i
KECERNAAN NUTRIEN DAN ENERGI METABOLIS SEMU PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DISUPLEMENTASI BETAIN
DALAM RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS YANG BERBEDA
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Program Studi Peternakan
Oleh:
ERNI RETNO PALUPI H 0513053
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul
KECERNAAN NUTRIEN DAN ENERGI METABOLIS SEMU PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DISUPLEMENTASI BETAIN
DALAM RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS YANG BERBEDA
Disusun oleh : ERNI RETNO PALUPI
H0513053
Disetujui pada tanggal : 18 April 2017
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Rysca Indreswari, S.Pt., M.Si. Aqni Hanifa, S.Pt., M.Si. NIP. 19830706 200812 2 001 NIP. 19811220 200604 2 001
iii
KECERNAAN NUTRIEN DAN ENERGI METABOLIS SEMU PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DISUPLEMENTASI BETAIN
DALAM RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS YANG BERBEDA
yang dipersiapkan dan disusun oleh: ERNI RETNO PALUPI
H0513053
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal: 12 Mei 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Ketua
Rysca Indreswari, S.Pt., M.Si. NIP. 19830706 200812 2 001
Anggota I
Aqni Hanifa, S.Pt., M.Si. NIP. 19811220 200604 2 001
Anggota II
Wara Pratitis Sabar S, S.Pt.,M.P. NIP. 19730422 200003 2 001
Surakarta, Juni 2017 Mengetahui
Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian
Dekan
Prof. Dr. Ir. H. Bambang Pujiasmanto, M.S. NIP. 19560225 198601 1 001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: “Kecernaan Nutrien dan Energi Metabolis Semu Puyuh (Coturnix coturnix japonica) yang Disuplementasi Betain dalam Ransum dengan Kandungan Energi Metabolis yang Berbeda”.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Kepala Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Rysca Indreswari, S.Pt., M.Si. selaku pembimbing utama dan ketua penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
4. Aqni Hanifa, S.Pt., M.Si. selaku pembimbing pendamping dan anggota penguji I yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
5. Wara Pratitis Sabar S, S.Pt., M.P. selaku anggota penguji II yang telah memberikan masukan untuk skripsi ini.
6. Dr.sc.agr. Adi Ratriyanto, S.Pt., M.P. yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam keberjalanan penelitian dan skripsi ini.
7. Ir. Lutojo, M.P. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama menempuh pendidikan di Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
8. Bapak, Ibu dosen dan staf Program Studi Peternakan atas pengajaran dan bimbingannya.
9. Keluarga tercinta, Bapak Ari Edi, Ibu Wartini dan Adik Azmi, terima kasih atas segala doa, dukungan, kasih sayang, bantuan, nasehat, semangat, pengorbanan dan semua yang telah diberikan kepada penulis.
10. Teman-teman Tim Penelitian Metil dan TLP Ade Afrina Arifin, Umi Maesaroh, Tri Mardani, Tri Sutrisno, Viko Azi Cahya, Murtini, Raditio Tri
v
Hutomo, Alfian Argha dan Tristianto N yang selalu membantu, mendukung dan memberikan semangat selama penelitian dan proses penyusunan skripsi. 11. Teman-teman Pemburu S.Pt Elisa Puspita Sari, Eliza Novianty, Indah
Listyaningrum, Gandhi Abdillah, Imam Tubagus S, Dian Prabowo dan Hutama Puranto A yang telah memberikan semangat dan doa.
12. Tim Magang BET Cipelang dan KKN Sindukarto yang telah memberikan semangat dan do’a.
13. Teman-temanku angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat, bantuan dan do’a.
14. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak.
