• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Metode Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab III Metode Penelitian"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

25

Metode Penelitian

3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis

3.1.1 Variabel Penelitian & Devinisi Operasional

Variabel - variabel yang hendak diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Independent Variabel (IV) : Konsep diri

Dependent Variabel (DV) : Prestasi akademik

Definisi Operasional Konsep diri

Konsep diri merupakan skor yang menjelaskan tentang penilaian yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya yang menyangkut dimensi

internal dan dimensi eksternal.

Menurut Fitts (1971), konsep diri dibagi menjadi dua dimensi, yaitu :

1. Dimensi internal (persepsi mengenai dunia dalam dirinya), yang meliputi:

a. Identity self (persepsi individu mengenai siapa dirinya, yang meliputi simbol atau label yang diberikan pada dirinya untuk menggambarkan dirinya dan membangun identitas-nya).

b. Judging self (persepsi individu sebagai hasil pengamatan dari evaluasi terhadap diri, yang akan menentukan kepuasan dan penerimaan terhadap dirinya).

(2)

c. Behavioral self (persepsi individu mengenai diri yang meliputi pertanyaan mengenai apa yang individu lakukan dan bagaimana individu bertingkah laku).

2. Dimensi Eksternal (persepsi individu mengenai dirinya dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya), yang meliputi:

a. Physical self (persepsi individu terhadap keadaan dirinya secara fisik, kesehatan, dan penampilan dirinya).

b. Moral - ethical self (persepsi individu mengenai hubungannya dengan Tuhan, kepuasan seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai - nilai moral yang dipegangnya).

c. Personal self (persepsi individu mengenai keadaan

pribadinya, yang menyangkut sifat yang digunakan oleh dirinya dalam berhubungan dengan dunia luar).

d. Family self (persepsi individu mengenai dirinya dengan

interaksinya dengan keluarga dan orang - orang terdekat).

e. Social self (persepsi individu mengenai dirinya dalam

berinteraksi dengan orang lain di luar keluarganya secara umum).

(3)

Definisi Operasional Prestasi Akademik

Menurut Sobur (2006; dalam Sahputra ,2009) Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dnilai dengan menggunakan tes yang terstandar. Dalam penelitian ini prestasi akademik diambil dari hasil rapor akhir semester.

3.1.2 Hipotesis

3.1.2.1 Hipotesis Umum

Hipotesis umum adalah hipotesis yang secara umum menggambarkan hubungan variabel satu dan variabel dua (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2005). Adapun hipotesis umum dari penelitian ini adalah : Adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap prestasi akademik siswa SMA Santo Lukas Penginjil I.

3.1.2.2 Hipotesis Statistik

Hipotesisi statistik merupakan pernyataan yang dapat diuji secara statistik mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2005). Hipotesis statistik ini terdiri dari Hipotesis alternatif dan hipotesis null (Kerlinger & Lee, 2000). Hipotesis alternatif adalah kalimat dugaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel (Kerlinger & Lee, 2000). Sedangkan hipotesis null adalah kalimat yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel - variabel atau menyangkal hipotesis alternatif (Kerlinger & Lee, 2000). Adapun hipotesis alternatif dan hipotesis null dari penelitian ini adalah:

(4)

a) Hipotesis Alternatif (Ha): Adanya hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap prestasi akademik siswa SMA Santo Lukas Penginjil I.

b) Hipotesis Null (Ho): Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap prestasi akademik siswa SMA Santo Lukas Penginjil I.

3.2 Subjek Penelitian Dan Tehnik Sampling

3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian

a. Usia

Remaja dengan batasan usia antara 12 sampai 18 tahun.

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin sampel adalah pria dan wanita.

c. Pendidikan

Sampel yang diambil adalah subyek yang sedang bersekolah tingkat I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I Jakarta.

3.2.2 Tehnik Sampling

Menurut Shaughnessy dan Zechmeister (2007:159) Sampel adalah subset populasi yang benar - benar diambil dari kerangka samplingnya. Dalam penelitian ini metode sampling yang digunakan adalah total sampling dimana semua peserta dijadikan partisipan untuk penelitian. Ditambah lagi menurut Arikunto (2006, dalam Sahputra, 2009) bila subyek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian non eksperimental. Maksudnya adalah tidak dilakukannya kontrol dan manipulasi atas independen variabel di dalam penelitian (Kerlinger & Lee, 2000). Penelitian ini termasuk penelitian

(5)

korelasional karena peneliti ingin melihat apakah ada hubungan antara konsep diri dengan prestasi akademik pada siswa kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I. Penelitian korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel, namun tidak melihat hubungan sebab – akibat (kausal).

