• Tidak ada hasil yang ditemukan

orang (people) dan menjamin keberlangsungan hidup (planet). Dewasa ini konsep CSR berkaitan erat dengan keberlangsungan atau suistainibility perusahaa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "orang (people) dan menjamin keberlangsungan hidup (planet). Dewasa ini konsep CSR berkaitan erat dengan keberlangsungan atau suistainibility perusahaa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN

LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE) SUHAENAH

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan baik secara parsial maupun simultan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage, sedangkan variabel dependennya yaitu pengungkapan tanggung jawab sosial. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan sampel.

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008–2010 secara berturut-turut dan mengeluarkan laporan tahunan dan atau laporan keberlanjutan (sustainability report) selama tahun penelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 19 perusahaan. Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 17.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Selain itu, variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kata Kunci : CSR, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, pengungkapan

tanggung jawab sosial.

I. PENDAHULUAN

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah dikenal sejak awal tahun 1970 yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai dan pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat, lingkungan serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam hal ini CSR tidak hanya merupakan kegiatan kreatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata.

Global Compact Initiative dalam Kurnianto (2010) menyebutkan pemahaman CSR dengan 3P yaitu profit, people, planet. Konsep ini memuat pengertian bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) melainkan juga kesejahteraan

(2)

2

orang (people) dan menjamin keberlangsungan hidup (planet). Dewasa ini konsep CSR berkaitan erat dengan keberlangsungan atau suistainibility perusahaan. Menurut konsep CSR sebuah perusahaan dalam melaksanakan aktivitas dan pengambilan keputusannya tidak hanya berdasarkan faktor keuangan semata misalnya deviden dan keuntungan melainkan juga berdasarkan konsenkuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun masa yang akan datang (Kurnianto, 2010).

Kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan hidup di Indonesia sudah mulai berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peraturan yang mengatur hal tersebut dalam Undang–Undang Perseroan Terbatas No. 40 Pasal 74 Tahun 2007 yang mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 2007. Undang–undang ini mengatur perusahaan– perusahaan yang melakukan kegiatan di bidang atau yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Agar dapat berkesinambungan, perusahaan sangat perlu mempertimbangkan lingkungan sosialnya dalam melakukan pengambilan keputusan. Laporan keuangan tahunan merupakan salah satu media yang digunakan untuk pengungkapan informasi sosial dan lingkungan perusahaan.

Dalam PSAK No 1 (Revisi 1998) paragraf 9 dinyatakan bahwa Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor–faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan keuangan.

Para investor maupun manajemen perusahaan sadar bahwa pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja keuangan saja sudah tidak relevan lagi. Eipstein dan Freedman (1994), dalam Anggraini (2006), menemukan bahwa investor individual tertarik dengan informasi sosial yang dilaporkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan.

Hasil Survey “ The Millenium Poll on CSR ” yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales business leader forum (London) diantara 25.000 responden di 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan 60% menyatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak lingkungan, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sangat berperan sedangkan 40% adalah citra dari perusahaan dan brand image yang akan paling memepengaruhi kesan mereka. Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan faktor sosial memiliki pengaruh yang lebih besar dari faktor – faktor yang justru berkaitan erat dengan perusahaan dalam hal ini citra dari perusahaan dan brand image.

Berbagai penelitian yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan adanya keanekaragaman hasil. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniati Gunawan (2000), Sembiring (2005), Errol Airlangga (2010), Bramantya Adhi Cahya (2010), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara size perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Sementara penelitian Robert (1992), Anggraini (2006), Lidia Yulita (2007) tidak menemukan hubungan dari kedua variabel tersebut.

(3)

3

Cahya (2010) menyebutkan bahwa hubungan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan profitabilitas juga terjadi ketidakkonsistenan hasil. Airlangga (2010), Muhammad Rizal Hasibuan (2001) dan Rahma Yuliani (2003) menemukan tidak ada hubungan antara variabel tersebut. Namun hasil yang berlawanan ditemukan oleh Zuraedah (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara profitabilitas dengan tanggung jawab sosial perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) dan Oktaviany (2011) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara leverage perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Sedangkan Sembiring (2005), Anggraini (2005) dan Rusmayanti (2011) menyebutkan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? (2) Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? (3) Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan? (4) Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan?

