• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LUNGKUNG - DOCRPIJM 7749bb5cf7 BAB VBAB V Keterpaduan Strategi Kab. Klungkung 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN LUNGKUNG - DOCRPIJM 7749bb5cf7 BAB VBAB V Keterpaduan Strategi Kab. Klungkung 2014"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

V-1

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN

KABUPATEN LUNGKUNG

V.1. ARAHAN RENCANATATA RUANG KABUPATEN KLUNGKUNG

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Sebagai acuan dalam penataan ruang, pemerintah kabupaten/kota menyusun RTRW Kabupaten/Kota untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya.

RTRW Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai:

a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) b. acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten/kota;

c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota;

d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten/kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta

e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang;

(2)

V-2 disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan

g. acuan dalam administrasi pertanahan

5.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah

1. Tujuan Penataan Ruang

Berdasarkan arahan RTRW Kabupaten Kelungkung memiliki tujuan penataan ruang adalah “untuk mewujudkan pemerataan pengembangan wilayah yang lestari, aman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan berbasis pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan unggulan didukung keunikan alam dan budaya yang terintegrasi dengan kepariwisataan”.

2. Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Klungkung

Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang di wilayah Kabupaten Klungkung sehingga ditetapkan beberapa Kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Klungkung secara makro adalah sebagai berikut :

a. pemerataan dan integrasi pengembangan wilayah daratan dan kepulauan sesuai karakter dan potensi wilayah;

b. pemantapan Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai pusat pelayanan wilayah Bali Bagian Timur;

c. peningkatan peran potensi komoditas unggulan pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan yang produktif dan berdaya saing;

d. pengembangan kepariwisataan berbasis keunikan alam daratan dan perairan laut, sosial budaya masyarakat dan pusat-pusat spiritual; dan

e. pengembangan Klungkung yang lestari, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan.

f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Strategi Penataan Ruang Wilayah meliputi :

a. Strategi pemerataan dan integrasi pengembangan wilayah daratan dan kepulauan sesuai karakter dan potensi wilayah, meliputi:

i. mengembangkan fungsi wilayah Klungkung Daratan sebagai pengembangan pertanian dalam arti luas, perdagangan dan jasa wilayah, pariwisata, dan pelestarian sejarah dan budaya meliputi wilayah Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan;

ii. mengembangkan fungsi wilayah Klungkung sebagai pengembangan pertanian, kawasan pariwisata, kawasan agropolitan, kawasan minapolitan, serta konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi wilayah Kecamatan Nusa Penida.

(3)

V-3 percepatan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Klungkung, yang didukung sebaran pelabuhan rakyat lainnya.

iv. mengintegrasikan rencana pengembangan jalan bebas hambatan, jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten dan penyeberangan di wilayah Klungkung Daratan dalam pengembangan sistem transportasi wilayah kabupaten;

v. mengembangkan dan meningkatkan kualitas jalan lingkar Nusa Penida dan jembatan penghubung Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah Klungkung Kepulauan;

vi. meningkatkan keterkaitan sistem perkotaan dengan kawasan perdesaan (urban-rural linkage); dan

vii. meningkatkan jangkauan pelayanan sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem jaringan prasarana lingkungan untuk mendukung peningkatan produktivitas dan pemerataan pelayanan kepada masyarakat.

b. Strategi pemantapan Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai pusat pelayanan wilayah Bali Bagian Timur, meliputi:

i. meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan sosial ekonomi Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai PKW Bali Timur;

ii. meningkatkan aksesibilitas dan keterkaitan antara Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai PKW dengan Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai PKN maupun Pusat Kegiatan Lokal dan PPK di Wilayah Bali Bagian Timur;

iii. memperluas deliniasi Kawasan Perkotaan Semarapura dengan pusat-pusat kegiatan skala wilayah di sekitarnya sebagai satu kesatuan kawasan perkotaan;

iv. meningkatkan kualitas dan jatidiri Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai kota pusaka yang memiliki jatidiri budaya Bali; dan

v. meningkatkan kualitas pelayanan infrastruktur perkotaan.

c. Strategi peningkatan peran potensi komoditas unggulan pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan yang produktif dan berdaya saing, meliputi:

i. mengembangkan sistem pertanian terintegrasi dengan kegiatan lainnya, untuk meningkatkan pendapatan, pemeliharaan lingkungan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya;

ii. mengembangkan kawasan peruntukan kegiatan industri diarahkan pada sentra-sentra industri kreatif dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan;

(4)

V-4 iv. memantapkan potensi pertanian lahan kering, perkebunan dan

peternakan melalui pengembangan Kawasan Agropolitan Nusa Penida v. memantapkan integrasi pertanian dengan pariwisata melalui

pengembangan agrowisata dan hasil pertanian sebagai pemasok industri pariwisata;

vi. meningkatkan peran dan potensi Kawasan Minapolitan Nusa Penida yang saling mendukung dengan Kawasan Konservasi Perairan;

vii. mengembangkan kawasan Nusa Penida sebagai pusat pembibitan sapi Bali; dan

viii. mengembangkan pertanian organik secara bertahap untuk mendukung Bali sebagai pulau organik dan provinsi hijau.

d. Strategi pengembangan kepariwisataan berbasis keunikan alam daratan dan perairan laut, sosial budaya masyarakat dan pusat-pusat spiritual, meliputi:

i. mengembangkan kawasan pariwisata Nusa Penida melalui pengembangan blok-blok kawasan efektif pariwisata untuk mendorong percepatan fungsi kawasan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata;

ii. pemantapan dan pengembangan sebaran kawasan DTW baik di daratan, kepulauan maupun potensi perairan dan bawah laut;

iii. mengembangkan secara terpadu Kawasan Eks Pertambangan Bahan Galian Golongan C dan sekitarnya sebagai pusat pembangkit perekonomian daerah yang terintegrasi dengan fungsi DTW terpadu; iv. melestarikan ekosistem perairan sebagai aset pariwisata bahari dan

terintegrasi dengan Kawasan Konservasi Perairan;

v. menguatkan eksistensi desa pakraman, subak dan organisasi kemasyarakatan lainnya dalam memantapkan kearifan lokal sebagai pondasi pengembangan pariwisata berbasis ekowisata;

vi. mengembangkan pola kerjasama yang memberikan perlindungan kepada hak-hak kepemilikan lahan masyarakat lokal; dan

vii. meningkatkan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan.

e. Strategi pengembangan Klungkung yang lestari, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan, meliputi:

i. mewujudkan kawasan yang berfungsi lindung di daratan dengan luas paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah;

ii. memantapkan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida dalam rangka pelestarian ekosistem hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, perikanan lestari serta potensi DTW bahari;

iii. melestarikan dan melindungi kawasan cagar budaya, bangunan bersejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki keunikan dan nilai sejarah;

iv. melindungi kelestarian kawasan suci dan kawasan tempat suci, dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang aktivitas spiritual; v. mengembangkan partispasi masyarakat dalam pelestarian

(5)

V-5 vi. menurunkan luasan lahan kritis di kawasan lindung maupun kawasan budidaya melalui rehabilitasi tanaman yang memiliki fungsi pelestarian dan nilai ekonomi;

vii. mengembangkan sistem mitigasi bencana wilayah secara terpadu; viii. mengembangkan jalur-jalur dan tempat-tempat evakuasi bencana;

dan

ix. mengembangkan sistem pertanian terintegrasi dan sistem organik secara bertahap dan yang adaptif terhadap perubahan iklim.

f. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf f, meliputi:

i. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;

ii. mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;

iii. mengembangkan kawasan lindung dan/ atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan

iv. turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

5.1.2. Rencana Struktur Ruang (sistem jaringan prasarana bidang Cipta Karya)

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Klungkung memuat rencana pusat-pusat kegiatan, rencana system jaringan prasarana utama dan prasarana lainnya.

Pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan dalam RTRW berdasarkan administrasi di Kabupaten Klungkung yaitu :

(1) Pusat-pusat kegiatan yang ada di wilayah Kabupaten Klungkung, terdiri atas : a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW);

b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP); c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

(2) PKW yaitu Kawasan Perkotaan Semarapura, meliputi kawasan perkotaan pada wilayah Kelurahan Semarapura Kaja, Kelurahan Semarapura Tengah, Kelurahan Semarapura Kangin, Kelurahan Semarapura Kelod, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, dan Kelurahan Semarapura Kauh.

(3) PKLP yaitu Kawasan Perkotaan Sampalan meliputi kawasan perkotaan Desa Batununggul dan Desa Kutampi Kaler.

(4) PPK, meliputi:

a. Kawasan Perkotaan Banjarangkan meliputi kawasan perkotaan Desa Banjarangkan dan Desa Tusan;

(6)

V-6 c. Kawasan perkotaan Gunaksa meliputi kawasan perkotaan Desa Gunaksa, Desa

Kusamba, Kampung Kusamba dan rencana kawasan pengembangan baru; d. Kawasan perkotaan Toyapakeh – Ped meliputi kawasan perkotaan Desa

Toyapakeh dan Desa Ped; dan

e. Kawasan perkotaan Jungutbatu - Lembongan, meliputi kawasan perkotaan Desa Jungutbatu dan Desa Lembongan.

(5) PPL, meliputi:

a. PPL di Kecamatan Banjarangkan terdiri atas :

1. PPL Negari melayani kawasan perdesaan Desa Negari dan Takmung; 2. PPL Bakas melayani kawasan perdesaan Desa Bakas dan Desa Nyalian; 3. PPL Timuhun melayani kawasan perdesaan Desa Timuhun dan Desa

Nyanglan;

4. PPL Bungbungan melayani kawasan perdesaan Desa Bungbungan, Desa Nyanglan dan Desa Tohpati; dan

5. PPL Tihingan melayani kawasan perdesaan Desa Tihingan, Desa Getakan dan Desa Aan.

b. PPL di Kecamatan Klungkung terdiri atas :

1. PPL Selat melayani kawasan perdesaan Desa Selat, Desa Tegak dan Desa Selisihan;

2. PPL Akah melayani kawasan perdesaan Desa Akah dan Desa Manduang; 3. PPL Kamasan melayani kawasan perdesaan Desa Kamasan dan Desa

Tangkas;

4. PPL Gelgel melayani kawasan perdesaan Desa Gelgel, Kampung Gelgel, dan Desa Jumpai; dan

5. PPL Tojan melayani kawasan perdesaan Desa Tojan dan Desa Satra. c. PPL di Kecamatan Dawan terdiri atas :

1. PPL Paksebali melayani kawasan perdesaan Desa Paksebali dan Desa Sulang;

2. PPL Sampalan Tengah melayani kawasan perdesaan Desa Sampalan Tengah dan Desa Sampalan Kelod; dan

3. PPL Pesinggahan melayani kawasan perdesaan Desa Pesinggahan, Desa Pikat dan Desa Besan.

d. PPL di Kecamatan Nusa Penida terdiri atas :

1. PPL Kutampi melayani kawasan perdesaan Desa Kutampi; 2. PPL Suana melayani kawasan perdesaan Desa Suana;

3. PPL Tanglad melayani kawasan perdesaan Desa Tanglad, Desa Sekartaji dan Desa Pejukutan;

4. PPL Sakti melayani kawasan perdesaan Desa Sakti, Desa Bunga Mekar dan Desa Batumadeg;

5. PPL Klumpu melayani kawasan perdesaan Desa Klumpu dan Desa Batukandik;

(7)
(8)

V-8 Gambar 5.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Klungkung

Sistem jaringan parasarana wilayah Kabupaten Klungkung yang meliputi sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya.

Untuk rencana sistem transportasi di Kabupaten Klungkung adalah sebagai berikut: meliputi ruas Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra pada wilayah Kabupaten; (3) Jalan kolektor primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,

meliputi :

a. jaringan jalan kolektor primer 1 (K1) merupakan jalan nasional yang melintasi wilayah, terdiri atas:

1. Sidan (batas Kabupaten Gianyar) – Klungkung; 2. Jalan Kecubung – jalan Rama; dan

3. Klungkung - Angantelu (batas Kabupaten Klungkung).

b. jaringan jalan kolektor primer 2 (K2) merupakan jalan provinsi yang melintasi wilayah, terdiri atas:

1. Jalan Flamboyan – Jalan Ngurah Rai – Jalan Gajah Mada – Jalan Gunung Merapi;

2. Klungkung – Besakih (batas Kabupaten Klungkung);

3. Jalan Puputan – batas Kota Semarapura – Pura Watu Klotok; 4. Gelgel – Jumpai;

5. Takmung – Lepang; 6. Takmung – Tojan; 7. Jalan Ngurah Rai; dan

8. Jalan Gajah Mada – sampai batas Kabupaten Klungkung

c. jaringan jalan kolektor primer 3 (K3) merupakan jalan provinsi yang melintasi wilayah, terdiri atas:

1. Jalan Darmawangsa (Semarapura); 2. Jalan Gunung Merapi (Semarapura);

3. Jalan Paksebali – Selat (batas Kabupaten Klungkung).

d. jaringan jalan kolektor primer 4 (K4) merupakan jalan kabupaten, terdiri atas :

(9)

V-9 4. ruas jalan Tusan – Bakas – Nyalian – Bungbungan – Tohpati –

Tembuku (Kabupaten Bangli)

5. ruas jalan Takmung – Tihingan – Aan – Timuhun – Nyanglan – Bangbang (Kabupaten Bangli)

6. ruas jalan Besan – Pikat - Pesinggahan 7. ruas jalan Sampalan – Toyapakeh

8. ruas jalan Sampalan (Kutampi Kaler) – Tanglad

(4) Jalan lokal primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi jalan-jalan di luar jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kolektor primer 4 (K4) yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan pusat desa, dan antar desa.

(5) Jalan sistem sekunder sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 (K2) huruf e, terdiri atas jalan arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, jalan lokal sekunder, dan jalan lingkungan sekunder.meliputi :

a. seluruh ruas jalan di Kawasan Perkotaan Semarapura dan kawasan perkotaan lainnya di luar jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kolektor primer 4 (K4)

b. rencana pengembangan jalan baru di kawasan perkotaan.

(6) Rencana peningkatan jalan dan pengembangan jaringan jalan baru untuk memperlancar aksesibilitas kawasan perdesaan, antar desa, antar kawasan perkotaan di seluruh wilayah Kabupaten, terdiri atas :

a. rencana ruas jalan Pesinggahan - Pengalon (batas Kabupaten Klungkung) diusulkan sebagai jalan K1;

b. rencana ruas jalan pesisir pantai Desa Takmung – Desa Jumpai; c. rencana ruas jalan Aan – Manduang;

d. rencana ruas jalan menuju ke Pelabuhan Penyeberangan Klungkung Daratan diusulkan sebagai jalan K2;

e. rencana pembangunan ruas jalan di kawasan Pengembangan Eks Pertambangan Bahan Galian Golongan C sesuai masterplan yang telah ditetapkan;

f. rencana pengembangan ruas jalan lingkar Nusa Penida diusulkan sebagai jalan K3;

g. rencana pengembangan ruas jalan lingkar Lembongan; h. rencana pengembangan ruas jalan lingkar Ceningan;

i. peningkatan dan pembangunan ruas jalan antar rencana Kawasan Efektif Pariwisata di Kecamatan Nusa Penida, diusulkan sebagai jalan K2;

j. peningkatan jalan akses ke Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida diusulkan sebagai jalan K2;

(10)

V-10 q. rencana ruas jalan Sakti – Penida – Karangdawa – Sebuluh;

r. rencana ruas jalan Blundungan – Dungkap; dan

s. rencana ruas jalan Bungkil – Tabuanan – Sekartaji – Sedihing – Wates – Pelilit.

Rencana sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan meliputi : a. sistem penyediaan air minum (SPAM);

b. sistem pengelolaan persampahan;

c. sistem pengelolaan air limbah permukiman; d. sistem drainase; dan

e. jalur evakuasi bencana.

