• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan desaincross sectional. 26

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan desaincross sectional. 26"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan desaincross sectional.26 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Klinik Ortodonti Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan(RSGMP) FKG USU.

3.2.2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 4 minggu, mulai dari Oktober sampai November 2016.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi penelitian

Populasi merupakan data sekunder dari pasien baru yang datang di klinik RSGMP FKG USU yang belum pernah dilakukan perawatan ortodonti sebelumnya.

3.3.2. Sampel penelitian

Sampel penelitian adalah model studipasien maloklusi Klas I yang datang ke RSGM FKG USU. Kategori maloklusi Klas I skeletal dengan ANB ± 2-4° untuk laki-laki dan perempuan serta relasi molar pertama permanen adalah Klas I pada kedua sisi. Rentang usia sampel 17-35 tahun, mengingat tahap tumbuh kembang telah selesai.Perkiraan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus proporsi:

(2)

Keterangan :

n : besar sampel

Z α/2 : nilai Z pada derajat kepercayaan 1- α/2 p : proporsi hal yang diteliti

d : presisi

N : jumlah populasi

Dari rumus di atas ditentukan jumlah sampel untuk maloklusi skeletal Klas I adalah 40.

sampel dan dipilih dengan metode purposive sampling.

Sampel yang dipilih pada penelitian ini ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria Inklusi1, 12:

a. Pasien dengan maloklusi skeletal Klas I dengan ANB = 2±2º dan relasi molar pertama Klas I b. Usia 17-35 tahun

c. Belum pernah menjalani perawatan ortodonti d. Gigi lengkap sampai molar pertama permanen e. Tidak terdapat crown atau bridge

f. Model studi dan foto sefalometri dalam keadaan baik

Kriteria Eksklusi1,12

a. Terdapat gigi yang memiliki restorasi pada bagian interproksimal

b. Adanya anomali morfologi gigi (misal ; gigi yang peg-shaped, makrodontia, mikrodontia, supernumerary, fusion, atau germination)

(3)

c. Adanya gigi yang pernah mengalami stripping/ slicing 3.4.Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pencabutan gigi premolar. 3.4.2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah rasio Bolton keseluruhan 3.4.3. Variabel Terkendali

Variabel terkendali pada penelitian ini adalah usia pasien (gigi permanen dari molar pertama ke molar pertama telah erupsi), maloklusi skeletal dan dental Klas I, teknik pengukuran, model studi dalam kondisi baik

3.4.4. Variabel Tidak Terkendali

Variabel tidak terkendali dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, suku, raspasien, overjet dan overbite pasien..

3.5. Definisi Operasional

Definisi operasional, cara ukur, hasil ukur, dan alat ukur dari masing-masing variabel penelitian dijelaskan pada tabel 2.

Tabel 2. Definisi Operasional, Alat Ukur, Skala Ukur dari Variabel Bebas, Tergantung, Terkendali, dan Tidak terkendali dari Penelitian.

Variabel Definisi Cara dan alat ukur Kategori Skala ukur Maloklusi skeletal Klas I Maloklusi berdasarkan relasi maksila dan mandibula Rontgenfoto sefalometri lateral Klas I skeletal = ANB 2±2˚ Rasio Maloklusi dental Klas I Maloklusi berdasarkan hubungan molar pertama permanen menurut Angle

Model studi Berdasarkan klasifikasi Angle

(4)

Overall Bolton ratio Rasio lebar mesiodistal gigi mandibula dan maksila

Model studi Normal :89,39% – 93,21% Kecil : < 89,39% Besar : > 93,21% Numerik Hipotetikal extraction gigi premolar Pencabutan gigi berdasarkan simulasi, mengganti gigi yang dicabut dengan angka 0 Lebar mesiodistal yang dicabut dianggap 0 mm Pencabutan 4P1 Pencabutan 4 Pencabutan P1 RA P2RB Pencabutan P2 RA P1RB

Usia Pasien Usia berdasarkan tanggal dan tahun kelahiran

Status pasien berdasarkan anamnese

Rasio

3.6.Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Gambar 6) ; a. Kaliper digital dengan keakuratan sampai 0,01 mm (Mitutoyo)14 b. Tracing box

c. Protractor (Ormco)

d. Pensil 2B digital, gunting, selotip, dan penghapus

Gambar 6. Alat Penelitian ; Protractor, pensil 2B, gunting, selotip, penghapus,

Tracing box, Kaliper digital

. 3.6.2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Gambar 7) a. Model studi maksila dan mandibula yang baik

