• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kemampuan Pemahaman Membaca Siswa Melalui Metode Global Berbantuan Media Gambar dan Alat Peraga pada Siswa Kelas I SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Kemampuan Pemahaman Membaca Siswa Melalui Metode Global Berbantuan Media Gambar dan Alat Peraga pada Siswa Kelas I SD"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Membaca adalah komponen terpenting dalam proses pembelajaran. Dengan membaca banyak hal dapat diketahui dan dipahami. Membaca permulaan di kelas I bertujuan agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.” menurut Depdikbud (1994/1995:4). Sejalan dengan tujuan tersebut, membaca permulaan diberikan kepada anak di kelas I sebagai dasar untuk pelajaran selanjutnya (Ritawati, 1996:43). Dengan kemampuan pemahaman membaca permulaan akan dapat memudahkan siswa untuk menerima pembelajaran selanjutnya. Sahari (1994:11) mengemukakan, “Membaca adalah kegiatan dalam menerapkan dalam kemampuan berbahasa (linguistik) dengan melibatkan faktor biologis dan psikis yang di pengaruhi oleh lingkungan dengan huruf, suku kata, kata dan kalimat sebagai objek bacaan sebagai tingkatan awal dalam belajar membaca pembelajaran membaca di kelas 1merupakan pelajaran membaca tahap awal.” Anak telah mulai belajar bahasa sejak dia kecil ketika orangtua mengajak mereka berbicara sebenarnya mereka telah belajar bahasa. Dasar dari membaca dimulai dengan membaca untuk pemahaman oleh cerita lisan yang didengar melalui pengalaman seorang anak dalam pengetahuan bahasanya. Jadi pada dasarnya anak telah mulai belajar membaca ketika dia kecil dari pengalaman-pengalaman berinteraksi dengan lingkungan dan orangtuanya yang telah dia lalui kemudian mereka memulai memahaminya.

(2)

sekolah dasar (SD) masih dalam masa peralihan, mereka belajar menggunakan benda nyata. Didukung oleh Herni Novri Yanthi (2017), “Anak usia 5-6 tahun sedang berada dalam tahap perkembangan kognitif fase praoperational.” Mereka belajar dengan melihat dan menyentuh benda-benda yang nyata dan ada di sekitar mereka. Dalam pembelajaran yang secara langsung diarahkan pada proses yang abstrak atau siswa diharapkan untuk dapat belajar membayangkan sesuatu dalam proses pembelajaran itu akan sulit dilakukan dan sulit pula untuk dicapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan pada awalnya. Mereka juga masih belajar dengan bermain dan belum bisa untuk mengembangan sesuatu yang dipelajarinya. Faktanya dalam pembelajaran membaca selama ini yang disuguhkan hanya tulisan tanpa adanya gambar atau alat peraga yang digunakan. Ketika membaca anak merasa kurang tertarik yang berujung pada anak kesulitan dalam membaca dan memahami apa yang dia baca karena mereka kurang memahami maknanya didukung oleh Lawrence E. Hafner and Hayden B. Jolly (1972) yang berfikir bahwa, “reading is a matter of getting a meaning”. Sangatlah diperlukan media dalam pembelajaran agar pembelajaran terasa menarik apalagi untuk anak usia kelas I SD. Disamping untuk menarik perhatian mereka untuk belajar membaca hal itu digunakan juga untuk dapat membantu mereka memaknai atau memahami apa yang mereka baca agar mereka dapat mengerti dan mengartikan apa yang mereka baca.

Penguasaan membaca siswa dalam kelas biasanya dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam kesehariannya di kelas. Pada saat proses belajar mengajar yang dilakukan dalam sehari-hari di kelas I SDN Tegalrejo menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman membaca masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat oleh peneliti dari proses pembelajaran dalam kelas yang dilakukan menunjukkan bahwa siswa terkadang lebih senang bermain sendiri, beberapa dari mereka ada yang mengobrol dengan temannya, bahkan sering tidak memperhatikan instruksi guru sehingga yang terjadi ketika mereka

