• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRAFT SURAT PERJANJIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DRAFT SURAT PERJANJIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

DRAFT SURAT PERJANJIAN

PENGADAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM OPERASI TERPADU (SOT) ASSET LIFECYCLE MANAGEMENT BERBASIS SOT COMMON FRAMEWORK (CF)

A N T A R A

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKKMIGAS)

DENGAN ……….

Nomor : PJN - ______________________

Pada hari ini _______, tanggal _______, bulan _________, tahun ________, para pihak yang bertandatangan dibawah ini:

I. SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK MIGAS), suatu satuan kerja khusus yang diberikan tugas oleh Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) untuk menyelenggarakan pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2012 jo. Peraturan Presiden Nomor 09 Tahun 2013 jo. Peraturan MESDM Nomor 09 Tahun 2013, berkantor di Gedung Wisma Mulia, Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 42, Kel. Kuningan Barat, Kec. Mampang Prapatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan 12710, dalam perbuatan hukum ini secara sah diwakili oleh Hadi Permana selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang ditetapkan

dengan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran SKK Migas Nomor KEP-0001/SKPA0000/2015/S0 tanggal 20 Januari 2015 tentang Penunjukan Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK), Pejabat Penandatangan Surat Perintah Bayar (PPSPM), dan Pejabat Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) Pada SKK Migas Tahun Anggaran 2015, bertindak untuk dan atas nama satuan kerja tersebut, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

II. ..., sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta Notaris…, berkantor di jalan..., dalam perbuatan hukum ini secara sah diwakili oleh… selaku..., bertindak untuk dan atas nama perusahaan tersebut, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama – sama disebut sebagai Para Pihak dan secara sendiri – sendiri disebut sebagai Pihak, terlebih dahulu menerangkan hal – hal sebagai berikut:

(2)

- SOT Asset Lifecycle Management (ALcM) merupakan strategi PIHAK PERTAMA dalam pengelolaan aset di KKKS sebagai bagian dari aset masa pakai (lifecycle), yang dimulai dari perencanaan sampai disposal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan transparansi, optimalisasi pemanfaatan aset, dan mempermudah pengambilan keputusan. Pekerjaan ini merupakan sebuah pilot project terhadap sistem informasi aset KKKS yang diintegrasikan dengan kebutuhan data sistem PIHAK PERTAMA yaitu SIPM, SINAS MIGAS, dan SPF, serta proses bisnis fungsi PIHAK PERTAMA lain terkait aset hulu migas, dengan menggunakan data model dan pertukaran data standar.

- Untuk itu, PIHAK PERTAMA telah melakukan proses pemilihan penyedia jasa tersebut sesuai dengan tata cara dan prosedur internal yang berlaku di PIHAK PERTAMA.

- Berdasarkan proses pemilihan penyedia jasa tersebut, diketahui bahwa PIHAK KEDUA adalah perusahaan yang mempunyai pengalaman dalam …., serta bersedia ditunjuk sebagai pemenang penyedia jasa tersebut, dengan nilai jasa sebagaimana disebutkan dalam surat PIHAK KEDUA … perihal ...

- Sehubungan dengan hal tersebut diatas, PIHAK KEDUA telah ditunjuk sebagai pemenang untuk melaksanakan Program Pembangunan dan Implementasi Sistem Operasi Terpadu (SOT)

Asset Lifecycle Management Berbasis SOT Common Framework (CF) berdasarkan Surat

Penunjukan Pemenang Lelang melalui surat Nomor : ..

- Sebagai bentuk kesanggupan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan,PIHAK KEDUA membuat Surat Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan Nomor :…, dan

- PIHAK PERTAMA telah mengeluarkan perintah kerja sebagai dasar PIHAK KEDUA untuk mulai melaksanakan pekerjaan melalui surat Nomor …perihal Surat Perintah Mulai Kerja (“SPMK”). OLEH KARENA ITU, dengan mempertimbangkan pengertian dan permufakatan Para Pihak yang diuraikan dalam Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini setuju untuk membuat dan menandatangani Surat Perjanjian Program Pembangunan dan Implementasi Sistem Operasi Terpadu (SOT) Asset Lifecycle Management Berbasis SOT Common Framework (CF), untuk selanjutnya disebut “PERJANJIAN”, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1

PENGERTIAN – PENGERTIAN

Kecuali ditentukan lain dalam hubungan kalimat pada pasal – pasal yang bersangkutan, Para Pihak sepakat untuk mendefinisikan pengertian – pengertian sebagai berikut:

(3)

1. PERJANJIAN adalah dokumen ini (Pasal 1 sampai dengan Pasal 23), termasuk Lampiran – Lampirannya, sebagaimana aslinya telah ditandatangani atau yang dari waktu ke waktu ditambah, diperbaiki atau diubah sesuai dengan ketentuan Pasal 20.

2. Pekerjaan adalah jasa – jasa/kegiatan – kegiatan yang dilakukan PIHAK KEDUA dalam memberikan dukungan kepada PIHAK PERTAMA Program Pembangunan dan Implementasi Sistem Operasi Terpadu (SOT) Asset Lifecycle Management Berbasis SOT Common Framework (CF). Jasa – jasa/kegiatan – kegiatan dimaksud juga termasuk Deliverables yang diserahkan, termasuk setiap tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap Pekerja dan perlengkapan yang harus disediakan PIHAK KEDUA menurut dan sesuai dengan ketentuan – ketentuan dalam PERJANJIAN ini. Ada pun Metodologi Pekerjaan di jelaskan dalam Lampiran Perjanjian.

Selain Lampiran Perjanjian, Term Of Reference (’TOR”) atau Spesifikasi Teknis yang dibuat PIHAK PERTAMA juga digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan PERJANJIAN ini.

3. Lokasi adalah Kantor Pusat PIHAK PERTAMA, Gedung Wisma Mulia Lt. 38, Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 42, Kel. Kuningan Barat, Kec. Mampang Prapatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan 12710

4. Pekerja adalah setiap tenaga ahli/konsultan dan/atau semua orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan Pekerjaan untuk kepentingan dan atas nama, serta atas beban, biaya dan tanggung jawab PIHAK KEDUA dalam hal PIHAK KEDUA memberikan Pekerjaan menurut PERJANJIAN ini.

5. Kompetensi adalah keahlian, pengalaman, kemampuan dan pengetahuan spesialisasi untuk melaksanakan Pekerjaan, menyerahkan Deliverables, dan/atau mengoperasikan peralatan dengan cara yang baik, terampil dan dapat dibenarkan menurut lingkup dan standar industri, bisnis proses, maupun dari sisi teknikal.

