BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya saat ini, persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah go public semakin meningkat, tidak hanya dalam satu sektor melainkan antar beberapa sektor. Indeks LQ 45 menunjukan bahwa volume perdagangan saham tidak hanya didominasi oleh perusahaan manufaktur saja. Dalam kondisi demikian, menuntut setiap perusahaan untuk dapat beroperasi dengan tingkat efisiensi yang cukup tinggi agar tetap punya keunggulan dan daya saing, sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba bersih seoptimal mungkin. (Swastyastu, 2014).
Untuk meningkatkan kemakmuran yang diperoleh dari pendapatan atau tingkat investasi, dividen adalah tujuan investor perorangan maupun badan usaha dalam menanamkan dana ke suatu perusahaan. Saham merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati dan dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat dapat menanamkan investasi dengan cara membeli saham perusahaan yang go public dan tercatat (listed) dipasar modal. Tujuan utama investor dalam menanamkan dananya untuk memperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terdapat harga belinya (capital gain).
Dayanara2014), menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih diperusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba apropresiasi
(retained earning)sebagai cadangan perusahaan. Swastyastu (2014), dividen
merupakan distribusi yang berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan kepada pemegang saham sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik.
Ross (1997, dalam Handayani, 2010), mendefinisikan dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan, baik dalam bentuk saham tunai.Pembayaran dividen dalam bentuk tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasi didalam perusahaan.Investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatifstabil atau semakin meningkat dari waktu ke waktu, karena dengan stabilitas dividen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan.Dalam pendapat Setiawati (2012) bahwa dividen memiliki resiko yang lebih rendah dari pada capital gain. Hal ini dikarenakan dividen diterima menurut dasar periode berjalan sementara prospek realisasi keuntungan modal diperoleh dimasa depan, artinya untuk memperoleh capital gain harus berani untuk berspekulasi bahwa harga saham yang akan datang lebih besar dari pada harga saham pada waktu pembelian sehingga dividen dianggap lebih baik dari pada capital gain.
investasi dimasa mendatang.Laba ditahan (retained earning) adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasanya yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan.
Sawir (2009, dalam Binastuti dan Wibowo, 2012) menegaskan bahwa kebijakan dividen merupakan salah satu bagian yang mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan sehingga menjadi suatu hal yang penting dan harus dipertimbangkan secara seksama. Kebijakan dividen menyangkut apakan laba akan dibayarkan sebagai dividen atau ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kebijakan dividen setidaknya berdampak pada dua hal yaitu citra dan prospek perusahaan dimata investornya serta kepentingan perusahaan untuk tumbuh ke depan. Jika perusahaan membagikan dividen yang besar, maka perusahaan dapat mengalami kesulitan untuk membiayai pertumbuhannya dimasa mendatang.Sebaiknya, jika perusahaan tidak dapat memberikan dividen yang besar bagi para pemegang saham maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi investor.Oleh karena itu, untuk dapat menjaga dua kepentingan tersebut perusahaan harus bijaksana dan cermat dalam memutuskan kebijakan dividen agar smua kepentingan dapat diakomodasikan dan resiko atau dampak negatif dapat diminimalkan.
Dalam menentukan kebijakan dividen, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen itu sendiri.Setyawan (dalam Dayanara 2014) mengelompokan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen menjadi dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal berupa tingkat laba, kemampuan untuk meminjam serta factor eksternal antara lain pajak atas dividen, pajak atas capital gain, akses ke pasar modal dan perundang-undangan.
perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya semakin meningkat cash rasio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor akan perusahaan untuk membayar dividen yang diharapkan oleh investor (Swastyastu 2014)
Penelitian yang dilakukan oleh Swastyastu (2014) yang meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio
(DPR). Hasil penelitian menunjukan bahwa cash ratio berpengaruh negatif
terhadap dividend payout ratio (DPR). Sejalan dengan penelitian tersebut Pramita (2013) yang meneliti pengaruh cash ratio, ROA, dan growth of
company terhadap dividend payout ratio (DPR) menunjukan hasil cash ratio
berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio (DPR), berbeda dengan penelitian diatas Tania (2013) yang meneliti pengaruh cash ratio terhadap
dividend payout ratio (DPR)menunjukan hasil cash ratio berpengaruh positif
terhadap dividend payout ratio (DPR).