(3)

mengeja huruf demi huruf yang diajarkan atau digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat dilihat jelas dalam uraian tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Kemampuan Membaca Siswa Kelas I SDN Tegalrejo

No. Kemampuan membaca Jumlah Siswa Presentase 1 Siswa dapat membaca lancar 4 16,67% 2. Siswa membaca dengan mengeja cepat 9 33,33% 3. Siswa membaca dengan mengeja lambat 6 20,83%

4. Siswa membaca mengeja lambat dengan

bantuan guru 8 29,16%

Rendahnya kemampuan pemahaman membaca siswa kelas I SDN Tegalrejo ini dari observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di karenakan oleh beberapa hal yaitu, dalam proses pembelajaran kurang memanfaatkan media untuk lebih mengefektifkan pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian banyaknya siswa dalam kelas menyebabkan kurangnya waktu pembelajaran untuk memantau dan memastikan setiap siswa memahami bacaan dengan tepat serta sulitnya memastikan setiap siswa memperhatikan serta mendengarkan penjelasan dari guru. Disamping itu, dari sekian banyak siswa yang ada, telah mampu menggunakan alat komunikasi dan teknologi yang lebih menarik siswa untuk bermain game online dari pada belajar terlebih kurangnya pengawasan untuk siswa belajar ketika dirumah.

(4)

sehingga efektif dalam pembelajarannya. Selain langkah di dalam kelas tersebut, guru juga dapat bekerja sama dengan orang tua siswa untuk membantu dan memotivasi siswa dalam belajar membaca di rumah. Kemudian memberikan waktu maksimal untuk siswa dapat bermain game online dan internet saat di rumah. Atau siswa dapat diarahkan untuk bermain game “ayo belajar membaca” untuk membantunya dalam belajar membaca dan melatih pemahaman membacanya bekerja sama dengan orang tua untuk membatu dalam pengawasannya.

Untuk dapat lebih memotivasi siswa dan membantu, pembelajaran agar lebih efektif dan menarik, penulis bersama bantuan guru kelas merumuskan pembelajaran. Dalam model Menulis dan Membaca Permulaan (MMP) terdapat beberapa metode pembelajaran membaca diantaranya metode eja, metode ceramah, metode Structural Analisis Sintesis (SAS), metode global, metode tanya jawab dan lainnya. Dari sekian banyak metode yang ada dalam model MMP penulis dan guru kelas merumuskan pembelajaran dengan metode global. Menurut Purwanto (1997:32), “Metode global adalah metode yang melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan.” Penemu metode ini ialah seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia yang bernama Decroly. Dalam proses operasionalnya metode global ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut mulanya guru dapat menampilkan gambar dengan kalimat utuh lalu dibawah gambar dapat dituliskan kalimat utuh kemudian kalimat utuh diuraikan menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf. Hal tersebut dilakukan secara berulang.

(5)

bermain bola” diuraikan menjadi “/Budi/bermain/bola/”. Setelah diuraikan menjadi kata diuraikan lagi menjadi suku kata, misalnya dari kata “/Budi/bermain/bola/” menjadi “/ Bu-di/ber-ma-in/bo-la/”. Kemudian langkah terakhir adalah menguraikan suku kata menjadi huruf, misalnya dari kata “/Budi/ber-ma-in/bo-la/” menjadi “/B-u-d-i/b-e-r-m-a-i-n/b-o-l-a/”. Dalam menguraikan kalimat hingga menjadi huruf tersebut guru mengarahkan siswa untuk membacanya berulang-ulang. Setelah itu guru dapat mengarahkan siswa untuk membaca kalimat tanpa melihat gambar atau alat peraga. Penulis berfikir bahwa metode global ini akan sangat membantu apalagi dengan alat peraga dan gambar yang digunakan akan lebih efektif untuk belajar.

