81
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
GALERI DAN STUDIO SENI LUKIS DI SEMARANG
3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1 Studi Aktifitas- Pola Kegiatan –Sifat Kegiatan
A. Pengelompokan Aktifitas
Pengelompokkan aktivitas berdasarkan pengelompokan kegiatan :
a. Aktivitas
a.1 Aktivitas Utama
Aktivitas utama yang terdapat pada Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang adalah melihat dan menikmati karya seni lukis dan juga kegiatan edukasi seni dimana menyediakan sarana yang melatih/ memperdalam ketrampilan melukis sebagai bentuk pengembangan potensi diri dan juga sebagai ruang bekerja bagi para Seniman lukis.
Diagram 3. 1 Pengelompokan Aktivitas Sumber: Analisis Pribadi, 2017
Aktivitas Utama
Aktivitas Service Aktivitas Pengelola
82 a.2 Aktivitas Pendukung
Aktivitas dalam bidang seni lukis yang mendukung kegiatan utama, Aktivitas tersebut diantaranya meliputi :
Kegiatan live Sketching atau melukis bersama oleh
para seniman Sketchwalk bersama para pelajar SMP / SMA sebagai kegiatan yang mencerdaskan generasi muda melalui kreatifitas dan ketrampilan pada area theatre outdoor ataupun kompleks bangunan.
Kegiatan diskusi bagi masyarakat umum penggiat Seni
lukis bersama dengan seniman dan komunitas Seni lukis sebagai sarana bertukar ide dan pikiran agar dapat meningkatkan kualitas kenenian, termasuk upaya mempererat interaksi para seniman dan pengunjung yang tidak sebatas melalui sosial media saja.
Kegiatan Open Studio, kegiatan pameran lukis yang
mengadopsi suasana studio pelukisnya. Sehingga pengunjung mampu melihat secara langsung saat seniman berproses didalam ruangan.
a.3 Aktivitas Servis
Kegiatan membersihkan seluruh area kompleks
bangunan Galeri dan Studio Seni agar tetap terjaga kebersihan dan kenyamanan bangunana
Kegiatan keamanan terhadap area Galeri dan Studio
83 mencakup karya seni dan para pelaku didalam nya. Dilakukan oleh petugas keamanan dengan bantuan teknologi pendukung.
Kegiatan parkir kendaraan pada area yang telah
disediakan bagi para pelaku didalam kompleks bangunan, hal ini mencakup pengunjung umum, pengelola dan seniman.
b. Kategorisai Pelaku Utama
b.1 Pengunjung
Pengunjung dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:
Pengunjung Umum, mencakup masyarakat luas yang
datang ke area kompleks Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang:
Pelaku Seni :
Mencakup para seniman yang memiliki kepentingan tersendiri dalam bangunan, yaitu seniman lokal, pelatih seniman, seniman dari komunitas seni lukis lain, seniman lukis dari kota lain, dan para anak muda kreatif.
Peserta Studio Lukis :
84 menggambar, dengan mengikuti kelas melukis pada hari tertentu. Peserta ini terbuka untuk segala umur.
Kolektor :
Mencakup para kolektor seni lukis yang ingin membeli lukisan pada area Galeri dan Studio Seni.
b.2 Pengelola
Pengelola Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang terdiri dari:
Pimpinan Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang
Merupakan pemilik utama Galeri dan Studio yang bertanggung jawab mengenai segala hal dalam kompleks bangunan.
Bagian Pengelolaan dan Admisitrasi
Orang-orang dengan jabatan sekretaris dan bendahara yang bertanggung jawab pada administrasi.
Bagian Pelayanan dan Tata Pameran
Orang yang bertanggung jawab dalam mengelola dan merawat karya seni lukis yang ada diarea Bangunan..
Bagian Konservasi dan Preparasi
Orang yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan , perawatan , pengawetan serta penyimpanan Karya seni didalam kompleks bangunan
85 Seniman dari dalam kota maupun Seniman lain yang bekerja sama dengan pemilik sebagai pelaku yang menangani pelatihan, mengajar dan kelas melukis pada area Studio Seni
Karyawan Penunjang
Mencakup karyawan keamanan, kebersihan, cafeteria, Art Shop, karyawan bagian penyiapan sarana Studio melukis , dan teknisi
Pembagian Pelaku pada projek Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang ditunjukan pada tabel
Pelaku
Pengunjung Umum
Peserta Pelaku Seni Kolektor
Domestik Anak muda yang Aktif dalam acara
Seni lukis
Diagram 3. 2 Kategori Kegiatan Pengunjung Sumber : Analisis Pribadi 2017
86 B. Operasional Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang
1. Bagi Pengelola
Kegiatan Pengelola dilakukan sebagai berikut :
Senin-Jumat : 08.00-17.00 WIB
Sabtu-Minggu : 08.00-21.00 WIB
Jam Istirahat : 12.00-13.00 WIB
Rapat dilakukan saat jam kerja sedangkan mengenai
kegiatan terkait teknis dilakukan diluar jam kerja Galeri dan Studio Seni
2. Bagi Seniman
Bagi Seniman lukis lainnya kegiatan Pameran dan
berinteraksi sebagai berikut:
Senin-Jumat : 09.00-16.00 WIB
Sabtu-Minggu : 09.00-20.00 WIB
Penggunaan Studio sebagai fasilitas melukis digunakan
pada waktu sebagai berikut :
Senin – Jumat : 09.00-19.00 WIB
Sabtu – Minggu : 09.00-19.00 WIB
3. Bagi Pengunjung Umum
Galeri Seni, Senin-Jumat : 09.00-16.00 WIB
Sabtu-Minggu : 09.00-20.00 WIB Open Studio,Senin-Jumat : 09.00-16.00 WIB
87 Sabtu-Minggu : 09.00-20.00 WIB
Artshop, Senin-Minggu : 09.00-16.00 WIB
4. Bagi Servis
Dilakukan pada jam operasional Galeri dan Studio Seni.
