• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN - DOCRPIJM 282d69c4c3 BAB IVBab IV RPIJM Kota Depok 20152019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN - DOCRPIJM 282d69c4c3 BAB IVBab IV RPIJM Kota Depok 20152019"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kota Depok Tahun 2015-2019

BAB IV

ANALISIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

4.1

Analisis Sosial

4.1.1

Aspek Sosial Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Aspek sosial yang perlu diperhatikan antara lain adalah responsifitas kegiatan

pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Menindaklanjuti hal tersebut maka diperlukan

suatu pemetaan awal untuk mengetahui bentuk responsif gender dari masing-masing kegiatan,

manfaat, hingga permasalahan yang timbul sebagai pembelajaran di masa datang.

4.1.2

Aspek Sosial Pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Depok umumnya tidak mengalami

banyak kendala dan hambatan terhadap masyarakat. Hal ini dikarenakan lokasi pembangunan

kegiatan Cipta Karya sebagian besar milik Pemerintah Kota Depok. Bila menggunakan lahan yang

bukan milik Pemerintah Kota Depok maka akan dibebaskan telebih dahulu. Hanya saja untuk

meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka Pemerintah Kota

Depok melakukan sosialisasi melalui pemerintah kelurahan setempat dimana lokasi kegiatan Cipta

Karya dilaksanakan.

(2)

4.1.3

Aspek Sosial Pada Pasca Pembangunan Bidang Cipta Karya

Output

kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya harus memberi manfaat bagi

masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara

sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu

tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh

penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut. Hasil identifikasi aspek sosial pasca

pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Depok tertuang pada

Tabel 4.1

.

Tabel 4. 1 Identifikasi Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan

Bidang Cipta Karya

No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Tahun

Pelaksanaan

Jmlh Penerima

Manfaat Ket

1. Pengembangan Permukiman

a. Rehabilitasi Rumah Layak Huni 11 kec 2015-2019 1.245 KK

b. Pembangunan Rusunawa beserta Infrastrukturnya

Kel. Abadijaya 2016-2019 96 KK

c. Penataan Jalan Lingkungan dan Infrastruktur Kawasan Kumuh

6 Kel 2015-2019 30.293 Jiwa

d. P2WKSS 5 Kel 2015-2019 8.655 Jiwa

e. Penataan dan Peremajaan Kawasan Situ Rawa Besar

Kp. Lio Kel. Depok

2017-2019 10.904 Jiwa

f. Penataan Kawasan Kumuh Bojong Pondok Terong

Kel. Bojong Pondok Terong

2018-2019 4.938 Jiwa

2. Penataan Bangunan dan Lingkungan a. Peyusunan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan

Margonda, Depok Lama,

Proklamasi, Juanda, Cinere,

Meruyung, Bedahan

2016-2019 1.104.821 Jiwa

b. Pembangunan Taman dan RTH Kel. Depok Jaya,

Abadijaya, Panmas, Kec.

Tapos, Kec. Bojongsari

2015-2019 221.505 Jiwa

c. Pembangunan Pos Damkar skala kawasan Kel. Depok, Kec. Tapos, Kec. Beji

2016-2017 647.171 Jiwa

d. Pembangunan Gedung Kantor

Pemerintahan, Gedung Pramuka, Gedung Kesenian, Gedung Perpustakaan

Kec. Sawangan 2015-2016 1.898.567 Jiwa

e. Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP-PNPM)

2015-2019 46.495 Jiwa

3. Pengembangan Air Minum

a. Pembangunan dan Peningkatan Kapasitas Unit Produksi dan Distribusi

2015-2019 283.500 Jiwa

b. Pembangunan SPAM Non Perpipaan 2015-2019 3.000 Jiwa

4. Pengembangan PLP

a. Pembangunan MCK ++/Sanimas Reguler 2015-2019 2.000 Jiwa

b. Pembangunan IPAL Komunal Kel. Kukusan 2015 1.000 Jiwa

c. IPAL Skala Kawasan (kluster) Kel. Abadijaya 2016-2019 11.765 Jiwa

(3)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kota Depok Tahun 2015-2019