3.4 Alat Ukur Penelitian

3.4.1 Alat Ukur Konsep Diri

Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat konsep diri yang dimiliki oleh subjek yaitu dengan menggunakan Tennessee Self

Concept Scale (TSCS) yang dikembangkan oleh William H. Fitts pada tahun 1965

dan telah diadaptasi dan dikembangkan oleh Sri Rahayu Partosuwindo, dkk di Indonesia pada tahun 1979, dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Tennessee

Self Concept Scale (TSCS) merupakan alat untuk mengukur konsep diri

secara umum yang berada dalam usia 12 tahun ke atas. Alat ukur ini dapat diberikan secara individual maupun kelompok.

Tennessee Self Concept Scale (TSCS) terdiri atas 100 item pernyataan,

dengan 90 item pernyataan digunakan untuk mengukur tingkat konsep diri yang dimiliki oleh seseorang, dan 10 item pernyataan digunakan untuk mengukur tingkat defensiviness atau derajat keterbukaan atau kapasitas individu untuk mengakui dan menerima kritik terhadap dirinya (kritik diri). 90 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur tingkat konsep diri seseorang merupakan kombinasi dari dua dimensional meliputi satu subself dari dimensi internal (identity, judging, dan behavioral) serta satu subself dari dimensi eksternal (physical, moral-ethical, personal, family dan social). Dari gabungan kedua dimensi tersebut didapatkan 15 kombinasi yang masing-masing diwakili oleh 6 butir item. Kombinasi-kombinasi tersebut adalah sebagai berikut:

(6)

Tabel 3.1 Kombinasi Subdimensi-subdimensi dalam Konsep Diri

Skor kritik diri yang diperoleh dari 10 item pernyataan kritik diri ini menunjukan tingkat defensiveness seseorang atau bagaimana ia berusaha untuk memunculkan kesan yang baik mengenai dirinya. 10 item pernyataan kritik diri ini berupa pernyataan – pernyataan yang pada kebanyakan orang akan diterima sebagai suatu kebenaran. Penolakan pada pernyataan – pernyataan ini ditunjukkan oleh skor kritik diri yang rendah, sejalan dengan adanya tingkat defensif yang tinggi. Berdasarkan perhitungan persentil, maka skor kritik diri yang optimal adalah antara persentil 50% dan persentil 99%.

Setiap item memiliki alternatif jawaban yang menunjukan derajat kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan diri subjek. Alternatif jawaban terdiri atas 5 pilihan, yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Pasti, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai. Pemberian skor terhadap jawaban subjek dilakukan dengan mem-pertimbangkan jenis item, apakah item positif (item yang diharapkan mendapat jawaban pada kutub positif, yaitu Sangat Sesuai) atau item negatif (item yang diharapkan mendapat jawaban pada kutub negatif, yaitu Sangat Tidak Sesuai). Adapun penilaian pada masing – masing jawaban responden dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Eksternal Internal Eksternal Internal Eksternal Internal

Physical - Identity Moral- - Identity ethical Personal - Identity Family - Identity Social - Identity Pshysical - Judging Moral- - Judging ethical Personal - Judging Family - Judging Social - Judging Physical - Behavioral Moral- - Behavioral ethical Personal - Behavioral Family - Behavioral Social - Behavioral

(7)

Tabel 3.2 Norma skor dalam Tennessee Self Concept Scale

Keterangan : SS : Sangat Sesuai TP : Tidak Pasti STS : Sangat Tidak Sesuai KS : Kurang Sesuai S : Sesuai

Nilai konsep diri merupakan jumlah skor total yang diperoleh subjek dari 90 item (skor total positif atau skor P). Skor total ini menunjukkan level atau tingkat konsep diri yang dimiliki oleh subjek yang berarti semakin tinggi skornya, maka semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh subjek (Fitts, 1971). Perhitungan untuk aspek konsep diri dengan cara mencari skor total kemudian diinterpretasi. Interpretasi lebih lanjut dari penggolongan tinggi, sedang ,atau rendah adalah sebagai berikut:

Tinggi : Menilai tinggi harga dirinya, memiliki rasa percaya diri dan dapat bertindak sesuai dengan keyakinan diri.

