• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA TINGKAT KONTROL ASMA DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA TINGKAT KONTROL ASMA DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Karya Akhir

FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA

TINGKAT KONTROL ASMA DI RSUD DR. SOETOMO

SURABAYA

Ni Wayan Candrawati Muhammad Amin

Departemen/SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UNAIR-RSUD dr. Soetomo Surabaya

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Ida Sang HyangWidhiWasa/ Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya karya akhir kami yang berjudul “Faktor Yang Berpengaruh Pada Tingkat Kontrol Asma Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya” sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan dokter spesialis di bidang Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Dalam penulisan karya akhir ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis.

Penulis menyadari bahwa karya akhir ini jauh dari sempurna sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan di masa yang akan datang. Selanjutnya dalam penulisan karya akhir ini penulis banyak diberi bantuan oleh berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada 1. Prof. Dr. Muhamad Nasih, SE, MT, Ak., CMA, sebagai rektor UNAIR yang

telah memberikan kami kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di FK UNAIR. 2. Prof. Dr. Soetojo, dr, Sp.U, sebagai Dekan FK UNAIR yang telah

memberikan kami kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di FK UNAIR.

3. Harsono, dr, sebagai Direktur RSUD Dr. Soetomo yang telah memberikan kami kesempatan untuk belajar di lingkungan RS yang dipimpin.

4. Winariani, dr, Sp.P (K), MARS, sebagai Ketua Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi yang telah berkenan menerima dan memberi kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di FK UNAIR.

5. Helmia Hasan, dr, Sp.P (K), MPdKed, sebagai Ketua Program Studi Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi yang telah berkenan menerima dan memberi kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di FK UNAIR.

(7)

6. Prof. Dr. Muhammad Amin, dr, Sp.P (K) sebagai BAKOR III penelitian Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi yang telah memberikan saran selama kami mengikuti pendidikan. Selain itu merupakan pembimbing yang selalu sabar mengoreksi dan memberi saran selama pembuatan karya akhir ini.

7. Dr. Soedarsono, dr, Sp.P (K), sebagai Chief de Clinique yang banyak memberikan bimbingan selama pendidikan.

8. Prof. Dr. Benjamin Margono, dr, Sp.P (K), FCCP, M. Jusuf Wibisono, dr, Sp.P (K), Slamet Hariadi, dr, Sp.P (K), IsnuPradjoko, dr, Sp.P (K), Dr. Daniel Maranatha, dr, Sp.P(K), Dr. Laksmi Wulandari, dr, Sp.P (K), RestiYudhawati, dr, Sp.P (K), IsninAnangMarhana, dr, Sp.P (K),TutikKusmiati, dr, Sp.P (K), Arief Bachtiar, dr, Sp.P serta seluruh staf pengajar yang penuh dedikasi memberi bimbingan selama pendidikan.

9. I Nyoman Suardana dan Ni Luh Candri, bapak dan ibu yang telah mengasuh dan membesarkan dengan kesabaran dan cinta kasih. Terima kasih atas dukungan selama mengikuti pendidikan di Surabaya.

10.Suami tercinta I Nyoman Suandana Sinawa, ST yang dengan penuh pengertian telah memberikan semangat dan dorongan, doa serta kasih sayang yang tak terhingga. Anak tersayang Ni Wayan Bening Danandra Sinawa, semoga menjadi anak yang baik dan pintar. Serta Bapak dan Ibu Mertua yang turut membantu.

11.Rekan sejawat peserta PPDS, paramedis, staf tata usaha dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Demikian ucapan terima kasih kami, semoga karya akhir ini bisa bermanfaat bagi semua

Surabaya, Januari 2016 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR SINGKATAN ... viii

ABSTRAK ... ix BAB 1. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan ... 2 1.3.1 Tujuan umum ... 2 1.3.2 Tujuan khusus ... 2 1.4 Manfaat ... 2

1.4.1 Manfaat bagi subjek ... 2

1.4.2 Manfaat bagi masyarakat dan pelayanan kesehatan ... 2

1.4.3 Manfaat teoritis ... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Tingkat Kontrol Asma ... 4

2.2 Indeks Massa Tubuh (IMT) ... 6

2.3 Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) ... 7

2.4 Merokok ... 8 2.5 Rinitis ... 9 2.6 Usia ... 10 2.7 Jenis Kelamin ... 11 2.8 Tingkat Pendidikan ... 12 2.9 Komorbid Lain ... 13

2.9.1 Penyakit refluks gastroesofagus (GERD) ... 13

2.9.2 Cemas dan depresi ... 13

2.9.3 Alergi makanan ... 14

(9)

2.9.5 Penyakit kardiovaskular ... 14

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 16

3.1 Kerangka Konsep ... 16

3.2 Hipotesis Penelitian ... 16

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN... 17

4.1 Desain Penelitian ... 17

4.2 Populasi dan Sampel ... 17

4.2.1 Populasi ... 17

4.2.2 Sampel ... 17

4.2.3 Besar sampel ... 17

4.3 Tempat dan Waktu ... 17

4.3.1 Tempat penelitian ... 17 4.3.2 Waktu penelitian ... 18 4.4 Identifikasi Variabel... 18 4.5 Definisi Operasional ... 18 4.6 Kriteria Inklusi ... 19 4.7 Kriteria Eksklusi ... 19 4.8 Alur Penelitian ... 19 4.9 Etika Penelitian ... 20 4.10 Instrumen Penelitian ... 20

