• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODELOGI PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMA Islam Al-Ishlah BS di desa Sudimampir Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu pada bulan Maret – Mei semester II (genap) pada tahun ajaran 2015-2016.

B. Kondisi Umum Wilayah Penelitian

SMA Al-Ishlah merupakan salah satu sekolah swasta yang berlebel pondok atau boarding school yang berada di Desa Sudimampir yang tepatnya di Jalan perbatesan antara Desa Tugu dan Sudimampir Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu. Fasilitas yang menunjang dalam proses belajar mengajar cukup memadai, misalnya adanya laboratorium IPA, laboratorium komputer, perpustakaan. Adapun fasilitas lainnya adalah ruang piket, ruang Tata Usaha, Masjid, Koperasi, dan lain-lain. SMA Al-Ishlah Kabupaten Indramayu juga mempunyai 1 lapangan basket, 1 lapangan bola volly dan 1 lapangan bulutangkis, 1 danau buatan dan 1 lapangan bola. Sarana lainnya untuk pengembangan kreatifitas siswa adalah Sekretariat Ekstrakulikuler seperti Pramuka, Marching, salto, silat, lukis, Paskibra, teater dan OSMI.

Tenaga pendidik di SMA Al-Ishlah Kabupaten Indramayu adalah sarjana lulusan perguruan tinggi negeri maupun swasta dan lulusan dari Al-Ishlahnya sendiri yang selalu berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya. Jumlah tenaga kerja berjumlah 30 orang guru dan dibantu oleh 5 orang staf TU.

Kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan di SMA Al-Ishlah Kabupaten Indramayu dilaksanakan setiap hari. Dalam proses pembelajaran IPA Biologi, guru dalam menyampaikan materi biasanya menggunakan metode ceramah, dan diskusi.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono: 2006: 2).

(2)

Maksudnya adalah dalam melakukan suatu penlitian harus menggunakan cara-cara ilmiah yaitu harus bersifat empiris atau sesuai fakta, rasional atau yang dapat ditangkap atau diterima oleh akal dan tersusun secara teratur atau sistematis.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006: 7) dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut medote discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Menurut Sugiyono (2006: 72) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Sedangkan Arikunto (2010: 9) mengemukakan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Ekperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu true

experimenta design dengan bentuk pretest – posttest control group design. Dalam

desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi

pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

R O1 X O2

(3)

Keterangan :

R = Kelompok eksperimen dan kontrol

O1 dan O3 = Kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pre-test untuk mengetahui kemampuan awalnya

O2 = Hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran biologi dengan menggunakan modul berbasis saintifik.

O4 = Hasil belajar siswa kelas kontrol yang tidak melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis saintifik.

X = Treatment. Kelompok atas sebagai kelompok eksperimen diberi treatment, yaitu pembelajaran biologi menerapkan modul berbasis saintifik. (Sugiyono, 2006: 76)

Penelitian ini menggunakan dua kelas siswa yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana pada kelas ekperimen diberikan treatment atau perlakuan dalam proses pembelajarannya, yaitu dengan penggunaan modul berbasis saintifik, Sedangkan kelas control menggunaan buku paket.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2006: 80) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. populasi adalah keseluruhan sasaran yag seharusnya diteliti dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan. Sedangkan Arikunto (2010: 173) menerangkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Secara keseluruhan populasi subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI Pesantren SMA Al-Ishlah Balongan yang berjumlah 96 siswa, terdiri atas:

Kelas XI IPA 1 = 30 siswa Kelas XI IPA 2 = 30 siswa Kelas XI IPA 3 = 36 siswa.

(4)

2. Sampel

Arikunto (2010: 173) mengemukakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2006: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dimana teknik pengambilan sampel ini memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Dari tiga kelas yang ada, hanya akan dipilih dua kelas secara acak untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 1 sebanyak 30 siswa yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrolnya.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006: 38).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi : 1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,

antecedent atau disebut juga variabel bebas.Variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2006: 39).

Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Variabel X yaitu menerapkan modul berbasis saintifik.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen atau juga disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006: 39). Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini yaitu Hasil Belajar Siswa yang merupakan variabel yang diukur.

(5)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen:

1. Tes

Arikunto (2010: 193) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mengukur tingkat kognitif atau kemampuan berfikir tiap individu siswa yang berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal dengan 5 (lima) pilihan jawaban. Kemudian tes ini akan dibagi menjadi dua yaitu pretest yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan kognitif awal siswa dan posttest yang akan dilakukan diakhir masa penelitian yang digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah diberikan perlakuan.