Surakarta, Juni 2017
vi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x RINGKASAN ... xi SUMMARY ... xiii I. PENDAHULUAN ... 01 A. Latar Belakang ... 01 B. Rumusan Masalah ... 03 C. Tujuan Penelitian ... 03 II. TINJAUAN PUSTAKA ... 05 A. Puyuh ... 05 B. Ransum Puyuh ... 06 C. Betain ... 07 D. Kecernaan Nutrien ... 10
E. Energi Metabolis Semu ... 011 HIPOTESIS ... 14
III. MATERI DAN METODE ... 15
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 15
B. Alat dan Bahan Penelitian ... 15
1. Ternak ... 15
2. Ransum ... 15
3. Vaksin ... 15
4. Vitamin ... 16
vii 6. Peralatan ... 16 C. Desain Penelitian ... 17 D. Metode Penelitian ... 18 1. Persiapan Kandang ... 18 2. Persiapan Puyuh ... 18 3. Penentuan Kandang ... 18
4. Penyusunan Ransum Perlakuan ... 18
5. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 19
6. Peubah Penelitian ... 20
E. Analisis Data ... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
A. Kecernaan Protein Kasar (KcPK) ... 22
B. Kecernaan Lemak Kasar (KcLK) ... 23
C. Kecernaan Bahan Organik (KcBO) ... 25
D. Energi Metabolis Semu (EMS) ... 26
V. SIMPULAN ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 29
viii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Kebutuhan nutrien puyuh petelur fase starter, grower dan layer ... 06 2. Kandungan nutrien bahan pakan penyusun ransum perlakuan ... 16 3. Susunan dan kandungan nutrien ransum perlakuan ... 16
4. Kecernaan nutrien dan EMS puyuh yang disuplementasi betain
ix
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman 1. Rumus struktur asam amino betain ... 8 2. Diagram siklus metionin pada proses transmetilasi, remetilasi
dan transsulfurasi ... 9 3. Pembagian energi pada unggas ... 12 4. Grafik interaksi antara kandungan EM dan suplementasi betain ... 24
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Hasil analisis variansi KcPK ... 34
2. Hasil analisis variansi dan uji DMRT KcLK ... 35
3. Hasil analisis variansi dan uji DMRT KcBO ... 37
4. Hasil analisis variansi dan uji DMRT EMS ... 38
xi
KECERNAAN NUTRIEN DAN ENERGI METABOLIS SEMU PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DISUPLEMENTASI BETAIN DALAM RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS
YANG BERBEDA
ERNI RETNO PALUPI H0513053
RINGKASAN
Energi memegang peranan penting dalam ransum unggas, karena energi dapat memengaruhi kebutuhan nutrien lain. Kandungan energi metabolis (EM) dalam ransum dapat memengaruhi absorpsi nutrien. Kandungan EM yang tinggi akan menurunkan konsumsi ransum sehingga akan menyebabkan defisiensi nutrien, namun kandungan EM yang tidak mencukupi belum tentu akan meningkatkan konsumsi dan absorpsi sehingga mengakibatkan inefisiensi. Peningkatan efisiensi nutrien dapat dilakukan dengan pengaturan kandungan EM dalam ransum dan suplementasi bahan aditif yang berperan dalam metabolisme energi dan protein, misalnya betain. Betain adalah salah satu aditif sebagai donor metil (CH3) yang berperan pada metabolisme energi dan protein. Betain juga mampu mengoptimalkan penggunaan nutrien dalam ransum tanpa suplai nutrien secara langsung sehingga dapat meningkatkan efisiensi pakan. Penelitian bertujuan mengkaji interaksi antara kandungan EM dengan suplementasi betain serta pengaruh kandungan EM dan suplementasi betain dalam ransum terhadap kecernaan nutrien dan energi metabolis semu (EMS) puyuh.
Penelitian ini dilaksanakan di kandang percobaan Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar pada bulan April sampai dengan Juni 2016. Analisis bahan pakan dilakukan di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
xii
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica) yang berumur 25 hari sebanyak 340 ekor puyuh dengan bobot badan awal rata-rata 77,69 ± 4,42 g. Pengujian kecernaan in vivo dilakukan setelah pemberian ransum perlakuan selama 2 × 28 hari dengan menggunakan menggunakan 80 ekor puyuh dengan bobot badan rata-rata 177,76 ± 15,50 g. Ransum perlakuan disusun dengan kandungan EM sebesar 2.700 kcal/kg dan 2.900 kcal/kg dengan protein 18% terdiri atas jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak kelapa, DL-metionin, dikalsium
fosfat, limestone, premiks dan NaCl. Ransum perlakuan diberikan selama 2 periode (2 × 28). Desain penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 × 2. Faktor pertama yaitu kandungan EM sebesar 2.700 dan 2.900 kcal/kg. Faktor kedua yaitu suplementasi betain sebesar 0,00 dan 0,12%. Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima kali. Setiap ulangan terdiri dari 4 ekor puyuh petelur.
