• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepribadian Terhadap Kerjasama Tim Melalui Komitmen Sebagai Variabel Intervening (Studi kasus Bank BTN Syariah Semarang) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Kepribadian Terhadap Kerjasama Tim Melalui Komitmen Sebagai Variabel Intervening (Studi kasus Bank BTN Syariah Semarang) - Test Repository"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

(StudiPada Bank Tabungan NegaraSyariahSemarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk MemenuhiTugasdanMelengkapiSyarat

GunaMemperoleh GelarSarjana Ekonomi (S.E)

DisusunOleh

PUTRI SETYARINI

NIM 213-13-126

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(2)
(3)

(StudiPada Bank Tabungan NegaraSyariahSemarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk MemenuhiTugasdanMelengkapiSyarat

GunaMemperoleh GelarSarjana Ekonomi (S.E)

DisusunOleh

PUTRI SETYARINI

NIM 213-13-126

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(4)
(5)
(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Putri Setyarini

NIM : 213-13-126

Prodi : S1 PerbankanSyariah

Fakultas : EkonomidanBisnis Islam

JudulSkripsi : Pengaruh Kepribadian Terhadap Kerjasama Tim

MelaluiKomitmen Sebagai Variabel Intervening

DenganinisayamenyatakanbahwaSkripsiini benar-benarkarya saya

sendiri.Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang

ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan

mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Salatiga, 28 September 2017

Penulis,

(7)
(8)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kemenangan yang seindah-indahnya dan

sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh

manusia ialah menundukkan diri sendiri

-R.A Kartini-

PERSEMBAHAN

Allah SWT

Ibu TafrikahTercinta

BapakSumarnoUtomoTersayang

Kakak Tersayang

(9)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, rezeki dan pertolongannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Kepribadian Terhadap Kerjasama Tim Melalui Komitmen Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Semarang)” sebagai syarat menyelesaikan Program Studi Perbankan Syariah

(S1) Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menghadapi suatu kendala namun itu tidak terlalu berarti karena adanya dorongan dan bantuan dari banyak pihak, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

2. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. Si selaku Ketua Program StudiPerbankanSyariah S1 3. BapakDr. Nafis Irkhami, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar dan ikhlas dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala kepada beliau.

4. Segenap dosen pengajar jurusan Perbankan Syariah yang telah memberikan bekal berbagai ilmu pengetahuan bagi penulis.

5. BapakdanIbu selaku orang tuaku tercinta, kakakku yang telah memberikan

dorongan do‟a, moril dan materiil dan memberikan inspirasi bagi penulis.

(10)

7. Serta Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang juga telah memberikan bantuan selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan bagi yang membacanya.

Wassalamualaikum wr. wb.

Salatiga, 28 September 2017 Penulis,

(11)

Komitmen Sebagai Variabel Intervening . Skripsi,

FakultasEkonomidanBisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr Nafis Irkhami.,M.Ag

Penelitian ini bertujuanuntu mengetahui seberapa kuat pengaruh kepribadian terhadap kerjasama tim melalui komitmen sebagai variabel intervening pada Bank Tabungan Negara Syariah Semarang.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis data kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik Prosedurpurposiv sampling, dan memperoleh 50 responden

sebagai sampel. Alat analisis pada penelitian ini menggunakan regresi linier bergandadenganbantuan SPSS versi 20.

Berdasarkan hasil uji penelitian yang dilakukan,menunjukan bahwa variabel kepribadian tidak berpengaruh terhadap kerjasama tim karyawan, variabel kepribadian berpengaruh terhadap komitmendan komitmen berpengaruh terhadap kerjasama tim pada karyawan. Variabel komitmen berhasil memediasi

kepribadianterhadap kerjasama tim

.Olehkarenaitudikatakanbahwakomitmenakanmemediasihubunganantarakepribad iandankerjasamatim.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah... 16

C.TujuanPenelitian ... 16

D.Kegunaan Penelitian ... 16

(13)

A.Telaah Pustaka ...19

B.Kerangka Teori ...25

1. Kerjasama Tim ... ..25

a. Pengertian Kerjasama Tim ...25

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerjasama Tim ...27

c. Perkembangan Kerjasama Tim ... ..30

2. Kepribadian ... ..33

a. PengertianKepribadian...33

b. Teori – Teori Kepuasan Kepribadian ... ..34

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ... ..35

3. Komitmen ... ..36

a. Pengertian Komitmen ... ..36

b. Jenis-Jenis Pendekatan Komitmen ... ..38

c. Bentuk-Bentuk Dan Manfaat Komitmen ...39

C. Kerangka Penelitian ...40

D. Hipotesis ...48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 49

(14)

C. Populasi dan Sampel ... 49

D. Teknik Pengumpulan Data ... 51

E. Skala Pengukuran ... 51

F. Definisi Konsep dan Operasional ... 52

G. Instrumen Penelitian ... 56

H. Metode Analisis ... 59

I. Alat Analisis ... 67

BAB IV ANALISIS DATA A. Identitas Responden ... 68

B. Hasil Analisis Data ... 70

1. Kualitas Data... 70

a. UjiReliabilitas ... 70

b. UjiValiditas ... 71

2. UjiAsumsiKlasik ... 72

a. UjiMultikolonieritas ... 72

b. UjiHeteroskedastisitas ... 74

c. UjiNormalitas ... 76

3. UjiRegresi ... 77

a. Uji Statistik Ttest ... 77

b. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 79

(15)

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ... 95

B.Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Research Gap ... 11

Tabel 3.1 Identifikasi Dan DefinisiOperasionalVariabel ... 53

Tabel 4.1 RespondenBerdasarkanUsiadanJenisKelamin ... 68

Tabel 4.2 RespondenBerdasarkanMasaKerjadanPendidikan ... 69

Tabel 4.3 UjiReliabilitas ... 71

Tabel 4.4 UjiValiditas ... 71

Tabel 4.5 HasilUjiMultikolinieritas ... 73

Tabel 4.6 HasilUjiMultikolinieritasMetode VIF ... 76

Tabel 4.7 UjiHeteroskedastisitasMetode Park ... 75

Tabel 4.8 HasilujiKolmograv-Smirnov Test ... 76

Tabel 4.9 UjiTtest (UjiParsial) VariabelKerjasama Tim (Y) ... 77

Tabel 4.10 UjiTtest (UjiParsial) VariabelDependenKomitmen (Z) .... 78

Tabel 4.11 UjiKoefisienDeterminasi (R2) ... 79

Tabel 4.12 UjiStatistik F ... 80

(17)

Tabel 4.16 AnalisisRegresiX, Z, Y ... 84

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 KerangkaPenelitian... 47

Gambar 3.1 IndikatorPengukuranKepribadian... 59

Gambar 3.2 IndikatorPengukuranKomitmen ... 57

Gambar 3.3 IndikatorPengukuranKerjasama Tim... 58

Gambar 3.4 MetodeStukturalAnalisisJalur ... 65

Gambar 4.1 HasilUjiTtest(UjiParsial) ... 79

(19)

Industri perbankan syariah mengalami perlambatan dalam tiga tahun.

terakhir. Salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan tersebut adalah

kurangnya sumber daya manusia. Lulusan perguruan tinggi atau universitas

dengan program studi terkait perbankan syariah hanya sedikit. Melihat dari sisi

kualitas sudah terlihat bahwa perbankan syariah memang kekurangan SDM, maka

dari itu harus diatasi supaya bisa mengakselerasi industri perbankan syariah

di Indonesia, selain itu permasalahan SDM bukan hanya terkait kuantitas,

tetapi juga kualitas. Tidak semua program studi perbankan syariah yang ada

saat ini sesuai dengan kebutuhan kualitas di industri, bahkan sekarang

bank-bank konvensional mendirikan kantor baru dengan menggunakan prinsip syariah

dan semua itu juga membutuhkan karyawan yang mengerti akan prinsip syariah.

