaatkan sebisa mungkin waktu puncak produktif tersebut untuk hal yang memang menuntut konsentrasi tinggi, seperti belajar.

Prestasi Belajar

Berdasarkan Tabel-3, responden yang mempunyai prestasi belajar lebih besar berada pada skala nilai antara 3,25-3,5 sebanyak 75,7% (28 orang) dan paling kecil berada pada skala nilai 2,75-3,00 sebanyak 2,7% (1 orang). Hal ini disebabkan karena prestasi belajar mahasiswa Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta tidak banyak bervariasi ditunjukan dari yang terbanyak

(5)

berada pada skala nilai yang lebih besar, yaitu antara 3,25-3,5 sebanyak 70,2% (26 orang).

Menurut Christantie, J.I & Hartanti (1997) hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilihat dari dua sisi, pada satu sisi adalah hasil langsung yang berkenaan dengan diri siswa sendiri dan pada sisi lain merupakan hasil tak langsung berupa dampak terhadap lingkungannya. Prestasi belajar adalah hasil dari usaha seseorang dalam perbuatan belajar, apakah hasil belajar di sekolah maupun di luar sekolah. Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prestasi Belajar

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen waktu dengan prestasi belajar siswa. Ini ditunjukkan dengan P-Value<0,05 atau 0,006<0,05. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa semakin baik manajemen waktu yang dimiliki siswa maka semakin baik pula prestasi yang dapat mereka capai. Demikian juga sebaliknya, semakin buruk manajemen waktu yang dimiliki oleh siswa maka semakin rendah prestasi belajar yang dapat dicapai oleh siswa.

Manajemen waktu memungkinkan siswa mengatur dan menformat waktu yang mereka miliki sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini mereka diajarkan bagaimana menggunakan waktu secara terarah, efektif dan efisien. Baik waktu untuk belajar maupun untuk kegiatan lainnya. Semakin baik pengelolaan waktu belajar dengan memperhatikan keseimbangan waktu untuk kegiatan lainnya maka akan memberikan pengaruh yang semakin baik pula terhadap prestasi belajar yang dapat dicapai.

Menurut Hasmyani, (2004), cara bagaimana waktu digunakan sangat mempengaruhi bukan saja prestasi, melainkan juga karier dan kehidupan. Mengetahui segala prinsip dan teknik belajar tidak ada gunanya jika tidak dapat membagi dan menggunakan waktu dengan baik.

Di samping itu menurut Douglass, E.M & Douglass, D.N, (1980), masih banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar seseorang seperti faktor internal yaitu meliputi kondisi fisik, psikologi seperti bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Selain faktor internal, masih ada faktor eksternal yang juga mempengaruhi hasil belajar seperti lingkungan alam, sosial dan instrumental.

Namun meskipun demikian, manajemen waktu turut memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa karena tidak jarang siswa mencapai prestasi lebih rendah dari apa yang mungkin dicapai dengan potensi yang sebenarnya disebabkan karena pengelolaan waktu yang buruk.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kirana (2008) mengatakan bahwa penentu keberhasilan dan kegagalan seseorang diatribusikan oleh kemampuan, upaya (usaha), kesulitan tugas dan keberuntungan. Keberhasilan dipengaruhi oleh motivasi mereka. Sub komponen yang mengawali aspek motivasi adalah kesadaran akan adanya kebutuhan dalam diri individu.

Sebelum seseorang mempunyai kemauan menentukan pilihan untuk belajar atau tidak, di dalam diri orang tersebut muncul kesadaran akan kebutuhannya. Pada saat seorang siswa menyadari kebutuhannya untuk berprestasi maka akan mendorong mereka untuk melakukan usaha yang mendukung pada terpenuhinya kebutuhan tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesesuaian hasil penelitian yang didapatkan dengan teori yang ada. Manajemen waktu memang memiliki hubungan dengan prestasi belajar, namun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Ekonomi, lingkungan, mutu sekolah, kecerdasan, usaha, minat dan motivasi mempunyai pengaruh terhadap prestasi yang mereka peroleh

(6)

Kesimpulan

Dari 37 responden yang diteliti 51,4% responden mempunyai manajemen waktu yang baik dan prestasi belajar terbanyak antara 3,26-3,50 (75,7%). Terdapat hubungan yang bermakna antara manajemen waktu dengan prestasi belajar mahasiswa.

