• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

50

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga

Kota Salatiga merupakan sebuah kota yang berada di provinsi Jawa Tengah. Saltiga berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan Semarang dan 52 km sebelah utara Surakarta. Kota ini berada dilereng timur Gunung Merbabu, sehingga membuat kota ini berudara cukup sejuk.Serta pendidikan di Kota Salatiga sangat maju salah satunya adalah SMK N 1 Salatiga yang menghasilkan lulusan yang siap bekerja.

SMK N 1 Salatiga beralamat di Jl. Nakula Sadewa 1/3 Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti ,Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Kepala sekolah saat ini adalah Bapak Haris Wahyudi, M.Pd, staf pengajar di sekolah berjumlah 96 guru dan staf kantor berjumlah 10 orang.

Sekolah tersebut juga tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya SMK N 1 Salatiga. Pada tahun 1967 di Salatiga belum ada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri, pada tahun itu pula dibentuklah panitia pendiri SMEA Persiapan Negeri yang diketahui oleh Bapak Walikotamadya Salatiga (Bp. Letkol S. Soegiman pada waktu itu), dan di dukung oleh Bapak-bapak Muspida. Dengan persetujuan kepala kantor

(2)

51

perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah No.IDPE/435/D/67, tanggal 17 Januari 1967, maka berdirilah SMEA Yang berstatus persiapan di Salatiga. Atas dasar surat Bapak Kepala Kantor Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah tersebut. Pada tanggal 25 Mei 1968 dengan Nomor: 191/UUK-3/1969 yang memberi peningkatan status persiapan menjadi Negeri.

Pada tahun 1973 SMEA Negeri atas perkenan Bapak

Walikotamadya Salatiga, yang pada saat itu dijabat oleh Bapak Letkol. S. Soegiman diberi ijin untuk menempati gedung bekas Sekolah Cina milik BAPERKI yang digunakan proses belajar mengajar. Beberapa tahun kemudian dibangunkannya gedung di jalan Nakula Sadewa I/3 Kembangarum Salatiga, diatas tanah seluas 13.500 m yang telah selesai dan diserahkan pada tanggal 1 Agustus 1992. Peresmian pemekaiannya oleh Ka. Kanwil Depdikbud Prop. Jateng Bapak Soewardi. Setelah peresmian SMEA N Salatiga, sekolah hanya memiliki 3 kejuruan yaitu akutansi, perkantoran, dan pemasaran, pada tahun 2004 setelah menerima bantuan pusat paket dari Derektorat, SMEA N Salatiga menambah kejuruan menjadi 6 kejuruan yang terdiri akutansi,perkantoran, pemasaran, kecantikan rambut, busana butik, dan boga jasa.

(3)

52

1. Sejarah singkat kepemimpinan kepala sekolah di SMK

Negeri 1 Salatiga: a. (1968 sd 1982) Sri Sadono b. (1982 Sd 1993) R. Soeyono Mh c. (1993 Sd 1994) Soeparmo d. (1994 Sd 1996) Drs. Fx. Soewito e. (1996 Sd 1998) Drs. Djoko Legowo f. (1998 Sd 1999) Sutopo, B.Sc.

g. (1999 Sd 2000) Muh. Baedowie, B.A.

h. (2000 Sd 2007) Moeljono, M.Pd.

i. (2007 Sd 2015) Bambang Dwi H, S.Pd., M.Pd.

j. (2015 Sd sekarang) Haris Wahyudi, M.Pd

2. Visi Misi Sekolah

a. Visi

“ Menghasilkan lulusan yang beriman, Kompeten, dan Komperatif serta berwawasan lingkungan” b. Misi

a) Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan

peserta didik

b) Mendidik peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berkarakter.

(4)

53

c) Mendidik peserta didik, mampu menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni

d) Mendidik dan melatih peserta didik memiliki ketrampilan sesuai kompetensi keahliannya

e) Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha

f) Membekali peserta didik dengan ilmu

pengetahuan dan ketrampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.