No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Tahun

Pelaksanaan

Jmlh Penerima

Manfaat Ket

e. Sosialisasi air limbah dan IPLT 2015-2019 1.898.567 Jiwa

f. Sosialisasi dan pelatihan pemilahan sampah

2014-2018 123.750 Jiwa

g. Pembangunan UPS Kec. Cilodong 2015 3.000 Jiwa

h. Perluasan dan Optimalisasi Landfill TPA Kel. Cipayung 2015 509.444 Jiwa

i. Pembangunan TPPST Pasir Putih Kel. Pasir Putih 2015 509.444 Jiwa

j. Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) ke TPPAS Nambo

Kel. Tapos 2016-2019 226.415 Jiwa

k. Masterplan Subsistem Drainase Kota Depok

2015 1.898.567 Jiwa

l. Masterplan pembangunan sumur imbuhan

2015 1.898.567 Jiwa

m. Pembangunan Drainase Primer 2015-2019 1.898.567 Jiwa

n. Pembangunan dan pemeliharaan drainase kota dan lingkungan

2015-2019 1.898.567 Jiwa

o. Pembangunan sumur imbuhan 2015-2019 55.000 Jiwa

Sumber : BAPPEDA Kota Depok dan DDA 2013

4.2

Analisis Ekonomi

4.2.1

Aspek Ekonomi Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

(4)

Tabel 4. 2 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin di Kota Depok

No Lokasi

Jumlah Penduduk

Miskin

Kondisi Umum Permasalahan Penanganan yang Sudah

Dilakukan Kebutuhan Penanganan

1. Kelurahan Pengasinan

Jumlah penduduk miskin 238 KK atau 1.305 jiwa

Status kepemilikan sebagian besar milik. Sumber air minum sebagian besar ledeng tapi masih ditemui sumber tidak terlindungi. Sebagian besar sudah memiliki jamban pribadi, sebagian menggunakan jamban umum, dan masih ditemui KK yang tidak memiliki jamban. Penduduk miskin yang tidak memiliki septic tank hampir sama banyaknya dengan yang sudah memiliki.

Kondisi infrastruktur :

Belum terlayani perpipaan PDAM, dan pengangkutan sampah baru melayani sebagian kecil perumahan formal.

Berdasarkan RTRW merupakan wilayah

pengembangan permukiman berkepadatan rendah, dan termasuk dalam delienasi Kasiba/Lisiba. Saat ini sudah banyak pengembang yang mengajukan perijinan. Sementara aspek legal dan kelembagaan pengelolaan Kasiba belum tersedia. Banyaknya lahan yang memiliki sertifikat ganda juga menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh Pemda apabila tetap menjalankan konsep Kasiba/Lisiba di wilayah ini

Penyiapan aspek legal Kasiba/Lisiba

Pembentukan lembaga pengelola kasiba/Lisiba Penyelesaian masalah pertanahan

2. Kel. Depok Jumlah

penduduk miskin 373 KK atau 986 jiwa

Sebagian besar tinggal di rumah sewa. Sumber air minum umumnya ledeng, beberapa menggunakan air kemasan atau sumber air terlindungi, tapi masih ditemui yang menggunakan sumber tidak terlindungi. Umumnya sudah memiliki jamban pribadi, ada yang menggunakan jamban umum dan masih banyak ditemui KK yang BABS. Meskipun umumnya sudah menggunakan septiktank, masih banyak yang membuang limbah tinjanya tidak ke septiktank termasuk jamban bersama

Merupakan kawasan sub pusat pelayanan dengan rencana permukiman kepadatan tinggi.

Sudah berkembang sebelum terbentuknya kota Depok. Wilayah padat kumuh terletak di sekitar pusat pemerintahan.

Sulitnya dilakukan penataan kawasan dengan cara urban renewal

Penyusunan rencana urban renewal

Penataan kawasan dengan urban renewal agar terbentuk kesatuan dengan pengembagan kawasan sekitarnya.