(1) SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diarahkan untuk perluasan jaringan pelayanan di seluruh kecamatan, penekanan penurunan kehilangan air dan peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan sistem air minum, dengan memanfaatkan air permukaan, mata air (MA) dan air tanah sebagai sumber air baku, meliputi : a. SPAM Wilayah Klungkung Daratan; dan

b. SPAM Wilayah Klungkung Kepulauan;

(2) SPAM wilayah Klungkung Daratan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, mencakup:

a. Pemanfaatan MA Tohpati, MA Bangbang, MA Rendang, MA Bajing, Sumur Bor Sema Agung dan Sumur Bor Pikat sebagai sumber air baku SPAM; dan

b. Bagian dari pemanfaatan rencana pengembangan Waduk Estuary Tukad Unda sebagai sumber air baku untuk melayani kebutuhan air baku SPAM Bali Selatan.

(3) SPAM wilayah Klungkung Kepulauan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, meliputi:

a. pengembangan SPAM Nusa Penida dalam jangka pendek melalui : 1. optimalisasi layanan SPAM yang telah ada dengan sumber air baku

MA Guyangan, MA Tabuanan dan Sistem Penida;

2. pengembangan cubang pada kawasan yang tidak terlayani sistem yang telah ada; dan

3. evaluasi catudaya;.

b. pengembangan SPAM Terpadu Nusa Penida dalam jangka panjang melalui SPAM Guyangan sebagai jaringan induk yang terpadu dan didukung sistem lainnya;

c. pengembangan SPAM Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, melalui : 1. Integrasi SPAM Nusa Penida melalui jaringan pipa dari Nusa

Penida;

2. penyediaan air bersih secara parsial memanfaatkan air tanah dengan sumur bor/gali di Kawasan Jungutbatu (Tukad Pangkung), Lembongan dan Ceningan;

3. pengembangan sistem saringan (osmosis) atau destilasi; dan 4. pengambilan air dengan ponton.

(11)

V-11 a. pengurangan sampah untuk sampah rumah tangga dan sampah sejenis meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah; dan/atau pemanfaatan kembali sampah;

b. penanganan sampah setelah melalui tahapan pengurangan sampah dari sumber ke transfer depo atau ke Tempat Penampungan Sementara/Terpadu (TPS/TPST) yang tersebar di tiap desa di tiap kecamatan di seluruh wilayah kabupaten;

c. pengurangan sampah di transfer depo atau TPS sebelum diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA); dan

d. TPA untuk melayani wilayah Klungkung Daratan dengan sistem sanitary landfill meliputi:

1. TPA Sente di Kecamatan Dawan; dan

2. kerjasama antar wilayah dengan memanfaatkan TPA regional Bangklet di wilayah Kabupaten Bangli.

e. TPA untuk melayani wilayah Klungkung Kepulauan dengan sistem sanitary landfill meliputi:

1. TPA Ceningan melayani Kawasan Nusa Ceningan bagian utara; 2. TPA Jungutbatu melayani Kawasan Nusa Lembongan; dan 3. TPA Biaung melayani Kawasan Nusa Penida.

(5) Sistem pengelolaan air limbah permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi:

a. pengolahan air limbah sistem setempat (on site) dilakukan secara individual dengan penyediaan bak pengolahan air limbah atau tangki septik;

b. pengolahan air limbah sistem terpusat (off site), meliputi Kawasan Perkotaan Semarapura dan dalam skala kecil tersebar di blok-blok Kawasan Efektif Pariwisata Nusa Penida; dan

c. sistem pembuangan terpusat skala kecil pada kawasan permukiman padat perkotaan yang belum terlayani sistem jaringan air limbah terpusat dan/atau komunal kota diarahkan menggunakan Sistem Sanitasi Masyarakat (Sanimas) atau teknologi lainnya yang ramah lingkungan (bio filter).

d. penanganan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

(6) Sistem drainase, meliputi:

a. pengembangan sistem drainase didasarkan atas kesatuan sistem dan sub sistem tata air meliputi jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier;

b. pembangunan sistem jaringan drainase terpadu antara sistem makro dengan sistem mikro mengikuti sistem jaringan eksisting dan daerah tangkapan air hujan (catchment area) sehingga limpasan air hujan (run off) dapat dikendalikan mengikuti jaringan yang ada;

(12)

V-12 d. pembangunan sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai dari lingkungan perumahan sampai saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan pengontrol genangan, bak penampung sedimen, pembuatan konstruksi baru berupa turap/senderan, rehabilitasi saluran alam yang ada, pembuatan parit infiltrasi, operasi dan pemeliharaan; dan

e. pemisahan antara jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah.

(7) Penyediaan jalur dan ruang evakuasi bencana, meliputi:

a. jalur-jalur jalan yang digunakan sebagai jalur pelarian darurat bila terjadi bencana angin kencang, tanah longsor, gelombang pasang, tsunami, banjir menuju ke tempat yang lebih aman, terdiri atas jalan-jalan yang posisinya berlawanan dengan arah datangnya bencana; dan b. jalur-jalur jalan yang digunakan untuk membawa korban bencana ke

ruang evakuasi bencana, berupa :

1. lapangan olah raga terbuka di tiap Kawasan Perkotaan dan di tiap Kawasan Perdesaan;

2. pelataran terminal;

3. gedung olah raga atau gedung serbaguna di tiap Kawasan Perkotaan dan di tiap Kawasan Perdesaan; dan

4. rumah sakit terdekat atau rumah sakit rujukan.

5.1.3. Rencana Pola Ruang Wilayah

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Klungkung memuat rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya.

a) Rencana kawasan lindung, terdiri atas :  Kawasan hutan lindung

 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

 Kawasan perlindungan setempat

 Kawasn pelestarian alam dan cagar budaya  Kawasan rawan bencana alam

 Kawasan lindung geologi  Kawasan lindung lainnya.

(13)

V-13  Kawasan peruntukan industri;

 Kawasan peruntukan pariwisata;  Kawasan peruntukan permukiman;  Kawasan peruntukan lainnya

Kawasan peruntukan permukiman merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan permukiman atau didominasi oleh lingkungan hunian yang diarahkan seluas kurang lebih 2.076,80 (dua ribu tujuh puluh enam koma delapan puluh) hektar atau 6,59% (enam koma lima puluh sembilan persen) dari total luas wilayah kabupaten, meliputi:

(1) Kawasan permukiman adalah bagian dari kawasan perkotaan yang diperuntukan sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri kehidupan dan penghidupan, beserta penyediaan pusat-pusat pelayanan sesuai fungsi kawasan perkotaan, yang sebarannya meliputi:

a. kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PKW meliputi Kawasan Perkotaan Semarapura; dan

b. kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PPK meliputi Kawasan Perkotaan Banjarangkan, Kawasan Perkotaan Dawan, Kawasan Perkotaan Gunaksa, Kawasan Perkotaan Sampalan dan Kawasan Perkotaan Jungutbatu-Lembongan.

(2) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan, adalah bagian dari kawasan perdesaan yang diperuntukan untuk tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri kehidupan dan penghidupan beserta pusat-pusat pelayanan kawasan perdesaan sesuai fungsi kawasan baik yang berfungsi PPL maupun kawasan perdesaan murni, yang sebarannya mencakup seluruh pemusatan permukiman pada desa-desa yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya..

(14)
(15)

V-15 5.1.4. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Klungkung

Kawasan strategis kabupaten ditetapkan berdasarkan : sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sudut kepentingan sosial dan budaya; dan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

(1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi: a. Kawasan Perkotaan Semarapura;

b. Kawasan Perkotaan Sampalan; c. Kawasan Perkotaan Banjarangkan; d. Kawasan Perkotaan Dawan;

e. Kawasan Pengembangan Eks. Pertambangan Bahan Galian Golongan C; f. Kawasan Efektif Pariwisata Nusa Penida;

g. Kawasan Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida dan Pelabuhan Penyeberangan Klungkung Daratan;

h. Kawasan Agropolitan Nusa Penida; dan i. Kawasan Minapolitan Nusa Penida.