3. Tujuan SMK N 1 Salatiga

a. Tujuan Umum

a) Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Menghasilakan lulusan yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, bertanggung jawab serta peduli terhadap lingkungan

c) Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, sebagai bekal untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

(5)

54

b. Tujuan Khusus

a) Menghasilkan lulusan yang siap mengisi lapangan kerja di dunia usaha dunia industri sesuai dengan kompetisi keahlianya

b) Menghasilkan lulusan yang mampu memilih karier, ulet, dan gigih dalam kompetensi, mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja dan siap mengembangkan sikap profesional pada kompetensi keahliannya

c) Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa dan

semangat Wirausaha. 4.1.2. Pendidikan Kewirausahaan

Terkait dengan wawancara yang telah dilakukan maka hasil dari data yang diperoleh di lapangan terkait dengan pendidikan kewirausahaan yang dipaparkan sebagai berikut :

Kurikulum yang digunakan oleh SMK N 1 Salatiga adalah

kurikulm 2013.Semua guru di sekolah membuat perencanaan

pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013, termasuk guru

kewirausahaan. Materi kewirausahaan pada semester genap tentang pengolahan. Dikelas X AP1 dalam menyampaikan materi pembelajaran guru menggunakan berbagai model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut membuat kelompok dan hasil mereka berdiskusi di presentasikan dikelas.

(6)

55

Selain teori yang diberikan, guru memberikan praktek membuat produk dan pengawetan makanan. Dalam praktek tersebut siswa mengerjakannya secara individu dengan tema yang telah diberikan oleh guru. Proses dalam pembuatan produk, siswa mencarinya sendiri di internet. Pelaksanaan praktek dilakukan di jam pelajaran dan lebih banyak dilakukan dirumah. Karena melakukan praktek dirumah siswa disuruh membuat dokumentasi proses pembuatan produk sebagai tanda bukti telah melakukan praktek tersebut.

Mengerjakan praktek tersebut siswa melakukan berbagai tahapan yang telah ditentukan oleh guru, tahapan tersebut antara lain:

a. Tahapan perencanaan

Tahap perencanaan siswa membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum membuat produk. Seperti produk yang akan dibuat, strategi yang digunakan dalam memasarkan produk, resiko apa yang akan dialami saat proses pembuatan produk dll. Pada tahapan ini siswa akan belajar tentang kepercayaan diri akan produk yang akan dihasilkannya.

b. Tahap perencanaan proses produksi

Pada tahap perencanaan proses produksi, siswa

merencanakan peralatan-peralatan yang akan membantu pembuatan produk, bahan-bahan yang akan dipakai.

(7)

56

c. Tahap pemasaran produksi

Pada tahapan ini siswa akan memasarkan hasil produknya kepada masyarakat, keluarga, teman dan guru-guru disekolah.

d. Tahap evaluasi

Tahapan ini adalah tahapan terakhir yang dilakukan siswa, yaitu membuat laporan selama menghasilkan produk. Seperti hambatan yang dialami dengan memberikan solusi, membuat laporan keuangan laba/rugi.

Setelah melakukan berbagai tahapan tersebut siswa

mempresentasikannya di depan teman-teman dan guru. Dengan membawa produk yang dihasilkannya dan Siswa membawa foto/dokumentasi sebagai bukti telah melakukan praktek kewirausahaan.

Sarana dan prasarana di dalam kelas dimaanfaatkan oleh guru dalam menyampaikan materi pokok pembelajaran. Tetapi kendala yang dihadapi oleh guru adalah buku sebagai sumber belajar sangat terbatas. Maka guru masih mencari sumber lain dalam mendukung pembelajaran kewirausahaan.

4.1.3. Sikap Wirausaha

Hasil wawancara yang dilakukan tentang Sikap wirausaha dihasilkan dari pembelajaran kewirausahaan berdarkan SK dan KD, antara lain:

(8)

57 1. Percaya Diri

Hasil dari wawancara yang dilakukan kepada sisiwa kelas X Administrasi Perkantoran 1 (AP1) bahwa sebagian siswa sudah memiliki rasa percaya diri. Saat pembelajaran siswa sudah percaya diri berpendapat di dalam kelas. Berani saat mempresentasikan hasil praktek yang mereka lakukan. Walaupun masih ada yang belum percaya diri hal tersebut wajar karena disetiap peserta didik mempunyai pribadi yang berbeda-beda.