Salah satu contoh bank konvensional yang mendirikan kantor baru

menggunakan prinsip syariah adalah Bank Tabungan Negara

(BTN).Permasalahan di Bank Tabungan Negara (BTN) dapat dilihat dengan

jelas, walaupun BTN sudah mendirikan kantor sendiri dan menggunakan prinsip

syariah akan tetapi masih dipimpin penuh oleh BTN konvensional. Bahkan,

karyawan di BTNS merupakan jebolan dari BTN konvensional dan mereka

bukan dari lulusan program terkait perbankan syariah dan tidak mengerti

(20)

2

Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan tidak akan memberikan hasil

yang optimal apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang

mempunyai kinerja yang optimal. Dalam dunia perbankan sangat diperlukan

pengelolaan sistem secara benar dan tepat. Dalam hal ini mekanisme pengelolaan

harus dilakukan secara baik dan tepat agar bank tersebut dapat melaksanakan

visi dan misi serta tujuan sesuai apa yang diinginkan.

Pengelolaan dimaksudkan disini adalah melakukan strategi dalam mengatur

sistem agar dapat menghasilkan hal yang telah ditentukan seperti visi, misi dan

tujuan. Dengan dilakukan pengelolaan secara baik maka bank tersebut akan

mendapatkan reputasi yang baik dan akan menarik minat masyarakat untuk

melakukan transaksi di bank tersebut sehingga mereka bisa menjadi nasabah

bank tersebut. Untuk meningkatkan persentase nasabah setiap periodenya perlu

dilakukan beberapa evaluasi per periodenya agar dapat dibandingkan dengan

periode sebelumnya, sehingga ketika ada kesalahan atau ketidaksesuaian dapat

ditinjau kembali.

Untuk melaksanakan pengelolaan secara baik, dapat diterapkan sistem

Good Corporate Governance atau GCG. GCG merupakan suatu tata kelola yang

baik yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparancy),

akuntabilitas (accountability), tanggung jawab (responsibility), indepedensi

(indepedency), dan kewajaran (fairnees).

Kebutuhan untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG juga dirasakan sangat kuat

(21)

kompleks. Risiko kegiatan usaha perbankan kian beragam. Keadaan tersebut

semakin meningkatkan kebutuhan akan praktik tata kelola perusahaan yang sehat

(good corporate governance) dibidang perbankan. Penerapan prinsip GCG

selain untuk meningkatkan daya saing bank itu sendiri, juga untuk lebih

memberikan perlindungan terhadap nasabah, agar nasabah dapat percaya terhadap

industri perbankan. Penerapan GCG menjadi suatu kebutuhan mengingat

sektor perbankan mengelola dana publik (nasabah).

Penerapan GCG berawal dari krisis perbankan di Indonesia yang terjadi

pada tahun 1997 hingga tahun 2000, krisis tersebut terjadi tidak hanya

dikarenakan krisis ekonomi dan merosotnya nilai tukar rupiah saja tetapi juga

dikarenakan belum dilaksanakannya Good Corporate Governance. Pada saat

itu terjadi beberapa hal yang menyebabkan minat masyarakat berkurang

terhadap dunia perbankan, salah satu dari hal tersebut adalah tidak adanya

transparansi terhadap informasi keuangan nasabah. Di karenakan alasan

tersebut reputasi perbankan nasional menjadi jelek. Oleh karena itu, diperlukan

usaha untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada industri perbankan,

usaha ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan penting salah satunya

adalah dengan melakukan penerapan GCG, selain penerapan GCG juga harus

Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha (Jakarta :

Kencana, 2008). melakukan tindakan penting lainnya yaitu melakukan ketaatan

terhadap prinsip kehati-hatian dan juga sangat penting diperlukannya pengawasan

(22)

4

Penerapan GCG sangat penting dalam dunia perbankan terutama

perbankan syariah yang melakukan kegiatan perbankan sesuai dengan prinsip

syariah yang berlandaskan Al- Qur‟an dan hadis. Secara umum, fungsi bank

syariah sendiri sama dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga

penghimpun dan penyalur dana nasabah. Karena itu prinsip-prinsip GCG pada

perbankan syariah pun sama saja yaitu pertama, prinsip keterbukaan

(transparancy) berarti bank syariah harus memberikan informasi kondisi dan

kinerja bank tersebut secara tepat waktu, singkat, jelas, dan akurat.

Informasi tersebut juga harus mudah dimengerti dan juga mudah diakses

oleh stakeholders karena hal ini dapat digunakan sebagai penilaian atas

tanggung jawab bank syariah terhadap nasabahnya. Prinsip ini penting kaitannya

dengan nasabah karena seorang nasabah akan lebih percaya apabila bank

memberikan informasi yang akurat kepada nasabahnya, dengan demikian

nasabah akan merasa lebih terbuka dan aman terhadap dana yang akan

disimpannya. Kedua, adalah prinsip akuntabilitas (accounttability) dimana bank

syariah memiliki tanggung jawab yang jelas dari setiap komponen organisasi dan

juga harus sesuai dengan visi, misi, dan strategi perusahaan. Prinsip ini berkaitan

dengan sistem kerja karyawan bank, bagi nasabah faktor kinerja juga bisa

menjadi acuan untuk mempercayai bank tersebut. Karena apabila kinerja para

karyawan telah baik maka sistem didalamnya pun akan berjalan dengan baik,

sehingga nasabah dapat percaya dan merasa aman dalam menyimpan dana ataupun

(23)

Ketiga adalah prinsip tanggung jawab (responbillity) artinya bank syariah

harus memiliki tanggung jawab atau kepedulian yang besar terhadap segala

sesuatunya, agar perbankan syariah terlihat bagus di masyarakat ba nk juga

harus menjadi perusahaan yang baik, perusahaan yang baik terlihat dari sistem

operasionalnya yang berjalan dengan baik. Prinsip ini dapat dilihat dari sitem

hukumnya, apakah sudah sesuai dengan hukum yang ada didalam peraturan

yang berlaku. Apabila sudah sesuai dengan peraturan yang ada maka nasabah akan

merasa aman terhadap dana yang disimpannya karena sudah ada kejelasan didalam

perundang-undangan atau peraturan yang ada.

Keempat, prinsip indepedensi (indepedency) merupakan suatu sikap

dimana bank syariah harus menghindari benturan kepentingan dari

stakeholders, benturan kepentingan merupakan keadaan di mana terdapat

konflik antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan pribadi. Prinsip ini

juga penting kaitannya dengan nasabah, karena nasabah akan percaya terhadap

suatu perbankan apabila didalamnya berjalan sesuai dengan visi dan misi,

apabila ada suatu konflik didalamnya berarti dapat dikatakan bahwa bank

tersebut tidak berjalan dengan baik.

Kelima, merupakan prinsip keadilan (fairneess) adalah sikap dimana bank

harus memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders yang berdasarkan asas

kesetaraan dan kewajaran, tetapi bank juga harus menerima masukan dan saran

(24)

6

Prinsip ini juga merupakan acuan untuk nasabah menilai suatu perbankan,

karena nasabah akan merasa lebih nyaman saat bank dapat berlaku adil atau

dalam kata lain tidak membeda bedakan nasabah satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan prinsip di atas dapat juga dijelaskan prinsip secara syariahnya yaitu

kejujuran (shidiq), pengetahuan kepada masyarakat (tabligh), kepercayaan

(amanah), dan pengelolaan secara profesional (fathanah). Kejujuran (shidiq)

sangat diperlukan dalam perbankan syariah, dimana kejujuran adalah

nilaiyang paling besar di masyarakat, prinsip ini dapat membuat masyarakat

yakin bahwa bank syariah baik dalam mengelola dana yang dipercayakan.