(5)

b. Foto sefalometri lateral

c. Kertas tracing (Ortho Organizer)

Gambar 7. Bahan Penelitian, A. Studi model, B. Kertas tracing C. Rontgenfoto sefalometri

3.7.Penatalaksanaan Penelitian

Penatalaksanaan penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode yang dilakukan oleh Endo Toshiya et al .12

a. Penentuan sampel penelitian berdasarkan data pasien klinik RSGMP USU. Sampel yang diambil adalah sebanyak 40 model studi dan hasil foto sefalometri lateral yang memenuhi kriteria inklusi.

b. Dilakukan pengukuran lebar mesiodistal gigi, darimolar pertama ke molar pertama dengan menggunakan kaliper digital. Lebar mesiodistal tiap gigi diukur pada jarak terbesar di antara kontak point pada permukaan proksimal (Gambar 6.c). Keseluruhan sampel penelitian diukur oleh operator yang sama.

c. Overall Bolton ratioditentukan sesuai dengan metode Bolton.

d. Ditentukan kriteria sampel, apakah rasio Bolton normal, kecil, atau besar.

(6)

e. Model studi seluruhnya kemudian diukur ulang dengan cara yang sama, danoverall Bolton ratio ditentukan kembali. Hal ini dilakukan oleh operator yang sama untuk meningkatkan ketelitian hasil pengukuran penelitian.

f. Kemudian dilakukan pencabutan premolar secara hipotetikal, yaitu dengan mengganti ukuran lebar mesiodistal gigi premolar yang dicabut dengan angka nol (0). Simulasi pencabutan ini dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu

- Kelompok 1 : pencabutan ke-empat gigi premolar pertama - Kelompok 2 : pencabutan ke-empat gigi premolar kedua

- Kelompok 3 : pencabutan gigi premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula - Kelompok 4 : pencabutan gigi premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula.

3.8.Metode Analisis Data

Uji normalitas dan homogenitas dilakukan dengan uji Kolmogorof-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Untuk melihat perbedaan antara pengukuran pertama dengan kedua, dilakukan dengan ujiPaired T-test.Untuk melihat pengaruh pencabutan terhadap overall Bolton ratiomaka dilanjutkan dengan uji Oneway ANOVA.Karena data berbeda nyata (p<0.05), untuk melihat dimana perbedaan tersebut dilakukan dengan uji Post Hoc. Data non parametrik yaitu berupa data ordinal dilakukan uji Wilcoxon Signed Rank test dan Chi-Square.26

(7)

3.9.Diagram Alur Penelitian

Maloklusi skeletal

Tracing Radiografi sefalometri

Skeletal Klas II (ANB > 4⁰) Skeletal Klas I (ANB 2±2˚) Skeletal Klas III (ANB < 4⁰)

Model studi Klas

Menghitung overall Bolton ratio

Hypothetical extraction gigi premolar

4 gigi P1

4 Gigi P2

P1 RA - P2

RB

P2RA-P1RB

Menghitung overall Bolton ratio setelah pencabutan

Analisis data

Normal (89,3 – 93,21%)

(8)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada 40 subjek penelitian dengan rentang usia17 – 35 tahun yang mempunyai maloklusi Klas I dental dan skeletal (rata-rata ANB = 2,86˚). Sampel penelitian yang diambil adalah yang memenuhi kriteria inklusi.

Pengukuran lebar mesiodistal gigi dilakukan oleh satu orang observer/ peneliti. Untuk menghindari kelelahan pengukuran sampel, maka dilakukan hanya 5 model dalam sehari. Untuk menguji ketelitian pengukuran dalam mendapatkan overall Bolton ratio,pengukuran sampel dilakukan sebanyak dua kali. Untuk melihat perbedaan hasil pengukuran pertama dan kedua dilakukan Paired T-Test. Hasil pengukuran uji tersebut disajikan pada Lampiran 2.

Hasil pengukuran pertama dan kedua tidak berbeda nyata (non signifikan) pada P= 0.95, karena itu pengukuran dan cara pengukuran yang dilakukan dianggap reliable,sehingga salah satu dari data pengukuran tersebut dapat dipergunakan untuk penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil data dari pengukuran pertama.

