• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

Bekisting merupakan komponen biaya terbesar dalam pekerjaan struktur bertingkat yang tipical. Biaya bekisting 40 s/d 60 persen dari total biaya beton dan untuk perkiraan 10 persen dari total biaya konstruksi. Gambar 2.1 memberi kategori perbedaan biaya untuk bekisting konvensional dinding dan Gambar 2.2 untuk lantai. Proposi biaya yang besar dari bekisting konvensional relatif terhadap biaya upah bekisting. Pengurangan biaya yang siknifikan dapat dicapai dengan pengurangan biaya upah.

Gambar 2.1. Proposi Biaya Bekisting konvensional dinding (Sumber : Buku Awad S. Hanna, Concrete Formwork System, Halaman. 15)

Pembesian, 28% Pekerjaan Bekisting, 38% Material Bekisting, 10% Penempatan Beton, 3% Beton, 21%

(2)

Gambar 2.2. Proposi Biaya Bekisting Konvensional Lantai

(Sumber : Buku Awad S. Hanna, Concrete Formwork System, Halaman. 15) Di dalam konstruksi beton, pelat digunakan untuk mendapatkan bidang atau permukaan yang rata. Pada umumnya bidang atau permukaan atas dan bawah suatu pelat adalah sejajar atau hampir sejajar.Tumpuan pelat pada umumnya dapat berupa balok - balok beton bertulang, struktur baja, kolom - kolom (lantai cendawan), dan dapat juga berupa tumpuan langsung diatas tanah.Pelat dapat ditumpu pada tumpuan garis yang menerus, seperti halnya dinding atau balok, tetapi dapat juga ditumpu secara lokal (diatas sebuah kolom beberapa kolom).

Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak langsung di atas tanah.Pelat di dukung oleh balok - balok yang bertumpu pada kolom – kolom bangunan. Adapun kegunaan pelat lantai adalah sebagai berikut:

a. Memisahkan ruang bawah dan ruang atas.

b. Untuk meletakkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah. c. Meredam suara dari ruang atas atau ruang bawah.

d. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.

Pekerjaan Bekisting, 52% Pekerjaan Beton, 7% Material Bekisting, 11% Material Beton, 30%

(3)

Adapun syarat - syarat teknis dan ekonomis yang harus dipenuhi oleh lantai antara lain:

a. Lantai harus memiliki kekuatan yang cukup untuk memikul beban kerja yang ada di atasnya.

b. Tumpuan pada dinding sedemikian rupa luas yang mendukung harus cukup besarnya.

c. Lantai harus dijangkarkan pada dinding sedemikian rupa sehingga mencegah dinding melentur.

d. Lantai harus mempunyai massa yang cukup untuk dapat meredam gema suara. e. Porositas lantai sekaligus harus memberikan isolasi yang baik terhadap hawa

dingin dan hawa panas.

f. Lantai harus memiliki kualitas yang baik dan harus dapat dipasang dengan cara cepat.

g. Konstruksi lantai harus sedemikian rupa sehingga setelah umur pemakaian yang cukup panjang tidak kehilangan kekuatan.

2.1.1 Pelat Lantai Konvensional

Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga. Pelat lantai menerima beban yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan pelat. Berdasarkan kemampuannya untuk menyalurkan gaya akibat beban, pelat dibedakan menjadi :

(4)

a. Pelat satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja. Contoh pelat satu arah adalah pelat kantilever dan pelat yang ditumpu 2 tumpuan sejajar. b. Pelat dua arah akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban

yang berupa momen lentur pada bentang dua arah. Contoh pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 (empat) sisi yang sejajar.

Pada pekerjaan proyek konstruksi terutama pekerjaan struktur beton bertulang, kayu diperlukan sebagai bahan utama pembuatan bekisting untuk membentuk dimensi beton. Bekisting ini akan membentuk dimensi elemen struktur kolom, balok, plat, dinding, listplank, dan lain-lain sesuai dengan dimensi rencana. Sejauh ini di Indonesia, material yang digunakan sebagai bekisting terutama adalah kayu. Kayu pada bekisting digunakan sebagai konstruksi penahan beban sementara dan sebagai pembentuk dimensi atau permukaan elemen struktur beton bertulang.

Gambar 2.3. Struktur Pelat Menggunakan Bekisting Kayu (Sumber : Foto Pelaksanaan di Lapangan)

Bekisting merupakan struktur sementara yang berfungsi sebagai alat bantu dalam membentuk beton dimana perkembangannya sejalan dengan perkembangan

(5)

beton itu sendiri. Bekisting berfungsi sebagai acuan untuk mendapatkan bentuk profil yang diinginkan serta sebagai penampung dan penumpu sementara beton basah selama proses pengeringan. Dengan adanya inovasi teknologi dalam bidangbekisting, saat ini produksi dilakukan oleh pabrik dengan disain sedemikian rupa sehingga bekisting mudah dibongkar,dipasang serta memungkinkan untukdimanfaatkan lebih dari satu kali.