Pengetahuan kepada masyarakat (tabligh) merupakan prinsip yang dapat

memberikan informasi secara akurat, baik dan tepat, informasi ini nantinya

dapat memudahkan dan membuat nasabah nyaman dengan bank syariah

karena mendapat informasi dengan benar. Kepercayaan (amanah) adalah

prinsip yang sangat penting pula, dim ana bank syariah harus berusaha

meyakinkan masyarakat bahwa bank syariah memang berpedoman pada

Al-Qur‟an dan Hadis sehingga dapat di percaya untuk mengelola dana yang

akan mereka simpan. Pengelolaan secara profesional (fathanah), prinsip ini juga

merupakan prinsip penting yang harus bank syariah lakukan agar dapat bersaing

dengan bank lainnya, yaitu mengelola dana secara baik dan benar,

pengelolaan juga aspek yang menjadi acuan penilaian nasabah terhadap kinerja

bank syariah, oleh karena itu sistem pengelolaan yang baik dapat menentukan

(25)

Manfaat mendasar bagi perusahaan yang menerapkan GCG adalah

terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan. Dengan kata lain, manfaat dari

penerapan GCG ini sebenarnya akan tampak dalam jangka panjang dalam bentuk

trend kinerja perusahaan yang tinggi (high performance) serta citra perusahaan

yang baik. Dua hal terakhir disebut hanya akan tercapai jika ada pembenahan pada

masing-masing karyawan yang sebelumnya berkinerja buruk atau kurang

memuaskan menjadi baik atau memuaskan.

Sejauh ini penegakan aturan untuk penerapan GCG belum ada sanksi bagi

perusahaan yang belum menerapkan maupun yang sudah menerapkan tetapi tidak

sesuai standar pelaksanaan GCG. Terlebih masih ada yang menganggap bahwa

tanpa menerapkan GCG ini pun perusahaan tetap dapat menjaga kelangsungan

hidupnya.Namun fakta nya di lapangan, banyak perusahaan yang memiliki nilai

tambah tersendiri bagi yang telah menerapkan GCG dengan yang belum

menerapkannya.

Tingkat perkembangan ekonomi dalam dunia bisnis yang semakin maju

seiring dengan canggihnya teknologi, akan memacu perkembangan industri di

tanah air sehingga semakin ketat pula persaingan antar perusahaan dalam

mencapai tujuannya sehingga diperlukan sumber daya manusia yang

berkompeten karena sumber daya manusia merupakan komponen yang penting,

selain sebagai aset manajemen juga sebagai faktor penggerak dan pelaksana

(26)

8

Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya terus didukung oleh sumber

daya manusia yaitu karyawan-karyawan yang berprestasi dengan sikap dan

sifat membangun, mempunyai daya tanggap tinggi dan kreatif. Seperti yang

diungkapkan Subekhi dan Mohammad (2012:16) yaitu dalam organisasi yang

besar, modal yang besar, teknologi yang canggih, sumber daya alam yang

berlimpah tidak mungkin dapat didaya gunakan tanpa sumber daya manusia

yang memadai, mempunyai kemampuan dan kompetensi untuk memanfaatkan

sumber daya lingkungan.Salah satu faktor yang dapat menunjang tercapainya

tujuan perusahaan adalah kerjasama tim.

Kerjasama antar karyawan akan berpengaruh terhadap kinerja yang

dihasilkannya, karena dengan melakukan kerjasama tim maka pekerjaan yang

dihasilkan akan lebih cepat sehingga membina kerja sama tim yang efektif dalam

perusahaan adalah suatu keharusan. Kemampuan untuk bekerja secara efektif

dalam tim sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama dalam

perusahaan Sopiah (2008:30). Dengan organisasi yang telah merestrukturisasi

diri akan dapat bersaing dengan efektif dan efisien, berubah menjadi tim

yang mampu memanfaatkan bakat karyawan secara lebih baik.

Herman Sulistio (2016) judul penelitian “Pengaruh Kecerdasan Emosional

Dan Kepribadian Terhadap Kerjasama Karyawan Pada Pt Bank Danamon

Indonesia, Tbk” hasil penelitian menunjukkanterdapat pengaruh positif dan

segnifikan kepribadian terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Danamon

(27)

Ricky Montolalu1 (2016) judul penelitian “Pengaruh Kepribadian, Orientasi

Kerja Dan Penempatan Pegawai Terhadap Kerjasama karyawan” hasil penelitian

menunjukkan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kerjasama

tim.

Nur Muhsin (2016) “Pengaruh Kepribadian Dan Motivasi Kerja Terhadap

Kerjasama Karyawan Dimoderasi Budaya Organisasi” hasil penelitian

menunjukkan Kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

tim.

Annisa Nugraheni (2012), judul penelitian Pengaruh Kepribadian Terhadap

Kerjasama Tim & Kepuasan Kerja Individu hasil penelitian menunjukkan bahwa

kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tim.

Wahyu Kusuma Pratiwi (2014), judul penelitian „‟Pengaruh Kepribadian

Terhadap Kerjasama Tim Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan‟‟ hasil

penelitian menunjukkan kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kerjasama tim.

Carol dalam Wahyu Kusuma Pratiwi (2014) menyatakan perbedaan

kepribadian dari para anggota tim memiliki potensi untuk meningkatkan

efektivitas tim.

Debora Eflina (2014), judul penelitian „‟Pengaruh Kepribadian Dan

Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenzhip Behavior‟‟ hasil

penelitian menunjukkan bahwa kepribadian ebrpengaruh positif dan signifikan

(28)

10

Conti dan Kleiner dalam Wahyu Kusuma Pratiwi (2014), judul penelitian

„‟Pengaruh Kepribadian Terhadap Kerjasama Tim Dan Dampaknya Terhadap

Kinerja Karyawan‟‟ menunjukkan organisasi dengan tim akan mempertahankan

orang-orang terbaik yang akan menciptakan sebuah kinerja tinggi yang

fleksibel, efisien dan yang paling penting menguntungkan.

Strohmeier dalam Nugraheni (2011). Selain itu kunci utama dalam

kerjasama tim yang baik adalah komunikasi yang efektif dan menghilangkan

ego individu, yang mana kedua hal ini tergantung pada bagaimana

karakteristik kepribadian yang mereka miliki, hasil penelitian menunjukkan

kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tim.

Neuman et al dalam Peeters et al., (2006) juga menunjukkan bahwa

anggota tim yang memiliki sifat tidak stabil atau neuroticisme akan memiliki

efek buruk pada efektivitas tim dengan mengganggu kerjasama tim.

Kepribadian seorang karyawan dapat mempengaruhi kerjasama tim yang

diakukannya.

Feichtner dalam Carol (2013) mengatakan perbedaan kepribadian juga

dapat meningkatkan ketegangan antara anggota tim.

Peeters et al., dalam Wahyu Kusuma Pratiwi (2014), judul penelitian

„‟Pengaruh Kepribadian Terhadap Kerjasama Tim Dan Dampaknya Terhadap

Kinerja Karyawan‟‟mengatakan semakin tinggi kepribadian openness to

(29)

Dari telaah beberapa hasil temuan penelitian di atas, maka ditentukan

inkonsistensi hasil penelitian mengenai pengaruh Kepribadian dan Komitmen

terhadap kerjasama tim. Berikut disajikan peneliti dan hasil temuannya yang

menunjukkan adanya gap dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Temuan Research Gap

Kepribadian Terhadap Kerjasama Tim

NO Judul Penelitian Peneliti dan

Tahun kerjasama tim karyawan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk Unit KM 12 Palembang.

