HUBUNGAN
NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSETS
TURNOVER
DAN
FINANCIAL LEVERAGE
DENGAN
HARGA SAHAM
Studi kasus pada 65 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta
Tahun 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
SISILIA RINA LESTARI NIM : 021334024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
P E R S E M B A H A N
Raga ini tumbuh
Mengakar sampai akhirnya mendaging Aku, jiwa dan raga ini
Punya angan dan asa…. Dalam mencari sepotong GELAR
Jatuh… pernah kuterjatuh Ingin rasanya ku berlari Boleh kutenggelam dalam jurang itu
Tapi ku tetap harus bangkit Karena kupunya angan dan asa
Yang selalu Kupegang, yang takkan hanya menjadi sepotong angan Untuk jalani hidup ini
Hidup yang penuh cita dan cinta Untuk-ku dan untuk semua insan…
KUPERSEMBAHKAN Skripsiku ini Untuk :
1. Allah Bapa-Ku di Surga
2. Bapak dan Mama-ku tercinta,
3. ‘Ade’ku tersayang, dan
ABSTRAK
HUBUNGAN NET PROFIT MARGIN, TOTAL ASSETS TURNOVER DAN FINANCIAL LEVERAGE DENGAN
HARGA SAHAM
Studi kasus pada 65 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2005
Sisilia Rina Lestari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Hubungan net profit margin dengan harga saham. 2) Hubungan total assets turnover dengan harga saham. 3) Hubungan financial leverage dengan harga saham.
Penelitian ini dilakukan di Indonesia pada bulan November 2006-Januari 2007. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2005 yang berjumlah 147 perusahaan. Karena tidak tersedianya laporan keuangan sebanyak 15 perusahaan dan adanya data outlier sebanyak 57 perusahaan sehingga sampel yang diambil sebanyak 65 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data diolah dan dianalisis dengan uji t dan uji f.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) net profit margin berhubungan positif dan signifikan dengan harga saham (thitung = 2,420 > ttabel = 1,67) dengan dk
= 61. 2) total assets turnover berhubungan positif dan tidak signifikan dengan harga saham (thitung = 0,193 < ttabel = 1,67) dengan dk = 61. 3) Financial leverage
berhubungan positif dan signifikan dengan harga saham (thitung = 2,250 > ttabel =
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN NET PROFIT MARGIN , TOTAL ASSETS TURNOVER AND FINANCIAL LEVERAGE WITH STOCK
PRICE
A Case Study at 65 Manufacturer Companies listed in “Jakarta Stock Exchange” 2005
Sisilia Rina Lestari Sanata Dharma Univercity
Yogyakarta 2007
This research purposes are to know: 1) the relationship of net profit margin with stock price, 2) the relationship of total assets turnover with stock price, 3) the relationship of financial leverage with stock price.
This research was conducted in Indonesia from November 2006 to Januari 2007. The population in this research is manufacturer companies that are listed in “Jakarta Stock Exchange” 2005 amount 147 companies. Due to the inavailable data of financial reports about 15 companies and the available outliers data about 57 companies, so the samples taken are 65 companies. The technique which is used to take the sample is purposive sampling. The data is processed and analized by t test and f test.
The result of this research showed that: 1) there is a positif and significant relationship between net profit margin and stock price (tcount = 2,420 > ttable = 1,67)
with the degree of freedom = 61, 2) there is a positive and not significant relationship between total assets turnover and stock price (tcount = 0,193 < ttable =
1,67) with the degree of freedom = 61, 3) there is a positive and significant relationship between financial leverage and stock price (tcount = 2,250 > ttable =
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR BAGAN ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS... 8
A. Tinjauan Pustaka ... 8
1. Net Profit Margin... 8
2. Total Assets Turnover... 11
3. Earning Power atau Return on Assets... 12
4. Financial Leverage... 13
5. Harga Saham... 16
a. Pengertian... 16
b. Karakteristik Yuridis Kepemilikan Saham ... 19
d. Keuntungan investasi saham... 21
e. Resiko investasi saham ... 22
f. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum menjadi investor saham ... 24
g. Faktor-faktor yang menentukan harga saham... 26
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham... 28
6. Hubungan Net Profit Margin dengan Harga Saham... 30
7. Hubungan Total Assets Turnover dengan Harga Saham ... 31
8. Hubungan Financial Leverage dengan Harga Saham ... 32
B. Rasionalitas Penelitian... 33
1. Hubungan Net Profit Margin dengan Harga Saham... 33
2. Hubungan Total Assets Turnover dengan Harga Saham ... 33
3. Hubungan Financial Leverage dengan Harga Saham ... 33
C. Hipotesis Penelitian... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 35
C. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian... 35
D. Populasi dan Sampel Penelitian... 36
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 37
F. Teknik Pengumpulan Data... 38
G. Teknik Analisis Data... 38
1. Uji Normalitas... 38
2. Uji Linieritas ... 39
3. Uji Asumsi Klasik ... 40
a. Multikolinieritas... 40
b. Heterokedastisitas ... 40
4. Pengujian Hipotesis ... 41
a. Pengujian hipotesis I, II dan III... 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 45
A. Deskripsi Data... 45
1. Net Profit Margin... 48
2. Total Assets Turnover... 50
3. Financial Leverage... 53
4. Harga Saham... 55
B. Hasil Pengujian Normalitas dan Linieritas ... 57
1. Uji Normalitas... 57
2. Uji Linieritas ... 58
C. Pengujian Asumsi Klasik ... 59
1. Multikolinieritas... 59
2. Heterokedastisitas ... 60
D. Pengujian Hipotesis ... 61
1. Pengujian Hipotesis I ... 61
2. Pengujian Hipotesis II ... 61
3. Pengujian Hipotesis III... 62
4. Persamaan Regresi Ganda... 63
E. Pembahasan... 65
1. Hubungan Net Profit Margin dengan Harga Saham... 65
2. Hubungan Total Assets Turnover dengan Harga Saham ... 66
3. Hubungan Financial Leverage dengan Harga Saham ... 68
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN 70 A. Kesimpulan ... 70
B. Saran... 71
C. Keterbatasan... 72 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Power... 13 Bagan 2.2 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham ... 30 Bagan 2.3 Hubungan Net Profit Margin, Total Assets Turnover dan Financial
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian... 46
Tabel 4.2 Perhitungan Net Profit Margin... 49
Tabel 4.3 Perhitungan Total Assets Turnover... 51
Tabel 4.4 Perhitungan Financial Leverage... 54
Tabel 4.5 Harga Saham Penutupan (Closing Price) Hari ke-5 setelah Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahun ... 56
Tabel 4.6 Rangkuman Pengujian Normalitas ... 58
Tabel 4.7 Rangkuman Pengujian Linieritas Masing- masing Variabel Penelitian ... 59
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 60
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 60
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3 ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan... 77
Lampiran 2 Tanggal Berdiri dan Tanggal Listing Perusahaan... 79
Lampiran 3 Tanggal Publikasi Perusahaan ... 82
Lampiran 4 Data Net Profit Margin... 84
Lampiran 5 Data Total Assets Turnover... 86
Lampiran 6 Data Financial Leverage... 88
Lampiran 7 Data Harga Saham ... 93
Lampiran 8 Data SPSS ... 95
Lampiran 9 Uji Normalitas dan Uji Linieritas ... 97
Lampiran 10 Uji Asumsi Klasik ... 99
Lampiran 11 Regresi Ganda ... 101
Lampiran 12 Tabel-tabel ... 103
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia saat ini membawa berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia kepada persaingan bebas. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya untuk dapat mempertahankan hidupnya dan mengembangkan perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memiliki tujuan supaya berhasil dan memperoleh posisi strategis di masa yang akan datang.