Keamanan seluruh kompleks bangunan dilakukan penuh
dengan shift pengawasan selama 24 jam. 5. Kegiatan Melukis Bersama/ On The Spot
Dilakukan di ruang luar, Theatre Outdoor dan Taman Seni
pada hari, Sabtu-Minggu : 09.00-16.00 WIB
6. Bagi Peserta Studio Workshop Lukis (Anak-anak, Remaja,Dewasa)
Dalam 1 minggu dilakukan 3x pertemuan, 2 pertemuan
untuk pemberian materi dan berkarya, 1 pertemuan digunakan untuk membahas karya Setiap minggunya (bukan materi)
Tiap tingkatan dapat diselesaikan dengan 8x pemberian
materi, sehingga dalam 2 tingkat dapat diselesaikan dalam waktu 2 Bulan
Durasi setiap pertemuan 3 jam, Dengan 1 jam pertama
digunakan untuk penyampaian materi
Tiap kategori kelas melukis memiliki kapasitas 33 peserta
88 Tingkat Dasar
Anak- Anak
Tingkat Lanjutan 1
Anak-Anak Remaja Dewasa
Tingkat Lanjutan 2 Remaja
Dewasa
Pembagian Jadwal Studio Lukis setiap minggu :
Senin : Anak-anak (09.00 – 12.00), Staff
Membersihkan Ruangan (12.00 – 13.00), Remaja (13.00-16.00)
Selasa : Remaja (09.00-12.00), Staff membersihkan
Ruangan (12.00-13.00), Dewasa (13.00-16.00)
Rabu : Dewasa (09.00-12.00), Staff membersihkan
Ruangan (12.00-13.00), Anak-anak (13.00-16.00)
Kamis : Remaja (09.00-12.00), Staff membersihkan
Ruangan (12.00-13.00), Anak-anak (13.00-16.00)
Jumat : Dewasa (09.00-12.00), Staff membersihkan
ruangan (12.00-13.00)
89 Pada Hari Senin hingga Rabu merupakan Hari Pemberian Materi, pada Hari Kamis dan Jumat digunakan untuk diskusi dan pembahasan Karya.
Kelompok Pengelola dan Jumlah :
No Pelaku Jumlah
1. Pimpinan 1
2. Wakil Pimpinan 1
3. Sekretaris 1
4. Bendahara 1
5. Kepala Bagian Pameran 1
6. Kepala Bagian koleksi dan perawatan Karya Seni 1
7. Staff Bagian Pameran 5
8. Staff Bagian koleksi dan Perawatan Karya 5
9. Koordinator Gudang 1
10. Kepala Keamanan 1
11. Staff Keamanan 5
12. Kepala Bagian Teknis dan Perawatan Gedung 1
13. Staff Bagian Teknis dan Perawatan Gedung 5
14. Kepala Perpustakaan 1
15. Staff Perpustakaan 5
90
17. Staff Kebersihan 5
18. Kepala Publikasi 1
19. Staff Publikasi 4
20. Kepla Pengelola Cafe 1
21. Staff Pengelola Cafe 4
22. Staff Parkir 4
23. Kepala Kurator 2
24. Staff Kurator 2
Jumlah 59
91 C. Pola Kegiatan Galeri dan Studio Seni
Datang
Kantor Pengelola ( Administrasi)
Mengunjungi Pameran Lukis Menonton Pertunjukan
Membaca buku
Berkeliling
Berdiskusi dengan seniman lukis
Mengunjungi Pameran Lukis
Mengikuti kelas lukis Berkeliling
ArtShop
Pengunjung Umum Peserta Workshop
lukis
Cafe Lavatory
Diagram 3. 4 Pola kedatangan dan kepergian pengunjung Sumber: Analisis Pribadi, 2017
Melihat Seniman berproses Datang
Kantor Pengelola ( Administrasi)
Mengunjungi Pameran Lukis
Mengikuti Pameran
Melakukan Pertunjukan
Melakukan Workshop Lukis khusus
Berkarya Saling Berdiskusi
Mengunjungi Pameran Lukis
Membeli Karya Lukis Berkeliling
Cafe Lavatory
92 c.1 Pola Kegiatan pengelola
Pola kegiatan pengelola Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang ditunjukan pada diagram 3.2:
Pimpinan Galeri Seni
Bendahara dan Sekretaris Datang
Diagram 3. 5 Pola Aktivitas Bagian Pengelola Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Mengawasi kegiatan Galeri dan
Studio Seni Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 6 Pola Aktivitas Pimpinan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Menerima laporan,
Diagram 3. 7 Pola Aktivitas Bendahara dan Sekretaris Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
93 Kepala Bagian Koleksi dan Perawatan Beserta Staff
Kepala Bagian Pameran Beserta Staff
Koordinator Gudang Galeri dan Studio Seni
Kepala Administrasi Galeri dan Studio Seni Datang
Parkir
Absen Mendata, menerima,
Diagram 3. 8 Pola Aktivitas Bagian Koleksi dan Perawatan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Menata karya yang
Diagram 3. 9 Pola Kepala dan Staff Pameran Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Diagram 3. 10 Pola Koordinator Gudang Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
94 Kepala Bagian Teknis dan pemeliharaan Bangunan beserta
Staff
Kepala Bagian Keamanan beserta Staff
Kepala Bagian Perpustakaan beserta Staff Datang
Parkir
Absen Membuat laporan dan
kegiatan
Administrasi Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 11 Pola Aktivitas Kepala Administrasi Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Membuat laporan,
Diagram 3. 12 Pola Bagian Teknis dan Pemeliharaan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Diagram 3. 13 Pola Aktivitas Kepala Keamanan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
95 Kepala Bagian Pengelola Cafe beserta Staff
Kepala Bagian Publikasi beserta Staff Datang
Parkir
Absen Membuat laporan,
Diagram 3. 14 Pola Aktivitas Kepala Perpustakaan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Membuat laporan, Mengecek stok bahan,
merawat fasilitas cafe
Makan Buang Air
Absen Pulang
Diagram 3. 15 Pola Aktivitas Pengelola Cafe Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Diagram 3. 16 Pola Aktivitas Kepala Publikasi Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
96 Kepala Bagian Kurator beserta Staff
Kepala Bagian Maintenance beserta Staff
Kepala Bagian Kebersihan beserta Staff Datang
Parkir
Absen Mengecek, melakukan
Diagram 3. 2 Pola Aktivitas Kurator Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Melakukan pengecekan
Diagram 3. 3 Pola Aktivitas Bagian Maintenance Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
Berkerja
Datang
Parkir
Absen Membersihkan area Galeri
Diagram 3. 4 Pola Aktivitas Staff Kebersihan Galeri dan Studio Seni Sumber:Analisis Pribadi,2017
Istirahat
97 D. Pendekatan Jumlah Pengunjung
1. Pendekatan Pengunjung
Pendekatan pengunjung dilakukan dengan melakukan perbandingan jumlah wisatawan di 2 tempat projek sejenis yang penulis survei.