3. Kel. Bojong Pondok

Sebagian besar tinggal di rumah sewa, dan sebagian lagi di rumah milik. Sumber air minum umumnya ledeng, beberapa menggunakan air kemasan atau sumber

Kawasan permukiman padat banyak berkembang di sekitar sempadan situ. Pengelolaan air limbah

Pembangunan 1 unit ipal komunal

Penanganan air limbah domestic melalui pemicuan, dan pembangunan

(5)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kota Depok Tahun 2015-2019

No Lokasi

Jumlah Penduduk

Miskin

Kondisi Umum Permasalahan Penanganan yang Sudah

Dilakukan Kebutuhan Penanganan

air terlindungi, tapi masih ditemui yang menggunakan sumber tidak terlindungi. Umumnya sudah memiliki jamban pribadi, ada yang menggunakan jamban umum dan masih ditemui KK yang BABS. Meskipun umumnya sudah menggunakan septiktank, jamban bersama belum menggunakan SPAL

domestic yang langsung dibuang situ menyebabkan pencemaran situ Citayam, padahal situ juga digunakan sebagai sarana rekreasi warga

4. Kel. Cipayung Jumlah

penduduk miskin 188 KK atau 986 jiwa

Sebagian besar merupakan rumah sewa, dan sebagian kecil rumah sewa. Sumber masih ditemui yang menggunakan sumber tidak terlindungi. Umumnya sudah memiliki jamban pribadi dengan SPAL, ada yang menggunakan jamban bersama tanpa SPAL dan masih ditemui KK yang BABS.

Kondisi infrastruktur :

Jalan lingkungan relatif baik namun belum terlayani air minum perpipaan. Tersedia 1 SIPAS namun belum memenuhi

kebutuhan warga. Angkutan persampahanpun belum melayani kelurahan ini.

Merupakan prioritas SPPIP yang dihasilkan dari FGD. Kelurahan Cipayung kumuh sedang disebabkan pengelolaan sampah dan limbah yang belum

memadai, meskipun terletak dekat dengan TPA. Karena kedekatan lokasi dengan TPA, air tanah warga diduga tercemar. Sementara itu kualitas dan kontinuitas akuifer tanah dalampun tidak cukup baik.

Pembangunan unit pengolah sampah di TPA

Pembangunan 1 tower air bersama dari SIPAS yang telah ada

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan 3R dan Bank Sampah.

Pembangunan septiktank dan/atau ipal komunal Pembangunan hidran umum air minum dari jaringan primer PDAM

5. Kel. Abadijaya Jumlah penduduk miskin 118 KK atau 986 jiwa

Sebagian besar tinggal di rumah sewa, dan sebagian lagi di rumah milik. Sumber air minum umumnya ledeng, beberapa menggunakan air kemasan. Umumnya sudah memiliki jamban pribadi, banyak yang menggunakan jamban bersama dan masih ditemui KK yang BABS. Meskipun jamban pribadi sudah menggunakan SPAL, jamban bersama belum menggunakan SPAL

Merupakan kawasan permukiman padat penduduk dan menjadi kawasan prioritas

permukiman. Permasalahan yang ada adalah

pengembangan kawasan yang tidak dipersiapkan dengan baik sehingga terjadi percampuran fungsi permukiman dan

Pembangunan tendon air dan sumur imbuhan Pembuatan saluran drainase sekunder Pembuatan pintu air

Pembebasan lahan daerah cekungan

Pembebasan lahan untuk rusunawa untuk

(6)

No Lokasi

Jumlah Penduduk

Miskin

Kondisi Umum Permasalahan Penanganan yang Sudah

Dilakukan Kebutuhan Penanganan

Kondisi infrastruktur :

Wilayah kel. Abadijaya telah dilayani oleh jaringan PDAM, namun hanya melayani permukiman formal.

Jalan lingkungan sudah cukup baik seiring dengan program betonisasi yang dijalankan pemda.