4.11 Pengolahan dan Analisis Data ... 21

BAB 5. HASIL PENELITIAN ... 22

5.1 Karakteristik Pasien ... 22

5.2 Karakteristik Variabel Penelitian ... 23

5.3 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan IMT ... 24

5.4 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan VEP1 ... 25

5.5 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan Merokok... 26

5.6 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan Rinitis... 27

5.7 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan Variabel Perancu ... 28

5.8 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan IMT Setelah Mengontrol Tingkat Pendidikan ... 31

(10)

5.9 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan VEP1 Setelah

Mengontrol Tingkat Pendidikan ... 32

5.10 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan IMT, VEP1, Rinitis, Dan Perokok Setelah Mengontrol Komorbid ... 32

BAB 6. PEMBAHASAN ... 35

6.1 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan IMT ... 35

6.2 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan VEP1 ... 37

6.3 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan Merokok... 38

6.4 Hubungan Tingkat Kontrol Asma Dengan Rinitis... 39

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

7.1 Kesimpulan ... 41

7.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol asma ... 6

Tabel 2. Karakteristik pasien ... 22

Tabel 3. Data deskriptif IMT ... 23

Tabel 4. Data deskriptif VEP1 ... 23

Tabel 5. Data deskriptif merokok ... 23

Tabel 6. Data deskriptif rinitis ... 24

Tabel 7. Data deskriptif tingkat kontrol asma ... 24

Tabel 8. Hubungan merokok dengan asma terkontrol sebagian dan tidak terkontrol ... 27

Tabel 9. Hubungan rinitis dengan asma terkontrol sebagian dan tidak terkontrol ... 28

Tabel 10. Hubungan antara tingkat kontrol asma dengan umur... 29

Tabel 11. Hubungan antara tingkat kontrol asma dengan jenis kelamin... 29

Tabel 12. Hubungan antara tingkat kontrol asma dengan IMT pada masing-masing tingkat pendidikan... 31

Tabel 13. Hubungan antara tingkat kontrol asma dengan VEP1 pada masing-masing tingkat pendidikan... 32

Tabel 14. Hubungan antara tingkat kontrol asma dengan IMT dan VEP1 berdasarkan ada tidaknya komorbid selain rinitis ... 33

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus penanganan asma berbasis kontrol serta tahapan

pengobatan asma ... 4

Gambar 2. Kerangka konsep ... 16

Gambar 3. Skema alur penelitian ... 20

Gambar 4. Grafik hubungan tingkat kontrol asma dengan mean IMT ... 25

Gambar 5. Grafik hubungan tingkat kontrol asma dengan mean VEP1 ... 26

Gambar 6. Grafik hubungan tingkat kontrol asma dengan merokok ... 27

Gambar 7. Grafik hubungan tingkat kontrol asma dengan rinitis ... 28

Gambar 8. Grafik hubungan tingkat kontrol asma dengan tingkat pendidikan . 30 Gambar 9. Grafik hubungan tingkat kontrol asma dengan ada tidaknya komorbid selain rinitis ... 31

Gambar 10. Grafik hubungan antara tingkat kontrol asma dengan merokok berdasarkan ada tidaknya komorbid selain rinitis ... 33

Gambar 11. Grafik hubungan antara tingkat kontrol asma dengan rinitis berdasarkan ada tidaknya komorbid selain rinitis ... 34

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Subyek Penelitian ... 46

Lampiran 2 Lembar Informasi Dan Persetujuan Penelitian ... 47

Lampiran 3 Lembar Pengumpul Data ... 52

Lampiran 4 Kuisioner Tingkat Kontrol Gejala Asma ... 53

Lampiran 5 Data Penelitian ... 54

(14)

DAFTAR SINGKATAN

SKRT : survei kesehatan rumah tangga IMT : indeks massa tubuh

VEP1 : volume ekspirasi paksa detik pertama GINA : global initiative for asthma

IgE : imunoglobulin E

PPOK : penyakit paru obstruktif kronik

CDC : centers for disease control and prevention

GERD : gastroesophageal reflux disease

IRD : instalasi rawat darurat DM : diabetes mellitus OR : odds ratio

CI : confidence interval

(15)

ABSTRAK

Faktor Yang Berpengaruh Pada

Tingkat Kontrol Asma Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Ni Wayan Candrawati, Muhammad Amin

Departemen/SMF Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UNAIR-RSUD dr. Soetomo Surabaya

Pendahuluan : Mengidentifikasi dan menangani faktor risiko yang mempengaruhi tingkat kontrol asma dapat mengoptimalkan pengobatan asma. Berbagai faktor berperan dalam menyebabkan asma tidak terkontrol, di antaranya adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, merokok, VEP1, penyakit komorbid dan berat badan berlebih. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi tingkat kontrol asma

Metode : Desain penelitian ini potong lintang observasional analitik. Semua pasien asma berusia ≥15 tahun yang datang ke poli asma dan memenuhi kriteria inklusi (n=39). Dilakukan pemeriksaan tingkat kontrol asma menggunakan kuisioner GINA 2015. Pengumpulan data menggunakan kuisioner tentang merokok, gejala rinitis, dilakukan pengukuran IMT, pemeriksaan VEP1, konsultasi ke SMF/Departemen THT-KL jika terdapat gejala rinitis. Korelasi antar variabel dihitung dengan rumus korelasi chi square dan spearman.