Pada umumnya terdapat 2 tujuan utama perusahaan yang profit oriented
Perusahaan yang terdaftar di pasar modal merupakan perusahaan yang sudah go publik yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terbuka dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan BAPEPAM. Perusahaan yang sudah
go publik ini dapat menawarkan saham/efek lainnya kepada masyarakat. Ketatnya persaingan antar perusahaan memberikan dampak pada harga saham yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu di pasar modal. Perubahan harga saham tersebut ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Harga akan bergerak naik jika permintaan lebih tinggi daripada penawarannya dan harga akan bergerak turun jika penawaran lebih tinggi daripada permintaannya.
Net profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba bersih setelah pajak dalam hubungan dengan penjualan bersih. Dengan meningkatnya efisiensi perusahaan maka nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini sejalan dengan tujuan investor adalah untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang besar. Jika nilai perusahaan tinggi maka permintaan investor untuk membeli saham juga tinggi, yang akhirnya akan mengakibatkan naiknya harga saham.
Total assets turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kecepatan perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dalam hubungannya dengan penjualan bersih. Dengan meningkatnya efisiensi perusahaan maka akan meningkatkan nilai perusahaan, sehingga kepercayaan investor terhadap perusahaan juga meningkat. Jika kepercayaan investor meningkat maka permintaan akan saham perusahaan juga meningkat dan akhirnya akan meningkatkan harga saham di pasar modal.
meningkatkan tingkat pengembalian investasi. Hal tersebut dapat menambah kepercayaan investor akan keamanan investasinya sehingga nilai perusahaan di mata investor akan meningkat dan menyebabkan meningkatnya harga saham di pasar modal. Merugikan bila rate of return lebih kecil dari biaya modalnya, yang akan meningkatkan resiko investasi. Jika resikonya besar, maka kepercayaan investor akan menurun sehingga mengakibatkan turunnya nilai perusahaan dan menyebabkan turunnya harga saham di pasar modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Leunupun (2003:133) mengenai hubungan kausal antara profit margin, investment turnover dan equity multiplier dengan profitabilitas ekuitas. Hasil penelitian dengan regresi menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tersebut secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ekuitas.
semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan dan implikasinya akan meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Payamta (2000:153) mengenai pengaruh variabel keuangan (EPS, Proceeds, Tipe Penawaran, Indeks Saham industri) dan variabel signaling (Kualitas Underwriter, Proceeds yang untuk investasi,
Financial Leverage, Rate of Return on Assets) mempengaruhi penentuan harga pasar saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial leverage
berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
Penelitian ini memfokuskan perhatian pada faktor net profit margin, total assetsturnover, dan financial leverage. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut dan selanjutnya dituangkan dalam judul, yaitu “Hubungan Net Profit Margin, Total Assets Turnover dan Financial Leverage dengan Harga Saham.”
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan net profit margin dengan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005 ?
2. Apakah ada hubungan total assets turnover dengan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005 ?
3. Apakah ada hubungan financial leverage dengan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005 ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan net profit margin dengan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005.
2. Untuk mengetahui hubungan total assets turnover dengan harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi investor
Memberikan informasi dan masukan dalam pengambilan keputusan dalam melaksanakan investasi atau melakukan jual beli saham di pasar modal. 2. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh saat perkuliahan ke dalam praktik.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Net Profit Margin
Menurut Helfert (1993:57) manajemen mempunyai kepentingan ganda dalam analisis prestasi keuangan dengan menilai efisiensi dan profitabilitas operasi dan menimbang seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan, salah satunya dengan mengukur margin laba yaitu hubungan antara laba bersih setelah pajak dan penjualan bersih, yang menunjukkan kemampuan manajemen untuk mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil, tidak hanya untuk memulihkan harga pokok persediaan/jasa, beban operasi (termasuk penyusutan) dan bia ya bunga pinjaman tetapi juga menyisakan marjin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya dengan suatu resiko. Rasio laba bersih terhadap penjualan pada dasarnya mencerminkan efektifitas biaya/harga dari kegiatan perusahaan. (Adanya argumen yang kuat untuk mempertimbangkan pajak penghasilan, bagaimanapun perhitungannya, sebagai beban perusahaan yang berkesinambungan).
hanya laba setelah pajak itulah yang dipakai sebagai dasar oleh perusahaan untuk memberikan penghasilan kepada pemiliknya dan untuk ditahan demi perkembangan perusahaan. Pajak dengan sendirinya akan mempunyai pengaruh penting terhadap tersedianya laba untuk kedua tujuan tersebut diatas.
Menurut Syamsuddin (1983:55) net profit margin merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan setelah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Kalkulasi net profit margin adalah sebagai berikut :
Net Profit Margin = Pr x100%
Menurut Sarwoko dan Halim (1989:60) net profit margin ratio
yakni perbandingan antara laba bersih (laba setelah biaya bunga dan pajak) dengan penjualan.