6. Pengawas Pekerjaan adalah tim kerja yang ditunjuk PIHAK PERTAMA dari pihak Kelompok Kerja Pengelolaan Proyek yang memiliki kewenangan dalam pelaksanaan Pekerjaan serta akan memberikan masukan konstruktif, diskusi, klarifikasi dan konfirmasi, serta pendampingan bagi PIHAK KEDUA di dalam pelaksanaan Pekerjaan.

7. Deliverables adalah hasil dari jasa – jasa/kegiatan – kegiatan yang telah dikerjakan, baik berupa : laporan aktifitas bulanan, informasi, data, catatan, manual, dan/atau setiap publikasi penting lain yang disuplai bersama/dihasilkan dalam pelaksanaan Pekerjaan.

(4)

8. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan adalah Berita Acara yang diterbitkan pada tiap akhir tahapan pelaksanaan Pekerjaan disertai dengan Deliverables dari tahapan tersebut.

9. Peraturan Perundang– Undangan adalah semua undang – undang dan peraturan pemerintah Republik Indonesia yang berlaku, termasuk tidak terbatas pada keputusan – keputusan atau instruksi – instruksi menteri dan direktur jenderal dan peraturan pemerintah daerah yang sejalan dengan undang – -undang otonomi daerah.

10. Subkontraktor adalah orang yang menyediakan material atau jasa – jasa kepada PIHAK KEDUA, atau perusahaan yang bekerja untuk kepentingan serta perintah dan tanggung jawab PIHAK KEDUA, baik dengan atau tanpa menerima imbalan dalam hal PIHAK KEDUA melaksanakan jasa – jasa menurut PERJANJIAN ini.

PASAL 2

LINGKUP PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA dengan ini menunjuk PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Pekerjaan dengan dukungan dari Pekerja yang memiliki Kompetensi dalam pelaksanaan Pekerjaan serta dapat memberikan jaminan atas kelangsungan Pekerjaan tersebut. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Pekerjaan dengan menggunakan keahlian dan metodologi yang tepat agar Pekerjaan dapat tercapai dengan baik dan selalu memegang prinsip kehati – hatian sesuai dengan standar profesi yang berlaku.

PASAL 3

KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK PERTAMA 1. PIHAK PERTAMA, berkewajiban:

a. Melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA untuk pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan Cara dan Syarat Pembayaran sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 PERJANJIAN ini.

b. Memberi ijin kepada PIHAK KEDUA untuk memasuki Lokasi sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.

c. Menandatangani Perjanjian Kerahasiaan atau Non Disclosure Agreement (“NDA”) terhadap data – data yang dipergunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan.

d. Memberikan data – data dan keterangan yang cukup kepada PIHAK KEDUA untuk mendukung kegiatan di dalam pelaksanaan Pekerjaan. Keakuratan serta kelengkapan data dan informasi yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA ataupun oleh pihak yang ditunjuk untuk mewakili PIHAK PERTAMA merupakan tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

(5)

Materi ataupun informasi yang diberikan kepada PIHAK KEDUA tidak akan melanggar hak cipta ataupun hak Pihak Ketiga yang mungkin timbul.

2. PIHAK PERTAMA, berhak:

a. Mendapatkan Deliverables sesuai dengan ketentuan/spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan.

b. Meminta secara tertulis kepada PIHAK KEDUA untuk mengganti pekerjanya dengan orang yang memiliki kompetensi setara atau lebih dalam hal kecakapan apabila ternyata pekerja yang ditugaskan tersebut dipandang tidak mampu atau tidak cakap dalam melaksanakan pekerjaan sesuai keahliannya.

c. Sepenuhnya memiliki hak, kepemilikan dan kepentingan atas kertas kerja dan laporan atau Deliverables yang dihasilkan. Untuk itu, PIHAK PERTAMA berhak untuk menggunakan, mempublikasikan, mencetak ulang, mengutip, mereferensikan dalam dokumen lain apapun, mengungkapkan atau mendistribusikan kepada pihak ketiga.

d. Memberikan teguran, saran – saran atau petunjuk kepada PIHAK KEDUA guna memperbaiki kelemahan – kelemahan/ketidaktepatan/penyimpangan yang mungkin ditemukan selama pelaksanaan Pekerjaan berlangsung.

e. Mencairkan dan menyetorkan Jaminan Pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA untuk kemudian diteruskan/disetorkan pada kas Negara apabila PIHAK KEDUA tidak

melaksanakan pekerjaannya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal ....

f. Memutuskan PERJANJIAN ini secara sepihak sebagaimana diatur dalam Pasal 19.

PASAL 4

KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK KEDUA 1. PIHAK KEDUA, berkewajiban:

a. PIHAK KEDUA harus melaksanakan Pekerjaan berdasarkan tata waktu yang telah ditentukan PIHAK PERTAMA.

b. Menyediakan, atas biayanya sendiri, dari instansi pemerintah terkait, semua izin, dan persetujuan yang dibutuhkan dalam melaksanakan Pekerjaan ini.

c. Menyediakan Pekerja serta menjamin bahwa para Pekerja tersebut memiliki Kompetensi serta memahami cara kerja, pengoperasian dan penggunaan perangkat serta memenuhi syarat-syarat dan ketentuan/spesifikasi teknis yang telah ditetapkan PIHAK PERTAMA.

(6)

d. Memastikan bahwa Pekerja yang dipekerjakan sudah terlatih, dapat melaksanakan tugas mereka dengan baik serta memahami standar dan prosedur kerja, praktek – praktek yang aman dan aturan – aturan keselamatan kerja, serta semua Peraturan Perundang – Undangan yang berlaku.

e. Menandatangani Perjanjian Kerahasiaan atau NDA terhadap data – data yang dipergunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan.

f. Melakukan perencanaan melalui koordinasi dengan Pengawas Pekerjaan agar pelaksanaan Pekerjaan dapat berjalan dengan baik.

g. Menyerahkan semua dokumen sesuai dengan Deliverables kegiatan yang telah dilaksanakan. h. Bertanggung jawab penuh atas tindakan Pekerjanya dalam melaksanakan Pekerjaan

berdasarkan PERJANJIAN ini.

i. Membela, melindungi, mengganti rugi, dan membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala kerugian baik yang langsung maupun tidak langsung sebagai akibat perselisihan yang timbul antara PIHAK KEDUA dan Pekerjanya.

j. Melaporkan terjadinya penyalahgunaan hak akses yang diberikan kepada PIHAK KEDUA oleh personil/konsultannya, ataupun orang yang bekerja untuknya dalam rangka pelaksanaan PERJANJIAN ini. Segala kerugian akibat terjadinya insiden sekuriti ini menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA.

k. Membayar denda kepada PIHAK PERTAMA apabila PIHAK KEDUA melakukan keterlambatan dan/atau kelalaian dalam memenuhi ketentuan dalam PERJANJIAN ini, kecuali jika keterlambatan/kelalaian tersebut diakibatkan karena hal – hal sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (3) PERJANJIAN ini.