(30)

12 para anggota tim memiliki potensi untuk meningkatkan efektivitas tim. orang-orang terbaik yang akan menciptakan sebuah kinerja tinggi yang fleksibel, efisien dan yang paling penting

Tidak ada pengaruh positif dan signifikan kepribadian terhadap

Tidak ada pengaruh positif dan signifikan kepribadian terhadap kerjasama tim , semakin tinggi kepribadian openness to experience tidak berhubungan positif dengan kerja tim.

(31)

efektivitas tim dengan

No Judul Penelitian Peneliti dan

Tahun

Julistia (2015) Komitmen tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kerjasama tim

Komitmen Terhadap Kerjasama Tim

No Judul Penelitian Peneliti dan

(32)

14

Rinatasari (2009) Tidak ada pengaruh positif dan signifikan komitmen terhadap kerjasama tim pada karyawan

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah obyek yang

diteliti dan variabel penelitian, variabel-variabel tersebut ditambah atau dikurangi

dari masing-masing penelitian.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyu Kusuma Pratiwi dan

Dwiarko Nugrohoseno (2014) menggunakan berbagai variabelyang

mempengaruhi kerjasama tim, diantaranya penelitian yang berjudul “Pengaruh

Kepribadian dan Motivasi Terhadap Kerjasama Tim Dan Dampaknya Terhadap

Kinerja Karyawan”.

Penelitian Novi Prabandari (2008) tentang “Pengaruh Kepribadian 5 Faktor

dan Semangat Kerja Terhadap Komitmen Karyawan dan Dampaknya Terhadap

Kerjasama Tim” menggunakan variabel semangat kerja untuk mempengaruhi

komitmen dan dampaknya terhadap kerjasama tim.

Sedangkan variabel yang dipilih dalam penelitian ini kepribadian terhadap

kerjasama tim, dan menjadikan komitmen sebagai variabel intervening. Obyek

penelitian pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang

(33)

Dalam upaya menciptakan kinerja karyawan yang baik, Bank Tabungan

Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang Semarang nampaknya masih terdapat

kendala yang dihadapi untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya ada masalah

mengenai kepribadian, begitu pula komitmen kerja, sehingga dapat

mengakibatkan kinerja karyawan menurun yang disebabkan komitmen kerja

yang rendah dalam mengerjakan pekerjaan, sehingga pekerjaan karyawan

menjadi tidak dapat terselesaikan sesuai dengan yang direncanakan dan kurang

tepatnya waktu.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik

mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepribadian Terhadap

Kerjasama Tim Melalui Komitmen Sebagai Variabel Intervening. (Studi khasus

pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah)”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan dianalisis

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kepribadian (X) terhadap komitmen (Z) di

perusahaan?

2. Apakah terdapat pengaruh kepribadian (X) terhadap kerjasama tim (Y) dalam

perusahaan?

3. Apakah terdapat pengaruh komitmen (Z) terhadap kerjasama tim (Z) dalam

(34)

16

4. Apakah terdapat pengaruh kepribadian (X) terhadap kerjasama tim (Y) melalui

komitmen (z) dalam perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh kepribadian terhadap komitmen.

2. Untuk menguji pengaruh kepribadian terhadap kerjasama tim.

3. Untuk menguji pengaruh komitmen terhadap kerjasama tim.

4. Untuk menguji pengaruh kepribadian terhadap kerjasama tim melalui

komitmen.

D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis

a. Untuk memenuhi syarat kelulusan jenjang Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan

Perbankan Syariah SI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

b. Untuk menerapkan dan memadukan pengetahuan yang diperoleh selama

perkuliahan di IAIN Salatiga.

c. Untuk mengetahui kualitas penulis dan mengaplikasikan ilmu yang dimiliki.

2. Bagi perusahaan atau dunia industri secara umum, penelitian ini memberi

masukan bahwa Kepribadian, Komitmen Dan Komunikasi dapat berpengaruh

terhadap kepuasan kerja karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja

karyawan.

(35)

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan

sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Manajemen Sumber

Daya Manusia yang berkaitan dengan kinerja karyawan.

E.Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN: Merupakan bab pendahuluan yan menguraikan

tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI: Bab ini akan membahas tentang landasan teori,

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN: Merupakan pada bab yang menjelaskan

mengenai metode penelitian. akan menguraikan tentang jenis penelitian, lokasi

penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi

operasional, pengukuran variabel, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian

dan alat analisis.

BAB IV ANALISIS DATA: Pada bab ini berisi gambaran singkat obyek

penelitian dan hasil analisis data serta pembahasan atas hasil pengolahan data.

BAB V PENUTUP: Pada bab penutup ini berisikan hasil atau kesimpulan

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI A.Telaah Pustaka

Penelitian mengenai pengaruh kepribadian dan komitmen terhadap kerjasama

tim dalam perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

Kepribadian terhadap kerjasama tim

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Kusuma Pratiwi dan Dwiarko

Nugrohoseno (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Kepribadian Terhadap

Kerjasama Tim Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Consientiousness, menilai kemampuan individu di dalam

organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan

sebagai perilaku langsungnya. Individu yang tekun dalam organisasi akan bekerja

dengan sangat baik maka semakinbanyak pula kontribusi yang diberikandalam

kerjasama tim sehingga output yang dihasilkan bisa maksimal dan mencapai

target.

Kepribadian yang dimiliki setiap individu beragam dan berbeda-beda yang

menjadikan karakteristik individu tersebut. Menurut Robbins dan Judge

(2008:126) kepribadian setiap individu akan membentuk perilaku individu.

Penelitian yang dilakukan Neuman et al., dalam Peeters et al., (2016)

menunjukkan bahwa anggota tim yang memiliki sifat tidak stabil atau

(37)

mengganggu kerjasama tim. Orang yang mempunyai sifat tidak stabil akan

mempengaruhi rekan lainya dalam tim tersebut sehingga proses kerjasama dalam

tim juga akan terganggu dan output yang dihasilkan menurun.

Hasil penelitian Brickell et al., dalam Carol (2013) menyatakan perbedaan

kepribadian dari para anggota dalam tim memiliki potensi untuk meningkatkan

efektivitas tim. Karyawan yang nyaman berinteraksi dengan rekan kerja dan

senang berkelompokakan mudah bergaul atau bersosialisasi terhadap timnya akan

lebih mudah dalam melakukan pemecahan masalah maupun tugas- tugas dalam

timnya. Seseorang yang memiliki kepribadian mudah bekerja dengan orang lain

dan pengertian juga akan memberikan pengaruh yang baik terhadap timnya,

sehingga akan meningkatkan output dalam tim.

Namun Feichtner Elaine (2013) mengatakan perbedaan kepribadian juga

dapat meningkatkan ketegangan antara anggota tim. Kepribadian Neuroticism,

mengidentifikasi kecenderungan individu apakah mudah mengalami kecemasan,

stress, mempunyai ide-ide yang tidak realistis dapat mengakibatkan perpecahan

dalam sebuah tim karena setiap anggota mempunyai argument atau pendapat yang

berbeda-beda dan saling mempertahankan pendapat masing-masing. Perbedaan

sikap dan kepribadian antara karyawan satu dengan lainnya harus diperhatikan

karena akan berpengaruh dalam kelancaran kerjasama tim.

Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Nugraheni (2014) dengan judul

penelitian “Pengaruh Kepribadian Terhadap Kerjasama Tim & Kepuasan Kerja

(38)

20

kepribadian dengan kerjasama tim. Kepribadian dapat mempengaruhi sebuah

kerjasama tim dan kepuasan kerja individu. Organisasi yang ingin

mengembangkan tim yang efektif perlu menganalisis jenis kepribadian komposisi

dari kelompok-kelompok ini dan membantu anggota tim dalam memahami atribut

pribadi mereka sendiri serta menghargai kontribusi dari anggota tim lainnya.

