• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BENTUK TES DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII SMP NEGERI 2 GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BENTUK TES DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII SMP NEGERI 2 GORONTALO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BENTUK TES DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII

SMP NEGERI 2 GORONTALO Badria, Meyko Panigoro, Agil Bachsoan

Jurusan Pendidikan Ekonomi

Abstract

The Influence of Tests Form and Motivation of Study to The Students‟ Learning Achievement on Social Subject at Class VII in SMP Negeri 2 Gorontalo. Skripsi. Study Program of Economic Education, department of Economic Education, Faculty of Economic and Business, State University Gorontalo. 2013. The result of this research concluds that the hypothesis; (a) „Students who followed the essay test has high result test compared with them who follow the multiple choice test‟ is accepted. The result shows the average score of students‟ result that follow essay test (A1) about 22,60 is higher than the average score of students‟ result that follow multiple choice test (A2) about 16,26. (b) between (essay test and multiple choice test) had Fcount = 282,40, while Ftable on significant level α = 0,05 db, the numerator α – 1 = 1 db and the denominator nt – 4 = 72 has F(0,005)(1,68) = 3,96. Therefore, the result of Fcount>Ftable. (c) Based on the t-test, it shows the tcount for the third hypothesis test about 42,02, while the distribution list has tlist = 2,04. Therefore the tcount is bigger than tlist. Besides, we can see from the average score of group of A1B1 (X = 27) is higher than group of A2B1 (X = 18,47). (d) Based on the test shows the tcount for the fourth hypothesis test about 27,95, while from the distribution list has tlist on α = 0,05 and db = n1 + n2 – 2 has tlist = 2,04. Therefore, the tcount>tlist. Besides, it can see from the average score of group A2B2 (X = 14,05) is lower than group of A1B2 (X = 18,21).

(2)

Pendahuluan

Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam upaya menggali potensi diri. Dalam proses pengembangannya banyak sistem yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan. Hasil belajar dapat diperoleh dengan mengukur sejauh mana hasil potensi siswa dalam rangka mewujudkan kemandirian belajar serta upaya dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa.

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, hal ini pun akan mempengaruhi tingkat motivasi belajar setiap siswa pada mata pelajaran yang diikutinya, termasuk pada mata pelajaran IPS. Uno (2010: 23), mengemukakan bahwa motivasi belajar dapat timbul karena faktor internal, seperti hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor eksternal adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Dari pendapat tersebut dapat menunjukkan bahwa hasil belajar siswa bukan hanya dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimiliki siswa saja, tetapi hal ini pun akan dipengaruhi oleh tingkat motivasi belajarnya.

Motivasi belajar siswa yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap hasil belajarnya pun akan mendorong siswa untuk berfikir ketika mendapatkan hasil belajar rendah apakah cara belajarnya sudah berjalan dengan efektif dan kondusif, sehingga menjadi bahan evaluasi bagi siswa dalam memotivasi dirinya untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik atau meningkat. namun disisi lain perlu disadari bahwa hasil belajar siswa bukan hanya semata-mata karena hasil dari siswa itu sendiri, terdapat faktor gurulah yang menjadi cerminan apakah selama proses pembelajarannya sudah berupaya semaksiamal mungkin dalam memperbaiki dan mengevaluasi proses pembelajaran dalam memperoleh hasil yang diharapkan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa yang ditunjang dengan motivasi dari guru. Adapun hasil belajar ini dapat diukur dengan menggunakan instrumen tes.

(3)

Menurut Arikunto (2009: 53), Tes dapat diartikan sebagai alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, evaluasi dalam pembelajaran sangat penting untuk dilakukan dalam rangka memperoleh informasi hasil pembelajaran yang dicapai dengan penetapan tujuan sebelumnya. Hal ini akan menjadikan motivasi dan usaha guru dalam mengetahui tingkat kesulitan belajar siswa salah satunya dengan menggunakan instrumen tes yang terdiri dari bentuk tes uraian dan pilihan ganda.

Tes bentuk uraian merupakan salah satu bentuk tes buatan yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa dengan memberikan pertanyaan berupa pertanyaan-pertanyaan yang terdiri dari menguraikan, menjelaskan, mendeskripsikan maupun mengemukakan pendapat dan atau ide siswa. Sedangkan Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang dapat diskor secara objektif, pemeriksaannya pun bukan hanya bisa dilakukan oleh manusia, tetapi dapat dilakukan oleh mesin.