Tahun Museum Affandi Selasar Sunaryo Art Space
2015 40.320 24.960
2016 50.400 26.400
Presentasi Pengunjung Galeri Affandi 2 tahun terkahir : (40.320 + 50.400) : 2 = 45.360 : 365 = 124/ Hari
Presentasi Pengunjung Selasar Sunaryo 2 tahun terakhir : (24.960 + 26.400) : 2 = 25.680 : 365 = 72/ Hari
Presentasi pengunjung Selasar Sunaryo hanya berkisar antara 420-550 setiap minggunya. Hal ini dikarenakan lokasinya yang jauh dari pusat kota (Dago), sehingga orang awam/ turis yang tidak mengenal dengan baik kondisi area tersebut, akan kebingungan untuk mencari lokasi tempat tersebut
Karena lokasi proyek sejenis hampir sama dengan area Museum Affandi, dekat dengan jalan raya utama, dilalui banyak pengendara, dan mudah dijangkau. Maka presentasi pengunjung yang menjadi acuan adalah data pengunjung pada Museum Affandi, yang berkisar antara 120-130 setiap harinya.
98 3.1.2 Studi Fasilitas
B. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruangan yang ada didalam Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang antara lain:
Kebutuhan Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Tamu Meja,Kursi Publik
Ruang Rapat Meja, Kursi Komputer Privat
Ruang Bendahara Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Sekretaris Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Staff dan Administrasi
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang KaBag Pameran dan staff
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang kaBag Publikasi dan Staff
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Kurator dan Staff Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Ruang Staff Keamanan Meja ,Kursi, Tv, Almari Semi Publik
Ruang Personalia Meja ,Kursi Semi Publik
SER VIS
Loading Dock Area Loading Dock Semi publik Tabel 3. 5 Pola Kebutuhan ruang, Sifat Ruang
99 Ruang Mekanikal Elektrikal Peralatan Mekanikal
Elektrikal
Privat
Ruang Genset Genset Privat
Ruang AHU AHU privat
Ruang Pompa Pompa Privat
Dapur Perabot Memasak Semi Publik
Janitor Alat-alat Kebersihan Semi Publik
Lavatory Kolset,ember , gayung Semi Publik
U
TA
M
A
Kantor KaBag Konservasi dan Preservasi
Meja, Kursi Almari, Rak, Loker penyimpanan, Komputer
Privat
Ruang Kurator dan Staff Meja , Almari,Rak Privat
Ruang Studi Koleksi Panel Display, Rak Display, Meja, Kursi
Privat
Ruang Restorasi Perabot Perawatan Benda-benda Koleksi, Obat-obat khusus merawat benda-benda koleksi
Semi Publik
Stockroom Meja, Kursi, Rak Display Privat
Gudang Penyimpanan Karya
Meja ,Almari,Rak,Box Privat
Gudang Peralatan Gudang Pameran
Ruang Pameran Utama Dinding, Etalase
Ruang Pameran Permanen Panel Display, Rak Display
Publik
Studio Seniman Meja, Kursi, Rak Penyimpanan
Publik
Studio workshop seni lukis / kelas mengajar
Meja, Kursi, Panel Kanvas, Rak Peralatan
Privat
Ticketing Meja, Kursi, Ticket Box Publik
Penitipan Barang Meja, Kursi, Rak Publik
Resepsionist Meja, Kursi, Komputer, Telepon
100 Ruang Tunggu Kursi, rak buku, meja Publik
Ruang Konsultasi Seni Meja, kursi, panel karya, lemari
Cafetaria Kursi, Meja, Rak Etalase, Dispenser, Kulkas, Pantry
Publik
Mushola Rak, Kursi Publik
ATM Center Mesin ATM Publik
Taman Seni (out door) Bangku Taman Publik
Theater Outdoor Kursi, Panggung Publik
Lavatory Kolset,Ember,Gayung Semi Publik
Wisma Seniman Peralatan Hunianan Privat
Smoking Area Meja ,Kursi Publik
Area Parkir Pos Jaga Parkir Semi
101
Parkir Motor Parkir Mobil
Drop Off
Cafe Musholla
Artshop
Pos Keamanan Pos Keamanan
Diagram 3. 20 Pola Hubungan ruang skala makro
Sumber : Analisis Pribadi, 2017 Keterangan :
Alur Merah : Zona Pengelola Alur Biru : Zona service Alur Ungu : Zona Edukasi Seni
102
Alur Hubungan Ruang Indoor dan Outdoor
Main Gate
Site
Taman
Parkir Motor Parkir Mobil
Drop Off
Cafe Musholla
Artshop
Pos Keamanan Pos Keamanan
Diagram 3. 21 Pola Hubungan ruang Indoor dan Outdoor Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Keterangan :
103 Diagram 3. 22 Pola Hubungan ruang mikro pengelola
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
104 Lobby
Kantor Pengelola
Taman
Studio & Workshop Lukis
Studio & Workshop Lukis
Diagram 3. 23 Pola Hubungan ruang mikro seniman Sumber : Analisis Pribadi, 2017
105 D. Studi Ruang Khusus
Studi Ruang khusus pada Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang dilakukan pada ruang Galeri Pameran dan juga Studio Seni, yang mencakup studio workshop lukis dan Studio Seniman
Studi Pengamatan Karya Seni
Faktor utama yang mempengaruhi kemudahan dan kenyamanan pengunjung dalam menikmati lukisan adalah peletakan dari karya tersebut pada ruang pamer, selain itu Pengamat lukisan tidak hanya sebatas orang normal, tidak menutup para difable datang ke area Galeri Seni sebagai penikmat Seni (lukisan tersebut). Berikut Standar peletakan karya di ruang pamer :
Manusia (Indonesia) memiliki tinggi rata-rata dengan jarak pandang sebagai berikut :
Jenis Kelamin
Tinggi Rata-rata Pandangan Mata
Pria 165 cm 160
Wanita 155 cm 150
Anak-anak 115 cm 100
Gambar 3. 1 Jarak Pandang Lukisan Sumber : Data Arsitek
106 Bapak Heno Airlangga seorang pelukis dan juga kurator lukisan, berpendapat bahwa dalam menikmati lukisan, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yang mencakup :
Memperhatikan jarak lukisan dengan pandangan pengamat,
Lukisan kecil dengan ukuran berkisar 30 x 40cm – 50 x 70cm memiliki jarak pengamatan ideal antara 0,5 meter – 1 meter. Lukisan sedang dengan ukuran 60 x 90cm, 90 x 120cm, jarak pandang ideal berada diantara 1 meter – 2 meter. Sementara lukisan besar dengan standart 100 x 150cm – 150 x 300cm, berkisar antara 2 meter – 4 meter.