Sedang : Di antara tinggi dan rendah atau cukup

Rendah : Menilai rendah keberhargaan diri, tidak percaya diri, cemas dan tertekan.

Skor konsep diri ini juga harus diimbangi dengan perolehan skor untuk kritik diri. Atau dengan kata lain, skor total untuk tingkat konsep diri harus diimbangi oleh skor kritikal diri yang tinggi pula. Subjek yang memperoleh skor kritik diri di bawah nilai persentil 50% atau dibawah skor 25 maka tidak akan dilihat atau digunakan dalam penelitian, karena skor kritik diri dibawah persentil

ItemNegatif(-) Item Positif (+)

Skor Jawaban Skor Jawaban

1 SS 5 SS

2 S 4 S

3 TP 3 TP

4 TS 2 TS

(8)

50% atau dibawah skor 25 memiliki tingkat defensiveness yang tinggi atau dengan kata lain bahwa subjek berusaha untuk memunculkan kesan baik mengenai dirinya.

Kisi-kisi untuk instrumen konsep diri akan dipaparkan lebih rinci pada tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri (Tennesse Self Concept Scale)

Physical No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Saya memiliki tubuh yang sehat Saya suka tampil rapi dan menarik Saya orang yang menarik

Saya penuh dengan rasa sakit dan penderitaan Saya orang yang berantakan

Saya bukan orang yang sehat

Saya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus Saya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek Saya menyukai bagaimana saya sekarang

Variabel DimensiInternal

Konsep Diri

Identitas Penerimaan Tingkah Laku

Dimensi Eksternal Fisik (+):1,2,3 (-):4,5,6 (+):7,8,9 (-):10,11,12 (+):13,14,15 (-):16,17,18 Moral-Etik (+):19,20,21 (-):22,23,24 (+):25,26,27 (-):28,29,30 (+): 31,32,33 (-):34,35,36 Personal (+):37,38,39 (-):40,41,42 (+):43,44,45 (-):46,47,48 (+):49,50,51 (-):52,53,54 Keluarga (+):55,56,57 (-):58,59,60 (+):61,62,63 (-):64,65,66 (+):67,68,69 (-):70,71,72 Sosial (+):73,74,75 (-):76,77,78 (+):79,80,81 (-):82,83,84 (+):85,86,87 (-):88,89,90 Kritik Diri (-):91,92,93,94,95,96,97,98,99,100

(9)

10 11 12 13 14 15 16 17 18

Saya tidak merasa sehat seperti biasanya

Saya ingin mengubah beberapa bagian dari tubuh saya Saya harus memiliki daya tarik seks lebih

Saya merawat tubuh fisik saya Saya sering merasa senang

Saya sangat hati-hati tentang penampilan diri saya Saya tidak baik dalam permainan dan olahraga

Saya sering berperilaku seperti orang yang tahu-semuanya Saya sulit untuk tidur

Moral & Ethics

No Item 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Saya adalah seorang yang sopan Saya orang yang saleh

Saya orang yang jujur

Saya tidak memiliki moral yang baik Saya adalah orang yang jahat

Saya memiliki daya juang yang lemah

Saya sangat puas dengan sopan santun dan perilaku saya Saya merasa diri saya saleh seperti yang saya harapkan Saya puas tentang hubungan saya dengan Tuhan Saya merasa bahwa saya sangat tidak bisa dipercaya Saya jarang pergi ke tempat ibadah

Saya sering berbohong

Agama adalah panduan saya dalam kehidupan sehari-hari Saya sering melakukan hal yang benar

Saya akan berubah saat saya menyadari bahwa saya salah

Kadang-kadang saya menggunakan cara yang tidak adil untuk bergerak maju

Kadang-kadang saya melakukan hal-hal buruk Saya memiliki masalah melakukan hal yang benar

(10)

Personal No Item 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

Saya orang yang ceria

Saya memiliki kontrol diri yang tinggi

Saya adalah seorang yang tenang dan mudah untuk berteman Saya dibenci

Saya tidak penting

Saya tidak bisa lagi berpikir jernih Saya puas dengan diri saya sekarang Saya secerdas yang saya inginkan Saya orang yang baik

Saya bukan seperti yang saya harapkan Saya benci diri saya sendiri

Saya mudah menyerah

Dalam situasi apapun, saya bisa menjaga diri Saya bisa memecahkan masalah saya dengan mudah