Selain menggunakan cash rasio,Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat laverage (penggunaan utang) terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan (puspita 2006). Semakin besar rasio ini menunjukan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban.
Swastyastu (2014) yang meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio. Penelitian ini menunjukan Debt to
(2010) yang meneliti dampak rasio keuangan terhadap dividend, penelitian ini menunjukan hasil debt to equity ratio(DER) berpengaruh positif terhadap
dividend. Sejalan dengan penelitian lainnya Tania (2013) dalam penelitiannya
yang meneliti pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap dividend payout
ratio (DPR) menunjukan debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif
terhadapdividend payout ratio(DPR). Hermuningsih (2007) yang meneliti faktor-faktor yang mempenaruhi dividend payout ratio(DPR)pada perusahaan yang go public yang terdaftar di Indonesia yang menunjukan hasil debt to
equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap dividend payout
ratio(DPR). Berbeda dengan pnelitian Marlina dan Danica (2009) dalam
penelitiannya Pengaruh Cash position, DER, dan ROA terhadap dividend
payout ratio (DPR) yang menunjukan hasil DER berpengaruh negatif
terhadap dividend payout ratio (DPR).
Manajer juga mempertimbangkan profitabilitas menurut Hanafi (2004) perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban yaitu bunga dan pajak.
perusahaan yang go public yang terdaftar di Indonesia menunjukan hasil profitabilitas berpengaruh negatif terhadap DPR.
Selain itu return on asset (ROA) juga penting menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan dividen karena ROA menunjukan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi ROA maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak.
Pribadi (2012) dalam penelitiannya Analisis pengaruh cash position,
firm size, growth oportunity, ownership dan return on aset terhadapdividend
payout ratio(DPR). Hasil pnelitian ini adalah Return on asset berpengaruh
positif terhadap DPR. Sejalan dengan penelitian diatas, Pramita (2013) yang meneliti pengaruh cash ratio, ROA, dan growth of company terhadapdividend
payout ratio(DPR). Hasil penlitian ini adalah Return on asset (ROA)
berpengaruh positif terhadap DPR.
Pertimbangan lainnya yaitu Debt to total asset (DTA) merupakan rasio antara total hutang baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang terhadap total aktiva baik aktiva lancar, aktiva tetap maupun aktiva lainnya. Semakin besar rasio DTA menunjukan semakin besarnya tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan.
bahwa Debt to total asset (DTA) berpengaruh positif terhadap Dividend payout ratio.
Pertimbangan terakhir dalam menentukan kebijakan dividen adalah pertumbuhan perusahaan atau growth, growth menjadi pertimbangan penting oleh perusahaan karena peningkatan laba akan menunjukan pertumbuhan asset meningkat. Apabila pertumbuhan aset meningkat, maka akan dibutuhkan banyak dana untuk membiayai pertumbuhan tersebut sehingga DPR menjadi kecil.
Swastyastu (2014) yang meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR). Hasil penelitia ini menunjukan hasil Growth berpengaruh positif terhadap DPR. Berbeda dengan penelitian tersebut, Hermuningsih (2007) dalam penelitiannya analisis faktor-faktor yang mempengruhidivdend payout ratio(DPR) pada prusahaan yang go
public di Indonesia. Hasil penlitian ini menunjukan bahwa growth
berpengaruh negatif terhadap DPR.