Proses pengeringan beton saat ini relative lebih cepat dibandingkan pada masa lalu. Hal ini disebabkan karena telah ditemukannya zat tambah yang dapat dimanfaatkan untuk mengatur kecepatan mengerasnya beton. Proses pembongkaran bekisting bergantung pada kecepatan mengerasnya beton dan baru dibongkar setelah dinyatakan aman. Pembuatan dan pemasangan bekisting tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhi yaitu bahan yang tersedia atau yang diperlukan, cara dan pengadaan tenaga kerja, tuntutan akan hasil pengerjaan yang dibutuhkan terutama dalam hal akurasi dan kerapian serta biaya alat-alat yang digunakan. Dalam pembuatan bekisting harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Kualitas material bekisting yang digunakan harus dapat menghasilkan permukaan beton yang baik.

b. Cukup kuat karena bekisting akan menampung beton basah disamping beban-beban lain saat pengecoran. Dengan begitu diharapkan tidak terjadi lendutan atau lenturan ketika beton dituang.

c. Stabil (kokoh), dalam hal ini maksudnya adalah tidak terjadi goyangan dan geseran yang mampu mengubah bentuk struktur ataupun, membahyakan system bekisting itu sendiri (ambruk).

(6)

d. Kaku terutama pada bekisting kotak sehingga dapat mencegah terjadinya perubahan dimensi, bunting, atau keropos stuktur beton.

e. Sedikit pembuangan agar bisa dipakaiuntuk keperluan pembekistingan yang lainnya.

f. Dapat dipasang dengan mudah dan cepat.

g. Mudah dibongkar tanpa mengadakan sentakan sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada struktur beton saat dilakukan pembongkaran bekisting.

h. Memperhatikan faktor ekonomis daribekisting agar mampu mereduksi biaya. Material utama yang digunakan adalah tripleks, tripleks terdiri dari lapisan kayu finer yang direkatkan bersilang satu diatas yang lain. Pada umumnya lapisan-lapisan finer dikupas dari sebatang kayu bulat ; finer yang ditusuk akan memperlihatkan retakan-retakan kecil di permukaannya.

Ketebalan satu lapisan finer bekisar antara 1,5– 2,5 hingga 3mm. Setiap lapisan finer dari satu plat tidak harus sama tebal dan dari jenis kayu yang sama. Jenis lem yang digunakan untuk merekatkan lapisan finer-finer tersebut harus tahan terhadap iklim luar selama suatu jangka waktu yang terbatas dan terhadap pencemaran organisme mikro. Dalam penggunaanya sebagai material kontak, lapisan terluar daripada teriplek ini harus terbuat dari kualitas kayu yang lebih baik daripada lapisan yang ada di dalamnya dan yang paling utama adalah tahan lama dan tahan aus.

Pelekatan beton pada bekisting dapat dihindari dengan melumasi penampang bekisting yang bersentuhan itu dengan minyak bekisting. Namun, pemakaian minyakbekisting tidak boleh terlalu banyak karena dapat mengubah warna permukaan beton. Apabila papan (kayu) bekisting dikerjakan dengan sederhana, maka papan itu dapat digunakan sekitar 2 sampai 3 kali. Sedangkan untuk balok

(7)

persegi dan bulat dapat dipakai sekitar 3 sampai 7kali. Bekisting hendaknya disusun sedemikianrupa sehingga dapat dipergunakan lagi pada kesempatan lain.

Hal-hal yang merugikan dengan menggunakan triplek (multiplek) adalah sebagai berikut:

a. Harga yang relatife tinggi.

b. Sudut dan tepi plat-plat mudah rusak.

c. Permukaan dari plat harus ditangani dengan hati-hati.

Perencanaan yang dilakukan dalam merencanakan pekerjaan bekisting meliputi pekerjaan menghitung volume/luasan bekisting, pembuatan zone pengecoran, pembuatan siklus pekerjaan, merencanakan penyediaan material mengitung biaya pelaksanaan. Konstruksi bekisting untuk struktur yang mendukung bebas terdiri dari suatu konstruksi penyangga dari perancah kayu atau perancah baja bersekrup (scaffolding).Perancah kayu umumnya diletakkan di bagian atas gelagar balok yang cukup panjang dan lebarnya, untuk mencegah bekisting melesak.Perancah kayu dapat disetel tingginya dengan pertolongandua baji kayu yang dapat digeser. Perancah ini termasuk tipe penyangga tradisional.Perancah baja bersekrup (scaffolding) terdapat dipasaran dengan bermacam-macam panjang dan besarnya.Perancah baja semakin banyak digunakan karena selain pemasangannya yang mudah dan cepat, perancah ini juga mampu menyangga beban sampai dengan 5