Tes bentuk uraian dan tes pilihan ganda merupakan sarana yang digunakan dalam mengukur hasil belajar siswa, sehingga dari kedua hal tersebut akan diperoleh sebuah perbedaan, bahkan komparasi/perbandingan dalam mengetahui tingkat hasil belajar siswa yang lebih efektif dalam penerapanya. Namun dari kedua tes tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari tes bentuk uraian dimana siswa diuji dari segi mental dalam menuangkan ide-ide ke dalam jawaban, mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi, mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri, dan mencegah siswa menjawab secara menebak serta relatif lebih mudah dan lebih cepat dibuat dibandingkan dengan tes bentuk pilihan ganda. Kelemahannya kemungkinan akan terjadi kesubjektivitasan dalam penilaiannya, soal yang disusun kurang bisa mencakup seluruh materi yang diberikan dan bentuk pertanyaan memiliki arti ganda. Sedangkan menurut Arikunto (2009: 125-126), mengemukakan kelebihan tes pilihan ganda, a) memiliki karakter yang fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar, b) item tes bentuk pilihan ganda yang

(4)

dikonstruksi dengan intensif dapat mencakup hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan guru dikelas, c) tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi. Kelemahan tes bentuk pilihan ganda dalam mengkonstruksi item tes lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama, dalam mengukur hasil belajar siswa tidak semua guru senang menggunakan tes bentuk pilihan ganda dan kemampuan siswa kurang dapat terukur dalam kecakapan hasil materi pembelajaran dalam pengorganisasiannya.

Sering dijumpai siswa yang hasil belajarnya tinggi jika diuji dengan tes bentuk uraian dan rendah hasil belajarnya jika di uji dengan menggunakan tes bentuk pilihan ganda. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat pelaksanaan tes sering memberikan dampak terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Dampak ini mungkin saja dapat disebabkan karena adanya perbedaan motivasi dalam proses pembelajaran siswa.

Berdasarkan kenyataan di lapangan terdapat siswa yang hasil belajarnya tinggi jika diuji dengan tes bentuk uraian. Hal ini mungkin saja disebabkan karena dalam tes bentuk uraian siswa memiliki waktu untuk berpikir, menggunakan pengkajian mendalam atau karena faktor lain dari pihak siswa itu sendiri, seperti tingkat kemampuan yang dimilikinya karena memang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam perolehan skor pada tes bentuk lainnya. Dalam pembelajaran, sering juga terdapat siswa yang memperoleh hasil belajar yang baik dengan menggunakan tes bentuk pilihan ganda. Hal ini bisa disebabkan karena adanya jawaban yang singkat dan sudah tersedia, sehingga memudahkan siswa untuk memilih jawaban yang tepat. Capaian hasil belajar yang tinggi pada tes bentuk pilihan ganda dapat saja disebabkan oleh kemampuan dari siswa dalam melakukan tebakan terhadap alternatif jawaban yang tersedia.

Para siswa di SMP Negeri 2 Gorontalo, khususnya pada mata pelajaran IPS yang mencakup 4 mata pelajaran yakni Ekonomi, Sosiologi, Sejarah dan Geografi. Para guru mengemukakan adanya sebuah ketidakselarasan antara harapan dan kenyataan terhadap hasil belajar siswa, hal ini disebabkan karena pemberian tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS yang cakupannya begitu luas hanya terbatas dengan pemberian soal maksimal sepuluh nomor saja,

(5)

sedangkan jika menggunakan tes pilihan ganda bisa mencapai 50 nomor yang hasil cakupannya luas dan merata. Namun kedua hal tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Mereka mengemukakan pendapat bahwa secara faktual dengan meggunakan tes uraian dapat mencapai kualitas dalam menggali potensi siswa karena mutu soal bentuk tes uraian itu lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan soal berbentuk tes pilihan ganda. Cara mengoreksinya juga mudah, hanya dengan memberikan skor secara global sesuai dengan perkiraan dan hasil yang sewajarnya. Tetapi pada kenyataannya siswa malas belajar, menghafal, menelaah bahkan lebih memilih mencontek jawaban. Jika menggunakan tes bentuk pilihan ganda penilaiannya terlaksana secara objektif tetapi rata-rata hasilnya kurang memuaskan karena siswa yang tidak belajar cenderung asal mengisi atau menebak jawaban. Oleh karena itulah, penulis pun merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang hal ini. Harapannya adalah agar para siswa memiliki kesadaran dalam mengoptimalkan hasil belajar baik dengan menggunakan tes bentuk uraian maupun tes pilihan ganda yang ditunjang oleh motivasi guru dan siswa. Masalah ini pun diformulasikan menjadi sebuah judul yaitu, ”Pengaruh Bentuk Tes dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo.