Pelayanan pengangkutan sampah sudah menjangkau permukiman formal dan telah tersedia 2 fasilitas pengolah sampah 3R.

perdagangan/jasa yang tidak terarah. Banjir yang terjadi karena beberapa kawasan merupakan daerah cekungan. Tidak adanya integrasi antara permukiman formal dan swadaya. Air limbah domestic yang tercampur dengan drainase dan mencemari sungai. Permukiman kumuh terbentuk dengan bertumbuhannya rumah sewa.

Pembangunan ipal skala komunal/kawasan

6. Kel. Tugu Jumlah

penduduk miskin 376 KK atau 986 jiwa

Umumnya tinggal di rumah sewa, dan hanya beberapa di rumah milik. Sumber air minum umumnya ledeng, beberapa menggunakan air kemasan, dan masih ditemui yang menggunakan sumber tidak terlindungi. Meskipun umumnya sudah memiliki jamban pribadi, masih banyak yang menggunakan jamban bersama dan tidak memiliki SPAL, dan masih ditemui KK yang BABS.

Merupakan kawasan permukiman padat penduduk. Terdapat percampuran dengan fungsi perdagangan/jasa khususnya di jalan utama (Jl Raya Bogor dan Jl Akses UI). Merupakan daerah banjir karena letak permukiman yang berada di bawah saluran irigasi. Terjadi pencemaran terhadap badan air akibat sampah, limbah domestik, dan limbah industry.

Pembuatan sodetan dari Kali Laya ke Kali Baru

Penataan drainase dan jalan lingkungan Pemicuan kesadaran sanitasi lingkungan Pembentukan bank sampah

(7)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kota Depok Tahun 2015-2019

4.2.2

Aspek Ekonomi Pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pembangunan bidang Cipta Karya dilakukan untuk meningkatkan pelayanan akan

kebutuhan dasar baik untuk masyarakat MBR, maupun masyarakat pada umumnya. Namun

demikian, seperti juga pembangunan di bidang lainnya, pembangunan keciptakaryaan juga

berdampak pada ekonomi masyarakat baik positif maupun negatif pada tahap pembangunannya.

Secara umum kegiatan pembangunan fisik yang dilakukan akan menggairahkan

perekonomian masyarakat setempat, baik dengan meningkatnya jumlah konsumen usaha ekonomi

masyarakat maupun dengan adanya kebijakan pemda Depok agar kontraktor merekrut pekerja dari

masyarakat setempat yang berkompeten. Adapun dampak negatif terhadap perekonomian

masyarakat pada tahap pembangunan dapat dilihat pada

Tabel 4.3

.

Tabel 4. 3 Analisa Dampak Ekonomi pada Pelaksanaan

Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Depok

No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Dampak Ekonomi

1. Pengembangan Permukiman a. Penataan dan Peremajaan Kawasan

Situ Rawa Besar

Kp. Lio Kel. Depok  Relokasi sementara pemukim Kp Lio berdampak pada terganggunya perekonomian kelompok

masyarakat tersebut khususnya bagi yang memiliki usaha ekonomi di sekitar tempat tinggalnya  Penertiban sempadan situ sebagai

bagian dari penataan kawasan akan menghilangkan sumber ekonomi masyarakat yang tinggal/memiliki usaha di daerah sempadan situ Rawa Besar

b. Penataan Kawasan Kumuh Bojong Pondok Terong

 Kel. Bojong Pondok Terong

 Penertiban permukiman di sempadan situ sebagai bagian dari penataan kawasan kumuh akan menghilangkan sumber ekonomi masyarakat yang memiliki usaha di daerah sempadan

 Penertiban permukiman di sempadan situ akan menambah beban ekonomi (transportasi) apabila masyarakat yang terkena penertiban yang bekerja di sekitar kawasan tersebut

4.2.3

Aspek Ekonomi Pada Pasca Pembangunan Bidang Cipta Karya

(8)

proyek pasca pembangunan dan dicarikan jalan keluarnya. Dapat dilihat pada

Tabel 4.4

yang

menjelaskan mengenai analisa dampak ekonomi pasca pembangunan bidang Cipta Karya Kota

Depok.