2. PIHAK KEDUA, berhak:

a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan Cara dan Syarat Pembayaran sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 PERJANJIAN ini.

b. Memasuki Lokasi sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan serta harus mematuhi segala peraturan yang berlaku di Lokasi tersebut.

c. Memberikan saran – saran dan rekomendasi guna kelancaran pelaksanaan Pekerjaan.

d. Mendapatkan pendampingan dari Pengawas Pekerjaan yang mampu bekerjasama dengan PIHAK KEDUA, tidak berubah – ubah dalam menentukan kebutuhan/kebijakan serta dapat memberikan informasi yang jelas dan benar terkait kebutuhan yang dikehendaki PIHAK PERTAMA.

(7)

e. Menggunakan data, perangkat lunak, desain, utilitas, peralatan, model, sistem dan metodologi lain dan knowhow ("Materi") yang PIHAK KEDUA miliki atau lisensi dalam melaksanakan jasa – jasa dalam PERJANJIAN ini.

f. Menerima kembali seluruh jaminan yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, bilamana PIHAK KEDUA telah menyelesaikan seluruh kewajibannya berdasarkan PERJANJIAN ini. g. Apabila terjadi pemutusan PERJANJIAN ini secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, PIHAK KEDUA berhak atas sisa harga yang telah dikerjakan, yaitu selisih antara prestasi Pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan prestasi yang telah dibayar oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 5

JAMINAN KUALITAS PEKERJAAN

Untuk memberikan kepercayaan kepada PIHAK PERTAMA bahwa Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada, maka PIHAK KEDUA akan melaksanakan Pekerjaan dengan rincian sebagai berikut :

1. Menjamin bahwa Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang memadai serta memperhatikan instruksi yang diberikan oleh Pengawas Pekerjaan dengan menggunakan keahlian, metodologi, proses dan perangkat yang komprehensif dan efektif sesuai dengan standar profesi yang berlaku.

2. Kegiatan kendali mutu pada setiap rangkaian proses didasari oleh prinsip doing the right things first time atau best practice untuk mencapai hasil akhir yang memenuhi persyaratan PIHAK PERTAMA. 3. Deliverables yang dihasilkan harus disesuaikan dengan lingkup Pekerjaan, termasuk perubahan –

perubahan teknis dilakukan dengan menggunakan standar best practice yang ada.

4. Kegiatan pembetulan/revisi akan dilakukan segera mungkin setelah ditemukan adanya penyimpangan sehingga tidak akan terjadi penjalaran terhadap proses selanjutnya.

5. Dalam rangka mencapai mutu hasil akhir yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, Pembetulan/revisi akan dilakukan secara terus menerus selama masa pelaksanaan Pekerjaan dengan mempertimbangkan masukan kedua belah pihak baik PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA dalam rangka mencapai mutu hasil akhir yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

(8)

6. Terhadap kegiatan pembetulan/revisi yang tidak dapat diatasi oleh PIHAK KEDUA atau yang memerlukan koordinasi dengan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA akan melakukan koordinasi dengan Pengawas Pekerjaan agar didapat bimbingan dan petunjuk dalam kegiatan pembetulan tersebut.

7. Jika diperlukan, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan mendokumentasikan hasil review Pengawas Pekerjaan dalam bentuk Dokumen tersendiri yang disepakati oleh kedua belah pihak. 8. Apabila secara administratif PERJANJIAN telah selesai dimana Deliverables telah

diserahterimakan; dan ternyata ditemukan adanya kesalahan dari Deliverables tersebut (tidak/belum sesuai dengan hasil evaluasi dari Pengawas Pekerjaan), maka PIHAK KEDUA menjamin sepenuhnya untuk memperbaiki kesalahan tersebut sampai pekerjan tersebut memenuhi ketentuan/spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan.

PASAL 6 JANGKA WAKTU

1. Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan dalam PERJANJIAN ini adalah 5 (lima) bulan, terhitung mulai tanggal ... sampai dengan ...

2. Jangka waktu Pekerjaan sebagaimana disebutkan ayat (1) Pasal ini dapat diperpanjang atas kesepakatan tertulis Para Pihak.

3. Permohonan perpanjangan jangka waktu Pekerjaan dapat diajukan oleh PIHAK KEDUA dan/atau PIHAK PERTAMA atau Pengawas Pekerjaan secara tertulis dalam waktu sekurang – kurangnya 14 (empat belas) hari kerja sebelum jangka waktu tersebut ayat (1) diatas berakhir.

4. Dalam hal perpanjangan waktu disebabkan perubahan ruang lingkup pekerjaan, maka jangka waktu Pekerjaan sebagaimana disebutkan ayat (1) Pasal ini dapat diperpanjang sesuai mekanisme sebagaimana diatur pada Pasal 20 PERJANJIAN ini.

PASAL 7

PENGAWASAN PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA menunjuk Kepala Kelompok Kerja Pengelolaan Proyek sebagai Ketua Pengawas Pekerjaan PIHAK PERTAMA atau wakil yang ditunjuk oleh pejabat yang bersangkutan untuk mewakili PIHAK PERTAMA di dalam mengawasi Pekerjaan.

(9)

2. Wakil tersebut memiliki kewenangan dalam memberikan disposisi (instruksi/pemberitahuan) serta bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan PERJANJIAN ini.

3. PIHAK KEDUA mengangkat seorang perwakilan utama untuk mengawasi jalannya pelaksanaan Pekerjaan serta mengambil tindakan atau melaksanakan setiap instruksi PIHAK PERTAMA yang diberikan menurut PERJANJIAN ini.

PASAL 8 NILAI PERJANJIAN

1. Biaya yang telah disepakati oleh Para Pihak dalam PERJANJIAN ini (“Nilai Perjanjian”) adalah sebesar Rp1.923.040.000,- (satu milyar sembilan ratus dua puluh tiga juta empat puluh ribu Rupiah) sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%.

2. Sumber pembiayaan atas pekerjaan ini berasal dari DIPA SKK Migas Tahun 2015 sesuai Surat Pengesahan DIPA BUN TA 2015 No. 999.08.1.999975/2015 VI. Pengembangan

Sistem Informasi Manajemen.

3. Apabila Nilai Perjanjian yang dimaksud ayat (1) pasal ini telah tercapai sebelum Jangka Waktu sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) dikarenakan adanya perubahan dan/atau penambahan lingkup Pekerjaan, maka nilai tersebut dapat ditambahkan atas kesepakatan tertulis Para Pihak sesuai mekanisme sebagaimana diatur pada Pasal 20 PERJANJIAN ini.