– 20 kN.Perancah baja bersekrup terdiri dari dua pipa baja yang disambung dengan selubung sekrup atau mur penyetel. Penggunaan perancah baja bersekrup membutuhkan pengawasan serta ketelitian dalam pemasangannya.Jika perancah ini dirawat dengan baik, maka dapat dipakai bertahun-tahun. Penyetelan dari perancah

(8)

kayu atau perancah baja bersekrup (scaffolding) memerlukan persyaratan seperti di bawah ini :

a. Perancah harus berdiri tegak lurus. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan bekisting akibat dari gaya-gaya horisontal. Penyetelan dalam arah tegak lurus harus dengan waterpass.

b. Bila beberapa lantai bertingkat akan dicor berurutan, maka lendutan akibat dari lantai yang telah mengeras harus dihindarkan dengan menempatkan perancah diperpanjangannya sebaik mungkin.

c. Tempat dari perancah perlu dipilih sedemikianrupa sehingga beban-bebandapat terbagi serata mungkin. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan bentuk yang berbeda-beda akibat dari perpendekan elastis perancah yang timbul karena pembebanan dan perbedaan penurunan tanah.

2.1.2 Perhitungan Volume Bekisting

Volume dihitung berdasarkan luas permukaan bekisting (permukaan beton), setiap perhitungan volume dihitung dalam tanda satuan m2 (luas), bahan atau pedoman untuk mengitung antara lain :

a. Denah struktur, untuk menghitung ukuran panjang/lebar bangunan.

b. Penampang/potongan struktur, untuk mengetahui ketinggian dan lebar bangunan.

(9)

Dalam mengitung volume bekisting pelat lantai yang diperlukan adalah panjang dan lebar, dimana panjang dan lebar dimensi plat didapat setelah mengurangi jarak antara balok dengan dimensi/ukuran balok.

2.1.3 Pelat Lantai Bondek

Pelat boundeck adalah pelat kombinasi yang menggunakan steel deck sebagai pengganti tulangan momen positif (tulangan bawah), dimana steel deck (pelat baja) ini juga sekaligus sudah berfungsi sebagai bekisting pelat dan lantai kerja, sedangkan untuk tulangan momen negative bisa menggunakan tulangan baja biasa atau menggunakan wiremash. Boundeck merupakan bahan penulangan positif satu arah pada lantai beton bangunan bertingkat. Lembaran panel berbentuk pelat gelombang ini terbuat dari baja struktural dengan tebal 0,70 –1,2 mm yang digalvanis secara merata. Boundeck atau pelat baja bergelombang jika dikombinasikan dengan campuran beton akan membentuk suatu sistem pelat lantai komposit yang sempurna.

Gambar 2.4. Plat Beton Komposit Bondek (Sumber : Internet Plat Beton Komposit Boundeck)

Boundeck juga berfungsi sebagai bekisting tetap dan langit - langit ruangan bangunan. Dapat dipesan sesuai panjang yang dibutuhkan .untuk memudahkan dalam

(10)

pemasangan dan pengangkutan dianjurkan panjang maksimum 12,00 meter. Jadi bisa disimpulkan dari beberapa pengertian di atas Bondek secara umum bisa diartikan sebagai lembaran-lembaran panel yang berbahan dasar baja berfungsi sebagai perancah plat lantai.Setiap munculnya inovasi suatu bahan bangunan pasti diklaim memiliki kelebihan dari bahan terdahulunya. Beberapa penelitian di lab serta obsevasi di lapangan juga menyatakan Bondek memiliki keunggulaan sebagai berikut :

a. Mudah dan cepat dalam pemasangan. Boundeck langsung berfungsi juga sebagai bekisting permanen yang siap di cor dalam waktu singkat. Efisiensi waktu dan kemajuan pekerjaan dapat dipercepat yaitu mencapai 400m2/hari/kelompok (3-4 orang), waktu untuk pembuatan dan pembongkaran bekisting sudah tidak diperlukan lagi. Pekerjaan pembesian dibagian yang mengalami tarik, dapat direduksi atau bahkan dihilangkan karena telah digantikan fungsinya oleh boundeck.

b. Mengurangi pemakaian perancah dan tiang - tiang penyangga sehingga lebih menghemat biaya dalam pelaksanaanya.

c. Boundeck dapat secara langsung digunakan sebagai plafond.

d. Ketahanannya terhadap kebakaran lebih baik dan lolos uji kelenturan serta pembebanan.

e. Dapat dipesan sesuai kebutuhan dan memberikan platform kerja yang aman dan tahan api.

f. Dapat dipasang pada konstruksi baja maupun beton.

g. Untuk pembangunan plat lantai termodul seperti hotel, apartemen, dan sekolah sangat cepat. Boundeck adalah decking dengan profil “2W” yang dilengkapi

(11)

system protrude shape dan merupakan produk penyempurnaan dari produk steeldeck yang ada di pasaran, diproduksi dengan menggunakan mesin canggih untuk menghasilkan kualitas produk dengan tingkat presisi yang tinggi, pelat baja structural bergelombang dengan mutu tegangan tarik yang tinggi dan dilapisi galvaniz.