Saran

1. Sebaiknya dalam pembelajaran diberikan materi manajemen waktu. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan jumlah responden yang lebih banyak.

Daftar Pustaka

[1]. Adolf, Heuken SJ dkk. 1979. Pedoman untuk Mengenal

Diri, Tantangan Membina

Kepribadian, Jilid I & II cet. ke-3. Yogyakarta: Kanisius.

[2]. Azwar, S.2009. Reliabilitas Dan Validitas. Cetakan IX. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

[3]. Christantie, J.I & Hartanti. 1997. Hubungan antara Prestasi Belajar Terhadap Jurusan A-1, A-2, A-3 dan motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar. Anima, Vol XII. No 47, April-Juli 1997.

[4]. Douglass, E.M & Douglass, D.N. 1980. Manage your time, manage yuor work, manage yuor self. New York: Amacom.

[5]. Feist, J., Feist, G. 2009. Theories of Personality, 7th edition. New York: McGraw-Hill.

[6]. Gagne, M. & Shepard, M.G.a.M. 1985. A comparison between distance and traditional graduate accounting class. T.H.E. Journal international of psychological studies, Vol.2 No. 2.

[7]. Hasmyani, B.2004. Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kebiasaan Belajar Dan Pengisian Waktu Luang Pada Siswaa Sekolah Dasar Karangwuni 1 Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Program Pascsarjana UGM.

[8]. Kirana, A. 2008. Hubungan antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Surakarta. Fakultas Psikologi UMS.

[9]. Macan, 1990. Time Manajemen: Test of proses Model. American Journal of Health Studies; 2000; 16, 1; ProQuest Research Library pg. 41 [10].Pamangsah, A. 2008. Hubungan

antara manajemen Diri Dengan Prokratinasi Kerja Pada Pegawai Negeri Silpil. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Surakarta. Fakultas Psikologi UMS.

[11].Purwanto, N. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Kosda Karya.

[12].Rahardi.N 2009. Manajemen Waktu

untuk Mahasiswa.

http://www.topcities.com Diakses pada tanggal 28 mei 2012.

[13].Safrudin. 1998. Pengaruh hubungan Manusia di kalangan Murid Terhadap Prestasi Belajr di SD. Jurnal Analisis Pendidikan, no 1, EDISI II. Hal 1421.

[14].Sardiman.2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[15].Sari, A.N. 2010. Hubungan Antara Manajemen Waktu Dengan Prokratinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Berwirausaha. Skripsi. Surakarta. Fakultas Psikologi UMS.

[16].Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

[17].Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Andi Offset Press.

[18].Syah, M. 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu faktor dari nyeri punggung bawah yang dialami pekerja adalah sikap kerja yang tidak alamiah yang menyebabkan tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya

Symbols as a Reflection of the Author’s Point of View toward Death In this part the writer will try to explain how Edgar Allan Poe’s short story “The Tell Tale Heart” reveals

5.2.2 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Pemegang Polis Dengan Permintaan Polis Asuransi Di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Syariah Padang..57.. 5.3 Uji

[r]

Jika sebuah benda bermuatan didekatkan pada bagian kepala elektroskop, muatan yang berlainan jenis dengan muatan benda akan berkumpul di kepala elektroskop.. Muatan listrik di

Sedangkan pada percobaan kedua, setelah otak katak dirusak, sehingga hanya memiliki sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf, tidak terjadi gerak refleks pada

Figure 2 shows the growth rates of the (010) face from borax crystals with initial crystal size between 40-160 µm at 25 °C and relative supersaturation of 0.807 under various

Esta es la pantalla de Datos Generales, podemos ver la configuración de la caja inicial, desde acá podemos indicar por ejemplo, que cada vez que se inicie la caja del día, ésta