PASAL 9

CARA DAN SYARAT PEMBAYARAN

1. PIHAK PERTAMA akan melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (1) diatas, dengan ketentuan sebagai berikut :

Pembayaran Tahap Pertama Pembayaran Tahap Pertama sebesar 24% (dua puluh empat persen) dari Nilai Perjanjian sudah termasuk PPN 10%, yang dibayarkan setelah Pelaksana Pekerjaan menyelesaikan kegiatan sebagai berikut :

a. Kick off Meeting b. Review kondisi saat ini

c. Pendefinisian proses bisnis SKK Migas

d. Pendefinisian dan perincian data yang dibutuhkan oleh SKK Migas e. Pendefinisian standar dan desain API

(10)

Defiverables :

a. Risalah Rapat Kick off meeting mencakup Project Scope, objective, requirements; Project

Schedule Detail; Alokasi Sumber Daya Manusia; Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan; Complete

Organization Chart; Jalur Komunikasi b. Dokumen Business Process Requirement c. Dokumen Data Requirement

d. Dokumen analisa dan desain standar pertukaran data berupa Standard Data Schema (XSD) e. Dokumen desain API Pertukaran Data untuk diimplementasikan pada SOT CF

f. Dokumen analisa dan desain Standar Penyimpanan Data

Pembayaran Tahap Kedua sebesar 44% (empat puluh empat persen) dari Nilai Perjanjian sudah termasuk PPN 10% setelah pelaksana pekerjaan menyelesaikan tahapan :

a. Pemetaan Sistem dan Data Aset KKKS serta Implementasinya dalam Proses Pertukaran Data b. Implementasi Data Mapping ke dalam Data Model standar

Deliverables :

a. Dokumen Data Mapping aset KKKS yang telah diuji dan disetujui oleh pihak berwenang dari KKKS terkait serta SKK Migas.

b. Berita acara pelaksanaan pengujian dan serah terima. c. Mapping Form template.

d. Dokumen Data Mapping ke dalam standard data-model.

Biaya transportasi dan akomodasi ke lapangan KKKS sebesar 6% (enam persen) yang termasuk dalam tahap pembayaran kedua hanya akan dibayarkan bila diperlukan dalam pekerjaan dan terjadi.

Pembayaran Tahap Ketiga sebesar 32% (tiga puluh dua persen) dari Nilai Perjanjian sudah termasuk PPN 10% setelah pelaksana pekerjaan menyelesaikan tahapan :

a. Desain Dashboard dan analisa transformasi Legacy System b. Pembuatan estimasi waktu, resource, serta biaya implementasi c. Pelatihan dan Workshop Pembahasan Rekomendasi Solusi Deliverables :

a. Dokumen Dashboard Design Specification yang telah diuji dan disetujui oleh pihak berwenang dari SKK Migas.

b. Berita acara pelaksanaan pengujian dan serah terima.

c. Dokumen Legacy System Mapping (Interface Service), System Functional and Technical

Requirement, dan System Change Request Management Document (bila ada).

(11)

f. Berita Acara Pelaksanaan Training/Workshop g. Dokumen Lesson Learned proyek

2. PIHAK PERTAMA akan melakukan pembayaran setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Surat Permohonan Pembayaran yang telah dilengkapi dokumen pendukung antara lain:

a. Copy Surat Perjanjian

b. Tagihan/invoice asli bermaterai cukup c. Kwitansi asli bermeterai cukup

d. Faktur Pajak

e. Timesheet yang menjelaskan kehadiran harian dan Deliverables yang sudah dikerjakan dan telah ditandatangani oleh Pengawas Pekerjaan atau wakil yang ditunjuk oleh pejabat yang bersangkutan untuk mewakili PIHAK PERTAMA di dalam mengawasi Pekerjaan.

f. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan untuk bulan terkait, yang telah ditandatangani oleh Panitia Penguji dan Penerima Barang/Jasa PIHAK PERTAMA, Ketua Pengawas Pekerjaan atau wakil yang ditunjuknya, dan pejabat PIHAK KEDUA.

- PIHAK PERTAMA akan melaksanakan pembayaran dalam jangka waktu selambat – lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tagihan/invoice diterima PIHAK PERTAMA dengan catatan semua dokumen pendukungnya dinyatakan lengkap.

- Tagihan harus diserahkan kepada Kepala Bagian Internal SKK Migas.

3. Pembayaran dalam bentuk transfer oleh PIHAK PERTAMA kepada rekening PIHAK KEDUA sebagai berikut:

Nama Bank : ... Cabang : ... Atas Nama : ... Nomor Rekening : ………

4. PIHAK PERTAMA berhak menolak tagihan/invoice dan menangguhkan tagihan/invoice atas suatu jasa – jasa/kegiatan – kegiatan yang telah dikerjakan dan/atau Deliverables yang telah diserahkan dalam tempo selambat – lambatnya 15 (lima belas) hari setelah tagihan/invoice diterima pihak Keuangan PIHAK PERTAMA dengan memberitahukan alasan penolakan tagihan/invoice atau penangguhan pembayaran kepada PIHAK KEDUA. Pembayaran hanya akan dilakukan setelah tercapai penyelesaian perselisihan tersebut.

(12)

5. Pembayaran atas setiap tagihan PIHAK KEDUA tidak akan mengurangi hak PIHAK PERTAMA untuk mempertanyakan kebenarannya serta untuk melakukan koreksi di kemudian hari jika ternyata ditemukan kesalahan dalam pembayaran.

PASAL 10

PAJAK DAN PUNGUTAN

1. Jumlah pembayaran Nilai Perjanjian yang dibayarkan kepada PIHAK KEDUA sudah termasuk PPN.PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap penanganan dan pembayaran atas seluruh pajak dan pungutan yang dikenakan kepada PIHAK KEDUA atau para pegawainya sebagai akibat dari Pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan PERJANJIAN ini. Kecuali jika secara khusus disepakati lain, maka setiap jumlahyang harus ditahan (dimana PIHAK PERTAMA diwajibkan oleh undang – undang atau otoritas – otoritas pajak untuk menahan) dan kelebihan pembayaran kepada otoritas perpajakan sehubungan dengan pembayaran berdasarkan PERJANJIAN ini akan dianggap telah dibayarkan kepada PIHAK KEDUA. Jika PIHAK PERTAMA diwajibkan oleh suatu otoritas perpajakan untuk membayar setiap pajak atau pungutan tersebut, termasuk denda atau bunga yang berlaku, untuk kepetingan atau atas nama PIHAK KEDUA atau para pegawainya, maka PIHAK PERTAMA berhak memotong pembayaran – pembayaran tersebut dari setiap pembayaran yang harus dibuat kepada PIHAK KEDUA.