Debora Eflina (2004) “Pengaruh Kepribadian, Komitmen Organisasi Dan

Organizational Citizenzhip Behavior Terhadap Kerjasama Tim”. Hasil penelitian

menunjukkan semakin tinggi kepribadian Opennes to Experience, melalui

usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi

kepentingannya sendiri, semakin terikat karyawan tersebut secara emosional

dengan perusahaan, maka semakin cenderung ia membantu rekan kerja dan atasan

dalam hal penyelesaian tugas, pemecahan masalah dalam bekerja, dan pemberian

semangat dan penguatan, serta semakin cenderung ia membantu organisasi secara

keseluruhan, dengan cara menolerir situasi yang kurang ideal dalam bekerja,

peduli pada kelangsungan hidup perusahaan dan patuh pada peraturan dan tata

tertib perusahaan sehingga meningkatkan kerjasama tim dalam organisasi.

Kepribadian terhadap komitmen.

Penelitian Novi Prabandari (2008) tentang “Pengaruh Kepribadian 5 Faktor

dan Semangat Kerja Terhadap Komitmen Karyawan” hasil penelitian

menunjukkan bahwa kepribadian berpengaruh positif terhadap komitmen

(39)

berpengaruh positif secara langsung terhadap keberpihakan terhadap

timnya.Individu menetap dalam suatu perusahaan karena keinginannya sendiri.

Semakin tinggi kepribadian akan meningkatkan komitmen semakin terikat

karyawan tersebut secara emosional dengan perusahaan, maka semakin cenderung

ia membantu rekan kerja dan atasan dalam hal penyelesaian tugas, pemecahan

masalah dalam bekerja, dan pemberian semangat dan penguatan, serta semakin

cenderung ia membantu organisasi secara keseluruhan.

Raisah Surbakti (2006) judul penelitian “Pengaruh Kepribadian dan Kepuasan

Kerja Terhadap Komitmen Organisasi” menyebutkan kepribadian Extraversion,

yang menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal dengan kebutuhan

untuk di dukung, kemampuan untuk berbahagia dapat mempegaruhi komitmen

kayawan sehingga dapat menghasilkan output yang bagus untuk perusahaan.

Nursangadah (2017) judul penelitian “Pengaruh Kompetensi dan Kepribadian

Terhadap Kerjasama Tim Dengan Mediasi Komitmen” menghasilkan bahwa

kepribadianagreeableness berpengaruh positif terhadap komitmen, semakin

berkepribadian komitmen (Performing)seseorangakanmembangun sistem yang

memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap

ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.Hasil penelitian

menunjukkan semakin tinggi kepribadian semakin terikat karyawan tersebut secara

emosional atau menguatkan komitmen karyawan dengan perusahaan, maka

semakin cenderung ia membantu rekan kerja dan atasan dalam hal penyelesaian

(40)

22

Koesmono (2004) judul penelitian “Pengaruh Kepribadian Terhadap

Komitmen dan Perilaku Serta Kinerja Karyawan” hasil penelitian menunjukkan

bahwa kepribadian seseorang dapat mempengaruhi komitmen pada diri orang

tersebut, karyawan yang berkomitmen tinggi akan memiliki kinerja yang

tinggi dan loyalitas untuk perusahaan. sebaliknya, karyawan yang cenderung

memiliki komitmen rendah, kinerjanya pun rendah dan loyalitas yang kurang

terhadap perusahaan.

Komitmen terhadap kerjasama tim.

Aziz Fathoni (2016) judul penelitian “Pengaruh Kepuasan Kerja, Persepsi

Pegawai Dan Komitmen Organisasi Pegawai Tehadap Kerjasama Tim” hasil

penelitian menunjukkan bahwa komimen berpengaruh terhadap kerjasama tim

dalam organisasi, sama seperti pendapat Allen dan Meyer yang menyatakan bahwa

komitmen sebagai sebuah konsep yang memiliki tiga dimensi yaitu affective commitment, continuance commitmen, dan normative commitment. Dalam

penelitian ini komitmen afektif sebagai suatu ikatan atau keterlibatan emosi

dalam mengidentifikasi dan terlibat dalam perusahaan. Oleh karena itu

komitmen tehadap organisasi perlu diterapkan, karena dengan komitmen terhadap

organisasi dapat membuat seorang karyawan menjadi lebih bertanggung jawab

terhadap pekerjaan dibandingkan dengan karyawan yang tidak mempunyai

komitmen terhadap organisasi.

Sunanto(2012) judul penelitian “Pengaruh Kepribadian, KomitmenOrganisasi,

(41)

Tim”Continuancecommitment yaitu komitmen induvidu yang didasarkan pada

pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila akan meninggalkan

perusahaan. Dalam hal ini individu memutuskan menetap pada suatu

perusahaan karena menganggapnya sebagai suatu pemenuhan kebutuhan.

Karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi akan merasa terikat pada

kelangsungan hidup perusahaan dan patuh pada peraturan dan tata tertib

perusahaan sehingga meningkatkan kerjasama tim dalam organisasi. Komitmen

yang tinggi akan menjadikan karyawan tersebut loyal dalam melaksanakan

tugasnya sehingga akan bekerja lebih lama dan memahami dengan baik cara kerja

agar lebih tertarik bekerjasama dengan anggota tim yang lain.

Berbeda dengan penelitian yang dilakkan oleh Rinatasari (2009) dengan judul

penelitian “Pengaruh Motivasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kerjasama

Tim Pada Karyawan BPRS Bumi Artha” hasil penelitian menunjukkan bahwa

komitmen tidak berpengaruh terhadap kerjasama tim pada karyawan BPRS karena

komitmen afektif sebagai suatu ikatan atau keterlibatan emosi dalam

mengidentifikasi dan terlibat dalam perusahaan. Dalam hal ini individu

menetap dalam suatu perusahaan karena keinginannya sendiri bukan karena

benar-benar membutuhkanya, mereka tidak memikirkan posisinya bilamana dia

(42)

24

B. Kerangka Teori 1. Kerjasama tim

Kerjasama tim merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

organisasi. Pemahaman mengenai kerjasama tim tergantung beberapa aspek

diantaranya aspek individual yang mampu mempengaruhi kerjasama tim dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien bagi

perusahaan. Sasaran kerja tim berupa sasaran yang harus dicapai dalam kurun

waktu tertentu, dan dibagi dalam tugas-tugas dan pekerjaan yang harus

dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua orang.

Keuntungan dari cara ini adalah bahwa setiap karyawan akan saling

mengingatkan untuk bekerja dengan benar, karena keberhasilan pekerjaan

atau pencapaian unit kerja sangat tergantung pada semua karyawan dalam

melakukan tugas masing-masing. Cara ini sangat efektif untuk

meningkatkan semangat kerja tim dan mengurangi konflik yang terjadi.

Faktor-faktor yang mendasari perlunya dibentuk tim adalah:

a. Pemikiran dari dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada

pemikiran satu orang saja.

b. Konsep sinergi (yang disimbolkan: 1+1 > 2), yaitu bahwa hasil

keseluruhan (tim), jauh lebih baik dari pada jumlah bagiannya (anggota

individu).

c. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga

(43)

d. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik.

Kerjasama tim selalu membahas proses dan hasil kerja dalam tim,

yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki

pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan

bersama-sama menyelesaikan tugas yang diberikan perusahaan.