Saya bersedia mengakui kesalahan saya tanpa merasa marah Saya sering berubah pikiran

Saya sering bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu Saya mencoba untuk melarikan diri dari masalah

Family No Item 55 56 57 58 59 60 61 62

Saya memiliki keluarga yang selalu siap membantu ketika saya dalam kesulitan

Saya penting bagi keluarga dan teman-teman saya Saya berasal dari keluarga yang bahagia

Saya tidak dicintai oleh keluarga saya Teman-teman saya tidak yakin kepada saya

Saya pikir keluarga saya tidak menaruh kepercayaan kepada saya Saya puas dengan hubungan dalam keluarga saya

(11)

63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

Saya cukup mengerti keluarga saya

Saya sangat sensitif terhadap apa yang keluarga saya katakan Saya harus meningkatkan kepercayaan saya terhadap keluarga saya Seharusnya saya mencintai keluarga saya lebih dari saya mencintai orang lain

Saya mencoba untuk bersikap adil terhadap keluarga saya dan teman-teman

Saya pastikan bahwa saya melakukan bagian saya di rumah Saya memberikan perhatian penuh terhadap keluarga saya Saya sering bertengkar dengan keluarga saya

Saya selalu menyerah pada kedua orang tua saya

Saya tidak bertindak dengan bijaksana seperti yang dirasakan oleh keluarga saya Social No Item 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87

Saya adalah seorang yang ramah

Saya lebih populer di kalangan perempuan Saya lebih populer di kalangan laki-laki Saya merasa marah terhadap semua orang

Saya tidak tertarik pada apa yang orang lain lakukan

Saya merasa sulit untuk mengembangkan kedekatan dengan orang lain Saya bisa bersosialisasi dengan cara-cara yang saya inginkan

Saya puas dengan cara saya memperlakukan orang lain Saya berusaha untuk disenangi, tapi saya tidak berlebihan Saya harus lebih sopan kepada orang lain

Saya tidak pintar dalam bergaul

Saya tidak puas dengan cara saya bergaul dengan orang lain Saya mencoba untuk memahami pandangan orang lain

Saya memiliki kesan yang baik kepada semua orang yang saya temui Saya bisa menjadi teman dengan semua orang

(12)

88 89 90

Saya tidak merasa sulit untuk berbicara dengan orang lain Sulit bagi saya untuk mengampuni orang lain

Saya merasa sulit untuk berbicara dengan seseorang yang saya tidak tahu Identity No Item 1 2 3 4 5 6 19 20 21 22 23 24 37 38 39 40 41 42 55 56 57 58 59 60

Saya memiliki tubuh yang sehat Saya suka tampil rapi dan menarik Saya orang yang menarik

Saya penuh dengan rasa sakit dan penderitaan Saya orang berantakan

Saya bukan orang yang sehat Saya adalah seorang yang sopan Saya orang saleh

Saya orang jujur

Saya tidak memiliki moral yang baik Saya adalah orang yang buruk

Saya adalah seorang yang lemah akan Saya orang ceria

Saya memiliki kontrol diri tinggi

Saya adalah seorang yang tenang dan mudah untuk berteman Saya dibenci

Saya tidak penting

Saya tidak bisa lagi berpikir jernih

Saya memiliki keluarga yang selalu siap membantu ketika saya dalam kesulitan

Saya penting untuk keluarga saya dan teman-teman saya Saya dari keluarga bahagia

Saya tidak dicintai oleh keluarga saya Teman-teman saya tidak yakin saya

(13)

73 74 75 76 77 78

Saya adalah seorang yang ramah

Saya lebih populer di kalangan perempuan Saya lebih populer di kalangan laki-laki Saya merasa marah terhadap semua orang

Saya tidak tertarik pada apa yang orang lain lakukan

Saya merasa sulit untuk mengembangkan kedekatan dengan orang lain

Satisfaction No Item 7 8 9 10 11 12 25 26 27 28 29 30 43 44 45 46 47 48 61 62 63

Saya tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu tipis Saya tidak terlalu tinggi atau terlalu pendek Saya menyukai bagaimana saya sekarang Saya tidak merasa sehat seperti saya harus

Saya ingin mengubah beberapa bagian dari tubuh saya Saya harus memiliki daya tarik seks lebih

Saya sangat puas dengan sopan santun dan perilaku Saya sebagai saleh yang saya ingin menjadi