4.1. Nilai Overall Bolton Ratio Sebelum Pencabutan Gigi Premolar

Distribusi hasil pengukuran overall Bolton ratio sebelum dilakukan pencabutan gigi premolar dicantumkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengukuran overall Bolton ratio sebelum pencabutan Kategori Overall

Bolton Ratio

n % Range overall Bolton

ratio (%)

X ±SD (%)

Kecil 4 10 87,525 – 89,157 % 88,448 ±0,712

Normal 29 72,5 89,426 – 92,761% 91,170± 1,06

(9)

DariTabel 3 terlihat bahwanilai overall Bolton ratio sebelum dilakukan pencabutan gigi premolar berkisar antara 87,525% - 95,789%; diantara ketiga kategori ternyatakategori rasio Boltonnormal yang paling banyak dijumpai, yakni 72,5% dari seluruh pasien.

Selanjutnya akan dikemukakan hasil penelitian setelah perlakuan atau setelah hypothetical extraction gigi premolar.

4.2. PengaruhPencabutan Gigi Premolar terhadap Overall Bolton Ratio

Data perubahan overall Bolton ratio setelah pencabutan gigi premolar ditampilkan pada Lampiran 3. Hasil analisis data mengenai distribusi perubahan overall Bolton ratioditunjukkan pada Tabel 4.Hasil analisis distribusi data dan homogenitas variansi menunjukkan bahwa semua data terdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji Oneway ANOVA, kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test.

Tabel 4. Distribusi overall Bolton ratio setelahpencabutan gigi premolar

Overall Bolton ratio n X ± SD (%) p

Sebelum 40 91,40 ± 1,78 ---

Exo 4 P1 40 89,99 ± 1,77 0.02*

Exo 4 P2 40 89,01 ± 1,64 0,00*

Exo P1 RA & P2 RB 40 89,01 ± 1,64 0,00* Exo P2 RA & P1 RB 40 88,96 ± 1,51 0.00* *terdapat perbedaan yang signifikan p< 0.05

Dari Tabel 4 terlihat bahwa overall Bolton ratio berkurang secara signifikan setelah dilakukan pencabutan gigi premolar pada semua kombinasi pencabutan. Nilai overall Bolton ratio terlihat paling menurun adalah setelah dilakukan kombinasi pencabutan gigi premolar kedua maksila dan premolar pertama maksila yaitu dari 91,40 ± 1,78 menjadi 88,96 ± 1,51.

4.2.1. Pengaruh pencabutan 4 gigi Premolar pertama terhadap overall Bolton ratio

Untuk melihat pengaruh pencabutan gigi premolar terhadap overall Bolton ratio dilakukan uji Oneway ANOVA lalu dilanjutkan dengan uji Post Hock dan uji Wilcoxon Signed Rank. Hasil analisis perubahan ditampilkan pada Lampiran 4.

(10)

Tabel 5.Pengaruhpencabutan 4 gigi premolar pertama terhadap overall Bolton ratio Sebelum pencabutan N Setelah pencabutan P

Kecil Normal Besar

Kecil 4 4 0 0 0.02*

Normal 29 10 19 0

Besar 7 0 6 1

*signifikan pada p<0.05

Tabel 5 menunjukkan bahwa, pada kelompok Bolton kecil awal berjumlah 4 subjek dan setelah dilakukan pencabutan 4 gigi premolar pertama maka akan tetap 4 subjek yang memiliki nilai Bolton kecil. Pada kelompok Bolton normal yang berjumlah, dari 29 subjek, setelah dilakukan pencabutan terdapat 19 subjek tetap normal dan 10 subjek menjadi Bolton kecil. Sedangkan pada kelompok Bolton besar dari 7 subjek, maka setelah pencabutan menjadi 6 subjek normal dan 1 subjek tetap besar.

4.2.2. Pengaruh pencabutan 4 gigi Premolar kedua terhadapoverall Bolton ratio

Hasil pengukuran dan analisis pengaruhoverall Bolton ratiosetelah dilakukan pencabutan 4 gigi premolar kedua ditampilkan pada Lampiran 5.

Tabel 6 menunjukkan bahwa pada kelompok Bolton kecil tidak terjadi perubahan, pada kelompok Bolton besar semuanya menjadi kelompok Bolton normal,

sedangkan pada kelompok Bolton normal dari 29 subjek normal, berubah menjadi 17 subjek kelompok Bolton kecil dan 12 tetap normal.