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) yang bertujuan untuk lebih meramalkan kejadian masa depan. Penelitian ini melibatkan 3 variabel, yaitu variabel bebas (x), variabel atribut, dan variabel terikat (y). Rancangan masing-masing variabel memiliki dua taraf, yaitu bentuk tes (A) sebagai variabel bebas perlakuan, yang terdiri dari bentuk tes uraian (A1) dan bentuk pilihan ganda (A2). Selanjutnya, motivasi

belajar (B) sebagai variabel atribut, yang terdiri dari motivasi belajar tinggi (B1)

dan motivasi belajar rendah (B2). Sedangkan variabel terikat (y) adalah hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hasil belajar akan dianalisis berdasarkan data motivasi belajar siswa dengan setelah mengurutkan data dari tertinggi sampai terendah pada setiap kelompok perlakuan berdasarkan aturan yang berlaku.

(6)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diuraikan disain penelitian dengan menggunakan treatment by level 2x2 seperti tampak pada tabel dibawah ini:

Tabel 3: Disain Penelitian Eksperimen Bentuk Tes (A)

Uraian (A1) Pilihan Ganda (A2)

Motivasi Belajar (B)

Tinggi (B1) A1B1 A2B1

Rendah (B2) A1B2 A2B2

Keterangan:

A1B1 = Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan

mengikuti bentuk tes uraian.

A1B2 = Hasil Belajar siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan

mengikuti bentuk tes uraian.

A2B1 = Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan

mengikuti bentuk tes pilihan ganda.

A2B2 = Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah dan

mengikuti bentuk tes pilihan ganda.

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil analisis varians dua jalur antar kolom (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) diperoleh harga Fhitung = 282,40. Sedang Ftabel pada taraf signifikan

α = 0,05, db pembilang α − 1 = 1 db penyebut nt – 4 = 72 diperoleh F(0,005) (1,68)

= 3,96. Ternyata harga Fhitung ˃ Ftabel. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang

menyatakan tidak terdapat perbedaan hasil belajar sisiwa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan

(7)

ganda, diterima secara signifikan. Dengan adanya perbedaan hasil belajar, maka selanjutnya dapat dilihat perbedaan skor hasil belajar siswa di antara kedua perlakuan. Hasil perhitungan menunjukkan skor rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk uraian (A1) sebesar 22,60 lebih tinggi dari skor rata-rata

hasil belajar siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda (A2) sebesar 16,26.

Berdasarkan hasil analisis ini maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama menyatakan: “siswa yang mengikuti tes bentuk uraian memperoleh hasil belajar

yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo”, dapat diterima.

Berdasarkan hasil analisis varians dua jalur antar kolom (tes bentuk uraian dan pilihan ganda) diperoleh harga Fhitung = 10640,40. Sedang Ftabel pada taraf

signifikan α= 0,05, db pembilang (a - 1) (b - 1) = (b – 1) = 1 db penyebut nt

– 4 = 72 diperoleh F(0,005) (1,68) = 3,96. Ternyata harga Fhitung ˃ Ftabel. Hal ini

berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa diterima secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis ini, maka hipotesis kedua menyatakan: “terdapat

pengaruh interaksi antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo”, dapat diterima.

(8)

Memperhatikan hasil pengujian analisis Varians terhadap adanya interaksi yang signifikan antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, maka untuk membuktikan tentang adanya perbedaan pengaruh dari interaksi kedua variabel tersebut terhadap hasil belajar siswa dilakukan pengujian lanjutan dengan uji kesamaan dua rata-rata (t-test).