Hasil analisis variansi menunjukkan interaksi antara kandungan EM dan suplementasi betain. Puyuh yang diberi ransum dengan kandungan EM 2.700 kcal/kg disuplementasi betain sebesar 0,12% dan 2.900 kcal/kg tanpa atau disuplementasi betain menghasilkan kecernaan lemak kasar (KcLK) yang lebih tinggi daripada puyuh yang diberi ransum dengan kandungan EM 2.700 kcal/kg tanpa suplementasi. Puyuh yang diberi ransum dengan kandungan EM 2.900 kcal/kg menghasilkan KcLK, kecernaan bahan organik (KcBO) dan EMS lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan EM 2.700 kcal/kg. Puyuh yang diberi suplementasi betain sebesar 0,12% menghasilkan KcLK lebih tinggi. Simpulan penelitian ini adalah ransum dengan kandungan EM sebesar 2.700 kcal/kg dengan suplementasi betain 0,12% menghasilkan KcLK yang sama dengan kandungan EM sebesar 2.900 kcal/kg bauk ang disuplementasi betainatau tidak. kandungan EM sebesar 2.900 kcal/kg meningkatkan kecernaan nutrien dan EMS. Suplementasi betain sebesar 0,12% meningkatkan KcLK.
Kata kunci: puyuh, energi metabolis, betain, kecernaan nutrien, energi metabolis semu
xiii
xiii
NUTRIEN DIGESTIBILITY AND APPARENT METABOLIZABLE ENERGY IN QUAILS (Coturnix coturnix japonica) FED DIET
SUPPLEMENTED WITH BETAINE IN DIFFERENT METABOLIZABLE ENERGY LEVEL
ERNI RETNO PALUPI H0513053
SUMMARY
Energy plays an important role in poultry nutrition, because energy can affect the requiement of other nutrients. The kandungan of metabolizable energy (ME) in the diet can affect the absorption of nutrients. The high ME will decrease feed intake and may cause other nutrient deficiency, but the insufficient of ME may be not necessarily increase the feed intake and absorption, resulting in an inefficiency. The efficiency of nutrient utilization can be optimized by adjusting the ME in the diet and supplementation of additive as methyl group donor, for example betaine, which plays a role in energy and protein metabolisms. Therefore, the objective of this study was to determine the interaction between ME level and betaine supplementation, effect of ME and betaine supplementation in the diet on nutrient digestibility and apparent metabolizable energy (AME) in quails.
This study was conducted in the Experimental Farm of the Department of Animal Science, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University located in Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar from April to June 2016. The proximate analysis of feed ingredients was conducted in the Laboratory Animal Feed Science, Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
The study used 340 laying quails (Coturnix coturnix japonica) aged 25 days with average initial body weight of 77.69 ± 4.42 g. The measurement of nutrient digestibility in vivo was performed after 2 × 28 days feeding treatment
xiv
using 80 quails with average body weight of 177.76 ± 15.50 g. The dietary treatments contained 2.700 and 2.900 kcal/kg ME and 18% crude protein. The diets was composed of corn, rice bran, soybean meal, fish meal, coconut oil, DL-methionine, dicalcium phosphate, limestone, premix and NaCl. The sudy was designed to a completely randomized design of factorial 2 × 2 with 5 replicates. The first factor was the ME kandungan (2.700 kcal/kg and 2.900 kcal/kg). The second factor was betaine supplementation consisted of 0.00 and 0.12%.
The result of analysis of variance showed that there was an interaction between ME level and betaine supplementation on extract ether (EE) digestibility. The quails fed diet containing 2.700 kcal/kg ME supplemented with 0.12% betaine as well as diet containing 2.900 kcal/kg ME without or with betaine supplementation had a higher EE digestibility than the quails fed diet containing 2.700 kcal/kg ME without betaine supplementation. The quails fed diet containing 2.900 kcal/kg ME increased EE and organic matter (OM) digestibilities and apparent metabolizable energy (AME). Supplementation of 0,12% betaine increased EE digestibility. The conclusions of this study was diet containing 2.700 kcal/kg ME supplemented with 0.12% betaine has EE digestibility as well as diet containing 2.900 kcal/kg ME without or with betaine supplementation. The diet containing 2.900 kcal/kg ME increased nutrient digestibility and AME, while supplementation of 0.12% betaine increased EE digestibility.
Keyword: quail, metabolizable energy, betaine, nutrient digestibility, apparent metabolizable energy