Diperlukan adanya suasana tenang ataupun hening
Diperlukan posisi berdiri, duduk, maupun pandangan didepan
lukisan agar mendapat posisi ideal bagi pengamat
Pada beberapa kondisi, pemberian alunan musik ditunjukan
untuk memainkan suasana ataupun kesan tertentu yang ingin ditonjolkan suatu karya
Kategori Karya yang dipamerkan
a. Karya Lukisan (2 Dimensi)
Ukuran Kecil, untuk karya lukis berukuran kecil dengan ukuran
107 Ukuran Sedang, untuk karya lukis berukuran sedang mencakup
ukuran karya 1 m x 1 m, dengan jarak tiap lukisan 0,37 m. Perhitungan besaran ruang tiap karya dilakukan dengan total lebar karya ditambah dengan jarak pandang yang nyaman bagi pengunjung yaitu 1,95 m x 1,37 m = 2,67 m² tiap karya
Ukuran Besar, pada karya ini, ukuran lukisan dibedakan menjadi
3. Mencakup :
2 m x 2 m, jarak tiap lukisan 0,74 m dengan besaran ruang
7,58 m²
3 m x 3m, jarak tiap lukisan 1,1 m dengan besaran ruang
14,76 m² dan
2 m x 4 m, jarak tiap lukisan 0,78 m dengan besaran ruang
19,55 m²
Panel Lukisan kecil, memiliki lebar 1,6 m yang digunakan untuk
menampung lukisan kecil dibawah luasan 0,5 m x 1 m dengan ukuran minimal 0,4 m x 0,4 m sampai 0,6 m x 0,6 m. Penggunaan panel dipilih untuk penataan ruang agar lebih efinsien dan fleksibel, karena penempatan panel bisa dipindahkan sesuai keinginan pemilik. Dengan besaran tiap panel 3,75 x 1,6 = 6 m².
Panel Lukisan Sedang, dengan lebar 1,1 m dan digunakan
108 Dinding Mural, pada area Ruang pamer utama, digunakan
sebagai karya yang dipamerkan, bukan hanya sebagai dinding penghias, sehingga dibutuhkan perhitungan khusus dengan melibatkan jarak pandang yang nyaman dari pengamat. Dengan ukuran dinding 2,5 m x 5 m dengan besaran tiap ruang 5 m x 4,78 m = 24 m² tiap karya.
b. Lukisan pada Bidang 3 Dimensi
Media yang dipamerkan adalah bidang bola yang dilukis penuh
dengan teknik fish-eye maupun melingkar, dengan diameter bola 100 x 100 cm.
c. Ruang Pameran Utama, dengan kapasitas mampu menampung 150 Karya, yang digunakan untuk memamerkan karya lukis dari Pemilik, Seniman lukis terkenal dan juga seniman yang belum memiliki nama, yang diambil dari para peserta yang mengikuti Studio Workshop Lukis pada kompleks bangunan.
d. Ruang Pamer Permanen, menampilkan karya lukis berupa bangunan di Kota Semarang, Perkampungan, Gedung maupun suasana oleh para Seniman terkenal maupun pemilik, karya pada area ini bersifat permanen.. Tujuan dari pameran ini adalah
mengenalkan budaya lokal kota Semarang (Suasana, bangunan, maupun kampung cagar budaya) kepada pengunjung dan
109 perwujudan dari Visi dan Misi Pemilik yang berbunyi
“Memperjuangkan peradaban dengan memberi nilai pada kearifan
lokal” dan “Mengenalkan Budaya Setempat ke dunia luas. Selain
itu, pada ruang pamer permanen terdapat karya lukis yang hanya mampu dilihat dengan jelas melalui sudut/ area pandangan mata tertentu. Seperti seni lukis pointilis, Karya yang dilihat dengan duduk, dan karya dengan persyaratan lainnya.
115 Tabel 3. 7 Tabel Perhitungan Studi Ruang Khusus
116
Besaran Ruang
Kebutuhan besaran ruang , kapasitas didasarkan pada:
NAD : Neufert Architect Data Jilid 1 dan 2 SB : Studi Banding
AS : Asumsi
SRK : Studi Ruang Khusus
SS : Survei
Penetuan sirkulasi untuk perhitungn kebutuhan ruang ditetapkan berdasarkan pada Time Saver for Building for Building Types 2nd Edition.
5%-10% : Sirkulasi minimum
20 % : Kebutuhan akan keleluasan sirkulasi 30 % : Kenyamanan fisik
40% : Kenyamanan Psikologis
50% : sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan 70%-100% : Sirkulasi dengan banyak kegiatan
Kantor Pengelola Ruang Kapasitas Jumlah Standart Studi
Besaran
Total Sumber
R. Pemimpin 1 Org 1 6 m²/ org 1 x 6 = 6 m²
+ sirkulasi 20 % = 1.2 m²
7.2 m² SS
R. Penasehat 1 Org 1 4 m²/ org 1 x 4 = 4 m²
119 R. Seniman
dan Pelatih Seni
10 org 1 2 m²/ unit 10 x 2 = 20 m² + sirkulasi 20 % = 4 m²
24 m² AS
120 Galeri dan Studio Seni
Ruang Kapasitas Jumlah Ruang
Standart Studi Besaran
Studio Seniman 10
122 Sirkulasi 20% x Sub Total 688,6
m² Total Luas Galeri dan Studio Seni 4.131
123
124 Fasilitas Servis
125 Total Luas Fasilitas Servis 504 m²
126
Dari perhitungan besaran ruang diatas, didapat total luasan “Galeri
dan Studio Seni Lukis di Semarang” sebagai berikut :
KELOMPOK RUANG TOTAL LUAS
Kantor Pengelola 300 m²
Galeri dan Studio Seni 4131 m²
Penunjang 381.6 m²
Service 508 m²
Total 5.320,60 m²
Flow 30 % 1.596,18 m²
Jumlah 6.916,78 m²
Kebutuhan Outdoor
Pos Penjaga dengan luasan 1,5 meter x 2 meter = 3,5 m²/ pos
jaga. 3,5 m² dikalikan jumlah Pos sebanyak 3 area sehingga total Luasan menjadi 10,5 meter²
Theatre Outdoor dengan ukuran 12 meter x 8,97 meter = 107,64
m² + flow 100 % = 215,28 m², dapat menampung kapasitas 100 orang pengunjung
Kegiatan Pameran Outdoor pada taman seni 15 meter x 17
meter dapat menampung 20 karya lukisan pada bidang 3D (Bola) dengan anggapan tinggi media bola termasuk alas yaitu
127 1,33 meter dengan diameter bola 1 meter. 15 m x 17 m = 255 m².