Tabel 6. Pengaruhpencabutan 4 gigi Premolar kedua terhadap overall Bolton ratio Sebelum pencabutan N Setelah pencabutan P

Kecil Normal Besar

Kecil 4 4 0 0 0.000*

Normal 29 17 12 0

Besar 7 0 7 0

(11)

4.2.3. Pengaruhpencabutan gigi Premolar pertama maksila dan gigi Premolar kedua mandibula terhadap overall Bolton ratio

Tabel 7 menunjukkan dari 29 subjek kelompok Bolton normal, maka setelah dilakukan pencabutan terlihat hanya 16 subjek yang normal dan 13 menjadi kecil. Pada kelompok Bolton kecil tidak terjadi perubahan, sedangkan pada kelompok Bolton besar kesemuanya menjadi kelompok Bolton normal. Perubahantersebut adalah signifikan (P < 0.05).

Tabel 7. Pengaruh pencabutan gigi Premolar pertama maksila dan gigi Premolar kedua mandibula terhadapoverall Bolton ratio

Sebelum pencabutan N Setelah pencabutan P Kecil Normal Besar

Kecil 4 4 0 0 0.003*

Normal 29 13 16 0

Besar 7 0 7 0

*signifikan pada p<0.05

4.2.4. Pengaruhpencabutan gigi premolar kedua maksila dan gigi premolar pertama mandibula terhadap overall Bolton ratio

Hasil pengukuran dan analisis perubahan overall Bolton ratio setelah dilakukan pencabutan gigi premolar kedua maksila dan gigi premolar pertama mandibula ditampilkan pada Tabel 8 dan Lampiran 7. Perubahan nilai overall Bolton ratio setelah pencabutan ini adalah signifikan (P < 0.05).

Tabel 8. Pengaruhpencabutan gigi Premolar pertama maksila dan gigi Premolar kedua mandibulaterhadapoverall Bolton ratio

Sebelum pencabutan N Setelah pencabutan P Kecil Normal Besar

Kecil 4 4 0 0 0.000*

Normal 29 20 9 0

Besar 7 0 7 0

*signifikan pada p<0.05

Tabel 8 menunjukkanpada kelompok Bolton kecil setelah pencabutan tetap berjumlah 4 subjek tidak berubah, pada kelompok Bolton normal sebelum pencabutan ada 29 subjek maka

(12)

setelah pencabutan menjadi hanya 9 subjek yang normal dan 20 subjek menjadi kelompok kecil, sedangkan kelompok Bolton besar kesemuanya menjadi kelompok Bolton normal.

Secara keseluruhan dari Tabel 9 dan Gambar 8dapat terlihat pengaruh pencabutan gigi premolar pada semua kombinasi hypothetical extraction terhadap overall Bolton ratio. Hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tabel 9 dan Gambar 8 menunjukkan bahwa terjadi perubahan overall Bolton ratio. Hal ini terlihat dimana kelompok Bolton kecil setelah pencabutan 4 premolar pertama bertambah dari 4 subjek menjadi 14.Kelompok normal dan besar berkurang dari 29 menjadi 25 dan dari 7 menjadi 1. Setelah pencabutan 4 premolar kedua, maka Bolton kecil menjadi 21 subjek, Bolton normal 19 dan tidak ada Bolton besar. Setelah pencabutan premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula terlihat ada 17 subjek kelompok Bolton kecil dari 4 subjek sebelumnya, 23 subjek Bolton normal dan tidak ada Boltob besar. Pada pencabutan premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula, kelompok Bolton kecil bertambah menjadi 24 subjek, normal berkurang menjadi 16 subjek dan tidak terdapat kelompok Bolton besar.

Tabel 9. Distribusi pengaruh pencabutan gigi premolar terhadap overall Bolton ratio

Overall Bolton ratio

Sebelum pencabutan

Exo 4 P1 Exo 4 P2 Exo P1 RA & P2 RB Exo P2 RA & P1 RB Kecil 4 14 21 17 24 Normal 29 25 19 23 16 Besar 7 1 0 0 0 Total 40 40 40 40 40

(13)

Gambar 8. Grafik pengaruh pencabutan gigi premolar terhadap overall Bolton ratio

4.3. Pengaruh Hypothetical Extraction pada tiap Kategori Overall Bolton Ratio

Untuk melihat pengaruh hypothetical extraction pada masing – masing kategori overall Bolton ratio, dilakukan uji oneway ANOVA, hasil analisis data dapat dilihat pada Tabel 10 dan Lampiran 9.