Suatu tim kerja akan menghasilkan sinergi yang positif melalui usaha

yang terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan tingkat kinerja yang

lebih besar dari pada jumlah input individu tersebut. Penggunaan tim yang

ekstensif menciptkan potensi bagi suatu organisasi untuk menhasilkan output

yang lebih besar dengan tidak ada peningkatan dalam input.

Griffin (2004) menyatakan bahwa “Kerjasama tim adalah kegiatan yang

dilakukan kelompok pekerja yang berfungsi sebagai satu unit, biasanya hampir

tanpa supervisi, untuk mengerjakan tugas-tugas, fungsi-fungsi dan

aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan”.

Selanjutnya Dewi (2007) berpendapat kerjasama tim (teamwork) adalah

bentuk khusus kelompok kerja yang harus diorganisasi dan dikelola secara

berbeda dengan bentuk kelompok kerja lain. Tim beranggotakan orang-orang

yang dikoordinasi untuk bekerja bersama. Terjadi saling ketergantungan yang

kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan sebuah

tugas. Dengan bekerja dalam tim diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan

(44)

26

Pada suatu organisasi keberadaan tim struktural atau fungsional merupakan

suatu jalan untuk meningkatkan produktivitas, pendayagunaan sumberdaya

secara efektif, penghematan biaya, peningkatan mutu dan sebagainya.

Disebutkan bahwa kelompok akan lebih merasakan keberhasilannya apabila

bekerja dan menjadi unit yang lebih produktif yaitu tim atau kelompok kerja.

Lebih spesifik Robbins dan Judge (2008) menyatakan bahwa kerja tim adalah

kelompok di mana individu menghasilkan tingkat kinerja yang lebih besar

daripada jumlah masukan individu tersebut”.

Pada suatu perusahaan dengan jumlah orang yang sama, mengerjakan tugas

yang sama dengan teknologi yang sama, berhasil meningkatkan produktivitas

secara dramatis dengan menetapkan iklim di mana orang bersedia memberikan

yang terbaik dari yang dimilikinya dan bekerja bersama di dalam tim. Hasil

kerja tidak seperti kelompok yang oleh sebagian pimpinan dinilai hasilnya

baik, sebuah tim bisa menjadi tidak lagi seperti biasa, artinya bisa istimewa,

atau sebagai hasil yang dramatis.

Keberhasilan sebuah tugas akan lebih meningkatkan produktivitas apabila

orang bersedia bekerja dalam sebuah tim, dengan menetapkan iklim di mana

orang bersedia memberikan yang terbaik dari diri mereka. Oleh karena itu,

anggota tim harus bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. West (2002) merinci ada 4 (empat) kekuatan dalam membangun

(45)

a. Kelompok hendaknya mempunyai tugas-tugas yang menarik secara

intrinsik agar berhasil. Anggota tim akan bekerja lebih keras jika

tugas-tugas yang harus dikerjakannya secara intrinsik menarik minat,

memotivasi, menantang, dan menyenangkan.

b. Individu seharusnya merasa dirinya penting bagi nasib kelompok. Satu hal

yang akan menjadikan anggota tim bahwa kerjanya sangat penting bagi

kelangsungan nasib kelompoknya adalah melalui penggunaan teknik

penjelasan peran (role clarification) dan negosiasi (negotiation).

c. Kontribusi individual seharusnya sangat diperlukan, unik, dan teruji.

Dampak keengganan sosial sangat berkurang pada anggota tim yang

merasa kerja mereka bermanfaat bagi keberhasilan tim secara menyeluruh.

d. Seharusnya ada tujuan tim yang jelas dengan umpan balik kinerja yang

tetap. Penting bagi para individu mempunyai tujuan yang jelas dan umpan

balik kinerja (performance feedback) yang sama pentingnya bagi tim

secara keseluruhan. Tujuan dapat berfungsi sebagai motivator keberhasilan

tim jika umpan balik kinerja tercapai secara akurat.

Selanjutnya Williams (2008) membagi ada 5 (lima) hal yang

menunjukkan peranan anggota dalam membangun kerja tim yang efektif,

yaitu :

a. Anggota mengerti dengan baik tujuan tim dan hanya dapat dicapai dengan

baik dengan dukungan bersama, dan mempunyai rasa saling

(46)

28

b. Anggota menyumbang keberhasilan tim dengan menerapkan bakat dan

pengetahuannya untuk sasaran tim, dapat bekerja secara terbuka, dapat

mengekspresikan gagasan, opini dan ketidaksepakatan, peranan dan

pertanyaannya disambut dengan baik.

c. Anggota berusaha mengerti sudut pandang satu sama lain, didorong untuk

mengembangkan ketrampilannya dan menerapkan pada pekerjaan, untuk

itu mendapat dukungan dari tim.

d. Anggota mengakui bahwa konflik adalah hal yang normal, atau hal yang

biasa, dan berusaha memecahkan konflik tersebut dengan cepat dan

konstruktif (bersifat memperbaiki).

e. Anggota berpartisipasi dalam keputusan tim, tetapi mengerti bahwa

pemimpin mereka harus membuat peraturan akhir setiap kali tim tidak

berhasil membuat suatu keputusan, dan peraturan akhir itu bukan

merupakan persesuaian.

Pada dunia usaha, penggunaan kerjasama tim merupakan solusi

terbaik untuk mencapai suatu kesuksesan. Kerjasama tim yang solid akan

memudahkan manajemen dalam mendelegasikan tugas-tugas organisasi.

Namun demikian untuk membentuk sebuah tim yang solid dibutuhkan

komitmen yang tinggi dari manajemen. Hal terpenting adalah bahwa

kerjasama tim harus dilihat sebagai suatu sumber daya yang harus

dikembangkan dan dibina sama seperti sumber daya lain yang ada dalam

(47)

harus dilakukan atas dasar kesadaran penuh dari tim tersebut sehingga segala

sesuatu berjalan secara normal sebagai suatu aktivitas sebuah tim, meskipun

pada kondisi tertentu manajemen dapat melakukan intervensi.

Menurut Robbins dan Judge (2008) bahwa Secara umum kerjasama tim

dapat didefinisikan sebagai kelompok yang berinteraksi terutama untuk

berbagi informasi dan mengambil keputusan agar bisa membantu tiap anggota

berkinerja dalam bidang sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

Seseorang ketika bekerja di dalam kelompok akan ada dua isu yang

muncul. Pertama adalah adanya tugas-tugas (task) dan masalah-masalah yang

berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini merupakan topik utama

yang menjadi perhatian tim. Kedua adalah proses yang terjadi di dalam tim

itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah tim

sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam tim, dan

lain-lain. Dengan kata lain proses menunjuk pada semangat kerjasama,

koordinasi, prosedur yang harus dilakukan dan disepakati oleh seluruh

anggota, dan hal-hal lain yang berguna untuk menjaga keharmonisan

hubungan antar individu dalam kelompok itu.

Tanpa memperhatikan proses maka sebuah tim tidak akan memiliki nilai

apa-apa bagi perusahaan dan hanya akan menjadi sumber masalah bagi

perusahaan dalam pembentukan sebuah teamwork. Sebaliknya jika proses

(48)

30

performansikerja mereka akan meningkat karena akan mendapat dukungan

secara teknis maupun moral.

Kerja tim merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan

berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang

mapan. selain itu keterampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang

dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat

tim lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian

sekalipun.

Sebuah tim dapat dilihat sebagai suatu unit yang mengatur dirinya sendiri.

Rentangan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki anggota dan self monitoring yang ditunjukkan oleh masing-masing tim memungkinkan untuk

diberikan suatu tugas dan tanggung jawab. Bahkan ketika suatu masalah

tersebut dapat diputuskan oleh satu orang saja, melibatkan kerjasama tim akan

memberikan beberapa keuntungan.