Saya puas tentang hubungan saya dengan Tuhan Saya merasa bahwa saya tidak sangat terpercaya Saya jarang pergi ke masjid atau tempat ibadah Saya sering berbohong

Saya puas dengan diriku sendiri sekarang Saya secerdas aku ingin menjadi

Saya orang baik

Saya bukan orang yang aku harap bisa menjadi Aku benci diriku sendiri

Saya seseorang yang menyerah dengan mudah Saya puas dengan hubungan dalam keluarga saya

Aku memperlakukan orang tua saya karena saya seharusnya memperlakukan mereka

(14)

64 65 66 79 80 81 82 83 84

Saya sangat sensitif terhadap apa keluarga saya mengatakan Saya harus meningkatkan iman saya terhadap keluarga saya

Seharusnya aku mencintai keluarga saya lebih dari saya mencintai orang lain

Saya bisa bersosialisasi dengan cara-cara yang saya inginkan Saya puas dengan cara saya memperlakukan orang lain

Saya berusaha untuk memenangkan hati rakyat, tapi saya tidak berlebihan

Aku harus memiliki perilaku lebih dengan orang lain Saya tidak baik dalam mensosialisasikan

Saya tidak puas dengan cara saya bergaul dengan orang lain

Behavior No Item 13 14 15 16 17 18 31 32 33 34 35 36 49 50 51 52

Saya merawat tubuh fisik saya

Saya merasa senang sebagian besar waktu

Saya sangat hati-hati tentang penampilan diri saya Saya tidak baik dalam permainan dan olahraga

Saya sering berperilaku seperti orang yang tahu-semua Saya sulit tidur

Agama adalah panduan saya dalam kehidupan sehari-hari Aku apa yang benar sebagian besar waktu

Saya akan bekerja pada perubahan ketika saya menyadari bahwa saya telah melakukan kesalahan

Kadang-kadang saya menggunakan cara yang tidak adil untuk bergerak maju

Kadang-kadang saya melakukan hal-hal buruk Saya memiliki masalah melakukan hal yang benar Dalam situasi apapun, saya bisa menjaga diri Saya bisa memecahkan masalah saya dengan mudah

Saya bersedia mengakui kesalahan saya tanpa merasa marah Saya sering berubah pikiran

(15)

53 54 67 68 69 70 71 72 85 86 87 88 89 90

Saya sering bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu

Saya mencoba untuk melarikan diri dari menghadapi masalah

Saya mencoba untuk bersikap adil terhadap keluarga saya dan teman-teman

Saya pastikan bahwa saya melakukan bagian saya di rumah Saya memberikan perhatian penuh terhadap keluarga saya Saya sering bertengkar dengan keluarga saya

Saya selalu menyerah pada kedua orang tua saya

Saya tidak bertindak dengan bijaksana seperti yang dirasakan oleh keluarga saya

Saya mencoba untuk memahami pandangan orang lain

Saya memiliki hal baik terhadap semua orang yang saya temui Aku bisa menjadi teman dengan semua orang

Saya tidak merasa sulit untuk berbicara dengan orang lain Sulit bagi saya untuk mengampuni orang lain

Saya merasa sulit untuk berbicara dengan seseorang yang saya tidak tahu Self Criticism No Item 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

Saya tidak selalu berbicara kebenaran

Kadang-kadang saya memikirkan hal-hal buruk untuk dikatakan Saya kadang-kadang marah

Kadang-kadang saya menjadi marah ketika saya tidak merasa sehat Saya tidak menyukai semua orang yang saya tahu

Kadang-kadang saya membicarakan kejelekan orang lain Kadang-kadang saya terhibur dengan lelucon yang jorok Kadang-kadang saya merasa seperti suka mengutuk

Saya lebih suka untuk menang daripada kalah dalam permainan

(16)

3.4.2 Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur

Validitas dari suatu tes menyatakan apa yang akan diukur dari tes dan seberapa baik pengukuran tersebut dilakukan (Anastasi & Urbina, 1997). Tujuan dilakukannya uji validitas item adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur yang digunakan, telah mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas item ini dengan cara melihat korelasi skor item subyek dengan skor total subyek. Dari korelasi ini akan didapatkan derajat homogenitas alat ukur yaitu penjelasan seberapa jauh item – item telah mengukur hal yang sama dengan item – item lainnya didalam alat ukur tersebut. Perhitungan ini disebut internal consistency (Anastasi & Urbina, 1997).