(2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, mencakup sebaran Kawasan Pura Sad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan, meliputi:

a. Kawasan tempat suci Pura Sad Kahyangan, terdiri atas :

1. Kawasan Pura Goa Lawah, di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan; dan

2. Kawasan Pura Kentel Gumi, di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan.

b. Kawasan tempat suci Pura Dang Kahyangan, terdiri atas :

1. kawasan Pura Watuklotok, di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; 2. kawasan Pura Dasar Gelgel, di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung; 3. kawasan Pura Penataran Agung, di Kelurahan Semarapura Kangin,

Kecamatan Klungkung; dan

4. kawasan Pura Dalem Ped di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida. (3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi : a. kawasan Hutan Lindung Suana dan Hutan Lindung Sakti, di Kecamatan

Nusa Penida;

b. Kawasan Pulau Kecil Lembongan dan Ceningan, di Kecamatan Nusa Penida; dan

(16)

V-16 V.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

(RPJMD) KABUPATEN KLUNGKUNG 2014 – 2018

Visi yang hendak dicapai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Klungkung adalah Terwujudnya Klungkung Yang Unggul dan Sejahtera. Makna dari Visi tersebut adalah seperti diuraikan dibawah ini.

Dengan pengertian bahwa Kabupaten Klungkung yang selama ini ditopang oleh potensi yang sangat besar dengan tingkat heterogenitas tinggi serta adat budaya bernilai luhur, harus mampu dibangun guna mencapai keunggulan daerah dengan kondisi kesejahteraan wilayah dan masyarakat.

Visi ini menekankan pada minimalisasi gap (jurang pemisah) antar komponen masyarakat ataupun antar wilayahnya, dengan segala gerak langkah yang merujuk pada konsep kemitraan-kebersamaan.

Klungkung yang Unggul dan Sejahtera mengandung pengertian wilayah Kabupaten Klungkung yang memiliki sumber-sumber daya yang unggul (lebih tinggi dari wilayah lainnya) dengan masyarakatnya yang aman sentosa. Menciptakan Klungkung yang Unggul dan Sejahtera mengandung pengertian usaha menciptakan keunggulan di sektor tertentu guna menciptakan masyarakat yang cukup pangan, sandang, papan dan kualitas hidupnya meningkat secara lahir batin menuju suatu peradaban manusia yang unggul, sosial ekonomi yang lebih baik, atau yang lebih modern sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945.

Klungkung Yang Unggul dimaksudkan terwujudnya Klungkung sebagai pusat pengembangan kegiatan kesenian dan budaya unggulan daerah yang didukung oleh kualitas SDM dan sumber sumber daya keunggulan lokal meliputi pengembangan pusat pasar Bali Timur, menjadikan RSUD Klungkung sebagai pusat rujukan Bali Timur dan pengembangan potensi sosial ekonomi Nusa Penida sebagai kawasan Wisata terpadu.

Klungkung yang Sejahtera diwujudkan melalui peningkatan kesejahteraan

sosial dan kesejahteraan ekonomi serta daya saing daerah seluruh

masyarakat Kabupaten Klungkung meliputi peningkatan pendapatan

perkapita, penurunan angka kemiskinan, dan peningkatan IPM

(peningkatan derajat kesehatan, mutu pendidikan dan paritas daya beli).

Misi Kabupaten Klungkung dalam pencapaian Visi Klungkung 2014-2018 ditetapkan dalam 11 Misi yaitu:

(17)

V-17 B. Meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia

Kabupaten Klungkung.

C. Meningkatan kesejahteraan sosial melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat.

D. Meningkatkan perekonomian yang berbasis kerakyatan dengan mengedepankan konsepsi kemitraan.

E. Mewujudkan kepastian hukum agar terwujud ketentraman dan ketertiban masyarakat.

F. Mewujudkan pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip good coorporate governance.

G. Mengembangkan jasa layanan kepada masyarakat yang lebih baik. H. Mewujudkan pembangunan daerah yang selaras dan seimbang

I. Mewujudkan pelestarlan sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam pemanfaatannya yang berkelanjutan.

J. Menyediakan sarana dan prasarana wilayah yang mengakomodir

perkembangan wilayah dan kebutuhan masyarakat.

K. Menguatkan stabilitas politik dan keamanan di seluruh wilayah Kabupaten Klungkung

Strategi pembangunan Kabupaten Klungkung dalam lima tahun mendatang diarahkan pada “Terwujudnya Klungkung Yang Unggul dan Sejahtera” melalui 11 (sebelas) misi pembangunan daerah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh, membentuk perekonomian yang sehat dan dinamis, mampu menjaga kesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya, pemerataan pertumbuhan ekonomi, pembentukan struktur ekonomi yang seimbang antar-sektor, antar-wilayah dengan pemanfaatan sumber daya secara optimal tanpa merusak sumber daya alam dan lingkungan. Dengan demikian, di masa depan akan dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan.

(18)

V-18 Dalam upaya mengatasi tantangan tersebut, Kabupaten Klungkung

memiliki potensi sumberdaya manusia yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya

Agama Hindu (tenaga, pikiran, waktu, nilai-nilai budaya/adat dan agama Hindu

dan moral) dan sumber daya alam (lahan, hutan, perairan/

laut, keanekaragaman hayati, iklim tropis). Kedua sumber daya tersebut

merupakan keunggulan komparatif (comparative advantages) sehingga strategi

pembangunan Kabupaten Klungkung lima tahun mendatang adalah didasarkan

dan sepenuhnya memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya manusia

dan sumber daya alam tersebut yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara

optimal. Dengan demikian strategi pembangunan daerah Kabupaten Klungkung

dalam lima tahun mendatang diarahkan pada upaya :

A. Mewujudkan pembangunan daerah yang selaras dan seimbang, meliputi: a) Meningkatkan perencanaan pembangunan daerah yang terpadu dengan

melibatkan seluruh steakholder.

b) Meningkatkan infrastruktur wilayah termasuk sarana prasarana transfortasi umum penyebrangan.

c) Meningkatkan sarana infrastruktur wilayah terpencil.

B. Mewujudkan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam pemanfaatannya yang berkelanjutan, meliputi:

a) Meningkatkan pengendalian lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan yang sesuai dengan daya dukung wilayah.

b)Meningkatkan kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat dunia usaha dan lembaga-lembaga lainnya dalam upaya menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.

c) Meningkatkan hubungan dengan lembaga internasional yang peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup.

C. Menyediakan sarana dan prasarana wilayah yang mengakomodir perkembangan wilayah dan kebutuhan masyarakat, meliputi:

a) Meningkatkan sarana dan prasarana fasilitas umum yang memadai. b) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan sarana dan

prasarana wilayah yang sesuai dengan kearifan lokal setempat.

(19)

V-19 prasaran wilayah.

Arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Klungkung disusun sesuai dengan strategi masing-masing misi pembangunan daerah dan berpedoman kepada RPJP Daerah Provinsi Bali sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bali Tahun 2005-2025, dan RPJPD Kabupaten Klungkung sebagaimana tertuang dalam peraturan daerah Kabupaten Klungkung Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Klungkung Tahun 2005 – 2025 yaitu:“Terwujudnya Masyarakat Klungkung yang sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan dalam wilayah Klungkung yang BALI (Bersih, Aman, Lestari dan Indah) berlandaskan Tri Hita Karana”.

Sesuai dengan RPJPD Kabupaten Klungkung Tahun 2005-2025, arah kebijakan RPJMD tahun kedua ditujukan untuk lebih memantapkan layanan sosial dasar, pengentasan kemiskinan, menurunkan tingkat pengangguran, menguatkan daya saing perekonomian daerah Klungkung, meningkatkan kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel yang ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum di semua tingkatan pemerintah, dan mengembangkan sarana prasarana infrastruktur.

Arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Klungkung dalam mengembangkan kawasan budidaya berpedoman kepada Perda RTRW Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 mencakup: a. perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; b. pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; dan c. mengembangkan kawasan budidaya prioritas. Dan berpedoman kepada kebijakan penataan ruang daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013–2033 antara lain: (1). Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; (2). Terselenggaranya pengaturan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya; (3). Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan; (4). Terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera.