2. Mandiri

Hasil dari wawancara, siswa kelas XAP1. Siswa sudah mandiri dalam menyelesaikan tugas mereka. Mereka mendapat bantuan orang lain, pada saat mereka tidak dapat mengerjakannya karena kesibukan disekolah yang selalu pulang sore. Seperti saat membeli bahan-bahan untuk proses produksi mereka meminta bantuan orang tua. Tetapi saat mengerjakan tugas, mereka akan mengerjakannya sendiri.

3. Disiplin

Hasil dari wawancara adalah siswa sudah disiplin dalam

menyelesaikan tugas mereka tepat waktu.Dalam

(9)

58

sikap disiplin di dalam masyarakat. Seperti datang tepat waktu saat rapat karang taruna dan menaati peraturan yang ada di masyarakat.

4. Jujur

Hasil dari wawancara adalah siswa kelas XAP 1 sikap jujur yang dimiliki siswa sudah baik. Mereka berusaha jujur dalam melakasanakan praktek kewirausahaan. Jujur kepada pelanggan dalam mempromosikan hasil produk mereka. Serta membuat laporan keuangan sesuai kenyataan yang diperoleh .

5. Keorisinilan

Hasil dari wawancara adalah ada beberapa siswa sudah mempunyai kreativitas. Seperti saat diberi tema pengawetan makanan telur asin, siswa sudah mulai mengeluarkan ide. Ide tersebut antara lain menciptakan telur asin pedas, telur asin jeruk dll. Ada siswa yang mempunyai tema sama, siswa tersebut inisiatif dengan menggunakan bahan yang berbeda tetapi produk yang dihasilkan sama

(10)

59 4.2. Pembahasan

Dalam bagian ini dipaparkan pembahasan berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukan, antara lain:

4.2.1. Pendidikan Kewirausahaan

Pembelajaran kewirausahaan di sekolah SMK N 1 Salatiga menggunakan standart kurikulum 2013. Hal tersebut dilihat dari rencana pembelajaran yang lebih berpusat kepada siswa, Termasuk pembelajaran kewirausahaan. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh guru kewirausahaan lebih mempusatkan proses pembelajarannya kepada siswa. Karena di setiap pembelajaran siswa selalu dituntut aktif di dalam kelas.

Guru kewirausahaan kelas X AP1 menerapkan berbagai model pembelajaran agar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Seperti membuat kelompok belajar dengan memberikan berbagai topik yang sesuai dengan materi. Dibentuknya kelompok tersebut membuat siswa X AP1 aktif mengeluarkan pendapatnya, dan memperkuat kerjasasama antar anggota di dalam kelompok. Melalui strategi ini menimbulkan sikap siswa X AP1 salah satunya sikap percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya.

Pendidikan kewirausahaan yang dilakukan oleh guru kepada siswa X AP1 mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Bukan hanya teori yang diberikan, guru pun memberikan praktek kewirausahaan yang menyangkut materi. Siswa terjun langsung menjadi seorang wirausaha

(11)

60

mulai dari merencanakan,memproduksi, memasarkan hasil produk mereka. Melakukan praktek kewirausahaan tersebut siswa X AP1 mengikuti tahap-tahapan yang telah ditentukan oleh guru. Melalui tahap-tahapan tersebut memunculkan sikap seperti percaya diri,jujur,mandiri,berani mengambil resiko dll. Pendidikan kewirausahaan yang ditekankan pada praktek lebih efektif karena anak langsung mempraktekannya dan akan lebih cepat memahami pelajaran. Sehingga siswa cepat mengalami suatu perubahan pada keterampilan dan sikap.

Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran adalah dengan memanfaatkan sarana dan prasarana disekolah, termasuk guru kewirausahaan. Dikelas XAP1 guru dalam menyampaikan materi selalu memakai LCD untuk membantu pembelajaran. Melalui pemanfaatan tersebut dapat memberikan gambaran materi yang diberikan.