Perhitungan Laba Setelah Pajak:
Penjualan bersih xxx
Laba Kotor Penjualan xxx Biaya Operasi :
Biaya… xxx Biaya… xxx +
Jumlah Biaya Operasi xxx –
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) xxx
Bunga utang xxx –
Laba sebelum pajak (Earning Before Tax) xxx
Pajak xxx –
Laba Setelah Pajak (Earning After Tax) xxx
Penjualan bersih (net sales) adalah suatu sub total dalam income statement (perhitungan laba rugi) yang mencerminkan total pendapatan penjualan dikurangi dengan perkiraan-perkiraan lawan tertentu, seperti
sales return and allowances (retur dan potongan penjualan) dan sales discount (diskon penjualan).
Perhitungan Penjualan Bersih :
Penjualan kotor xxx
Retur dan Potongan Penjualan xxx
Potongan Penjualan xxx +
xxx -
2. Total Assets Turnover
Menurut Sabardi (1994:114) perputaran total asset adalah hubungan antara penjualan bersih yang juga dikenal perputaran modal, dengan rumus :
Perputaran Total Aset=
TotalAset ersih PenjualanB
Menurut Sartono (2001:88) perputaran aktiva menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba.
Perputaran Aktiva =
a TotalAktiv
ersih PenjualanB
Menurut Syamsuddin (1983:56) total assets turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio total assets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah assets yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total assets turnover
ditingkatkan/diperbesar. Total assets turnover ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan.
Total Assets Turnover =
s TotalAsset
s AnnualSale
Total aktiva mencakup seluruh sarana yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan kegiatan usaha, yang terdiri dari aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva lain- lain.
3. Earning Power atau Return on Assets
Menurut Sartono (2001:93) dengan menggunakan hubungan antara perputaran aktiva dengan net profit margin maka dapat dicari earning power atau return on assets ratio. Earning power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran aktiva.
Earning power =
a TotalAktiv
Penjualan x =
Penjualan hPajak LabaSetela
Earning power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Ratio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka earning power juga akan meningkat. Dua perusahaan mungkin akan mempunyai earning power yang sama meskipun perputaran aktiva dan net profit margin keduanya berbeda.
Menurut Helfert (1993:77) rumus dasar untuk hasil pengembalian atas aktiva (Return on Assets) yaitu:
Hasil pengembalian atas aktiva =
Aktiva LabaBersih
=
Berikut ini dapat digambarkan hubungan berbagai faktor yang mempengaruhi besarnya Earning Power yaitu sebagai berikut.
Bagan 2.1
Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Power
4. Financial Leverage
Financial Leverage = x100% Equity
Debt
Debt (utang) adalah suatu kewajiban untuk membayar kas atau barang lainnya atau untuk memberikan jasa kepada pihak lainnya. Sedangkan Equity (ekuitas, modal) adalah suatu kepentingan dalam atau hak atas sumber daya baik kreditor maupun pemilik perusahaan memiliki suatu kekayaan dalam aktiva perusahaan.
Menurut Gitosudarmo dan Basri (2000:222) financial leverage
adalah penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan untuk menambah/memperbesar pendapatan per lembar saham biasa. Financial leverage menguntungkan kalau pendapatan dari penggunaan dana lebih besar dari beban tetap penggunaan dana tersebut.
Menurut Alwi (1983:190) financial leverage merupakan penggunaan dana yang disertai dengan beban tetap. Financial leverage
ditentukan oleh hubungan antara EBIT dan EPS yang menguntungkan pemegang saham. Financial leverage merupakan perbandingan antara total utang dengan seluruh dana atau aktiva dalam perusahaan yang disebut juga dengan leverage factor. Misalnya leverage factor 80% berarti perusahaan menggunakan 80% utang dan 20% modal sendiri.
dengan beban tetap, menghasilkan leverage yang merugikan kalau perusahaan tidak memperoleh pendapatan dari penggunaan dana, sebesar beban tetap yang harus dibayar.
Menurut Sartono (2001:218) tujuan perusahaan menggunakan sumber dana yang berbeban tetap adalah untuk meningkatkan pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham. Dengan penggunaan financial leverage diharapkan terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Tingkat leverage atau degree of financial leverage (DFL) adalah perubahan dari earning per share karena perubahan persentase dari EBIT, yang dapat dinyatakan dengan rumus :
DFL pada X =
dimana ∆EPS adalah perubahan EPS sedangkan ∆EBIT adalah perubahan EBIT. Karena DFL berbeda untuk setiap EBIT maka perlu diberikan tingkat EBIT tertentu dalam mengukur financial leverage.
yang dimiliki perusahaan. Utang dan modal biasa yang besar akan memiliki biaya tetap yang besar sehingga DFL akan tinggi.
Semakin tinggi financial leverage maka akan mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat financial risk. Menurut Brigham financial risk
adalah resiko tambahan bagi pemegang saham biasa akibat keputusan penggunaan utang. Bila panggunaan financial leverage tinggi, maka biaya modalnya juga tinggi, maka perusahaan harus dapat menghasilkan tambahan EBIT yang lebih tinggi daripada biaya tetapnya.
5. Harga Saham
a. Pengertian
Menurut Asri (1986:279) harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang/jasa tertentu bagi seseorang.
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Menurut Jogiyanto (2000:88) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.
Menurut Ratih (2002:1) nilai suatu saham dapat dipandang dalam 4 konsep yang memberikan makna yang berbeda, yaitu :
1) Nilai nominal, yaitu nilai per lembar saham yang berkaitan dengan kepentingan akuntansi. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham, tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca.
2) Nilai buku per lembar saham (book value per share),yaitu total ekuitas dibagi jumlah lembar saham beredar. Nilai buku per lembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai ini juga ingin menunjukkan berapa besarnya jaminan yang akan diterima oleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham dilikuidasi.
4) Nilai fundamental atau nilai intrinsik digunakan untuk menilai harga wajar suatu saham agar harga saham mencerminkan nilai saham yang sebenarnya.
Menurut Basir dan Fakhruddin (2005:63) dalam perdagangan saham dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham, antara lain:
1) Previous Price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.
2) Open atau Opening Price menunjukkan harga pertama kali pada saat pembukaan sesi I perdagangan.
3) High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 4) Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu
saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. 5) Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu
saham.
7) Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing Price suatu saham dalam satu hari perdagangan ditentukan pada akhir sesi II yaitu pada jam 16.00 sore.
b. Karakteristik yuridis kepemilikan saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:7) karakterisrik yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan, antara lain:
1) Resiko terbatas (limited risk) artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.