Pengujian validitas ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil pengolahan menggunakan metode statistika analisis faktor. Tetapi sebelum item -item pada kedua variabel ini dilakukan analisis faktor, tahap sebelumnya adalah memilih item – item yang layak untuk dianalisis faktor dengan menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment, agar dapat dilihat korelasi item total kuesioner, yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan, yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan. Ihsan (2009) menyatakan bahwa item yang dipilih menjadi item final adalah item yang memiliki korelasi item total sama dengan atau lebih besar dari 0.30. namun sebagian ahli psikometri mengatakan bahwa korelasi item total 0.25 adalah cukup. Untuk itu jika sebuah item tidak mencapai 0.30 namun jika item itu dihapus akan ada indikator yang terbuang maka kriterianya bisa diturunkan menjadi 0.25. Sebagai kriteria pemilihan item yang layak berdasar korelasi item total, peneliti menggunakan batasan 0,25. Kriteria ini diambil karena semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,25 daya pembedanya sudah dianggap memuaskan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan

software SPSS Versi 17.0 diketahui bahwa pada instrumen konsep diri terdapat 72

item yang layak dari jumlah keseluruhan 100 item dengan mengunakan nilai 0,25 sebagai standart, Secara lebih rinci item-item tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.4 di bawah ini:

(17)

Tabel 3.4

Item-item yang layak dengan nilai diatas 0,25

Variabel Item-ItemyangLayak

1. KonsepDiri 1,3,5,7,8,9,11,13,14,15,16,17,19,20,21,23,24,25,26,27 ,28,30,31,32,33,34,35,3638,39,40,41,42,44,45,46,47,4 8,49,50,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,67,68,69,70 ,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,83,84,85,86,90,91,92, 93,94,95,96,97,98,100

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran (Anastasi & Urbina, 1997). Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya disebut sebagai reliabel. Reliabilitas menunjukkan kestabilan dan konsistensi suatu pengukuran, hasil penelitian ini dapat dipercaya jika dalam beberapa kali pelaksanaan diperoleh hasil yang relatif sama dan aspek yang di ukur terhadap diri subyek belum berubah.

Untuk menetukan reliabilitas skor dari setiap item maka penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan rumus Alpha Chronbach. Reliabilitas di-nyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentan 0 sampai 1.0. Semakin tinggi koefisien reliablitas mendekati angka 1.0 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Dari perhitungan menggunakan SPSS didapat angka Alpha Chronbach sebesar 0.884 dengan tingkat kepercayaan 95%, nartinya derajat keterandalan sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Keterangan :

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

(18)

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Persiapan Penelitian

Sebelum pengambilan data di lapangan, peneliti membuat proposal penelitian dan mencari alat ukur penelitian. Peneliti mencari alat ukur penelitian ini di perpustakaan PKPM (Pusat Kajian Pengembangan Masyarakat) Universitas Atma Jaya, dengan menggunakan kata kunci konsep diri dan dukungan sosial. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ditemukan pada buku The Self

Concept and Self Actualization (William H. Fitts, 1971). Peneliti mengadaptasi

alat ukur konsep diri tersebut ke dalam Bahasa Indonesia. Adaptasi instrumen dilakukan oleh dua orang yang berkompetensi sebagai praktisi Bahasa Inggris. Kemudian, instrumen tersebut diterjemahkan kembali (back translate) ke dalam Bahasa Inggris oleh seseorang yang berkompetensi sebagai praktisi Bahasa Inggris. Instrumen tersebut diterjemahkan kembali ini ke dalam Bahasa Inggris bertujuan untuk melihat kesesuaian dengan alat ukur yang asli dalam hal makna dan pernyataan tersebut. Hasil dari terjemahan kembali ini didiskusikan dengan pembimbing dan ahli psikologi untuk melihat kesesuaian hasil terjemahan dengan alat ukur awal. Kemudian, pembimbing juga melakukan analisa isi untuk melihat kesesuaian item – item dalam masing – masing alat ukur dan menentukan item-item positif dan item-item – item-item negatif dari alat ukur yang akan digunakan. Sebelum melakukan penelitian, dilakukan uji keterbacaan terhadap 5 subyek siswa SMA pada sekolah yang berbeda dan pada usia 16-17 tahun. Uji keterbacaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah maksud dari item – item ini dapat dimengerti oleh subyek. Dari hasil ini tampak bahwa subyek memiliki pemahaman yang sesuai dengan alat ukur. Kemudian item – item diperiksa dan diperbaiki berdasarkan masukan dari subyek - subyek tersebut dengan tetap memperhatikan kesesuaian antara item – item terjemahan dengan item – item aslinya. Setelah itu alat test di uji coba validitas dan reabilitasnya:

(19)

a. Validitas Item

Nilai vailiditas item diperoleh dengan perhitungan indeks validitas item yaitu korelasi antara setiap item dengan skor total dengan menggunakan rumus statistik Pearson Product Moment, memakai bantuan progam SPSS 17.0.

b. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas alat ukur konsep diri dengan menggunakan rumus koefisien alpha yang merupakan modifikasi dari rumus Kuder Richardson. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dipakai konsisten dan dapat dipercaya.

Peneliti melakukan uji coba pada 30 sampel untuk uji coba dengan karakteristik yang sama dengan karakteristik sampel penelitian. Hasil dari uji coba item yang diperoleh adalah Alpha Chronbach sebesar 0.884 dan item yang dapat dipakai adalah 72 item dari 100 item.

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pengumpulan data untuk penelitian yang sesungguhnya ber-langsung sebagai berikut:

1. Peneliti menghubungi Kepala Sekolah Santo Lukas penginjil untuk meminta izin guna melaksanakan penelitian. Setelah menyerahkan Surat izin penelitian dari BINUS University dan setelah dibaca oleh Kepala Sekolah dan mendapat persetujuan dari pihak sekolah. Kemudian peneliti melakukan penelitian dibantu guru di sekolah Santo Lukas Penginjil I untuk membagikan alat ukur konsep diri kepada murid kelas I dan II SMA Santo Lukas Penginjil I.

2. Setelah itu alat ukur konsep diri yang sudah diuji validitas dan rebilitasnya ,alat ukur diperbanyak dan disebar kepada 51 orang sampel

(20)

penelitian yang terdiri dari kelas I dan kelas II SMA Santo Lukas Penginjil I.

3. Kuesioner yang kembali berjumlah 51 buah dan setelah diskoring yang bisa dipakai untuk penelitian ini berjumlah 35 buah. Kriteria layak pakai ditentukan dari nilai self criticism yang dimiliki oleh subjek.

4. Setelah itu peneliti meminta nilai akhir dari rapor masing – masing siswa.

5. Lalu hasil dari kuesioner yang dapat digunakan dan nilai akhir siswa diinput kedalam progam SPSS. Kemudian diolah secara statistik dengan bantuan progam SPSS.

3.5.3 Tehnik Pengolahan Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul,analisa data juga merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian dan membuktikan hipotesis (Sugiyono, 2008). Tujuannya adalah untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan konsep diri dengan pretasi akademik siswa kelas I dan II SMA Santo Lukas.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara teknik analisis inferensisal. Teknik analisis inferensial dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian (Sugiyono, 2008). Sebelum dianalisa, data terlebih dahulu dikategorisasikan skalanya menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Kategorisasi dapat diartikan sebagai usaha yang bertujuan untuk menempatkan individu atau sampel ke dalam kelompok – kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2002). Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan sampel kedalam tiga kategorisasi untuk variabel konsep diri dan

(21)

tiga kategorisasi untuk variabel prestasi akademik.Dari pehitungan SPSS di-peroleh nilai didi-peroleh nilai rata-rata (mean) sebesar 251(dibulatkan) dan nilai standar deviasi sebesar 35 (dibulatkan). Mengacu pada norma yang telah dikemukakan di atas, maka pengkategorisasian variabel konsep diri sebagai berikut, siswa dikatakan memiliki konsep diri yang tinggi apabila memiliki nilai konsep diri lebih tinggi sama dengan 286 dikatakan rendah bila nilai konsep dirinya lebih rendah dari 216 dan dikatakan sedang apabila lebih besar sama dengan 216 tetapi juga lebih kecil dari 286.