Pengujian lanjutan dilakukan terhadap dua kelompok sampel berikut:

a. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi antara yang mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda. b. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah antara yang

mengikuti tes bentuk uraian dan yang mengikuti tes bentuk pilihan ganda. Hasil prhitungan uji lanjut melalui kedua kelompok untuk subyek yang dibandingkan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 23: Ringkasan Hasil Perhitungsn Uji-t No Kelompok

Perbandingan

thitung t(0,05) Kesimpulan

1 A1B1 dengan A2B1 42,02 2,04 Signifikan

2 A1B2 dengan A2B2 27,95 2,04 Signifikan

Dari hasil perhitungan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t dapat dilihat harga thitung untuk

pengujian hipotesis penelitian ketiga sebesar 42,02. Sedang dari daftar distribusi diperoleh 𝛼 = 0,05 dan db = n1 + n2 − 2tdaftar pada = 2,04, ternyata harga thitung

lebih besar dari ttdaftar. Di samping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar

dari kelompok A1B1 (𝑋 = 27). lebih tinggi dari kelompok A2B1 (𝑋 = 18,47). Dari

(9)

belajar tinggi menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: “siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam pembelajaran yang menggunakan tes bentuk uraian dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo” dapat diterima atau teruji secara signifikan.

Berdasarkan pengujian hasil perhitungan uji-t dapat dilihat bahwa thitung

untuk pengujian hipotesis penelitian keempat sebesar 27,95. Sedang dari daftar distribusi diperoleh tdaftar pada 𝛼 = 0,05 dan db = n1 + n2 − 2 diperoleh tdaftar =

2,04. Ternyata harga thitung > 𝑡daftar. Disamping itu dapat dilihat dari nilai rata-rata

hasil belajar dari kelompok A2B2 (𝑋 = 14,05). lebih tinggi dari kelompokA1B2 (𝑋

= 18,21). Dari hasil analisis ini diperoleh gambaran kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah menunjukkan bahwa penggunaan tes bentuk uraian memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sosiologi dibandingkan dengan penggunaan tes bentuk pilihan ganda. Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa hipotesis penulis yang berbunyi: “siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, memperoleh hasil belajar

yang lebih tinggi dalam penggunaan tes bentuk pilihan ganda dibadingkan dengan penggunaan tes bentuk uraian pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo” dapat ditolak dan diuji secara signifikan.

(10)

Simpulan dan Saran

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa yang mengikuti tes bentuk uraian memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti tes dalam bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo.

2. Terdapat pengaruh interaksi antara bentuk tes dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo.

3. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam tes bentuk uraian dibandingkan dengan hasil belajar yang dicapai dalam tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo.

4. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dalam tes bentuk uraian dibandingkan dengan hasil belajar yang dicapai dalam tes bentuk pilihan ganda pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menganalisa dan dapat menetapkan bentuk tes yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, agar hasil belajar siswa yang diharapkan dapat diukur berdasarkan karakteristik siswa.

2. Dari hasil penelitian ini, secara umum tes bentuk pilihan ganda memberikan hasil belajar yang lebih tinggi bagi siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri 2 Gorontalo. Namun bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, penggunaan tes bentuk uraian memberikan peluang untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik

(11)

dibandingkan dengan tes bentuk pilihan ganda. Oleh karena itu kepada guru disarankan agar dalam mengukur motivasi belajar siswa dalam kategori rendah dengan menggunakan tes bentuk uraian dan kategori siswa motivasi tinggi dengan mnggunakan tes bentuk pilihan ganda.

Daftar Rujukan

Arikunto, Suharisimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Uno, Hamzah. 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Tabel 3: Disain Penelitian Eksperimen  Bentuk Tes (A)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai koefisien penentu yang dihasilkan menunjukkan bahwa Rasio Profitabilitas, Earning Per Share dan Price Earning Ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham

Berikut adalah dua figur yang menggambarkan penelitian linguistik terapan yang ideal dan kenyataan yang ada (Krashen, 2009: 6):.. Hal yang ideal apabila ada hubungan

Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Penataan Pedagang Kaki Lima. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah

Diffusion bonding : Mono filament diperkuat AMCs terutama dihasilkan oleh ikatan difusi (foil-serat-foil) rute atau oleh penguapan lapisan yang relatif tebal dari

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Efektivitas Komunikasi Antar Pegawai Pada Bagian Tata Usaha Puslitbang Tek mira Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Bila diperbandingkan wewenang yang diberikan Hasbie bagi akal dengan wewenang yang diberikan oleh aliran-aliran kalam bagi akal , ternyata hampir ada persamaan antara pemikiran

Perusahaan di atas dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan hasil prakualifikasi ini kepada Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Paket I I APBD Pada Dinas Pekerjaan Umum Bina