2) Pengendali utama (ultimate control) artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tuj uan perusahaan. 3) Klaim sisa (residual claim) artinya pemegang saham merupakan
pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk deviden) dan sisa aset dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi junior (lebih rendah) dibanding pemegang obligasi atau kreditor.
c. Jenis-jenis saham
1) Menurut cara peralihan hak
a) Saham atas rujuk (bearer stocks), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. b) Saham atas nama (registered stocks), artinya saham yang
tertulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
2) Menurut kinerja saham
a) Blue-chip stocks, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.
b) Income stocks, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c) Growth stocks, yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. d) Speculative stocks, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak
e) Counter cyclical stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi maupun situasi bisnis secara umum. 3) Menurut hak tagihan atau klaim
a) Saham biasa (common stocks)
Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b) Saham preferen (preffered stocks)
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Pemegang saham preferen memiliki preferensi atau prioritas dalam pembayaran deviden maupun pembagian kekayaan apabila perusahaan dilikuidasi.
d. Keuntungan investasi saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:11) keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:
1) Deviden
investor yang memegang saham hingga batas waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa deviden tunai atau deviden saham.
2) Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.
Investor seperti ini bisa saja membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.
3) Saham Bonus
Saham bonus adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.
e. Resiko investasi saham
1) Tidak mendapat deviden
Perusahaan akan membagikan deviden jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan deviden jika mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan investor untuk mendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
2) Capital Loss
Investor tidak selalu mendapatkan capital gain, ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli.
3) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. Pemegang saham menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Jika semua aset perusahaan dijual, maka hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa baru dibagikan kepada para pemegang saham.
4) Saham dikeluarkan dari bursa (delisting)
tahun, dan lain- lain. Saham yang di-delist tidak lagi diperdagangkan di bursa, meskipun diperdagangkan di luar bursa tidak terdapat patokan harga yang jelas dan biasanya terjual dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga sebelumnya.
5) Saham dihentikan sementara (suspensi)
Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, perusahaan dipailitkan oleh kreditornya sehingga mengharuskan Otoritas Bursa menghentikan perdagangan saham untuk sementara waktu sampai perusahaan memberikan konfirmasi/kejelasan informasi. f. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum menjadi investor
saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:114) dalam melakukan investasi pada saham, ada beberapa pedoman yang perlu dicermati, di antaranya:
1) Tentukan tujuan investasi
jual atau beli yang cukup sering di pasar. Jika deviden yang menjadi tujuan maka investor akan cenderung menjadi pasif dan sangat berhati- hati dalam memilih saham yang dapat memberikan deviden yang paling besar.
2) Ketahui kemampuan sumber daya yang dimiliki
Sebaiknya dana-dana yang diinvestasikan adalah dana-dana yang tidak memengaruhi kondisi likuiditas perusahaan atau dana-dana yang menganggur (idle fund).
3) Tentukan jangka waktu investasi
Semakin pendek jangka waktu, akan semakin mendorong perilaku agresif dalam mengambil posisi jual dan beli di pasar. 4) Pahami resiko investasi pada saham
Resiko investasi pada saham adalah adanya kemungkinan mengalami kerugian modal (capital loss), kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi instrumen lain (opportunity loss), dan adanya kemungkinan emiten akan dilikuidasi. Kemungkinan investor mengalami kerugian timbul karena adanya fluktuasi harga saham.
5) Kenali jenis-jenis saham
6) Tentukan strategi investasi
Hal yang perlu diperhatikan dan dicermati adalah proporsi portofolio (pasar uang, saham, dan obligasi), jenis saham yang dimasukkan dalam portofolio, pemilihan sektor bisnis yang potensial, mengutamakan saham-saham perusahaan dengan arus kas yang sehat dan neraca yang solid, dan perkembangan tingkat suku bunga.
7) Manfaatkan jasa profesional
Jasa yang diberikan meliputi jasa analis sekuritas dan jasa pengelolaan dana.
8) Ikuti perkembangan informasi yang terjadi secara terus- menerus Hal ini penting agar investor tetap berhubungan (keep in touch) dengan isu terakhir yang terjadi di pasar modal. Hal ini dimaksudkan juga agar investor dapat mengambil tindakan secara cepat jika terjadi perkembangan yang tidak diinginkan di pasar modal guna meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi dan memanfaatkan setiap momen positif semaksimal mungkin. g. Faktor-faktor yang menentukan harga saham
1) Pengaruh pendapatan
Para pemegang saham sangat memperhatikan pendapatan dan ramalan pendapatan karena membantu investor dalam memperkirakan dan meramalkan arus deviden di masa yang akan datang.
2) Pengaruh deviden
Harga saham adalah nilai sekarang dari seluruh deviden yang diharapkan di masa yang akan datang. Pengumuman deviden berhubungan secara linier dengan harga saham.
3) Pengaruh aliran kas
Aliran kas didefinisikan sebagai pendapatan sesudah pajak ditambah dengan beban-beban non kas, khususnya depresiasi. Berdasarkan analisis aliran kas ini akan didapat pengetahuan yang berharga tentang profitabilitas perusahaan di masa- masa yang akan datang.
4) Pengaruh pertumbuhan
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham
Menurut Brigham dan Gapenski (1991:14) faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham, antara lain :
1) Laba per lembar saham yang direncanakan
Peningkatan atau penurunan laba per lembar saham akan mempengaruhi perilaku pemodal atau calon pemodal untuk memiliki saham perusahaan, sehingga harga saham akan berpengaruh di pasar sekunder.
2) Arus waktu penerimaan laba
Waktu penerimaan laba bagi investor sangat mempengaruhi naik turunnya harga saham. Dalam pemilihan proyek yang terbaik bukan tergantung pada proyek mana yang dapat memberikan tambahan nilai yang besar bagi investor, tetapi tergantung pada nilai waktu uang investor.
3) Resiko dari laba yang direncanakan
Dengan adanya jaminan kepastian kenaikan laba, pemodal akan memberikan nilai yang tinggi terhadap saham yang ditawarkan. 4) Penggunaan hutang
akan menimbulkan hambatan dan akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan dan berdampak pada menurunnya harga saham. 5) Kebijakan deviden
Investor tidak hanya menginginkan deviden dalam bentuk kas melainkan juga peningkatan aliran laba di masa yang akan datang. Kebijakan manajemen dalam memutuskan besarnya laba yang dibagikan sebagai deviden atau dialokasikan untuk laba yang ditahan akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan per lembar saham dan harga saham di masa yang akan datang.