Tabel 4. 4 Analisa Dampak Ekonomi Pasca Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Depok

No Sektor/Program/Kegiatan Lokasi Dampak Ekonomi

1. Pengembangan Permukiman a. Penataan dan Peremajaan Kawasan

Situ Rawa Besar

Kp. Lio Kel. Depok  Memulai dari awal usaha ekonomi yang ditinggalkan/dihentikan akibat relokasi sementara pada saat pembangunan

 Memulai usaha baru di tempat baru bagi masyarakat yang bermukim / memiliki usaha di daerah sempadan yang terkena penertiban

b. Penataan Kawasan Kumuh Bojong Pondok Terong

Kel. Bojong Pondok Terong

 Memulai usaha baru di tempat baru bagi masyarakat yang bermukim / memiliki usaha di daerah sempadan yang terkena penertiban

 Mengeluarkan biaya transportasi yang lebih tinggi apabila

masyarakat yang terkena penertiban bekerja di sekitar kawasan tersebut c. Pembangunan Rusunawa beserta

Infrastrukturnya

Kel. Abadijaya  Relokasi ke tempat baru seringkali mematikan usaha ekonomi yang sudah dijalankan di tempat sebelumnya

 Lokasi rusunawa bila jauh dari transportasi umum akan menambah waktu dan biaya transportasi yang harus dikeluarkan oleh masyarakat penerima manfaat

4.3

Analisis Lingkungan

4.3.1

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Terhadap usulan rencana/program dalam RPIJM yang telah disusun oleh pemerintah Kota

Depok dilakukan penapisan untuk masing-masing sektor dengan mempertimbangkan isu pokok

antara lain :

1)

Perubahan iklim;

2)

Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;

3)

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau

kebakaran hutan dan lahan;

(9)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kota Depok Tahun 2015-2019

6)

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan

sekelompok masyarakat; dan/atau

7)

Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi

kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau

dampak terhadap isu-isu tersebut.

Kriteria penapisan usulan program/kegiatan bidang Cipta Karya di Kota Depok dapat dilihat pada

Tabel 4.5

.

Tabel 4. 5 Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta Karya di Kota Depok

No Kriteria

Penilaian

Uraian Pertimbangan Kesimpulan

(Signifikan/Tidak Signifikan)

1. Perubahan Iklim

-

Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat mempengaruhi perubahan iklim secara signifikan

2. Kerusakan, kemerosotan, dan/kepunahan

keanekaragaman hayati

Pembangunan TPPST,

pembangunan IPAL skala kawasan, pembangunan IPA dan

Pembangunan Rusunawa akan menyebabkan terjadinya penebangan pohon penghijauan.

Pengaruh yang ditimbulkan tidak signifikan.

3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan

-

Tidak terdapatkegiatan yang dapat mempengaruhi peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.

4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

-

Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam. 5. Peningkatan alih fungsi

kawasan hutan dan/atau lahan.

Pembangunan dan Peningkatan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Sampah Terpadu (TPPST) serta infrastruktur

pendukungnya, Pembangunan IPAL kawasan, dan IPA akan merubah beberapa bagian kawasan alami di sekitar sempadan sungai.

Pengaruh yang ditimbulkan tidak signifikan.

6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

-

Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan

penghidupan sekelompok masyarakat. 7. Peningkatan resiko terhadap

kesehatan dan keselamatan

manusia -

Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

(10)

Penjabaran regulasi dan peraturan pemerintah secara detail tentang segala bentuk

rencana kegiatan pembangunan yang diprediksi akan memberikan dampak penting dan besar

terhadap lingkungan mengikuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012

tentang Izin Lingkungan dan diikuti oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5

Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 Tahun

2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang

wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup. Proyek/kegiatan kemudian dikategorikan menjadi proyek wajib AMDAL, proyek tidak wajib

AMDAL tapi wajib UKL-UPK, dan proyek tidak wajib UKL-UPL tapi wajib SPPLH.

Berdasarkan ketentuan pada PP, Permen LH, dan Permen PU diatas, maka pengelompokan

atau kategori program bidang Cipta Karya di Kota Depok yang memerlukan dokumen kajian dan

perlindungan lingkungan terdapat pada

Tabel 4.6

.