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.

II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBAGAN HIPOTESIS

Menurut ISO 26000, CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan para pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta integrasi dengan organisasi secara menyeluruh.

Saat ini perusahaan secara sukarela menyusun laporan setiap tahun yang dikenal dengan sustainability report. Laporan tersebut menguraikan dampak perusahaan terhadap tiga aspek, yakni dampak operasi perusahaan terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan. Menurut John Elkington (1997) dalam bukunya yang berjudul “Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness” yang dikutip dari Zuraedah (2010), perusahaan yang ingin menyusun sustainability report harus mengadopsi metode akuntansi Triple Bottom Line yang merupakan perluasan dari konsep akuntansi tradisional yang hanya memuat bottom line tunggal yakni hasil-hasil keuangan aktivitas ekonomi perusahaan. Elkington juga memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin memiliki keberlanjutan dalan berusaha haruslah memperhatikan

(4)

4

“3P” yaitu Planet, People dan Profit. Selain mengejar Profit, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).

Laporan pertanggungjawaban sosial disajikan dalam sebuah laporan yang berkelanjutan (sustainability reporting) yang dapat diterbitkan secara terpisah ataupun terintegrasi dalam laporan tahunan (annual report). Laporan keberlanjutan adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Sebuah laporan keberlanjutan harus menyediakan gambaran yang berimbang dan masuk akal dari kinerja keberlanjutan sebuah organisasi, termasuk kontribusi yang positif maupun negatif.

Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi CSRDI (Corporate Social Responsibility Disclosure Index) berdasarkan indikator GRI (Global Reporting Initiatives). Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.

Penelitian ini mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan standar GRI. GRI adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia. Item pengungkapan CSR terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Dan kinerja sosial terbagi lagi menjadi 4 kategori yaitu tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial dan tanggung jawab produk.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

H2: Profitabilitas perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

H3: Leverage berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

H4: Ukuran perusahaan, Profitabilitas dan Leverage berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

III. METODE PENELITIAN

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2010. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel meliputi : (1) Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan berturut-turut selama periode 2008 – 2010. (2) Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan tahunan (annual report) secara lengkap selama periode penelitian yaitu periode tahun 2008 – 2010 baik melalui website www.idx.co.id atau pada website perusahaan masing-masing. (3) Memiliki informasi mengenai pelaksanaan

(5)

5

CSR atau menerbitkan sustainability report pada masing-masing perusahaan selama periode penelitian yaitu periode tahun 2008 – 2010.

Variabel Penelitian

1. Ukuran Perusahaan (X1)

Pada penelitian ini ukuran perusahaan dinyatakan dengan jumlah aktiva atau total asset. Total asset kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (Ln).

2. Profitabilitas (X2)

Terdapat beberapa pengukuran untuk menentukan profitabilitas perusahaan, akan tetapi penelitian ini menggunakan rasio Return On Asset (ROA) yang diperoleh dengan cara membandingkan net income terhadap total asset.

3. Leverage (X3)

Leverage digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Skala pengukuran untuk leverage adalah rasio. Leverage digunakan dalam penelitian ini adalah rasio hutang terhadap aktivanya sendiri.

4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Y)

Pengungkapan tanggung jawab sosial akan diukur dengan menggunakan Corporate Social Disclosure Index (CSDI). Informasi mengenai Corporate Social Disclosure Index (CSDI) yang akan digunakan dalam penelitian ini berdasarkan GRI. Perhitungan indeks CSDI dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian yang diungkapkan oleh perusahaan diberikan nilai 1 dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya skor dari keseluruhan item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSRD (Y) 57 .266 .987 .56693 .210236 UKURAN (X1) 57 29.179 33.740 31.27701 1.408619 PROFITABILITAS (X2) 57 .006 .404 .09815 .090481 LEVERAGE (X3) 57 .151 .923 .54827 .258176 Valid N (listwise) 57 Sumber : Output SPSS17 (2012)

(6)

6

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Grafik histogram pada gambar di atas menunjukkan suatu pola seperti gunung atau seperti lonceng. Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, dengan penyebaran mengikuti arah garis diagonal. Dengan memperhatikan kedua grafik tersebut dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas, sehingga layak di gunakan.

Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) UKURAN (X1) .389 2.571 PROFITABILITAS (X2) .467 2.141 LEVERAGE (X3) .270 3.701

a. Dependent Variable: CSRD (Y)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance ketiga variabel lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

Uji Autokorelasi

Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka nilai DW akan dibandingkan dengan DW tabel. Nilai dari DW adalah sebesar 1,474. Untuk nilai dL dan dU dapat dilihat dari DW tabel pada signifikansi 0,05 dengan n (jumlah data) = 57 dan k (jumlah variabel independen) = 3 maka didapat nilai dL adalah 1,452 dan dU adalah 1,681. Jadi nilai

(7)

4-7

dU = 2,319 dan 4-dL = 2,548. Hal ini berarti nilai DW (1,474) berada pada daerah antara dU dan dL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Uji Heteroskedastisitas

Dari di atas, dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas. Sebagaimana terlihat, titik-titik itu menyebar di atas kanan dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.529 .760 3.328 .002

UKURAN (X1) -.053 .026 -.358 -2.053 .045 .389 2.571

PROFITABILITAS (X2) -.770 .369 -.331 -2.085 .042 .467 2.141

LEVERAGE (X3) -.395 .170 -.485 -2.321 .024 .270 3.701

a. Dependent Variable: CSRD (Y)

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

CSRD = 2,529 - 0,053 SIZE – 0,770 PROFITABILITAS – 0,395 LEVERAGE Arti dari persamaan di atas adalah sebagai berikut :

Nilai konstanta (a) adalah 2,529 ; artinya, CSRD adalah sebesar 2,529 apabila tidak ada penambahan ukuran pada perusahaan (ukuran perusahaan = 0), tidak ada perputaran laba terhadap asset (ROA = 0) dan tidak ada penambahan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya (leverage = 0).

Ukuran perusahaan (size) mempunyai koefisien regresi sebesar -0,053. Artinya setiap peningkatan ukuran perusahaan sebesar 1% maka akan menurunkan CSRD sebesar 2,529 dan sebaliknya, setiap penurunan ukuran perusahan sebesar 1% akan meningkatkan CSRD sebesar 0,053 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.

(8)

8

Profitabilitas mempunyai koefisien regresi sebesar -0,770. Artinya setiap peningkatan profitabilitas sebesar 1% maka akan menurunkan CSRD sebesar 0,770 dan sebaliknya, setiap penurunan profitabilitas sebesar 1% akan meningkatkan CSRD sebesar 0,770 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.

Leverage mempunyai koefisien regresi sebesar -0,395. Artinya setiap peningkatan leverage sebesar 1% maka akan menurunkan CSRD sebesar 0,395 dan sebaliknya, setiap penurunan leverage sebesar 1% akan meningkatkan CSRD sebesar 0,395 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.

Uji Koefisien Determinasi (R²)

Dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,374. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu ukuran perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage terhadap variabel dependen Pengungkapan tanggung jawab social yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar 37,4%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 62,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian.

Uji t

a. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

t hitung sebesar -2,053. Sedangkan t tabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05/2 = 0,25 dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 57-3-1 = 53 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah sebesar -2,006. Karena nilai -t hitung < -t tabel (-2,053 < -2,006), dan signifikasi < 0,05 (0,045 < 0,05), maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSRD.

b. Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. t hitung sebesar -2,085. Sedangkan Hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah sebesar -2,006. Karena nilai -t hitung < -t tabel (-2,053 < -2,006) dan signifikasi < 0,05 (0,042 < 0,05), maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSRD.

c. Pengaruh leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. t hitung sebesar -2,321. Sedangkan Hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah sebesar -2,006. Karena nilai -t hitung < -t tabel ( -2,321 < -2,006 ) dan signifikasi < 0,05 (0,024 < 0,05), maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSRD.