2. Non-tes

Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi ,mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung (Arikunto, 2010: 199-200). Menurut Sugiyono (2006: 145) observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.

Sutrisno hadi (1986) dalam Sugiyono (2006: 145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

(6)

Proses observasi dilakukan oleh 4 orang pengamat selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, observer (pengamat) tinggal memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul.

b. Angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti lapoaran tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010: 194). Sedangkan Sugiyono (2006: 142) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket respon. Angket respon siswa yang diajukan sebanyak 20 pernyataan yang dibuat dengan tujuan untuk memperoleh informasi berupa tanggapan/ respon siswa mengenai pembelajaran biologi dengan penerapan modul berbasis saintifik dengan menggunakan skala Likert yang bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi responden. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2006: 93).

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata:

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidat setuju

d. Sangat tidak setuju (Sugiyono, 2006: 93)

Angket siswa diberikan sebanyak 20 pertanyaan yang dibuat untuk mengetahui modul berbasis saintifik yang relevan dengan materi sistem pernapasan. Angket atau kuesioner ini menggunakan model skala

Guttman. Sugiyono (2006: 96) mengemukakan bahwa skala pengukuran

(7)

“benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, positif-negatif” dan lain-lain. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu (1) dan terrendah nol (0).

Berikut kriteria interpretasi skor angket : Angka 0% - 20% = Sangat Lemah Angka 21% -40% = Lemah

Angka 41% - 60% = Cukup Angka 61% - 80% = Kuat

Angka 81% - 100% = Sangat Kuat (Riduwan, 2012: 89).

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Instrumen Tes

Analisis soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah soal. Sebelum instrumen teresebut digunakan dalam penelitian, maka iunstrumen tersebut perlu untuk diuji cobakan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat instrumen yang baik, sehingga instrumen ini dapat digunakan. Adapun kriteria yang harus diuji cobakan terhadap alat pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas Soal

Kusaeri dan Suprananto (2012: 74) menyatakan bahwa validitas tes sering diartikan sebagai sebuah tes yang mampu mengukur apa yang hendak diukur. Lebih jauh lagi Kusaeri dan Suprananto (2012: 75) mengemukakan validitas merujuk pada ketepatan (appropriateness), kebermaknan (meaningfulness), dan kemanfaatan (usefulness) kesimpulan yang didapatkan dari interpretasi skor tes. Sedangkan menurut Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang mennjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Serta menurut Suprananta (2004: 50) validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas tes dperlu ditentukan untuk

(8)

mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur.

Mengatahui validitas dari setiap item tes penelitian maka perlu adanya uji validitas dimana uji validitas ini bisa menggunakan validasi ahli atau juga dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Rumusnya sebagai berikut:

a. } ) ( { } ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

   (Arikunto, 2010: 318) Keterangan:

rxy =Angka Indeks Korelasi “r” Product momen ∑x = Jumlah Seluruh Skor X

∑y = Jumlah Seluruh Skor Y

N = Banyaknya Subjek Yang Diuji (Number of Cases)

∑XY = Jumlah Hasil Perkalian antara skor X dan skor Y

Selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan tabel “r” product moment maka dibandingkan dengan nilai r tabel. Dengan kriteria sebagai

berikut:

Jika r xy>rtabel maka item soal tersebut valid, dan pada jika r xy<rtabel maka

soal tersebut tidak valid.

Jika instrument itu valid, maka dilihat kriteria penafsiaran mengenai indeks korelasinya ( r ) sebagai berikut :

Tabel 3.1 Koefisien Validitas

No Nilai r Interpretasi 1 0,800< r xy ≤ 1,00 Sangat Tinggi 2 0,600 < r xy ≤ 0,80 Tinggi 3 0,400 < r xy ≤ 0,60 Sedang 4 0,200 < r xy ≤ 0,40 Rendah 5 0,00 < r xy ≤ 0,20 Sangat Rendah 6 r xy ≤ 0,00 Tidak Valid (Arikunto, 2012: 89)

(9)

b. Uji Reliabilitas Soal

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akn bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010: 221).

Tinggi rendahnya validitas mennjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dengan demikian maka semakin panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi (Arikunto, 2011: 87).

Menghitung reliabilitas dengan teknik ini peneliti harus melalui langkah membuat tabel analisis butir soal atau butir pertanyaan. Dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan barian soal. Ada dua cara membelah yaitu belah ganjil-genap dan belah awal akhir. Dengan teknik belah dua ganjil-genap peneliti mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir bernomor genap sebagai belahan kedua. Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua, dan akan diperoleh harga rxy. Oleh karena

indeks korelasi yang diperoileh baru menunjukkan hubungan antara dua belahan instrument, maka untuk memperoleh indeks reliabilitas soal masih harus menggunakan rumus spearman-brown, yaitu:

r11 = (Arikunto, 2010:223)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

r = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua

belahan instrumen

Jika r hitung > r tabel, maka instrument tersebut reliable, pada keadaan laininstrumen tersebut tidak reliabel.

