• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. PUSPITASARI UMUR 28 TAHUN G 2 P 1 A 0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PONDOK BERSALIN ALAMANDA LANGENSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. PUSPITASARI UMUR 28 TAHUN G 2 P 1 A 0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PONDOK BERSALIN ALAMANDA LANGENSARI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA Ny. PUSPITASARI UMUR 28 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI

DI PONDOK BERSALIN ALAMANDA LANGENSARI

Hani Fatus Sholihah 1),Chichik Nirmasari 2), Isri Nasifah 3)

Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email: hanifatus06@gmail.com

ABSTRAK

Fatus Sholihah, Hani. 2016; Asuhan Kebidanan berkelanjutan pada Ny.Puspitasari di Pondok

Bersalin Alamanda . Karya Tulis Ilmih. DIII Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.

Pembimbing I : Chichik Nirmasari S. SiT ,M.Kes, Pembimbing II: Isri Nasifah,S. SiT ,M.Keb

Latar Belakang Angka Kematian Ibu di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan yang cukup tinggi apabila di tahun 2013 AKI sebesar 120,22 per 100.000 KH (17 kasus), di tahun 2014 menjadi 140,31 per 100.000 KH (20 kasus). Upaya peningkatan kesehatan maka perlu dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan (continue of care) mulai dari masa kehamilan, persalinan, masa nifas, serta perawatan bayi baru lahir, sampai dengan Kb serta melakukan pendokumentasian kebidanan

Tujuan Penelitian Mampu menerapkan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.Puspitasari meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB) sesuai dengan 7 langkah manajemen varney dan pendokumentasian dengan metode SOAP

Metode Penulis ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi dokumentasi, studi pustaka.

Kesimpulan Asuhan pada kasus Ny.Puspitasari selama kehamilan tidak ditemukannya kelainan atau komplikasi pada ibu dan bayi namun terdapat kesenjangan dalam pemeriksaan HB hanya dilakukan 1x selama kehamilan, Asuhan pada bersalin Ny.Puspitasari tidak ditemukannya penyulit. Pada kala I, kala II, kala III dan kala IV. Persalinan berjalan dengan normal tidak ada penyulit, akan tetapi pada Kala I pada Ny.Puspitasari berlangsung dirumah dan tidak ada pemantauan pengawasan 10 oleh bidan, Asuhan pada saat masa nifas dari 6 jam postpartum sampai 6 minggu postpartum, selama pemantauan masa nifas, berlangsung dengan baik, Asuhan pada bayi baru lahir dari 2 jam neonatus sampai 6 minggu yang berjenis kelamin laki-laki, BB 3700 gram, PB 49 cm. Tidak ditemukan adanya cacat serta tanda bahaya dan pada asuhan pada KB pada Ny.Puspitasari menggunakan KB Implant,

Saran Diharapkan Tenaga kesehatan terus berperan aktif dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas kepada masyarakat terutama dalam asuhan kebidanan ibu dari mulai hamil sampai dengan Kb terutama pada pemeriksaan HB pada ibu hamil dari program pemerintah 2x selama kehamilan patologis dengan tetap berpegang pada standar pelayanan kebidanan sehingga dapat mengurangi terjadinya peningkatan AKI dan AKB di Indonesia.

(2)

ABSTRACT

Fatus Sholihah, Hani. 2016; The Continuity of Midwifery Care on Mrs. Puspitasari at Alamanda

Maternity House. Scientific Paper. Diploma III of Ngudi Waluyo Midwifery Academy Ungaran.

First Advisor: Chichik Nirmasari, S.SiT,M.Kes, Second Advisor: Isri Nasifah,S.SiT,,M.Keb

Background : Maternal Mortality Rate (MMR) in Semarang Regency has highly increased from 120.22 per 100,000 births (17 cases) in 2013 became 140.31 per 100,000 births (20 cases) in 2014. In efforts to improve health, the continuity of midwifery care is needed from pregnancy, childbirth, postnatal and newborn, family planning and midwifery documentation.