Tabel 10menunjukkan nilai rerata overall Bolton ratio kecil setelah pencabutan gigi premolar, yaitu setelah pencabutan 4P1(86,95 ± 0,60 %), setelah pencabutan gigi 4P2 (86,30 ± 0,37 %), setelah pencabutan premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula (86,86 ± 0,37%), dan setelah pencabutan premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula (86,40 ± 0,85%). .

Tabel 10.Distribusi nilai rerata overall Bolton ratio kecil setelah hypothetical extraction

Overall Bolton ratio N X ± SD (%) P

Sebelum 4 88,45 ± 0,71 ----

Exo 4 P1 4 86,95 ± 0,60 0.01*

Exo 4 P2 4 86,30 ± 0,37 0.00*

Exo P1 RA & P2 RB 4 86,86 ± 0,37 0.01* Exo P2 RA & P1 RB 4 86,40 ± 0,85 0.00* *terdapat perbedaan yang signifikan pada p<0.05

(14)

Tabel 11 menunjukkan hasil uji ANOVA dari nilai rerata overall Bolton ratio normal setelah pencabutan gigi premolar, yaitu setelah pencabutan 4P1(89,85 ± 1,13), setelah pencabutan 4P2 (88,92 ± 1,26 %), setelah pencabutan P1RA & P2RB (89,90 ± 1,35 %), dan setelah pencabutan P2RA & P1RB (88,87 ± 1,12 %).

Tabel 11.Distribusi nilai rerata overall Bolton ratio normal setelah hypothetical extraction

Overall Bolton ratio n X ± SD (%) P

Sebelum 29 91,17 ± 1,07 ----

Exo 4 P1 29 89,85 ± 1,13 0.00*

Exo 4 P2 29 88,92 ± 1,26 0.00*

Exo P1 RA & P2 RB 29 89,90 ± 1,35 0.01* Exo P2 RA & P1 RB 29 88,87 ± 1,12 0.00* *terdapat perbedaan yang signifikan pada p<0.05

Tabel 12 menunjukkan hasil uji ANOVA dari nilai rerata overall Bolton ratio besar setelah dilakukan pencabutan, dimana hasilnyamengalami penurunan, yaitu dari 94,08 ± 0,79 %, kemudian menjadi (92,33 ± 1,27 %) setelah pencabutan 4P1, setelah pencabutan 4P2 (90,99 ± 0,78), setelah pencabutan P1RA & P2RB(92,12 ± 0,92 %), dan setelah pencabutan P2RA & P1RB (90,80 ± 0,48 %).

Tabel 12.Distribusi nilai rerata overall Bolton ratio besar setelah hypothetical extraction Overall Bolton ratio N X ± SD (%) P

Sebelum 7 94,08 ± 0,79 ----

Exo 4 P1 7 92,33 ± 1,27 0.00*

Exo 4 P2 7 90,99 ± 0,78 0.00*

Exo P1 RA & P2 RB 7 92,12 ± 0,92 0.01* Exo P2 RA & P1 RB 7 90,80 ± 0,48 0.00* *terdapat perbedaan yang signifikan pada p<0.05

(15)

BAB V PEMBAHASAN

Beberapa penelitian terdahulu mengatakan bahwa overall Bolton ratioberpengaruh terhadap pencabutan gigi premolar, dan perubahan tersebut dipengaruhi oleh kombinasi pencabutan yang berbeda. Bolton (1962), Young (2002), Tong H et al (2004)menjelaskan bahwa nilai rata – rata overall Bolton ratio menurun atau berkurang setelah dilakukan hypothetical extraction gigi premolar dengan semua kombinasi pencabutan.3,12,13,14

Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa pencabutan gigi premolar mengakibatkan nilaioverall Bolton ratiomenurun secara signifikan. Dari 40 sampel maloklusi Klas I yang diukur diperoleh nilai rata-rata overall Bolton ratio sebelum pencabutan adalah 91,40 ± 1,78%, dan setelah pencabutan 4 premolar pertama menjadi 89,99 ± 1,77%, setelah pencabutan 4 premolar kedua nilainya adalah 89,01 ± 1,64%, pencabutan premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula menjadi 89,01 ± 1,64, serta setelah pencabutan premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula menjadi 88,96 ± 1,51 %.