Program Kebutuhan Parkir
Kebutuhan untuk lahan parkir Galeri dan Studio Seni sebagai berikut:
Kebutuhan parkir pengguna bangunan diasumsikan, Pengelola
dan Staff 59 orang, Seniman 25 orang dan pengunjung 150 orang.
Pengunjung dengan kendaran mobil diasumsikan memiliki
kapasitas 40% dari target pengunjung
Pengunjung dengan kendaran bermotor diasumsikan 50% dari
target pengunjung
Sementara pengunjung dengan kendaraan umum diasumsikan
berkisar 3% dari total target pengunjung, dengan jumlah 1 unit diisi oleh 4 orang
Yang memakai Bus berkisar antara 5% dari pengunjung
dengan asumsi 1 unit membawa 40 orang penumpang
Penggunaan Sepeda Pengunjung mencakup asumsi sebanyak
2% dari target pengunjung
Total waktu berkunjung pada kompleks Galeri dan Studio Seni
128 Kebutuhan luas ruang parkir ditunjukan pada tabel 3.18 :
Besaran Ruang Fasilitas Parkir
Ruang Jumlah Satuan Total Standart
`Parkir Kantor Tabel 3. 10 Kebutuhan Ruang Parkir
129
Sub Total 842.5 m²
Sirkulasi 100 % x Sub Total 842.5 m²
Total Luas Parkir : 2 Kloter 842.5 m²
Program Kebutuhan Luasan Tapak
Berdasarkan Perda Kota Semarang Nomor 13 tahun 2004 tentang Rencana Detail Tata Ruang ( RDTRK ), tentang BWK II (Kecamatan Gajah Mungkur dan Candisari ),Tahun 2000-2010 yang menyangkut fasilitas rekreasi, pendidikan, serta peribadatan di wilayah Kecamatan Gajah Mungkur dan Candisari yaitu:
KDB =60% , KLB = 1.3
Luas Kebutuhan Tapak = Total Luas Bangunan : KLB = 6.916,78 m² : 1.3
= 5.320 m2
Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Kebutuhan Tapak = 50 % x 5.320 m2
= 2.660 m2
Luas Ruang Terbuka = Luas Kebutuhan Tapak- Luas Lantai Dasar
= 5.320 m2 – 2.660 m2 = 2.660 m²
Luas RTH = Luas Open Space x 40 % = 2.660 m2 x 40%
= 1.064 m²
Luas Lahan Total = L. Keb. Tapak + L. RTH + L.Parkir & Outdoor
130 E. Citra Arsitektural
1. Aspek Daya Guna
Kompleks “Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang”
merupakan bangunan dengan fungsi utama sebagai ruang apresiasi karya lukis sekaligus tempat belajar dan berkarya bagi para pegiat seni lukis.
Desain bangunan akan menggunakan Visi dan Misi “Semarang
Sketchwalk” sebagai aspek yang men citrakan bentuk dan interprestasi bangunan sebagai wadah yang menduniakan seni lukis.
2. Aspek Hasil Guna
Mampu menghasilkan bangunan yang menjaga keselamatan para pelaku dan pengunjung didalamnya termasuk memberi kenyamanan sirkulasi dan visual, juga memberi akses bagi para pengunjung umum maupun penderita difable
3.2 Studi Sistem Struktur
3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure
Pondasi yang digunakan pada perancangan Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang adalah :
Pondasi dalam dengan pengecoran ditempat dengan penggunaan
131 Batu kali sebagai pondasi setempat yang memiliki struktur dari
komponen batu kali yang dirapatkan sehingga mampu berdiri dengan kokoh
Penggunaan Pondasi Footplat yang umum digunakan pada struktur
bangunan antara 2-3 lantai dan sesuai terhadap lahan berkontur Gambar 3. 2 Pondasi Sumuran
Sumber : http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-pondasi.html / 02.09.17
Gambar 3. 3 Pondasi Batu Kali Setempat
132 Pada Area Dinding Bangunan akan menggunakan :
Penggunaan Bata Merah yang diekspose, Sehingga memberi
kesan yang hangat sekaligus menyatu dengan alam sekitarnya
Hebel Block, tahan terhadap perubahan cuaca, ringan, kedap
terhadap suara, tahan terhadap api dan juga panas, sifat insulasi yang baik sehingga ramah lingkungan
Gambar 3. 4 Pondasi Footplat
Sumber : http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/jenis-jenis-pondasi.html / 02.09.17
Gambar 3. 5 Dinding Bata Merah
133 Pada dinding menggunakan Batu Andesit sebagai penghadir
suasana yang teduh didalam bangunan
Wallpaper , Menggunakan karya tangan sebagai media langsung
dalam melukis di dinding. Hal ini sangat cocok bagi bangunan yang ingin menghadirkan Seni lukis dalam media apapun
Kapur, penggunaan papan kapur sebagai dinding Studio Workshop
lukis sehingga para peserta, khususnya anak-anak mampu berani dalam mengekspresikan karakter seni mereka.
Gambar 3. 6 Dinding Hebel Sumber : http://www.homeowners.hebel-usa.com/en/content/hebel_blocks_2489.php/ 02.09.17
Gambar 3. 7 Dinding Adesit
Sumber : http://www.batubintikcipanca.com / 02.09.17
134 Dinding dari Tanaman, agar memberikan kesan yang teduh juga
sejuk pada area Galeri dan Studio Seni, karena banyaknya aktivitas yang dilakukan pada area Outdoor
Pencahayaan alami menggunakan roster, yang juga mampu
memberikan nilai estetika pada eksterior bangunan. Gambar 3. 2 Dinding Tanaman
Sumber : http://www.ambius.com/blog/ultimate-guide-to-living-green-walls/ / 01.09.17
Gambar 3. 3 Dinding Roster
Sumber : http://idea.grid.id/Inspirasi/Eksterior/Mau-Tampil-Beda-Gunakan-Dinding-Roster-Sebagai-Pagar-Rumah/ 01.09.17
135 Dinding Kaca, mampu memenuhi kebutuhan pencahyaan serta
menambah estetika bangunan, khususnya dalam memanfaatkan view alam yang indah.