Di Indonesia, akivitas investasi saham dan efek yang lainnya diselenggarakan di Bursa Efek Indonesia. Salah satu industri yang dianggap penting dalam mengukur kondisi ekonomi Negara adalah industriproperty
and real estate.Industriproperty and real estate merupakan sektor pertama
yang member sinyal jatuh atau sedang bangunnya perekonomian suatu Negara.Sektor property and real estate di Indonesia yang sebelumnya sedang lesu mulai menunjukan perbaikan kinerja.Pada akhir tahun 2011 saham
untuk masuk dalam rating investment guide. Fenomena ini dianggap menarik untuk diteliti dari perspektif kebijakan dividen karena dividen dianggap mampu mengantarkan sinyal prospek positif perusahaan-perusahaan property
and real estate kepada investornya. Serta, untuk melihat apakah investor
merespon sinyal tentang prospek positif perusahaan ke dalam aktifitas investasi mereka yang kemudian tercermin pada harga-harga saham perusahaan property dan real estate.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perusahaan property and real estate yang masih terdapat hasil yang beragam mengenai dividend. Maka peneliti termotivasi untuk meneliti kembali tentang variabel-varabel yang mempengaruhi dividend, dalam penelitian ini dibatasi 6 variabel, antara lain cash ratio,debt to equity ratio,profitabilitas,return on asset, debt to total asset dan growth. Penelitian ini mengacu pada penelitian Swastyastu (2014) yang meneliti tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada variabel yang digunakan, pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel cash ratio, growth,firm size, profitability
Debt to total asset (DTA), debt to equity ratio (DER), dan dividend payout
ratio sedangkan pada penelitin ini menggunakan variabel cash ratio,debt to
equity ratio,profitabilitas,return on asset, debt to total asset dan growth,
penelitian ini menghiangkan variabel firm size dan mengganti dengan variabel
return on asset menunjukan pengaruh yang positif terhadap dividend. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2014BEI karena ditengah melemahnya beberapa sektor industri dalam negeri, sektor property and real estate masih mencatatkan pertumbuhan yang positif bahkan naik hingga 40 %.
Penelitian ini penting dilakukan karena hasil penelitian dapat digunakan oleh manajer atau perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen pada perusahaan dilihat dari cash ratio,debt to equity ratio,profitabilitas,return on
asset, debt to total asset dan growth, penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai alat analisis dalam pembuatan keputusan mengenai kebijakan dividen perusahaan didasarkan pada informasi laporan keuangan.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakan cash ratioberpengaruh positifterhadap dividend payout ratio
(DPR) pada perusahaan Property and Real Estate yang terdaftar di bursa
efek Indonesia 2011-2014?
2. Apakan debt to equity ratio berpengaruhnegatifterhadapdividend payout
ratio (DPR) pada perusahaanProperty and Real Estateyang terdaftar di
3. Apakan profitabilitas berpengaruh positifterhadapdividend payout ratio
(DPR) pada perusahaanProperty and Real Estate yang terdaftar di bursa
efek Indonesia 2011-2014?
4. Apakan return on aset berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio
(DPR) pada perusahaanProperty and Real Estate yang terdaftar di bursa
efek Indonesia 2011-2014?
5. Apakandebt to total aset berpengaruh positif terhadap dividend payout
ratio (DPR) pada perusahaanProperty and Real Estate yang terdaftar di
bursa efek Indonesia 2011-2014?
6. Apakan growth berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaanProperty and Real Estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia 2011-2014?
1.3 Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi dividen payout ratio (DPR).Oleh karena itu, perlu dibuat pembatasan agar penelitian ini lebih sistematis dan terfokus. Berkaitan dengan hal tersebut, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) dibatasi pada 6 variabel, yaitu pengaruh cash rasio, debt to equity ratio, profitabilitas, return on
asset,debt to total aset, dan growth. Kemudian mengingat banyaknya
1.4 Tujuan Penelitian
Dari permasalahan tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Menguji pengaruh cash rasio terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada
perusahaan Property and Real Estateyang terdaftar di bursa efek Indonesia 2011-2014
2. Menguji pengaruh Debt to equity ratio terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) pada perusahaanProperty and Real Estateyang terdaftar di bursa
efek Indonesia 2011-2014
3. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio(DPR)
pada perusahaanProperty and Real Estateyang terdaftar di bursa efek Indonesia 2011-2014
4. Menguji pengaruh return on asset terhadap Dividend Payout Ratio(DPR) pada perusahaan Property and Real Estateyang terdaftar di bursa efek Indonesia 2011-2014
5. Menguji pengaruh debt to total aset terhadap Dividend Payout
Ratio(DPR) pada perusahaan Property and Real Estateyang terdaftar di
bursa efek Indonesia 2011-2014
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan dividen agar semua kepentingan yang terkait dengan dividen dapat terakomodasi dengan baik.
2. Bagi akademis
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan cash rasio, debt to equity ratio, profitabilitas, retun on asset, debt to total asset, dan growth serta Dividend Payout Ratio (DPR).
3. Bagi peneliti
a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan studi difakultas ekonomi universitas muhammadiyah purwokerto