(10)

Kjlasifikasi reliabilitas soal: r = 0,800 – 1,00 : sangat tinggi r = 0,600 – 0,800 : tinggi r = 0,400 – 0,600 : cukup r = 0,200 – 0,400 : rendah r < 0,200 : sangat rendah

Selain menggunakan metode manual seperti pada table tersebut, uji reliabilitas juga dapat menggunakan metode digital dengan menggunakan software

Anates, Master Template dan SPSS.

c. Tingkat Kesukaran

Arikunto (2011: 207) menerangkan bahwa soal yang baik adalah soal yang tida terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha pemecahannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat utuk mencoba lagi karena diluar jangkaunnya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Kemudian Suprananta (2004: 12) mengatakan jika dari 100 peserta tes semuanya dapat menjawab benar pada satu soal, maka soal tersebut dikatakan mudah. Sebaliknya jika dari 100 peserta tes hanya satu orang saja yang dapat menjawab benar pada satu soal atau bahkan tidak ada sama sekali yang dapat menjawab, maka soal tersebut dikategorikan sangat sukar.

Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P (P besar), singkatan dari kata “proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan P = 0,70 lebih mudah jika dibandingkan dengan P = 0,20. Sebaliknya soal dengan P = 0,30 lebih sukar dari pada soal dengan P = 0,80. Rumus mencari P adalah:

P =

Keterangan:

P = indeks kesukaran

(11)

JS = jumlah seluruh peserta tes Arikunto (2011: 207-208).

Kriteria indeks kesukaran sebagai berikut:

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2011: 211 ). Ditegaskan oleh Kusaeri dan Suprananto (2012: 175) yaitu daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapatv membedakan antar siswa yang telah mengetahui materi yang ditanyakan dan siswa yang belum menguasai matrei yang diujikan.

Cara mengetahui daya pembeda suatu item soal maka harus dihitung terlebih dahulu banyaknya kelompok atas yang menjawab soal benar dan kelompok bawah yang menjawab soal benar.

Daya pembeda menurut indeks daya pembeda ini dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

D = atau D = Keterangan:

D =Daya Pembeda (validitas)

JKa = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas

JKb =jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah

NKa = Jumlah peserta tes Pada Kelompok atas

NKb = Jumlah peserta tes Pada Kelompok bawah (Suprananta, 2004: 30-31)

Klasifikasi daya pembeda D : 0, 00 – 0,20 : Jelek (poor)

D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory) D : 0,40 – 0, 70 : baik (good)

D : 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)

D : negative, seuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. (Arikunto, 2010: 218)

- Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(12)

1. Menentukan N-Gain

Perhitungan normalisasi gain antara nilai tes awal dan tes akhir dihitung dengan menggunakan rumus:

N-gain (g) =

(Meltzer, 2002 dalam Musyaddad, 2015: 30) 2. Analisis Angket Respon Siswa

Angket dalam penelitian ini berupa skala Likert yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dengan alternative jawaban STS = sangat tidak setuju, TS= tidak seutuju, S= setuju, SS= sangat setuju.

Pengolahan data angket dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini:

Keterangan : P = Presentase

X = Jumlah skor yang diperoleh A = Skor makimal

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Angket Nilai Kriteria 0% - 21% Sangat lemah 21% - 40% Lemah 41% - 60% Cukup 61% - 80% Kuat 81% - 100% Sangat kuat

(Riduan, 2009:18) dalam Musyaddad, 2015: 32) 3. Uji Prasarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan program SPSS ( Statistical product and service solutions) V.16.0. Setelah soal tes diketahui validitas dan realibilitas, soal tes tersebut kemudian disebarkan kepada sampel penelitian. Kemudian data dari masing-masing variabel yang diperoleh di uji normalitasnya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah P =

(13)

penyebaran data kedua variabel tersebut normal atau tidak. Dengan cara manual dapat dilakukan dengan rumus yang digunakan adalah :

Ft ft f

   2 0 2 ( ) (Sugiyono, 2013:107) Keterangan :

X2 = Harga chi kuadrat

Fo = Frekuensi observasi

Ft = Frekuensi harapan, dengan kriteria sebagai berikut :

Hal ini berlaku Jika X2 hitung ≥ X2 tabel, maka distribusi tidak normal atau H0

diterima, jika X2 hitung≤ X2 tabel, maka distribusi data normal atau H0

ditolak.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menurut Maman dan Sambas (2011: 264) dalam Purnamasari (2014: 37) adalah uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat varians kelompoknya. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS V 16.0.