(20)

V-20 mengembangkan kawasan strategis; yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) kegiatan ekonomi utama.

Selain itu arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Klungkung memperhatikan sasaran utama 11 (sebelas) Prioritas Nasional dan 3 (tiga) Prioritas Lainnya yang harus disinergikan dengan prioritas pembangunan daerah, yaitu: (1). Reformasi birokrasi dan tata kelola; (2). Pendidikan; (3). Kesehatan; (4). Penanggulangan kemiskinan; (5). Ketahanan pangan; (6). Infrastruktur; (7). Iklim investasi dan iklim usaha; (8). Energi; (9). Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; (10). Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik; (11). Kebudayaan, ekonomi kreatif, dan inovasi teknologi; dan (12). Tiga prioritas lainnya yaitu (1) bidang politik, hukum, dan keamanan; (2) bidang perekonomian; dan (3) bidang kesejahteraan rakyat

V.3. ARAHAN PERDA BANGUNAN GEDUNG

Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) adalah dokumen perencanaan perkotaan jangka panjang di tingkat kabupaten/kota yang digunakan sebagai acuan bagi pengelolaan perkotaan. KSPD ini merupakan penjabaran dari Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN) dan memiliki fungsi sebagai:

a. Memberikan acuan bagi pembangunan kota dan kawasan perkotaan;

b. Mengatur fungsi kota dan penataan ruang kota untuk pembangunan berkelanjutan; c. Menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait pembangunan

perkotaan; dan

d. Menjadi instrumen perencanaan yang menjadi acuan SKPD terkait dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait pembangunan perkotaan.

Kebijakan dan strategi pengembangan kota yang telah dirumuskan dalam KSPD perlu dikutip dan dijadikan acuan dalam penyusunan RPI2JM sehingga infrastruktur permukiman dapat bersinergi untuk menunjang pertumbuhan kota.

V.4. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

(RISPAM)

(21)

V-21 a. Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Air Bersih Klungkung

Daratan

Sistem pelayanan air bersih Klungkung daratan mempunyai 7 buah reservoar yakni Reservoar Tohpati, Reservoar Bangbang, Reservoar Sengkiding, Reservoar Payungan, Reservoar Akah, Reservoar Tegal Linggah dan Reservoar Gelogor.

Pengaliran air dari sumber air ke reservoar sebagian besar menggunakan pompa kecuali dari Mata Air Bangbang dan Mata Air Bajing dapat dialirkan langsung melalui pipa transmisi gravitasi. Air dari reservoar selanjutnya dialirkan melalui pipa distribusi yang telah menjadi satu sistem jaringan untuk pelayanan di Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan.

b. Pengembangan Sistem Pelayanan Air Bersih Nusa Penida

Pelayanan air bersih Nusa Penida sampai saat ini telah memanfaatkan beberapa sumber air, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan air oleh PDAM, yaitu Mata Air Peguyangan dan Mata Air Penida.

 Mata Air Guyangan

Mata Air Guyangan terletak di Desa Batukandik dengan kapasitas 179,4 l/dt mengalir sepanjang tahun, berupa mata air yang muncul ke permukaan tebing terjal dekat pantai.

Sistem pengaliran menggunakan sistem pemompaan dimana beda tinggi antara mata air dengan wilayah pelayanan mencapai 300 m. Sistem yang ada saat ini mampu mengalirkan air sebanyak 20 l/dt.

 Mata Air Penida

(22)

V-22 pengambilannya mengingat debit yang tersisa cukup besar. Namun dalam operasionalnya mengalami kendala karena biaya pengolahan dan airnya payau.

Pipa transmisi yang digunakan adalah pipa galvanis, diamater 200 mm dan ditampung di reservoir distribusi kapasitas 200 m3. Wilayah yang dilayani adalah Desa Toyopakeh, Ped, Kutampi, Batununggul dan Suana. Skema pelayanan air bersih dari Mata Air Penida

Tabel 5.4 Daerah Pelayanan SPAM Kabupaten Klungkung No

5.4.4. Rencana Pengembangan SPAM Kabupaten Klungkung

1. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Memanfaatkan Air Baku

(23)

V-23 Sistem penyediaan air minum dengan memanfaatkan sumber air baku Telagawaja untuk memenuhi kebutuhan air minum di daerah pelayanan Kabupaten Klungkung, Gianyar, Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Waduk Telagawaja berada di hulu DAS Tukad Undadan IPA Waduk Telagawaja ini direncanakan dengan kapasitas 3500 l/dt. Pembangunan SPAM ini dilakukan secara bertahap, melayani kebutuhan air minum di Kabupaten Klungkung sebesar 150 l/dt, Kabupaten Gianyar 1500 l/dt, Kota Denpasar 1500 l/dt dan Kabupaten Badung 350 l/dt. Gambar 7.2 memperlihatkan rencana pengembangan dan pemanfaatan Waduk Telagawaja.

2. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Memanfaatkan Air Baku

Waduk Muara Unda

SPAM IPA Waduk Muara Unda (pipa transmisi jalur tengah) direncanakan dibangun pada tahap I dengan kapasitas 1000 l/dt dan direncanakan untuk melayani kota Denpasar 550 l/dt, Kabupaten Gianyar 150 l/dt dan Kabupaten Klungkung 300 l/dt. Pipa distribusi direncanakan sepanjang 22 km.

Untuk rencana pengembangan berikutnya adalah untuk antispasi apabila pengambilan air baku Waduk Telagawaja mengalami kendala karena pemanfaatan sumber air pada DAS tersebut sudah komplek. Pemanfaatan air baku eksisting tersebut dimanfaatkan untuk irigasi, air baku air minum dan rafting. Sistem IPA Waduk Muara Unda diharapkan tampungan air baku dalam waduk menjadi lebih besar dengan volume 86.400 m3. Gambar 7.8 memperlihatkan rencana pengembangan SPAM Unda. Gambar 7.3 memperlihatkan pengembangan dan pemanfaatan Waduk Muara Unda.

3. Mengoptimalkan Kapasitas Sistem pada Unit Transmisi dan Distribusi Mata

Air Gesing

(24)

V-24 Gesing berdasarkan laporan PDAM (2013) sebesar 127,5 l/dt dan kapasitas terpasang pada sistem ini 160 l/dt. Untuk meningkatkan pelayanan pada sistem ini dan mengantisipasi perkembangan penduduk di wilayah perkotaan maka perlu upaya mengoptimalkan kapasitas sistem sesuai kapasitas yang telah direncanakan sebesar 160 l/dt.

4. Mengoptimalkan Kapasitas Sistem pada Unit Transmisi dan Distribusi Mata

Air Bajing

Sistem pelayanan air minum di Klungkung memanfaatkan mata air Bajing untuk daerah pelayanan di pusat kota Semarapura. Sistem pelayanan SPAM mata air Bajing mempunyai 1 (satu) buah reservoar Tegallinggah. Pengaliran air dari sumber Mata Air Bajing ke reservoar dapat dialirkan langsung melalui pipa transmisi secara gravitasi. Air dari reservoar selanjutnya dialirkan melalui pipa distribusi yang telah menjadi satu kesatuan sistem jaringan di Kecamatan Klungkung.

Kapasitas produksi pada SPAM mata air Bajing saat ini sebesar 20 l/dt dan kapasitas terpasang pada sistem ini 30 l/dt. Untuk meningkatkan pelayanan pada sistem ini dan mengantisipasi perkembangan penduduk di wilayah perkotaan maka perlu upaya mengoptimalkan kapasitas dengan memperbesar volume reservoar distribusi.

5. Mengoptimalkan Kapasitas Sistem pada Unit Transmisi dan Distribusi Mata Air Bangbang

Sistem pelayanan air minum di Klungkung memanfaatkan mata air Bangbang untuk daerah pelayanan di Desa Nyanglan, Desa Tihingan, Desa Timuhun dan Desa Getakan. Pengaliran air dari sumber Mata Air Bajing ke reservoar dapat dialirkan langsung melalui pipa transmisi secara gravitasi. Air dari reservoar selanjutnya dialirkan melalui pipa distribusi.