Bagan 2.2
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Saham
Net Profit Margin Total Assets Turnover Financial Leverage
Bunga > Biaya Bunga < Biaya
Return on assets (ROA) atau Earning power
Efisiensi perusahaan Menguntungkan Merugikan (Pengembalian investasi) (Resiko investasi)
Kepercayaan investor & calon investor
Permintaan saham
Harga Saham
6. Hubungan Net profit margin dengan Harga Saham
Efisiensi perusahaan dapat dinilai dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Net profit margin adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Net profit margin adalah salah satu faktor penting dari return on assets (ROA) atau earning power. Semakin tinggi
tinggi. Semakin efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin tinggi nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan tujuan investor dalam melakukan investasi adalah mendapatkan tingkat keuntungan yang besar dari investasi yang dilakukan. Dengan demikian banyak investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan. Harga saham terbentuk oleh berbagai interaksi antara permintaan dan penawaran. Semakin tinggi nilai perusahaan maka akan semakin tinggi permintaan akan saham pada perusahaan tersebut. Hal tersebut mengakibatkan naiknya harga saham perusahaan. Dengan demikian net profit margin yang tinggi akan meningkatkan harga saham, begitu pun sebaliknya net profit margin yang rendah akan menurunkan harga saham.
7. Hubungan Total Assets Turnover dengan Harga Saham
permintaan saham perusahaan, dan akhirnya akan meningkatkan harga saham di pasar modal.
8. Hubungan Financial Leverage dengan Harga Saham
Dalam menjala nkan perusahaan, perusahaan membutuhkan modal. Sumber modal dapat berasal dari modal sendiri dan bisa juga berasal dari modal asing. Penggunaan hutang (financial leverage) dapat meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi tetapi juga dapat meningkatkan tingkat resiko investasi (financial risk). Penambahan modal asing (financial leverage besar) dibenarkan bila memberikan pengaruh yang menguntungkan (favorable financial leverage) apabila rate of return dari tambahan modal asing tersebut relatif lebih besar daripada biaya modalnya/bunganya. Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan investor dan calon investor terhadap investor akan keamanan investasinya. Sehingga nilai perusahaan di mata investor akan meningkat dan menyebabkan meningkatnya harga saham di bursa efek. Begitupun sebaliknya penambahan modal asing (financial leverage besar) akan mengakibatkan efek yang merugikan (unfavorable financial leverage) terhadap modal sendiri apabila rate of return dari modal tersebut lebih kecil daripada biaya modalnya. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kepercayaan investor terhadap perusahaan, dan menyebabkan turunnya nilai perusahaan sehingga akan menurunkan harga saham.
B. Rasionalitas Penelitian
1. Hubungan Net Profit Margin dengan Harga Saham
Net profit margin adalah ukuran efisiensi perusahaan. Investor menginginkan pengembalian investasi yang tinggi dengan melihat efisiensi perusahaan yang salah satunya diukur net profit margin-nya. Harga saham meningkat jika permintaan investor untuk membeli saham meningkat. Net profit margin perusahaan yang meningkat akan berpengaruh pada fluktuasi harga saham.
2. Hubungan Total Assets Turnover dengan Harga Saham
Total assets turnover adalah ukuran efisiensi perusahaan dalam pemakaian aktiva. Kepercayaan investor akan meningkat jika efisiensi perusahaan tinggi yang salah satunya diukur total assets turnover-nya. Harga saham meningkat jika permintaan investor untuk membeli saham meningkat. Total assets turnover yang tinggi akan berpengaruh pada fluktuasi harga saham.
3. Hubungan Financial Leverage dengan Harga Saham
Financial leverage (utang) adalah tambahan modal dari sumber ekstern yang disertai dengan beban tetap. Kepercayaan investor akan keamanan investasinya dapat dilihat dari tingkat financial leverage-nya. Harga saham meningkat jika kepercayaan investor akan keamanan investasinya meningkat.
Bagan 2.3
Hubungan Net Profit Margin, Total Assets Turnover dan Financial Leverage dengan Harga Saham
Net Profit Margin
Total Assets Turnover Harga Saham
Financial Leverage
C. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian berupa studi empiris merupakan meneliti reaksi obyek tertentu yaitu saham yang diperdagangkan di pasar modal khususnya di Bursa Efek Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Indonesia 2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan November 2006 - Januari 2007.
C. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian meliputi perusahaan-perusahaan manufaktur yang sudah go publik di Bursa Efek Jakarta.
2. Obyek penelitian
a. Laporan keuangan dari masing- masing perusahaan manufaktur yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi dari tahun 2005.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2005:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang berjumlah sebanyak 147 perusahaan.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini berjumlah 65 perusahaan. Jumlah sampel tersebut ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2005:78) sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan mengambil sampel ini dikarenakan tidak semua perusahaan manufaktur sahamnya diperdagangkan secara aktif terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 2005, adanya laporan keuangan perusahaan yang tidak dipub likasikan, dan adanya data outlier.
Jumlah populasi 147 perusahaan Tidak ada laporan keuangan 15 perusahaan -
132 perusahaan Data outlier 57 perusahaan -
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Dependen
Harga saham (Y), yang dimaksud adalah harga saham penutupan (closing price) harian yaitu harga saham penutupan 5 hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan tahun 2005.
2. Variabel Independen
a. Net Profit Margin (X1), yaitu perbandingan antara laba bersih setelah
dikurangi biaya bunga dan pajak dengan penjualan bersih. Net profit margin dinyatakan dalam bentuk persentase (%) (Sartono, 2001:91), dengan rumus :
b. Total Assets Turnover (X2), yaitu kecepatan berputarnya total aktiva
dalam suatu periode tertentu. Total assets turnover dinyatakan dalam bentuk jumlah kali (Sartono, 2001:88), dengan rumus :
Total Assets Turnover =
a TotalAktiv
ersih PenjualanB
c. Financial Leverage (X3), yaitu penggunaan dana yang disertai dengan
beban tetap. Degree of Financial Leverage pada EBIT tertentu (Sartono, 2001:218), dapat dirumuskan sebagai berikut :
DFL pada X = EBIT
EBIT EPS
EPS
∆ ∆
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan, mencatat, dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi laporan keuangan lalu diolah dan dihitung net profit margin, total assets turnover dan financial leverage.