ACP (Alumunium Composit Panel)
Untuk memberikan nuansa yang alami maupun hangat,
penggunaan material kayu sebagai penutup dinding bangunan Gambar 3. 4 Dinding KAca
Sumber : https://www.winnetnews.com/post/mantappp-cafe-dinding-kaca-lawangwangi/ 01.09.17
Gambar 3. 5 Dinding ACP
Sumber : hhttp://arsitekturcompositepanel.blogspot.co.id/2013/09/acp-digunakan-untuk-berbagai-kontruksi.html/ 01.09.17
Gambar 3. 6 Dinding Kayu
136 Penggunaan lantai kayu dan keramik bekas yang hemat terhadap biaya dan juga memberi nilai estetis tersendiri, sedangkan pada ruang luar menggunakan paving maupun grass block.
Pada area plafond menggunakan plafond kayu, bambu, yang pemasangan nya mudah dan memberi kesan alami
Gambar 3. 15 Lantai Kayu Sumber :
http://www.blogrumahminimalis.web.id/2015 /12/lantai-kayu.html/ 01.09.17
Gambar 3. 16 Lantai Keramik bekas Sumber : http://properti- zone.blogspot.co.id/2012/03/tips-memasang-keramik-bekas.html/ 01.09.17
Gambar 3. 17 Lantai Grass block Sumber :
http://www.gohitz.com/article/rumah/4902/5_cara_ini_cegah_air_banjir_mas uk_ke_rumah_andal/ 01.09.17
Gambar 3. 18 Plafond Kayu Sumber :
http://jasapartisi.com/jasa-pasang-list-gypsum/ 01.09.17
Gambar 3. 19 Plafond Bambu Sumber :
http://www.rumahkuunik.com/2017/07/d esain-plafon-bambu-modern.html/
137 Struktur yang digunakan untuk menyesuaikan kontur pada lahan bangunan adalah :
Split Level
Retaining Wall
Sengkedan
Pada Area Atap, menggunakan bahan : Gambar 3. 20 Split Level
Sumber : http://www.galeriarsitektur.com/a763/rumah-split-level/ 01.09.17
Gambar 3. 21 Retaining Wall
Sumber : https://www.landscapingnetwork.com/walls/ 01.09.17
Gambar 3. 7 Sengkedan
138 Penggunaan space frame sebagai elemen linear yang berdampak
gaya yang diterima diteruskan menjadi bentuk 3 dimensi, yang umumnya melengkung. Penggunaan struktur ini digunakan pada area lengkung atap ataupun elemen pada plat
Pemakaian Green Roof sebagai media dalam mengisolasi panas
matahari agar menghasilkan udara yang nyaman dan sejuk.
Safety glass
Gambar 3. 8 Space Frame
Sumber : http://www.alcox.in/blog/space-frame-manufacturer-in-india-experience-freedom-of-design-like-never-before/ 01.09.17
Gambar 3. 9 Green Roof
Sumber : https://flynncompanies.com/portfolio/environmental-systems/vancouver-green-roof/ 01.09.17
Gambar 3. 25 Safety Glass
Sumber : http://sunrayglass.tradeindia.com/security-glasses.html/
139 Rangka Atap Baja Ringan, memiliki keunggulan lebih ringan dan
pemasangan lebih mudah dari rangka kayu, selain itu, harga Baja ringan juga 30% lebih murah bila dibandignkan dengan atap kayu. Atap Polycarbonate
3.2.2 Studi Sistem Utilitas
a. Sistem Pencahayaan
a.1 Sistem Pencahayaan Alami
Bersifat alami sehingga tersedia secara melimpah, dengan
manfaat mengandung daya panas yang menyehatkan dan bermanfaat bagi tubuh manusia.
Letak jatuh bayangan maupun bukaan diperhatikan untuk
mendapatkan dimensi dan ukuran yang tepat. a.2 Sistem Pencahayaan Buatan
Jenis Lampu dan Penerapannya : Lampu Down Light
Tidak terdapat rasa silau karena pemasangan yang bisa didalam langit-langit. Peletakannya yang juga fleksibel Gambar 3. 26 Baja Ringan
Sumber :
http://kontraktorbajaindonesia.com/men genal-baja/baja-3/ 01.09.17
Gambar 3. 27 Polycarbonate
Sumber :
https://www.distributorbahanbangunan.com/
140 memberikan keuntungan tersendiri. Jenis lampu yang digunakan antara lain adalah LED, lampu halogen , dan metal halide
Spot Light
Jenis ini mampu diarahkan secara bebas pada objek yang dituju, dengan pemasangan nya yang bisa dipermukaan plafond ataupun menempel disekitarnya
Gambar 3. 28 Down Light
Sumber: http://www.fajardesignme.com
Gambar 3. 29 SpotLight
141 Lampu Bak atau Neon
Menghasilkan cahaya yang merata pada tiap-tiap ruang karena jangkauan penyinaran yang relatif menyebar
b. Sistem Pengkondisian Udara
b.1 Sistem Penghawaan Alami
Agar mendapat penghawaan yang baik, sistem yang digunakan adalah cross ventilation. Dimana terdapat ventilasi secara vertikal maupun horizontal
b.2 Sistem Penghawaan Buatan
Mekanik menggunakan kipas angin, exhaus dan inhaust fan. Sedangkan sistem non-mekanik menggunakan AC.