Purpose : This study aimed to implement a continuity midwifery care on Mrs. Puspitasari starting on the period of pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, and family planning in accordance with 7 steps Varney management and documentation with SOAP method.

Method The data collection in this paper used the methods of interview, observation, physical examination, investigation, documentation studies, and literature studies.

Conclusion : The midwifery care on Mrs. Puspitasari during pregnancy there was no was abnormalities or complications both in mother and baby, but the HB examination only done once during pregnancy. During pregnancy, there was no complications. In the first stage, second stage, third stage and fourth stage the labor progress went normally without complications, but the first stage was taken place at her home and there was no monitoring of ten supervision by a midwife. The midwifery care during childbirth from 6 hours until 6 weeks of postpartum, and it was progressing well. The care of the newborn began from 2 hours until 6 weeks in which the infant was male, with 3700 grams of weight, and 49 cm of height. There were no defects and the danger signs and in the family planning program, Mrs. Puspitasari chose the contraceptive Implant.

Recommendation : The health workers are expected to continue to play an active role in providing qualified midwifery services for the community, especially in midwifery care starting on the period of pregnancy until choosing contraception especially on HB examination twice in pregnant women during pathological pregnancy in accordance to midwifery care standard to reduce the increase of Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia. Keywords : Continuity of Midwifery Care, Pregnancy, Childbirth, Postpartum, Newborn,

Family Planning

PENDAHULUAN Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan sampai dengah paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu dab Bayi menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pulayang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi..

Penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).

AKI Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan permasalahan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah. (profil dinkes 2014).

Di Pondok Bersalin Alamanda Langensari tahun 2014 : (1) Cakupan K1 sebesar 97%; (2) Cakupan K2 sebesar 96%; (3) K3 Cakupan K3 sebesar 96%; (4) Cakupan K4 sebesar 98%; (5) Cakupan pelayanan persalinan 80%; (6) Cakupan ibu yang di rujuk 10%; (7) Cakupan pelayanan

(3)

nifas 80%; (8) Cakupan pelayanan bbl 80%; (9) Cakupan pelayanan kb 70%.

Berdasarkan data di atas kita perlu mengatur jarak persalinan untuk mencegah terjadinya gangguan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi. Metode kontrasepsi perempuan juga lebih banyak digunakan dibandingkan metode kontrasepsi laki-laki (Kemenkes RI, 2013).

Kementerian Kesehatan RI

bekerjasama dengan USAID meluncurkan program EMAS “Expanding Maternal and Newborn Survival” adalah sebuah program kerjasama Kementerian Kesehatan RI dan USAID selama lima tahun (2012-2015) dalam rangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pendekatan EMAS adalah meningkatkan kualitas pelayana emergensi obstetri dan neonatal minmal 150 RS dan (PONEK) dan 300 Puskesma /Balkesmas (PONED), dan memperkuat system rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan rumah sakit (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)

Berdasarkan latar blakang diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.Puspitasari umur 28 tahun G2P1A0 umur kehamilan 38 minggu 3 hari di Pondok Bersalin Alamanda Langensari, Ungaran, melalui asuhan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan AKI di Indonesia serta tercapai kesehatan ibu dan anak yang optimal.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka “Bagaimanakah Asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.Puspitasari umur 28 tahun G2P1A0 umur kehamilan 38 minggu 3 hari di Pondok Bersalin Alamanda, Langensari”

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini meliputi :

1. Tujuan umum

Mampu menerapkan asuhan

kebidanan berkelanjutan pada Ny.Puspitasari umur 28 tahun dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Hellen’s Varney dan pendokumentasian secara SOAP. 2. Tujuan khusus

a. Mampu menganalisa dan

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.Puspitasari umur 28

tahun Umur kehamilan 38 minggu 2 hari dan mendokumentasikan secara SOAP

b. Mampu menganalisa dan

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny.Puspitasari umur 28

tahun dengan inpartu dan

mendokumentasikan secara SOAP

c. Mampu menganalisa dan

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.Puspitasari umur 28 tahun dan mendokumentasikan secara SOAP

d. Mampu menganalisa dan

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu BBL Ny.Puspitasari umur 28 tahun dan mendokumentasikan secara SOAP

e. Mampu menganalisa dan

melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu Akseptor KB Ny.Puspitasari umur 28 tahun dan mendokumentasikan secara SOAP

Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan penelitian ini menggunakan metodediskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk menjelaskan peristiwa kejadian sekarang

Cara Pemerolehan Data

1. Wawancara

Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peniliti mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang sasaran peneliti atau bercakap – cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Sujono dan Riyadi 2012)

Dalam menggunakan metode ini penulis mendapatkan data Subyektif atau data yang langsung diperoleh dari pasien melalui pengkajian meliputi Identitas pasien dan penanggungjawab, Keluhan, Riwayat penyakit yang diderita pasien sekarang dahulu dan keluarga, Riwayat pernikahan, Riwayat obstetri meliputi Menstruasi, Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu, Riwayat kehamilan sekarang , Riwayat KB, Kebutuhan dalam sehari-hari dan data pengetahuan psikososial, spiritual, dan ekonomi budaya. (Sujono dan Riyadi 2013) 2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan secara komprehensif yang berkaitan dengan keadaan fisik kehamilan, kelainan organ tubuhdantanda-tandapenyakit.

(4)

Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif serta meliputi riwayat kesehatan teknis yang dipergunakan dalam pengkajian fisik meliputi : Pemeriksaan umum meliputi Keadaan umum, kesadaran ,TTV, TB,BB, LILA Pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan kepala, mata, muka, hidung, telinga, mulut ,leher, dada, payudara, ketiak, abdomen, genetalia, ekstermitas atas dan bawah, anus.

a. Inspeksi

Pada pemeriksaan inspeksi ini yang diperiksa meliputi Muka, payudara, abdomen dan genetalia.

b. Palpasi

Pada pemeriksaan pada palpasi ini yang diperiksa meliputi Leopold I-IV, mengukur TFU.

c. Perkusi

Pada pemeriksaan perkusi ini dengancara mengetuk meliputi reflek patella kanan dan kiri.

d. Auskultasi

Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan Doppler

atauLinexuntukmemperjelaspendengar andenyutjantungjanin.

e. Study Pustaka

Yaitu pemerolehan data dengan mencari jurnal yang berhubungan dengan kebidanan.

TINJAUAN TEORI Kehamilan

Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari/40 minggu, di hitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan. (Padila, 2014)

Trimester ketiga (minggu ke 27 sampai kehamilan cukup bulan 38-40 minggu) menandakan awal viabilitas, yang berarti janin dapat hidup bila terjadi kehamilan alami atau kelahiran dipaksakan. (Riathayla, 2009)

Standar Asuhan Khamilan TM III 1. Timbang berat badan

2. Ukur tekanan darah 3. Ukur TFU

4. Pemberian Tablet Fe 5. Pemberian Imunisasi TT 6. Pemeriksaan Hb

7. Pendeteksi dini anemia

8. Pemeriksaan VDRL 9. Perawatan payudara

10.Temu wicara, konseling seputar kehamilan, persiapan persalinan, P4K, dan

rujukan

11.Pemeriksaan proteinurine 12.Pemeriksaan reduksiurine

13.Pemberian terapi kapsul yodium 14.Pemberian terapi anti malaria

Persalinan

Proses pngeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin 2006; h.100).

Tahapan Persalinan

Kala I Pembukaan 0-10 (lengkap) Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatanya), sehingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I (Satu) persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif

1. Fase laten

a. Di mulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan , dan pembukaan servik secara bertahap. b. Berlangsung sehinggs servik

membuka 3 cm.

c. Umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.

2. Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yakni: a. Fase Akselerasi

Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

b. Fase Dilatasi Maksimal

Dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

c. Fase Deselerasi

Pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm Kala II Kelahiran Bayi

Persalinan kala II (dua) dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II (dua) juga di sebut dengan kala pengeluaran bayi. Tanda pasti kala II (dua) di tentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah: Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm), Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

(5)

Menurut Ari sulistyawati, 2010 Tanda-tanda pelepasan plasenta sebagai berikut : uterus menjadi berbentuk bundar, uterus terdorong keatas,karena plasenta

terlepas ke segmen bawah

rahim,talipusatsemakin memanjang,terjadi perdarahan. Kontraksi uterus akan terus berlangsung dan ukuran rongganya akan mengecil. Pengukuran dalam ukuran ini akan menyebabkan pengurangan dalan ukuran situs penyambungan plasenta. Oleh karena itu situs sambungan tersebut menjadi lebih kecil,plasenta menjadi lebih tebal dan mengkerut serta memisahkan diri dari dinding uterus. Pelepasan placenta dapat dimulai dari tengah (Sentral menurut Schultze), dari pinggir (Marginal menurut Mathews-Duncan) atau serempak dari tengah dan dari pinggir placenta. Cara pertama ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini dikemungkinkan oleh Ahlfeld) tanpa adanya perdarahan pervaginam..

Kala IV Observasi 2 jam post partum

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum. Selama kala empat, memantau ibu Observasi 2 jam post partum meliputi Observasi TD dan suhu setiap 1 jam sekali, Nadi, Kontraksi uterus, TFU, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit,

Nifas

Masa nifas dimulai setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari (Dewi dan Sunarsih 2011)

Asuhan Masa Nifas 6-8 jam setelah persalinan

a. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lainperdarahan dan memberikan rujukan apabila perdarahan berlanjut

c. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

d. Pemberian ASI pada awal menjadi ibu e. Mengajarkan untuk mempererat hubungan

antara ibu dan bayi baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

6 hari setelah persalinan

a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di

bawah umbilicus tidak perdarahan abnormal, dan tidak ada bau

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca melahirkan c. Memastikan ibu mendapat cukup

makanan, cairan, dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit

Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat. 2 minggu setelah persalinan

a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca melahirkan c. Memastikan ibu mendapat cukup

makanan, cairan, dan istirahat

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda tanda penyulit

e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat

6 minggu persalinan

a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialaminya dan bayinya b. Memberikan konseling untuk kb secara

dini

Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggui sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gr sampai 4000 gram (Sari wahyuni, 2011)

Ciri-ciri bayi normal, antara lain sebagai berikut :

1. Berat badan 2500-4000 gram 2. Panjang badan 48-52 cm 3. Lingkar badan 30-38 cm 4. Lingkar kepala 33-35 cm

5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit.

6. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa.

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.

(6)

10.Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi Alabia minora (pada anak perempuan). 11.Refleks hisap dan menelan sudah

terbentuk dengan baik.

12.Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk.

13.Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam.

14.Eliminasi, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium berwarna kecoklatan (Marmi dan Kukuh,2014).

Kunjungan BBL

KN-1 Setelah lahir/ 24 jam pertama 1. Manajemen

2. Inisiasi asfeksia bayi

3. Pemeriksaan segera saat lahir 4. Menjaga bayi tetap hangat

5. Salep mata, vitamin K1 injeksi & imunisasi Hepatitis B

Konseling KN-2 6-48 Jam

1. Pemeriksaan bayi baru lahir 2. ASI ekslusif

3. Menjaga bayi tetap hangat 4. Perawatan bayi

5. Tanda bayi sakit dan bahaya pada bayi 6. Merawat BBL

Konseling KN-3 3-7 Hari

1. Pemeriksaan ulang 2. ASI ekslusif

3. Tanda bayi sakit dan bahaya pada bayi 4. Merawat BBL

5. Konseling KN-4 8-28 Hari 1. Pemeriksaan ulang 2. ASI ekslusif

3. Tanda bayi sakit dan bahaya pada bayi 4. Konseling

Keluarga Berencana

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang dapat bersifat sementara, dan dapat juga bersifat permanen (Wiknjosastro, 2008)

Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase

1. Fase menunda kehamilan

Masa menunda kehamilan pertama, sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun 2. Fase menjarangkan kehamilan