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap data pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas setiap data variabel, digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS 12. Jika nilai α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini di bawah nilai α = 0,05 maka distribusi data variabel tersebut adalah tidak normal. Jika masing- masing variabel mempunyai nilai di atas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Menurut Sugiyono (2002:150) rumus Uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut :
Keterangan :
D : deviasi maksimum
Sn1 (X) : fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn2 (X) : distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
2. Uji Linieritas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat mempunyai hubungan linier atau tidak. Antara variabel bebas dan terikat dikatakan mempunyai hubungan yang linier jika kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Menurut Sudjana (1996:310) untuk mengetahui apakah kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang linier maka digunakan uji statistik dengan uji F sebagai berikut :
F reg =
RKres RKreg
Keterangan :
F reg : Harga bilangan garis regresi RK reg : Rerata kuadrat garis regresi RK res : Rerata kuadrat garis residu
Kriteria pengujian linieritas yaitu jika F reg hitung < nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = m lawan N-m-1, maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Sebaliknya jika F hitung > dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = m lawan N-m-1, maka hubungan variabel bebas dan terikat bersifat tidak linier.
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran dalam pengujian regresi linier ganda. Uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2001:91) multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pengujian dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS diadakan analisis
Collinierity Statistics. Dari hasil Collinierity Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Menurut Wibisono (1999:246) untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:
• Jika VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas • Jika VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
b. Heterokedastisitas
nilai variabel bebas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi kesalahan ada tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan Uji Park (Park test). Menurut Supranto (1984:56), Park menggunakan bentuk fungsi sebagai berikut:
σi2 = σ2 X iβeVi
atau
ln σi2 = ln σ2 + β ln X i + vi
di mana vi = kesalahan pengganggu (residual)
Oleh karena pada umumnya σi2 tidak diketahui, Park
mengusulkan menggunakan ei2 sebagai suatu pendekatan dan
membuat regresi berikut:
ln ei2 = ln σ2 + β ln X i + vi
= α + β ln X i + vi
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah Heterokedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:
• Jika signifikansi (P) > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas • Jika signifikansi (P) < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas 4. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian hipotesis I,II dan III
1) Perumusan hipotesis I
Ho : r ≠ 0 Tidak ada hubungan positif net profit margin dengan harga saham.
Ha : r = 0 Ada hubungan positif net profit margin dengan harga saham.
2) Perumusan hipotesis II
Ho : r ≠ 0 Tidak ada hubungan positif total assets turnover
dengan harga saham.
Ha : r = 0 Ada hubungan positif total assets turnover dengan harga saham.
3) Perumusan hipotesis III
Ho : r ≠ 0 Tidak ada hubungan financial leverage dengan harga saham.
Ha : r = 0 Ada hubungan financial leverage dengan harga saham. Untuk menguji ketiga hipotesis di atas, maka dilakukan dengan membandingkan thitung dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan
db = n – 2
thitung =
2 1
2
r n r
− −
Kesimpulan :
Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho gagal ditolak. Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho harus ditolak.
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho gagal ditolak Jika probabilitas < 0,05 maka Ho harus ditolak b. Mencari persamaan regresi linier berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y : variabel terikat dari harga saham A : konstanta
b1 : slope yang berhubungan dengan variabel X1
b2 : slope yang berhubungan dengan variabel X2
Untuk melihat apakah variabel- variabel dalam regresi bisa dipakai sebagai informasi terhadap harga saham maka dilakukan uji F dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada signifikansi α =0,05
dengan db pembilang = k dan db penyebut = n-k-1
)
R : koefisien determinan korelasi ganda k : jumlah variabel bebas
Kesimpulan
• Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel berarti variabel-variabel dalam
regresi bisa dipakai sebagai informasi terhadap harga saham. • Jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel berarti variabel- variabel dalam
atau berdasarkan probabilitas pada taraf signifikansi 5%
• Jika probabilitas > 0,05 maka variabel- variabel dalam regresi tidak bisa dipakai sebagai informasi terhadap harga saham.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Perkembangan jumlah emiten yang terdaftar (listed) di PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) sampai dengan tahun 2007 telah mencapai 348 emiten. Perusahaan yang listed di PT Bursa Efek Jakarta terdiri dari 9 sektor usaha dengan 3 sektor pokok. Sektor-sektor tersebut antara lain:
1. Sektor-sektor usaha primer (ekstraktif) yang terdiri dari: a. Sektor 1, yaitu Pertanian
b. Sektor 2, yaitu Pertambangan
2. Sektor-sektor sekunder (Industri Pengolahan dan Manufaktur), terdiri dari: a. Sektor 3, yaitu Industri Dasar dan Kimia
b. Sektor 4, yaitu Aneka Industri
c. Sektor 5, yaitu Industri Barang Konsumsi 3. Sektor-sektor tersier (Jasa), terdiri dari:
a. Sektor 6, yaitu Properti dan Real Estate
b. Sektor 7, yaitu Infrasruktur, Utilitas dan Transportasi c. Sektor 8, yaitu Keuangan
d. Sektor 9, yaitu Perdagangan , Jasa dan Investasi
Bursa Efek Jakarta selama tahun 2005. Kriteria pemilihan sampel sejalan dengan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Saham perusahaan merupakan saham yang aktif pada tahun 2005. b. Pada tahun 2005 mengeluarkan laporan keuangan dan laporan keuangan memuat informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Perincian jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah sebagai berikut:
Jumlah populasi 147 perusahaan
Tidak ada laporan keuangan 15 perusahaan - 132 perusahaan
Data Outlier 57 perusahaan -
Sampel 65 perusahaan
Berikut ini nama-nama perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian yang disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan KODE
Food & Beverages
1 PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA
2 PT Davomas Abadi TBK DAVO
3 PT Fast Food Indonesia Tbk FAST
4 PT Indofood Sukses Makmur Tbk ANDF
5 PT Mayora Indah Tbk MYOR
6 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
7 PT Siantar TOP Tbk STTP
8 PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Corporation Tbk SMAR 9 PT.Tiga Pilar Sejahtera Tbk (Asia Intiselera) AISA
10 PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA
11 PT Ultra Jaya Milk Industry ang Trading Company Tbk ULTJ
Textile mill Products
12 PT Eratex Djaja Limited Tbk ERTX
13 PT Panasia Indosyntec Tbk HDTX
14 PT Roda Vivatex Tbk RDTX
15 PT Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI
16 PT Karwell Indonesia Tbk KARW
17 PT Pan Brothers Tex Tbk PBRX
18 PT Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
Lumber and Wood Products
19 PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk DSUC
20 PT Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk TIRT
Paper and Allied Products
21 PT Suparma Tbk SPMA
Chemical and Allied Products
22 PT Aneka Kimia Raya Tbk AKRA
23 PT Budi Acid Jaya Tbk BUDI
24 PT Colorpak Indonesia Tbk CLPI
25 PT Lautan Luas Tbk LTLS
26 PT Sorini Corporation Tbk SOBI
Adhesive
27 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS
28 PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industries Tbk IKKGI
Plastics and Glass Products
29 PT Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI
30 PT Berlina Co. Ltd. Tbk BRNA
31 PT Dynaplast Tbk DYNA
32 PT Igarjaya Tbk IGAR
33 PT Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd. Tbk LMPI
34 PT Lapindo Packaging Tbk LAPD
35 PT Siwani Makmur Tbk SIMA
36 PT Summitplast Interbenua Tbk SMPL
37 PT Trias Sentosa Tbk TRST
Cement
38 PT Semen Cibinong Tbk SMCB
Metal and Allied Products
39 PT Alumindo Light Metal industry Tbk ALMIO
40 PT Betonjaya Manunggal Tbk BTON
41 PT Tira Austenite Tbk TIRA
Fabricated Metal Products
42 PT Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI
43 PT Jembo Cable Company Tbk JECC
44 PT Kabelindo Murni Tbk KBLM
45 PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI
46 PT Supreme Cable Manufacturing Corporation (SUCACO) Tbk SCCO
47 PT Voksel Electric Tbk VOKS
Electronic and Office Equipment
48 PT Astra Graphia Tbk ASGR
49 PT Multipolar Corporation Tbk MLPL
Automotive and Allied Products
50 PT Andhi Chandra Automotive Products Tbk ACAP
51 PT Branta Mulia Tbk BRAM
53 PT Indospring Tbk INDS
60 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk KONI
Pharmaceuticals
61 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
62 PT Indofarma Tbk INAF
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta tahun 2005. Data untuk tahun 2005 diperoleh dari Laporan Keuangan Perusahaan yang dipublikasikan serta kumpulan harga saham penutupan hari kelima setelah tanggal publikasi laporan keuangan tahun 2005 yang diperoleh dari pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Islam Indonesia. Berdasarkan data publikasi tersebut selanjutnya dihitung Net Profit Margin, Total Assets Turnover dan Financial Leverage.
Adapun deskripsi dan kriteria penilaian masing- masing variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Net Profit Margin
Menurut Syamsuddin (1983:55) net profit margin merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan setelah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak diband ingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
Net Profit Margin = ( )x100%
Di bawah ini diperoleh hasil perhitungan net Profit Margin tahun 2005 yaitu sebagai berikut:
Penjualan Bersih Net Profit Margin
1 CEKA -21594620221 240713226668 -9%
2 DAVO 90069211826 1120893190000 8%
3 FAST 41291475 1028392996 4%
4 INDF 236997704889 18764650331502 1%
5 MYOR 48733506459 1706184294249 3%
6 PSDN -2283659690 387829677404 -1%
7 STTP 10636507502 641698355950 2%
8 SMAR 304203348356 4656674036723 7%
9 AISA 936890593 229972896777 0%
10 TBLA 6221116 1220635658 1%
11 ULTJ 4420551183 711731974424 1%
12 ERTX -16411954 528108346 -3%
13 HDTX 75071117380 846946258114 9%
14 RDTX 21134214479 158359839971 13%
15 ESTI -9205085662 479089591493 -2%
16 KARW -2421162652 720096689760 0%
17 PBRX 7619255993 1101502721654 1%
18 RICY 37513405412 313398159860 12%
19 DSUC -50754260958 485598502588 -10%
20 TIRT 12239528043 928141473045 1%
21 SPMA 8149182725 576316117901 1%
28 IKKGI -3971462425 100798311498 -4%
29 AKPI 17620465 1049077312 2%
30 BRNA 5927461582 280043033227 2%
31 DYNA 28246957763 886192561505 3%
32 IGAR 17732767867 439233784832 4%
33 LMPI 5345737591 262412336712 2%
34 LAPD -3476467837 81927356900 -4%
36 SMPL -4323050898 199609792376 -2%
37 TRST 16429273408 1080680385636 2%
38 SMCB -334081 3017599 -11%
39 ALMIO 35571193817 1362138234739 3%
40 BTON 1749713170 54401158230 3%
41 TIRA 3331458239 173021368344 2%
42 KDSI -7397998036 631078814912 -1%
43 JECC -2049344 428123327 0%
44 KBLM -6011077738 280513510845 -2%
45 IKBI 237492612703 1423928752400 2%
46 SCCO 57005166978 1360228903752 4%
47 VOKS -10968463010 803282867817 -1%
48 ASGR 36066628399 545462163734 7%
49 MLPL 177709 7490735 2%
50 ACAP 15970693940 217973717502 7%
51 BRAM 138669810 1764996480 8%
52 GJTL 172373 4834003 4%
53 INDS -6153810219 432282485831 -1%
54 INTA 17997762600 716913027513 3%
55 NIPS 3069003450 218827682017 1%
56 SMSM 71400518165 861531261202 8%
57 TURI 142732 4698222 3%
58 INTD -1432044519 80461368531 -2%
59 MDRN -37027076980 1533479937724 -2%
60 KONI -697919537 61921818217 -1%
61 DVLA 71576356 540436736 13%
62 INAF 9594763708 684039648705 1%
63 KLBF 751309944354 5870938590836 13%
64 KAEF 52826570670 1816433228739 3%
65 MRAT 8510043884 208097055563 4%
Sumber : data sekunder diolah
2. Total Assets Turnover
jumlah assets yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila
total assets turnover ditingkatkan/diperbesar.