Tabel 4. 6 Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program

Bidang Cipta Karya di Kota Depok

No Komponen Kegiatan Lokasi

Perlindungan Lingkungan

AMDAL

UKL-UPL SPPLH 1. Pengembangan Permukiman

a) Pembangunan Rusunawa beserta Infrastrukturnya

Kel. Abadijaya

- √ -

b) Pembangunan Infrastruktur RSH / Kasiba

Kel. Pengasinan, Kel. Duren

Mekar, dan Kel. Duren Seribu - √ -

c) Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh

Kota Depok

- √ -

d) Peremajaan Permukiman Kumuh Kp. Lio

Kel. Depok

- √ -

2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

a) Pembangunan RTH dan Taman Kel. Depok Jaya, Kel. Abadijaya, Kel.Pancoran Mas, Kel. Tapos, Kel. Pengasinan

- - √

b) Pembangunan Pos Pemadam Kebakaran skala kawasan

Kel. Depok, Kec. Beji, Kec. Tapos

√ -

c) Pembangunan Perpustakaan Kota, Gedung Kesenian,

pembangunan/rehabilitasi Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan

Kel. Depok, Kec. Sawangan, tersebar

√ -

3. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

a) Pembangunan MCK ++ Tersebar - - √

b) Pembangunan IPAL Komunal/Sanimas

Tersebar

- √

c) Pembangunan IPAL Skala kawasan Kel. Abadijaya - √ -

d) Pembangunan Jaringan Perpipaan Air Limbah (sewerage)

Kel. Abadijaya

(11)

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Kota Depok Tahun 2015-2019

No Komponen Kegiatan Lokasi

Perlindungan Lingkungan

AMDAL

UKL-UPL SPPLH

e) Pembangunan/rehabilitasi IPLT Kel. Kalimulya √ - -

f) Pembangunan UPS Kec. Cilodong - - √

g) Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) ke Nambo

Kec. Tapos

-

h) Pembangunan TPPST Pasir Putih Kel. Pasir Putih √ - -

4. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

a) Pengambilan Air Baku Kec. Cimanggis - √ -

Kec. Cinere - √ -

b) Peningkatan Kapasitas Instalasi Pengolahan Air

Kel. Depok √ - -

Kel. Mekarjaya √ - -

c) Pembangunan Instalasi Pengolahan Air

Kel. Tugu √ - -

Kel. Pengasinan √ - -

Kel. Cinere √ - -

d) Pembangunan Jaringan Distribusi Kec. Cimanggis, Kec. Tapos, Kec. Sukmajaya, Kec. Pancoran Mas, Kec. Cinere, Kec. Limo, Kec. Bojongsari, Kec. Cipayung

- √ -

e) Pembangunan Jaringan Retikulasi Kec. Sawangan, Kec. Limo, Kec. Cimanggis, Kec. Tapos, Kec. Sukmajaya, Kec. Cilodong, Kec. Panmas, Kec. Beji, Kec. Cinere, Kec. Cipayung

- √ -

Gambar

Tabel 4. 1 Identifikasi Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan
Tabel 4. 2 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin di Kota Depok
Tabel 4. 3 Analisa Dampak Ekonomi pada Pelaksanaan
Tabel 4. 4 Analisa Dampak Ekonomi Pasca Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Depok
+2

Referensi

Dokumen terkait

e. Hak atas Tanah adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria dan hak lain

Salah satu karunia dari-Nya adalah terselesaikannya penelitian dan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dari permasalahan tersebut, terdapat dorongan penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas denga n judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1)apakah terdapat perbedaan nilai pembelajaran wawancara pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol siswa kelas VIII di

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rachman (2015) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah,

Salah satu proses perbaikan motor listrik yaitu rewinding atau penggulungan ulang kumparan pada stator atau rotor motor.. Laporan akhir ini akan membahas bagaimana

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa yang menjadi permasalahan adalah belum tersedianya sebuah aplikasi yang dapat digunakan sebagai

Diberikan soal isian berupa pohon faktor, siswa dapat menentukan KPK dua bilangan menggunakan faktor prima dengan