(25)

V-25 perlu upaya mengoptimalkan kapasitas menjadi 20 l/dt dan dengan memperbesar volume reservoar distribusi.

6. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Memanfaatkan Air Baku

Sumur Bor.

Pengembangan dan pemanfaatan air tanah dengan sumur bor masih memungkinkan terutama daerah yang mempunyai potensi air tanah yang cukup. Pengambilan air baku yang bersumber dari air tanah untuk 1 (satu) sumur bor mempunyai potensi sebesar 10 l/dt. Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor terutama daerah pelayanan di Kecamatan Banjarangkan dan di Kecamatan Dawan.

7. Mengoptimalkan Kapasitas Sistem pada Unit Transmisi dan Distribusi Mata

Air Guyangan

Mata air Guyangan terletak di Desa Batukandik dengan kapasitas 179,4l/dt mengalir sepanjang tahun, berupa mata air yang muncul ke permukaan tebing terjal dekat pantai. Sistem pengaliran menggunakan sistem perpompaan dimana beda tinggi antara mata air dengan wilayah pelayanan mencapai 300 m.

Pengembangan Sistem Guyangan yang potensial untuk dijadikan sistem utama (induk) sedangkan sistem lainnya adalah merupakan sistem pendukung. Pelayanan dari sistem Guyangan harus dipadukan dengan sistem yang telah ada sebelumnya dengan kata lain melakukan koneksi Sistem Guyangan dengan jaringan lokal. Kapasitas sistem saat ini sebesar 20 l/dt dan untuk memenuhi kebutuhan air baku air minum sesuai analisis proyeksi sampai tahu 2033, maka SPAM mata air Guyangan dioptimalkan menjadi 50 l/dt. Optimalisasi layanan sistem utama yang ada meliputi :

 Peningkatan pelayanan Mata Air Guyangan  Evaluasi catu daya.

8. Mengoptimalkan Kapasitas Sistem pada Unit Transmisi dan Distribusi Mata

Air Penida

(26)

V-26 mengingat debit tersisa cukup besar. Namun dalam operasionalnya mengalami kendala karena biaya pengolahan dan airnya. Pipa transmisi yang digunakan adalah pipa galvanis, dimeter 200 mm dan ditampung di reservoir distribusi kapasitas 200 m3. Wilayah yang dilayani adalah Desa Sakti, Desa Toyopakeh, Ped, Kutampi kaler, Batununggal dan Suana.

Untuk memenuhi kebutuhan air minum sesuai hasil proyeksi harus dilakukan upaya mengoptimalkan SPAM mata air Penida menjadi 60 l/dt. Untuk mewujudkannya perlu dilakukan peningkatan kapasitas sistem pada unit transmisi dan distribusi.

9. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Memanfaatkan Air Baku IPA

Destilasi Air Laut (Osmosis) Lembongan

Untuk memenuhi kebutuhan air minum di Desa Lembongan dan Jungutan sangat diperlukan SPAM dengan memanfaatkan air baku melalui pengolahan destilasi air laut (Osmosis) dengan kapasitas 15 l/dt. Disamping itu pengembangan sistem prasarana air minum di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, melalui :

a. Pemanfaatan air tanah dengan pembuatan sumur bor/gali dan pembuatan sistem penyediaan air bersih secara parsial meliputi : Jungut batu (Tukad Pangkung), Desa Lembongan (sekitar Kantor Desa) dan Pulau Ceningan;

b. Pengambilan air dengan Ponton.

5.4.4. Rencana Kapasitas Sistem

Pemenuhan air baku SPAM Kabupaten Klungkung saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan air baku sampai tahun 2018. Kemampuan infrastruktur SPAM sangat terbatas untuk wilayah pelayanan SPAM PDAM Kabupaten Klungkung karena keterbatasan pemenuhan air baku. Untuk mengatasi permasalahan pemenuhan air baku tersebut dilakukan upaya penanganan sebagai berikut :

(27)

V-27 pemanfaatan air eksisting. Rencana waduk sebagai penyediaan air baku irigasi dan air minum perlu dikembangkan untuk mengatasi permasalahan pemenuhan air baku.

- Perlu rencana pengembangan dan pemanfaatan air pemukaan (sungai yang potensial).

- Perlu pengaturan tentang pemanfaatan sumber daya air (SIPA) untuk menghindari terganggunya infrastruktur sumber daya air yang telah terbangun. - Memiliki manejemen sistem pengelolaan sumber yang tepat dan bijaksana

sehingga kelestarian sumber tetap terjaga. pemanfaatan secara efektif dan optimal tanpa menimbulkan konflik kepentingan

- Mengoptimalkan sistem jaringan eksisting sehingga dapat meningkatkan tingkat Pelayanan baik secara kualitas maupun kuantitas

- Meminimalkan tingkat kebocoran dan kehilangan air mencapai maksimal 20 % - Mengkampanyekan penghematan pemakain air terutama daerah-daerah

perkotaan

Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan air baku SPAM sampai tahun 2033 yang dilakukan PDAM Kabupaten Klungkung menunjukkan bahwa kapasitas sistem eksisting perlu dilakukan peningkatan dan pengembangan SPAM dengan memanfaatkan potensi air baku yang ada sesuai tabel berikut ini.

2014 2019 2024 2029 2033 AKHIR

1 Banjarangkan 62.36 73.96 86.09 93.42 95.86 95.86

2 Dawan 55.48 65.80 76.60 89.20 91.57 91.57

3 Klungkung 92.65 109.88 127.90 148.94 152.24 152.24

4 NusaPenida 74.60 88.48 102.99 119.93 122.78 122.78

285.10 338.12 393.58 451.48 462.44 462.44

Tabel 7.3 Proyeksi Kebutuhan Air Baku Pada SPAM Kabupaten Klungkung

Uraian Proyeksi Kebutuhan Air Baku (l/dt)

(28)

V-28 2014 2018 2023 2028 2033 AKHIR 1 SPAM Mata Air Gesing 127.50

2 SPAM Mata Air Bajing 20.00 3 SPAM MA. Tukad Jinah 10.00 4 SPAM Mata Air Lumbih 30.00 5 SPAM Mata Air Celing 5.00 6 SPAM Mata Air Pesaban 7.00 7 SPAM Mata Air Guyangan 20.00 8 SPAM Mata Air Penida 10.00 9 Pengembangan dan Pemanfaatan Sumur Bor 45

10 SPAM IPA Waduk Muara Unda Tahap I 300.00

11 Optimalisasi SPAM Mata Air Gesing 30.00 12 Optimalisasi SPAM Mata Air Lumbih 10.00

13 Pengembangan dan Pemanfaatan 40.00 Sumur Bor

14 SPAM IPA Waduk Telagawaja

15 Optimalisasi SPAM Mata Air Guyangan 30.00 25.00 16 Optimalisasi SPAM Mata Air Penida 30.00 20.00 17 SPAM Memanfaatkan Destilinasi Air Laut 15.00 5.00

(Osmosis) Lembongan

18 SPAM IPA Waduk Muara Unda Tahap II 50.00

Pemenuhan Air Baku Tahapan Penambahan Kapasitas SPAM (l/dt)

Tabel 7.4 Tahapan Penambahan Kapasitas SPAM Kabupaten Klungkung

5.4.4. Rencana Pentahapan Pembangunan SPAM

I. Rencana Tahap I (2015 – 2018)

Rencana program jangka pendek dalam penyediaan air baku di Unit PDAM Kecamatan Nusa Penida dan Dawan. Rencana tahap I adalah pemenuhan kebutuhan air minum pada akhir tahun 2018. Adapun rencana penanganan pada program ini :

a. Studi optimalisasi kapasitas SPAM Nusa Penida pada jaringan unit transmisi dan distribusi pada SPAM Mata Air Guyangan.

b. Studi optimalisasi kapasitas SPAM Nusa Penida pada jaringan unit transmisi dan distribusi pada SPAM Mata Air Penida.