Lembaran steel deckdiletakan diatas balok-balok pemikul (beam), baik diatas kostruksi beton maupun pada konstruksi baja, kemudian segera dimatikan/dipakukan atau di-las, jika perletakan di atas kostruksi baja.Hal tersebut untuk menghindari dari geseran perletakan lembaran steel deckpada kedudukannya.

Cara perletakan steel deckpada umumnya minimum 5 cm dari bibir balok pemikul. Untuk sambungan arah memanjang,jarak perletakan steeldecksatu dengan lainnya diusahakan seminimal mungkin. Usahakan perletakan lembaran Steel Deck bisa menutup dua atau tiga bentangan balok pemikul (continuous span), agar lebih praktis dan menghemat waktu baik dalam pemasangan maupun dalam pengangkutan.

Lembaran Steel Deck pada waktu beton masih basah berfungsi sebagai bekisting dan merupakan lantai kerja paling aman bagi pekerja lainnya. Tapi hindarkan terjadinya pemusatan beban diatas lembaran steel deck yang belum berfungsi tersebut. Disarankan, gunakanlah papan balok kayu untuk lintasan jalan para pekerja.

(12)

Gambar 2.5. Lembaran Steel Deck Dan Detail Potongan (Sumber : Internet Lembaran Steel Deck Dan Detail Potongan)

1. IMW STEEL DECK 1000 innovasi dari IMW yang merupakan penyempurnaan dari bondeck yang ada dipasaran,dengan kelebihan pemakaian beton material yang lebih ekonomis.

2. IMW STEEL DECK 1000 lebih cepat dan lebih mudah dalam pemasangan,

baik pada konstruksi beton ataupun pada konstruksi baja.

3. IMW STEEL DECK 1000 lebih efisien dalam waktu pemasangan dengan

material yang lebih lebar. Persyaratan bahan harus mengikuti spesifikasi teknis sebagai berikut :

Bahan dasar : Baja High–Tensile

Tegangan leleh minimum : 5500 kg/cm2 atau 550 MPa Lapis pelindung : Hot Dip Galvanized

Tebal lapisan lindung : 275 gr/m2

(13)

Standar bahan : JISG 3302, SGC 570

Tinggi gelombang : 50 mm

Lebar efektif : 960 mm

Panjang : Maksimum 12.000 mm

Panjang dapat dipotong sesuai kebutuhan tergantung pada daya angkut/fasilitas kendaraan).

Tabel 2.1. Rekomendasi Penggunaan Bondek

(Sumber : Brosur Bondek, Tahun 2008)

2.2 Persyaratan Untuk Perencanaan Bondek

Pada perencanaan plat beton bertulang, perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut :

a. Pada perhitungan pelat, lebar plat diambil 1 meter (b = 1000 mm) b. Panjang bentang ( λ ) ( Pasal 10.7 TPSBUBG –2002 ) :

a) Pelat yang tidak menyatu dengan struktur pendukung

(14)

Jika λ ≤ 3,0 m, maka

λ = λn (2a)

Jika λ ≥ 3,0 m, maka

λ = λn + 2x50 mm (PBI –1971) (2b)

c. Tebal minimal selimut beton (Pasal 9.7.1 TPSBUBG - 2002) Untuk batang tulangan36,

tebal lapis lindung≥ 20 mm (3a)

Untuk batang tulangan44–56,

tebal lapis lindung≥ 40 mm (3b)

2.3 Pemasangan Bondek

Secara umum kita sudah mengetahui spesifikasi dasar dan keuntungan bondek itu sendiri.Untuk selanjutnya kita juga harus memahami pemasangan bondek serta material-material pendukungnya. Sudah pasti sebelum pemasangan kita harus tahu pula material-material pendukung, berikut material-material pendukung tersebut :

(15)

a. Bonfil adalah busa Polystyrene yang berfungsi sebagai stop cor dan sela masuknya udara melalui celah-celah.

b. Bonwedge adalah root penggantung plafond pada bondek.

c. Rib end plug adalah busa Polystyrene untuk menutup celah-celah agar tidak menjadi tempat rembesan air semen.

d. Brackets from builders strapping adalah bracket pengunci sebagai penahan level. e. Bonstrip adalah penutup celah bawah bondek yang akan di ekspose.

f. Bon-nut adalah penggantung sama seperti Bonwedge tetapi lebih diutamakan

penggantung instalasi mekanikal atau elektrikal. (User’s Guide for composite

concreteslab construction,Lysaght Bondek,2012)