Keuntungan tersebut adalah: Pertama, keputusan yang dibuat secara

bersama-sama akan meningkatkan motivasi tim dalam pelaksanaanya. Kedua,

keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh tim dibandingkan jika

hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.

Berdasarkan perspektif individu, dengan masuknya individu tersebut ke

dalam suatu kelompok, maka hal tersebut akan menambah semangat juang

atau motivasi untuk mencapai suatu prestasi yang mungkin tidak akan pernah

(49)

tim mendorong setiap anggotanya untuk memiliki wewenang dan tanggung

jawab sehingga meningkatkan harga diri setiap orang.

Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar

dapat berkinerja dan berdaya guna, perancangan tim yang baik sangat

diperlukan. Griffin (2004) membagi perkembangan suatu tim secara umum ke

dalam 4 (empat) tahap, yaitu:

a. Forming (pembentukan), adalah tahapan dimana para anggota setuju untuk

bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap

orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri.

Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu,

bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung

belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua

kelompoknya terlebih dahulu).

b. Storming (merebut hati), adalah tahapan dimana kekacauan mulai timbul di

dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan

kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti

pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi

pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua bersikeras dengan

pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena

masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar.

c. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan dimana individu-individu

(50)

32

bersama dan berjuang untuk menghindari tim tersebut dari kehancuran

(bubar). Karena semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota

mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya

kepada seluruh anggota tim.

d. Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi

dimana tim sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya

untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini

keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.

2. Kepribadian

Kepribadian adalah organisasi dinamik dari sistem-sistem psikologis

dalam individu yang menentukan kemampuan seseorang untuk beradaptasi

secara unik dengan lingkungannya (Robbins & Judge (2013). Kepribadian

adalah asosiasi dari berbagai latar belakang yang manusia pilih dan

bagaimana mereka menggunakannya dalam pekerjaan.

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian menurut

peneliti adalah sebuah karakteristik di dalam diri individu yang relatif

menetap, bertahan, yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap

lingkungan. Dalam teori The Big Five Personality, menurut Costa (dalam

Pervin & John, 2001) kepribadian memiliki lima dimensi yaitu:

1. Neuroticism, mengidentifikasi kecenderungan individu apakah mudah

(51)

2. Extraversion, menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level

aktivitasnya, kebutuhan untuk di dukung, kemampuan untuk berbahagia.

3. Opennes to Experience, melalui usahanya secara proaktif dan

penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri.

4. Agreeableness, menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum mulai

lemah lembut sampai dengan antagonis dalam berpikir.

5. Consientiousness, menilai kemampuan individu di dalam organisasi, baik

mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai

perilaku langsungnya.

Pembahasan tentang kepribadian sangat kompleks. Dari sekian banyak

pengertian kepribadian, akan dikutip beberapa diantaranya yang relevan

dengan tulisan ini. Nimran (1999) mendefinisikan kepribadian sebagai

keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan

orang lain. Proses interaksi antara individu dapat menunjukkan tingkah

laku mereka. Kepribadian didefinisikan Pervin dalam Michell et al, (1988)

sebagai karakteristik-karakteristik dari seseorang yang tergambar pada

pola-pola yang konsisten dalam perilakunya.

Menurut Mitchell et al,, (1988) ada dua aspek penting dari pengertian

diatas yang perlu diperhatikan, pertama ; kepribadian adalah menetapkan

pedoman bagi perilaku. Kita dapat menemukan tentang suatu kepribadian

(52)

34

dengan benar melalui uji klinis psikologis secara profesional. Kedua ;

kepribadian adalah menetapkan hubungan yang konsisten dari perilaku.

Sehubungan dengan beberapa pengertian kepribadian yang berbeda diatas

baik pengertian sehari-hari maupun secara ilmiah, Koeswara (1999) melihat

batasan-batasan tersebut memiliki beberapa persamaan yaiu :

a. Melukiskan kepribadian sebagai suatu struktur atau organisasi tingkah

laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintregasikan oeh

kepribadian.

b. Menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual.

c. Pentingnya melihat kepribadian dari sudut sejarah hidup perkembangan

dan perspektif keribadian.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Teori Kepribadian Latar belakang

terbentuknya teori kepribadian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun

ada dua faktor yang besar pengaruhnya yaitu faktor historis dan faktor

kontemporer. Dari aspek historis ada empat faktor utama yang berpengaruh

langsung atas pembentukan teori kepribadian, Koeswara (1999) yaitu:

a. Pengobatan klinis Eropa. Sepanjang sejarah, pengobatan selalu dikaitkan

halnya dengan pengobatan klinis Eropa abad 18 dan 19, merupakan

faktor yang paling berpengaruh langsung atas struktur teori kepribadian

abad 20.

b. Psikometrik. Merupakan faktor yang telah memainkan peranan yang

(53)

c. Behaviorisme. Peranannya dalam pembentukan teori kepribadian terletak

pada upaya-upaya dan anjuran-anjuran untuk memandang dan meneliti

tingkah laku secara obyektif. Metode ini telah memberikan sumbangan

yang besar bagi terciptanya konsep-konsep tingkah laku (teori

kepribadian) yang dapat diuji ketepatannya secara, empiris.

d. Psikologi Gestalt. Konsep yang disumbangkan adalah pertama; suatu

fenomena harus dan hanya dapat dimengerti sebagai suatu totalitas

(keseluruhan). Kedua : fenomena adalah data yang mendasar bagi

spikologi untuk memahami suatu fenomena, pengamat harus bersikap

netral.

Sedangkan faktor-faktor kontemporer yang mempengauhi teori

kepribadian berasal dari dalam maupun dari luar psikologi. Dari dalam

psikologi berupa perluasan bidang studi baru seperti psikologi lintas

budaya, studi tentang proses-proses kognitif dan motivasi. Dari luar psikologi

adalah sifat ekstensialisme, perubahan-peruahan sosial, teknologi komputer

dan revolusi sosial pada tahun 1970 an yang menimbulkan kesadaran yang

lebih dalam tentang relativitas nilai-nailai, cara hidup dan kehidupan itu

sendiri.

3. Komitmen

Komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang karyawan

memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk

(54)

36

Judge (2007) didefinisikan sebagai keterlibatan pekerjaaan yang tinggi

berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu.

Komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang

merekrut individu tersebut. Dalam organisasi sekolah guru merupakan

tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru

dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik mampu menjalankan

berbagai kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan mempunyai komimen

yang kuat terhadap tempat dia bekerja.

Menurut Griffin (2004), komitmen organisasi adalah sikap yang

mencerminkan sejauh mana seseorang individu mengenal dan terikat pada

organisasinya. Seseorang individu yang memiliki komitmen tinggi

kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.

Menurut Luthans (1995), komitmen organisasi didefinisikan sebagai:

keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan

untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, dan keyakinan tertentu,

dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan

sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses

berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya

terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan.

Mowday, Porter, dan Steers (1982:186) mendefinisikan komitmen

(55)

bahwa komitmen organisasi memiiki arti lebih dari sekedar loyalitas yang

pasif, tetapi melibatkan hubungan aktif dan keinginan karyawan untuk

memberikan kontribusi yang berarti pada organisasinya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Handoko (2008:44), komitmen

karyawan adalah tingkatan dimana seorang pekerjaan mengidentifikasikan

diri dengan perusahaan dan tujuan-tujuannya dan berkeinginan untuk

memelihara keanggotaannya dalam perusahaan. Komitmen karyawan

didorong dengan kondisi lingkungan kerja yang adil untuk karyawan,

semakin tinggi karyawan dihargai, semakin tinggi juga komitmen karyawan

pada perusahaan tersebut.