Masa menjarangkan kehamilan oleh pasangan suami istri umur 20-35 tahun 3. Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil

lagi

Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun tidak hamil lagi

TINJAUAN KASUS Kehamilan

Pada saat kehamilan dilakukan dua kali pengkajian yaitu pada saat umur kehamilan 38 minggu 2 hari dan umur kehamilan 38 minggu 4 hari, didapatkan data:

1. Data Subyektif :

a. Ibu mengatakan bernama Ny. Puspitasari umur 28 tahun

b. Ibu mengatakan hamil yang kedua pernah melahirkan dan tidak pernah keguguran.

c. Ibu mengatakan ingin mengetahui keputihan yang dialaminya

2. Data Obyektif :

Pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal, kadar Hb 11,5 gr/dl Pada genetalia terdapat lendir berwarna putih

3. Assasment :

Ny. Puspitasari G2P1A0 umur 28 tahun, hamil 38 minggu 2 hari, janin tunggal, hidup, intrauterine, letak memanjang, puki, presentasi belakang kepala, divergen 4. Planning :

KIE cara mengatasi keputihan dengan cara menjaga personal hygiene dan mengajarkan gerakan yoga tekhnik kupu-kupu.

Pada kunjungan kehamilan penulis menemukan kesenjangan antara hasil pemeriksaan dilahan dengan teori karena secara teori pemeriksaan HB pada ibu hamil dilakukan 2x selama kehamilan namun pada Ny.Puspitasari hanya dilakukan 1x

Persalinan

Pada saat persalinan penulis melakukan pengkajian satu kali yaitu dari kala I sampai dengan kala IV, didapatkan data:

1. Data subyektif

Ibu mengatakan sudah merasakan kenceng-kenceng sejak kemarin sore tanggal 1 november 2015 jam 16.30 WIB namun masih jarang. pada tanggal 2 november 2015 jam 14.00 WIB ibu merasakan kenceng-kenceng semakin

(7)

lama semakin sering dengan frekuensi 4x 40’’/10’ sudah mengeluarkan lender darah dari jalan lahir jam 18.30 dan sudah mengeluarkan air ketuban dari jalan lahir ,

mrembes± 10cc pada jam 19.20 WIB 2. Data Obyektif:

Vulva Membuka, Perinium menonjol, spingter ani membuka, Uretra: Kosong, Vagina Supel, elastis, PorsioLunak, Pembukaan: 10 cm (Lengkap), Penipisan 100 %, K K (-), Penurunan Hodge III (+), POD UUK kiri depan, Bagian yang menumbung Tidak ada, PPV Lendir darah, Bandlering Tidak ada

3. Assasment :

Ny. Puspitasari umur 28 tahun G2P1A0, hamil 38 minggu 6 hari, janin tunggal, hidup, intrauteri, letak memanjang, puki, presentasi belakang kepala, divergen, , inpartu kala II

4. Planning :

Persiapan pimpinan persalinan

Pada saat persalinan pada hari Kamis, tanggal 2 November 2015, penulis menemukan kesenjangan antara teori dan praktek pada saat kala I pada Ny.Puspitasari berlangsung dirumah dan tidak ada pemantauan pengawasan 10 oleh bidan

Nifas

Pada saat nifas, penulis melakukan kunjungan sebanyak empat kali yaitu pada saat postpartum 6 jam, postpartum 6 hari, postpartum 2 minggu dan postparum 6 minggu fisiologis, didapatkan data :

1. Data Subyektif :

a. ibu mengatakan merasakan

mengeluarkan lendir darah.

b. Ibu mengatakan merasakan mules 2. Data Obyektif :

TFU 2 jari dibawah sampai berangsur-angsur kembali sempurna

3. Assasment :

Ny. Puspitasari umur 28 tahun P2A0 postpartum 6 jam-6 minggu dengan nifas fisiologis

4. Planning :

Melakukan pengawasan perdarahan dan kontraksi uterus keras, Memastikan involusi berjalan dengan baik dan tidak ada perdarahan sampai dengan memotivasi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi

Pada saat nifas, penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan yaitu

pada asuhan yang diberikan pada 2 minggu post partum Ny.puspitasari sudah diberi KIE dengan memotivasi ibu untuk pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan, Ny. Puspitasari berencana menggunakan KB Implant karena ibu berencana ingin mejarangkan kehamilannya dan suami juga sudah setuju dengan alat kontrasepsi yang akan digunakan

Bayi baru lahir

Pada saat bayi baru lahir, penulis melakukan pengkajian sebanyak empat kali yaitu bayi baru lahir umur 2 jam, bayi baru lahir umur 6 hari, bayi baru lahir umur 2 minggu, bayi baru lahir umur 6 minggu, didapatkan data :

1. Data Subyektif :

a. Ibu mengatakan bayi lahir pada hari Selasa, 2 November 2015

b. Ibu mengatakan bayi menangis kuat, gerak aktif dan reflek menghisap kuat c. Ibu mengatakan bayi sudah BAK dan

BAB

2. Data Obyektif :

BB : 3700 gram. PB : 49 cm , Lingkar Kepala 33 cm, Lingkar Dada 34 cm, reflek neonatus normal.

3. Assasment :

Bayi baru lahir Ny. Puspitasari umur 2 jam

4. Planning :

Mempertahankan suhu tubuh bayi, sampai dengan rencana memandikan bayi setelah 6 jam atau sampai dengan menyesuaikan suhu lingkungan, bayi sudah dilakukan pencegahan infeksi dengan diberikan injeksi HB0 pada 1 jam setelah lahir dan sudah diberikan salep mata.

Pada saat melakukan asuhan pada bayi baru lahir, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan.

KB

Pada saat KB penulis melakukan pengkajian dua kali yaitu pada saat ibu akan menjadi akseptor baru sampai dengan ibu melakukan kunjungan ulang, didapatkan data:

1. Data Subyektif :

Ibu mengatakan ingin menggunakan KB Implant

2. Data Obyektif :

Pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik ibu dalam batas normal dan tidak ada kontraindikasi akseptor implant

(8)

3. Assasment :

Ny. Puspitasari P2A0 umur 28 tahun akseptor KB Implant

4. Planning :

Pemasangan Implant

Pada saat memberikan asuhan saat KB, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan.

PENUTUP Kesimpulan

Adapun ruang lingkup asuhan kebidanan komprehensif ini dimulai dari kehamilan TM III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB yang dilakukan dalam bentuk 7 varney pada Ny. Puspitasari Umur 28 Tahun di Pondok Bersalin Alamanda Lngensari Kab.Semarang pada bulan Oktober 2015 sampai bulan Desember 2015

1. Asuhan kebidanan pada Ny. Puspitasari selama kehamilan sudah dilakukan pelayanan kebidanan sesuai dengan kebutuhan, keluhan pasien dan kewenangan bidan, terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu pada standar asuhan pelayanan ANC yang tidak sesuai dengan standar asuhan 14T dan Pemeriksaan HB yang hanya dilakukan 1x selama kehamilan.

2. Asuhan kebidanan pada Ny. Puspitasari selama persalinan berlangsung normal pada tanggal 2November 2015. Persalinan dilakukan di bidan tidak ditemukan penyulit dan kompikasi. Pada saat kala I Ny.Puspitasari berlangsung dirumah dan tidak diikuti oleh bidan pada kala II, III, dan IV persalinan berjalan dengan normal tidak ada penyulit dan komplikasi sehingga bayi sudah lahir dan keadaan ibu sudah lebih membaik.

3. Asuhan Nifas pada Ny. Puspitasari dari tanggal 2 November sampai dengan 21 Desember 2015 yaitu dari 6 jam postpartum sampai 6 minggu postpartum. Selama pemantauan masa nifas, berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan tanda bahaya atau komplikasi. 4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

pada bayi Ny. Puspitasari dari tanggal 2 November 2015 sampai dengan 21 Desember 2015, bayi yang berjenis kelamin Laki-laki, BB: 3700 gram, PB: 49 cm. Tidak ditemukan adanya infeksi dan tanda bahaya. Bayi telah diberikan injeksi Vit K, bayi sudah diberikan salep mata,

dan imunisasi HB 0. Sampai pada usia 6 minggu tidak ditemukan adanya komplikasi dan tanda bahaya.