2. PIHAK PERTAMA berhak, tanpa bertanggung–jawab terhadap PIHAK KEDUA, memotong pajak Penghasilan atau pajak – pajak lain dari pembayaran – pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sepanjang bahwa pemotongan pajak tersebut disyaratkan oleh Peraturan Perundang – Undangan. PIHAK PERTAMA akan memberikan kepada PIHAK KEDUA, tanda terima yang diterbitkan oleh Otoritas Pemerintah yang membuktikan pembayaran atas nama PIHAK KEDUA dari jumlah pajak yang dipotong tersebut. Untuk kepentingan pembayaran dalam pasal ini, Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”) PIHAK KEDUA adalah … atas nama“….. ”.

PASAL 11 DENDA& SANKSI 1. Denda

PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1‰(satu permil) dari Nilai Perjanjian untuk setiap hari keterlambatan, hingga denda maksimum mencapai 5% (lima persen) dari Nilai Perjanjian apabila PIHAK KEDUA melakukan keterlambatan didalam memulai Pekerjaan dan/atau di dalam pelaksanaan Pekerjaan tanpa ada alasan yang dapat diterima PIHAK PERTAMA. Penghitungan

(13)

denda dimaksud akan diperhitungkan dari tahapan Pekerjaan yang belum dibuatkan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan.

2. Sanksi

Apabila nilai denda telah mencapai 5% (lima persen) dari Nilai Perjanjian dan PIHAK KEDUA belum/tidak dapat melaksanakan Pekerjaan secara baik dan benar menurut ketentuan dalam PERJANJIAN ini, maka PIHAK PERTAMA berhak memberikan sanksi berupa pemutusan PERJANJIAN secara sepihak tanpa memberi ganti rugi kepada PIHAK KEDUA, dengan mempertimbangkan ketentuan yang dibahas pada Pasal mengenai Pemutusan Perjanjian dalam PERJANJIAN ini.

3. PIHAK KEDUA dibebaskan dari denda sebagaimana dimaksud diatas, apabila :

a. Dapat membuktikan bahwa keterlambatan dimaksud terjadi diakibatkan Keadaan Kahar, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 14 PERJANJIAN ini.

b. Keterlambatan dimaksud disebabkan karena perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA,dan/atau adanya penundaan karena ketidaksiapan data atau fasilitas dari PIHAK PERTAMA.

c. Permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan dalam PERJANJIAN ini disetujui secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 12

JAMINAN PELAKSANAAN

1. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond) yang diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan/BPR) atau cabang Bank Asing di Indonesia kepada PIHAK PERTAMA sebesar 5% (lima persen) dari Nilai Perjanjian sebagaimana disebutkan dalam Pasal 8 PERJANJIAN ini.

2. Jaminan Pelaksanaan berlaku terhitung mulai tanggal … sampai jangka waktu sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) PERJANJIAN ini berakhir.

3. PIHAK KEDUA bertanggung–jawab terhadap akibat hukum dan biaya yang timbul berkaitan dengan keabsahan jaminan atau keaslian Jaminan Pelaksanaan tersebut.

4. PIHAK PERTAMA berhak untuk mencairkan Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tanpa persetujuan terlebih dahulu dari PIHAK KEDUA, apabila :

(14)

b. PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan atau menyelesaikan Pekerjaan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan PIHAK PERTAMA, termasuk pailit, kecuali disebabkan Keadaan Kahar.

c. PIHAK PERTAMA memutuskan PERJANJIAN ini sebelum berakhirnya masa PERJANJIAN seperti disebutkan dalam Pasal 19 ayat (1).

5. Jaminan Pelaksanaan akan dikembalikan sepenuhnya oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA1 (satu) bulan setelah jangka waktu dalam PERJANJIAN ini berakhir.

PASAL 13 AUDIT

1. PIHAK PERTAMA berhak untuk memeriksa dan/atau menunjuk independent auditor dan/atau Auditor Negara guna memastikan penyiapan dokumen dan/atau proses pengadaan dengan SKK Migas oleh PIHAK KEDUA tidak bertentangan dengan undang – undang tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dan memastikan kepatuhan PIHAK KEDUA terhadap pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan PERJANJIAN ini

2. PIHAK PERTAMA berhak memeriksa PIHAK KEDUA sebagaimana tercantum dalam ayat 1 (satu) pasal ini untuk kegiatan yang telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sejak Pendaftaran Lelang untuk Perjanjian ini sampai dengan 2 (dua) tahun setelah PERJANJIAN ini berakhir.

3. PIHAK PERTAMA dan/atau independent auditor dan/atau Auditor Negara berhak memperoleh bantuan dari PIHAK KEDUA agar dapat melaksanakan audit secara efisien, dan PIHAK KEDUA menjamin PIHAK KEDUA tersebut akan membantu.

PASAL 14 KEADAAN KAHAR

1. Salah satu Pihak dalam PERJANJIAN tidak dapat menuntut Pihak lain atas kegagalan dalam melaksanakan ketentuan – ketentuan dalam PERJANJIAN ini apabila kejadian tersebut disebabkan oleh Keadaan Kaharatau kejadian yang berada di luar kemampuan Para Pihak.

2. Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh pelaksanaan Undang – Undang, Peraturan – Peraturan dan instruksi – instruksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, kebakaran, ledakan, banjir, gempa bumi, topan/badai, hujan yang luar biasa, peperangan, huru hara, keributan, blokade, perselisihan perburuhan, pemogokan dan

(15)

3. Dalam hal timbulnya Keadaan Kahar, pihak yang mengalami Keadaan Kahar wajib memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis dalam kurun waktu selambat – lambatnya 3 x 24 jam setelah terjadinya Keadaan Kahar tersebut dengan disertai bukti – bukti yang sah dan asli dari instansi atau badan yang berwenang untuk itu.

4. Apabila Keadaan Kahar ditolak oleh pihak yang tidak mengalami Keadaan Kahar dengan alasan yang kuat, maka syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan dalam PERJANJIAN ini tetap berlaku dan mengikat kedua belah pihak.

PASAL 15

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. PIHAK KEDUA harus menggunakan upaya terbaik untuk memastikan bahwa Deliverables yang dihasilkan berdasarkan PERJANJIAN ini tidak melanggar Hak Atas Kekayaan Intelektual dari Pihak Ketiga. Istilah Hak Atas Kekayaan Intelektual meliputi paten, merek, desain industri, hak cipta dan hak – hak lain yang sejenis.