Pendekatan Komitmen

Menurut Meyer dan Allen (2002:87), terdapat tiga model komitmen

dan direfleksikan dalam tiga pokok utama antara lain:

1. Affective commitment atau komitmen afektif adalah komitmen sebagai

suatu ikatan atau keterlibatan emosi dalam mengidentifikasi dan

terlibat dalam perusahaan. Dalam hal ini individu menetap dalam

suatu perusahaan karena keinginannya sendiri.

2. Continuance commitment yaitu komitmen induvidu yang didasarkan

pada pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila akan

meninggalkan perusahaan. Dalam hal ini individu memutuskan

menetap pada suatu perusahaan karena menganggapnya sebagai suatu

(56)

38

3. Normative commitment yaitu keyakinan individu tentang tanggung jawab

terhadap perusahaan. Individu tetap tinggal pada suatu perusahaan

karena merasa wajib untuk loyal pada perusahaan tersebut.

Berdasarkan ketiga pendekatan yang telah dijelaskan diatas, pandangan

bahwa komitmen merupakan kondisi psikologis yang mencirikan

hubungan antara karyawan dengan perusahaan dan memiliki implikasi

bagi keputusan individu untuk tetap berada atau meninggalkan

perusahaan menjadi hal yang umum. Namun demikian sifat dari tiap bentuk

komitmen tersebut tetap berbeda.

Bentuk Komitmen

Dalam Soetjipto (2007:122), Argyris mengemukakan dua bentuk

komitmen yakni:

a. Eksternal, merupakan komitmen yang dibentuk oleh lingkungan kerja.

Komitmen ini muncul karena adanya tuntutan terhadap penyelesaian

tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para karyawan

yang menghasilkan adanya reward dan punishment. Peran manajer dan

supervisor sangat vital dalam menentukan timbulnya komitmen ini,

karena belum adanya suatu kesadaran individual atau tugas yang diberikan.

b. Internal, merupakan komitmen yang berasal dari diri seseorang untuk

menyelesaikan berbagai tugas, tanggung jawab dan wewenang

berdasarkan pada alasan dan motivasi yang dimilikinya. Pemberdayaan

(57)

pemberdayaan akan berhasil bila ada motivasi dan kemajuan yang

kuat untuk mengembangkan diri dan memacu kreativitas individu

dalam menerima tanggung jawab yang lebih besar.

Manfaat Komitmen Karyawan

Steers dan Porter (2011:125), mengemukakan tingkah laku yang

diakibatkan oleh adanya komitmen karyawan, yaitu:

a. Prestasi kerja: Adanya komitmen karyawan terhadap perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan dan

kesungguhan usaha karyawan dalam bekerja.

b. Keterlambatan dan absensi: Komitmen karyawan ditemukan

berhubungan dengan tingkat keterlambatan dan ketidakhadiran karyawan.

c. Pergantian tenaga kerja (turnover): Pada dasarnya karyawan yang suka

meninggalkan atau pindah kerja memiliki komitmen yang lebih rendah

dibandingkan dengan karyawan yang masih tetap bekerja.

C.Kerangka Peneltian

1. Pengaruh antara kepribadian dengan kerjasama tim

Nugraheni dan Christiono (2011) menunjukkan kepribadian extraversion

mempengaruhi kerja tim. Menurut Barrick et al., dalam Peeters et al.,

(2006) karakteristik ini diharapkan menghasilkan sikap positif terhadap kerja

sama tim. Peeters et al., (2006) mengungkapkan bahwa kepribadian

extraversion mempengaruhi kerja tim. Peeters et al., (2006) menunjukkan

(58)

40

sejumlah studi terpisah tentang hubungan antara agreeableness yang

mempengaruhi kerja tim (Barrick et al., dalam Peeters et al. Nugraheni (2011)

mengungkapkan kepribadian conscientiousness mempengaruhi kerja tim.

Namun Peeters et al., (2006) mengatakan semakin tinggi kepribadian

openness to experience tidak berhubungan positif dengan kerja tim. Bell

(2007) dalam Musriha (2013) mengatakan komposisi tim memiliki dampak

yang kuat pada kinerja.

Penelitian yang dilakukan Conti dan Kleiner dalam Manzoor et al.,

(2011) menunjukkan organisasi dengan tim akan mempertahankan

orang-orang terbaik yang akan menciptakan sebuah kinerja tinggi yang fleksibel,

efisien dan yang paling penting menguntungkan.

Penelitian yang dilakukan Debora Eflina (2004) dengan judul penelitian

“Pengaruh Kepribadian, Komitmen Organisasi Dan Organizational Citizenzhip

Behavior Terhadap Kerjasama Tim”. Hasil penelitian menunjukkan Semakin

tinggi kepribadian semakin terikat karyawan tersebut secara emosional dengan

perusahaan, maka semakin cenderung ia membantu rekan kerja dan atasan

dalam hal penyelesaian tugas, pencegahan masalah dalam bekerja, dan

pemberian semangat dan penguatan, serta semakin cenderung ia membantu

organisasi secara keseluruhan, dengan cara menolerir situasi yang kurang ideal

dalam bekerja, peduli pada kelangsungan hidup perusahaan dan patuh pada

peraturan dan tata tertib perusahaan sehingga meningkatkan kerjasama tim

(59)

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan

H1 : Kepribadian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kerjasama tim

karyawan BTN Syariah Semarang..

2. Pengaruh antara kepribadian dengan komitmen

Penelitian yang dilakukan Tri Eka Januriastuti (2009) dengan judul

“Pengaruh Kepribadian Dan Keadilan Prosedural Terhadap Komitmen

Organisasi”. Hasil penelitian menunjukkan Kepribadian yang dimiliki

karyawan dapat mempengaruhi komitmen, salah satunya yaitu kepribadian

bertanggung jawab dan teliti dalam melaksanakan pekerjaan Colquitt

(2011:316) mengungkapkan bahwa “conscientiousness has a moderate positive on commitmen. Conscientious employees have higher levels of affective commitment and higher levels of normative. Conscientiousness has no effect on continuance commitment”. Kepribadian berpengaruhi positif

terhadap komitmen.

Nani Dewi Sunengsih (2012) dalam penelitianya “Pengaruh Lingkungan

Kerja, Kepribadian, Dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Komitmen

Organisasi” hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian berpengaruh

langsung positif terhadap komitmen organisasi.

H2: Kepribadian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen

karyawan BTN Syariah Semarang..

Gambar

Tabel 1.1 Temuan Research Gap
Tabel 3.1 Identifikasi dan definisi operasional variabel
Gambar 3.1 Indikator Kepribadian
Gambar 3.2 Indikator Komitmen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asset growth tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan nilai signifikan sebesar 0,179 lebih dari 0,05.. ROA tidak

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

Adanya kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajer maka tindakan manajer akan selaras dengan pemegang saham sehingga dengan hubungan selaras tersebut maka

Purwo Barat, hutan alam sawokecik dijumpai pada jenis tanah regosol kelabu dari bahan. induk endapan pasir, sedangkan di Prapat Agung (Bali Barat) sawokecik dijumpai

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta tersebut Majelis Hakim menilai adanya rangkaian perbuatan Terdakwa terhadap keberadaan shabu-shabu sebanyak 1 (satu) gram

Hasil dari aktivitas siswa terhadap LKS berbasis etnosains pada materi bioteknogi untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa kelas IX yaitu pada aspek

Pengaruh Kepribadian terhadap Organization Citizenship Behavior Karyawan dengan Komitmen Organisasi sebagai variabel Mediasi (Studi Kasus Bank Jatim Syariah Malang).

Pengaruh komitmen organisasi, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening (Studi kasus pada PT. Bank Mandiri Kantor