5. Asuhan KB pada tanggal 21 Desember 2015 ibu mengatakan ingin menggunakan KB Implant, bidan sudah memberikan konseling tentang KB Implant pada saat kunjungan nifas ketiga pada tanggal 15 april 2015Ny.Puspitasari memberikan keputusan sudah mantap ingin menggunakan KB Implant. Pada tanggal 21 Desember 2015 Ny.Puspitasari melakukan pemasangan KB Implant, ibu tidak mempunyai keluhan atau kontraindikasi akseptor implant dan tidak itemukan adanya kesenjangan antara teori dengan dalam prosedur pemasangan KB Implant. Pada tanggal 24 desember 2015 Ny.Puspitasari melakukan kontrol ulang dan sejauh ini tidak ada kendala dalam KB Ny. Puspitasari

Saran

1. Bagi penulis

Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.

3. Bagi lahan praktek

Asuhan yang sudah diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL sampai dengan KB

(9)

4. Bagi pasien

Agar klien memiliki kesadaran untuk

selalu memeriksakan keadaan

kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB dengan melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan .

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati dkk, 2009. h. 131-132Buku Panduan Khusus Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta : YBP- SP,

JNPK-KR, POGI, dan JHPIEGO. Asuhan Persalinan Normal 2008

BKKBN. 2011. Profil hasil pendataan

keluarga tahun 2010.

www.bkkbn.go.id

BPS, BKKBN dan KemenKes.www. bkkbn.

go.id/.../ Laporan%

20Pendahuluan%20SDKI%202012.p . [online]. Diakses 5 november 2015

Depkes RI, 2009, Profil Kesehatan Indonesia

, Departemen kesehatan Indonesia, Jakarta

Dapertemen Kesehatan RI (2011). Depkes.

2010. Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian

Bayi Perlu Kerja keras.

http://www.depkes.go.id. (diakses 11 Mei 2015)

Depkes. 2010. Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian

Bayi Perlu Kerja keras.

http://www.depkes.go.id. (diakses 11 Mei 2015)

Depkes. 2012. Angka kematian ibu di

Indonesia. http://www.depkes.go.id

Depkes. 2013. Situasi dan Analisis Keluarga

Berencana. http://www.

depkes.go.id. (diakses 24 Februari 2015).

Dinas Kab. Semarang. 2014. Buku Profil

KesehatanKabupaten Semarang.

Dinkes

Jateng.www.dinkesjatengprov.go.id.2 014 Dinkes kabupaten semarang. Dinkes RI. 2009. Definisi akseptor KB. http

://www.dinkes.com

Farid, Husin. 2014, Buku Ajar Maternitas AsuhanKebidanan Berbasis Bukti

Indrayani dan Moudy Emma,2013).

Kusmiyati, yuni dkk. (2010). Perawatan ibu

hamil. Fitramaya. Yogyakarta

Kusmiyati, Yuni. 2014 Panuntun Praktikum

Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:

Fitramaya

Manurung,Suyani,2011,Buku Ajar Maternitas Asuhan Keperawatan Antenatal,

Marmi,2014) Marmi dkk. (2011). Asuhan

kebidanan patologi. Pustaka pelajar.

Yogyakarta

Marmi. (2015). Asuhan kebidanan pada masa

nifas. Pustaka pelajar. Yogyakarta

Mochtar,R. 2012. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta: EGC.

Maryunani, A. 2009. Asuha pada Ibu dalam

Masa Nifas (Postpartum). Jakarta:

TIM

Muslihatun, Wafi Nur, dkk 2010,

Dokumentasi Kebidanan, Penerbit

Fitramaya,Yogyakarta.

Muslihatun, Wafi nur. (2009). Asuhan

neonatus, bayi dan balita. Fitramaya.