2. Segala permasalahan tentang hak atas kekayaan intelektual (hak paten, hak cipta dan merek) barang yang berhubungan dengan PERJANJIAN ini wajib diselesaikan dan merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA menjamin bahwa Deliverables yang dihasilkan tidak melanggar hak atas kekayaan intelektual (hak paten, hak cipta dan merek) sebagaimana ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku. PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA atas segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga apabila terdapat pelanggaran hak atas kekayaan intelektual (hak paten, hak cipta dan merek)

PIHAK KEDUA dibebaskan dari tuntutan apabila : (1) Kesalahan pengguna atau modifikasi dari

Deliverables yang dihasilkan oleh PIHAK PERTAMA, (2) Kegagalan PIHAK PERTAMA dalam

melakukan koreksi atau perbaikan yang disediakan PIHAK KEDUA, (3) Penggunaan Deliverables yang dihasilkan oleh PIHAK PERTAMA yang dikombinasikan dengan produk atau informasi yang bukan dimiliki atau dikembangkan oleh PIHAK KEDUA, (4) Distribusi, pemasaran atau penggunaan untuk kepentingan pihak ketiga atas hasil Pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, atau (5) Informasi, arahan, spesifikasi atau bahan – bahan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA atau oleh Pihak Ketiga manapun sebagaimana diminta oleh PIHAK PERTAMA.

4. PIHAK KEDUA tidak mempunyai kewajiban sehubungan dengan suatu tuntutan atau tindakan berdasarkan Pasal ini, kecuali apabila PIHAK KEDUA diberitahu secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA tentang tuntutan Pihak Ketiga segera setelah PIHAK PERTAMA menerima

(16)

pemberitahuan tertulis/gugatan dari Pihak Ketiga dengan tetap memperhatikan pasal – pasal lain dalam PERJANJIAN ini.

5. Apabila tuntutan hukum Pihak Ketiga sebagaimana disebutkan dalam ayat (2) Pasal ini dikabulkan oleh pengadilan atau forum lainnya, maka PIHAK KEDUA harus menjamin bahwa Deliverables yang dihasilkan tetap dapat dipergunakan oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 16

TANGGUNG JAWAB HUKUM 2. PERLINDUNGAN PIHAK PERTAMA

a. Harta Benda

PIHAK PERTAMA wajib melindungi, melepaskan, membela, mengganti rugi dan membebaskan PIHAK KEDUA termasuk tanggung–jawab atas biaya pengadilan dan biaya pengacara, dalam setiap dan semua kasus yang berkaitan dengan kerusakan pada atau hilangnya harta benda yang termasuk peralatan dan perlengkapan milik PIHAK PERTAMA, kontraktornya dan para pekerjanya yang timbul secara langsung atau tidak langsung dari atau berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan PERJANJIAN ini.

b. Pekerja

PIHAK PERTAMA wajib melindungi, melepaskan, membela, mengganti rugi dan membebaskan PIHAK KEDUA dan para pekerjanya, termasuk tanggung jawab atas biaya pengadilan dan biaya pengacara, dalam setiap dan semua kasus atas cedera, keadaan sakit, timbulnya penyakit, atau kematian pekerja PIHAK PERTAMA, kontraktornya dan para pekerjanya yang timbul secara langsung atau tidak langsung dari atau berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan PERJANJIAN ini.

3. PERLINDUNGAN PIHAK KEDUA a. Harta Benda

PIHAK KEDUA wajib melindungi, melepaskan, membela, mengganti rugi dan membebaskan PIHAK PERTAMA termasuk tanggung–jawab atas biaya pengadilan dan biaya pengacara, dalam setiap dan semua kasus yang berkaitan dengan kerusakan pada atau hilangnya harta benda yang termasuk peralatan dan perlengkapan milik PIHAK KEDUA kontraktornya dan para pekerjanya yang timbul secara langsung atau tidak langsung dari atau berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan PERJANJIAN ini.

(17)

PIHAK KEDUA wajib melindungi, melepaskan, membela, mengganti rugi dan membebaskan PIHAK PERTAMA dan para pekerjanya, termasuk tanggung jawab atas biaya pengadilan dan biaya pengacara, dalam setiap dan semua kasus atas cedera, keadaan sakit, timbulnya penyakit, atau kematian pekerja PIHAK PERTAMA, kontraktornya dan para pekerjanya yang timbul secara langsung atau tidak langsung dari atau berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan PERJANJIAN ini.

4. Perlindungan terhadap Pihak Ketiga

Meskipun terhadap ketentuan yang menyebutkan lain dalam PERJANJIAN ini, masing – masing pihak akan melindungi, membela dan membebaskan pihak lainnya termasuk tanggung jawab atas biaya pengadilan dan biaya pengacara dalam setiap dan semua kasus yang berkaitan dengan kerugian, tuntutan ganti rugi, biaya dan gugatan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan berdasarkan PERJANJIAN ini yang dilakukan atas nama atau yang dilakukan langsung oleh Pihak Ketiga, akibat cedera, kematian, kerusakan atau kehilangan harta benda Pihak Ketiga tersebut. 5. Perlindungan terhadap kerugian tidak langsung

Bagi PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab terhadap Pihak lainnya atas kerugian atau kerusakan tidak langsung (indirect damage), kerugian konsekuensial (consequential damage), kerugian insidentil (incidental damage), pengeluaran yang bersifat khusus atau menghukum (special or punitive expenses), termasuk namun tidak terbatas pada kehilangan keuntungan atau hasil, interupsi pengguna fasilitas, atau interupsi pengguna peralatan, yang dialami pihak lain tersebut bahkan apabila pihak yang menimbulkan pengeluaran atau menderita kerugian atau kehilangan telah diberitahukan mengenai kemungkinan timbulnya hal tersebut.

6. Pemberitahuan Klaim

Setiap Pihak harus segera menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pihak lain mengenai setiap klaim yang diajukan terhadap pihaknya yang timbul sebagai akibat dari atau dalam hubungannya dengan PERJANJIAN ini.

6. Upaya hukum eksklusif PIHAK PERTAMA untuk setiap tuntutan yang timbul dari PERJANJIAN ini adalah bahwa PIHAK KEDUA, setelah menerima pemberitahuan secara tertulis, harus menggunakan usaha komersial secara wajar untuk memperbaiki pelanggaran tersebut atas biayanya, kegagalan untuk memenuhi hal tersebut akan mengakibatkan PIHAK KEDUA mengembalikan seluruh biaya yang telah dibayarkan sehubungan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan PERJANJIAN ini.

(18)

KERAHASIAAN

1. PIHAK KEDUA wajib menjaga kerahasiaan semua data terkait kegiatan usaha (baik sekarang maupun yang akan datang), prosedur, kebiasaan, rencana, keuangan, fasilitas, organisasi, pekerja atau afiliasi PIHAK PERTAMA yang diperoleh atau diketahui PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan Pekerjaan (selanjutnya disebut Informasi Rahasia).