Tabel 3.5 Pengkategorian Konsep Diri

Kategori Nilai

Tinggi X≥286

Sedang 216≤X<286

Rendah X<216

Sedangkan untuk varibel prestasi akademik dilakukan cara yang sama untuk pengkategorisasianya. Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang di-lakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS diperoleh nilai rata – rata (mean) sebesar 76 (dibulatkan) dan nilai standar deviasi sebesar 4 (dibulatkan). Mengacu pada norma yang telah dikemukakan di atas, maka pengkategorisasian variabel prestasi akademik dikatakan tinggi apabila memiliki nilai prestasi akademik lebih tinggi sama dengan 80 dikatakan rendah bila nilai konsep dirinya lebih rendah dari 72, dan dikatakan sedang apabila lebih besar sama dengan 72 tetapi juga lebih kecil dari 80.

Tabel 3.6 Pengkategorian Prestasi Akademik

Kategori Nilai

Tinggi X≥80

Sedang 72≤X<80

(22)

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan data yang berskala ordinal namun peneliti memperlakukannya sebagai data yang berskala interval. Hal ini mengacu kepada pendapat Cohen & Swerdilik (2001), yang mengatakan bahwa untuk memudahkan proses perhitungan statistik, maka data ordinal pada skala – skala psikologis dapat diperlakukan sebagai data interval. Oleh karena data yang dihasilkan merupakan data berskala interval maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan uji normalitas data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengguna-kan tehnik Kolmogorov-Smirnov. Menurut Rahayu (2005), teknik Kolmogorov-

Smirnov ini dilakukan untuk menguji normalitas suatu data yang berskala minimal

ordinal. Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan data yang berskala ordinal namun diperlakukan sebagai data yang berskala interval, sehingga dapat dilakukan uji normalitas dengan menggunakan tehnik Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas Kolmogorov-Smornov dengan menggunakan bantuan software SPSS. Menurut Rahayu (2005) suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai

Asym. Sig lebih besar dari 0,05 (α > 0,05) maka data tersebut berdistribusi normal.

Namun jika nilai Asym. Sig lebih kecil dari 0,05 (α < 0,05) maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Selain dengan Kolmogorov-Smornov peneliti juga melakukan uji normalitas dengan menggunakan teknik grafik P-P Plots.

Setelah dilakukan uji normalitas apabila diperoleh hasil bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal maka tehnik statistik yang digunakan adalah tehnik statistik parametrik dengan menggunakan tehnik korelasi product moment dari Pearson. Uji korelasi product moment Pearson dengan menggunakan bantuan

software SPSS. Namun apabila data yang dihasilkan tidak berdistribusi normal

maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik nonparametrik dengan menggunakan tehnik korelasi Rank Spearman. Uji korelasi rank Spearman dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS.

(23)

Setelah menginterpretasikan koefisien korelasi antar kedua variabel, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengambilan keputusan statistik untuk menentukan Ho diterima / ditolak. Pengambilan keputusan statistik dapat digunakan 2 cara:

1.Koefisien Korelasi dibandingkan dengan nilai rtabel(korelasi tabel) •Apabila koefisie korelasi > rtabel maka ada korelasi yang signifikan (Ha Diterima)

•Apabila koefisien korelasi < rtabel maka tidak ada korelasi yang signifikan (Ho Diterima)

2.Melihat nilai Sig.

•Apabila nilai Sig. < 0,05 maka ada korelasi yang signifikan antar 2 variabel (Ha Diterima)

•Apabila nilai Sig. > 0,05 maka tidak ada korelasi yang signifikan antar 2 variabel (Ho Diterima)

Selanjutnya untuk memperkaya hasil penelitian yang didapat, peneliti juga menghitung koefisien determinasi dengan rumus KD = r2 x 100%.Koefisien determinasi sendiri digunakan peneliti untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel x terhadap y. Dalam penelitian digunakan untuk melihat seberapa berpengaruhnya variabel konsep diri terhadap prestasi akademik.

Gambar

Tabel 3.1 Kombinasi Subdimensi-subdimensi dalam Konsep Diri
Tabel 3.2 Norma skor dalam Tennessee Self Concept Scale
Tabel 3.6 Pengkategorian Prestasi Akademik

Referensi

Dokumen terkait

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data variabel penelitian yang digunakan dalam model regresi merupakan residual yang berdistribusi normal atau

Setelah populasi data diuji dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, apabila data berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009:147)a. Untuk menguji suatu

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang akan dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk ini

Pada data kuantitatif, agar dapat dilakukan uji statistik parametrik dipersyaratkan berdistribusi normal. Pembuktian data berdistribusi normal tersebut perlu

Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data penelitian tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan bantuan program SPSS

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan program SPSS (