Pada penelitian ini, nilai overall Bolton ratio mengalami penurunan pada semua hypothetical extraction. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bolton (1962), Tong H et al (2004), Young (2002) yang mengatakan bahwa overall Bolton ratio akan mengalami penurunan setelah dilakukan pencabutan gigi premolar dengan semua kombinasinya. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian oleh Endo et al (2010) yang mana pada penelitian Endo et al ada beberapa subjek pada kelompok Bolton normal menjadi kelompok Bolton kecil atau besar, dan semua subjek pada kelompok Bolton besar akan tetap besar setelah pencabutan. Hal ini mungkin disebabkan karena adaanya perbedaan nilai rata-rata Bolton yang

(16)

digunakan sebagai acuan. Pada penelitiannya Endo et al menggunakan nilai rata-rata Bolton normal adalah 88% sedangkan penelitian Tong et al menggunakan nilai rata-rata Bolton 91,3%, nilai rata-rata ini adalah sama dengan yang dilakukan pada penelitian ini.12,14

Pada pencabutan gigi premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula terlihat kelompok Bolton normal paling banyak berubah menjadi kelompok Bolton kecil. Nilai overall Bolton ratio juga menurun secara signifikan dari 91,40 ± 1,78% menjadi 88,96 ± 1,51 %.Hal ini mungkin disebabkan karena ukuran lebar gigi premolar maksila tidak sama dengan gigi premolar mandibula. Pasien yang sudah memiliki nilai Bolton normal apabila dilakukan pencabutan pada gigi yang lebarnya tidak sama maka akan menyebabkan rasio Bolton menjadi tidak seimbang.12,22

Pada pencabutan 4 gigi premolar pertama rasio Bolton normal paling sedikit berubah menjadi rasio Bolton kecil. Nilai overall Bolton ratio setelah pencabutan (89,99 ± 1,77%) merupakan nilai yang paling mendekati nilai Bolton normal dibandingkan kelompok pencabutan lain. Hal ini disebabkan ukuran lebar gigi premolar pertama maksila dan gigi premolar pertama mandibula hampir sama. Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh Tong et al (2004), Gaidyte Ale et al (2005) dan Endo et al (2010) yang melaporkan bahwa setelah dilakukan pencabutan terjadi dampak yang tidak diinginkan dimana rasio Bolton menjadi kecil atau besar.12,22,28

Pada kelompok nilai rasio Bolton besar juga mengalami penurunan setelah dilakukan pencabutan,dimana hampir semuasubjek berubahmenjadi Bolton normal.Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa nilai overall Bolton ratio besar dapat menjadi normal setelah dilakukaan pencabutan gigi premolar. Hanya ada satu subjek yang tetap menjadi besar, yaitu pada kombinasi pencabutan 4 gigi premolar pertama. Perubahan ini tidak terjadi pada

(17)

semua kombinasi pencabutan, hal ini mungkin karena jumlah sampel Bolton besar tidak banyak, untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih jauh.12,22,27

Penelitian oleh Saatchi dan Yukay (1997) menyatakan overall Bolton ratio meningkat setelah pencabutan empat gigi premolar pertama, pencabutan premolar pertama maksila dan premolar kedua mandibula, dan menurun setelah pencabutan empat gigi premolar kedua, premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula, hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan etnis. Perbedaan etnis menurut Basaran et al, Smith et al, dan Santoro et al menunjukkan perbedaan ukuran gigi.12,14

Pola pencabutan yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda pula. Pada penelitian ini,kombinasi pola pencabutan empat premolar kedua dan kombinasi pencabutan premolar kedua maksila dan premolar pertama mandibula terlihat paling banyak berubah menjadi Bolton kecil atau banyak mengalami penurunan.Hal ini diperkirakan terjadi karena ukuran lebar mesiodistal gigi premolar kedua maksila lebih kecil dari ukuran gigi premolar pertama mandibula, sehingga overall Bolton ratio akan lebih kecil ketika dilakukan pencabutan gigi premolar kedua maksila dibandingkan ketika melakukan pencabutan gigi premolar pertama maksila.3,12,13,14