2. PIHAK KEDUA tidak dapat mengungkapkan Informasi Rahasia kepada Pihak Ketiga atau menggunakan data – data tersebut selain pelaksanaan PERJANJIAN ini.

3. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah PERJANJIAN berakhir, PIHAK KEDUA akan mengembalikan kepada PIHAK PERTAMA semua informasi/dokumen yang telah diberikan kepada PIHAK KEDUA.

4. Kecuali Hak Atas Kekayaan Intelektual PIHAK KEDUA, semua informasi yang dikembangkan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan PERJANJIAN ini akan menjadi milik eksklusif PIHAK PERTAMA, dan semua bahan terkait data tersebut harus diserahkan kepada PIHAK PERTAMA apabila diminta. 5. PIHAK KEDUA menjamin bahwa agen dan pekerjanya, yang melaksanakan Pekerjaan ini akan

mematuhi ketentuan Pasal ini. Pelanggaran ketentuan ini oleh PIHAK KEDUA dapat mangakibatkan pemutusan PERJANJIAN secara sepihak.

6. Tidak ada ketentuan dalam PERJANJIAN ini yang melarang atau membatasi penggunaan salah satu Pihak atas informasi (termasuk namun tidak terbatas pada ide, konsep, pengetahuan, teknik dan metodologi) yang : (i) telah diketahui sebelumnya olehnya tanpa adanya kewajiban kerahasiaan, atau (ii) dikembangkan secara independen olehnya atau untuknya, atau (iii) diperolehnya dari pihak ketiga yang diketahui secara luas tidak memiliki kewajiban kerahasiaan berkenaan dengan informasi tersebut, atau (iv) yang merupakan atau menjadi diketahui publik bukan karena pelanggaran PERJANJIAN ini, atau (v) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan untuk mengungkapkan dengan ketentuan bahwa penerima informasi harus segera memberitahukan pihak pengungkap secara tertulis mengenai ketentuan tersebut sebelum mengungkapkannya sebagaimana diperlukan oleh peraturan tersebut.

7. Pasal kerahasiaan ini akan tetap berlaku walaupun PERJANJIAN ini berakhir, dan setiap penyimpangan atau pelanggaran oleh PIHAK KEDUA atas ketentuan ini dianggap sebagai pelanggaran yang dapat dituntut oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 18 SUB–KONTRAK

(19)

1. PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan atau mensubkontrak–kan seluruh Pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA. Tidak ada persetujuan yang dapat membebaskan PIHAK KEDUA dari setiap tanggung jawabnya menurut PERJANJIAN ini. 2. PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab kepada PIHAK PERTAMA atas jasa – jasa/kegiatan –

kegiatan yang dikerjakan atau Deliverables yang diserahkan oleh Subkontraktornya sama dengan tanggung jawabnya bilamana jasa – jasa/kegiatan – kegiatan yang dikerjakan atau Deliverables tersebut diserahkan oleh PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA harus menjamin bahwa semua kontraknya dengan para Subkontraktornya memuat ketentuan – ketentuan yang sesuai dengan, dan tidak boleh ringan dari ketentuan dalam PERJANJIAN ini.

4. Apabila ketentuan ini dilanggar maka PIHAK PERTAMA berhak untuk membatalkan PERJANJIAN ini dan PIHAK KEDUA maupun pihak yang menerima pengalihan (Subkontraktor) akan dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

PASAL 19

PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Dengan mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata Indonesia, PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak memutuskan PERJANJIAN dengan pemberitahuan secara tertulis sekurang – kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum waktu pemutusan PERJANJIAN, dalam hal PIHAK KEDUA melakukan salah satu dari hal – hal sebagai berikut : a. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender berturut – turut sejak tanggal …., PIHAK KEDUA

belum mulai melaksanakan Pekerjaan.

b. Dalam 30 (tiga puluh) hari kalender berturut – turut tidak melanjutkan Pekerjaan yang telah dimulainya, kecuali penundaan tersebut karena ketidaksiapan data atau fasilitas dari PIHAK PERTAMA.

a. Terbukti secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian Pekerjaan.

b. Memberikan keterangan/pelaporan dan/atau jaminan – jaminan yang tidak benar sehingga dapat merugikan PIHAK PERTAMA.

c. Menyerahkan atau mensubkontrak–kanseluruh Pekerjaan ini kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.

(20)

e. Sanksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (2) PERJANJIAN ini.

f. Tidak hanya terbatas pada butir – butir yang disebutkan diatas, namun berpotensi merugikan negara.

2. Sebaliknya, PIHAK KEDUA berhak secara sepihak memutuskan PERJANJIAN dengan memberikan pemberitahuan tertulis, dalam kondisisebagai berikut :

a. Ijin Operasional PIHAK PERTAMA di cabut oleh Pemerintah dan/atau adanya Perubahan Organisasi PIHAK PERTAMA akibat adanya peraturan perundang – undangan yang diterbitkan oleh pemerintah.

b. PIHAK KEDUA tidak dapat menjalankan Pekerjaan menurut ketentuan hukum atau kewajiban professional yang berlaku.

3. Para Pihak sepakat untuk memutuskan PERJANJIAN apabila Keadaan Kahar melebihi 30 (tiga puluh) hari kalender berturut – turut berdasarkan ketentuan pada Pasal 14. Dalam hal ini masing – masing pihak tidak dapat menuntut ganti rugi dan atau kompensasi lainnya kecuali atas hak – hak dan kewajiban – kewajiban Para Pihak yang telah dilaksanakan sebelum tanggal pemutusan. 4. Apabila terjadi pemutusan PERJANJIAN secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan hal – hal sebagai berikut :

a. Menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA segala data, dokumen, informasi, arsip, hasil Pekerjaan dan data – data lain yang berhubungan dengan PERJANJIAN.

b. Tidak diperkenankan memperbanyak, mempublikasikan atau menyerahkan data/ informasi/hasil Pekerjaan yang berkaitan dengan PERJANJIAN dengan cara/bentuk apapun dan kepada pihak manapun.

5. Dalam hal terjadi pemutusan PERJANJIAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan mencairkan Jaminan Pelaksanaan sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (4) PERJANJIAN.

Sebaliknya apabila terjadi pemutusan PERJANJIAN secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA berhak atas sisa harga yang telah dikerjakan, yaitu selisih antara prestasi Pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan prestasi yang telah dibayar oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 20

(21)

1. Dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 8 mengenai Nilai Perjanjian, apabila dalam pelaksanaan Pekerjaan PIHAK PERTAMA menghendaki perubahan, penambahan atau pengurangan lingkup pekerjaan diluar ketentuan dalam PERJANJIAN, maka hal tersebut harus memperoleh kesepakatan Para Pihak yang dituangkan ke dalam Addendum tertulis.