Menurut Sartono (2001:88) menghitung total assets turnover dengan menggunakan rumus:
Di bawah ini diperoleh hasil perhitungan total assets turnover tahun 2005 yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3
Perhitungan Total Assets Turnover
No. KODE
PERSH
Penjualan Bersih Total Aktiva Total Assets
Turnover
1 CEKA 240713226668 333807565504 0.72
2 DAVO 1120893190000 1746894856853 0.64
3 FAST 1028392996 377905343 2.72
4 INDF 18764650331502 14786084242855 1.27
5 MYOR 1706184294249 1459968922850 1.17
6 PSDN 387829677404 284336452300 1.36
7 STTP 641698355950 477443560343 1.34
8 SMAR 4656674036723 4597226953395 1.01
9 AISA 229972896777 357785756494 0.64
10 TBLA 1220635658 1451438727 0.84
11 ULTJ 711731974424 1254444147713 0.57
12 ERTX 528108346 298198517 1.77
13 HDTX 846946258114 1036533198305 0.82
14 RDTX 158359839971 364827629328 0.43
15 ESTI 479089591493 589887285306 0.81
16 KARW 720096689760 492062656268 1.46
17 PBRX 1101502721654 390215826546 2.82
18 RICY 313398159860 417333266403 0.75
19 DSUC 485598502588 396039088869 1.23
20 TIRT 928141473045 856923525684 1.08
21 SPMA 576316117901 1320218591556 0.44
22 AKRA 2827822649 1979762854 1.43
23 BUDI 1024621 978597 1.05
24 CLPI 212184728027 107667985852 1.97
25 LTLS 2166528 1608866 1.35
26 SOBI 711113894 596641916 1.19
28 IKKGI 100798311498 231505280959 0.44
29 AKPI 1049077312 1463009401 0.72
30 BRNA 280043033227 398392367816 0.70
31 DYNA 886192561505 1073711601854 0.83
32 IGAR 439233784832 274728393265 1.60
33 LMPI 262412336712 505172478369 0.52
34 LAPD 81927356900 46792735759 1.75
35 SIMA 89370583428 65111750192 1.37
36 SMPL 199609792376 204172719044 0.98
37 TRST 1080680385636 2104464207467 0.51
38 SMCB 3017599 7324210 0.41
39 ALMI 1362138234739 805744972702 1.69
40 BTON 54401158230 27720995361 1.96
41 TIRA 173021368344 180276908889 0.96
42 KDSI 631078814912 384927700206 1.64
43 JECC 428123327 322661922 1.33
44 KBLM 280513510845 259790650418 1.08
45 IKBI 1423928752400 548244926925 2.60
46 SCCO 1360228903752 694151496878 1.96
47 VOKS 803282867817 414293045440 1.94
48 ASGR 545462163734 518803623322 1.05
49 MLPL 7490735 5481883 1.37
50 ACAP 217973717502 144415206200 1.51
51 BRAM 1764996480 1709355091 1.03
52 GJTL 4834003 7479373 0.65
53 INDS 432282485831 459703456907 0.94
54 INTA 716913027513 887643986602 0.81
55 NIPS 218827682017 190224877780 1.15
56 SMSM 861531261202 663138307944 1.30
57 TURI 4698222 2723288 1.73
58 INTD 80461368531 31327586767 2.57
59 MDRN 1533479937724 888437547218 1.73
60 KONI 61921818217 66231523693 0.93
61 DVLA 540436736 550628937 0.98
62 INAF 684039648705 518823729815 1.32
63 KLBF 5870938590836 4728368509889 1.24
64 KAEF 1816433228739 1177602832496 1.54
65 MRAT 208097055563 290646485673 0.72
3. Financial Leverage
Menurut Riyanto (1995:375) financial leverage adalah penggunaan aktiva dengan biaya tetap dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva tersebut akan menutup biaya tetap dan biaya variabel dan dapat memperbesar pendapatan per lembar saham (EPS).
Penggunaan financial leverage diharapkan memberikan perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Tingkat leverage atau degree of financial leverage (DFL) adalah perubahan dari earning per share karena perubahan persentase dari EBIT, yang dapat dinyatakan dengan rumus :
DFL pada X =
BIT PerubahanE
PS PerubahanE %
%
atau
DFL pada X = EBIT
EBIT EPS
EPS
∆ ∆
dimana ∆EPS adalah perubahan EPS sedangkan ∆EBIT adalah perubahan EBIT. Oleh karena DFL berbeda untuk setiap EBIT maka perlu diberikan tingkat EBIT tertentu dalam mengukur financial leverage.
43 JECC (20) (14) 7,486 (1,524) -0.29
Sumber : data sekunder diolah
4. Harga saham
Menurut Jogiyanto (2000:88) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Harga yang dipakai dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price) harian pada hari ke-5 setelah tanggal publikasi laporan keuangan tahun 2005.
Tabel 4.5
Harga Saham Penutupan (Closing Price) Hari ke-5 setelah Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2005
No. KODE PERUSAHAAN HARGA SAHAM
42 KDSI 125
Sumber : data sekunder diolah
B. Hasil Pengujian Normalitas dan Linieritas
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas didasarkan pada uji One Sample Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS v.12
Kriteria pengujian normalitas yaitu :
Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujiannya :
Net Profit Margin (NPM)
Total Assets Turnover (TATO)
Financial Leverage (FL) Sumber : data sekunder diolah
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai- nilai probabilitas Net Profit Margin = 0,156, Total Assets Turnover = 0,528, Financial Leverage = 0,126 dan Harga Saham = 0,068 lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi data keempat variabel adalah normal.
2. Uji Linieritas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat mempunyai hubungan linier atau tid ak. Antara variabel bebas dan terikat dikatakan mempunyai hubungan yang linier jika skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat.
Kriteria pengujian linieritas yaitu jika F reghitung < nilai Ftabel pada
taraf signifikansi 5% dengan df (56,8), maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier.
Tabel 4.7
Rangkuman Pengujian Linieritas Masing-masing Variabel Penelitian
No. Variabel Fhitung Ftabel Keterangan
1. Sumber : data sekunder diolah
Tabel menunjukkan bahwa nilai Fhitung variabel net profit margin
terhadap harga saham = 2,873 lebih kecil dari Ftabel = 3,01, Fhitung
variabel total assets turnover terhadap harga saham = 2,757 lebih besar dari Ftabel = 3,01, dan Fhitung variabel financial leverage terhadap
harga saham = 1,139 lebih kecil dari Ftabel = 3,01. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hubungan net profit margin terhadap harga saham, hubungan total assets turnover terhadap harga saham dan hubungan financial leverage terhadap harga saham adalah linier.
C. Pengujian Asumsi Klasik
1. Multikolinieritas
Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:
• Jika VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas • Jika VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
1,011 kurang dari 10. Dengan demikian dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.8
Rangkuman Hasil Pengujian Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Net Profit Margin Sumber : data sekunder diolah
2. Heterokedastisitas
Untuk mendeteksi kesalahan ada tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan Uji Park (Park test), digunakan ketentuan sebagai berikut:
• Jika signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. • Jika signifikansi < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas.
Berdasarkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan menggunakan SPSS v.12 yaitu Uji Park diperoleh nilai signifikansi yang dapat disajikan yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.9
Rangkuman Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Variabel Signifikansi α Kesimpulan