• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Ganjar Eka Subakti, 2014

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Organisasi Intra Kampus Terhadap Akhlak Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci keberhasilan setiap negara. Negara yang memperhatikan kualitas dan kuantitas pendidikannya akan lebih maju daripada negara yang kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Peran pendidikan dalam hal ini adalah menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya guna bagi bangsa dan negara yang pada akhirnya berdampak positif pada kemajuan negara tersebut di berbagai bidang (Tim Kreatif LKM UNJ, 2011, hlm. 44).

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu cabang pelajaran yang hendaknya dipelajari dalam sebuah pendidikan. Bahkan, pembelajarannya diwajibkan dalam persekolahan. Sebagaimana tersurat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 13 yang menyatakan bahwa “Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik seagama” (Sisdiknas, 2010, hlm. 170).

Pendidikan keagamaan bertujuan untuk perubahan yang diinginkan, baik pada tingkah laku individu pada kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, dan alam sekitar maupun pada proses pendidikan dan pengajaran itu sendiri sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai proporsi di antara profesi asasi dalam masyarakat (Syaibani, 1979, hlm. 399). Begitu pun Ashraf (1989, hlm. 130) menyatakan hal yang serupa bahwa tujuan pendidikan Islam ialah “terwujudnya penyerahan mutlak kepada Allah SWT., pada tingkat individu, masyarakat, dan kemanusiaan pada umumnya”. Sedangkan menurut al-Ghazali menyatakan bahwa “tujuan umum pendidikan Islam tercermin dalam dua segi, yaitu; 1. insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, 2. insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat” (Sulaiman, 1993, hlm. 24).

(2)

Ganjar Eka Subakti, 2014

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Organisasi Intra Kampus Terhadap Akhlak Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tercapai atau tidaknya tujuan Islam, terlihat dari akhlak perilakunya. Apakah ia berakhlak mahmûdaħ (terpuji) ataukah mazmûmaħ (tercela). Jika ia berakhlak

mahmûdaħ, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa ia telah mencapai tujuan Islam. Sebaliknya, jika ia berakhlak mazmûmaħ, maka dapat disimpulkan bahwa ia belum mencapai tujuan Islam.

Pembelajaran Agama Islam di sekolah, idealnya mampu mencapai tujuan PAI yang disebutkan di atas serta bisa diarahkan pada terbinanya seluruh bakat dan potensi manusia sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam, sehingga dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi (Nata, 2010, hlm. 70) maupun menjadikan manusia seorang muslim yang sempurna (Tafsir, 2012, hlm. 69-70). Sehingga seorang pelajar bukan hanya mampu memperoleh nilai besar dalam pelajarannya di sekolah, tapi mampu mengamalkan pelajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kenyataan tidak sama dengan harapan. Data-data membuktikan banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan para pelajar. Hal ini membuktikan bahwa tujuan PAI belum tercapai. Rahim (2001, hlm. 37) menyebutkan tiga permasalahan pokok tentang akhlak yang dihadapi Indonesia sebagai berikut:

Pertama, kenyataan anak didik setelah belajar 12 tahun (SD, SLTP, dan SMU/K), umumnya tidak mampu membaca al-Quran dengan baik, tidak melakukan shalat dengan tertib, tidak melakukan puasa di bulan Ramadhan dan tidak berakhlak. Kedua, masih seringnya terjadi tawuran, juga masih banyaknya pelanggaran susila serta tingginya prosentasi pengguna obat terlarang dan minuman keras di kalangan anak sekolah.

Ketiga, masih meluasnya korupsi, kolusi, dan nepotisme...

Data pertama tentang banyaknya para pelajar yang masih belum bisa membaca al-Quran dengan baik, dikuatkan oleh Muammad Amedz (2013, hlm. 1) yang menyatakan bahwa:

...Hasil survei Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta menyebutkan bahwa 65 persen umat Islam di Indonesia ternyata masih buta aksara al-Qur’an. 35 persennya hanya bisa membaca al-Quran saja. Sedangkan yang membaca dengan benar hanya 20 persen...

(3)

Ganjar Eka Subakti, 2014

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Organisasi Intra Kampus Terhadap Akhlak Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data kedua tentang persoalan tawuran, dikuatkan oleh Parwito (2013, hlm. 1) yang menjelaskan tawuran antara SUPM Ma’arif dan SMKN 3 Tegal, bahwa:

... sepulang sekolah puluhan siswa SUPM Ma'arif mendatangi kerumunan siswa SMKN 3 di Jalan Wisangeni. Kemudian puluhan siswa SUPM Ma'arif mengambil inisiatif penyerangan dan langsung menyerbu. Saling lempar batu oleh kedua belah pihak tak dapat terhindarkan...