c. Pembangunan Unit Transmisi pada SPAM Mata Air Guyangan kapasitas 35 l/dt. d. Pembangunan unit transmisi pada SPAM Mata Air Penida kapasitas 35 l/dt. e. Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) maupun JDB pada sistem

(29)

V-29 f. Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) maupun JDB pada sistem

penyediaan air baku SPAM Mata Air Penida

g. Pembangunan SPAM dengan osmosis 15 l/dt di Lembongan

h. Studi pengembangan dan pemanfaatan air tanah pada SPAM Kecamatan Dawan. i. Pembangunan unit transmisi dan distribusi dengan memanfaatkan sumur bor

pada SPAM Kecamatan Dawan

j. Optimalisasi dan pembangunan PAM Desa di KecamatanDawan

II. Rencana Tahap II

Rencana tahap II ini merupakan lanjutan dari program jangka pendek dalam penyediaan air baku pada pengembangan SPAM Kabupaten Klungkung. Rencana tahap II adalah pemenuhan kebutuhan air minum dengan jangka waktu dari tahun (2019 – 2023). Adapun rencana penanganan pada program ini :

a. Lanjutan pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) maupun JDB pada sistem penyediaan air baku SPAM Mata Air Guyangan

b. Lanjutan pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) maupun JDB pada sistem penyediaan air baku SPAM Mata Air Penida

c. Lanjutan Pembangunan jaringan distribusi utama dan JDB SPAM dengan osmose di Lembongan

d. Pembangunan SPAM dengan memanfaatkan air baku IPA Waduk Muara Unda Tahap I : 300 l/dt .

e. Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) maupun JDB pada sistem penyediaan air baku IPAWaduk Muara Tukad Unda Tahap I sebagai sumber air baku air minum.

f. Studi optimalisasi kapasitas SPAM Banjarangkan pada jaringan unit transmisi dan distribusi pada SPAM Mata Air Bangbang.

g. Pembangunan SPAM Banjarangkan pada jaringan unit transmisi dan distribusi pada SPAM Mata Air Bangbang.

(30)

V-30 III. Rencana Tahap III

Pada rencana tahap III ini meliputi program optimalisasi. Rencana tahap III adalah pemenuhan kebutuhan air minum dengan jangka waktu dari tahun (2024 – 2028). Adapun rencana penanganan pada program ini :

a. Studi optimalisasi kapasitas Unit SPAM Klungkung pada jaringan unit transmisi dan distribusi pada SPAM Mata Air Gesing

b. Pembangunan SPAM Klungkung pada jaringan unit transmisi dan distribusi pada SPAM Mata Air Gesing

c. Pembangunan Unit Transmisi pada SPAM Mata Air Guyangan tambahan kapasitas 20 l/dt.

d. Pembangunan unit transmisi pada SPAM Mata air Penida tambahan kapasitas 20 l/dt.

e. Pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) maupun JDB pada sistem penyediaan air baku IPA Waduk Muara Tukad Unda Tahap II (50 l/dt) sebagai sumber air baku air minum.

f. Lanjutan pembangunan SPAM dengan osmose (tambahan 5 l/dt) di Lembongan g. Optimalisasi dan pembangunan PAM Desa di Kecamatan Klungkung

IV. Rencana Tahap IV

Untuk rencana tahap IV periode tahun 2029 – 2033 adalah program peningkatan dan penambahan kapasitas desain disesuaikan dengan jumlah penduduk yang akan dilayani dan peningkatan cakupan pelayanan.

Rencana program pada tahap IV dalam adalah rencana pengembangan jaringan distribusi dan peningkatan jumlah pelanggan. Penanganan program pada tahapan ini meliputi :

a. Pengembangan dan pemasangan pipa distribusi utama (JDU) dari reservoar (RD) pada sistem penyediaan air baku dan sampai rencana blok pelayanan. b. Penambahan pipa pada jaringan pipa distribusi utama maupun bagi secara

pararel

c. Perluasan jaringan pipa distribusi pada unit PDAM terutama yang belum tersentuh air bersih maupun daerah permukiman baru.

(31)

V-31 e. Penempatan valve dan accesories lainnya pada titik tertentu untuk mengatur

aliran

f. Pergantian water meter yang rusak / kurang berfungsi dengan baik.

5.4.4. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

A. Penurunan Kebocoran Teknis

Untuk dapat mengontrol dan melakukan tindakan untuk mengurangi kehilangan air secara fisik maka diperlukan hal-hal sebagai berikut :

 Peta jaringan perpipaan yang secara akurat memuat informasi : letak, dimensi, jenis, tahun pemasangan, dan asesoris yang terpasang.

 Meteran induk dan meteran di zona distribusi yang berfungsi baik.  Peralatan deteksi kebocoran serta peralatan untuk melakukan perbaikan.

 Zona-zona distribusi/pelayanan air yang dilengkapi dengan asesoris untuk melakukan kontrol kehilangan air serta pelaksanaan perbaikan.

 SDM yang memiliki kemampuan berkaitan perbaikan dan pemasangan jaringan perpipaan.

 SOP untuk O & M perpipaan.

B. Penurunan Kebocoran Non Teknis

Dalam upaya mengurangi kehilangan air secara non fisik maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

 Inventarisasi pelanggan meliputi: lokasi, tipe/kelas, dimensi meteran, dan pemakaian airnya.

 Data teknis meteran pelanggan : jenis/tipe, tahun pembuatan, tahun pemasangan, informasi perbaikan/kalibrasi yang pernah dilakukan.

 Pembacaan meteran pelanggan secara cermat dan teratur.

C. Potensi Pencemar Sumber Air Baku

1. Sumber Air Permukaan

(32)

V-32 Menteri Lingkungan Hidup namun karena lemahnya pengawasan lapangan dan tindakan hukum, potensi pencemaran air permukaan akan terjadi di lingkungan DAS. Sumber-sumber air permukaan yang berpotesi tercemar adalah sungai bagian hilir dengan daerah tangkapan penggunaan lahan untuk permukiman dan prasarana kota. Sungai-sungai yang mempunyai potensi tercemar adalah Sungai Tukad Badung, Sungai Ayung.

2. Sumber Mata Air

Pencemaran mata air dapat terjadi di dekat sumber mata air terutama pada DAS yang mengalami perubahan tata guna lahan dari tanaman lindung menjadi tanaman produktif. Perubahan tata guna lahan di DAS akan berdampak pada penurunan kualitas dan kuantitas sumber mata air. Untuk itu Pemda dan pihak terkait secepatnya melakukan pengamanan sumber air tersebut. Untuk meminimalkan pencemaran pada sumber-sumber mata air diperlukan kerjasama antara Pemerintah dengan masyarakat di sekitar DAS dekat dengan lokasi sumber mata air

3. Air tanah

Pencemaran di sumber air tanah biasanya terjadi di daerah perkotaan dengan kondisi permukiman yang padat dan di daerah dekat pantai. Wilayah perkotaan Kecamatan Manggis dan Kubu berada pada jarak 8 – 10 km dari pantai dan pada posisi ini kondisi sumber air tanah sangat rentan terhadap pengaruh instrusi air laut. Pencemaran air tanah diseabkan oleh buruknya sistem sanitasi rumah tangga dan perlu dilakukan penelitian yang mendalam tentang kondisi ini. Pemerintah perlu membantu masyarakat untuk mengadakan off site sistem sanitation, artinya tertutup dan ada pengolahan sampai tingkat kualitas air buangan.

(33)

V-33 V.5. ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)

Visi Sanitasi Kabupaten Klungkung dapat dirumuskan sebagai berikut : “Terwujudnya Kabupaten Klungkung .yang bersih dan sehat melalui pembangunan dan peningkatan layanan sanitasi yang ramah lingkungan tahun 2017”.