Hasil : Prevalensi asma tidak terkontrol 48,7%. Hubungan tingkat kontrol asma dengan IMT, VEP1, merokok dan rinitis masing-masing p=0,861; p=0,773; p=0,605; dan p=0,899; artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna. Hubungan antara tingkat kontrol asma dengan tingkat pendidikan dan ada tidaknya penyakit komorbid selain rinitis yaitu p = 0,027 dan p=0,023 artinya terdapat hubungan yang signifikan. Setelah dilakukan kontrol terhadap tingkat pendidikan didapatkan pada kelompok pasien yang berpendidikan setingkat perguruan tinggi, hubungan antara IMT dengan tingkat kontrol asma p=0,001. Sedangkan pada kelompok pasien yang berpendidikan setingkat SMP, hubungan antara VEP1 dengan tingkat kontrol asma p=0,021. Keterbatasan penelitian ini yaitu banyaknya variabel perancu yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti, tidak ada sampel perokok aktif dan sedikit sampel bekas perokok.

Kesimpulan : Tingkat kontrol asma tidak berhubungan dengan IMT, VEP1, merokok dan rinitis. Tingkat kontrol asma berhubungan tingkat pendidikan dan ada tidaknya komorbid selain rinitis.

(16)

ABSTRACT

Factors Associated With Asthma Control in Soetomo Hospital Surabaya

Ni Wayan Candrawati, Muhammad Amin

Department of Pulmonology and Respiratory Medicine Faculty of Medicine Universitas Airlangga- Soetomo Hospital Surabaya

Introduction : Identifying and treating modifiable risk factors associated with asthma control can optimalize asthma control. Factors associated with uncontrolled asthma are age, sex, educational level, smoking, FEV1,

comorbidities and overweight. The aim of study was to identify risk factors associated with asthma control.

Methods : This was a cross sectional study that included all asthmatic patient over 15 years of age who came to asthma clinic and meet the inclusion criteria (n=39). Asthma control was evaluated using GINA 2015 asthma control symptom. Data about smoking and rhinitis symptom were collected using a questionnaire. Diagnosis of Rhinitis was confirmed by ENT clinic. BMI was calculated as weight in kg divided by height in meters squared. FEV1,was

calculated using auto-spirometer.. Relationship between variables were explored using chi square and spearman correlation.

Results : The prevalence of uncontrolled asthma was 48,7%. Asthma control was not statistically significant associated with BMI (p=0.861), FEV1, (p=0.773),

smoking (p=0,605) and rhinitis (p=0,899). Asthma control was significantly associated with educational level (p=0.027) and comorbidities other than rhinitis (p=0,023). After adjusting education status, in college graduated patients group, asthma control was significantly associated with BMI (p=0,001). In junior high graduated patients group asthma control was significantly associated with FEV1,

(p=0,021). Study limitations were too many confounding variables, also no active smoker and only few ex-smoker were found.

Conclusion : Asthma control was not significantly associated with BMI, FEV1,,

smoking and rhinitis. Asthma control was significantly associated with educational level and comorbidities other than rhinitis.

Referensi

Dokumen terkait

Penghargaan dengan sentuhan dilakukan untuk memotivasi siswa dan lebih mengakrabkan, misalnya pada saat salah seorang siswa maju ke depan kelas menjelaskan pelajaran atau

Suryabrata (1983: 92) mengemukakan bahwa tujuan penelitian kuasi eksperimen adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan dugaan atau perkiraan, yang dapat diperoleh dengan

Wawancara dengan Bapak Arman selaku Asisten Humas Kebun TGPM. Wawancara dengan Bapak H.Harahap selaku Bapam

Kumpulan Carpon Halimun Peuting Karya Iskandarwassid: Tilikan Sosiologi Sastra Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Berisikan riwayat kesehatan pasien lainnya seperti pasien pernah mengalami masalah kesehatan lain yang mungkin dapat berkaitan dengan masalah saat ini atau mungkin tidak berkaitan

Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak dua siklus setiap siklusnya dilakukan empat kali pertemuan dengan melaksanakan empat tahap, yakni 1) perencanaan tindakan,

Pulau Kalimantan misalnya pada tahun 2009 jumlah proyek asing yang masuk ke. Pulau Kalimantan berjumlah 31 proyek dengan investasi sebesar Rp

• Merupakan tipe khusus list yang digunakan untuk menyimpan data dari berbagai macam tipe dalam bentuk matriks. • Perintah-perintah untuk membuat data