Begitu pun sekolah keagamaan (MA/santri) yang lebih mendalami ilmu agama dan diharapkan mampu mengurangi prosentase permasalahan pelajar, tidak terlepas dari pelanggaran-pelanggaran tersebut. Menteri Agama Suryadharma Ali (dalam Hadi, 2011, hlm. 1) mengatakan, ‘...insiden penyerangan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ma'hadul Islam Yayasan Pesantren Islam (YAPI) di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, kemarin tidak dilatari motif agama. Insiden itu murni tawuran antar santri...’.

Selain tawuran, free sex (seks bebas) ialah salah satu perbuatan yang sudah membumi dikalangan pelajar, Sugiartoagribisnis (2010, hlm. 1) menjelaskan bahwa :

... 32 persen remaja usia 14-18 tahun pernah berhubungan seks. 62,7 persen remaja kehilangan keperawanannya ketika SMP, dan bahkan 21,2 persen pernah melakukan aborsi. LSM (Sahara) Bandung menyebutkan antara tahun 2000-2002, remaja yang melakukan seks pra nikah, 72,9% hamil, dan 91,5% di antaranya mengaku telah melakukan aborsi lebih dari satu kali...

Sedangkan data ketiga tentang korupsi, Jaksa Agung Basrief Arief menyatakan peningkatan data koruptor tiap tahunnya, sebagaimana dalam situs yang ditulis Andylala Waluyo bahwa:

...Tahap penyelidikan perkara korupsi tahun 2011 hanya 699 kasus, kemudian meningkat menjadi 833 di 2012, dan 2013 menjadi 1.696 kasus. Sedangkan di tahap penyidikan, tahun 2011 terdapat 1.624 kasus, 2012 ada 1.401 kasus, dan di 2013 menjadi 1.646 kasus ...

Begitu pun peningkatan kerugian negara diungkapkan Tama S. Langkun dalam situs yang ditulis Andylala Waluyo bahwa:

(4)

Ganjar Eka Subakti, 2014

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Organisasi Intra Kampus Terhadap Akhlak Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

"...Kalau di tahun 2010 katakanlah 3 tahun silam kerugian negara Rp 2,1 trilyun. Awal Januari sampai Desember 2013 itu sampe diangka Rp 7,4 trilyun. Ini kan signifikan. Bahkan sampai di 2011 sempat sampai diangka Rp 10 trilyun lebih, karena ada kasus century. Jadi sebetulnya kalau di prospektif penanganan perkara ya baik di KPK, Kepolisian dan kejaksaan meningkat...".

Dari data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam belum tercapai. Bahkan latar belakang pendidikan yang diemban, baik berupa sekolah umum (SMA/SMK) maupun sekolah Islami (MA) tidak mempengaruhi perilaku tercela yang dilakukan.

Oleh sebab itu, pemerintah serta lembaga-lembaga sekolah membuat suatu aktifitas berupa kegiatan non formal yang biasa disebut ekstrakurikuler. Kegiatan ini diarahkan untuk mengumpulkan para pelajar agar memanfaatkan waktu luangnya ke arah yang lebih baik serta menyalurkan dan mengasah potensi yang dimilikinya. Untuk mengetahui pentingnya peran intra kurikuler, akan dibuat sebuah penelitian tentang pengaruh latar belakang pendidikan dan organisasi intra kampus terhadap akhlak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini dibuat dengan judul “pengaruh latar belakang pendidikan dan organisasi intra kampus terhadap akhlak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Ada tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu latar belakang pendidikan sebagai variabel (X1), organisasi intra kampus sebagai variabel (X2) dan akhlak sebagai variabel (Y).

Secara operasional, masing-masing variabel didefinisikan sebagai berikut:

1. Latar belakang pendidikan adalah pendidikan terakhir yang diselesaikan mahasiswa, baik itu meliputi sekolah umum (SMA, SMK, SMK, SMU, SMEA, STM, dan yang sederajat dengannya) maupun sekolah Islami (MA, SMA Islam Terpadu, SMK Islam Terpadu, SMU Islam Terpadu, dan yang sederajat dengannya).