4.2.2. Sikap Wirausaha

Dalam bagian ini dipaparkan pembahasan tentang pembelajaran materi pengolahan yang menumbuhkan sikap dari SK dan KD berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukan, antara lain:

1. Percaya diri

Kepercayaan diri sangat diperlukan oleh seorang semua orang. Karena percaya diri salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan. Orang yang percaya diri akan selalu yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya. Berdasarkan hasil yang didapat sisiwa kelas X Administrasi Perkantoran 1 (AP1) sebagian sudah memiliki rasa percaya

(12)

61

diri. Saat pembelajaran siswa sudah percaya diri berpendapat di dalam kelas. Berani saat mempresentasikan hasil selama melakkukan praktek kewirausahaan. Walaupun masih ada yang belum percaya diri, hal tersebut wajar karena disetiap peserta didik mempunyai pribadi yang berbeda-beda. Sikap percaya diri tersebut akan memberikan keyakinan dalam diri sendiri untuk memulai tugas/pekerjaan dan menyelesaikannnya. Siswa X AP1 walaupun mereka ambil jurusan perkantoran, tetapi mereka percaya dengan kemampuan mereka dalam mengerjakan praktek kewirausahaan tersebut. Hal ini relevan dengan pendapat Maredith (2002:5-6) yang mengatakan percaya diri merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai dan menyelesaikan.”

Seorang guru mempunyai peranan penting dalam membentuk sikap percaya diri pada siswa. Dengan model pembelajaran yang diberikan serta memberikan motivasi kepada siswa. Guru selalu menanamkan nilai-nilai pokok kewirausahaan kepada siswa, karena nilai-nilai-nilai-nilai tersebut berguna bagi kehidupan siswa walaupun tidak menjadi seorang wirausaha. 2. Mandiri

Sikap mandiri sangat diperlukan pada peserta didik. Mandiri merupakan sikap yang percaya akan kemampuan yang dimilikinya. Serta tidak terpengaruh oleh orang lain. Sikap mandiri sangat penting dimiliki oleh siswa agar dalam bersikap dan melaksanakan tugas tidak tergantung

(13)

62

pada orang lain dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah dikerjakannya.

Dari hasil wawancara siswa X AP1 setiap mengerjakan praktek kewirausahaan mereka melakukannya dengan kemampuannya sendiri. Saat mereka mengalami kegagalan dalam menghasilkan produk, tanpa putus asa mereka akan mencobanya kembali tanpa bantuan orang lain sampai hasil tersebut memuaskan. Sikap mandiri tersebut diperoleh dari praktek kewirausahaan. Pengalaman praktek tersebut menjadi pembelajaran bagi siswa dalam mengembangkan sikap. Sikap mandiri siswa dalam mengerjakan tugas harus dipupuk sedini mungkin, karena dengan sikap mandiri dapat menunjukkan inisiatif, berusaha untuk mengejar prestasi, mempunyai rasa percaya diri.

3. Jujur

Salah satu sikap yang harus dimiliki siswa adalah sikap jujur. Sikap itu sangat penting dan mempengaruhi kehidupan siswa tersebut. Membentuk karakter jujur pada siswa memang tidak bisa dilakukan dengan sekedar menyampaikan materi kepadanya. Oleh sebab itu guru kewirausahaan menerapkan praktek pada pembelajaran tersebut. Melalui praktek tersebut siswa kelas X terutama X AP1 melatih sikap jujur.

Pada materi pengawetan siswa melakukan pengawetan makanan dari berbagai bahan, ada yang memakai keju, ragi dll. Setelah melakukan pengawetan siswa menjualkan produk ke pelanggan dan menjelaskan bahan

(14)

63

yang di pakai merupakan bahan alami. Dari kegiatan tersebut siswa sudah mulai menunjukkan sikap jujur kepada pelanggan.