Gambar 3. 30 Lampu Neon / Bak Sumber: https://indonesian.alibaba.com
Gambar 3. 31 Penghawaan Alami
142 c. Sistem Elektrikal
Berasal PLN, sementara penggunaan genset untuk menghasilkan sumber energi listrik cadangan
d. Sistem Jaringan Air Bersih
Terdiri dari 2 sumber yaitu PDAM dan air dari sumur. Dimana kebutuhan untuk air bersih berasal dari PDAM, sementara untuk toilet menggunakan air dari sumur:
d.1 Sistem Downfeed Distribution
Diagram 3. 24 Sistem Downfeed Distribution
Sumber : Analisis Pribadi, 2017 PDAM
Distribusi Distribusi Distribusi
Distribusi Distribusi Distribusi
PLN Trafo
Automatic Transfer
Switch
Main Distribution
Panel
Sub Panel Sub Panel
Ruang Ruang
Diagram 3. 23 Skema Sistem Elektrikal Sumber : Analisis Pribadi, 2017
143 d.1 Sistem Upfeed Distribution
e. Sistem Jaringan Air Kotor e.1 Grey Water
Limbah cair yang masih dapat dimanfaatkan kembali, jika melebihi kapasaitas penampung akan dibuang ke saluran kota. e.2 Black water
Limbah padat yang dibuang langsung menuju Septic Tank
f. Sistem Pemadam Kebakaran f.1 Fire Alarm System
Memberi tanda bila terjadi kebakaran atau kebocoran. Terdiri dari :
Panel Kontrol
Toilet Septic Tank Sumur Resapan
Diagram 3. 5 Skema Sistem Pembuangan Black Water
Sumber : Analisis Pribadi, 2017
Gambar 3. 32 Main Control Panel
http://www.alatpemadamkebakaran.co Diagram 3. 25 Sistem Upfeed Distribution Sumber : Analisis Pribadi,2017
PDAM Ground
Reservoir
144 Fire Detector
Alarm, ditunjukkan dengan gambar 3.90
f.2 Fire Hydrant System
f.3 Hydrant Box
Gambar 3. 34 Heat Detector
https://dir.indiamart.com Gambar 3. 33 Falme Detector
https://www.crowcon.com
Gambar 3. 35 Fire Hydrant System
https://www.firefightingequipment.my
Gambar 3. 36 Hydrant Box
145 f.4 Portable Fire Extinguisher
f.1 Fire Automatic Sprinkle System
Setelah meninjau beberapa pilihan diatas, pada kompleks bangunan akan menggunakan sistem pemadam kebakaran tipe Suppesion FM200, yang memiliki respon cepat terhadap adanya api sekaligus tidak menghasilkan warna ataupun bau.
g. Sistem Pembuangan Sampah
Gambar 3. 37 Apar http://janggatehnik.com
146 g.1 Sampah organik
g.2 Sampah Anorganik
h. Telekomunikasi
i. Sistem Keamanan Sampah
Organik
Bak Penampungan
Tempat Pembuangan Sampah Kota
Diolah menjadi pupuk kompos
Kota Diagram 3. 6 Skema Sistem Pembuangan Sampah Organik
Sumber : Analisis Pribadi,2017
Sampah Anorganik Penampungan
sementara
Diagram 3. 7 kema Sistem Pembuangan Sampah Non-Organik Sumber : Analisis Pribadi,2017
Pengolahan TPA
Telkom PABX Operasional
Internet Modem
Telefon
Komputer
Diagram 3. 8 Skema Komunikasi Keluar Sumber : Analisis Pribadi, 2017
147 Sistem keamanan bangunan yang dapat diterapkan , anatar lain:
Pengamanan oleh satuan pengamanan dalam shift kerja dengan
penjagaan selama 24 jam setiap hari Pengamanan dengan sistem CCTV
j. Sistem Transportasi Vertikal j.2 Tangga
300 merupakan sudut tanjakan ideal, Untuk tegak yang ideal berkisar antara 15 cm - 18 cm, sementara area mendatar berkisar 20 cm - 33 cm.
j.2 Ramp
Kemiringan ramp tidak boleh lebih dari 70 dan pada area luar maksimum 60 . Lebar minimum ramp tanpa pengaman adalah 95 cm, dengan menggunakan pengaman menjadi 120 cm.
148 3.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi
a. Light Shelves
Sistem ini memiliki kelebihan dimana mampu merefleksikan cahaya matahari saat kondisi diluar mendung atau intensitas cahaya matahari rendah.
b. Solatube
Alat yang digunakan untuk memasukan cahaya matahari ke dalam reflector yang kemudian dipantulkan kedalam ruangan. Cahaya yang dihasilkan bukanlah cahaya buatan, namun cahaya matahari. Alat ini tidak menghantarkan panas dan tidak menggunakan listrik, Cahaya matahari dipantulkan dalam dome sehingga cahaya yang masuk hanya berupa spectrum. Walaupun kondisi mendung, Cahaya yang dihasilkan tetap cukup untuk beraktifitas didalam ruangan
Gambar 3. 39 Light Shelves
149
3.3 Analisa Konteks Lingkungan
3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi Galeri dan Studio Seni Lukis berada di Kota Semarang , Jawa Tengah berdasarkan atas :
a. Kota Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah
b. Semarang sebagai salah satu tujuan wisata baik dari pengunjung dalam negeri maupun wisatawan asing
c. Minat dan antusiasme warga Semarang dalam berkesenian seni lukis tinggi
d. Mendukung visi Kota Semarang, yang merupakan perwujudan dari 4 kunci pokok, Kota Perdagangan, Kota Jasa, Kota Berbudaya dan juga masyarakat yang sejahtera e. Belum adanya pusat rekreasi dan pelatihan Seni bagi
masyarkat umum mencakup anak-anak, remaja dan dewasa, dimana mereka bisa memperdalam dan belajar ketrampilan menggambar sebagai bentuk pengembangan ketrampilan diri
Gambar 3. 40 Solar Tube
150 f. Belum adanya wadah yang mampu menampung aktivitas bagi para penggiat Seni Lukis termasuk perkumpulan (komunitas) didalamnya
Pemilihan Lokasi : BWK II ( Kecamatan Gajahmungkur &
Candisari )
Ruang lingkup makro rencana ini adalah Kotamadya Semarang yang terletak pada posisi 6o50”-7o10” Lintang Selatan dan 109o50”-110o35” Bujur Timur. Luas wilayah Kotamadya Semarang adalah 37.360,947 Ha dengan batas-batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Demak Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Berbatasan denagn Kabupaten Kendal Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa
151 Ruang lingkup mikro rencana ini adalah BWK II Kota Semarang, dengan luas wilayah Kecamatan Gajahmungkur adalah 765,004 Ha, dan luas wilayah Candisari adalah 555,512 Ha, dengan batas-batas wilayah administrative sebagai berikut: Sebelah Timur : Kecamatan Tembalang
Sebelah Selatan : Kecamatan Semarang Barat dan Ngaliyan
Sebelah Barat : Kecamatan Banyumanik dan Gunungpati
Sebelah Utara : Kecamatan Semarang Selatan
Potensi BWK II :
Berada di Semarang bagian atas, kemungkinan terjadi banjir
sangat kecil dan memiliki view yang bagus.
Fasilitas Umum yang terdapat di BWK 2 sudah cukup memadai
Lokasi yang strategis berada dekat dengan pusat kota
Pada BWK 2 sudah banyak dilewati kendaraan umum
Kendala BWK II :
Pada jam-jam tertentu terdapat beberapa titik rawan kemacetan.