Gambar 2.6. Asesoris Bondek (Sumber : Gambar Dari Internet)

Setelah mengetahui material-material pendukung di atas kita baru bisa lanjut ke pemasangan bondek. Pemasangan bondek memiliki standar operasional prosedur yang tertuang sebagai berikut :

(16)

a. Survey tempat pengecoran terlebih dahulu meliputi level ketinggian,orientasi, dan kebersihan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

b. Taruh rambu-rambu pengaman sebagai langkah awal keamanan pelaksanaan. c. Buka bundle bondek dan segera lakukan pemotongan rencana cutting list jika

dipelukan.

d. Taruh bondek di tempat sesuai rencana baut atau las bondek agar tidak bergerak di posisi.

e. Taruh edgeform atau lisplang di tempat sesuai rencana baut atau las bondek agar tidak bergerak di posisi.

f. Sedikan cut penetration untuk sparingan.

g. Taruh pembesian di atas bondek dan jangan lupa sediakan kaki ayam penjaga spasi sebagai tebal beton.

h. Setelah semua siap maka lakukan pengecoran sesuai dengan kaidahkaidah yang berlaku seperti tidak menjatuhkan beton melebihi ketinggian di atas 1 meter yang akan mengganggu kesetabilan perancah.

i. Pasang bonwedge jika di bawah bondek ditutup plafond.

j. Pasang bon-nut jika di bawah bondek dilalui instalasi mekanikal dan elektrikal. k. Pasang bonstrip jika bagian bawah bondek diekspose.

(17)

Gambar 2.7. Garis Besar Pemasangan Bondek (Sumber : Foto Pelaksanaan Pekerjaan Di Lapangan)

(18)

2.3.1 Wiremesh

Wiremesh merupakan material jaring kawat baja pengganti tulangan pada

pelat yang fungsinya sama sebagai tulangan. Pada wiremesh selain memiliki kekuatan yang sama namun dari segi pemasangan lebih praktis dan murah dibandingkan dengan tulangan konvensional. Keuntungan utama dalam menggunakan Jarigan Kawat Baja Las BRC adalah mutunya yang tinggi dan konsisten yang terjamin bagi perencana, pemilik dan pemborong, di bandingkan dengan cara penulangan pelat lainnya. Karena semua kawat di tarik dan di uji dengan seksama, mutu bahan yang di pakai telah terjamin. Proses penarikan kawat tersebut akan menghasilkan kawat dengan penampang yang sangat merata. Keseragaman yang sama itu tidak akan mungkin terdapat pada batang-batang canaian panas (besi beton) ketika kawat di las kedalam jaringan kawat baja las BRC, ia di dudukan tepat pada tempatnya, jadi jaringan akan selalu dilengkapi dengan jumlah kawat yang benar. Dengan demikian,perencanaan terjamin dan penelitian di tempat kerja dapat dikurangi. Untuk membuat pelat yang ringan, tipis tetapi kuat yaitu dengan menggunakan tulangan baja berupa kawat baja las/wiremesh Penggunaan tulangan baja ini dimaksudkan untuk memperbesar kuat lentur pelat karena kawat baja ini mempunyai kuat tarik yang tinggi dan berbentuk seperti jala yang sangat memudahkan pada saat pemasangan, serta harga relatif lebih murah dan material lebih ringan. Mutu yang tinggi dari Jaringan Kawat Baja Las BRC memungkinkan yang di tetapkan sebelumnya. memenuhi standart kelas U-50, menghasilkan pengehematan biaya yang sangat berarti. Dengan menggunakan tegangan ijin yang di usulkan sebesar 2.900 kg/cm tersebut. kita dapat memperoleh penghematan sampai separuh dari banyaknya penulangan.

(19)

Dengan Perhitungan Harga Per kg jaringan kawat baja las BRC yang lebih tingi, biasanya tetap terdapat penghematan biaya yang cukup berarti pada kebanyakan proyek. Selain penghematan, juga waktu pasang dihematkan, karena Jaringan Kawat Baja La BRC di serahkan di tempat kerja dengan kawat telah di lastepat pada jarak-jarak yang di tetapkan sebelumnya.

2.4 Peralatan

Peralatan yang akan dipakai haruslahdipilih dengan tepat karena merupakan salah satu faktor penting untuk menunjangkeberhasilan suatu proyek konstruksi. Pada pengerjaan pelat lantai, biasanya digunakan concrete pump dan vibrator pada saat proses pengecoran. Concrete pumpberfungsi untuk mengalirkan beton cor ready mix ke pelat lantai yang siap di cor. Biasanya concrete pump digunakan untuk lantai yang sulit dijangkau serta untuk mempercepat proses pengecoran. Sedangkan vibrator berfungsi untuk menghasilkan getaran yang cukup untuk memaksa adukan beton bergeser mengisi ronggarongga kosong, sehingga beton mengalir dan memadat.