Pada kelompok Bolton kecil terlihat tidak terjadi perubahan, dalam artian subjek pada kelompok Bolton kecil akan tetap berada pada kelompok Bolton kecil setelah dilakukan pencabutan. Hal ini diperkirakan karena nilai overall Bolton ratio pada penelitian ini mengalami penurunan sehingga dari kelompok kecil akan tetap kecil. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Bolton (1962) yang mengatakan nilai rasio Bolton akan berkurang setelah dilakukan 4 kombinasi pencabutan. Hal ini mungkin disebabkan ukuran gigi premolar pertama atau kedua maksila lebih kecil dibandingkan dengan mandibula.12

(18)

Pencabutan gigi terkadang penting untuk dilakukan dalam suatu perawatan ortodonti dengan tujuan untuk mendapatkan alignment dan oklusi gigi yang tepat. Apabila lebar gigi pada salah satu rahang dianggap normal, maka gigi pada rahang lainnya dianggap terlalu besar atau terlalu kecil, sehingga mengakibatkan diskrepansi yang tidak seimbang antara maksila dan mandibula. Hal ini terkadang yang mengakibatkan pencabutan gigi menjadi indikasi untuk dilakukan. Secara klinis, ada banyak faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan pencabutan gigi, seperti analisis sefalometri, analisa model studi, jaringan periodontal, dan usia pasien.Pengaruh kombinasi pencabutan yang berbeda terhadap nilai rasio Bolton juga membantu menentukan rencana pola pencabutan.14,19,20,29

(19)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN

1. Pencabutan gigi premolar berpengaruh signifikan terhadap overall Bolton ratio.

2. Hypothetical extractionpada empat kombinasi pencabutan mengakibatkan nilai overall Bolton ratio menurun secara signifikan.

3. Pola pencabutan empat gigi premolar pertama pada maloklusi Klas I adalah pola pencabutan yang paling mendekati normal dan paling sedikit mengalami penurunan nilai overall Bolton ratio.

4. Pada maloklusi Klas I, pasien dengan nilai overall Bolton ratio besar dapat dikatakan efektif untuk dilakukan pencabutan gigi premolar, karena hampir semua subjek berubah menjadi kategori Bolton normal setelah pencabutan.

5. Dalam membuat rencana perawatan, terutama yang melibatkan pencabutan gigi premolar, ortodontis sebaiknya perlu memperhatikan nilai overall Bolton ratiodan pola pencabutan yang akan dilakukan.

6.2 SARAN

1. Dalam membuat rencana perawatan, perlu memperhatikan perubahan nilai rasio Bolton dan pola pencabutannya

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih merata pada semua kategori nilai rasio Bolton.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai rasio Bolton pada oklusi normal sesuai dengan etnis yang ada di Indonesia.

Gambar

Tabel 2. Definisi Operasional, Alat Ukur, Skala Ukur dari Variabel Bebas, Tergantung,  Terkendali, dan Tidak terkendali dari Penelitian
Gambar 6. Alat Penelitian ; Protractor, pensil 2B, gunting, selotip,  penghapus,
Tabel 3. Hasil pengukuran overall Bolton ratio sebelum pencabutan  Kategori Overall
Tabel 4. Distribusi overall Bolton ratio setelahpencabutan gigi premolar
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pertanyaan inti di atas mendorong beberapa pertanyaan spesifik yang bisa membantu melihat berbagai persoalan dalam artikel ini, yaitu: (1) Bagaimana respon warga,

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan program keluarga harapan dalam memutus rantai kemiskinan oleh unit pelaksana program keluarga

Hambatan dalam partisipasi politik masyarakat di Kecamatan Padaherang dalam pemilihan kepala daerah Kabupaten Pangandaran yaitu : kurangnya informasi tentang

penelitian dengan judul ” Identifikasi Diskriminasi Ras dan Etnis Menurut UU Nomor 40 Tahun 2008 dan Diskriminasi Wanita Menurut UU No 7 Tahun 1984 d alam

dalam proses perilaku aman ( safety process) adalah terdapatnya kerja sama yang baik untuk perencanaan implementasi program dan adanya partisipasi dari.. masing-masing

Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya persiapan sampel yaitu dengan mengemas sampel keripik pisang yang baru saja diproduksi oleh Sentra Industri

Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya

[r]