Dengan identifikasi permasalahan yang dilakukan oleh penulis tersebut maka perlu diadakannya Penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Pemahaman Membaca Siswa Melalui Metode Global Berbantuan Media Gambar dan Alat Peraga Pada Siswa Kelas 1 SDN Tegalrejo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.” Usaha tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan mengeja huruf dan kata pada kalimat sederhana untuk siswa kelas I. Dengan demikian diharapkan dengan penggunaan gambar dan alat peraga dapat membantu siswa untuk memudahkan dalam proses meningkatkan kemampuan membacanya.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan di SDN Tegalrejo, beberapa temuan yang menunjukkan permasalahan yaitu:

a. Kurangnya media atau peraga pembelajan yang digunakan untuk keefektifan belajar di kelas.

b. Kapasitas siswa yang melebihi sehingga sulit di krontrol. c. Keterbatasan waktu pembelajaran dalam kelas.

(6)

1.3 Cara Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil observasi permasalahan diatas, solusi dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan metode global berbantuan media gambar dan alat peraga untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca siswa. Melalui penggunaan metode global berbantuan media gambar dan alat peraga ini, akan membantu siswa untuk lebih mudah dalam belajar membaca dan meningkatkan kemampuan pemahaman membaca siswa.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah penulis tuliskan dan agar penelitian yang dilakukan terarah, terencana, dan terfokus pada masalah yang esensial, serta untuk mempermudah dalam proses penelitian sehingga memberikan gambaran yang akurat mengenai masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yang dituangkan kedalam pertanyaan sebagai berikut:

a. “Apakah metode global berbantuan media gambar dan alat peraga pada siswa kelas I SDN Tegalrejo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman membaca?”

b. "Bagaimana menggunakan metode global berbantuan media gambar dan alat peraga pada siswa kelas I SDN Tegalrejo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman membaca?"

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk : a. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah menggunakan metode global

berbantuan media gambar dan alat peraga yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman membaca pada siswa kelas I SDN Tegalrejo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.

(7)

alat peraga pada siswa kelas I SDN Tegalrejo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bahan kajian dalam penerapan metode global di SD Tegalrejo untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca siswa.

b. Manfaat Praktis

a) Manfaat bagi siswa

1) Meningkatkan kemampuan mengeja huruf dan kata dalam kalimat sederhana.

2) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan rasional dalam masalah sehari-hari.

3) Menanamkan pentingnya membaca dalam proses belajar dan kehidupan sehari-hari.

b) Manfaat bagi guru

1) Meningkatkan kreatifitas dan ketrampilan guru dalam menciptakan media pembelajaran serta menggunakannya.

2) Meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. 3) Meningkatkan profesional dan percaya diri guru. c) Manfaat bagi kepala sekolah

Memotivasi pada guru di sekolah untuk menerapkan pembelajaran yang lebih menarik dan memotivasi siswa.

d) Manfaat bagi sekolah

1) Perbaikan hasil belajar siswa dan memaksimalkan ketercapaian pendidikan sekolah.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah.

Gambar

Tabel 1.1 Kemampuan Membaca Siswa Kelas I SDN Tegalrejo
gambar dan alat peraga untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca

Referensi

Dokumen terkait

Panduan ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi kalangan yang berminat untuk mereplikasi model pengembangan telecenter yang terpadu dengan program infomobilisasi dalam

Setiap insiden yang mengakibatkan risiko di unit filing selalu dilaporkan oleh kordinator unit iling dengan mengisi lembar insiden internal dan menulis kronologisnya

Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosidin.14 Pesaing atau pemberi layanan kebidanan lain merupakan variabel yang paling

Pembelajaran yang dilakukan sebagai proses atau bagian dari program pembangunan atau pengembangan masyarakat, biasanya diikuti oleh peserta orang dewasa sehingga pendidikan

Oleh sebab itu perlu adanya penelitian untuk menentukan metode pengeringan lain yang dapat menghasilkan kualitas serupa dengan hasil freeze drying namun lebih

Berdasarkan jurnal yang menjadi acuan dari penelitian ini yaitu dari Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai (2012) dikatakan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang

Dengan adanya Tempat Pelelangan Ikan di Pantai depok telah menjadikan pergeseran pola penjualan ikan yang bersifat tradisional atau pasar krumunan yang dijual

Model spasial arahan penggunaan lahan melalui evaluasi lahan hutan yang rawan longsor di lahan milik masyarakat, kemudian model semantik peran pengguna lahan di tingkat