Alternatif Lokasi : BWK III ( Area Semarang Barat dan
Semarang Utara )
152 Ruang lingkup mikro rencana ini adalah BWK III Kota Semarang, berada diarea Semarang Barat dan Semarang Utara dengan luas wilayah 3.361,97 Ha. Kecamatan Semarang Utara memiliki 9 Kelurahan, sedangkan kecamatan Semarang Barat memiliki 16 kelurahan. Dengan batas-batas wilayah administrative sebagai berikut:
Sebelah Timur : Semarang Timur
Sebelah Selatan : Kecamatan Gajahmungkur
Sebelah Barat : Kecamatan Tugu dan Kecamatan Ngaliyan
Sebelah Utara : Laut Jawa
BWK III memiliki jumlah penduduk sebesar 287.836 jiwa dan sebagian penduduk bekerja pada sektor jawa. Secara topografi wilayah BWK III cenderung datar, dengan kemiringan lereng berkisar 0-2% hingga 25-40% (curam). Sehingga pemanfaatan Lahan Beragam, diantaranya permukiman, perdagangan dan industri, hingga pertambangan.
153 Potensi :
Memiliki empat mode transportasi
Terdapat pelabuhan berskala intenasional
Terdapat banyak sumber daya
Terdapat beberapa tempat wisata yang bisa dikembangkan
Dilewati jalur pantura
Penduduk usia kerja tinggi
Pasar Industri UMKM
Kendala :
Banjir rob disebabkan tinggi daratan dan permukaan laut sama
Pencemaran lingkungan oleh limbah rumah tangga dan limbah
industri lokal
Polusi udara yang disebabkan gas buang dari pabrik dan
kendaraan bermotor
154 Kriteria Penilaian
Kriteria Bobot BWK II BWK III
Kawasan dekat dengan pusat kota
30 25 27
Tidak sulit untuk dijangkau
20 20 20
Terdapat View bagus pada area tapak
20 20 15
Kawasan dilewati rute transportasi umum
10 10 10
Lingkungan yang asri dan nyaman disekitar tapak
10 10 8
Lokasi berada dikawasan berbukit
10 8 5
Total 100 93 85
Setelah meninjau beberapa alternatif pemilihan lokasi tapak termasuk menganalisis kendala didalamnya dan potensi yang dihasilkan, dapat disimpulkan kriteria lokasi yang sesuai untuk lahan proyek Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang adalah BWK II.
155 3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak
Kriteria pemilihan lokasi Galeri dan Studio Seni Lukis di Semarang antara lain;
Tapak dekat dengan pusat kota dan mmudah dijangkau Mempunyai view yang tidak terhalang
Dapat diakses dengan transportasi umum Jaringan utilitas sudah memadai
a. Tapak
a.1 Alternaif Tapak 1
Terletak di Jalan Singotoro Raya, Candisari dengan batas : Utara : Jalan Singotoro Raya
Timur : Rumah Kosong
Selatan : Jalan Karanganyar Gn Barat : Jalan Dr. Wahidin Memiliki kemiringan Lahan
Terdapat view yang indah mengenai Semarang bawah
Dilewati transportasi umum
Terdapat sedikit kontur di dalam tapak
Area tapak berada dipinggir jalan, sehingga bagian tapak
156
157 a.2 Alternaif Tapak 2
Terletak di Jalan Sisingamangaraja, Gajah Mungkur, dengan batas: Utara : Perumahan Warga
Timur : Cafe dan Kantor Pos Selatan : Jalan Sisingamangaraja Barat : Restoran makan S2 Memiliki Kemiringan Lahan
Dekat dengan prasarana umum seperti hotel, kantor pos,
dan bank
Pada area tapak terdapat banyak kontur
Dikelilingi oleh permukiman warga dan area resto makan
158 Gambar 3.44 Tampak atas site
159 b. Kriteria Pemilihan Tapak
Analisa pemilihan tapak ditunjukkan dengan tabel 3.36 :
Kriteria Tapak 1 Tapak 2
View tidak
terhalang
Dekat dengan jalan raya dan memiliki view indah yang menampilkan area semarang bawah
Terhalang oleh bangunan
disekeliling
termasuk hotel dan perkantoran Dekat dengan
pusat kota
Jalan besar dr. Wahidin sering dilalui transportasi umum menuju kota / dari arah kota
Mudah diakses
dari arah
manapun karena kondisi jalan tidak terlalu curam. Mudah diakses
oleh kendaraan umum
Tapak berada
diseberang jalan raya, dan juga jalan singotoro disekitar area, sehingga
pengunjung dan
kendaraan yang lewat
akan memiliki
aksesibilitas yang mudah
Jalan
Sisingamangaraja banyak dilalui oleh pengunjung namun jalan tersebut bukan jalan utama karena letak nya yang tergolong masuk pada area permukiman warga. Lingkungan yang
asri dan nyaman di sekitar tapak
Pada bagian belakang lahan dan arah utara dikelilingi oleh pe pohonan
Kondisi lahan tapak dikelilingi oleh perumahan
warga dan
bangunan perdaganan berupa area makan
160 c. Pemilihan Tapak
Analisa pemilihan tapak ditunjukkan dengan tabel 3.13:
Tapak terpilih
Berdasarkan hasil penilaian kriteria pemilihan diatas terpilih lah tapak alternatif 1 jl. Singotoro, Candisari. Lokasi cukup tenang dengan view area Semarang bawah menjadi potensi dan daya tarik tersendiri. Kemudian akses yang sering dilalui dan mudah dijangkau kendaraan umum, termasuk prasarana yang sudah memadai.
Analisis SWOT Tapak Terpilih
e.1 Strenght
Iklim mikro yang sejuk pada area tapak dikarenakan kondisinya
yang berada di area atas Kota.
Diarea sekitar utilitas sudah memadai termasuk transportasi
yang dapat mengakses.
Bagi kendaraan umum dan pribadi tidak ada kendala dalam
mencapai lokasi tapak
Kriteria Bobot Tapak 1 Tapak 2
161 Terdapat banyak vegetasi, hutan, dan lahan kosong yang
terjaga sehingga memberi kesan asri pada area sekitar tapak
e.2 Strenght
Jarak lokasi tapak dekat dengan pusat Kota Semarang
Dikelilingi oleh vegetasi yang bervariasi pada permukiman
warga sekitar dan beberapa area yang berupa lahan kosong Berdasarkan peraturan daerah syarat membangun memiliki
ketentuan dengan KDB paling besar sebanyak 60 % dari luas lahan.
e.3 Opportunity
Lokasi tapak sesuai dengan kriteria fungsi bangunan Galeri dan
Studio Seni Lukis di Semarang. e.4 Threat
Banyaknya vegetasi yang ada , dan berfungsi sebagai area