(9)

9

Uji F

F hitung adalah sebesar 10,560 dan signifikansi sebesar 0,000. Kemudian untuk menentukan besarnya F tabel dengan df1 (jumlah variabel-1) = 2 dan df2 (n-k-1) atau 57-3-1 = 53 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah 3,172.

Kriteria pengujian yaitu jika F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima dan jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak. Dari perhitungan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa F hitung > F tabel (10,560 > 3,172) dan signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan Leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap CSRD.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSRD. Hal ini dapat dilihat pada hasil dari uji t yang dilakukan dimana t hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05.

2. Secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSRD. Hal ini dapat dilihat pada hasil dari uji t yang dilakukan dimana t hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05.

3. Secara parsial Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSRD. Hal ini dapat dilihat pada hasil dari uji t yang dilakukan dimana t hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05.

4. Ukuran perusahaan, Profitabilitas dan Leverage secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSRD.

Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel sehingga lebih diketahui faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada perusahaan.

Sampel yang digunakan hanya pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar pada tahun 2008 – 2010 sehingga tidak diketahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap jenis perusahaan lain, seperti perusahaan jasa, tambang, manufaktur dan lainnya. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan jenis perusahaan lain dan memperpanjang periode penelitian sehingga dapat diketahui pula bagaimana pengaruh variabel independen terhadap jenis perusahaan lain.

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

Airlangga, Errol. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility Disclosure) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen.

Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)” Sinopsium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Cahya, Bramantya Adhi. 2010. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) (Studi Pada Bank Di Indonesia Periode Tahun 2007-2008).

Gunawan,Yuniati. 2000. Analisis Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Hasibuan, Muhammad Rizal. 2001. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Emiten di BEJ dan BES.

Kurnianto, Eko Adhi. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 - 2008).

Rusmayanti, Retno. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Dalam Laporan Tahunan Perusahaan LQ 45. Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. Kinerja Keuangan, Political Visibility,

Ketergantungan Pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 16-17 Oktober 2003.

Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung jawab Sosial Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 7, Solo 15-16 Desember 2005.

Yulita, Lidia. 2007. The Effect Characteristics Of Company Toward Corporate Social Responsibility Disclosures In Mining Company Listed at Indonesia Stock Exchange.

(11)

11

Zuraedah, Isnaini Ken. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Pemoderasi.

Gambar

Grafik  histogram  pada  gambar  di  atas  menunjukkan  suatu  pola  seperti  gunung  atau seperti lonceng

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN STRATEGI HYPNOTEACHING PADA PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII A DI SMP NEGERI 1 BAYONGBONG GARUT.. Universitas

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan dan diabetes mellitus terhadap terjadinya penyakit mata katarak di Poli Mata

Salah satu hal terpenting dalam sebuah musik adalah lirik lagunya, karena lirik lagu dalam musik yang sebagaimana bahasa, dapat menjadi sarana atau media komunikasi

Evaluasi aspek manfaat dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan/atau pemangku kepentingan sebagai penerima manfaat

Guru berusaha lebih untuk dapat mengkondisikan siswa agar pada saat diberi waktu untuk membaca materi siswa tidak berbicara sendiri, guru juga berusaha untuk lebih

Nilai bobot yang dihasilkan pada perhitungan Fuzzy AHP ini mengindikasikan tingkat kepentingan dari setiap kriteria penilaian kinerja, dimana semakin besar bobot yang

Berdasarkan sifat-sifat fenotif yang diamati secara kualitatif dan kuantitatif pada tanaman Jeruk Besar (Citrus maxima Merr.) faktor lingkungan dan pemeliharaan tanaman

Moralitas dapat dibentuk melalui proses sosialisasi.Proses belajar seorang anak atau individu tidak hanya dilakukan dalam lingkungan keluarga secara non formal melainkan juga