2.5 Biaya

Perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia. Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaran proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek.Selanjutnya, perkiraan biaya memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja, pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaanya sama, namun penekananya berbeda -beda untuk masing - masing organisasi peserta proyek. Bagi pemilik, angka yang

(20)

menentukan kelayakan investasi. Bagi kontraktor, keuntungan finansial yang akan diperoleh tergantung pada seberapa jauh kecakapan membuat perkiraan biaya. Bila penawaran harga yang diajukan didal proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan. Sebaiknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah, kontraktor akan mengalami kesulitan di kemudian hari. Sedangkan bagi konsultan, angka tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek.Biaya langsung (direct cost) adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan pekerjaan konstruksi di lapangan. Biaya langsung dapat diperoleh dengan mengalikan volume/kuantitas suatu pekerjaan dengan harga satuan (unit cost) pekerjaan tersebut.Harga satuan pekerjaan ini terdiri atas harga bahan, upah buruh dan biaya peralatan.Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah semua biaya proyek yang secara tidak langsung berhubungan dengan konnstruksi di lapangan tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut.Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tidak langsung adalah biaya overhead dan biaya tak terduga.Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara periodik dan besarnya selalu konstan atau tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume kegiatan yang terjadi pada periode tersebut.Biaya tetap juga bisa disebut sebagai biaya operasional. Biaya variable (variabel cost) adalah biaya yang besarnya selalu berubah, tergantung pada volume kegiatan yang dilakukan. Biaya variabel juga dapat disebut sebagai biaya produksi perunit produk.

2.6 Tenaga Kerja

Tenaga kerja sangatlah berperan dalam proses jalannya sebuah proyek atau setiap jenis pekerjaan, tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan

(21)

keahlian yang berbeda–beda sesuai dengan bidang dan keahliannya. Adapun kemampuan tenaga kerja meliputi jenis dan macam - macam tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Penyediaan tenaga kerja pada umumnya meliputi tenaga kerja biasa, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja ahli.Untuk setiap pekerjaan memerlukan tenaga kerja tertentu baik mengenai jumlah maupun keahlian dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.Secara teoritis keperluan rata - rata jumlah tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan dalam jam - orang atau bulan dibagi dengan kurun waktu perencanaan. Metode perhitungan tersebut, tentu tidak sesuai dengan kenyataan yang sesunguhnya, karena akan timbul pemborosan dengan mendatangkan sekaligus banyak tenaga kerja pada awal proyek,mengingat pada saat awal belum cukup pekerjaan tersedia untuk mereka. Pekerjaan konstruksi menunggu material hasil kegiatan pembelian, sedangkan pembelian baru akan dimulai bila paket disiapkan oleh ahli engineering telah selelsai. Oleh karena itu,untuk merencanakan tenaga kerja proyek yang realistis perlu diperhatikan bermacam - macam factor, diantaranya yang terpenting adalah :

a. Produktifitas tenaga kerja.

b. Tenaga kerja periode puncak (peak). c. Jumlah tenaga kerja kanntor.

d. Perkiraan jumlah tenaga kerja di lapangan.

e. Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencegah gejolak (fluctuation) yang tajam. Macam atau jenis tenaga kerja berdasarkan keahlian/kemampuan yaitu :

a. Tenaga kerja terdidik/ tenaga ahli/ tenaga mahir Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau pendidikan formal dan non formal. Contohnya

(22)

seperti sarjana ekonomi, insinyur, sarjana muda, doktor, master, dan lain sebagainya.

b. Tenaga kerja terlatih Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih ini tidak memer lukan pendidikan karena yang dibutuhkan latihan dan melakukannya berulang - ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya adalah supir, pelayan toko, tukang masak, montir, pelukis, dan lain -lain.

c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh tenaga kerja model ini seperti kuli,buruh angkat, buruh pabrik, pembantu, tukang becak, dan masih banyak lagi contoh lainnya.

(23)

2.7 Hasil Penelitian Sejenis 10 Tahun Terakhir

Adapun hasil penelitian sejenis 10 tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 2.2. Hasil Penelitian Sejenis 10 Tahun Terakhir

No. Peneliti Jurnal Variable Metodologi Hasil

1 I Rai Widhiawati dan Asmara, Dosen Universitas Udayana, Bali, 2010 Analisa Biaya

Pelaksanaan Antara Pelat Konvensional dan Sistem Pelat Menggunakan Metal Deck Bondek Dan Bekisting Konven-sional Analisa Dan Deskriptif

Dari hasil analisa biaya diperoleh biaya pelaksanaan pelat lantai 1 dan 2 dengan metode konvensional pada Proyek

Pembangunan Apartemen Le Grande Suites Pecatu adalah Rp. 962.710.088,91. Sedangkan biaya pelaksanaan menggunakan metal deck adalah Rp. 890.380.917,53. Dari perbandingan biaya pelaksanaan antara pelat konvensional dan pelat metal deck, menunjukkan bahwa pengerjaan pelat lantai konvensional dengan volume 142,85 m3 memberikan biaya yang lebih mahal daripada pelat menggunakan metal deck dengan volume 121,99 m3, yaitu dengan selisih biaya sebesar Rp 72.329.171,38 atau sebesar 7,51%. bondek mampu reduce biaya sampai 7,51% dibandingkan perancah konvensional.