Yogyakarta

Muslihatun, Wafi Nur. (2009). Dokumentasi

kebidanan. Fitramaya. Yogyakarta

PrinsipPendokumentasianManajemenKebidan anDengan PendekatanCatatanSoap .https://zaffameida. files.wordpress. com /2010/11/prinsip-dokumentasi-catatan-soap.pdf Pedoman_asuhan-_komprehensif.https://ml.scribd.com/ doc/263919157/PEDOMAN-BIDKOM-pdf

Prawirohardjo, Jakarta. Maternal Dan

Neonatal, Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta.

Prawirohardjo, S dkk. (2006). Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Yayasan Bina Pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta.

Prawirohardjo, S dkk. (2008). Ilmu

kebidanan. Yayasan bina pustaka

sarwono prawirohardjo. Jakarta Prawirohardjo, S dkk. (2011). Ilmu

kebidanan. Yayasan bina pustaka

sarwono prawirohardjo. Jakarta Prawirohardjo, Sarwono, 2010, Buku Acuan

Nasional Pelayanan

KesehatanMaternal dan Neonatal,

Jakarta, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardo

Prawiroharjo. S. 2009. Ilmu Kandungan. Edisi Revisi ke-7. Jakarta : PT. Binapustaka.

(10)

Saifuddin, Abdul Bari. 2009, Ilmu

kebidanan, Bina Pustaka Sarwono

Saifuddin, Abdul Bari dkk. (2009). Buku

Panduan praktis pelayanan

kesehatan maternatal dan neonatal.

Jakarta

Saefuddin. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Pendidikan Bina Pustaka Sindu, P. A. 2014. Teknik yoga TM III. Jakarta

Sumarah, dkk (2009; h. 23-45), Asuhan

Kebidanan Fisiologis

Sunarsih dan Dewi, 2013, Asuhan Kebidanan

pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba

Medika

Suryati, R.2011.Buku Ajar Askeb I Konsep

Dasar Asuhan

Kehamilan.Yogyakarta: Nuha

Medika.

Varney,Hellen,dkk,2006,Buku Ajar Asuhan

Kebidanan,Jakarta,EGC

Varney. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pendidikan Bina Pustaka. Vivian Nanny Lia Dewi.2010. Asuhan

Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta :

Salemba Medika

Walyani, E. S. 2015. Asuhan Kebidanan pada

Kehamilan. Yogyakarta: PT.

Pustaka Baru.

WHO. 2014. Maternal Health.

http://www.who.int. (diakses 03 Maret 2015)

Wijoyo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pendidikan Bina Pustaka. Wilandari, S. R., dan S. Handayani. 2011.

Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.

(11)

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.PUSPITASARI UMUR 28 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI

DI PONDOK BERSALIN ALAMANDA LANGENSARI

ARTIKEL

Oleh :

HANI FATUS SHOLIHAH NIM. 0131650

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Referensi

Dokumen terkait

Pola aktivitas yang terbentuk dalam perancangan proyek Pusat Perbelanjaan Furniture &amp; Konsultasi Tata Ruang ini, dibagi menjadi 3 berdasarkan pengguna bangunan, yang

Tahap ketiga, pejabat penilai melakukan penilaian pada formulir prestasi kerja sesuai dengan hasil kinerja pegawai dan hasil monitoring yang dilakukan..

Penghargaan yang diraih oleh Yayasan Al Firdaus tentunya tidak didapatkan secara instan, diperlukan strategi komunikasi yang telah direncanakan dengan matang untuk

15 Jadi, dalam penelitian ini metode observasi yang digunakan adalah observasi dengan

Gedung yang akan dikondisikan memiliki 7 lantai, perhitungan beban pendinginan dilakukan pada setiap lantai, total perhitungan beban pendinganan digunakan untuk menentukan kapasitas

Semen Portland tipe I, untuk yang tidak memrlukan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis lainnya. Semen Portland tipe II, untuk penggunaan yang memerlukan

U : kekuatan yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen. dangaya yang berhubungan dengannya (kg/m

Knowledge management merupakan kegiatan organisasi dalam mengelola pengetahuan sebagai aset, dimana dalam berbagai strateginya ada penyaluran pengetahuan yang tepat