(5)

Ganjar Eka Subakti, 2014

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Organisasi Intra Kampus Terhadap Akhlak Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Organisasi intra kampus adalah kegiatan pendidikan non formal yang diikuti mahasiswa berupa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), meliputi UKM umum (PRAMUKA, MAHACITA, KSR, Protokoler, KOPMA, Menwa, Fotografi, UFM, Keolahragaan, dan Kesenian) maupun UKM keIslaman (UKDM, BAQI, UPTQ, Qolam, PAQ, dan KALAM).

3. Akhlak dalam variabel ini meliputi akhlak kepada Allah dan Rasulullah, akhlak dalam beribadah, akhlak kepada orang tua dan saudara, akhlak kepada masyarakat, dan akhlak terhadap diri sendiri.

Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh latar belakang pendidikan dan organisasi intra kampus terhadap akhlak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia”.

Hubungan yang dicari dalam pokok masalah di atas ialah hubungan sebab-akibat (kausal). Sehingga tujuan penelitian ini ingin menyimpulkan apakah latar belakang pendidikan dan organisasi intra kampus berpengaruh/berakibat terhadap akhlak mahasiswa.

Dari pokok masalah tersebut, penulis uraikan ke dalam tiga pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang pendidikan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bagaimana organisasi intra kampus mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Bagaimana akhlak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Adakah pengaruh latar belakang pendidikan dan organisasi intra kampus terhadap akhlak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi tujuan pokok penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latar belakang

(6)

Ganjar Eka Subakti, 2014

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Organisasi Intra Kampus Terhadap Akhlak Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan dan organisasi intra kampus terhadap akhlak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

Dari tujuan pokok tersebut, penulis uraikan ke dalam tiga tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan mahasiswa Universitas

Pendidikan Indonesia.

2. Untuk mengetahui organisasi intra kampus mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Untuk mengetahui akhlak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Untuk mengetahui adakah pengaruh latar belakang pendidikan dan

organisasi intra kampus terhadap akhlak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penulisan penelitian hendaknya mempunyai sebuah manfaat. Adapun manfaat dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Secara teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran, khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, dan umumnya bagi umat Islam.

2. Secara praktis

a. Lembaga/UPI

1) Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi guru PAI, khususnya di UPI agar selalu meningkatkan kreatifitas mengajarnya dalam proses pembelajaran di kelas dan mampu mengelola kelas dengan baik dan benar agar tercipta suasana yang kondusif sehingga pada akhirnya siswa mampu menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Sebagai tolak ukur keberhasilan para siswa.

(7)

Ganjar Eka Subakti, 2014

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dan Organisasi Intra Kampus Terhadap Akhlak Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai cerminan keberhasilan pada pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam).

c. Peneliti

1) Sebagai tambahan wawasan pengetahuan.

2) Mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan dan organisasi intra kampus terhadap akhlak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

d. Peneliti selanjutnya

1) Sebagai rujukan agar bisa lebih baik dari peneliti sebelumnya. 2) Sebagai pembelajaran dalam penelitian karya ilmiah.

E. Struktur Organisasi Tesis

Dalam penulisan karya ilmiah ini urutan penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

Bab II: Kajian Pustaka, yang meliputi kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

Bab III: Metode Penelitian yang meliputi; definisi operasional, pendekatan penelitian, tehnik pengumpulan data dan tehnik pengolahan data.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab V: Kesimpulan dan Saran.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan penentuan kualitas jasa pemondokan..

Dokumen ini dimaksudkan semata-mata hanya untuk tujuan penyediaan informasi tentang harga pasar wajar harian serta gambaran umum aktivitas terkini pasar finansial, dan bukan

Anggapan bahwa ketidakmampuan keluarga memiliki anak adalah kesalahan dari pihak istri (baik di zaman kuno maupun yang terjadi sampai saat ini, meskipun kemajuan

Sedangkan responden yang memiliki nilai ABI abnormal (ringan) dengan kualitas hidup kurang baik sebanyak 6 responden (35.5%) dan responden memiliki nilai ABI abnormal (ringan)

Penemuan-penemuan Sprague yang lain tentang listrik sangat bermanfaat terhadap perbaikan jaringan distribusi listrik kita sekarang ini (yang lebih dahulu dilakukan oleh Edison),

Menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat Bersama siswa mendiskusikan cara penyelesaian soal cerita tentang penjumlahan

Credit Union (CU) Muare Pesisir Kantor Pelayanan (KP) Siantan, dalam hubungan intern CU pernah terjadi adanya anggota yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan

Adapun yang menjadi unit analisis pada penelitian ini adalah tema atau topik dari teks (tulisan-tulisan) rubrik kultum yang mengandung pesan-pesan dakwah yang dimuat