2 Naufal Aiman K, Mahasiswa Universitas Hasanuddin, makasar, 2014 Studi Perbandingan Penggunaan Teknologi Plat Beton Konvensional Dan Plat Beton Bondek Gedung Ball Room Universitas Muhammadiyah Makasar Bondek Dan Bekisting Konven-sional Analisa Dan Deskriptif

(1) Pelat beton bondek lebih murah 3.2 % dibandingkan pelat beton konvensional; (2) Pelat beton bondek lebih mudah dalam proses pelaksanaannya dibandingkan pelat konvensional; (3) Pelat beton bondek lebih cepat dalam waktu pelaksanaannya 33.3 % dibandingkan pelat beton konvensional; (4) Pelat beton bondek menghasilkan sampah lebih sedikit dibandingkan pelat konvensional; (5) Material untuk pekerjaan pelat beton

konvensional lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan pekerjaan pelat beton bondek. Berdasarkan dari hasil kelima aspek tersebut.

(24)

Lanjutan Tabel 2.2. Hasil Penelitian Sejenis 10 Tahun Terakhir

No. Peneliti Jurnal Variable Metodologi Hasil

3 Andi Tenri Uji, Mahasiswa Universitas Hasanuddin, makasar, 2012

Perbandingan Biaya Pelaksanaan Plat Beton Menggunakan Bondek dan Plat Konvensional Pada Gedung Graha Suraco

Bondek Dan Bekisting Konven-sional Analisa Dan Deskriptif

(1) Perbandingan biaya pelat lantai boundeck dan konvensional menunjukkan bahwa biaya pelat lantai boundeck lebih tinggi dibandingkan dengan pelat lantai konvensional yaitu dengan

penurunan harga sebesar Rp178,503,047atau 28,12%. (2) Berdasarkan hasil yang saya dapat pekerjaan yang menggunakan pelat boundeck keuntungan adalah pekerjaan lebih rapi dan lebih cepat sedangkan kerugiannya adalah tidak bias diterapkan pada sisi tepi gedung . (3) Berdasarkan hasil yang saya dapat pekerjaan yang menggunakan pelat konvensional keuntungan adalah dapat dibentuk sesuai dengan keinginan, tahan terhadap temperature tinggi sedangkan kerugiannya adalah pekerjaannya memerlukan ketelitian yang tinggi. (4)

Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai boundeck lebih efektif dan efisien baik dari tingkat kesulitan maupun waktu yang dibutuhkan

dibandingkan pelat lantai konvensional, dimana pelaksanaan pelat lantai boundeck membutuhkan waktu 5 hari untuk menyelesaikan pekerjaan pelat lantai 3 Gedung graha Suraco sedangkan

menggunakan pelat lantai konvensional membutuhkan waktu 12 hari. 4 Julistiana

Tistogondo, ST, MT, 2009

Effesiensi biaya Plat Beton Komposit Baja Gelombang Pada Proyek Komposit Baja Bergelombang Pada Proyek Pasar Baru Bratang Surabaya

Komposit gelombang

Analisa 1.Tulangan yang dipakai pada pelat beton komposit dek baja bergelombang lebih kecil diameternya dan jarak antar tulangan lebih besar jika dibandingkan dengan pelat beton konvensional. Hal ini berarti berat tulangan yang dibutuhkan pelat beton komposit dek baja bergelombang lebih kecil / ringan. 2. Pemakaian tulangan wiremesh / Jaring Baja Kawat Las (JKBL) umumnya digunakan bersama dengan dek baja bergelombang untuk perencanaan pelat beton komposit. JKBL juga dapat digunakan dalam perencanaan pelat beton

konvensional meski jarang dijumpai. Keunggulan penggunaan JKBL adalah mutu yang terjamin, baik bahan maupun ukuran serta

penghematan

biaya. 3.Penggunaan pelat beton komposit dek baja bergelombang lebih murah jikadibandingkan pelat beton konvensional dalam Perencanaan Renovasi Pasar Bratang. 4. Keunggulan pelat beton komposit dek baja bergelombang dibanding pelat konvensional