Misi sanitasi Kabupaten Klungkung dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang berwawasan lingkungan,

2. Pemenuhan sarana dan prasarana persampahan, Meningkatkan cakupan pelayanan pengelolaan persampahan untuk hidup bersih dan sehat, Mengefektifkan gerakan 3R di masyarakat

3. Meningkatkan infrastruktur drainase untuk mewujudkan drainase yang terintegrasi dengan menghasilkan lingkungan yang sehat

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat

Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Kabupaten Klungkung tahun 2012-2016 sesuai dengan RPJMD Kabupaten Klungkung adalah sebagai berikut :

Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

1. Meningkatkan pengelolaan limbah melalui STBM serta penyertaan MCK plus plus bagi keluarga yang tidak memiliki jamban pribadi

2. Pembangunan 1 unit IPLT di Kecamatan Nusa Penida.

3. Menambah jumlah truk tinja untuk meningkatkan cakupan layanan penyedotan lumpur tinja.

4. Menyediakan master paln air limbah skala Kabupaten klungkung.

5. Menyediakan Peraturan Daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah di tahun 2015

6. Pembangunan IPAL Komunal

Strategi Pengembangan Persampahan

1. Penyiapan anggaran pembebasan lahan melalui APBD

(34)

V-34 3. Pengadaan TPST 3R di 7 desa sampai dengan tahun 2017

4. Pengadaan 10 truk sampah sampai dengan tahun 2017 5. Pengadaan 15 unit depo sampai dengan tahun 2017

6. Menyediakan masterplan persampahan skala kabupaten Klungkung sampai dengan tahun 2017.

Strategi Pengembangan Drainase

1. Penyusunan study kelayakan, DED dan master plan drainase Kabupaten Klungkung sampai tahun 2017

2. Penggelontoran saluran drainase dan pengerukan sampah pada saluran drainase sampai dengan tahun 2017

3. Pembangunan saluran drainas di Kec. Klungkung, Dawan, Banjarangkan dan Nusa Penida sepanjang 35.7 km sampai dengan tahun 2017.

Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene

Penyuluhan terkait PHBS melalui media komunikasi dan langsung ke masyarakat

V.6. ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:

(35)

V-35 d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan

e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:

a. Visi Pembangunan;

b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan

d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.

V.7. ARAHAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN

INFRASTUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) KABUPATEN KLUNGKUNG

Dalam perumusan tujuan dan kebijakan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kabupaten Klungkung ini didasari oleh beberapa pertimbangan yang didapat dari beberapa dokumen-dokumen kebijakan Kabupaten Klungkung baik itu dokumen perencanaan pembangunan maupun dokumen penataan ruang dan potensi permasalahan wilayah.

Beberapa dasar pertimbangan yang digunakan untuk perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan adalah tujuan penataan ruang/visi dari beberapa dokumen kebijakan yang berisikan sebagai berikut :

A. Tujuan penataan ruang RTRW Kabupaten Klungkung yaitu "Terwujudnya WIlayah Klungkung yang Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan melalui pengembangan agribisnis dan pariwisata yang berwawasan lingkungan dalam pemanfaatan ruang dengan menerapkan aspek mitigasi bencana."

B. Visi dari RPIJM, RPJMD, dan SSK yaitu Mewujudkan Klungkung "Jagaditha Ya Ca Iti Dharma".

(36)

V-36 Selain itu dasar pertimbangan yang digunakan adalah potensi dan permasalahan yang tertulis dalam dokumen kebijakan. beberapa potensi dan permasalahan yang ada di Kabupaten Klungkung :

1. Salah satu daerah tujuan wisata di Bali sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat dari berbagai negara donor untuk berkunjung dan membantu pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sanitasi di Kabupaten Klungkung

2. Adanya faktor kekeringan dan juga keterbatasan sumber daya air

3. Kondisi pipa berkarat sehingga mempengaruhi pengaliran dalam pipa. Pipa yang relatif tua akan memerlukan pergantian dan perbaikan untuk menekan tingkat kebocoran air dalam SPAM.

4. Tidak semua wilayah memiliki saluran drainase.

5. Kondisi gorong-gorong sebagai pendukung dari sistem drainase makro, saat ini kondisinya memprihatinkan, dari sekian banyak jumlah gorong-gorong yang ada hampir sebagian besar mengalami masalah yang sama, yakni tersumbat akibat sampah atau endapan sedimen.

6. Perlunya Revitalisasi TPA atau pembangunan TPA baru yang lebih respresintatif.

7. Upaya 3 R belum optimal, dimana pemilahan sampah di tingkat Rumah Tangga belum digalakkan.

8. Minimnya sarana dan prasarana untuk menangani permasalahan limbah yang ada di Kabupaten Klungkung.

Tujuan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Klungkung adalah

" Mewujudkan kawasan permukiman dan infrastuktur perkotaan yang aman,

nyaman, terkendali, dan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan

menerapkan aspek mitigasi bencana."

(37)

V-37 pariwisata untuk tahun kedepannya yang lebih aman dan nyaman. Kata terkendali tersebut bermaksud segala pembangunan yang terkait dengan pengembangan permukiman dan infrastruktur yang ada di Kabupaten Klungkung dapat dikendalikan sesuai dengan peraturan yang berlaku, terutama Rencana Tata Ruang Wilayah. Kata berkelanjutan yang ada pada tujuan memiliki makna agar pembangunan di Kabupaten Klungkung tidah hanya untuk jangka pendek atau bersifat sesaat namun pengembangannya yang terpadu,terarah dan berwawasan lingkungan tetap berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Selain terkendali dan berkelanjutan juga menerapkan aspek mitigasi bencana karena sebagian besar wilayah Kabupaten Klungkung merupakan wilayah yang limitasi dari segi fisik wilayah dan merupakan wilayah yang rawan terkena bencana sehingga diperlukan arahan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang terdapat di Kabupaten Klungkung tetap menerapkan aspek mitigasi bencana.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dijabarkan beberapa Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Klungkung. Kebijakan ini memiliki kaitan terhadap arah pengembangan permukiman, potensi dan masalah, peluang dan tantangan pengembangan di wilayah perkotaan Kabupaten Klungkung. Kebijakan yang telah dirumuskan bersama pokjanis dan stakeholder tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penataan lingkungan permukiman untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni,aman, nyaman, sehat dan berwawasan lingkungan berbasis tata ruang

2. Perlindungan sumber air yang berkelanjutan

3. Peningkatan kapasitas produksi air minum untuk memaksimalkan pelayanan 4. Peningkatan pelayananan air minum khusus untuk daerah rawan air

5. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemanfaatan dan pelestarian air

6. Peningkatan pengelolaan sampah dari sumber dengan sistem 3R 7. Peningkatan kapasitas pelayanan persampahan

(38)

V-38 10.Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mewujudkan pengelolaan air limbah

yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

11.Peningkatan sistem drainase yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan 12.Pengendalian banjir pada kawasan permukiman

13.Penataan jalan lingkungan permukiman

Gambar

Tabel 5.4 Daerah Pelayanan SPAM Kabupaten Klungkung
Tabel 7.3 Proyeksi Kebutuhan Air Baku Pada SPAM Kabupaten Klungkung
Tabel 7.4 Tahapan Penambahan Kapasitas SPAM Kabupaten Klungkung

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh, di dunia nyata kita menggunakan peralatan yang sifatnya fisik seperti pensil, penggaris dan jangka, sedangkan dalam Geogebra kita dapat

Sesuai dengan subyek penelitian yang merupakan pendengar radio salah satu program dari RRI di Surabaya, kota Surabaya dipilih karena para pendengar tersebut berdomisili

“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif.. Imam Thalkah dan Ahmad

Pengeringan benih merupakan suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu benih dengan menggunakan energi panas, sehingga tingkat kadar

Karbon alami dan karbon aktif merupakan hasil pembakaran bahan seperti kayu, kulit, sabut kelapa, sekam padi, tempurung kelapa dan batu bara. Hanya yang membedakan adalah

Dengan diketahuinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal materi bangun ruang sisi datar kubus dan balok maka dalam melaksanakan kegiatan belajar

Pada penelitian ini terdapat dua peraturan perundangan yang dikhususkan untuk diteliti, yaitu PP 6/2007 jo PP 3/2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Rencana Induk Kewirausahaan Nasional adalah pedoman bagi pemerintah dan wirausaha dalam perencanaan dan pembangunan kewirausahaan nasional yang disusun untuk jangka waktu tertentu