Kriteria pengujian sebagai berikut :

1) Jika nilai signifikansi atau nilai probabolitasnya atau Sig. < 0,05 data tidak homogen.

2) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya atau Sig. > 0,05 data homogenitas.

4. Uji t (Uji Hipotesis)

Tujuan uji t adalah untuk mengetahui perbedaan variabel yang dihipotesiskan (Riduwan, 2007: 116) dalam Purnamasari (2014: 37). Uji

Independent Sample t-Test digunakan untuk membandingkan selisih dua rata-rata

(mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data berdistribusi normal. Analisis uji t-Test ini menggunakan program SPSS 16.0.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah.

a. Jika nilai Prob./Signifikansi/P-value< 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima.

(14)

A. Prosedur penelitian

Gambar 3.1 Bagan prosedur penelitian Studi pendahuluan

Penyusunan instrumen

Uji coba instrumen

Validasi instrumen

Pengambilan data

Kelas eksperimen

Pretest

Pembelajaran menggunakan modul berbasis saintifik

Posttest

Kelas kontrol

Pretest

Pembelajaran menggunakan buku paket

Posttest

Analisis data

Laporan penelitian Angket

Studi teoritik Studi empirik

(15)

Berdasarkan alur diatas, maka prosedur penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan meliputi:

1. Tahap Persiapan

2. Penulis mengadakan studi pendahuluan ke sekolah sebagai observasi awal dalam penelitian ini kemudian penulis mencari studi pustaka dengan mencari buku-buku atau sumber lain yang relevan yang berkaitan dengan variabel penelitian.

3. Tahap Persiapan Uji Coba

Membuat rancangan instrumen yang berupa soal tes (pre test dan pos test) yang kemudian divalidasi oleh ahli sebelum diuji cobakan.

4. Tahap Uji Coba

Instrumen tes kemudian diuji coba pada kelas yang sudah menerima materi "Sistem pernapasan manusia.'' yaitu kelas XII kemudian dianalisis tiap butir soal dengan menghitung uji statistik dari tiap item soal.

5. Tahap Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan pre test dan post test. Setelah diuji coba kemudian implementasi modul berbasis saintifik dengan mengambil sampel dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang telah diuji normalitas dan homogenitas. Pelajaran diakhiri dengan posttest untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa dengan penggunaan modul berbasis saintifik dalam proses belajar mengajar, kemudian dilanjut dengan pengisian angket oleh kelas eksperimen.

Tabel 3. 3 Teknik Pengumpulan Data

No Data Teknik pengumpulan data

Instrumen Waktu pengambilan

1. Hasil belajar siswa

Pre-test Post-test

Soal pilihan ganda Sebelum dan sesudah pembelajaran

2. Respon siswa Angket Quesioner Sesudah

pembelajaran

6. Tahap Analisis data

Penulis melakukan analisis data untuk mengetahui hasil temuan dari proses belajar tersebut.

7. Tahap Pembuatan Laporan

Tahap akhir dari prosedur penelitian yaitu dilakukan pembuatan laporan sesuai dengan hasil/fakta yang sesungguhnya.

(16)

Gambar

Tabel 3.1 Koefisien Validitas
Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Angket
Gambar 3.1 Bagan prosedur penelitian Studi pendahuluan
Tabel 3. 3 Teknik Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

terjadinya hambatan mobilitas pada pasien sectio caecarea yaitu karena gangguan neuromuscular atau kelemahan fisik karena post op sectio caesarea, Ketidakefektifan

Pengembangan LAZISH Amanatul

Bahan yang diteliti adalah kartu rekam medik pasien stroke yang menjalani rawat di instalasi RSUD AM Parikesit Tenggarong tahun 2014 dan lembar pengumpulan data yang

Hasil penelitian ini adalah: (1) penerapan pendekatan saintifik dengan media video dilaksanakan dengan langkah-langkah: (a) mengamati video, (b) menanya berdasarkan

Menurut istilah qana’ah artinya menerima dengan rela dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa

melakukan pemeliharaan tanaman dan juga melaksanakan penanaman tanaman baru seperti: Pala, Petai, jengkol, kemiri, durian dan lain-lain. Akan tetapi yang paling kami

Aak (1982), dengan meracikan jagung dan dedak padi yang ditambahkan kepakan konsentrat komersil maka hal ini akan dapat mengefisiensikan konsumsi pakan komersil

Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air yang