(25)

sebagai berikut : - Efisien untuk bangunan yang tipikal, kuantitas pekerjaan banyak dan berulang. - Biaya pelaksanaan lebih murah karena tidak memerlukan pekerjaan pemasangan dan pembongkaran bekisting . - Pemakaian bekisting dapat dihemat, dek baja

bergelombang sebagai material komposit juga berfungsi sebagai bekisting . - Jumlah perancah/schafolding lebih sedikit sehingga ruang di bawah lantai kerja menjadi lebih luas. - Volume material pekerjaan beton menjadi lebih sedikit. Hal tersebut disebabkan dimensi pelat beton komposit lebih tipis. Dimensi balok, kolom dan pondasi dapat disederhanakan lagi sehingga bias menghemat biaya konstruksi secara keseluruhan. 5 Irvan Riko Pasaribu, Johannes Tarigan, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatra Utara, 2002

Desain dan Analisa Harga Pelat Satu Arah dengan memakai pelat komposit dibandingkan dengan Pelat Beton Biasa Pada Bangunan Bertingkat

Komposit dengan beton biasa

Analisa 1. Dalam pekerjaan pembuatan pelat beton konvensional, biaya untukpem buatan bekisting mencapai lebih dari 40% tetapi angka tersebut dapat ditekan dengan manajemen konstruksi yang baik misalnya dengan pemakaian bekisting berulang. 2. Dalam erencanakan pelat komposit yang menggunakan bondek, perlu peninjauan yang matang dalam perhitungan harga bahan dan biaya pengangkutan bondek tersebut karena hanya tersedia hanya di daerah-daerah tetentu saja. 3. Perbandingan harga pelat yang direncanakan adalah Rp. 1.797.655.552,(Satu milyar tujuh ratus Sembilan puluh tujuh juta enam ratus lima puluh lima ribu lima ratus dua puluh dua

rupiah)untuk pelat beton konvensional, dan Rp.1.974.154.688(Satu milyar sembilan ratus tujuh puluh empat juta seratus lima puluh empat ribu enam ratus delapan puluh delapan rupiah)

6 Resti Karisma Apriani, Universitas Mercu Buana 2013

Analisa Optimasi Luasan Bangunan Untuk

Penggunaan Bondek Pada Konstruksi Rumah Tinggal Dua Lantai

Bondek Analisa Dari hasil analisa biaya pada penelitian diperoleh harga per m2 untuk pekerjaan konvensional sebesar Rp. 687.335 dan bondek Rp. 556. 389 Selisih biaya per m2 sebesar Rp. 130.946 atau sebesar 19.05 %. Berdasarkan hasil analisa optimasi penggunaan metode grafik, simplek dan solver untuk data penelitian tidak dapat ditentukan optimasi antara luasan antara pekerjaan plat lantai konvensional dan bondek. Hasil penelitian ini adalah semakin luas area lantai dua pada rumah tinggal dua lantai, maka selisih biaya semakin besar

(26)
(27)

Setelah melakukan kajian secara mendalam akhirnya 6 jurnal penelitian tersebut

dapat dikelompokan menjadi 13 kelompok berdasarkan keywordnya.

Tabel 2.1 Temuan Research Gap

Gambar 2.7 Pemetaan kelompok pembahasan topik penelitian

Dengan hasil pemetaan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini, merupakan penelitian yang baru dan belum ada pendahulunya.

Gambar

Gambar 2.1. Proposi Biaya Bekisting konvensional dinding (Sumber : Buku Awad S. Hanna, Concrete Formwork System, Halaman
Gambar 2.2. Proposi Biaya Bekisting Konvensional Lantai
Gambar 2.3. Struktur Pelat Menggunakan Bekisting Kayu (Sumber : Foto Pelaksanaan di Lapangan)
Gambar 2.4. Plat Beton Komposit Bondek (Sumber : Internet Plat Beton Komposit Boundeck)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Indikator Ketercapaian : Mahasiswa mampu membuat iringan dan mampu mengiri lagu sesuai jenis lagu dengan harmonisasi yang bagus.. Materi Pokok/Penggalan Materi: Progresi pada

rekam medis rumah sakit.Direktorat jendral bina pelayanan medik.. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan

BELUM MEMPUNYAI IJAZAH S1 PGSD / PGSD - BI DAN BELUM MENGAJUKAN SKMS S1 PGSD / PGSD BI SAMPAI DENGAN TANGGAL 29 MEI 2015.. DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

NO NAMA LSP SURAT KEPUTUSAN ALAMAT RUANG LINGKUP.. 76 RIAS PENGANTIN MODIFIKASI DAN

Gerakan penyalamatan lingkungan, yang menjadikan ekosentrisme, sebagai landasan gerakan, merupakan cara hidup orang-orang primitif seluruh dunia dan taoisme (alam

Perilaku wajib pajak orang pribadi dalam melakukan kewajiban pajaknya yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak diteliti dengan menggunakan kuesioner yang

kekurangan dari katalis asam homogen untuk reaksi transesterifikasi adalah sebagai.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Return On Equity (ROE),