Hal ini membuktikan siswa menyampaikan sesuatu yang mereka lakukan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Guru menyediakan alat bantu yang digunakan sebagai pembiasaan sikap jujur salah satunya siswa praktek terjun langsung. Dengan ini, terciptanya iklim kejujuran di lingkungan sekolah maupun dimasyarakat sehingga peserta didik dapat terbiasa melakukan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari.

4. Keorisinilan

Seorang yang ingin sukses adalah seseorang yang tidak

mengekor/mengikuti orang lain. Melainkan seorang yang dapat

menciptakan hal yang baru dan berbeda dari yang lain. Siswa kelas XAP 1 sebagian sudah memiliki kreativitas dalam mengerjakan praktek kewirausahaan.

Hal tersebut terlihat saat mereka menciptakan produk pengawetan makanan dari berbagai bahan dan menciptakan rasa yang bermacam-macam. Karena mereka ingin membuat produk tersebut agar terlihat berbeda dari yang lain walaupun dengan tema/topik yang sama. Tetapi masih ada siswa yang masih belum mengeluarkan ide dan lebih banyak mengikuti yang ada di internet.

Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Guru bertanggungjawab untuk mengajar, mengarahkan dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk belajar, hal tersebut

(15)

64

dapat menumbuhkan pemikiran kreatif pada diri siswa tersebut. Guru kewirausahaan di kelas X AP1 mengizinkan siswa untuk mengembangkan ide yang mereka miliki.

5. Disiplin

Disiplin bagi seorang umumnya mematuhi aturan dan tata tertib yang dibuat sendiri. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh ketabahan, keuletan, dan keteraturan tingkah laku dalam menyelesaikan tugas pada tepat waktunya. Siswa X AP1 sudah menunjukan sikap disiplin seperti menyelesaikan tugas mereka tepat waktu. Dalam kehidupan sehari-hari siswa mulai mengaplikasikan di dalam masyarakat. Seperti datang tepat waktu saat rapat karang taruna dan menaati peraturan yang ada di masyarakat. Selain itu siswa disiplin dalam mengerjakan tugas kewirausahaan termasuk praktek yang dilakukan.

Melalui praktek kewirausahaan mereka dilatih untuk dapat menguasai kemampuan, juga melatih agar dapat mengatur dirinya sendiri, sehingga para siswa XAP1 dapat mengerti kelemahan atau kekurangan yang ada pada dirinya sendiri.

Ketaatan siswa yang dilandasi oleh kesadaran pribadi terhadap peraturan-peraturan yang dibuat oleh diri sendiri atau guru kewirausahaan. Ketaatan tersebut dilakuan dalam usaha untuk memperoleh perubahan baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari latihan-latihan yang dilakukan selama ini.

Referensi

Dokumen terkait

Program permainan (game) yang dibuat termasuk dalam kategori permainan yang sederhana, mudah dalam pengoperasiannya, tidak membutuhkan spesifikasi perangkat keras yang tinggi dan

Secara keseluruhan terjadi peningkatan persentase pemahaman konsep siswa sebanyak 54,54% dengan peningkatan persentase tertinggi pada setelah pelaksanaan tindakan siklus

Kridalaksana (1993: 143) mendefinisikan morfosintaksis sebagai “Struktur bahasa yang mencakup morfologi dan sintaksis sebagai satu organisasi (kedua bidang itu

Analisis bivariat sikap ibu hamil menunjukkan bahwa variabel sikap pada penelitian ini tidak dapat di uji pada posttest satu, dikarenakan setelah edukasi semua ibu

Dari z di kolom kiri maju ke kanan dan dari z di baris atas turun ke bawah, maka didapat bilangan yang merupakan luas yang dicari.. Luas yang tertera dalam daftar adalah luas

Berdasarkan hasil studi diatas, keterkaitan arsitektur dekonstruksi dengan fokus kajian ruang pameran modelkit dan action figure, adalah bagaimana dengan konsep

[r]

Permasalahan ini dipengaruhi oleh sifat alami ternak kerbau yaitu memiliki pertumbuhan yang lambat, angka reproduksi rendah, masa kebuntingan yang lebih panjang daripada sapi, serta