2. Apabila perubahan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini menyebabkan penambahan atau pengurangan biaya, atau Jangka Waktu Pekerjaan dan/atau setiap variasi terhadap isi PERJANJIAN, maka harus dituangkan dalam bentuk Addendum tertulis.

3. Para Pihak Sepakat untuk melakukan perubahan lingkup pekerjaan diluar ketentuan dalam PERJANJIAN apabila peraturan/ketentuan yang berlaku mengharuskan pelaksanaan Pekerjaan tidak melewati tanggal 15 Desember 2015.

4. Perubahan ruang lingkup sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, harus tetap memperhatikan keahlian PIHAK KEDUA, sebagaimana yang telah diatur dalam PERJANJIAN ini.

PASAL 21

LARANGAN BERBISNIS

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini mengakui bahwa PERJANJIAN ini akan berhubungan dengan Pekerja yang dianggap sebagai ahli dalam bidangnya masing – masing, karena ini PIHAK PERTAMA tidak boleh mengadakan kesepakatan bisnis terhadap Pekerja PIHAK KEDUA selama masa PERJANJIAN dan 2 (dua) tahun setelah berakhirnya PERJANJIAN ini.

PASAL 22

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan terkait PERJANJIAN ini, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender.

2. Dalam hal penyelesaian perselisihan secara musyawarah tidak tercapai, maka akan diselesaikan melalui arbitrase di Jakarta sesuai dengan ketentuan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan bersifat final dan mengikat.

PASAL 23 KETENTUAN LAIN 1. Hukum dan peraturan

(22)

PERJANJIAN ini diatur, di–interpretasikan dan tunduk pada Peraturan Perundangan – undangan dan ketentuan hukum Republik Indonesia.

2. Pihak yang menandatangani PERJANJIAN ini adalah wakil yang sah dan berwenang.

3. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran antara PERJANJIAN ini dengan lampiran – lampiran, maka penafsiran yang digunakan adalah penafsiran dalam PERJANJIAN ini.

4. Pemberitahuan

Setiap surat menyurat, komunikasi dan korespondensi dalam pelaksanaan PERJANJIAN ini akan diberitahukan atau disampaikan oleh salah satu Pihak kepada Pihak lainnya pada alamat seperti tercantum dibawah ini :

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

...(nama perusahaan)... Satuan Kerja Khusus Pelaksana

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)

Wisma Mulia, Lantai 30

...(alamat perusahaan)... Jalan Jenderal Gatot Subroto No.42

Jakarta 12710

Telp. (021) ... Telp. (021) 2924 1607 Facs. (021) ... Facs (021) 2924 9999 U/p. ....(jabatan).... U/p. Kepala Bagian...

Masing – masing pihak akan segera memberitahukan secara tertulis kepada pihak lain apabila terjadi perubahan alamat atau tempat.

5. Perwakilan PIHAK KEDUA dan perwakilan PIHAK PERTAMA yang ditugaskan untuk melakukan pekerjaan berdasarkan PERJANJIAN ini, baik secara langsung atau tidak langsung, diwajibkan untuk tidak terlibat dalam segala kegiatan yang dapat menyebabkan konflik kepentingan dengan pekerjaan berdasarkan PERJANJIAN ini.

6. Para Pihak tidak akan mengambil keuntungan dari adanya kesalahan, kekeliruan dari ketentuan, dan syarat – syarat dalam PERJANJIAN ini.

7. Kegagalan dari salah satu pihak untuk memberlakukan semua atau bagian manapun dari syarat– syaratserta kondisi – kondisi PERJANJIAN ini, dari waktu ke waktu, tidak akan diartikan sebagai pelepasan terhadap syarat – syarat serta kondisi – kondisi tersebut.

(23)

8. Judul – judul yang terkandung dalam PERJANJIAN ini hanya untuk identifikasi serta rujukan, dan tidak akan dipakai dalam menafsirkan bagian manapun dari PERJANJIAN ini.

9. PERJANJIAN ini merupakan perjanjian yang utuh antara Para Pihak mengenai pokok permasalahan. Tidak ada tulisan, diskusi atau percakapan lain yang akan dipandang sebagai bagian dari PERJANJIAN ini. Ia dapat dirubah atau dimodifikasikan hanya dengan instrumen tertulis yang dilaksanakan dengan baik oleh penandatangan PERJANJIAN, atau dalam hal yang bersangkutan berhalangan, penggantinya, atau orang yang ditunjuknya, atau atasan yang tertinggi.

10. PERJANJIAN ini dinyatakan berakhir setelah Jangka Waktu dalam PERJANJIAN ini selesai dilaksanakan.

PERJANJIAN ini berikut lampiran – lampirannya dibuat dengan tujuan dan itikad baik dan ditandatangani oleh Para Pihak pada hari dan tanggal sebagaimana tersebut di bagian awal PERJANJIANini, dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermeterai cukup yang masing – masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan berlaku sebagai lembar yang asli untuk kepentingan masing – masing Pihak.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

……….. SKK MIGAS

………... Hadi Permana

Referensi

Dokumen terkait

PIHAK PERTAMA memberi tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan bidang dan keterampilan sebagaimana dimaksud oleh Kerangka Acuan atau Term Of Reference (TOR)

- Segala akibat kerugian yang diderita oleh PIHAK KEDUA karena tindakan PIHAK PERTAMA tersebut di atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban PIHAK KEDUA semata-mata dan dengan

Pembatalan oleh satu pihak, kecuali dengan alasan force majeure, maka pihak yang membatalkan wajib memberikan ganti rugi sesuai dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah

Sebagaimana kita ketahui bahwa perbankan nasional tidak bisa melepaskan diri dari tanggung jawab untuk mendukung pembangunan nasional di bidang perumahan

Ganti rugi perdata dalam hukum islam lebih menitikberatkan tanggung jawab para pihak dalam melaksanakan suatu akad perikatan. Apabila salah satu pihak tidak melaksankan

Pemasok dengan ini setuju, atas biaya sendiri, untuk membela, melindungi, mengganti rugi, dan menjaga Pembeli, anak perusahaan, perusahaan afiliasi, direktur, pejabat, agen,

c. Wanprestasi terjadi karena pihak lawan telah melepaskan haknya atas pemenuhan prestasi. Pasal 1244 KUHPerdata: Debitur harus dihukum untuk mengganti biaya, kerugian

Pihak kedua menjamin kebenaran informasi yang diberikan sehubungan dengan Tanah/Bangunan tersebut dan setuju membebaskan pihak pertama dari kewajiban membayar ganti rugi apapun yang