BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab secara kolektif antara pemerintah, sekolah masyarakat dan orang tua. Tanggung jawab sekolah dalam hal ini guru merupakan salah satu yang berpengaruh dalam penentuan keberhasilan anak didik. Sekalipun sekolah itu telah terpenuhi sarana dan prasarananya, namun kalau seorang guru tidak memiliki komitmen yang tinggi dalam peningkatan mutu pendidikan, maka semua tidak akan berjalan dengan semestinya.
Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh kualitas guru sebagai /pengelola dan pelaksana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Oleh karena itu usaha peningkatan hasil belajar perlu difokuskan pada kemampuan dan kemauan guru, baik dalam menggunakan metode mengajar, maupun dalam penggunaan alat bantu mengajar.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang ada sekarang pada kenyataan di lapangan dalam proses pambelajaran IPA berlangsung di dalam kelas dan mempelajari seperti apa yang dicantumkan dalam buku paket atau buku-buku penunjang yang lainnya. Proses pembelajaran seperti itu membuat siswa merasa jenuh, malas dan tidak bersemangat untuk belajar, dan sebagainya, hal seperti itulah yang harus kita dihindari. Jadi guru harus menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar.
Sebenarnya pembelajaran IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mampu meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Tingkat sains dan teknologi yang dicapai oleh suatu bangsa biasanya digunakan sebagai tolak ukur untuk kemajuan bangsa itu. Apalagi di masa yang akan datang kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki suatu bangsa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
demikian dalam mempelajari IPA, metode atau cara yang digunakan dalam penerapannya harus melalui proses pembelajaran yang masuk akal, sesuai dengan kenyataan dan sesuai dengan karakteristik anak dan dengan kondisi sekolah tersebut. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan Nasional menurut Undang-undang Nasional No.20 tahun 2003, pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Yaitu : bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan menurut undang-undang tersebut memberikan kejelasan bagi penyelenggara pendidikan untuk dapat semaksimal mungkin mewujudkan arah tujuan dalam proses pembelajaran yang tepat guna, sehingga peserta didik diharapkan tidak hanya dapat menguasai ilmu pengetahuan yang dipelajari saja, namun mereka juga bersinergi dengan tuntutan perkembangan peradaban. Peserta didik harus bisa menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
dan siswa yang lainnya belum mencapia KKM yang ditetapkan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang akan menjadi subyek dalam penelitian ini adalah dengan melihat hasil UTS siswa kelas V SD Negeri 1 Tinggarwangi tahun pelajaran 2010/2011. Hasil UTS tersebut menunjukkan bahwa dari 32 siswa hanya 17 siswa (46,87%) yang memenuhui KKM mata pelajaran IPA yaitu 66.
akan berdampak kepada rendahnya hasil belajar siswa, baik hasil belajar yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah siswa dapat berinteraksi memecahkan masalah dan melatih untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi melelui diskusi kelompok serta mempresentasikan jawaban. Selain itu siswa juga memilih usaha untuk mengetahui jawaban yang diberikan dalam kelompok (semua siswa aktif), sehingga keterampilan sosial dan kemampuan akademik siswa dapat meningkat hasil belajar IPA.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah model Cooperative learning tipe NHT pada materi perubahan sifat benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif? 2. Apakah model Cooperative learning tipe NHT pada materi perubahan sifat benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek afektif ? 3. Apakah model Cooperative learning tipe NHT pada materi perubahan
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, masing-masing tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD Negeri 1 Tinggarwangi.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
a. Meningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pelajaran IPA materi perubahan sifat benda kelas V SD Negeri 1 Tinggarwangi melalui metode kooperatif tipe NHT.
b. Meningkatan hasil belajar siswa ranah afektif pelajaran IPA materi perubahan sifat benda kelas V SD Negeri 1 Tinggarwangi melalui metode kooperatif tipe NHT.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembang keilmuan terutama yang terkait dengan pengembangan pembelajaran IPA di sekolah dasar, karena IPA merupakan dasar teknologi, yang sering disebut sebagai tulang punggung pembangunan. 2. Secara Praktis
Secara praktis peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Bagi sekolah, yakni memberikan bahan masukan, khususnya bagi pengembang profesi guru sekolah dasar dan memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya belajar IPA dan mata pelajaran yang lain pada umumnya.
c. Bagi siswa
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan atau bermasalah di kelas. Manfaat itu adalah : 1) Meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran
IPA.
2) Siswa merasa tertarik dan senang karena banyak dilibatkan dalam pembelajaran.
3) Pemahaman dan abstraksi siswa meningkat karena siswa lebih banyak mengalami dari pada sekedar menghafal.
4) Semakin banyak siswa yang berubah anggapan bahwa IPA pelajaran yang kurang menarik, menjadi pelajaran IPA yang menyenangkan bagi siswa.
5) Hasil belajar siswa meningkat lebih baik.